• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPTP BENGKULU PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPTP BENGKULU PENGANTAR"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

PENGANTAR

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian adalah Unit Pelaksana Teknis dibidang penelitian dan pengembangan pertanian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Litbang Pertanian. Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No.16/Permentan/OT.140/3/ 2006 tanggal 1 Maret 2006, BPTP Bengkulu berkoordinasi dengan Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian.

Untuk mendukung pencapaian sasaran pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu, BPTP Bengkulu selama Tahun Anggaran (TA) 2012 telah melaksanakan berbagai kegiatan pengkajian untuk mendapatkan paket teknologi spesifik lokasi. Selain melaksanakan pengkajian, BPTP juga melakukan kegiatan diseminasi hasil pengkajian dan mempercepat transfer teknologi kepada pengguna melalui kegiatan seminar, lokakarya, workshop, temu lapang, ekspose atau pameran serta publikasi di media cetak dan elektronik.

Laporan tahunan ini juga menyajikan informasi mengenai kegiatan yang dilakukan selama tahun 2012 dengan pembiayaan dari Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu No. 2174/018-09.2.01/08/2012. Laporan ini sekaligus juga menyajikan ringkasan hasil-hasil pengkajian dan diseminasi selama TA. 2012. Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dan berpartisipasi aktif dalam pembuatan laporan ini.

Bengkulu, Desember 2012 Kepala Balai,

Dr. DEDI SUGANDI, MP NIP. 19590206 198603 1002

(5)

I PENDAHULUAN

1.1. Gambaran Umum

Tugas pokok BPTP Bengkulu adalah melaksanakan pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi. Adapun fungsi dari BPTP Bengkulu adalah: 1) Inventarisasi dan identifikasi kebutuhan teknologi pertanian, 2) Pengkajian dan perakitan teknologi pertanian, 3) Penyiapan paket teknologi untuk penyuluhan pertanian, 4) Pelayanan teknik kegiatan pengkajian dan 5) Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga balai.

Pengkajian dilaksanakan berdasarkan identifikasi kebutuhan teknologi dan diprioritaskan pada komoditas unggulan nasional dan daerah. Pengkajian dan diseminasi hasil pengkajian dilaksanakan secara sinergis, efektif dan efisien sesuai dengan kondisi agroekosistem dan sosial budaya masyarakat Bengkulu. Tujuan dari diseminasi adalah untuk mempercepat adopsi dan difusi inovasi teknologi yang dihasilkan. Manfaat dari adopsi dan difusi teknologi adalah peningkatan produktivitas, produksi dan nilai tambah produk pertanian secara berkelanjutan, sehingga berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat tani.

Kondisi lingkungan internal maupun ekternal selalu berubah dan dinamis seiring dengan perjalanan waktu. BPTP Bengkulu telah mengemban rencana strategis untuk mengantisipasi perubahan dan dinamika lingkungan dalam kurun waktu 2010-2014. Rencana strategis diperlukan sebagai panduan dalam pelaksanaan seluruh program dan kegiatan BPTP Bengkulu dalam mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

Rencana strategis disusun secara rasional, ringkas, jelas, akurat, terukur, dan dapat dicapai pada kurun waktu tertentu (5 tahun). Struktur rencana strategis secara komprehensif dijabarkan dalam visi, misi, strategi utama, sasaran utama, tujuan dan program serta indikator kinerja utama tahunan. Sebagai wujud dari pertanggung jawaban pelaksanaan rencana kerja tahunan 2012, disusun laporan tahunan dengan rincian sebagai berikut: (i) pendahuluan meliputi gambaran umum

(6)

1.2. Sumberdaya Pengkajian dan Diseminasi

BPTP Bengkulu dibentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No. 16/Permentan/OT.140/3/2006 tanggal 1 Maret 2006. BPTP Bengkulu dikoordinir secara langsung oleh Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian (BBP2TP). BPTP Bengkulu dipimpin oleh pejabat struktural Eselon IIIa sebagai Kepala Balai dan dibantu oleh dua pejabat struktural Eselon IVa yaitu Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Kepala Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian (KSPP). Wilayah kerja BPTP Bengkulu meliputi 9 kabupaten dan kota, yaitu Kabupaten Mukomuko, Lebong, Bengkulu Utara, Rejang Lebong, Kepahiang, Bengkulu Tengah, Seluma, Bengkulu Selatan, Kaur dan Kota Bengkulu.

Keberadaan BPTP Bengkulu membuka peluang yang lebih besar bagi tersedianya teknologi spesifik lokasi untuk mendukung pembangunan pertanian di Provinsi Bengkulu yang sesuai dengan kebijakan, kondisi sumberdaya alam dan sumberdaya manusia, sosial ekonomi dan budaya masyarakat Bengkulu.

Kekuatan

Ketersediaan SDM dan fasilitas`pendukung yang berupa alat transportasi, laboratorium, perpustakaan, rumah kaca dan klinik agribisnis memainkan peran yang sangat strategis dalam mendukung program pembangunan pertanian daerah dan nasional. Kelengkapan database wilayah yang penting seperti peta AEZ dan status kesuburan lahan, paket rekomendasi teknologi, serta sumber referensi digital, memposisikan BPTP sebagai salah satu pilar sumber informasi perkembangan teknologi pertanian di Provinsi Bengkulu.

Dengan program peningkatan kompetensi SDM yang terus ditingkatkan, keberadaan BPTP Bengkulu semakin diperhitungkan oleh Pemerintah Daerah Bengkulu, yang tercermin dengan semakin bertambahnya peran strategis dalam pengawalan dan pendampingi program strategis nasional dan daerah seperti pendampingan program SL-PTT, PSDSK, dan kawasan hortikultura.

(7)

Kelemahan

Ketersediaan SDM yang berkualitas, dana yang memadai, dan managemen yang baik merupakan komponen penting dalam pelaksanaan pengkajian dan perakitan teknologi tepat guna spesifik lokasi serta diseminasi hasil pengkajian. Tiga komponen tersebut saling mengunci satu dengan yang lainnya, sehingga jika ada salah satu komponen yang kurang optimal akan berpengaruh terhadap kinerja dari komponen lainnya. Kurang tersedianya SDM dan dana merupakan komponen yang paling sering menjadi faktor pembatas dalam pelaksanaan dan pencapaian tugas suatu intisari di BPTP Bengkulu sebagai berikut 15 orang peneliti, 6 orang penyuluh, 13 orang calon peneliti dan 2 orang calon penyuluh, 5 orang teknisi dan 36 orang administrasi.

Wilayah kerja BPTP Bengkulu yang luas dengan keragaman agroekosistem, sosial-ekonomi dan budaya masyarakat menuntut tersedianya SDM dan dana yang cukup besar. Anggaran Belanja BPTP Bengkulu tahun 2012 sebesar Rp. 9.709.994.000,- dengan komposisi belanja gaji Rp. 3.574.602.000,-, barang Rp., 5.381.392.000- dan modal Rp. 754.000.000,- Kondisi ini dirasakan masih belum proporsional sehingga masih perlu ditingkatkan guna tercapainya harapan para pemangku kebijakan (stakeholders di daerah).

Isu-Isu Strategis

Pekembangan isu strategis yang berpeluang dalam peningkatan peran BPTP Bengkulu diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Perhatian Pemerintah Daerah terhadap kemajuan pembangunan pertanian di Bengkulu semakin meningkat seiring dengan program otonomi dan pemekaran daerah.

2. Kegiatan sektor pertanian di Bengkulu belum sepenuhnya mengadopsi teknologi yang telah dihasilkan/direkomendasikan oleh BPTP Bengkulu.

3. Pesatnya perkembangan teknologi informasi, memungkinkan proses produksi dan distribusi inovasi pertanian dapat dilakukan lebih cepat dan tepat sasaran.

(8)

Isu-isu strategis lainnya juga memberikan tantangan bahkan ancaman bagi pengkajian dan diseminasi ke depan diantaranya adalah:

1. Sebagai UPT Pusat di daerah, BPTP bertugas melakukan pendampingan program strategis Deptan yang cenderung meningkat, selain melaksanakan tugas pokok dan fungsinya.

2. Pertambahan penduduk berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan produk pertanian yang harus dihasilkan dari lahan yang semakin terbatas, sehingga memerlukan penyesuaian startegi pengkajian dan diseminasi inovasi yang lebih baik.

3. Diratifikasinya piagam ASEAN (ASEAN Charter) oleh DPR-RI pada tanggal 8 Oktober 2008 berdampak pada peningkatan persaingan kualitas, kuantitas dan harga produk-produk pertanian, sehingga diperlukan inovasi teknologi untuk meningkatkan daya saing.

4. Perubahan iklim global berdampak langsung pada produksi pertanian sehingga menuntut penataan ulang sistem pertanian.

1.3. Visi, Misi dan Strategi Utama 1.3.1. Visi

Sejalan dengan Visi Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian tahun 2010-2014, untuk menjadi lembaga pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian tepat guna bertaraf internasional, maka visi BPTP Bengkulu adalah: Pada Tahun 2014 BPTP Bengkulu menjadi lembaga pengkajian terdepan penghasil dan penyedia teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi untuk menunjang pembangunan pertanian di Bengkulu.

1.3.2. Misi

1. Menghasilkan dan menyediakan teknologi pertanian spesifik lokasi kepada pengguna.

2. Meningkatkan kemitraan dengan pemerintah daerah/kabupaten, intitusi terkait dan swasta dalam pemberdayaan petani.

(9)

5. Mempercepat transfer teknologi pertanian kepada pengguna dan memperoleh umpan balik kepada stakeholders bagi penajaman program pengkajian teknologi pertanian berikutnya.

1.3.3. Strategi Utama

Beranjak dari visi dan misi yang ada, strategi utama BPTP Bengkulu tahun 2012 ditetapkan sebagai berikut:

1. Optimalisasi sumberdaya internal/eksternal untuk peningkatan kapasitas institusi. 2. Meningkatkan intensitas dan efektifitas koordinasi antara BPTP dengan BBP2TP,

Puslit/BB/LRPI dan Balit serta dengan berbagai lembaga penelitian pertanian dari dalam dan luar negeri.

3. Mendapatkan dan mendistribusikan inovasi teknologi dan kelembagaan untuk mendukung pembangunan pertanian Provinsi Bengkulu.

4. Membangun sistem manajemen mutu untuk semua lini kegiatan. 1.4. Sasaran Utama dan Tujuan

1.4.1. Sasaran Utama

Sasaran utama BPTP Bengkulu pada tahun 2012 yang ingin dicapai adalah: 1. Tersedianya teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi.

2. Meningkatnya penyebarluasan (diseminasi) teknologi pertanian.

3. Meningkatnya kerjasama nasional dan internasional (di bidang pengkajian, diseminasi dan pendayagunaan inovasi pertanian).

4. Meningkatnya sinergi operasional pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian.

5. Meningkatnya manajemen pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian. 1.4.2. Tujuan

1. Meningkatkan ketersediaan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 2. Meningkatkan penyebarluasan teknologi pertanian unggulan spesifik lokasi. 3. Meningkatnya kapasitas dan kompetensi pengkajian dan pengembangan inovasi

(10)

1.5. Program Utama BPTP Bengkulu

Untuk mencapai sasaran utama dan tujuan di atas, pada tahun 2012 Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu merencanakan 6 program utama: 1) Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu; 2) Pengkajian dan penelitian inovasi pertanian unggulan Provinsi Bengkulu: 3) Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi; 4) Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian; 5) Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi; 6) Pendampingan program strategis pembangunan pertanian;

Program tersebut dijabarkan dalam 8 sub program sebagaimana diuraikan dalam langkah operasional.

Langkah Operasional

Agar program utama dapat dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan sasaran

yang ditetapkan maka ditetapkan kebijakan operasional sebagai berikut: 1) Rayonisasi dalam proses perencanaan, monitoring dan evaluasi; 2) Pembentukan

tim pendukung manajemen sesuai kebutuhan, dan 3) Penetapan indikator kinerja utama untuk masing-masing program.

Langkah operasional dari program pengkajian dan pengembangan pertanian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Program Pengkajian dan Pengembangan Pertanian BPTP Bengkulu.

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama

1 Penelitian, pengkajian dan pengujian inovasi pertanian spesifik lokasi Bengkulu Penelitian, pengkajian dan pengujian spesifik lokasi yang lebih dibutuhkan petani

 Informasi dan umpan balik dari calon pengguna yang menjadikan penelitian di BPTP Bengkulu lebih fokus.

 Paket hasil penelitian dan

pengkajian spesifik lokasi yang siap didiseminasikan

(11)

No Program Sub Program Indikator Kinerja Utama 3 Percepatan pengembangan sumberdaya informasi, komunikasi, diseminasi dan penjaringan umpan balik inovasi pertanian spesifik lokasi. Optimasi pengembangan sistem informasi diseminasi inovasi pertanian. Pengembangan diseminasi partisipatif. Optimasi penyebaran benih/bibit, dan jasa analisis/uji.

Makin beragamnya media diseminasi yang digunakan BPTP.

Kegiatan diseminasi yang lebih efektif dalam mensosialisasikan hasil pengkajian

Nilai PNBP BPTP meningkat dua kali lipat sampai tahun 2014

4 Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Berbasis inovasi Pertanian Analisis kebijakan pembangunan pertanian yang bersifat antisipatif dan responsif.

Opsi kebijakan pembangunan pertanian wilayah yang antisipatif dan responsif. 5 Kerjasama kemitraan penelitian, pengkajian dan pengembangan inovasi pertanian spesifik lokasi Pengembangan jaringan kerjasama pengkajian dan diseminasi dengan berbagai lembaga nasional dan internasional.

Bagian anggaran BPTP dari kerjasama dalam negeri dan luar negeri masing-masing meningkat > 50% 6 Pendampingan program strategis pembangunan pertanian Pendampingan program strategis Kementerian Pertanian dan program pembangunan pertanian daerah.

 Integrasi program BPTP dengan program Kemtan semakin baik.

 Integrasi program BPTP dengan program Daerah semakin baik.

(12)

II REFORMASI BIROKRASI

2.1. Pengembangan Kapasitas Lembaga

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik dan berkualitas BPTP Bengkulu sebagai UPT Badan Litbang berkewajiban melaksanakan kebijakan reformasi birokrasi yang telah diimplementasikan secara nasional baik di lembaga–lembaga maupun instansi pemerintah secara berkelanjutan. Sesuai dengan semangat reformasi dan birokrasi setiap UPT dituntut untuk memiliki standar performance sesuai standar mutu dalam bidang pelayanan publik, BPTP Bengkulu telah melaksanakan reformasi birokrasi sejak 1 Juli 2010 atas arahan Badan Litbang Pertanian untuk menerapkan sertifikasi ISO 9001:2008.

Reformasi birokrasi menuntut adanya perubahan kultur dalam budaya bekerja, salah satunya adalah disiplin pegawai dalam kehadiran dengan mentaati jam kerja yang telah disepakati. Untuk mendukung hal tersebut, BPTP Bengkulu telah menerapkan sistem absensi mesin hand key untuk meningkatkan disiplin kerja. Hasil absensi secara berkala dilaporkan ke BBP2TP dan Badan Litbang Pertanian. Pelaksanaan disiplin pegawai Negeri Sipil (PNS) juga mengacu kepada Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja”.

Komitmen Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 juga diatur dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 06/PERMENTAN/OT.140/1/2010 tanggal 22 Januari 2010 tentang pedoman peningkatan disiplin pegawai. PNS adalah abdi Negara diharapkan dapat memiliki sikap, tindakan dan perilaku yang dapat menginisiasi terciptanya aparatur negara efisien, hemat dan disiplin tinggi serta anti KKN.

2.2. Kondisi dan Kompetensi Sumber Daya Manusia

Sumberdaya manusia sebagai salah satu input dalam indikator kinerja BPTP Bengkulu memiliki peran yang sangat strategis dalam mendukung kinerja BPTP menuju institusi yang akuntabel. Perencanaan, pembinaan dan pengembangan SDM

(13)

Keberhasilan pengembangan SDM ini pada akhirnya akan meningkatkan kinerja pelaksanaan pengkajian dan diseminasi serta manajemen institusi.

BPTP Bengkulu perlu didukung oleh sumberdaya manusia yang berkualitas agar mampu melaksanakan tugas dan fungsi untuk melakukan pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian sesuai dengan tugas dan fungsi serta Visi dan Misi BPTP sebagai lembaga pengkajian terdepan.

BPTP Bengkulu pada tahun 2012 didukung oleh 79 orang pegawai yang terdiri dari 14 orang peneliti, 7 orang penyuluh, 17 orang PNK dan 45 orang staf (administrasi, kebersihan, pengemudi dan keamanan). Selain itu BPTP Bengkulu juga menerima CPNS sebanyak 5 orang dengan kualifikasi pendidikan strata 1 (S1) terdiri dari 2 orang calon analis laboratorium, 2 orang calon peneliti dan 1 orang calon penyuluh pertanian.

Keragaan SDM BPTP berdasarkan pendidikan disajikan pada tabel 2 dengan sebaran terbesar tingkat pendidikan Pegawai BPTP Bengkulu didominasi pada tingkat strata 1 (S1) 33% dengan komposisi sebagai tenaga fungsional penyuluh pertanian, peneliti pertama dan peneliti non kelas, selanjutnya jabatan non fungsional atau tenaga administrasi didominasi oleh tingkat SLTA (31%) sebagai tenaga administrasi dan ketatausahaan, sebaran keragaan PNS BPTP seperti pada gambar 1.

Tabel 2. Keragaan Pegawai BPTP Bengkulu berdasarkan tingkat pendidikan tahun 2012.

No Pendidikan Jumlah (orang) Persen (%)

1 S3 3 4 2 S2 11 10 3 S1 26 33 4 D3 9 12 5 SLTA 26 31 6 SLTP 4 9 Jumlah 79 100

(14)

Gambar 1. Sebaran PNS BPTP Bengkulu berdasarkan pendidikan akhir.

Peningkatan kualitas dan pembinaan manajemen sumberdaya manusia BPTP Bengkulu dilakukan melalui kegiatan 1). Perencanaan dan pengembangan pegawai antara lain: pelatihan jangka panjang (sekolah biaya Negara dan biaya sendiri), pelatihan jangka pendek, Ujian Dinas/persamaan Ijazah, Penerimaan pegawai dan pemutakhiran database SIMPEG. 2). Mutasi Kepegawaian meliputi: Kenaikan pangkat regular maupun fungsional, pemerosesan DP3 pegawai, Penyesuaian Ijazah, impassing gaji dan proses cuti.

Dalam rangka peningkatan kompetensi dan pengalaman karyawan BPTP Bengkulu pada tahun 2012 telah mengikutsertakan kepada pegawai untuk mengikuti berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan jangka pendek seperti kursus, seminar, lokakarya dan symposium yang diadakan oleh Badan Litbang Pertanian maupun institusi – institusi lain (LIPI).

Tabel 3. Pengembangan SDM BPTP Bengkulu Pelaksanaan Diklat Fungsional Peneliti dan Penyuluh tahun 2012.

No Nama Pegawai/ NIP Waktu Pelaksanaan Hasil Pemantauan

1 Andi Ishak, A.Pi, M.Si 1 s.d 21 Aprl 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I 2 Lina Ivanti, S.TP 27 Mei – 16 Juni 2012 Telah mengikuti Diklat Fungsional Peneliti TK I

(15)

Selain meningkatkan kompetensi melalui pendidikan jangka pendek, BPTP Bengkulu hingga tahun 2012 juga telah mengirimkan bebarapa pegawai untuk mengikuti pendidikan jangka panjang (tugas belajar) beasiswa program Strata 2 (S2) dan strata 3 (S3) serta pendidikan atas biaya sendiri. PNS BPTP yang sedang mengikuti program pendidikan disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. PNS BPTP Bengkulu yang sedang mengikuti program pendidikan jangka panjang sampai dengan Desember 2012.

No Nama / NIP Program/

jurusan Universitas Rencana Tahun selesai Keterangan 1 Rudi Hartono, SP, MP 197304301999031001 S3/Perncanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan

IPB Bogor 2012 Beasiswa

Badan Litbang Pertanian 2 Shannora Yuliasari, STP, MP 197407312003122001 S3/Ilmu

Pangan IPB Bogor

2012 Beasiswa Badan Litbang Pertanian 3 Ir. Miswarti

196508202000032001 S2/Ilmu Pertanian UNPAD Bandung 2012 Beasiswa Badan Litbang Pertanian 4 Sudarmansyah 197608242007011002 S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu 2013 Biaya sendiri 5 Rahmat Oktavia

197910032007011001 S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2013 Biaya sendiri 6 Rizal Efendi

197206052000031001 S1/Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri 7 Bastian

197404021999031002 S1/Ekonomi Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri 8 Adianto, A.Md

197201031998031004 S1/Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri 9 Waluyo, A.Md

197601112000031001 S1/Teknik Informatika Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2014 Biaya sendiri 10 Sudarwati

197605192007012001 S1/Agribisnis Universitas Muhammadiyah Bengkulu

2015 Biaya sendiri

(16)

2.3. Budaya Kerja

BPTP Bengkulu pada tahun 2012 telah melaksanakan budaya kerja terhadap disiplin kehadiran pegawai sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 Pasal 3 butir 11 “ Setiap Pegawai Negeri Sipil (PNS) wajib masuk kerja dan mentaati jam kerja”. Berdasarkan hasil rekapitulasi kehadiran pegawai dengan menggunakan system absensi elekronik terlihat peningkatan kedisiplinan pegawai terhitung sejak bulan Februari 2012 dengan rata – rata persentase kehadiran sebelum jam 7.30 yaitu 67%.

Budaya kerja memiliki tujuan untuk mengubah sikap dan perilaku pegawai sebagai aparatur Negara agar dapat meningkatkan produktivitas dan kreativitas kerja guna menghadapi berbagai tantangan dan masa mendatang. Rekapitulasi Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 5.

Upaya BPTP Bengkulu dalam melakukan perubahan dalam budaya kerja adalah melakukan Survey Evaluasi Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) terhadap seluruh pegawai BPTP Bengkulu untuk tahun 2012. Survei dilakukan dengan menyebarkan kuisioner untuk diisi oleh seluruh PNS. Kuisioner Pengukuran Indek Nilai Dasar Budaya Kerja (IPNBK) Aparatur Negara lingkup Departemen Pertanian berdasarkan Keputusan Menteri Pendayaan Aparatur Negara No. 25/Kep/M.PAN/4/2002. Berdasarkan hasil rekapitulasi pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012, rata – rata IPNBK pegawai BPTP Bengkulu adalah 3,75 dengan nilai kualitas budaya kerja 74,93. Capaian nilai IPNBK pada tahun 2012 lebih baik dibandingkan dengan IPNBK pada tahun 2011 yang berada pada angka 3,4 dengan nilai kualitas budaya kerja 68,80. Artinya IPNBK pegawai BPTP Bengkulu masuk dalam kategori 68,01–84,00 dengan predikat baik. Secara rinci nilai IPNBK pegawai BPTP Bengkulu disajikan pada tabel 6 dan Diagram pengolahan data pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 disajikan dengan model sarang laba-laba disajikan pada Gambar 2.

Secara umum IPNBK BPTP Bengkulu pada tahun 2012 mengalami peningkatan yang signifikan dengan nilai diatas rata-rata (3,5),sehingga rencana

(17)

Tabel 5. Rekapitulasi Pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu Tahun 2012.

NO NILAI DASAR INDIKATOR IPNBK

NILAI KUALITAS

BUDAYA KERJA 1. Komitmen dan konsisten, terhadap

visi, misi dan tujuan 1 - 3 (3) 3.92 78.38

2. Wewenang dan tanggungjawab 4 - 6 (3) 3.76 75.25

3. Keiklasan dan kejujuran 7 - 9 (3) 3.91 78.28

4. Integritas dan profesionalisme 10 - 13 (4) 3.69 73.79

5. Kreativitas dan kepekaan 14 - 16 (3) 3.53 70.61

6. Kepemimpinan dan keteladanan 17 - 18 (2) 3.81 76.21

7. Kebersamaan dan dinamika kelompok 19 - 21 (3) 3.65 72.93

8. Ketepatan dan kecepatan 22 - 24 (3) 3.67 73.43

9. Rasionalitas dan kecerdasan emosi 25 - 27 (3) 3.83 76.57

10. Keteguhan dan ketegasan 28 - 30 (3) 3.91 78.28

11. Disiplin dan keteraturan kerja 31 - 35 (5) 3.89 77.76

12. Keberanian dan kearifan 36 - 39 (4) 3.72 74.47

13. Dedikasi dan loyalitas 40 - 41 (2) 3.52 70.30

14. Semangat dan motivasi 42 - 44 (3) 3.67 73.43

15. Ketekunan dan kesabaran 45 - 48 (4) 3.70 74.09

16. Keadilan dan keterbukaan 49 - 51 (3) 3.72 74.44

17. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi 52 - 53 (2) 3.78 75.61 Indeks Penerapan Nilai-Nilai

Dasar Budaya Kerja = 3.75 74.93

KETERANGAN : 20,01 - 36,00 = Tidak Baik 36,01 - 52,00 = Kurang Baik 52,01 - 68,00 = Cukup Baik 68,01 - 84,00 = Baik 81,01 - 100,00 = Sangat Baik

(18)

Tabel 6. Rekapitulasi Pengukuran Indek Penerapan Nilai Dasar Budaya Kerja BPTP Bengkulu tahun 2011 dan 2012.

No Nilai Dasar

Tahun 2011 2012 1 Komitmen dan konsisten terhadap visi, misi dan tujuan 73.00 78.38 2 Wewenang dan tanggung jawab 71.20 75.25 3 Keikhasan dan kejujuran 68.40 78.28 4 Integritas dan profesionalisme 64.80 73.79 5 Kearifan dan kepekaan 64.10 70.61 6 Kepemimpinan dan keteladanan 70.30 76.21 7 Kebersamaan dan dinamika kelompok 67.00 72.93 8 Ketepatan dan kecepatan 65.80 73.43 9 Rasionalisme dan kecerdasan emosi 69.70 76.57 10 Keteguhan dan ketegasan 76.40 78.28 11 Disiplin dan keteraturan kerja 72.60 77.76 12 Keberanian dan kearifan 68.80 74.47 13 Dedikasi dan loyalitas 70.00 70.30 14 Semangat dan motivasi 67.50 73.43 15 Ketekunan dan kesabaran 66.80 74.09 16 Keadilan dan keterbukaan 66.70 74.44 17 Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi 66.20 74.93

(19)

Gambar 2. Diagram pengukuran IPNBK aparatur BPTP Bengkulu tahun 2012 dengan model sarang laba-laba.

Evaluasi IPNBK di BPTP Bengkulu merupakan salah satu upaya komitmen organisasi untuk melakukan perubahan dan perbaikan system organisasi yang mengarah ke professional dan kemampuan aparatur untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada para stakeholders.

(20)

III SARANA DAN PRASARANA

Dalam rangka mendukung Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu diperlukan adanya sarana dan prasarana serta sumber dana yang mencukupi. Dukungan sarana dan prasarana akan sangat menunjang kegiatan pengkajian dan administrasi yang dilakukan oleh BPTP Bengkulu. Pengadaan inventaris sarana dan prasarana BPTP Bengkulu diperoleh dari hibah dan pembelian melalui anggaran DIPA BPTP. Dalam pengelolaan dan pemanfaatan barang inventaris Barang Milik Negara (BMN) tersebut meliputi barang-barang tidak bergerak dan barang bergerak, BPTP Bengkulu dalam mempertanggungjawabkan barang-barang tersebut melalui proses yang mengacu pada Modul Sistem Akuntansi Barang Milik Negara.

3.1. Barang Tidak Bergerak

Barang tidak bergerak berupa tanah dan bangunan yang berlokasi di Jalan Irian Km 6,5 Kelurahan Semarang Kecamatan Sungai Serut Kota Bengkulu. Dengan kondisi sebagai berikut:

 Luas lahan seluruhnya 22.874 m2, yang digunakan untuk bangunan gedung perkantoran, Gedung Rumah Kaca, Perpustakaan, Garasi/pool, Klinik Teknologi, Mess/guest house dan perumahan dinas.

 Barang–barang bangunan kantor BPTP Bengkulu berasal dari Eks Balai Informasi Pertanian (BIP). Rekaputulasi barang tidak bergerak disajikan pada Tabel 7. 3.2. Barang Bergerak

Inventaris barang bergerak dibagi menjadi barang inventaris alat angkutan dan inventaris peralatan kantor. Tahun 2011 BPTP Bengkulu memiliki kendaraan roda 4 sebanyak 6 unit dan kendaraan roda 2 sebanyak 8 unit. Rekapitulasi barang bergerak disajikan pada Tabel 8.

(21)

Tabel 7. Rekapitulasi Barang tidak Bergerak. No Jenis Jumlah (m2) 1 Luas Lahan 22.874 2 Gedung Perkantoran 694 3 Rumah Kaca 129 4 Laboratorium Tanah 130 5 Gedung Pasca panen 129 6 Laboratorium Diseminasi 65 7 Klinik Teknologi(etalase bibit) 76 8 Garasi/pool kendaraan 170

9 Perpustakaan 500

10 Gedung Utama 160

11 Pos Jaga 24

12 Unit Procesing Unit 129

13 Gudang Arsip 25

14 Mess/guest house 210

15 Rumah Dinas 910

Tabel 8. Rekapitulasi Barang Bergerak.

No Jenis Jenis Kendaraan Jumlah (unit) 1 Kendaraan Roda 4 1. Toyota Kijang 3

2. Mitsubishi Kuda 1 3. Toyota Kijang Innova 1 4. Toyota Hillux 1 2 Kendaraan Roda 2 1. Honda Mega Pro 4 2. Honda GL Pro 3 3. Honda Supra Fit 1

(22)

IV KINERJA HASIL KERJASAMA DAN PELAYANAN

PENGKAJIAN

4.1. Urusan Pelayanan Pengkajian

Sarana dan peralatan untuk melaksanakan penelitian dan pengkajian dalam menghasilkan teknologi yang dapat direkomendasikan sangat diperlukan. BPTP Bengkulu saat ini memiliki 1 unit gedung utama, yang digunakan untuk ruang kerja Kepala, Sub Bagian Tata Usaha, Seksi Kerjasama dan Pelayanan Pengkajian, unit program dan keuangan, 1 unit gedung Auditorium, 1 unit gedung pustaka, 1 unit gedung laboratorium tanah, 1 unit Laboratorium Diseminasi, 2 unit rumah kaca, 1 unit gedung workshop, 1 unit garasi, 1 unit gudang dan 1 unit mushalla, 1 unit klinik teknologi. Disamping itu, juga terdapat rumah jabatan/dinas sebanyak 18 unit dan 1 unit mess, 1 unit procesing padi yang berada dikomplek perkantoran BPTP Bengkulu. Mobilitas aktivitas kantor didukung oleh tersedianya kendaraan operasional yang terdiri atas 6 (enam) unit mobil minibus dan 8 (delapan) unit sepeda motor.

4.1.1. Laboratorium Tanah

Laboratorium Tanah merupakan salah satu sarana penelitian/pengkajian yang digunakan untuk mendukung penelitian/pengkajian dasar dan terapan, serta melayani pengguna untuk analisis tanah, tanaman, air dan pupuk. Laboratorium tanah berfungsi untuk melayani permintaan analisis dari peneliti baik dari BPTP maupun dari luar seperti: perguruan tinggi, perusahaan Swasta dan instansi pemerintah serta petani. Laboratorium Tanah Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu berdiri sejak tahun 2003 dan mulai operasional pada tahun 2004. Peralatan yang dimiliki laboratorium tanah BPTP Bengkulu antara lain adalah Digestion System untuk distruksi unsur, alat Destilasi untuk pengukuran nitrogen, Laboratory Drying Oven, Mufle Furnance dan lain-lain. Adapun jenis layanan analisis Laboratorium Tanah BPTP Bengkulu antara lain: 1) Analisis Tanah meliputi kadar air, tekstur

(23)

ekstrak ditionit oksalat, pirofosfat, 3) Analisis Tanaman meliputi; unsur makro dan mikro (N, P, KCa, Mg, S, Fe, Al, Mn, Cu, Zn, B dan Mo), unsur logam berat (Pb, Cd, Co, Cr, Ni, Ag, As, Se, Sn, 4) Analisis Air irigasi dan 5) Analisis Pupuk dan Amelioran. Untuk analisis tanah dan analisis tanaman (unsur makro) dilakukan di laboratorium BPTP Bengkulu, sedangkan untuk jenis analisis lainnya dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian Tanah, Bogor.

4.1.2. Perpusatakaan

Hasil-hasil pengkajian yang telah diperoleh BPTP Bengkulu, perlu dikemas dan dipublikasikan kepada pengguna. Unit Sarana dan Hasil Pengkajian mempunyai tugas untuk membantu kepala Balai dalam melakukan penyiapan bahan informasi dan dokumentasi, penyebarluasan dan pendayagunaan hasil-hasil pengkajian serta penyiapan bahan laporan. Dalam melaksanakan tugasnya, BPTP Bengkulu telah dilengkapi dengan satu unit perpustakaan yang melayani buku dan publikasi di bidang ilmu pertanian dan ilmu pengetahuan umum yang terkait dengan pertanian serta hasil-hasil penelitian BPTP Bengkulu. Pengguna perpustakaan terdiri dari peneliti, teknisi, dan karyawan lingkup BPTP, serta masyarakat umum dan perguruan tinggi. Pada Unit Perpustakaan masih diperlukan tenaga yang profesional untuk mengelola perpustakaan dalam rangka meningkatkan pengetahuan sumber daya manusia melalui kegiatan pelatihan/kursus. Selama tahun 2012, perpustakaan BPTP Bengkulu mendapatkan penambahan beberapa koleksi buku yang berasal dari pengadaan dan hasil-hasil penelitian. Koleksi buku pustaka disajikan pada tabel 9.

Tabel 9. Koleksi Buku Perpustakaan BPTP Bengkulu per 31 Desember 2012.

No Jenis Koleksi Judul Exemplar

1 Buku teks 1.956 2.680 2 Prosiding 193 200 3 Majalah/Buletin/Jurnal 48 989 4 Bibliografi khusus 37 37 5 Brosur 94 155 6 Liptan/leaflet/folder 261 659 7 Laporan 165 171

(24)

Mulai tahun 2009 BPTP Bengkulu telah memiliki website. Website BPTP Bengkulu disajikan dalam berbentuk 2 versi bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.

4.1.3. Laboratorium Diseminasi

Laboratorium Diseminasi dibentuk untuk meningkatkan kapasitas kinerja Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu dalam melaksanakan tugas dan fungsinya secara optimal. Menyadari bahwa baik dokumen maupun bahan informasi sejatinya menjadi keharusan dalam penyampaian atau penyajiannya sudah dalam bentuk dikemas dengan baik, maka diperlukan upaya dan penanganan secara baik pula dan dipandang perlu ditangani secara profesional. Tidak dipungkiri bahwa kualitas kemasan dokumen maupun produk diseminasi lainnya tidak kalah pentingnya perlu diperhatikan, selain kualitas data maupun informasi yang dikemas. Kedua aspek tersebut (isi dan kemasan) merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan dan ikut menentukan citra dan tampilan BPTP Bengkulu dimata luar.

Di tahun 2012, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah cukup memberikan andil besar bagi pelaksanaan tugas dan fungsi Balai. Banyak kegiatan administrasi dan lapangan yang membutuhkan suplay bahan cetakan yang bersifat segera telah dapat dilayani dengan baik. Sampai akhir tahun kegiatan tahun 2012, pelayanan Laboratorium Diseminasi telah diupayakan maksimal dan terbukti semua kebutuhan Balai menyangkut produk Laboratorium Diseminasi dapat dipenuhi pada saat dibutuhkan.

Selain menyangkut produk media tercetak sendiri, Laboratorium Diseminasi juga memberikan andil besar dalam kelancaran pelaksanaan setiap kegiatan dengan penanggulangan sementara beban pembiayaannya. Hal ini mengingat sistem keuangan di Balai yang pemenuhan biaya/anggaran direalisasikan oleh bendahara pengeluaran setelah kegitan fisik selesai dilaksanakan. Untuk itulah, dirasakan sangat diperlukan Laboratorium Diseminasi menyediakan dana taktis operasional dalam bentuk pengelolaan keuangan kas sendiri. Sampai akhir tahun 2012 kebutuhan tersebut telah dapat ditangani secara mandiri oleh Laboratorium Diseminasi.

(25)

Provinsi Bengkulu, 2) Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, 3) Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu, dan 4) Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko.

Dalam upaya lebih meningkatkan lagi kinerja Laboratorium Diseminasi di tahun 2013, diperlukan upaya-upaya melengkapi kebutuhan peralatan dan penyempurnaan manajemen operasional ke arah yang lebih proporsional dan profesional sehingga pelayanan dapat dilakukan dengan lebih baik lagi.

a. Aktivitas Laboratorium Diseminasi Tahun 2012

Pelaksanaan pelayanan/produksi media cetak Laboratorium Diseminasi dalam tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 10

Tabel 10. Rekapitulasi Produksi Media Cetak Laboratorium Diseminasi Tahun 2012.

No Judul Publikasi Jumlah

1 Spanduk 94 2 Leaflet 6.313 3 Buku 1.075 4 Plang Merek 23 5 Kop Surat 7.500 6 Amplop 1.250 7 Piagam 165 8 Baliho 14 9 X-banner 32 10 Kartu 260 11 Cover CD 10 12 Poster 407 13 Kalender 100 14 Warta 100 15 Tas 310

16 Jilid Proposal, laporan,dll 669

b. Pelayanan Internal/BPTP

Pelayanan Laboratorium Diseminasi untuk keperluan penyediaan bahan tercetak BPTP Bengkulu sendiri mencakup; cetak/penggandaan laporan, penyiapan

(26)

Kegiatan pelayanan internal yang menonjol di tahun 2012 adalah memenuhi kebutuhan kelengkapan acara pada even Expose dan Seminar Inovasi Teknologi Pertanian (Exsitek 2012) pada tanggal 14 – 15 Desember 2012. Produk yang dilayani meliputi pembuatan leaflet, panduan acara, block note, piagam seminar, desain banner, desain spanduk dan baliho serta pembuatan tas jinjing.

c. Pelayanan Ekternal/Instansi lain

Instansi lain yang memanfaatan jasa layanan Laboratorium Diseminasi di tahun 2012 adalah:

1. Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu, 2. Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu,

3. Balai Pengawasan dan Pengujian Mutu Benih,

4. Badan Pelaksanan Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Mukomuko. Jenis produk yang umumnya dilayani berupa pembuatan leaflet, desain banner, baliho dan spanduk serta penggandaan laporan. Kegiatan pelayanan eksternal yang menonjol di tahun 2012 adalah diminta oleh Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu menangani desain dan kelengkapan even Bengkulu Hortikultura Expo 2012 yang dilaksanakan pada tanggal 17 – 23 November 2012.

4.1.4. Laboratorium Pascapanen

Laboratorium Pascapanen BPTP Bengkulu memiliki dua unit sarana bangunan, yaitu unit pengolahan hasil pertanian dan unit produksi beras. Kedua unit tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Unit pengolahan pangan berfungsi untuk mengembangkan teknologi pengolahan hasil pertanian melalui serangkaian ujicoba. Sementara itu, unit produksi beras berfungsi untuk memproduksi beras dan melayani jasa penggilingan padi bagi masyarakat sekitar. Secara umum, sarana dan prasarana unit Laboratorium Pascapanen sudah lengkap.

Unit pengolahan hasil pertanian dilengkapi dengan sarana bangunan yang cukup memadai, dengan peralatan yang lengkap. Peralatan pada unit ini terbagi

(27)

(alsin) pertanian seperti alat pengupas kopi (pulper) dan alat pencuci lendir (washer) yang dipinjamkan kepada kelompok tani di Desa Imigrasi Permu, Kabupaten Kepahiang sudah ditarik kembali. Sementara alsin pencacah tongkol jagung yang masih dimanfaatkan olah kelompok tani di Desa Air Meles, Kabupaten Rejang Lebong.

Harapan ke depan, Laboratorium Pascapanen dilengkapi dengan instrumen analisis mutu fisik dan kimia komoditas pertanian sehingga produk-produk yang dihasilkan dapat dievaluasi mutunya agar sesuai dengan standar mutu yang ada. Selain itu, diperlukan sarana bangunan yang lebih luas untuk menyimpan peralatan yang ada. Peralatan yang sudah ada juga dioptimalkan dalam hal penggunaan dan perawatannya.

Perawatan juga dibutuhkan dalam menangani alsin pada unit produksi beras yang telah dilengkapi dengan dua unit perontok padi (power thresser), satu unit penggiling padi (rice milling), satu unit mesin sosoh dan lantai jemur padi. Sarana dan prasarana tersebut selain digunakan untuk memproduksi beras juga dimanfaatkan oleh Unit Produksi Benih/Bibit Sumber (UPBS). Sejauh ini, peralatan tersebut masih bisa beroperasi dengan baik kecuali satu unit perontok padi (power thresser) yang tidak dapat digunakan.

Oleh karena itu, bangunan unit produksi beras perlu disempurnakan lagi, dilengkapi dengan plafon, jaring-jaring penutup ventilasi, dan kanopi penghalang hujan. Selain itu, teknis koordinasi perlu diperjelas lagi karena saat ini unit produksi padi berada dikoordinir oleh koordinator Laboratorium Pascapanen, namun secara operasional ditangani oleh Unit Alih Teknologi dan UPBS.

Kegiatan yang dilaksanakan di Unit Laboratorium Pascapanen meliputi; a. Pelayanan Konsultasi Teknologi Pascapanen

b. Alih teknologi

c. Pengkajian Pascapanen Komoditas Pertanian Spesifik Lokasi d. Pameran dan ekspose

(28)

4.1.5. Rumah Kaca

Instalasi Rumah kaca/screen house merupakan sumber daya yang sangat penting bagi pelaksanaan kegiatan penelitian dan pengembangan serta diseminasi inovasi teknologi Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu . Oleh karena itu pengelolaan rumah kaca perlu mempertimbangkan optimalisai penggunaan dan pemanfaatannya untuk mendukung keberhasilan program Kementerian Pertanian. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bengkulu pada saat ini mempunyai 2 unit rumah kaca dengan luas lahan lebih kurang 1962 M2. Kegiatan pengelolaan Rumah

Kaca bertujuan adalah: 1) Meningkatkan profesinalisme sumber daya manusia (peneliti, penyuluh, teknisi litkayasa) BPTP Bengkulu melalui kegiatan penelitian/pengkajian mandiri, 2) Display Komponen teknologi/paket teknologi secara berkelanjutan selama 12 bulan melalui kegiatan diseminasi seperti plot teknologi. Hasil yang telah dicapai selama 12 bulan adalah 1) Uji Adaptasi VUB Padi Inpago dan Inpara di Rumah Kaca, 2) Display teknologi budidaya Kacang Tanah, 3) Display teknologi budidaya Sayuran organik Tomat Varietas Berlian dan Sawi varietas Tosakan, 4) Display teknologi budidaya Kubis Bunga (Brassica botrytis L. cauliflora DC), 5) Display teknologi budidaya Kubis (brassica oleracea), 6) Display teknologi budidaya Jagung Manis, dan 7) Display teknologi budidaya Talas Jepang Jepang (satoimo).

Disamping itu sebagai Plot display teknologi, rumah kaca dikunjungi oleh kelompok oleh pengguna teknologi seperti kunjungan dari pengurus kelompok Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kota Bengkulu, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Lestari dan Petugas Pendamping dari Tebing Kaning Bengkulu Utara, Kelompok Wanita Tani Rumah Pangan Pondok Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah. Kunjungan yang tidak terjadwal berasal dari petugas, mahasiswa dan masyakat yang datang ke BPTP dengan keperluan konsultasi, ke perpustakaan, membeli benih padi di Unit UPBS dan membeli bibit di kebun bibit inti model rumah pangan lestari. 4.2. Kerjasama Pengkajian dan Diseminasi

(29)

masing-masing pihak dengan tujuan saling memberi dan menerima informasi yang bermanfaat dalam upaya menentukan arah dan langkah kebijakan dibidang pembangunan pertanian berikutnya.

Pada tahun 2012 BPTP Bengkulu meningkatkan kerjasama dengan Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa (PKPP) sebanyak 3 judul yaitu 1) Analisis faktor-fakor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu, 2) Berbagai Klon Unggul Karet Spesifik Untuk Peningkatan Produksi Karet Rakyat Di Bengkulu, 3) Kajian Efikasi, Efisiensi Dan Perkembangan Gulma Jangka Pendek Dari 3 Herbisida Pada Kelapa Sawit Rakyat Di Provinsi Bengkulu dan program system inovasi nasional (SINas) sebanyak 2 judul: 1) Model usaha sapi potong dilahan kering berbasis tanaman sawit dan 2) Pengembangan enkapsulasi minyak sawit merah sebagai engredien pangan fingional untuk peningkatan nilai tambah minyak sawit merah sebesar 20%.

4.3. Urusan Perencanaan dan Program

Urusan perencanaan dan program meliputi penyiapan bahan penyusunan rencana dan program pengkajian serta diseminasi, melakukan penyiapan bahan penyusunan anggaran pengkajian dan diseminasi serta menyusun database dan SIM. Menyiapkan bahan pembahasan rencana dan program pengkajian/diseminasi, menghimpun, mengolah menyajikan data pelaksanaan program pengkajian dalam Data Base Sistem Informasi Manajemen Program (SIMPROG). Menyiapkan bahan penyusunan dan pembahasan rencana dan program pengkajian. Menyiapkan bahan usulan dan perhitungan anggaran pengkajian. Menyiapkan bahan pendukung pembahasan anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dari aspek komponen kegiatan pengkajian. Mengusulkan, mengolah dan menyiapkan bahan para daftar isian pelaksanaan anggaran dan lembaran kerja (RKA-KL) berdasarkan satuan tiga. Menyiapkan bahan dan menyelesaikan naskah serta rencana operasional kegiatan. Disamping itu juga mendapatkan umpan balik bagi kegiatan pengkajian

(30)

Monitoring dan evaluasi (Monev) kegiatan pengkajian dan diseminasi tahun anggaran 2012 telah dilakukan oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang terdiri dari pejabat struktural, Ketua Kelompok Pengkaji dan staf program. Monev kegiatan pengkajian dan diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2012 bertujuan untuk mengevaluasi/menilai kegiatan pengkajian dan diseminasi dan memberikan saran sebagai masukan dalam perbaikan kegiatan dan laporan.

Monev tersebut dilakukan terhadap administrasi dan pelaksanaan kegiatan penelitian/pengkajian dan diseminasi di lapangan yang terdiri dari 12 kegiatan pengkajian dan 7 kegiatan diseminasi. Monev administrasi dilakukan dengan mengevaluasi kesesuaian dan kelengkapan kegiatan pengkajian dan diseminasi secara administrasi mulai dari RPTP/RDHP, ROPP/RPTP dan Juknis/Juklak, Sedangkan monev lapangan dilakukan dengan membandingkan ROPP/RODHP dan Juknis/Juklak dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.

(31)

V ANGGARAN

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bengkulu sebagai lembaga pengkajian pusat yang berada di daerah memiliki tugas dan fungsi melakukan kegiatan pengkajian serta perakitan teknologi pertanian tepat guna spesifik lokasi. Untuk menjalankan aktivitas tersebut, BPTP Bengkulu mengelola anggaran pembiayaan tahunan untuk kepentingan berbagai kegiatan selama satu tahun.

Dalam melaksanakan tupoksinya sebagai unit pelaksana teknis dibidang pengkajian dan pengembangan Satker BPTP Bengkulu pada TA. 2012 didukung oleh sumber dana yang berasal dari Dana APBN dalam bentuk Rupiah Murni (RM).

Anggaran Satker Susunan Surat Pengesahan Daftar Isian Anggaran (DIPA) BPTP Bengkulu TA. 2012 tanggal 19 Desember 2011 sebesar Rp 9.709.994.000,-. Dana tersebut dialokasikan untuk melaksanakan program-program Badan Litbang Pertanian dalam mendukung Program Kementerian Pertanian. Selain itu BPTP Bengkulu mendapatkan dana dari Kementerian Riset dan Teknologi melalui program Peningkatan Kemampuan Peneliti dan Perekayasa dan Sistem Inovasi Nasional sebanyak Rp. 950.000.000,-. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Capaian Kinerja Keuangan Berdasarkan Belanja Tahun 2012. No Jenis

Belanja

Pagu DIPA (Rp) Realisasi (Rp) Sisa Dana (Rp) Realisasi (%) 1. Pegawai 3.574.602.000 3.677.731.606 103.129.606 102,89 2. Barang 5.381.392.000 4.841.896.327 539.495.673 89,97 3. Modal 754.000.000 748.067.000 5.933.000 99,21 Jumlah DIPA 9.709.994.000 9.267.694.933 442.299.067 95,44 4 PKPP (ristek) 600.000.000 600.000.000 0 100,00 5 SINas 350.000.000 350.000.000 0 100,00

Realisasi belanja dilakukan dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan dan efisiensi, namun tetap menjamin terlaksananya kegiatan-kegiatan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja Anggaran Kementerian

(32)

pada belanja pegawai sebesar Rp. 3.677.731.606 (102,89%). Realisasi anggaran terendah pada belanja barang, yaitu sebesar Rp. 4.841.896.327 (89,97%). Sisa anggaran tahun 2012, yaitu sebesar sebesar Rp. 442.299.067,- atau 4.56%.

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dihasilkan oleh BPTP Bengkulu pada tahun 2012 diperoleh dari penerimaan umum dan penerimaan fungsional. Estimasi PNBP yang dialokasikan pada Satker BPTP Bengkulu sesuai DIPA tahun anggaran 2012 adalah sebesar Rp. 15.426.000 yang terdiri sari estimasi penerimaan umum sebesar Rp 4.999.000 dan penerimaan fungsional sebesar Rp. 10.427.000 Realisasi penerimaan umum pada tahun 2012 sebesar Rp. 24.864.531 sehingga estimasi PNBP pada tahun 2012 mengalami surplus sebesar Rp. 19.865.531 atau mencapai 497,39%. Sedangkan realisasi penerimaan fungsional pada tahun 2012 dari estimasi Rp. 10.427.000 realisasi sebesar Rp. 55.949.700 atau mengalami surplus sebesar Rp. 45.522.700 atau mencapai 536,58%. Berdasarkan kategorinya, penerimaan umum diperoleh dari penerimaan pendapatan sewa rumah dinas/negara, penerimaan kembali belanja pegawai pusat TAYL, dan pendapatan anggaran lain-lain (tunjangan fungsional peneliti). Pendapatan fungsional diperoleh dari pendapatan info penerbitan dan hasil cetak di laboratorium diseminasi, jasa analisis tanah di laboratorium tanah, pendapatan penjualan hasil pertanian berupa benih padi dari Unit Pengelolaan Benih Sumber (UPBS) dan pendapatan penjualan hasil pertanian kegiatan Model Kawasan Rumah Pangan Lestari (MKRPL).

(33)

VI INTISARI HASIL KEGIATAN

6.1. Kegiatan Koordinasi

6.1.1. Koordinasi dan Sinkronisasi Ekstrnal dan Internal

Peran utama bidang pertanian dalam pembangunan nasional adalah sebagai penyumbang perolehan devisa, penyedia lapangan kerja, dan penanggulangan kemiskinan. Bidang pertanian juga menjadi tumpuan dalam mengembangkan kegiatan ekonomi perdesaan melalui pengembangan usaha berbasis pertanian. Dengan demikian bidang pertanian mempunyai peranan yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi nasional.

Pembangunan pertanian membutuhkan kerjasama dan dukungan banyak pihak, komunikasi yang intensif antar berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah pusat dan daerah, pelaku usaha, lembaga swadaya masyarakat, dan petani sebagai subyek pembangunan daerah ( Menteri Pertanian RI 2007). Dimana semua komponen tersebut mempunyai peranan penting dalam bidang pertanian, baik dalam menaggapi isu-isu aktual di bidang pertanian maupun dalam hal pengembangan inovasi teknologi pertanian. Dari sisi manajemen dipahami bahwa pembangunan pertanian perlu memadukan fungsi-fungsi yang ada diberbagai sektor dan tata-hubungan pemerintah, pemerintah provinsi dengan kabupaten/kota, legislatif serta masyarakat pertanian kesemuanya perlu bahu membahu dan memiliki visi yang sama.

Dalam pembangunan pertanian, Kementerian Pertanian mempunyai program untuk swasembada (jagung dan kedelai) dan swasembada berkelanjutan (padi), Swasembada daging sapi, swasembada gula, dan pengembangan Kawasan Hortikultura. Sebagai upaya percepatan pelaksanaan berbagai program tersebut, diperlukan adanya sinergi yang saling memperkuat antara berbagai stakeholder yang terkait, baik secara horizontal maupun secara vertikal. Sehubungan dengan upaya untuk mendukung tercapainya berbagai program dan kegiatan tersebut, BPTP Bengkulu sebagai Unit Pelayanan Teknis (UPT) Badan Litbang Pertanian di daerah

(34)

menfasilitasi Koordinasi dan Sinkronisasi dengan stakeholder sebagai upaya untuk menindaklanjuti pelaksanaan program Kementerian Pertanian dan pelaksanaan program pembangunan pertanian di wilayah Bengkulu.

Kegiatan yang telah dilakukan terkait koordinasi dan sinkronisasi ekternal dan internal adalah sebagai berikut:

1. Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan dalam rangka menuju surplus 10 juta ton beras tahun 2012 di Jakarta dan Koordinasi Program ke Bogor.

2. Mengikuti Raker Lingkup BBP2TP di Batam tanggal 6 – 9 Maret 2012.

3. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di Bogor.

4. Pertemuan koordinasi dan evaluasi manajemen pembibitan ternak terpadu di Bogor.

5. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor. 6. Workshop kerjasama pengkajian dan diseminasi TA. 2012 di Cisarua Bogor. 7. Rapat Koordinasi Eksternal melalui Kegiatan Sosialisasi Program Pengkajian dan

Diseminasi BPTP Bengkulu TA. 2012.

8. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Ekspose Pemanfaatan Lahan Pekarangan.

9. Temu Informasi Teknologi Pertanian dan Ekspose Pemanfaatan Lahan Pekarangan.

6.1.2 Sosialisasi Kegiatan ke Stakeholder

Sosialisasi kegiatan BPTP kepada stakeholders Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kapasitas instusi dengan pemaparan rencana kegiatan BPTP tahun 2012 yang akan dilaksanakan di Kabupaten dan Kota serta evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Tujuan dilaksanakannya sosialisasi adalah: 1) Mensosialisasikan program strategis Kementerian Pertanian (utamanya SL-PTT, Permentan 45, dan KRPL) serta kegiatan yang dilakukan BPTP Bengkulu di Kabupaten dan Kota; 2) Menyamakan

(35)

Metode yang digunakan adalah komunikasi tatap muka, guna memperoleh umpan balik /feed back dan kesepakatan secara langsung dari stakeholders dan pengguna. Waktu dan Lokasi Pelaksanaan Sosialisasi dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Waktu dan Lokasi Realisasi Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Tahun 2012. No Materi Tempat pelaksanaan Waktu 1 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kab. Bengkulu Tengah BPTP Bengkulu 24Maret 2012 2 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kab. Kepahiang Aula Bappeda 28 Februari 3 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kabupaten Rejang Lebong

Aula Dinas Pertanian

25 April 2012 4 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kota Bengkulu Hotel Santika 26 Maret 2012 5 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Kaur Aula Dinas Pertanian Maret 2012 6 Soslialisasi Kegiatan BPTP kepada

stakeholders di Bengkulu Selatan

Aula Dinas Pertanian

Maret 2012

Sosialisasi kepada stakeholders se Provinsi Bengkulu dilaksanakan untuk mensinergikan kegiatan BPTP dengan Dinas/instansi terkait. Pada kesempatan itu disampaikan hasil litkaji BPTP tahun 2011, rencana kegiatan BPTP di Kabupaten yang bersangkutan tahun 2012, serta umpan balik kebutuhan inovasi dari stakeholders.

Sosialisasi Kabupaten Bengkulu Tengah diikuti 40 peserta, yang berasal dari: Gambar 3. Sosialisai Program BPTP Bengkulu Tahun 2012 di Kota Bengkulu.

(36)

kegiatan MKRPL, peneliti dan penyuluh BPTP. Rangkaian Acara: diawali dengan Pembukaan, diikuti Penyampaian Materi dan diskusi, dan Penutupan.

Pembukaan, acara sosialisasi dibuka secara resmi oleh Ka. BPTP Bengkulu, dilanjutkan dengan penyampaian program BPTP 2012, serta diskusi langsung dipimpin oleh ka BPTP.

a. Penyampaan Materi

Kegiatan BPTP Bengkulu tahun 2012 yang dsampaikan kepada stakeholders Kab Benteng antara lain: Permentan No. 12 tahun 2011 dan rencana pendampingan SL-PTT, PSDSK (Dr. Wahyu), Kegiatan M-KRPL (Dr. Umi PA). Disamping kegiatan BPTP juga disampaikan kegiatan Dinas Pertanian dalam Implementasi Permentan No. 12 tahun 2011 tentang Tata Hubungan kerja antar kelembagaan teknis, penelitian dan pengembangan, dan penyuluhan pertanian dalam mendukung peningkatan produksi beras nasional/P2BN (disampaikan sekretaris Dinas), Badan Ketahanan Pangan menyampaikan program optimalisasi pemanfaatan lahan pekarangan. b. Diskusi

1. Perlu tambahan pengetahuan apakah Gadung bisa diolah menjadi makanan yang bermanfaat.

2. Untuk M-KRPL dapat dicoba di kawasan penduduk asli.

3. Bappeda sebagai perencana sudah mengakomodir seluruh program pembangunan ini (10 juta ton, dsb), namun masih ada kendala pembiayaan daerah.

Permasalahan yang dihadapi antara lain :

1. Alih fungsi lahan dari padi ke sawit banyak (BPTP perannya apa).

2. Hasil-hasil kajian yang dilaksanakan di Bengkulu Utara belum disampaikan ke penyuluh lapangan.

3. Informasi teknologi yang berupa media cetak masih sangat diperlukan, bagi penyuluh di lapangan.

(37)

1. Perlu tindak lanjut dan ketegasan dari pemerintah Kabupaten

2. Segera dikompilasi hasil-hasil Litkaji BPTP Bengkulu untuk diterbitkan dan didistribusikan ke stakeholders (utamanya di tingkat Provinsi dan kabupaten) 3. Perlu sosialisasi UPBS kita ke seluruh Kabupaten/Kota

4. Setiap kegiatan pengkajian dan diseminasi wajib membuat paket teknologi yang dikaji dalam bentuk leaflet dan dibagikan kepada petani, penyuluh lapangan dan BPP dimana kegiatan berlangsung

Sosialisasi di Kota dan stakeholders Provinsi Bengkulu

Kegiatan diikuti 50 orang, yang berasal dari: Dinas Pertanian Provinsi dan Kota, Dinas perkebunan dan kehutanan Provinsi dan Kota, Bappeda Provinsi dan Kota, Bakorluh, BP4K Kota, Dinas Perikanan Provinsi dan Kota, Badan Ketahanan Pangan Provinsi dan Kota, Balitbangda, Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan Keluaraga Berencana Provinsi dan Kota, Tim penggerak PKK Provinsi dan Kota.

Pembukaan: oleh Kepala BPTP Bengkulu (Dr. Dedi Sugandi), dilanjutkan Penyampaian Materi dan Diskusi, moderator oleh Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Masyarakat dan KB Provinsi Bengkulu (Ir. Diah Iriani, Msi).

1 Penyampaian materi diawali dari BPTP yaitu : program BPTP tahun 2012 serta implementasi Permentan no.12 Tahun 2011 (Dr. Dedi Sugandi), serta kegiatan M-KRPL tahun 2012 di Bengkulu (Dr. Umi PA).

2 Materi selanjutnya disampaikan dari Dinas lingkup Pertanian di Provinsi yaitu : Program PSDSK di Bengkulu oleh Kepala Dinas Peternakan Prov Bengkulu (Drh. Irianto Abdullah), Implementasi permentan 12. Tahun 2011 dan PUAP di Bengkulu oleh Plh Kadistan (Ir. Trismartono PW), Pelaksanaan program pemanfaatan lahan pekarangan oleh Kepala BKP (Muslih, SH.MH), serta Dukungan penyuluh dalam kegiatan P2BN dan PUAP di Bengkulu boleh Sekretariat Bakorluh Provinsi Bengkulu (Ir. Trasno).

(38)

1. BPTP siap menerbitkan petunjuk teknis budidaya dan pemeliharaan tanaman sayuran.

2. M-KRPL akan diperluas ke PKK, sekolah dan Puskesmas yang ada di desa terpilih. 3. Informasi tentang M-KRPL (bahan cetakan) akan disebarluaskan ke semua

Kabupaten, juga akan disebarluaskan melalui siaran radio ataupun TVRI. 6.1.3. Pameran Inovasi Teknologi

Pameran Inovasi direncanakan dalam anggaran sebanyak 1 kali namun realisasi dapat dilaksanakan sebanyak 4 kali yaitu di Kota Bengkulu (dalam rangka HUT Kota Bengkulu), di Balitbangda dalam rangka Hakteknas, di halaman Dinas Pertanian (Hortikultura Expo), serta di Nusa Tenggara Timur dalam rangka PPSL lahan kering.

Pada pameran inovasi dalam rangka HUT Kota Bengkulu BPTP menampilkan Inovasi pengelolaan lahan perkotaan untuk meningkatkan ekonomi kerakyatan di Kota Bengkulu dilaksanakan pada bulan Maret selama 6 hari di Halaman Kantor Walikota Bengkulu. Acara dibuka oleh Bapak Walikota,didampingi seluruh muspida, ibu-ibu PKK, LPM, SDPD Kota Bengkulu. Dari inovasi yang ditampilkan yang paling banyak diminati adalah inovasi M-KRPL (tanaman sayuran dalam polybag). Jumlah pengunjung pameran selama 6 hari sekitar 600 pengunjung. Dampak dari kegiatan pameran, banyak masyarakat dan stakeholders berkunjung ke KBI dan Display M-KRPL yang ada di lokasi kantor BPTP.

Pameran kedua dilaksanakan bersamaan dengan ekspose pemanfaatan lahan pekarangan dalam rangka TITP 2012 di halaman BPTP Bengkulu. Acara pameran dibuka oleh Asisten II Setda Provinsi, dan dikunjungi oleh Bpk Walikota Bengkulu, serta stakeholders dan siswa SMP dan SMA sebanyak 200 pengunjung.

Pameran Inovasi ke tiga dilaksanakan dalam rangka Hari Kebaktian Teknologi Nasional bertempat di Balitbangda Provinsi Bengkulu dilaksanakan pada bulan Agustus 2012 selama 1 hari. Materi yang dipamerkan adalah inovasi pemanfaatan lahan pekarangan, inovasi peningkatan produksi padi, dan inovasi pengolahan hasil. Acara pameran dibuka oleh Plt Gubernur, Asisten Setda Provinsi,

(39)

Pameran Inovasi ke empat dilaksanakan di BPTP Nusa Tenggara Timur dalam rangka PPSL lahan kering pada bulan September 2012 selama 4 hari. Pada kesempatan itu pameran dibuka oleh Bpk. Kepala Badan Litbang Pertanian beserta seluruh eselon II lingkup Badan Litbang, seluruh BPTP se Indonesia, dan masyarakat luas NTT. Materi yang ditampilkan pada saat pameran adalah hasil inovasi BPTP Bengkulu di lahan kering antara lain : teknologi budidaya Jeruk Gerga Lebong, olahan Jeruk Kalamansi (sirup), Kakao. Kopi luwak, dan beberapa banner.

Pameran inovasi ke empat dilaksanakan di Dinas Pertanian Provinsi Bengkulu bersamaan dengan acara Hortikultura Expo dalam rangka HUT Provinsi Bengkulu, yang diikuti oleh seluruh Kabupaten/Kota. Acara dibuka oleh Plt Gubernur, dihadiri oleh seluruh SKPD Provinsi dan Kabupaten/Kota. Pameran dilaksanakan selama 7 hari pada bulan November 2012, jumlah pengunjung diperkirakan 500 orang. Materi yang ditampilkan dalam pameran antara lain : inovasi lahan pekarangan dengan irigasi tetes, budidaya tanaman sayuran, buah-buahan (pepaya Merah Delima, pisang tanpa jantung), teknologi pengendalian lalat buah pada Jeruk, serta budidaya kentang merah.

6.1.4. Open House/ekpose

Kegiatan open house dan ekspose dilaksanakan pada bulan Desember 2012 selama 2 hari bersamaan dengan kegiatan seminar hasil litkaji tahun 2012. Jumlah

(40)

Teknologi Spesifik Lokasi Mendukung Empat Sukses Program Strategis Kementerian Pertanian di Provinsi Bengkulu”.

Tujuan kegiatan: 1) Menyebarluaskan inovasi hasil pengkajian dan diseminasi teknologi pertanian kepada stakeholder dan pengguna teknologi lainnya; 2) Mendapatkan numpan balik untuk penyempurnaan kegiatan pengkajiian dan diseminasi dimasa mendatang; 3) Tukar menukar informasi tentang berbagai pengembangan usahatani berbasis inovasi teknologi pertanian dalam mewujudkan pembangunan pertanian di provinsi Bengkulu.

Open House Expo dan Seminar Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi (Exsitek) dihadiri oleh: a) Perguruan tinggi sebanyak 15 orang, b) Lembaga lingkup pertanian Provinsi Bengkulu sebanyak 15 orang, c) lingkup pertanian Kabupaten/Kota Bengkulu sebanyak 20 orang, d) Lembaga penelitian/pengkajian di Provinsi Bengkulu sebanyak 50 orang, dan e) Peneliti dari provinsi lain sebanyak 15 orang.

Pada saat pembukaan dihadiri oleh: a) Gubernur Bengkulu yang diwakili oleh Asisten II Sekda Bidang Perekonomian dan Pembangunan; Ir. H.M. Nashsyah, MM, MT (Gubernur tidak bisa hadir karena persiapan pelantikan definitif Gubernur bengkulu pada tanggal 17 Desember 2012), b) kepala Badan Litbang Pertanian yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Pengkajian dan Pegembangan Teknologi Pertanian

(41)

Ekspose dan Seminar inovasi teknologi pertanian spesifik lokasi (Exsitek) ini tidak hanya mengundang antusias petani, nampak mahasiswa, pelajar, dan stakeholder juga hadir. Selain itu kegiatan ini diliput oleh Koran setempat, RRI Regional Bengkulu, dan TVRI Bengkulu. Penyampaian materi expo dilakukan dalam berbagai bentuk sehinga dapat diterima secara cepat dan tepat oleh barbagai sasaran. Open House ini rencananya akan menjadi ajang acara dua tahunan BPTP Bengkulu dengan akronim EXSITEK yaitu singkatan dari Expose Inovasi Teknologi Pertanian Spesifik Lokasi.

6.2. Kegiatan Pengkajian

6.2.1. Analisis Kebijakan Pembangunan Pertanian Di Bengkulu (Rekomendasi Program Ketahanan Pangan Dan

DampakPerubahan Iklim)

Salah satu fungsi BPTP Bengkulu adalah membantu Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) di Bengkulu dalam merumuskan alternatif rekomendasi kebijakan pembangunan pertanian. Pada tahun 2012 melalui kegiatan Analisis Kebijakan telah dilakukan survei yang bertujuan untuk: (1) melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit rakyat, dan (2) melakukan analisis faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan. Dari survei ini diharapkan diperoleh alternatif strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan dan strategi pemanfaatan pekarangan sebagai penyedia sumber pangan keluarga. Survei dilaksanakan di beberapa kabupaten sesuai dengan topik kajian. Data yang dikumpulkan meliputi keragaan responden dan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan dan diversifikasi pangan melalui pemanfaatan pekarangan. Data dianalisis secara deskriptif dan statistik. Sampai dengan bulan Desember tahun 2012 telah dilakukan survei di 6 kabupaten yaitu: (1) Kabupaten Bengkulu Utara dan Bengkulu Selatan untuk mensintesis strategi pencegahan alih fungsi lahan pertanian tanaman pangan menjadi perkebunan kelapa sawit rakyat di Provinsi Bengkulu; (2)

(42)

Dari survei tersebut diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu adalah luas lahan sawah, tingkat pengetahuan petani tentang larangan melakukan alih fungsi lahan tanaman pangan, kekurangan air irigasi, dan pendapatan usahatani padi yang lebih rendah daripada kelapa sawit. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengantisipasi alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit di Bengkulu adalah: 1) menetapkan lahan abadi pertanian tanaman pangan di wilayah-wilayah sentra produksi padi untuk mencegah terjadinya alih fungsi lahan pertanian menjadi kebun kelapa sawit, 2) melakukan perbaikan saluran irigasi dan mendorong peran kelembagaan petani dalam pengelolaan jaringan irigasi, 3) meningkatkan penyuluhan kepada petani, kelompok tani, dan pemuka masyarakat tentang aturan perundangan mengenai larangan alih fungsi lahan, dan 4) meningkatkan produktivitas padi melalui penerapan teknologi untuk peningkatan pendapatan petani. Rekomendasi alternatif arah kebijakan untuk mengembangkan pemanfaatan pekarangan untuk meningkatkan diversifikasi pangan di Bengkulu adalah: 1) meningkatkan penyuluhan kepada wanita tani tentang teknologi dan manfaat pemanfaatan pekarangan, 2) membuka peluang pemanfaatan pekarangan secara berkisanambungan dengan menumbuhkan kelompok pengolahan hasil pertanian. 6.2.2. Pengkajian Teknologi Pembungaan dan Pembuahan Jeruk Gerga di

Lebong

(43)

jeruk RGL yang ditemui di lapangan pada proses produksi jeruk RGL di Lebong, diantaranya adalah belum ada dosis pupuk yang spesifik lokasi, biaya pupuk dan pestisida yang tinggi dan penampilan sebagian kulit buah pucat dan tidak mulus atau burik/kusam. Untuk itu perlu dilakukan pengkajian dengan tujuan meningkatkan kuantitas dan kualitas jeruk. Pengkajian dilaksanakan pada tahun 2012 di Kelurahan Rimbo Pengadang, Kecamatan Rimbo Pengadang, Kabupaten Lebong. Ruang lingkup pengkajian yaitu: 1) pengkajian pemangkasan dan pemupukan jeruk RGL dan 2) kajian saat petik buah jeruk yang optimal. Pengkajian pemangkasan dann pemupukan menggunakan RAK faktorial 2 faktor dengan faktor ke-1 adalah pemangkasan yang terdiri dari 2 perlakuan pangkas yaitu (1) pemangkasan rekomendasi dan (2) pemangkasan cara petani (kontrol). Faktor ke-2 adalah pemupukan yang terdiri dari 3 perlakuan pupuk yaitu: (1) berdasarkan hasil panen terangkut; (2) berdasarkan analisis tanah dan tanaman dan (3) berdasarkan teknologi petani (kontrol). Jumlah kombinasi perlakuan ada 6 dengan ulangan sebanyak 4 kali. Pengamatan yang dilakukan meliputi keragaan vegetatif tanaman, jumlah/produktivitas buah, dan hama penyakit utama yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas buah. Kajian saat petik buah optimal menggunakan RAL dengan 7 perlakuan saat petik yang diulang 3 kali dengan pengambilan buah menurut kuadran. Perlakuan saat petik : 32, 34, 36, 38, 40, 42, 44 minggu setelah bunga mekar.

(44)

Parameter yang diukur adalah kualitas buah (nilai brix). Data yang diperoleh dianalisis secara statistik. Hasil pengkajian selama 2 kali pemupukan memperlihatkan bahwa perlakuan pemupukan berdasarkan analisis tanah dan tanaman dengan pemangkasan rekomendasi (rutin) maupun cara petani menghasilkan jumlah buah yang lebih banyak yaitu masing-masing 95 dan 133 buah/pohon. Penampilan buah yang terbaik pada pohon yang dipangkas secara rutin. Dari kajian saat petik buah yang optimal belum diperoleh umur buah yang tepat untuk memperoleh kualitas buah yang tinggi, karena pemetikan buah baru dilakukan 2 kali. Nilai brix yang diperoleh adalah 11. Kajian masih berlangsung hingga Februari 2013.

6.2.3. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Ternak Sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong

Dalam usaha perternakan sapi perah, kualitas susu dipengaruhi oleh genetik (bibit), pakan dan tatalaksana pemeliharaan. Pakan merupakan bagian terpenting dan menentukan tinggi rendahnya kualitas susu, pertumbuhan dan pada akhirnya akan menentukan besar kecilnya pendapatan. Tujuan pengkajian adalah mengkaji peluang pemanfaatan bahan baku pakan lokal untuk pengembangan ternak sapi perah dan mengkaji pengaruh pemberian pakan tambahan berbahan baku lokal terhadap peningkatan produktivitas ternak sapi perah. Pengkajian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang dilaksanakan pada kelompok (P4S) Harapan Maju Kelurahan Air Duku, Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong dengan menggunakan 20 ekor sapi selama 4 bulan, dimulai Januari sampai dengan November 2012 dengan 4 perlakuan 5 ulangan, perlakuan 1 (P1) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,8 kg ditambah kulit kopi 0,2 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg, Perlakuan 2 (P2) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah konsentrat 0,4 kg ditambah kulit kopi 0,6 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg, Perlakuan 3 (P3) ) hijauan 10% dari berat badan ditambah dedak padi 2 kg ditambah kulit kopi 0,1 kg ditambah ultramineral 0,1 kg ditambah ubi kayu 1,0 kg dan Perlakuan 4 (P4) hijauan saja (kontrol).

(45)

Hasil kegiatan diperoleh data sebagai berikut perlakuan pertama adalah rata-rata produksi susu 15 liter/ekor/hari, kadar protein 15,52%, lemak 3,28%, pH 6,72 dan BJ 1,0272, Perlakuan kedua produksi susu 13 liter/ekor/hari, kadar potein 15,168%, lemak 3,78%, pH 6,62 dan BJ 1,0298, perlakuan ketiga produksi susu 12 liter/ekor/hari, kadar protein 14,244%, lemak 3,78%, pH 6,78 dan BJ 1,0247, sedangkan perlakuan keempat (kontrol) produksi susu 8 liter/ekor/hari, kadar protein 12,414%, lemak 4,5%, pH 6,72 dan BJ 1,0285. Kesimpulan Pemberian pakan tambahan berbahan baku lokal dapat meningkatkan kadar protein, kadar lemak, kadar pH dan Berat Jenis susu sapi perah di Kabupaten Rejang Lebong.

6.2.4. Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) di Kabupaten Kepahiang

Pengkajian Teknologi Pengendalian Hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dilakukan di Desa Suro Bali Kacamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Propinsi Bengkulu dari bulan Februari – November 2012. Daerah ini merupakan salah satu sentra produksi kakao di Kabupaten Kepahiang. Tujuan Pengkajian ini adalah 1) Mengkaji implementasi paket teknologi pengendalian hama PBK pada perkebunan kakao milik rakyat dan 2) Mempelajari respon petani terhadap paket teknologi pengendalian PBK. Dalam pengkajian ini Menggunanak rancangan acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 5 kali ulangan. Menggunakan lahan perkebunan

Gambar 8. Pengkajian Peluang Pengembangan dan Peningkatan Produktivitas Sapi Perah di Kabupaten Rejang Lebong.

Referensi

Dokumen terkait

Perbandingan persentase kenaikan kemampuan, baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen dapat dilihat dari selisih rata-ratanya. Hasil uji perbandingan menunjukkan bahwa:

Adanya korelasi positif antara kedua variabel tersebut menunjukan bahwa anggota gerakan pemuda hijrah mampu mengatur tingkah lakunya sesuai dengan yang diperintahkan

Data-data pada Aplikasi Pusat Data merupakan pengembangan dari Sistem Informasi Profil Daerah (SIPD) yang kemudian kami kelompokan menjadi Data: Indikator Kinerja Pemerintah

TEORI PERTUMBUHAN DUAL SEKTOR Sektor tradisional  surplus tenaga kerja, produktivitas rendah  pertanian PERTUMBUHAN Sektor modern  produktivitas tinggi  sumber akumulasi

Nilai Adjusted R square pada model sebesar 0,980 yang artinya variasi variable nilai ekspor shrimps and prawns (160520) dijelaskan 98% oleh faktor-faktor yang mempengaruhi

Pengiriman makanan merupakan salah satu layanan pesan antar makanan yang sangat popular saat ini, tapi petugas yang bekerja untuk mengantarkan makanan tidak bisa dengan

Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai uji-t antara pretest dan posttest latihan fartlek terhadap peningkatan daya tahan paru jantung yang memiliki nilai t hitung 4,007

Penelitian yang dilakukan Wardani (2017), berjudul Analisis Efektivitas Penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan Kontribusinya