• Tidak ada hasil yang ditemukan

TAP.COM - PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP ...

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "TAP.COM - PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP ..."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FAKTOR MAKRO EKONOMI TERHADAP PENGHIMPUNAN DANA PADA BANK UMUM DI INDONESIA

Sutono & Batista Sufa Kefi * ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh faktor ekonomi yang meliputi inflasi, kurs, dan suku bunga SBI terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) pada bank umum di Indonesia. Hasil uji hiotesis menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap DPK. Kurs berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap DPK. Suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK

Kata Kunci : Inflasi, kurs, suku bunga SBI, DPK

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Krisis keuangan dunia terjadi pada tahun tahun 2008 yang dipicu oleh krisis kredit perumahan, produk sekuritas dan bangkrutnya beberapa perusahaan besar di Amerika Serikat. Krisis ini ikut mempengaruhi perekonomian di Indonesia, salah satunya adalah sektor industri perbankan. Sektor industri perbankan mengalami kesulitan likuiditas seiring dengan ketatnya likuiditas di pasar keuangan dunia ( Tiara Citra Kusuma, 2011). Sektor industri perbankan merupakan sektor yang rentan terhadap risiko karena sektor ini berhubungan dengan tingkat kepercayaan atas pengembalian dana di masa mendatang. Banyak pihak memperkirakan bahwa perekonomian di Indonesia termasuk indutri perbankan akan terpuruk. Kelangkaan likuiditas menyebabkan penurunan kepercayaan di sektor korporasi dan rumah tangga terhadap kondisi perekonomian. Menurunnya kapasitas permintaan dan produksi di sektor riil dapat berpotensi kuat terhadap kualitas aktiva perbankan di Indonesia.

(2)

adanya pengaruh negatif dan signifikan pengaruh BI rate terhadap DPK pada Perbankan Syariah. Sedangkan hasil penelitian Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2009) menunjukkan bahwa suku bunga, kurs dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK pada Bank Devisa di Indonesia

[image:2.612.153.487.236.383.2]

Berkaitan dengan uraian di atas , berikut ini ditampilkan data awal mengenai inflasi , nilai tukar, suku bunga SBI dan DPK antara tahun 2008 sampai dengan 2012 pada tabel berikut ini.

Tabel 1.

Kondisi Inflasi, Kurs, Suku Bunga SBI Dan DPK Pada Bank Umum Di Indonesia Tahun 2008–2012

Tahun

Inflasi (%)

Kurs (Rp)

Suku bunga SBI ( %)

DPK (Rp Milyar)

2008 11,19 10.950 9,25 1.753.292

2009 2,75 9.400 6,50 1.973.042

2010 6,76 8.991 6,50 2.338.824

2011 3,72 9.068 6,00 2.784.912

2012 4,96 9.670 5,75 3.225.198

Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia-Bank Indonesia, 2012

Tabel di atas menunjukkan bahwa inflasi, kurs, SBI dan DPK pada bank umum di Indonesia tahun 2008 – 2012 berfluktuasi ( mengalami kenaikan dan penurunan). Inflasi cenderung menurun dari 11,19% pada tahun 2008 menjadi 4,96 % pada tahun 2012 , kurs (nilai tukar rupiah terhadap dollar AS) cenderung menurun dari Rp 10.950,- pada tahun 2008 menjadi Rp 9.670,- pada tahun 2012, SBI cenderung turun dari 9,25 % pada tahun 2008 menjadi 5,75 % pada tahun 2012. Sedangkan DPK cenderung naik dari Rp 1.753.292 milyar pada tahun 2008 menjadi Rp 3.225.198 milyar pada tahun 2012.

Perumusan Masalah

Berlandaskan permasalahan di atas maka dapat disimpulkan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

(3)

Tujuan dan Manfaat Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: 1. Pengaruh inflasi terhadap DPK pada bank umum. 2. Pengaruh kurs terhadap DPK pada bank umum.

3. Pengaruh suku bunga SBI terhadap DPK pada bank umum.

Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan bagi bank – bank umum di Indonesia dalam melakukan operasinya, khususnya yang berkaitan dengan fungsi penghimpunan dana masyarakat atau dana Pihak Ketiga (DPK).

2. Memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian yang berkaiatan dengan fungsi bank dalam menghimpun dana masyarakat

TIELAAH PUSTAKA Inflasi

(4)

Kurs

Kurs atau tukar(kurs) adalah harga dalam negeri dari uang luar negeri (asing). Suatu kenaikan kurs tukar disebut depresiasi atau pengurangan nilai mata uang dalam negeri dalam hubungannya dengan mata uang asing, sedangkan penurunan kurs tukar disebut apresiasi atau kenaikan nilai mata uang dalam negeri dalam hubungannya dengan mata uang asing. (Dahlan Siamat, 2001 ). Kebijakan nilai tukar mata uang besar pengaruhnya terhadap kegiatan transaksi perusahaan. terutama perusahaan yang tergantung pada impor dan yang berorientasi pada pasar luar negeri . Hal ini dapat terjadi karena besarnya nilai tukar akan mempengaruhi harga barang yang diperdagangkan, sekaligus berpengaruh terhadap besarnya investasi.

Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)

Suku bunga ini disebut sebagai tingkat suku bunga dasar atau tingkat suku bunga acuan (Sinungan, 2000). Sedangkan nilai riilnya tercermin dalam tingkat suku bunga SBI menurut PBI No. 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia, SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. SBI diterbitkan oleh BI sebagai salah satu piranti Operasi Pasar Terbuka, kegiatan transaksi di pasar uang yang dilakukan oleh BI dengan bank dan pihak lain dalam rangka pengendalian moneter. Tingkat suku bunga ini ditentukan oleh mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang.

Penelitian Terdahulu

Berikut ini penelitian yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu yang relevan dengan penelitian ini.

1. Fitria Sanusi (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “ Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Masyarakat Pada Perbankan Syariah Periode 2000-2007” menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap enghimpunan Dana Masyarakat (DPK)

(5)

PT. BRI Persero Tbk Cabang Bali” menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPK

3. Aldrin Wibowo & Susi Suhendra (2009) dalam penelitiannya yang berjudul

“Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia ” menunjukkan bahwa nilai kurs, inflasi dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK 4. Nikmatul Umroh (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Pengaruh

BI Rate dan UU No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Terhadap Dana Pihak Ketiga Dan perkembangan Perbankan Syariah ” menunjukkan bahwa BI rateberpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK pada Perbankan Syariah.

Kerangka Pikir Penelitian

[image:5.612.144.465.414.613.2]

Mengacu pada perumusan masalah maka kerangka pikir dalam penelitian ini dapat digambarkan dan dijelaskan sebagai berikut :

Gambar 1.

Kerangka Pikir Penelitian

H1

H2

H3

Gambar di atas menunjukkan bahwa inflasi, kurs dan suku bunga SBI berpengaruh terhadap DPK dalam hal ini DPK pada bank-bank umum di Indonesia.

Inflasi

Kurs DPK

(6)

HipotesisBerdasarkan kerangka pikir penelitian maka hipotesis yang diajukan dapat dirumuskan sebagai berikut:

H1: Inflasi berpengaruh terhadap DPK pada bank umum di Indonesia. H2: Kurs berpengaruh terhadap DPK pada bank umum di Indonesia.

H3: Suku bunga SBI berpengaruh terhadap DPK pada bank umum di Indonesia.

METODE PENELITIAN Definisi Operasional Variabel 1. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor (Suparmoko, 2000). Inflasi dalam penelitian ini adalah inflasi per bulan yang diukur dengan satuan prosentase (%)

2. Kurs

Menurut Dahlan Siamat (2001) Kurs atau tukar(kurs) adalah harga dalam negeri dari uang luar negeri (asing). Kurs dalam penelitian ini adalah nilai Rupiah terhadap Dollar Amerika per bulan yang diukur dengan satuan Rupiah

3. Suku Bunga SBI

SBI adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek (Sinungan, 2000). Suku bunga SBI dalam penelitian ini adalah suku bunga SBI per bulan yang diukur dengan satuan prosentase (%)

4. DPK

(7)

Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah data tentang inflasi, kurs ( Rupiah terhadap dollar AS), suku bunga SBI dan DPK pada bank-bank umum di Indonesia. Dari populasi tersebut, penelitian ini akan menggunakan sebagian data tersebut sampel. Dalam penelitian ini sampel yang diambil adalah data tentang inflasi, kurs, suku bunga SBI dan DPK selama 60 bulan ( Januari 2008 sampai dengan Desember 2012)

Metode Analisis Data

1. Uji Kelayakan Model (Goodness of Fit Test ) a. Koefisien Determinasi

Koefisien Determinasi (R2) pada intinuya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. N

b. Uji F (FTest)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas berpengaruh secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel terikat.

2. Uji Hipotesis (ttest)

Uji hipotesis individual yaitu untuk menguji hipotesis pengaruh secara individual variabel bebas yang terdapat dalam persamaan regresi terhadap nilai variabel terikat.

3. Analisis Regresi Berganda

Persamaan Regresi Berganda yang digunakan adalah sebagai berikut (Djarwanto , 2001) :

Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+ e Dimana :

Y : DPK a : Konstanta

(8)

ANALISIS DATA Uji Kelayakan Model 1. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi dilakukan berdasarkan tabel berikut :

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai Adjusted R Square = 0,622 yang berarti bahwa kontribusi pengaruh ketiga variabel bebas ( inflasi, kurs dan suku bunga SBI) terhadap DPK sebesar 62,2 % sedangkan yang 37,8 % dipengaruhi faktor lainnya diantaranya modal bank, kondisi perekonomian dan lainnya.

2. Uji Simultan (Uji F)

Berdasarkan tabel di bawah ini dapat diketahui bahwa nilai F hitung.

Tabel di atas menunjukkan bahwa nilai F hitung = 33,366 > F tabel = 2,76 dapat dilihat pada lampiran-3 dan angka signifikansi = 0,000< α = 0,05sehingga signifikan ( Ho ditolak dan Ha diterima).

Berdasarkan hasil uji koefisien dan uji F di atas dapat disimpulkan bahwa model yang

Model Summary

.801a .641 .622 311968.67394

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), SBI (X3), Inflasi (X1), Kurs (X2) a.

ANOVAb

9.742E+12 3 3.25E+12 33.366 .000a 5.450E+12 56 9.73E+10

1.519E+13 59 Regression Residual Total Model 1 Sum of Squares df Mean

Square F Sig.

Predictors: (Constant), SBI (X3), Inflasi (X1), Kurs (X2) a.

Dependent Variable: DPK (Y) b.

[image:8.612.136.484.221.268.2]

Sumber : Data sekunder yang diolah, 2012

Tabel 3. Nilai F hitung

[image:8.612.168.491.496.567.2]
(9)

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini dapat dijelakan berdasarkan tabel di bawah ini .

1. Pengujian hipotesis pengaruh inflasi terhadap DPK (H1)

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa nilai t hitung yaitu sebesar - 0,660 > t tabel = -2,000 dan angka signifikansi = 0,512 > α = 0,05 sehingga tidak signifikan ( Ho diterima dan Ha ditolak).

2. Pengujian hipotesis pengaruh kurs terhadap DPK (H2)

Nilai t hitung yaitu sebesar 0,829 < t tabel = 2,000 dan angka signifikansi = 0,411 >α = 0,05sehingga tidak signifikan ( Ho diterima dan Ha ditolak).

3. Pengujian hipotesis pengaruh suku bunga SBI terhadap DPK (H3)

Nilai t hitung yaitu sebesar -8,398 < t tabel = -2,000 dan angka signifikansi = 0,000 <α = 0,05sehingga signifikan ( Ho ditolak dan Ha diterima).

Analisis Regresi Berganda

Persamaan regresi dalam penelitian ini :

Y = 4.399.809,77 - 57.811,19 X1+ 50,95 X2-386.215,25X3+ e

Berdasarkan persamaan di atas dapat dilakukan interpretasi sebagai berikut :

Coefficientsa

4399809.77 497668.79 8.841 .000

-57811.19 87619.89 -.058 -.660 .512

50.95 61.49 .082 .829 .411

-386215.25 45986.43 -.823 -8.398 .000

(Constant) Inflasi (X1) Kurs (X2) SBI (X3) Model

1

B Std. Error Unstandardized

Coefficients

Beta Standardized

Coefficients

t Sig.

[image:9.612.139.517.185.279.2]

Dependent Variable: DPK (Y) a.

Tabel 4. Koefisien Regresi

(10)

2. Koefisien regresi b2 = 50,95 (tidak signifikan) karena tidak signifikan maka tidak dapat dilakukan interpretasi.

3. Koefisien regresi atau b3 = -386.215,25 (signifikan) mempunyai arti bahwa kenaikan suku bunga SBI sebesar 1 % akan menurunkan DPK sebesar Rp 386.215,25 milyar pada bank umum di Indonesia ( faktor lain dianggap tetap)

Pembahasan

Hasil analisis menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif (b1 = -57.811,190) namun tidak signifikan ( sig.= 0,512 ) terhadap DPK pada bank umum di Indonesia, karena tidak signifikan maka tidak dapat dilakukan interpretasi. Hasil penelitian ini sesuai hasil penelitian Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2009) yang menunjukkan bahwa suku bunga, kurs dan inflasi tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK pada Bank Devisa di Indonesia. Namun tidak sesuai dengan hasil penelitian Isabella Hutasoit (2009) yang menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap DPK di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige.

Kurs berpengaruh positif (b2 = 50,95 ) namun tidak signifikan ( sig.= 0,411) terhadap DPK pada bank umum di Indonesia, karena tidak signifikan maka tidak dapat dilakukan interpretasi. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra (2009) yang menunjukkan bahwa kurs tidak berpengaruh signifikan terhadap DPK pada Bank Devisa di Indonesia. Namun tidak sejalan dengan hasil penelitian Fitria Sanusi (2008) yang menunjukkan bahwa kurs berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK Pada Perbankan Syariah Periode 2000-2007.

(11)

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan sebelumnya maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Hasil uji hiotesis menunjukkan bahwa inflasi berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap Dana Pihak Ketiga (DPK) sehingga hipotesis 1 (H1) bahwa inflasi berpengaruh terhadap DPK tidak terbukti. Dengan demikian kenaikan tingkat inflasi tidak mempengaruhi DPK pada bank umum di Indonesia.

2. Kurs berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap DPK sehingga hipotesis 2 (H2) bahwa kurs berpengaruh terhadap DPK tidak tidak terbukti.. Dengan demikian perubahan kurs (rupiah terhadap Dollar AS) tidak mempengaruhi DPK pada bank umum di Indonesia.

3. Suku bunga SBI berpengaruh negatif dan signifikan terhadap DPK sehingga hipotesis 3 (H3) bahwa suku bunga SBI berpengaruh terhadap DPK terbukti. Dengan demikian kenaikan suku bunga SBI akan menurunkan DPK pada bank umum di Indonesia.

Saran

Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil analisis dalam penelitian ini adalah bahwa Bank Indonesia sebagai pemegang otoritas moneter perlu menurunkan suku bunga SBI pada tingkat yang optimal sehingga akan dapat meningkatkaan DPK pada umum di Indonesia. Dengan demikian akan dapat meningkatkan kemampuan bank umum dalam menyalurkan kreditnya kepada masyarakat yang selanjutnya akan dapat meningkatkan perekonomian nasional.

DAFTAR PUSTAKA

Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra.2009. Analisis Pengaruh Nilai Kurs, Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia.Tesis.Jakarta : Pascasarjan–Universitas Gunadharma

(12)

Fitria Sanusi. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penghimpunan Dana Masyarakat Pada Perbankan Syariah Periode 2000-2007. Tesis.Lampung : Pascasarjana

–Universitas Lampung

Isabella Hutasoit.2009. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Penghimpunan Dana Pihak Ketiga Di PT. BRI Persero Tbk Cabang Balige. Tesis.Medan : Pascasarjana–Universitas Sumatera Utara

Lukman Dendawijaya, 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit Ghalia Indonesia

Nikmatul Umroh.2010).Analisis Pengaruh BI Rate dan UU No. 21 tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah Terhadap Dana Pihak Ketiga Dan perkembangan Perbankan Syariah. Tesis. Semarang : Pascasarjana – IAIN Walisongo

Suparmoko, 2000.Pengantar Ekonomika Makro,Edisi 4. Yogyakarta : BPFE

Tiara Citra Kusuma, 2011. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Intermediasi Perbankan Di Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Periode 2001-2009).Tesis.Semarang : Pascasarjana–Undip

_______PBI No. 4/10/PBI/2002 tentang Sertifikat Bank Indonesia

Gambar

Tabel 1.
Gambar 1.Kerangka Pikir Penelitian
Tabel 2.Koefisien DeterminasiModel Summary
Tabel 4.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kerapatan Teki terhadap Parameter Tinggi Tanaman, Jumlah Daun, dan Diameter Batang Wijen Bercabang dan Tidak

[r]

Kaldera Batur adalah sisa gunung api yang sangat besar. Sebagian tubuh gunung itu ambruk akibat letusan dahsyat, sehingga terbentuk kawah sangat besar yang disebut

Pastikan juga pada contrast ratio dan brightness yang tinggi tersebut, tampilan monitor masih layak digunakan (dalam arti warna tidak menjadi wash-out hanya karena

Penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar WUS tidak pernah melakukan pemeriksan IVA, walaupun sudah ada dukungan dari petugas kesehatan karena wanita usia

Seminar tersebut terselenggara berkat kerjasama antara Universitas Negeri Padang dengan Universiti Kebangsaan Malaysia yang mengundang keynote speaker sebanyak 8 (delapan)

'etelah berdiskusi dan menggali informasi, peserta didik akan dapat meringkas materi terkait konsep alat ukur mekanik presisi sesuai dengan buku teks secara

Berdasarkan hasil analisis dan uraian pada bab sebelumnya, maka dapat diperoleh simpulan bahwa kesadaran wajib pajak, kewajiban moral, kualitas pelayanan dan