• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Teknologi oleh Orang Lanjut Usia di Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pemanfaatan Teknologi oleh Orang Lanjut Usia di Yogyakarta"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Pemanfaatan Teknologi oleh Orang Lanjut Usia

di Yogyakarta

Restyandito

1

, Erick Kurniawan

2

Teknik Informatika, Universitas Kristen Duta Wacana1 dito@ti.ukdw.ac.id

Sistem Informasi, Universtias Kristen Duta Wacana2 Abstrak

Teknologi dapat dijumpai di berbagai bidang kehidupan di era modern ini. Kehadiran berbagai teknologi tersebut dapat meningkatkan kualitas hidup seseorang. Namun demikian, masih dapat dijumpai adanya digital gap di masyarakat yang diakibatkan terjadinya lompatan teknologi yang sangat pesat, diantaranya juga dialami oleh orang lanjut usia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif untuk mengetahui adopsi teknologi oleh orang lanjut usia di Yogyakarta. Penelitian dilakukan dengan melakukan susrvei terhadap seratus responden dengan berbagai latar belakang pendidikan, pekerjaan dan status social. Faktor-faktor yang teridentifikasi mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh orang lanjut usia di Yogyakarta, diantaranya usia, jenis teknologi dan status ekonomi. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi pemanfaatan teknologi oleh orang lanjut usia dan bobot dari masing-masing faktor tersebut.

Kata Kunci: gerontechnology, orang lanjut usia.

1. Pendahuluan

1.1 Metode Analisis Data

Perkembangan teknologi yang demikian pesat berdampak pada setiap aspek kehidupan. Dampak tersebut mempengaruhi semua manusia yang hidup di jaman moderen saat ini, tanpa memandang usia, latar belakang pekerjaan, maupun pendidikan. Bagi mereka yang termasuk generasi native digital, kebanyakan tidak mengalami masalah dalam beradaptasi dengan perkembangan teknologi tersebut, tetapi banyak orang lanjut usia yang merupakan golongan digital native harus bergumul untuk dapat menggunakan teknologi yang terus berkembang tersebut.

Indonesia sebagai negara berkembang mengalami lompatan teknologi sebagai dampak dari meningkatnya kesejahteraan masyarakat, tersedianya infrastruktur yang lebih baik dan semakin terjangkaunya teknologi. Sebagai contoh saat ini semakin banyak orang yang memiliki akses terhadap internet melalui telepon genggam, dimana mungkin beberapa tahun sebelumnya mereka bahkan tidak pernah menggunakan komputer. Hal ini mengakibatkan suatu kejutan budaya bagi masyarakat Indonesia jika dibandingkan dengan masyarakat dari negara maju. Sebagai contoh, orang lanjut usia yang ada di Indonesia mungkin tidak memiliki telepon kabel di saat mereka masih muda, tetapi sekarang mereka langsung menggunakan telepon nir kabel. Tidak demikian halnya bagi orang lanjut

usia di negara maju, karena infrastruktur yang lebih baik, mereka mungkin telah memiliki akses terhadap penggunaan telepon kabel di masa lalu, sehingga ketika teknologi telepon nir kabel hadir, mereka dapat keuntungan dari transfer positif pengalaman mereka sebelumnya.

Salah satu perkembangan teknologi meliputi gerontechnology yang bertujuan untuk mengaplikasikan teknologi yang mengatasi masalah dan kesulitan yang timbul akibat gejala penuaan sehingga orang lanjut usia dapat menggunakan teknologi untuk kehidupan yang lebih sehat, lebih mandiri dan dapat terlibat lebih banyak dalam hubungan sosial (Restyandito, 2016). Namun seperti telah diutarakan sebelumnya bahwa orang lanjut usia cenderung tidak tertarik atau tidak fasih dalam penggunaan teknologi dibandingkan dengan orang yang lebih muda. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pandangan orang lanjut usia mengenai teknologi dan faktor-faktor yang mempengaruhi mereka dalam penggunaan teknologi.

1.2 Pengertian Lanjut Usia

Menua adalah suatu kondisi yang dialami oleh seseorang saat mereka mulai memasuki masa lanjut usia. Kondisi ini umum disertai dengan menurunnya kekuatan dan kemampuan fisik yang diakibatkan oleh penyakit degeneratif (Darmojo & Martono, 2004). Maryam (2008) mengklasifikasikan orang lanjut usia menjadi lima, yang meliputi: prausia lanjut (45-59 tahun),

(2)

usia lanjut (60 tahun ke atas), usia lanjut resiko tinggi (usia 60-70 tahun dengan masalah kesehatan), usia lanjut potensial (usia lanjut yang masih mampu melakukan aktivitas) dan usia lanjut tidak potensial (usia lanjut yang hidupnya bergantung pada bantuan dari orang lain). Di tahun 2016 terdapat sekitar 22 juta orang lanjut usia di Indonesia. Populasi orang lanjut usia terus meningkat, jika dibandingkan jumlah orang lanjut usia sebanyak 17 juta pada tahun 2006 dan 13.5 juta orang pada tahun 1996 (United Nations, Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nation Secretariat, 2016). Peningkatan jumlah orang lanjut usia sebesar 26% (1996-2006) dan 29% (2006-2016) menunjukkan pentingnya memberikan perhatian pada orang yang termasuk dalam lanjut usia, karena populasi mereka yang cukup besar hampir 9% dari total populasi penduduk Indonesia. 1.3 Adopsi Teknologi

Penerimaan teknologi dapat didefinisikan sebagai persetujuan, penerimaan yang baik dan penggunaan berkelanjutan dari perangkat dan sistem yang baru diperkenalkan (Arning & Ziefle, 2007). Tingkat penerimaan berisi sikap terhadap perilaku tertentu, yaitu perasaan positif atau negatif pengguna atau sejauh mana teknologi mempengaruhi perilaku penggunaan teknologi tersebut.

Pada awalnya, beberapa penelitian menyebutkan bahwa karakteristik demografi tidak begitu berpengaruh terhadap penerimaan dan penggunaan teknologi dibandingkan dengan karakteristik teknologi tersebut (Agarwal & Prasad, 1999; Davis et al., 1989). Tetapi kini banyak penelitian yang menunjukkan bukti bahwa usia memiliki peranan terhadap bagaimana pandangan pengguna terhadap suatu teknologi (Arning & Ziefle, 2007; Morris et al., 2005; Venkatesh & Morris, 2000). Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh pengalaman dan latar belakang pengguna maupun kemampuan pengguna. Dalam hal pengguna lanjut usia, kemungkinan ditambah dengan adanya faktor usia.

2. Metode

2.1 Responden Penelitian

Data penelitian diperoleh dari 100 orang responden (pria = 48, wanita = 52) berusia lanjut (53-90 tahun, rata-rata usia 67.94 tahun, STD = 7.59). Responden berdomisili di daerah Yogyakarta, 12 responden tinggal sendiri, 1 responden tinggal di panti wreda dan mayoritas (87 responden) tinggal bersama keluarga mereka. Deskriptif statistik latar belakang responden dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1:Deskriptif Statistik Latar Belakang Responden

Pendidikan

Tidak bersekolah 0%

Sekolah Dasar 26%

Sekolah Menengah Pertama 15%

Sekolah Menengah Atas 27%

Pendidikan Tinggi 32%

Status

Tidak bekerja 36%

Pensiunan 32%

Bekerja paruh waktu 10%

Bekerja penuh 22% Status Ekonomi Sulit 0% Cukup sulit 12% Rata-rata 77% Cukup kaya 11% Kaya 0% 2.2 Metode Penelitian

Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara terbuka. Responden dipilih berdasarkan purposive sampling untuk mendapatkan gambaran mengenai pandangan orang lanjut usia terhadap teknologi dari berbagai latar belakang.

Metode analisis data yang digunakan untuk mengungkap temuan penelitian menggunakan analisis data kualitatif karena bersifat deskriptif. Seperti yang disebutkan oleh Kriyantono (2007)

bahwa “riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan dalamnya melalui pengumpulan data sedalam-dalamnya.”. Analisa kuantitatif menggunakan

single factor ANOVA dilakukan untuk mengetahui pengaruh umur, status ekonomi dan pendidikan terhadap adopsi teknologi oleh orang lanjut usia.

2.3 Prosedur Penelitian

Proses pengambilan data dilakukan dengan mendata demografi responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini. Responden mendapatkan penjelasan bahwa data yang dikumpulkan bersifat anonim dan rahasia, hal ini untuk mendorong responden memberikan jawaban yang jujur. Data demografi yang diperoleh digunakan untuk melakukan filtering awal sehingga dapat diperolah responden dengan berbagai latar belakang yang bervariasi. Pengambilan data dilanjutkan dengan melakukan survey menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengalaman responden dalam menggunakan berbagai macam teknologi yang ada di sekitar mereka serta pandangan mereka terhadap teknologi tersebut. Selama proses pengisian kuesioner, responden didampingi oleh surveyor yang dapat membantu responden untuk memahami pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Setelah responden selesai

(3)

mengisi kuesioner, surveyor mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan jawaban yang mereka beri, untuk mempertajam dan menggali lebih dalam pengalaman dan pendapat responden mengenai pemanfaatan teknologi dalam kehidupan mereka. Hal ini penting untuk memberikan gambaran menyeluruh pada peneliti mengenai pandangan orang lanjut usia terhadap teknologi.

3. Hasil dan Pembahasan

Bagian pertama dari kuesioner berisi pertanyaan-pertanyaan mengenai pengetahuan dan kebiasaan orang lanjut usia dalam menggunakan berbagai jenis produk dan layanan teknologi. Terdapat 15 jenis produk yang dibagi menjadi tiga kategori: peralatan rumah tangga (mis. TV, mesin cuci, setrika listrik), peralatan kesehatan (mis. Alat pijat elektronik, tensi meter digital), dan peralatan komunikasi dan teknologi informasi (mis. Telepon genggam, komputer, ATM). Responden diminta untuk menanggapi masing-masing produk tersebut dengan pilihan : menggunakan produk tersebut (skor=2), tahu mengenai produk tersebut tapi tidak menggunakannya (skor=1), dan tidak tahu mengenai produk tersebut (skor=0). Hasil analisa

single factor ANOVA terhadap jawaban responden dapat dilihat pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2:Pemanfaatan Teknologi berdasarkan Usia

Peralatan Rumah Tangga

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Usia 50an 11 15.143 1.479 0.148 Usia 60an 48 71.000 1.377 0.139 Usia 70an 35 41.857 1.196 0.209 Usia 80an 6 5.857 0.976 0.256 ANOVA Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between Groups 2.47 3 0.82 4.80 0.00368 2.69 Within Groups 16.42 96 0.17 Total 18.88 99 Peralatan Kesehatan SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Usia 50an 11 5 0.455 0.323 Usia 60an 48 42 0.875 0.239 Usia 70an 35 20 0.571 0.340 Usia 80an 6 3.25 0.542 0.610 ANOVA Source of

Variation SS df MS F P-value F crit

Between

Groups 2.86 3 0.95 3.14 0.02865 2.69 Within

Groups 29.10 96 0.30 Total 31.96 99

Peralatan Komunikasi dan Teknologi Informasi

SUMMARY

Groups Count Sum Average Variance

Usia 50an 11 13 1.182 0.314 Usia 60an 48 53.33 1.153 0.257 Usia 70an 35 29.33 0.838 0.305 Usia 80an 6 4.50 0.750 0.119 ANOVA Source of

Variation SS Df MS F P-value F crit

Between

Groups 2.73 3 0.91 3.34 0.02266 2.69 Within

Groups 26.19 96 0.27 Total 28.93 99

Berdasarkan analisa single factor ANOVA

terhadap pemanfaatan berbagai produk teknologi yang ada, dapat disimpulkan bahwa penggunaan peralatan rumah tangga, peralatan kesehatan maupun peralatan komunikasi dan teknologi informasi dipengaruhi oleh usia (p<0.05). Semakin lanjut usia responden, semakin sedikit pengetahuan mereka dan pengalaman mereka menggunakan produk teknologi peralatan rumah tangga dan peralatan komunikasi dan teknologi informasi (rata-rata skor tertingga usia 50an dan skor terendah usia 80an). Untuk produk teknologi peralatan kesehatan, tampak bahwa pemanfaatan teknologi terbanyak diadopsi oleh responden yang berusia 60an. Hal ini kemungkinan dikarenakan responden pada usia ini telah mulai mengalami permasalahan kesehatan.

Gambar 1. Pengetahuan dan kebiasaan orang lanjut usia dalam menggunakan berbagai jenis produk dan

layanan teknologi

Banyak orang lanjut usia yang memiliki sikap positif terhadap teknologi, walaupun demikian mereka belum tentu tertarik untuk menggunakan teknologi baru dibandingkan oleh orang yang berusia muda (Ryu, Kim & Lee, 2009; Steele, et.al, 2009; Mitzner, et.al, 2010). Hal ini tampak pada diagram Gambar 1, responden yang tidak mengetahui adanya suatu produk teknologi kurang dari 40%, namun demikian hanya 50% populasi yang menyatakan mereka menggunakan produk teknologi tersebut. Paling banyak adalah

(4)

peralatan rumah tangga (50%), peralatan komunikasi dan teknologi informasi (30%), dan hanya 11% yang menggunakan peralatan kesehatan. Oleh sebab itu peneliti mencoba mencari faktor lain yang dapat mempengaruhi adopsi teknologi oleh orang lanjut usia.

Untuk menganalisa pengaruh latar belakang ekonomi, peneliti melakukan analisa one way

factor ANOVA terhadap status pekerjaan dan

status ekonomi responden. Status pekerjaan responden dikelompokkan dalam 4 kategori: tidak bekerja, pensiunan, bekerja paruh waktu, dan bekerja. Status ekonomi didapat berdasarkan

self assessment responden, Dari 5 kategori : sulit,

cukup sulit, rata-rata, cukup mampu dan mampu/kaya, responden menilai status ekonomi mereka dalam kategori cukup sulit hinggga cukup mampu. Rangkuman hasil analisa one way

factor ANOVA dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3: Signifikansi (p-value ) status pekerjaan dan status ekonomi terhadap adopsi teknologi oleh lansia

Teknologi Status Pekerjaan Status Ekonomi Peralatan Rumah Tangga 0.081450 3.81E-08*

Peralatan Kesehatan 0.710961 1.04E-05* Peralatan

Komunikasi dan TI 0.007176 4.41E-06*

Tampak bahwa status pekerjaan tidak memiliki pengaruh terhadap adopsi teknologi, baik peralatan rumah tangga, peralatan kessehatan, maupun peralatan komunikasi dan teknologi informasi. Namun demikian, status ekonomi responden memiliki dampak signifikan secara statistic terhadap adopsi teknologi tersebut. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mallenius et. al (2007) dan Steele et. al (2009) yang menunjukkan bahwa biaya merupakan salah satu faktor utama yang menentukan pengadopsian teknologi oleh orang lanjut usia.

Berdasarkan hasil wawancara lebih lanjut dengan responden alasan utama mereka mau menggunakan teknologi adalah sebagai berikut (diurutkan dan dikelompokkan berdasarkan alasan terbanyak):

1. Teknologi membantu responden dalam kehidupan sehari-hari

2. Teknologi sangat berguna

3. Mereka membutuhkan teknologi untuk pekerjaan

4. Disarankan oleh keluarga

5. Kemampuan finansial untuk memiliki teknologi tersebut

6. Ingin belajar mengenai teknologi baru. Sedangkan alasan utama orang lanjut usia yang tidak mau menggunakan teknologi adalah sebagai berikut (diurutkan dan dikelompokkan berdasarkan alasan terbanyak):

1. Tidak memiliki kemampuan finansial untuk memiliki peralatan berteknologi

2. Merasa tidak memiliki kemampuan untuk belajar mengenai hal-hal baru

3. Sudah terbiasa menggunakan alat tradisional atau melakukan sesuatu secara manual 4. Belum membutuhkan

Berdasarkan Technology Acceptance Model yang diperkenalkan oleh Davis et. al (1989), dua faktor yang paling berpengaruh terhadap penerimaan dan penggunaan sistem informasi adalah kesan manfaat (perceived usefulness) dan kemudahan (perceived ease of use). Hal ini juga berlaku pada alasan orang lanjut usia di Yogyakarta dalam mengadopsi pemanfaatan teknologi. Dua alasan utama responden mau menggunakan teknologi adalah teknologi membantu mereka dan sangat berguna. Sedangkan alasan utama responden tidak menggunakan teknologi selain kemampuan finansial adalah mereka merasa teknologi sulit untuk dipelajari dan digunakan.

4. Kesimpulan

Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mendorong orang lanjut usia memanfaatkan teknologi. Beberapa faktor yang mempengaruhi adopsi teknologi oleh orang lanjut usia adalah usia, jenis teknologi dan status ekonomi. Faktor lain yang berpengaruh adalah kesan manfaat dan kemudahan, untuk menganalisa lebih jauh mengenai kedua faktor ini dapat dilakukan penelitian dengan memanfaatkan Technology

Acceptance Model sehingga dapat diketahui

bobot masing-masing faktor tersebut terhadap adopsi pemanfaatan teknologi oleh orang lanjut usia.

Dengan mengetahui faktor-faktor yang menghambat adopsi pemanfaatan teknologi oleh orang lanjut usia diharapkan dapat dibuat suatu sistem yang membantu orang lanjut usia tersebut sehingga mereka tidak menjadi orang-orang yang

’termarginalkan’ secara digital di era teknologi

informasi sekarang ini. Pemanfaatan teknologi diharapkan juga dapat meningkatkan kualitas hidup orang lanjut usia.

Ucapan Terima Kasih

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Duta Wacana yang mendanai penelitian ini. Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Jevon Ariston Zebua dan Anon Wibawa Putra yang telah membantu dalam proses wawancara dan pengumpulan data.

Daftar Pustaka

Agarwal, R., & Prasad, J. (1999). Are individual differences germane to the acceptance of

(5)

new information technologies? Decision

Sciences, 30(2), p.361-390.

Arning, K., & Ziefle, M. (2007). Understanding age differences in PDA acceptance and performance. Computers in Human Behaviour, 23(6), p.2904-2927.

Darmojo, R.B., & Martono, H.H. (2004).

Geriatri (ilmu kesehatan lanjut). Edisi ke-3.

Jakarta: Balai Penerbit FKUI

Davis, F. D., Bagozzi, R. P., & Warshaw, P. R. (1989). User acceptance of computer technology: A comparison of two theoretical models. Management Science, 35(8), p.982-1003.

Kriyantono, R. (2007). Teknik praktis riset

komunikasi.. Kencana.

Mallenius, S., Rossi, M., & Tuunaine, V.K. (2007). Factors affecting the adoption and use of mobile devices and services by elderly people – results from a pilot study.

Proceeding of 6th Annual Global Mobility Roundtable. Los Angeles.

Maryam, S. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan

Perawatannya. Penerbit Salemba.

Mitzner, T.L., Boron, J.B., Fausset C.B., Adamas, A.E., Charness, N., Czaja, S.J., Djikstra, K., Fisk, A.D., Rogers, W.A., & Sharit, J. (2010), Older adults talk technology: Technology usage and attitudes. Technology usage and attitudes. Computers

in Human Behavior, 26(6), p.1710-1721.

Morris, M. G., Venkatesh, V., & Ackerman, P. L. (2005). Gender and age differences in employee decisions about new technology: An extension to the theory of planned behaviour. IEEE Transactions on Engineering Management, 52(1), p.69-84.

Restyandito. (2016). Pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan kualitas hidup orang lanjut usia di Indonesia. Inovasi Teknologi

Untuk Kemajuan Bangsa. Penerbit Andi.

p.59-66.

Ryu, M.H., Kim, S., & Lee, E. (2009). Understanding the factors affecting online

elderly user’s participation in video UCC

services. Computers in Human Behaviour, 25(3), p.619-632.

Steele, R., Lo, A., Secombe, C., Wong, Y.K.,

(2009), Elderly persons’ perception and

acceptance of using wireless sensor networks to assist health care. International

Journal of Medical Informatics, 78(12),

p.788-801.

United Nations, Population Division of the Department of Economic and Social Affairs of the United Nation Secretariat. (2016). World Population Prospects: The 2015

revision. [Online] Diakses di: http://esa.un.org/unpd/wpp/index.htm [5 5 Maret 2017].

Venkatesh, V., & Morris, M. G. (2000). Why don't men ever stop to ask for directions? gender, social influence, and their role in technology acceptance and usage behaviour. MIS Quarterly: Management Information

(6)
(7)

Gambar

Tabel 2 : Pemanfaatan Teknologi berdasarkan Usia Peralatan Rumah Tangga

Referensi

Dokumen terkait

EMOSIONAL MAHASISWA YANG BERPENGALAMAN MENGAJAR DAN YANG TIDAK MEMILIKINYA PADA PRODI PAI FTK UIN SUNAN AMPEL SURABAYA. Pembimbing I: Dr. Amir Maliki Abitolkha,

[r]

Antono Adhi Pengambilan Keputusan Pemilihan Handphone Terbaik Dengan Analytical Hierarchy Process (AHP) Bagaimana cara menentukan handphone terbaik dari tiga

In addition to the opening mode in which the left and right screen areas change size as the person and Magix take turns, there are modes in which the person has total control

Pendektan pembelajaran Contextual Teaching Learning (CTL)/ pembelajaran kontekstual adalah suatu konsep belajar dimana guru menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas

jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae merupakan jenis kupu-kupu yang paling banyak ditemukan yaitu sebanyak 52 % yang terdiri dari 33 jenis.. Famili Hesperidae merupakan famili

Kebijakan Strategis Pembangunan Iptek Nasional 2005 – 2009 adalah produk kebijakan dibidang riset dan teknologi yang akan digunakan oleh pemerintah sebagai pedoman dalam

Analisis crosstabulasi pada variabel pangan sumber zink dengan status zink didapatkan hasil bahwa terdapat 29 responden yang mengalami defisiensi zat zink yang