• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI BISNIS DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 (Studi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMUNIKASI BISNIS DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015 (Studi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya)."

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI BISNIS DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI

ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

(Studi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Zahirotul Maghfiroh NIM.B06211082

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(2)

KOMUNIKASI BISNIS DALAM PERSIAPAN MENGHADAPI

ECONOMIC COMMUNITY (AEC) 2015

(Studi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Zahirotul Maghfiroh NIM.B06211082

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Zahirotul Maghfiroh, B06211082, 2015. Komunikasi bisnis Dalam Persiapan Menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 studi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya. Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Komunikasi Bisnis, Dalam Persiapan ASEAN Economic Community (AEC) 2015

Ada satu persoalan yang hendak dikaji dengan dua fokus penelitian dalam penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana upaya Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015 (2). Bagaimana proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi Asean Economic Community (AEC) 2015.

Untuk mengungkap persoalan tersebut secara menyeluruh dan mendalam, dalam penelitian ini digunakanlah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi yang berguna untuk memberikan fakta dan data mengenai komunikasi yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015, kemudian data tersebut dianalisis dengan teori penstrukturan adaptif Giddens dan Teori komunikasi S-M-C-R Berlo.

Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa (1) upaya yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya untuk persiapan menghadapi AEC 2015 menggunakan strategi perencanaa yang melalui tahap perencanaan pesan bisnis yang mengacu pada Peraturan Pemerintah yakni melalui Rencana kerja dan rencana strategis. Pelaksanaan perencanaan melalui program dan kegiatan pelatihan Training for Trainer untuk pendamping, sosialisasi, seminar, pameran, branding product serta motivasi kepada pelaku usaha untuk peningkatan SDM. Danpemberian intervensi alat-alat pendukung produksi maupun penghargaan untuk pelaku usaha. Dan tahap evaluasi kegiatan dan program yang sudah terlaksana.

Proses komunikasi bisnis untuk persiapan yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam menghadapi AEC 2015 melalui komunikasi downward dari pemerintah tertinggi ke lembaga pelasana Disperdagin Surabaya. Ditemukan proses komunikasi bisnis yang menggunakan model komunikasi komunikasi linier dan model komunikasi sirkuler.

(7)

DAFTAR ISI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR BAGAN ... xi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu ... 7

F. Definisi Konsep... 9

G. Kerangka Penelitian ... 13

H. Metode Penelitian ... 16

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 17

2. Subjek, Objek dan Lokasi ... 17

3. Jenis dan Sumber Data ... 20

(8)

5. Teknik Pengumpulan Data ...24

6. Teknik Analisis Data...26

I. Sistematika Pembahasan...29

BAB II : KAJIAN TEORETIS A. Kajian Pustaka ... 31

1. Komunikasi Bisnis dan Perekonomian Masyarakat Indonesia ... 31

2. Perencanaan Pesan Bisnis Sebagai Proses Komunikasi Bisnis ... 36

3. Peluang dan Tantangan Bisnis Indonesia ... 42

4. Strategi Pemerintah dalam menghadapi AEC 2015 ... 47

B. Kajian Teori 1. Teori Penstrukturan Adaptif Giddens ... 52

2. Teori Komunikasi S-M C-R ... 54

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Profil Data ... 55

1. Profil Umum Kota Surabaya ... 55

2. Profil Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya ... 57

3. Profil Kampung Binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota 66

4. Profil Informan ... 67

B. Deskripsi Data Penelitian ... 71

(9)

a) Program dan kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota

Surabaya sebagai bentuk strategi tahun 2015 ...74

b) Pelaksanaan dan Evaluasi Kegiatan Komunikasi Bisnis oleh Disperdagin Kota Surabaya dengan Pelaku Usaha ...77

2. Proses Komunikasi Disperdagin Kota Surabaya ... 81

a) Komunikasi Secara Langsung ...81

b) Komunikasi Bermedia ...82

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Temuan Hasil penelitian ... 85

1. Upaya komunikasi Bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya ...85

a) Pelatihan Entrepreneurship dan Pembukuan Demi Kemajuan Pelaku Usaha Kampung Binaan ...85

b) Pahlawan Ekonomi dan Intervensi Disperdagin Surabaya untuk Memotivasi Pelaku Bisnis Surabaya ...87

2. Komunikasi Downward (dari atas ke bawah) Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya...90

a) Komunikasi (Downward) Pada Perencanaan Strategi Dinas ...90

b) Komunikasi Downward (kebawah) penyampaian pesan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya ...93

3. Komunikasi Sejajar Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015 ...94

(10)

b) Komunikasi Informatif dan Edukatif (KIE) antara Disperdagin Kota Surabaya dengan pelaku usaha ...95 c) Komunikasi dialog interaktif Dinas Perdagangan dan Perindustrian

Kota Surabaya dengan pelaku usaha ...97 4. Komunikasi Upward (keatas) pelaku usaha dengan Dinas Perdagangan dan

Perindustrian Kota Surabaya untuk Persiapan menghadapi AEC

2015... 98 B. Konfirmasi Temuan dengan Teori ... 101

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ...110 B. Rekomendasi ...113

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia sebagai sebuah negara besar (dari segi wilayah dan penduduknya) memiliki peranan penting dalam ASEAN, mulai dari era pembentukan ASEAN hingga saat ini. Dalam bidang perekonomian internasional Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki fasilitas perdagangan yang buruk jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Hal ini merupakan sebuah kerugian bagi Indonesia dalam kelancaran perdagangan internasionalnya, dan merupakan salah satu faktor yang dapat menghambat perekonomian nasional. 1

Namun kondisi ekonomi indonesia saat ini optimis pertumbuhan ekonomi yang meningkat dengan pertumbuhan dan pendapatan nasional yang semakin meningkat serta adanya dampak globalisasi yang postif. Salah satu pertumbuhan ekonomi itu dapat dilihat dengan permintaan domestik masih akan menjadi penopang utama kinerja perekonomian. Selain itu, ekspor dan impor, serta investasi.

Dalam rangka menjaga stabilitas politik dan keamanan regional ASEAN, meningkatkan daya saing kawasan secara keseluruhan di pasar dunia, dan mendorong pertumbuhan ekonomi, mengurangi kemiskinan serta meningkatkan standar hidup penduduk Negara ASEAN, sepakat untuk segera mewujudkan integrasi ekonomi yang lebih nyata dan meaningful yaitu

1

(12)

2

ASEAN Economic Community (AEC). ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan berbasis produksi tunggal dimana terjadi arus barang, jasa, investasi, dan tenaga terampil bebas, serta arus modal yang lebih bebas diantara Negara ASEAN. Dengan ini maka akan terbuka pula peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya di kawasan ASEAN.2

AEC merupakan bagian dari komunikasi bisnis lintas budaya, karena terdapat kegiatan komunikasi bisnis antara beberapa Negara anggota ASEAN dengan latar belakang sosial, budaya, nilai, kepercayaan yang berbeda dalam bentuk pasar tunggal. Dengan melihat perkembangan tren usaha multinasional yang masuk ke wilayah suatu negara, komunikasi bisnis lintas budaya menjadi sangat penting artinya bagi terjalinnya harmonisasi bisnis diantara pelaku bisnis di kawasan ASEAN. Diperlukan adanya pemahaman bersama antara dua orang atau lebih dalam melakukan komunikasi lintas budaya baik melalui tulisan (termasuk komunikasi via internet) maupun lisan (tatap muka).3

Menyadari kondisi tersebut Indonesia sadar akan adanya peluang dan tantangan yang akan dihadapi dalam persaingan pasar bebas ASEAN. Pemerintah perlu menyusun perencanaan/ strategi bisnis, mengidentifikasi hambatan dalam komunikasi bisnis lintas budaya, meningkatkan keterampilan komunikasi bisnis masyarakat/ pelaku bisnis di Indonesia untuk tetap bisa bertahan dalam dunia bisnis dan menjadi pemenang dalam persaingan pasar tunggal.

Surabaya menjadi salah satu Kota industri terbesar di Jawa Timur. Untuk tetap bisa bertahan di dunia bisnis masyarakat Kota Surabaya harus

2

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community

2015, 2009, hlm.9 dalam ditjenkpi.depdag.go.id, diakses pada 26 Oktober 2014

3

(13)

3

meningkatkan daya saing (competitiveness) sumber daya manusia dan industri serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) sesuai dengan tuntutan global untuk menyelaraskan pertumbuhan perdagangan salah satunya dengan peningkatan kerjasama program ASEAN single window untuk meningkatkan nilai perdagangan dan meningkatkan perekonomian nasional.4

Komunikasi bisnis yang terjadi tidak hanya antara para pelaku bisnis regional saja namun antar negara sehingga masyarakat Indonesia perlu mengembangkan keterampilan komunikasi bisnis. Bagaimana memahami produk atau jasa yang dikonsumsi maupun diminati saat ini sesuai dengan perkembangan zaman. Sehingga ini merupakan tugas bagi pemerintah Kota Surabaya terutama di bidang perindustrian dan perdagangan bagaimana melakukan upaya baik dengan merencanakan strategi maupun kebijakan yang akan diambil.

Dalam lingkungan bisnis sendiri terdapat berbagai sarana komunikasi perdagangan yang dapat dipergunakan para pelaku usaha dalam memasarkan produk ke pasar local maupun internasional, membangun kepercayaan (trust building) konsumen, maupun membentuk integrated marketing communications sebagai cara yang paling efektif dalam mengkomunikasikan pesan-pesan terutama kepada pelanggan, shareholders, karyawan dan staf perusahaan, serta target publik lainnya. Serta bagi pemerintah sebagai pengawas agar persaingan bisnis global berjalan sehat dan tidak mematikan usaha lokal mengingat perdagangan dan industri akan memasuki wilayah Asia, dan sebagai sarana penyampai pesan atau informasi yang ikut membantu

4

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, dalam

(14)

4

dalam pengembangan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta memberikan kemudahan-kemudahan yang diperlukan oleh dunia usaha.

Pemerintah Indonesia melakukan beberapa upaya atau inisiatif, salah satunya dengan mengkampanyekan, melakukan publishing atau menyebarkan informasi terkait akan adanya pasar bebas ASEAN 2015 dan sosialisasi dari pihak pemerintah melalui perangkat Negara baik itu instansi atau lembaga pemerintahan kepada masyarakat agar melakukan persiapan untuk menghadapi AEC 2015.

Pemerintah Kota Surabaya sendiri menggelar diseminasi dengan instansi yang terkait dan menghimbau semua instansi/lembaga salah satunya Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya untuk mempersiapkan dan memperkuat kebijakan dan langkah-langkah dalam menghadapi era pasar bebas ASEAN,5 demi kemajuan perekonomian masyarakat yang juga diharapkan menjadi Rencana Strategis Dinas (RSD) baik jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang. Tidak hanya bagi perusahaan besar yang terdaftar, industri kecil menengah yang berada dalam binaan Disperdagin tapi juga Usaha Kecil Mikro (UKM) lainnya.

Komunikasi bisnis dapat membantu sebuah perusahaan/organisasi untuk menjalankan kordinasi tugas maupun informasi kepada karyawan baik itu vertikal maupun horizontal serta dari perusahaan/organisasi ke pihak luar melalui saluran formal dan informal. Sehingga komunikasi juga menjadi perhatian penting pada sebuah instansi pemerintahan dalam menerapkan komunikasi bisnis. Karena komunikasi dalam aktivitas bisnis berguna dalam

5

(15)

5

penyampaian informasi yang terkait dengan tujuan dari suatu perusahaan atau organisasi.6

Atas ketertarikan tersebut, peneliti ingin melihat sejauh mana persiapan yang ditempuh pemerintah Indonesia dalam menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015 khususnya Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya.

Penelitian ini akan dilakukan dengan pertama-tama menjelaskan peran, fungsi dan tugas Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya. Memaparkan rencana strategi dinas yang sudah disusun dalam persiapan mengahadapi AEC 2015 yakni meliputi kegiatan pemberdayaan masayarakat, media komunikasi sebagai sarana sosialisasi dan informasi bagi masyarakat atau pelaku usaha, program jangka pendek dan jangka menengah atau implementasi kebijakan sebagai tugas dan fungsi pembangunan perdagangan dan perindustrian Kota Surabaya.

B. Fokus Penelitian

Berpijak pada uraian diatas maka dapat dibuat rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian dalam pembahasan penelitian ini yakni :

1. Bagaimana upaya yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya sebagai langkah untuk menghadapi pasar bebas ASEAN 2015?

6

(16)

6

2. Bagaimana proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya untuk persiapan menghadapi pasar bebas ASEAN 2015?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah dipaparkan maka yang menjadi tujuan penelitian adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengidentifikasi upaya yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan

dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya sebagai langkah persiapan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

2. Untuk mendeskripsikan proses komunikasi bisnis Dinas Perdagangan

dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi ASEAN Economic Community (AEC) 2015.

D. Manfaat Penelitian

Sedangkan dari manfaat penelitian ini adalah : 1. Secara teoritis :

(17)

7

2. Secara praktis :

a. Bagi instansi/pembaca; Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan mengenai penerapan komunikasi bisnis bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya dan masyarakat atau pelaku usaha dalam merencanakan strategi dan kebijakan sehingga dapat dijadikan kajian renungan, motivasi dan evaluasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam menghadapi AEC 2015 nanti.

b. Bagi peneliti; Penelitian ini dapat memperluas pengetahuan serta memberikan pembelajaran secara langsung tentang menerapkan strategi dan bentuk komunikasi bisnis serta bahan evaluasi pada sebuah instansi dan masyarakat agar bisa siap ketika menghadapi persaingan bisnis.

c. Bagi kalangan akademisi; Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi, masukan dan menambah wacana keilmuan komunikasi.

E. Kajian Penelitian Terdahulu

Peneliti menyadari bahwa dalam proposal penelitian yang berkaitan dengan komunikasi bisnis bukan yang pertama kali menjadi topik yang diusung dalam suatu proposal penelitian. Peneliti berupaya mencari referensi penelitian terdahulu untuk membantu dalam proses pengkajian penelitian ini.

(18)

8

Pembentukan Indonesia National Single Windows (INSW). Penelitian dilakukan pada tahun 2009 oleh Wira Arjuna dari S1 Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, dengan menguraikan fakta-fakta hasil survey lapangan serta sumber data yang akurat dengan menggunakan teori organisasi international. Temuan penelitian ini adalah persiapan Indonesia dalam pembentukan INSW. Dimulai dengan dibentuknya sistem NSW di kawasan ASEAN kemudian Indonesia melakukan persiapan pembentukan INSW, arah pengembangan sistem NSW di Indonesia hingga pada tahap penerapan dan pelaksanaan program kerja.

Penelitian terdahulu meneliti mengenai persiapan pilar fasilitas Indonesia National Single Windows (INSW), sedangkan penelitian ini meneliti upaya dan persiapan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam menghadapi AEC 2015 yang ditinjau dari perspektif komunikasi bisnis.

(19)

9

F. Definisi Konsep

Definisi konsep berfungsi sebagai kerangka acuan peneliti di dalam mendesain instrumen penelitian. Sehingga peneliti memberikan batasan definisi yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Komunikasi Bisnis

Menurut Himstreet dan Baty dalam Business Communication: Principles and Methods, komunikasi adalah suatun proses pertukaran informasi antarindividu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyal, maupun perilaku atau tindakan.7

Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapai tujuan tertentu.

Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang/level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.8

Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal

7

Djoko Purwanto,Komunikasi Bisnis, (Jakarta: Erlangga 2006) hal.3

8

Yuyun wirasasmita, Komunikaso Bisnis dan Profesional,(Bandung :Rosdakarya, 2006)

(20)

10

lainnya. Sehingga definisi operasional proses komunikasi dalam konteks penelitian ini adalah rangkaian tindakan untuk penyampaian materi atau informasi bersifat mendidik yang berhubungan untuk meningkatkan perekonomian nasional, daya saing, kualitas SDM, Pengetahuan dan Teknologi yang disampaikan oleh organisasi yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya melalui program-program maupun rencana strategis yang bertujuan untuk memberikan daya guna kesiapan para pelaku industri dalam menghadapi era integrasi ekonomi Asean yakni AEC 2015. Dimana ada beberapa negara anggota Asean yang terlibat sebagai kompetitor yang memiliki perbedaan latar belakang dan budaya yang berbeda.

Dalam komunikasi bisnis perencanaan strategi memiliki tahapan yang penting dalam proses perencanaan pesan yaitu mendefinisikan tujuan, menganalisis audiens dan memilih saluran dan media komunikasi yang digunakan. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah bagaimana seseorang melakukan inovasi, mengasah kreatifitas, keterampilan dan membangun komunikasi yang baik untuk bisa mencapai tujuan yang dicapai dalam proses perencanaan yang strategis.9

Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi. Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang

9

(21)

11

ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen.

Upaya dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Berdasarkan makna dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa kata upaya memiliki kesamaan arti dengan kata usaha, dan demikian pula dengan kata ikhtiar, dan upaya dilakukan dalam rangka mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya.10

Dengan demikian upaya yang dilakukan oleh Disperdagin merupakan suatu bentuk dari cara mencari jalan keluar dengan melakukan berbagai bentuk komunikasi baik itu dari program Dinas, kebijakan-kebijakan pemerintah mengenai aturan perdagangan, rencana jangka panjang maupun jangka pendek yang dilakukan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya untuk mencapai tujuan yaitu peningkatan ekonomi dan mampu menjadi kompetitor yang berkualitas dalam menghadapi AEC 2015.

2. Persiapan

Menurut Armenakis et al, definisi persiapan adalah penanda kognitif terhadap perilaku dari penolakan atau dukungan terhadap upaya perubahan. Menurut Clarke, Ellet, Bateman dan Ruguttan penolakan terhadap perubahan adalah hal yang berbeda namun merupakan konstruk yang berhubungan. Holt et al. menyatakan definisi persiapan untuk berubah adalah sikap komprehensif yang

10Hasan Alwi, et.al,(ed), “upaya”,

Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai

(22)

12

mempengaruhi secara berkelanjutan oleh isi (contoh: apa yang sedang berubah), proses (contoh: bagaimana perubahan diimplementasikan), konteks (contoh: keadaan yang berada pada saat perubahan terjadi), dan individu (contoh: karakteristik dari mereka yang diminta untuk berubah) melibatkan dan secara kolektif merefleksikan keluasan terhadap individu atau sekumpulan individu sebagai kenaikan secara kognitif dan secara emosional untuk menerima, menyetujui, dan mengadopsi sebuah rencana khusus yang bermaksud untuk mengubah status quo.11

3. Asean Economic Community (AEC) 2015

ASEAN Economic Community (AEC) 2015 merupakan kelanjutan dan percepatan dari ASEAN Vision 2020 yang menjadi tujuan jangka panjang ASEAN.

AEC adalah merupakan salah satu pilar utama dalam ASEAN Community yang bertujuan mencapai pasar tunggal dan kesatuan basis produksi, kawasan ekonomi yang berdaya saing, pertumbuhan ekonomi

yang merata, dan terintegrasi dengan perekonomian global.12

AEC memiliki lima pilar utama, yakni:

1) Aliran Bebas Barang atau Free Flow of Goods, 2) Aliran Bebas Jasa atau Free Flow of Service,

3) Aliran Bebas Investasi atau Free Flow of Investment,

4) Aliran Bebas Tenaga Kerja atau Free Flow of Skilled Labour, dan

11

Djoko Purwanto,Komunikasi Bisnis, (Jakarta : Erlangga, 2006) hal.3

12

(23)

13

5) Aliran Bebas Modal atau Free Flow of Capital

Melihat dari pilar utama AEC tersebut tentunya pemerintah Indonesia bisa melihat tantangan dan peluang yang dimiliki Indonesia dalam menghadapi persaingan ekonomi tinggi dan liberalisasi secara global. Jika Disperdagin Kota Surabaya dan para pelaku industri tidak disiapkan untuk memiliki kemampuan daya saing, bisa jadi ini akan menjadi ancaman perekonomian nasional.

Penelitian ini mengkorelasikan adanya komunikasi bisnis yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam melakukan persiapan menghadapi AEC 2015 yaitu proses komunikasi melalui aktivitas penyampaian atau pertukaran informasi oleh Disperdagin Kota Surabaya dengan program-program terencana untuk meningkatkan daya saing dan kualitas SDM masyarakat maupun pelaku industri Kota Surabaya. Persiapan tersebut juga dilakukan untuk memperkuat, mengembangkan dan menstabilkan perdagangan regional sebagai industri yang berkualitas, berkembang dan mampu menjadi pemenang dalam persaingan pasar bebas Asean 2015.

G. Kerangka Pikir Penelitian

(24)

14

agar lebih berkualitas, agar saat memasuki area pasar bebas Negara tersebut sudah memiliki langkah awal yang kuat.

Strategi perencanaan yang dilakukan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya sebagai persiapan menghadapi AEC 2015 tidak lepas dari aktivitas komunikasi di tengah masyarakat antara pemerintah dan pelaku usaha yang memiliki daya tarik tersendiri bagi peneliti. Komunikasi yang diterapkan dalam dunia bisnis yang dilakukan oleh instansi pemerintahan dan para pelaku usaha dalam menghadapi AEC 2015 memiliki konsekuensi adanya tantangan yang besar dalam persaingan perdagangan. Namun di sisi lain Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya telah mencapai titik prestasi yang baik dengan menurunkan banyak angka kemiskinan, meningkatkan perekonomian rakyat dan meningkatkan kualitas diri sebagai modal untuk bersaing di era global. Hal ini tidak lepas dari komunikasi yang efektif di bangun pemerintah sebagai perannya dalam mensejahterakan dan meningkatkan SDM bagi masyarakat dan pelaku usaha di Kota Surabaya.

(25)

15

aktivitas perencanaan melalui kegiatan maupun program dengan perspektif orang yang melakukannya, yaitu pihak pemerintah dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya serta pelaku usaha atau sentra binaannya sebagai subjek teliti.

Dalam pelaksanaan penelitiannya, peneliti melakukan observasi, melakukan wawancara dan penyelidikan yang dicatat, direkam guna penemuan data dalam bentuk repport. Agar data terkumpulkan untuk dapat dianalisis dan interpretasikan sesuai dengan fokus permasalahan yang diteliti. Proses Penelitian ini dilakukan dengan mengadopsi proses penelitian dari Babbie dalam Garna, sebagai berikut:13

13

Babbie dalam Garna, Judistira, K. Metode Penelitian: Pendekatan

(26)

16

PERHATIAN

Peran Pemerintah TEORI

mempersiapkan

GAGASAN

Disperdagin Kota Teori

Surabaya dalam Komunikasi bisnis untuk Penstrukturan menghadapi AEC persiapan menghadapi adaptif, teori

2015 AEC 2015 perencanaan dan

teori S-M-C-R

Metode Konseptualisme

Komunikasi Bisnis,

strategi dan persiapan Fenomenologi Disperdagin Kota Kualitatif Surabaya, Masyarakat

Ekonomi Asean 2015

Subjek Penelitian

Kepala Kantor, pegawai, bagian perencanaan dan Humas Disperdagin dan beberapa pelaku industri

Analisis Pengumpulan data

Reduksi Data, Wawancara,

Penyajian Data,

observasi, dan Penarikan dokumentasi Kesimpulan Aplikasi Laporan hasil, dan menarik implikasinya

Bagan 1.1 Kerangka Pikir Penelitian Proses Penelitian dari Babbie

H. Metode Penelitian

(27)

17

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis deskriptif kualitatif, yaitu data yang dikumpulkan berbentuk kata-kata, gambar, bukan angka-angka. Menurut Bagda & Taylor. Sebagaimana yang dikutip oleh Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.14

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan uraian yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.

Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dan sifat populasi atau daerah tertentu. Penelitian ini digunakan untuk mengetahui komunikasi bisnis yang diterapkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015. 2. Subjek, Objek dan Lokasi

a) Subjek Penelitian

Subjek adalah sesuatu, orang, benda, lembaga atau organisasi yang sifat dan keadaanya akan diteliti. Atau dengan kata lain, sesuatu atau sesorang yang menjadi informan dalam penelitian. Subyek dari penelitian ini ditentukan berdasarkan

14

(28)

18

purposive sampling yakni seleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan tujuan penelitian.15

Kriteria ditentukan dari perkiraan kapasitas pengetahuan dan pengalaman subyek penelitian dalam memberikan informasi terkait dengan fokus penelitian.

Subjek penelitian adalah Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya merupakan perwakilan dari setiap bidang yakni staff kesekretariatan, koordinator pendamping kampung binaan, dan Seksi Promosi serta dari pelaku usaha kampung binaan Dinas.

Dari sejumlah pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, peneliti memilih cukup tiga pegawai Dinas yang menjadi informan, ini dikarekan tiga pegawai ini memenuhi kapasitas dibidangnya, mengetahui seluk beluk tentang data informasi penelitian dilihat dari jabatan, pengalaman waktu menjabat serta pertimbangan dari staff sekretariat Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota. Sedangkan dari pelaku usaha kampung binaan diambil tiga pelaku usaha dengan jenis usaha yang berbeda-beda yang direkomendasikan dari pihak Dsperdagin Surabaya.

Pengambilan subjek penelitian dilakukan dengan pertimbangan hanya dari pegawai atau pejabat Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya serta beberapa

15

(29)

19

pelaku industri yang terkait yang dianggap mengetahui dan mengerti kondisi lapangan.

b) Objek penelitian

Objek yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah keilmuan komunikasi bisnis dengan fokus upaya Dinas yang berupa strategi perencanaan dalam bentuk implementasi kebijakan, program maupun kegiatan dan proses komunikasinya. Komunikasi bisnis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah serangkaian kegiatan dengan tujuan untuk melaksanakan program perencanaan dengan perspektif komunikasi bisnis untuk tujuan menyusun strategi serta peningkatan kemampuan dan kualitas daya saing dalam dunia bisnis yang memberikan fasilitas aktivitas komunikasi dialog antara berbagai stakeholders terkait dalam prosesnya. Maka komunikasi bisnis merupakan komunikasi yang memiliki perencanaan dan partisipatif.

c) Lokasi Penelitian

(30)

20

dengan kota - kota lain di provinsi Jawa timur.16 Kemajuan dan keberhasilan yang diperoleh tentunya tidak lepas dari peran pemerintah dan Dinas perdagangan dan Perindustrian Provinsi Jawa Timur salah satunya Disperdagin Kota Surabaya. Hal ini juga tidak lepas dari kerjasama Dinas bidang perekonomian, dan UMKM Kota Surabaya yang sama-sama memiliki tujuan dan tugas yaitu membantu meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam konteks komunikasi organisasi dapat dianalisa bahwa dari adanya kesamaan persepsi, visi dan misi, tujuan serta terlaksananya kegiatan dan program antar lembaga pemerintah mengindikasikan adanya bentuk dan proses komunikasi yang berjalan dengan baik. 3. Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer dan Data Sekunder

Data primer merupakan data pokok dari penelitian ini yakni data yang diperoleh secara langsung dari penelitian perorangan, kelompok dan organisasi yang berfokus pada penelitian.17 Data primer dilakukan untuk dan memperoleh data yang akurat dan menjawab fokus masalah dari penelitian. Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara melihat, mengamati dan mencatat perilaku dan pembicaraan subyek penelitian yakni beberapa pegawai Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya dan berapa pelaku usaha dengan menggunakan pedoman observasi dan

16

Betsy Setiono, “Peran Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam

Perolehan Hak Merek Bagi Usaha Kecil Menengah Inovatif” ……… hlm. 12

17

(31)

21

juga wawancara mendalam (indepth interview). Wawancara yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun oleh peneliti sebelum bertemu informan.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder.18 Ini merupakan data pendukung untuk memperkuat data primer. Selain itu data sekunder juga digunakan peneliti untuk menjawab rumusan dan fokus penelitian. Data sekunder ini, dapat peneliti peroleh juga dari proses wawancara pada informan serta dari berbagai dokumentasi tentang berbagai kegiatan peristiwa dalam bentuk tertulis, tercetak, atau terekam berkaitan dengan aktivitas komunikasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya. Selain itu data sekunder ini berbentuk data yang sudah tersedia misalnya profil pegawai atau pejabat Dinas, data mengenai kampung binaan Disperdagin Kota Surabaya, data program yang menjadi assets aware dari Disperdagin Kota Surabaya dan berbagai literature lain yang mendukung.

b. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

18

(32)

22

1) Informan

Menurut Jogiyanto informan didefinisakan sebagai hasil dari sebuah pengolahan data yang berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang melukiskan suatu peristiwa yang nata dalam pengambilan keputusan.19 Pemilihan informan ditentukan berdasarkan teknik purposive, informan dipilih sesuai dengan kriteria tertentu sehingga data yang diperoleh lebih mendalam dan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh peneliti.

Kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

a. Memiliki fungsi dan peran di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya.

b. Merupakan orang yang terlibat langsung dalam proses dan kegiatan di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya.

c. Memiliki industri dan menjalin relasi dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya

2) Dokumen

Keterangan-keterangan berbentuk tertulis yang ada didalam lembaga maupun organisasi berupa arsip surat, bulletin, artikel maupun koran.

19

(33)

23

4. Tahap-tahap Penelitian a- Pralapangan

Tahap ini merupakan tahapan persiapan sebelum penelitian dilakukan ataupun langkah-langkahnya adalah:

1) Menyusun rancangan penelitian; Penelitian ini dimulai dengan menentukan lapangan atau lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Membuat rumusan masalah yang akan diteliti dari fenomena yang peneliti anggap menarik dan lokasi penelitian yaitu Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya. Kemudian mencari informan yang terkait. Setelah itu segala hal yang diteliti dan metodologinya dituangkan dalam proposal penelitian.

2) Mengurus perizinan; Setelah proposal penelitian disetujui,

dilanjutkan dengan mengurus surat izin penelitian untuk melakukan wawancara dan observasi data-data yang dibutuhkan.

Tahap selanjutnya peneliti mengurus perijinan penelitian dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan diserahkan pada

lokasi penelitian yang dituju yakni Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya.

(34)

24

seputar hal-hal yang ingin diteliti. Selanjutnya mengumpulkan data yang diperoleh untuk dikaji dan dianalisa lebih lanjut. c- Penelitian Laporan; Setelah tahap lapangan selesai peneliti

membuat dan menyusun laporan yang berisi kegiatan yang telah dilakukan dalam bentuk tulisan yang bertujuan menjawab fokus penelitian yakni seputar komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya.

5. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yakni penelitian yang langsung dilakukan pada responden untuk memperoleh data penelitian, peneliti menggunakan beberapa metode penelitian, yaitu:

a. Metode wawancara (interview)

(35)

25

data dikumpulkan oleh peneliti maka selanjutnya adalah mengklasifikasikan data yang diperoleh.

b. Metode Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian kualitatif. Secara umum observasi berarti pengamatan, penglihatan. Dan dalam penelitian, metode observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.20 Fungsi metode observasi ini adalah untuk mengamati kecakapan, kualitas, integritas dan kinerja pegawai atau pejabat Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam menerapkan komunikasi bisnis kepada para pelaku usaha sebagai rencana strategi dinas dalam persiapan menghadapi AEC 2015 sebagai implementasi awal kebijakan, motivasi renungan dan evaluasi bagi Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperdagin) Kota Surabaya. Observasi yang dilakukan peneliti adalah observasi pada lokasi penelitian dan juga observasi khususnya para pelaku bisnis tentang kesiapannya menghadapi AEC 2015 baik dari strategi produk unggulan yang dimiliki maupun kesiapan SDM masing-masing pelaku usaha.

c. Metode Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan pada subjek penelitian, maupun melalui

20

(36)

26

dokumentasi. Dalam melakukan dokumentasi peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.21

Dokumen digunakan untuk mengetahui data-data berupa catatan atau dokumentasi dari program atau kebijakan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya kepada para pelaku usaha dan lain sebagainya yang diperlukan dalam penelitian ini. Sumber dokumen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain web resmi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, foto kegiatan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dan kampung binaan, dasar peraturan pelaksanaan, atau undang-undang yang terkait dengan penelitian, Hasil survey dari lembaga resmi, Laporan Akuntabilitas Publik (LAKIP), Rencana Kerja (Renja), Rencana Strategi (Renstra) Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menegah Kota Surabaya.

6. Teknik Analisis Data

Dalam hal analisis data kualitatif, Bogdan menyatakan bahwa analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lainnya, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat di informasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit,

21

(37)

27

melakukan sintesa, menyususn kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari dan membuat kesimpulan yang dapat diceritakan kepada orang lain.22

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Namun dalam kenyataanya, analisis data kualitatif biasanya berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada setelah selesai pengumpulan data. Analisis data yang digunakan untuk metode deskriptif analitik yaitu mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka. Data yang berasal dari naskah, wawancara, catatan lapangan, dokumen dan sebagainya. Kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan terhadap kenyataan atau realita.23 Dalam aktivitas analisis data, peneliti menggunakan model Miles dan Hubberman,24 yang meliputi data reduction, data display dan conclussion drawing/ verification.

a) Data reduction (reduksi data)

Seluruh data yang peneliti peroleh di lapangan dirangkum kemudian dipilih data yang sesuai dengan rumusan masalah. Reduksi data yang dilakukan oleh peneliti yakni dengan pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data yang diperoleh di lapangan

22

Suharsini Arikunto.Proses dari penelitian suatu pendekatan praktik.cet XII

(Jakarta:Rineka Cipta,2006) hlm.12

23

Sugiyono.metode penelitian kuantitatif dan R&D.cet II (Bandung:CV.Alfabeta.2006) hlm.374

24

(38)

28

studi. Pada reduksi data, peneliti menfokuskan pada data lapangan yang telah terkumpul. Data lapangan tersebut selanjutnya dipilih dan dipilah untuk menentukan mana data yang diperlukan dalam menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian. Disini berarti data mengenai komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015 yang diperoleh dan terkumpul baik dari hasil penelitian lapangan/dokumentasi kemudian dibuat rangkuman.

b) Data display (penyajian data)

Penyajian data dilakukan oleh peneliti dengan mendeskripsikan kumpulan informasi tersusun dari hasil reduksi data yang telah dianalisis untuk penarikan kesimpulan dengan tujuan menjawab rumusan masalah dan fokus penelitian tetang komunikasi Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015. Bentuk penyajiannya yang dilakukan peneliti yakni penyajian data berupa teks naratif.

c) Conclusion drawing/ verification

(39)

29

bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015 dapat terungkap dan dituangkan dalam kalimat yang mudah di pahami.

Dalam tahap verifikasi, peneliti menggunakan teknik tringulasi untuk memeriksa keabsahan penelitian. Peneliti melakukan pemeriksaan keabsahan penelitian yang menggunakan sumber data lain untuk menjadi pembanding. Sumber data penelitian yang peneliti jadikan perbandingan adalah hasil data wawancara dari informan yang satu dengan informan yang lain, baik dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya serta pelaku usaha.

I. Sistematika Pembahasan

Penelitian skripsi ini direncanakan terdiri dari beberapa bab, kemudian tiap bab terdiri dari beberapa sub bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

(40)

30

BAB II : KAJIAN TEORITIS

Pada bab ini menguraikan penjelasan tentang kerangka teoritik yang meliputi pembahasan kajian pustaka dan kajian teoritik yang berkaitan dengan Komunikasi bisnis Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan menghadapi AEC 2015.

BAB III : PAPARAN DATA PENELITIAN

Pada bab ini berisikan tentang setting penelitian yakni gambaran singkat tentang Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam persiapan maupun perencanaan menghadapi AEC 2015 dan diskripsi tentang data penelitian.

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN

(41)

31

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Komunikasi Bisnis dan Perekonomian Masyarakat Indonesia

Berbicara mengenai persoalan bisnis pasti selalu berkaitan erat dengan persoalan perekonomian. Gambaran kajiannya tentu tidak lepas dari usaha penyebaran pesan-pesan (ide, gagasan dan informasi) kepada khalayak. Bagaimana suatu ide, gagasan, atau informasi mengenai strategi dan aturan bisnis diperkenalkan, dijelaskan hingga menimbulkan efek tertentu sebagai sesuatu yang bermanfaat. Adanya kegiatan bisnis yakni pasar bebas Asean 2015 bertujuan meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN diharapkan mampu mengatasi masalah-masalah di bidang ekonomi antarnegara ASEAN. Konsekuensi atas kesepakatan AEC tersebut berupa aliran bebas barang bagi negara-negara ASEAN, dampak arus bebas jasa, dampak arus bebas investasi, dampak arus tenaga kerja terampil, dan dampak arus bebas modal menjadi instrumen penting dalam terciptanya kebijakan Pemerintah mengenai arus perdagangan pasar bebas ASEAN. Hal-hal tersebut tentunya dapat berakibat positif atau negative bagi perekonomian Indonesia.

(42)

32

kebijakan Pemerintah) memerlukan proses komunikasi yang efektif dan efisien yang disebut dengan komunikasi bisnis.

Proses perdagangan bebas ini tidak terlepas oleh kegiatan komunikasi dalam berbisnis. Komunikasi bisnis merupakan tulang punggung yang dapat menunjang berlangsungnya seluruh kegiatan manajemen di organisasi bisnis. Apabila komunikasi bisnis dapat dilakukan secara efektif dan efisien, maka pekerjaan manajerial di dalam organisasi bisnis dapat dilakukan dengan baik. Pelaksanaan komunikasi bisnis karenanya wajib mengutamakan unsur-unsur persuasi, etika, relasi manusiawi, dengan maksud membangun service excellence (pelayanan prima).25 Pelayanan prima inilah yang diaharapkan dapat menumbuhkan dan memelihara hubungan bisnis yang berkelanjutan dan memberikan dampak positif bagi peningkatan perekonomian Indonesia.

Menurut Katz komunikasi bisnis adalah adanya pertukaran ide, pesan dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersil. Komunikasi bisnis diartikan sebagai komunikasi yang terjadi dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis itu.26 Selain itu terdapat komunikasi antarpribadi dan komunikasi lintas budaya yang berkembang dalam proses komunikasi bisnis.

Dalam dunia bisnis komunikator maupun para pelaku usaha harus berinovasi dalam mencapai tujuan bisnisnya maupun mengembangkan daya saing yakni dengan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik,

25

Umar Farouk Zuhdi, Komunikasi Bisnis: Pemahaman Secara Mudah, (Yogyakarta : Wahana Totalita Publisher, 2010) hlm. 33.

26

(43)

33

menggunakan sarana maupun media pendukung untuk menyampaikan pesan bisnisnya kepada masyarakat secara efektif dan efisien sehingga tujuan penyampaian bisnis dapat tersampaikan.27

Suatu komunikasi diawali dari suatu ide atau gagasan yang kemudian oleh sender atau sering juga disebut komunikator diproses/ dirubah kedalam bentuk symbol yang disebut dengan pesan. Pesan tersebut kemudian dikirim melalu suatu alat atau media kepada receiver atau komunikan, dan kemudian pesan itu akan diterjemahkan oleh komunikan. Proses penerjemahan sangat mampengaruhi bagaimana efek/feedback yang akan diberikan komunikan kepada komunikator. Selain itu juga terdapat beberapa gangguan dalam proses penyampaian pesan, gangguan tersebut bisa berasal dari manusiawi, semantic atau bahasa serta gangguan teknis atau alat.

sender pengkodean pesan saluran Penafsiran receiver

kode

Gangguan

Penafsiran pesan saluran pesan pengkodean

kode

[image:43.595.84.540.239.642.2]

Umpan balik

Gambar 2.1 Model Komunikasi Kotler

Sumber: Manajemen Pemasaran (2000; 551)

27

(44)

34

Komunikasi bisnis akan berjalan lancar dan bisa tercapai apabila para pelaku bisnis dapat menggunakan komunikasi verbal dan nonverbal secara simultan atau bersamaan dan menguasai teknik-teknik komunikasi yang baik. Sehingga segala kegiatan bisnis mulai dari planning

(perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (pelaksanaan), sampai dengan controlling (pengawasan) dapat di atur dan dilaksanakan dengan baik oleh setiap komponen yang ada didalamnya.28

Tujuan komunikasi bisnis untuk mensejahterakan kehidupan rakyat disisi finansial dan kualitas diri (SDM). Komunikasi bisnis nantinya akan menjadi sarana pertukaran informasi tentang pengetahuan atau keterampilan untuk memotivasi masyarakat berkembang di sector perekonomian mereka.

Rogers dan Andhikarya dalam buku Communication and inequitable29 menyarankan perlunya dirumuskan suatu pendekatan baru dalam proses komunikasi antarmanusia yaitu suatu pendekatan konvergensi yang didasarkan pada model komunikasi yang sirkuler, menggantikan model linear yang umumnya dianut selama ini. Selain itu, diketengahkan pula perlunya ditingkatkan partisipasi semua pihak yang ikut serta dalam proses komunikasi, demi tercapainya suatu fokus bersama dalam memandang permasalahan yang dihadapi. Tidak hanya dari pihak pemerintah melalui Disperdagin Kota Surabaya tetapi juga partisipasi masyarakat baik pelaku usaha yang terbina maupun tidak.

28

Syaiful Sagala, Management Strategik dalam Meningkatkan Kualitas Bisnis (Bandung: Alpabeta, 2007) hlm. 39

29

(45)

35

Dengan kata lain, pendekatan ini bertolak dari dialog antarsemua pihak, dan bukan seperti selama ini hanya atau lebih banyak ditentukan oleh salah satu pihak saja.

Berbicara tentang model komunikasi bisnis, salah satu model komunikasi bisnis yang sering dipakai adalah model komunikasi Bovee and Thill.

Tahap 1 pengirim SALURAN Tahap 6 feedback

mempunyai gagasan dari penerima

Tahap 2 mengubah Tahap 5 penerima

ide menjadi pesan menafsirkan pesan

Tahap 3 pengirim Tahap 4 penerima

mengirim pesan menerima pesan

[image:45.595.89.542.206.709.2]

Gambar 2.2 Model Komunikasi Bisnis Bovee and Thill

Sumber: Bussiness Communication Today

Bovee dan Thill dalam bukunya Bussiness Communication Today30 menjelaskan bahwa proses komunikasi merupakan tahapan dari kegiatan. Terdapat 5 tahapan dalam proses komunikasi dimulai dari pengirim yang memiliki sebuah ide/gagasan, yang ingin disampaikan pada penerima pesan tersebut. Ide dirubah menjadi pesan. Ide bersifat abstrak dan tidak terstruktur, sehingga tidak dapat dibaca oleh orang lain. Maka dari itu, pengirim harus mengubah idenya tersebut menjadi sebuah pesan agar dapat dimengerti oleh orang lain. Perubahan ide menjadi suatu

30

(46)

36

pesan dinamakan Encoding. Pemindahan Pesan. Setelah sebuah ide diubah menjadi pesan, maka pesan teresebut harus dipidahkan kepada penerima dengan berbagai bentuk komunikasi (verbal, nonverbal, lisan atau tertulis), dan media komunikasinya (tatap muka, telepon, surat, laporan, dll). Penerima menerima pesan. Penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterima. Penerima pesan mengirimkan umpan balik. Sebagai pengirim pesan, harus mengevaluasi apa dipikirkan penerima pesan. Apakah pesan efektif atau tidak, jika pesan tidak efektif maka harus diulang.

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dalam meyampaikan pesan berupa informasi maupun kebijakan yang diatur oleh pemerintah, hendaklah disampaikan dengan jelas sehingga dapat dimengerti dan memiliki pemahaman makna yang sama dengan masyarakat atau pelaku usaha.

2. Perencanaan Pesan Bisnis Sebagai Proses Komunikasi Bisnis

(47)

37

perencanaan. Perencanaan yang dimaksud adalah perencanaan bisnis baik itu strategi, program-program maupun kebijakan-kebijakan Pemerintah untuk menghadapi kondisi dan kebutuhan yang seringkali tidak dapat diprediksikan.31

Menurut Terry perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan tindakan-tindakan kemudian.32

Perencanaan bisnis merupakan satu langkah strategis bagi pencapaian tujuan pemerintah secara menyeluruh. Pesan-pesan bisnis yang terencana dengan baik mempermudah pencapaian tujuan komunikasi. Dengan itu pihak pemerintah dari Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dalam membantu meningkatkan perekonomian rakyat melalui perdagangan pasar ASEAN 2015.

Pada dasarnya proses perencanaan meliputi tiga tahapan penting yang perlu diperhatikan, yaitu mendefinisikan tujuan, menganalisis audiens dan memilih saluran dan media komunikasi yang digunakan.

Tujuan umum komunikasi bisnis adalah memberi informasi, melakukan persuasi dan melakukan kolaborasi dengan audiens. Sedangkan pemilihan/seleksi saluran komunikasi dan alat komunikasi dalam bisnis biasanya komunikasi verbal (dengan kata-kata) menjadi pilihan utama yang dibantu oleh komunikasi nonverbal. Sementara itu, dalam komunikasi verbal biasanya ada pilihan yang mungkin dipilih,

31

Sutrina Dewi, Komunikasi Bisnis (Yogyakarta: Andi, 2007) hlm.53

32

(48)

38

yaitu komunikasi kata dengan lisan (berbicara) dan komunikasi kata dengan tulisan (menulis). Media untuk komunikasi berbicara yang dilakukan Disperdagin melalui percakapan langsung dalam kegiatan sosialisasi, pelatihan kreatif, tanya jawab atau temu bisnis dengan narasumber acara dan lainnya. Sedangkan media komunikasi menulis berupa surat, laporan, proposal, e-mail, papan pengumuman, fax dan lainnya yang disebarkan kepada para pelaku bisnis baik dalam binaan maupun non binaan.

Jika hanya bertujuan memberikan informasi, akan diperlukan sedikit saja komunikan dan kendali pesan sepenuhnya berada pada komunikator. Pesan yang bersifat persuasif akan memerlukan partisipasi komunikan dan interaksi yang lebih tinggi, serta pengendalian pesan yang tidak sepenuhnya berada pada komunikator. Sementara jika pesan bisnis bertujuan menjalin kerjasama akan diperlukan partisipasi maksimum dari komunikan dan kendali komunikator terhadap isi pesan yang lebih rendah.33

Pesan bisnis yang disampaikan kepada audiens yang juga melakukan kegiatan bisnis dan memiliki pemahaman terhadap masalah bisnis. Mereka pada umumnya sibuk dan tidak memiliki banyak waktu untuk membaca maupun mendengarkan pesan. Disamping itu audiens pada umumnya enggan melakukan perubahan. Sehingga tujuan pesan bisnis hendaknya realistis dan tidak bertentangan dengan tujuan perusahaan atau organisasi.

33

(49)

39

Perencanaan dalam perspektif komunikasi yang dibuat oleh Philip Lesly digambarkan dalam model perencanaan komunikasi. Dalam komponen utama yakni organisasi yang mengeerakkan dan publik yang menjadi sasaran kegiatan. Pada komponen organisasi terdapat enam tahapan sedangkan dalam komponen publik terdapat dua tahapan yang harus dilakukan seorang perencana komunikasi.

organisasi Analisis & riset Perumusan kebijakan

Perencanaan program

Evaluasi &

pelaksanaan

penyesuaian

[image:49.595.96.555.188.625.2]

Kegiatan feedback publik komunikasi

Gambar 2.3 Tahapan Perencanaan Komunikasi

Sumber: Komunikasi Bisnis

Pada hakekatnya perencanaan merupakan proses pengambilan keputusan atas sejumlah alternative (pilihan) mengenai sasaran dan cara-cara yang akan dilaksanakan di masa yang akan datang guna mencapai tujuan yang dikehendaki serta pemantauan dan penilaiannya atas hasil pelaksanaannya, yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan. Perencanaan sangat bermanfaat dalam hal antara lain;

1) Menjelaskan dan merinci tujuan yang ingin dicapai

(50)

40

3) Organisasi memperoleh standar sumber daya terbaik dan mendayagunakan sesuai tugas pokok fungsi yang telah ditetapkan. 4) Menjadi rujukan anggota organisasi dalam melaksanakan aktivitas

yang konsisten prosedur dan tujuan

5) Memberikan batas wewenang dan tanggung jawab bagi seluruh pelaksana

6) Memonitor dan mengukur berbagai keberhasilan secara intensif sehingga bisa menemukan dan memperbaiki penyimpangan secara dini.

7) Memungkinkan untuk terpeliharanya persesuaian antara kegiatan internal dengan situasi eksternal

8) Menghindari pemborosan

Dengan adanya standar pelaksanaan (SOP) dan pengawasan,skala prioritas, tujuan, batasan wewenang, pedoman kerja dan sebagainya memungkinkan seluruh peserta binaan atau pelaku usaha yang terlibat dalam kegiatan bisnis di Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya akan dapat bekerja lebih transparan dan penuh tanggung jawab, efektif dan efisien.

(51)

41

1. Perencanaan dari Demensi Waktu

Dari demensi waktu perencanaan mencakup; (a) Perencanaan jangka panjang (long term planning) berjangka 10 tahun keatas, bersifat prospektif, idealis dan belum ditampilkan sasaran-sarana yang bersifat kualitatif. (b) Perencanaan jangka menengah (medium term planning) berjangka 3 sampai 8 tahun, merupakan penjabaran dan uraian rencana jangka panjang. Sudah ditampilkan sasaran-sasaran yang diproyksikan secara kuantitatif, meski masih bersifat umum. (c) Perencanaan jangka pendek (sort term planning) berjangka 1 tahunan disebut juga perencanaan jangka pendek tahunan (annual plan) atau perencanaan operasional tahuanan (annual opperasional planning). Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya tiap tahunnya memiliki program perencanaan berjangka sebagai salah satu fungsi instansi Negara yang sudah diatur kegiatannya oleh Pemerintah. Segala bentuk rencana berjangka tersebut telah diatur kebijakannya oleh Pemerintah.

2. Perencaan dari Demensi Spasial

Perencanaan ini terkait dengan ruang dan batas wilayah yang dikenal dengan perencanaan nasional (berskala nasional), regional (berskala daerah atau wilayah), perencanaan tata ruang dan tata tanah (pemanfaatan fungsi kawasan tertentu).

3. Perencanaan dari Demensi Tingkatan Teknis Perencanaan

(52)

42

konsumsi, investasi Pemerintah dan masyarakat, ekspor impor, pajak, perbankan dsb. Perencanaan mikro disusun dan disesuaikan dengan kondisi daerah. Perencanaan kawasan memperhatikan keadaan lingkungan kawasan tertentu sebagai pusat kegiatan dengan keunggulan komparatif dan kompetitif. Perencanaan kawasan dan proyek adalah perencanaan operasional kebijakan yang dapat menjawab siapa melakukan apa, dimana, bagaimana dan mengapa. Seperti perencanaan proyek pada kampung binaan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya dimana beberapa daerah yang memiliki keunggulan berupa produksi kerajinan berupa makanan olahan, industri rumah sepatu, tas dan sebagainya.

3. Peluang dan Tantangan Bisnis Indonesia

a) Ekspor

AEC ibarat dua buah mata pisau bagi Indonesia, bisa menjadi peluang yang membawa manfaat dan berkah juga bisa menjadi bagi masyarakat Indonesia. Indonesia bisa menjadi produsen yang banyak mengekspor atau justru menjadi sasaran empuk para importir.

(53)

43

akan meningkatkan kesejahteraan seluruh Negara di kawasan ASEAN.34

Dalam 5 tahun terakhir nilai ekspor Indonesia ke intra-ASEAN hanya 18-19% sedangkan ke luar ASEAN berkisar 80-82% dari total ekspornya. Hal ini menjadi peluang untuk meningkatkan ekspor ke intra-ASEAN agar laju peningkatkan ekspor berimbang.

Indonesia telah mencatat 10 komoditi unggulan ekspornya ke dunia yang potensial untuk semakin ditingkatkan adalah minyak kelapa sawit, tekstil dan produk tekstil, elektronik, produk hasil hutan, karet dan produk karet, otomotif, kakao, udang dan kopi. Sedangkan komoditi ekspor ke intra-ASEAN adalah minyak petroleum mentah, timah, minyak kelapa sawit, refined copper, batubara, karet, dan emas. Disamping itu Indonesia mempunyai komoditi lainnya yang memiliki peluang lain yaitu mengekspor peralatan kantor, rempah-rempah, perhiasan, kerajinan, ikan dan produk perikanan, makanan olahan, peralatan medis serta kulit dan produk kulit.

b) Investasi

Fakta bahwa ASEAN merupakan pasar yang memiliki basis produksi dan faktor tersebut yang mendorong meningkatnya investasi di dalam diantara negara ASEAN. Sebagai Negara dengan jumlah penduduk terbesar (40%) diantara Negara anggota ASEAN,

34Harris Maulana, “Pasar Bebas AFTA 2015 : ASEAN untuk masa depan”

(54)

44

Indonesia diharap mendapat investor ke dalam negeri dan mendapat peluang ekonomi yang lebih besar dari anggota ASEAN lainnya.

Dalam rangka AEC 2015 berbagai kerjasama regional untuk meningkatkan infrastruktur (pipa gas, teknologi informasi) kesempatan ini membuka peluang bagi perbaikan iklim investasi Indonesia melalui pemanfaatan program kerjasama regional terutama dalam melancarkan program perbaikan infrastruktur domestik.

c) Aliran Modal

Dari sisi penarikan modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal sebagai tujuan penanaman modal global. AEC membuka peluang bagi Indonesia untuk dapat memanfaatkan aliran modal masuk ke kawasan yang kemudian di aset berdenominasi rupiah. Aliran modal tersebut tidak saja berupa porsi dari portfolio regional tapi juga dalam bentuk aliran modal langsung (PMA). Dan nantinya akan terjadi proses perbaikan kapasitas di berbagai institusi, sektor maupun peraturan terkait. Salah satu yang sudah dilakukan adalah penerapan ASEAN Single Windows di masing-masing Negara.35 Indonesia juga telah menerapkan sistem ini yaitu Indonesian Single Windows (INSW), salah satunya yaitu Kota Surabaya yang telah menerapkan sistem Surabaya Single Windows (SSW).36

Disamping peluang yang terbuka Indonesia juga harus mempertimbangkan tantangan yang akan dihadapi pada pelaksanaan

35

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community

2015, 2009, hlm.77 dalam ditjenkpi.depdag.go.id, diakses pada 26 Oktober 2014

36

Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Surabaya, dalam

(55)

45

AEC 2015. Memasuki inegrasi ekonomi ASEAN tantangan yang dihadapi tidak hanya bersifat internal di dalam negeri tetapi dengan Negara anggota ASEAN dan Negara lain seperti China dan India.

d) Laju Ekspor dan Impor

Akhir-akhir ini para pelaku usaha khususnya yang bergerak disektor industri petrokimia hulu, baja, tekstil dan elektronik menyampaikan kekhawatirannya dengan masuknya produk-produk sejenis dari China dengan harga yang relative lebih murah dari produksi dalam negeri.37

Menurut persepsi Huntington kebangn ekonomi yang mendadak di Asia terutama China dikarenakan sebagian besar Negara melakukan bisnis secara Internasional. Di satu pihak China bertindak sebagai wadah bagi para investor untuk berinvestasi dan di pihak lain bertindak sebagai konsumen yang terpenting di dunia karena jumlah penduduknya yang mulai meningkatkan kemakmurannya. Hampir setiap perusahaan asing mempertimbangkan untuk memindahkan kegiatan bisnisnya ke China.38

e) Dampak Negatif Arus Modal yang Bebas

Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan pembangunan, memfasilitasi perdagangan international, mendukung pengembangan sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu Negara. Pembalikan arus

37

Lihat Amirullah, Laju perekonomian Indonesia (Media Indonesia, 26 Nopember 2009)

38

Muhammad Budiyatna, Komunikasi Bisnis Silang Budaya (Jakarta: Kencana, 2012)

(56)

46

modal yang tiba-tiba maupun dampak tidak langsungnya pada peningkatan permintaan domestik yang akhirnya berujung pada tekanan inflasi. Selain itu aliran modal yang lebih bebas di kawasan dapat mengakibatkan terjadinya konsentrasi aliran model ke Negara tertentu yang dianggap memberikan potensi keuntungan lebih menarik. Hal ini ini kemudian dapat menimbulkan resiko tersendiri bagi stabilitas makroekonomi.

f) Kesamaan Produk

Hal yang perlu dicermati adalah kesamaan keunggulan komparatif kawasan ASEAN khususnya di sektor pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu dan elektronik. Kesamaan jenis produk ekspor unggulan ini merupakan salah satu penyebab pangsa perdagangan intra-ASEAN yang hanya berkisar 20-25% dari total perdagangan ASEAN. Indonesia perlu melakukan strategi peningkatan nilali tambah bagi produk ekspornya sehingga mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara lain ASEAN lainnya.39

g) Daya Saing SDM

Kemampuan bersaing SDM tenaga kerja Indonesia harus ditingkatkan baik secara formal maupun informal. Kemampuan tersebut diharapkan mampu memenuhi ketentuan MRA yang telah disetujui. Mode 3 pendirian perusahaan (commercial presence) dan mode 4 berupa mobilitas tenaga kerja (movement of natural persons)

39

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Menuju ASEAN Economic Community

(57)

47

intra ASEAN akan diberlakukan untuk sektor prioritas integrasi. Untuk itu Indonesia harus dapat meningkatkan kualitas tenaga kerja sehingga bisa digunakan baik di dalam negeri maupun intr ASEAN, untuk mencegah banjirnya tenaga kerja terampil dari luar. Perlu adanya sistem pendidikan yang menyeluruh dan sertifikasi profesi terkait.40

Tantangan yang lama dirasakan oleh Dinas Perdagangan dan Perindustrian dalam sektor bisnis adalah minat pelaku bisnis itu sendiri.41 Pihak dinas yang sudah melaksanakan tugasnya baik itu berupa pendampingan kampung binaan, pelaksanaan program, sosialisasi dan pelatihan namun ada beberapa dari masyarakat yang tidak memiliki animo tinggi. Mulai dari komunikasi lisan hingga tulisan sudah dilakukan namun tantangan inilah yang dianggap memiliki urgensi yang penting.

4. Strategi Pemerintah dalam menghadapi AEC 2015

Pada dasarnya strategi merupakan berbagai tahapan dari jawaban yang optimal terhadap tantangan-tantangan baru yang mungkin dihadapi, baik sebagai akibat dari langkah sebelumnya maupun karena adanya tekanan dari luar. Dengan menyusun strategi berarti mencari jalan bagaimana mencapai hasil yang ditargetkan sesuai dengan visi dan misi di dalam situasi organisasi dan prospek yang dihadapi. Dengan manajemen strategi yang

40

http://bisnis.news.viva.co.id/news/read/585426-jurus-kementerian-perdagangan-hadapi-mea-2014

41

(58)

48

baik maka perencanaan yang muncul akan mudah diidentifikasi. Strategi memiliki definisi yang berbeda seperti yang dikutip oleh Kotler:42

Strategi adalah proses manajerial untuk mengembangkan dan menjaga keserasian antara tujuan perusahaan, sumber daya perusahaan, dan peluang pasar yang terus berubah, dengan tujuan untuk membentuk dan menyesuaikan usaha perusahaan dan produk yang dihasilkan sehingga bisa mencapai keuntungan dan tingkat pertumbuhan yang menguntungkan.

Dari pernyataan tersebut strategi berperan dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi semua anggota organisasi. Bila konsep strategi tidak jelas, maka

keputusan yang diambil akan bersifat subyektif atau berdasarkan intuisi belaka dan mengabaikan keputusan yang lain.

Strategi penelitian ini dapat dilihat melalui beberapa bentuknya yaitu strategi Geneik menurut Fred R. David yang dikelompokkan menjadi empat,

yaitu: 43

1) Strategi Integrasi Vertikal. Strategi ini menghendaki agar perusahaan melakukan pengawasan yang lebih terhadap distributor, pemasok dan atau para pesaingnya, misalnya melalui merger, akuisisi, atau membuat perusahaan sendiri.

2) Strategi Intensif (intensive strategy). Strategi ini memerlukan usaha-usaha yang intensif untuk meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk yang ada. Kelompok strategi intensif dalam implementasinya memerlukan usaha-usaha intensif untuk

42

Hafidz Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1998), hlm 63

43

(59)

49

meningkatkan posisi persaingan perusahaan melalui produk-produk yang ada.

3) Strategi Diversifikasi (diversification strategy). Strategi ini dimaksudkan untuk untuk menambah produk-produk baru. Strategi ini kurang populer, paling tidak ditinjau dari sisi tingginya tingkat kesulitan manajemen dalam mengendalikan aktivitas perusahaan yang berbeda-beda.

4) Strategi Bertahan (defensive strategy). Strategi ini bermaksud agar perusahaan melakukan tindakan-tindakan penyelamatan agar terlepas dari kerugian yang lebih besar, yang pada ujungnya akan membawa perusahaan pada kebangkrutan.

Dari bentuk dan pengelompokkan strategi diatas, Indonesia juga harus menyusun langkah strategis yang dapat diimplementasikan secara target spesifik agar peluang pasar yang terbuka dapat dimanfaatkan secara optimal. Langkah strategis disusun secara terpadu diantara sektor mulai hulu hingga hilir dibawah koordinasi Badan khusus atau Kementrian Koordinasi Bidang Perekonomian. 44

Langkah-langkah stategis setiap sektor kemudian dijabarkan kedalam tindakan-tindakan yang mengarah pada upaya perbaikan dan pengembangan infrastruktu

Gambar

Gambar 2.1 Model Komunikasi Kotler
Gambar 2.2 Model Komunikasi Bisnis Bovee and Thill
Gambar 2.3 Tahapan Perencanaan Komunikasi

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan karir: proses yang digunakan oleh seseorang untuk memilih tujuan-tujuan karir dan jalur untuk mencapai tujuan tersebut.. Perencanaan karir organisasi: suksesi terencana

Dari perhitungan rataan sederhana diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa perlakuan p4 yaitu penyemprotan herbisida Round Up dengan konsentrasi 7 ml/liter air lebih cepat

Penyusunan Rencana Kerja (RENJA) Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika KabupatenTanah Bumbu dimaksudkan sebagai acuan atau pedoman dalam perencanaan kegiatan

Penyusunan Rencana Strategis (RENSTRA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banyumas Tahun 2013-2018 disusun

Terkait dengan hal tersebut, Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2019 ini menyajikan dasar pengukuran kinerja program dan kegiatan dari hasil apa yang telah diraih

Pada paket ini adalah program aplikasi yang akan kami rancang untuk perguruan tinggi saudara yang terdiri dari modul-modul standard yang sering digunakan untuk administrasi akademik

Berdasarkan lebar karapas, rajungan yang layak tangkap di perairan Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan adalah rajungan yang berada pada jarak minimal 3.7 mil laut dari pantai ke

Dalam Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Perubahan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Pangkalpinang mempunyai keterkaitan dengan revisi sasaran Rencana