Optimasi Pemilihan Investasi Saham Farmasi Dengan
Metode Key Statistics Fundamental Pada Pandemi Covid-19
Hengki1*, Seno Hadi Saputro2
1,2 ISB Atma Luhur Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung
Jl. Jendral Sudirman, Gabek, Pangkalpinang
1Hengki@atmaluhur.ac.id, 2Seno.hadi@atmaluhur.ac.id
I. Pendahuluan
Perusahaan farmasi merupakan jenis emiten yang bersifat komersial bergerak bidang obat-obatan yang memiliki lini bisnis melakukan penelitian, membuat, mengembangkan dan menyalurkan obat kepada masyarakat untuk mendukung dalam hal kesehatan, selain itu juga perusahaan farmasi harus menggunakan modal intelektual dalam mengembangkan perusahaan, melaksanakan kegiatan inovatif dalam mengolah hubungan manusia dengan
ARTICLE INFO A B S T R A C T Article history:
Received : March 21, 2020 Revised : April 1, 2020 Accepted : April 14, 2020
Pharmacy stock is a portfolio in the health sector that is quite popular during the covid 19 pandemic where the income or performance of listed companies moving from pharmacy will increase as the demand for the public in the field. Therefore, not all pharmaceutical issuers have good fundamentals so in the selection of these shares a model or method is needed that is using the fundamental key statistics method. In this study, as a consideration each issuer has a good criterion if it has a positive price cash flow ratio (PCFR), price book value ratio (PBVR) below 0.60x, positive dividends per share (DPS), net profit margin (NPM) positive, Earning per Share (EPS) is at least 30. Also in fundamental analysis it is necessary to study that liability (debt) must not exceed 50% of company assets. Therefore, the purpose of this study is to model how to choose profitable pharmaceutical stock investments for a certain period of time in the covid 19pandemic using fundamental key statistics and simple additive weighting methods supported by pharmaceutical company financial statement data.
Keywords: Stock pharmacy Fundamental analysis Covid 19 INFO ARTIKEL A B S T R A K Proses Artikel:
Artikel Diunggah : 21 Maret 2020 Artikel Direvisi : 1 April 2020 Dinyatakan Diterima : 14 April 2020
Saham farmasi merupakan portofolio bidang kesehatan yang cukup diminati saat pandemi covid 19 dimana pendapatan atau kinerja dari emiten yang bergerak dari farmasi akan meningkat seiring permintaaan kebutuhan masyarakat dibidang. Oleh sebab itu, tidak semua emiten farmasi memiliki fundamental yang baik sehingga dalam pemilihan saham tersebut diperlukan sebuah model atau metode yaitu menggunakan metode key statistics fundamental. Dalam penelitian ini sebagai pertimbangan setiap emiten memliki kriteria yang baik apabila memiliki price cash flow ratio (PCFR) positif, price book value ratio (PBVR) dibawah 0.60x, divident per share (DPS) positif berturut-turut, Net profit margin (NPM) positif, Earning per Share (EPS) minimal bernilai 30. Selain itu juga pada fundamental analisis perlu dikaji bahwa liability (utang) tidak boleh lebih 50% dari aset perusahaan. Oleh karena itu tujuan dari penelitian ini adalah memodelkan bagaimana memilih investasi saham farmasi yang menguntungkan untuk jangka waktu tertentu pada pandemi covid 19 menggunakan metode key statistics fundamental dan simple additive weighting yang didukung oleh data laporan keuangan perusahaan farmasi.
Kata Kunci: Saham Farmasi Analisa Fundamental Covid 19
teknologi farmasi.Oleh sebab itu, pembaharuan penelitian dan inovasi merupakan jantung utama dalam perusahaan farmasi [1]
Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan wadah untuk perusahaan go public termasuk emiten farmasi yang ada di Indonesia, terdapat beberapa perusahaan farmasi yang bergerak bidang farmasi diantaranya PT.Indofarma (INAF), PT.kimia farma (KAEF), PT.kalbe farma (KLBF), PT.Merck (MERK), PT.phapros (PEHA). Setiap perusahaan yang bergerak bidang farmasi memiliki laporan keuangan yang berbeda-beda oleh sebab itu perlu sebuah kajian untuk melihat emiten mana yang terbaik untuk investasi jangka panjang maupun menengah [2]
Investasi portofolio saham (emiten) memiliki arti transaksi atau bukti kepemilikan perusahaan dengan tujuan untuk mendapatkan keuntungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. profit yang diperoleh dari saham adalah capital gain dan dividen yang dibagikan sesuai jumlah saham dengan sesuai modal dari sebuah perusahaan. Investasi saham memiliki keuntungan lain berupa memiliki bisnis serta mananjemen jika kepemilikan saham mencapai jumlah mayoritas [3].
Key statistics sebuah emiten terdiri dari banyak istilah, namun peneliti mengkaji laporan keuangan yang ada disetiap emiten berupa price cash flow ratio (PCFR) , price book value ratio (PBVR), divident per share (DPS) 3 tahun berturut-turut, Net profit margin (NPM) positif, Earning per Share (EPS). Selain itu juga pada fundamental analisis perlu dikaji bahwa liability (utang) tidak boleh lebih 50% dari aset perusahaan. Selain itu juga isu atau berita mengenai emiten atau perusahaan juga mempengaruhi kinerja saham secara umum [4]
II. Metodologi
A. Keys Statistics Fundamental
Didefinisikan fundamental laporan keuangan emiten yang terdapat pada sebuah perusahaan yang menggambarkan kinerja sebuah perusahaan yang terdiri dari [5]
1. price cash flow ratio (PCFR) positif
2. price book value ratio (PBVR) dibawah 0.60x 3. divident per share (DPS) 3 tahun berturut-turut 4. Net profit margin (NPM) positif
5. Earning per Share (EPS) minimal bernilai 30
6. liability (utang) tidak boleh lebih 50% dari aset perusahaan
B. Perhitungan Simple Additive Weighting
Didefinikan pola pengambilan keputusan dalam sistem penunjang keputusan yang menjumlahkan bobot dari rating kinerja pada setiap alternative pada kriteria yang diusulkan. Dengan cara melakukan proses normalisasi ke skala yang dapat dinormalkan dengan semua kriteria dan alternative yang akan dibandingkan [6]
Gambar 1. Menghitung simple additive weighting rij = Rating Kinerja Normalisasi
Maxij = Nilai Maksimal dari setiap Kriteria Minij = Nilai Minimal dari setiap Kriteria Xij = Matrik nilai dari setiap kriteria
Setelah menggunakan dirumus diatas, maka selanjutnya menggunakan nilai preferensi untuk setiap alternative sebagai berikut:
Keterangan :
vi = Nilai Akhir dari alternative wi = Bobot yang telah ditentukan rij = Normalisasi Matriks
Simple Additive Weighting) dalam proses pemilihan yang simple dimana menjumlahkan
bobot positif (pos) dan bobot negatif (neg) sesuai kriteria yang telah dikaji sesuai hasil kuesioner responden yang diolah. rumus ini mencompare emiten farmasi yang sudah ada sehingga didapatkan hasil alternative pilihan [7]
III. Results
Dari hasil kuesioner dalam menentukan kriteria saham farmasi terbaik, maka peneliti telah mendapatkan kriteria dan bobot sebagai berikut ini:
Tabel 1. Daftar Nama Kriteria dan Bobot
No Kode Nama Kriteria
Tipe Bobot
Penilaian
1 PCFR price cash flow ratio Positif 0.15 2 PBVR price book value ratio Positif 0.20
3 DPS divident per share Positif 0.10
4 NPM Net profit margin Positif 0.15
5 EPS Earning per Share Positif 0.15
6 LIA Liability Negatif 0.25
Total 1.00
Gambar 2. Kriteria dan bobot fundamental saham farmasi
15% 20% 10% 15% 15% 25%
Fundamental
PCFR PBVR DPS NPM EPS LIADari hasil diatas, maka perlu perhitungan dari kuesioner berupa tingkat interval dari kriteria yang telah ditentukan, dimana dihasilkan sebagai berikut ini:
Tabel 2. Interval Kriteria dan Bobot
No Kode Nama
Kriteria Tipe Penilaian Bobot Sub Interval Subkriteria
1 PCFR price cash flow ratio Positif 0.15 PCFR + 1.0 PCFR - 0.5 2 PBVR price book value ratio Positif 0.20 PBVR <0.60 1.0 PBVR >0.60 0.5 3 DPS divident per share Positif 0.10 ada 1.0 Tidak ada 0.5 4 NPM Net profit margin Positif 0.15 >=10% 1.0 <10% 0.5 5 EPS Earning per Share Positif 0.15 >=30 1.0 <30 0.5 6 LIA Liability Negatif 0.25 LIA>equity 1
LIA<equity 0.5
Total 1.00
Pada data di atas didapatkan bahwa peneliti menggunakan 6 kriteria yaitu price cash flow ratio (PCFR) 15%, price book value ratio (PBVR) 20%, divident per share (DPS) 10%, Net profit margin (NPM) 15%. Earning per Share (EPS) 15%, Liability (LIA) 25%. sehingga jika disimulasi menggunakan laporan keuangan per desember 2019 maka menghasilkan sebagai berikut ini
Tabel 3. bobot antara interval dan kriteria
NO KODE SAHAM PCFR PBVR DPS NPM EPS LIA
1 Kimia farma (KAEF) 0.5 0.5 1 0.5 0.5 1
2 Indofarma (INAF) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 1 3 Phapros (PEHA) 0.5 0.5 1 0.5 1 1 4 Merck (MERK) 0.5 0.5 1 1 1 0.5 5 Kalbe farma (KLBF) 1 0.5 1 1 1 0.5 ekuivalen pos 1 pos 1 pos 1 pos 1 pos 1 neg 0.5
Dari table diatas maka akan dilakukan tahap normalisasi per saham formasi, dimana didalam pembobotan terdapat 2 ekuivalen yaitu positif dan negative dimana terdapat 5 (lima) kriteria pos (positif) adalah price cash flow ratio (PCFR) price book value ratio (PBVR) divident per share (DPS) Net profit margin (NPM) Earning per Share (EPS] dan 1 (satu) kriteria neg (negative) yaitu ) Liability (LIA)
Tabel 4. Normalisasi kriteria x bobot
NO KODE SAHAM PCFR PBVR DPS NPM EPS LIA
1 Kimia farma (KAEF) 0.5 0.5 1 0.5 0.5 0.5
2 Indofarma (INAF) 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5 0.5
3 Phapros (PEHA) 0.5 0.5 1 0.5 1 0.5
4 Merck (MERK) 0.5 0.5 1 1 1 1
Tabel 5. Hasil perhitungan keseluruhan
NO KODE SAHAM PCFR PBVR DPS NPM EPS LIA Poin jumlah
1 Kimia farma (KAEF) 0.075 0.1 0.1 0.075 0.075 0.125 0.550 2 Indofarma (INAF) 0.075 0.1 0,05 0.075 0.075 0.125 0.500 3 Phapros (PEHA) 0.075 0.1 0,1 0.075 0.15 0.125 0.625 4 Merck (MERK) 0.075 0.1 0,1 0.15 0.15 0.25 0.825 5 Kalbe farma (KLBF) 0.15 0.1 0,1 0.15 0.15 0.25 0.900
Dari data pengolahan diatas maka, didapatkan untuk saham KAEF memiliki hasil poin 0.550, saham INAF 0.500, saham PEHA 0.625, saham MERK 0.825, dan saham KLBF 0.900. sehingga disimpulkan sebagai berikut
Tabel 6. Peringkat saham berdasarkan key statistics fundamental
No Kode Saham Poin Akhir Peringkat investasi
1 KAEF 0.550 4
2 INAF 0.500 5
3 PEHA 0..625 3
4 MERK 0.825 2
5 KLBF 0.900 1
Gambar 3. Perbandingan nilai fundamental saham farmasi
IV. Penutup A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan beberapa poin penting yaitu:
1. Dalam pengukuran pemodelan pemilihan emiten farmasi menggunakan 6 (enam) kriteria utama yaitu price cash flow ratio (PCFR), price book value ratio (PBVR), divident per share (DPS), Net profit margin (NPM), Earning per Share (EPS] dan 1 (satu) kriteria neg (negative) yaitu ) Liability (LIA)
2. Dari model simulasi pada perusahaan farmasi menggunakan fundamental analisis dan simple additive weighting maka menghasilkan saham KAEF memiliki hasil poin 0.550, saham INAF 0.500, saham PEHA 0.625, saham MERK 0.825, dan saham KLBF 0.900. Dari pengolahan data tersebut maka yang paling layak untuk dibeli dari segi fundamental adalah saham KLBF.
0.555 0.5 0.625
0.825 0.9
KAEF INAF PEHA MERK KLBF
Nilai Fundamental
3. Ada beberapa emiten farmasi yang valuenya diatas harga fundamental
B. Saran
Dari hasil penelitian diatas maka terdapat saran untuk membangun penelitian ini antara lain: 1. Perlunya simulasi lebih banyak lagi menggunakan sample emiten atau saham farmasi
untuk penelitian berikutnya
2. Perlu sebuah model yang lebih komplek terutama penilaian kriteria agar bobot penilaian lebih baik sehingga kriteria pengukuran lebih valid
3. Perlunya implementasi model diatas ke dalam aplikasi sistem informasi
Daftar Pustaka
[1] Sharabati, Ahmad et al "Intellectual capital and business performance in the pharmaceutical sector of Jordan", Management Decision, Vol. 48 Issue: 1,2010, pp.105-131. [2] Indonesia Stocks Exchange, 2020, idx.co.id
[3] Mudjiono. Investasi Salam Saham & Obligasi dan Meminimalisasi Risiko Sekuritas Pada Pasar Modal Indonesia. Semarang. Jurnal STIE Semarang. 2012
[4] Dedy Utomo, stockbit.com, 2018
[5] Hengki dkk, Optimasi Pemilihan Model Pembelajaran Berbasis SCL Menggunakan Saw Method Pada Perguruan Tinggi XYZ, jurnal jutis, 2020
[6] Irawan, yan dan delpiah wahyuningsih. Pendaftaran Peserta Didik Baru dengan Metode Simple Additive Weighting (SAW). Pangkalpinang. Jurnal Sistem Informasi. 2018
[7] Hengki, HS Saputro, O Rizan, Evaluasi sistem informasi Lecturer STMIK Atma Luhur dengan