• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN TEORITIS"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang menjadi ide awal dari skripsi yang disusun adalah penelitian yang dilakukan oleh Budi Santoso (2005), yang melihat Analisis SWOT pada PT. Bank BCA Medan Dalam Meningkatkan Daya Saing, dan penelitian yang dilakukan oleh Ricka Alamia Zulmaida (2006) yang melihat Analisis SWOT Pada Warung Bang Man di Kawasan Warung Kopi Harapan.

Dua penelitian di atas, menyimpulkan bahwa analisis SWOT sangat penting bagi suatu perusahaan. Analisis SWOT akan membantu perusahaan untuk merancang strategi yang tepat bagi perusahaan untuk memenangkan persaingan dalam dunia bisnis.

Strategi yang dihasilkan dengan analisis SWOT, membuat penulis tertarik melakukan penelitian lanjutan tentang analisis SWOT pada UKM. Penulis mencoba untuk melihat pengaruh analisis SWOT pada UKM (Usaha Kecil Menengah) yaitu Toko Lestari Rattan and Furniture.

Analisis SWOT akan membantu sebuah perusahaan mengenal lingkungan internal dan lingkungan eksternal perusahaannya, karena SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Treath) merupakan hasil riset dari kedua lingkungan tersebut. Dengan demikian perusahaan akan mampu menerapkan strategi yang tepat untuk mencapai tujuan perusahaan.

(2)

B. Analisis SWOT

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai factor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang bertujuan untuk memaksimalkan kekuatan (Strength) yang dimiliki dan mengeksploitasi peluang (Opportunity) yang ada, namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Treath) yang membahayakan posisi perusahaan di pasar, dalam rangka mempertinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dan memperoleh laba.

Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan perkembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategis perusahaan (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman) dalam kondisi yang ada saat ini. Hal ini disebut dengan Analisis Situasi. Model yang paling popular untuk analisis situasi adalah Analisis SWOT.

Penelitian menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dapat ditentukan oleh kombinasi faktor internal dan eksternal. Kedua faktor tersebut harus dipertimbangkan dalam analisis SWOT. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunity) dan Ancaman (Treath) dengan faktor internal Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness).

(3)

Gambar 2.1 Skema Proses Analisis SWOT Sumber : Rangkuti (2002 : 19)

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki kekuatan dan peluang, sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented

Strategy).

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus ditetapkan adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip dengan Question Mark pada BCG matrik. Fokus strategi

Berbagai Peluang Berbagai Ancaman Kekuatan Internal Kelemahan Internal 3. Mendukung strategi Turn-around 1. Mendukungstrategi agresif 2. Mendukung strategi diversifikasi 4. Mendukung strategi defensif

(4)

perusahaan ini adalah meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan, sehingga dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.

Melalui analisis SWOT, perusahaan dapat melihat evaluasi keseluruhan terhadap kekuatan (Strength), kelemahan (Weakness), peluang (Opportunity), dan ancaman (Treath). Tujuan fundamental analisis SWOT adalah untuk mengidentifikasikan trend, kekuatan dan kondisi yang memiliki dampak potensial pada formulasi dan implementasi strategi pemasaran perusahaan. Ini merupakan langkah paling penting atas dasar dua alasan. Pertama, setiap perubahan dalam lingkungan eksternal bisa menimbulkan dampak serius pada pasar-pasar sebuah perusahaan. Dengan mengantisipasi dan melakukan tindakan, perusahaan akan mampu mengambil manfaat dari perubahaan-perubahaan ini. Kedua, langkah ini memberikan peluang untuk menyusun aspek-aspek terpenting untuk dievaluasi.

C. Matriks SWOT

Matriks SWOT merupakan suatu teknik analisis yang dikembangkan untuk membantu para perencana strategi dalam proses pembuatan strategi. Teknik ini menggambarkan SWOT menjadi suatu matriks dan kemudian diidentifikasikan semua aspek dalam SWOT .

(5)

Tabel 2.1 Matriks SWOT IFAS EFAS Strenght (S) Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal a. Strategi SO Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang

b. Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang Treath (T) Tentukan 5-10 faktor ancaman eksternal c. Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan

kekuatan untuk mengatasi ancaman

d. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan

kelemahan dan menghindari ancaman

IFAS : Internal Strategic Factor Analysis Summary EFAS : External Startegic Factor Analysis Summary Sumber : Rangkuti (2002 : 31)

Penjelasan Tabel :

a. Strategi SO, strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

b. Strategi WO, strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

c. Strategi ST, ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman.

(6)

d. Strategi WT, strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

D. Lingkungan Eksternal

Gambar 2.2 Lingkungan Eksternal Sumber : Hitt (2001 : 50)

Lingkungan Eksternal perusahaan dibagi dalam tiga wilayah utama, yaitu :

1. Lingkungan Umum

Lingkungan Umum adalah sekumpulan elemen-elemen dalam masyarakat yang lebih luas yang mempengaruhi suatu industri dan perusahaan-perusahaan

Ekonomi Sosiokultural Global Teknologi Lingkungan Industri : Ancaman dari pelaku bisnis

baru, kekuasaan suplier, kekuasaan pembeli, produk

pengganti, intensitas persaingan Lingkungan Pesaing Demografis Politik/Hukum

(7)

yang ada di dalamnya (Hitt, 2001 : 50). Elemen-elemen tersebut dikelompokkan ke dalam enam segmen lingkungan, yaitu:

a. Segmen Demografis, berkaitan dengan ukuran populasi, struktur usia, distribusi geografis, bauran etnis, dan distribusi pendapatan.

b. Segmen Ekonomi, merujuk ke hakikat dan arah ekonomi di mana suatu perusahaan bersaing atau akan bersaing.

c. Segmen Politik/Hukum, suatu arena di mana organisasi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan bersaing untuk sumber daya yang diinginkan, dan terdapat pengawasan terhadap badan-badan hukum dan undang-undang yang mengatur interaksi di antara bangsa-bangsa.

d. Segmen Sosiokultural, berkaitan dengan sikap-sikap dan nilai cultural suatu masyarakat.

e. Segmen Teknologi, meliputi institusi-institusi dan aktivitas-aktivitas yang terlibat dalam menciptakan pengetahuan baru dan menerjemahkan pengetahuan itu ke output, produk, dan materi-materi baru.

f. Segmen Global, meliputi pasar global baru yang relevan, pasar global yang sedang berubah, peristiwa-peristiwa politik internasional yang penting, dan karakteristik kultural dan institusional yang menentukan pasar global.

2. Lingkungan Industri

Lingkungan Industri adalah serangkaian faktor-faktor–ancaman dari pelaku bisnis baru, supplier, pembeli, produk pengganti, dan intensitas persaingan di antara para pesaing–yang secara langsung mempengaruhi perusahaan dan tindakan dan tanggapan kompetitifnya. Secara keseluruhan,

(8)

interaksi di antara lima faktor ini menempatkan suatu posisi dalam suatu industri, di mana perusahaan dapat secara menguntungkan mempengaruhi faktor-faktor itu, atau di mana perusahaan itu dapat dengan sukses mempertahankan diri dari pengaruh-pengaruh mereka. Semakin besar kapasitas perusahaan untuk lebih mempengaruhi lingkungan industri, semakin besar kemungkinan perusahaan untuk menghasilkan laba di atas rata-rata (Hitt, 2001 : 50-52).

Gambar 2.3 Model Lima Kekuatan Persaingan yang Menentukan Profitabilitas Industri

Sumber : R. David (2006 : 131)

3. Lingkungan Pesaing

Lingkungan Pesaing memusatkan perhatiannya pada setiap perusahaan yang bersaing secara langsung dengan sebuah perusahaan. Analisis pesaing dilakukan dengan penuh semangat oleh perusahaan-perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri dengan hanya sedikit perusahaan yang memiliki kapabilitas yang relatif seimbang (Hitt, 2001 : 83).

Kemungkinan masuknya pesaing baru Potensi pengembangan produk subtitusi Kekuatan tawar-menawar pembeli Kekuatan tawar-menawar penjual/pemasok Persaingan antar perusahaan sejenis

(9)

E. Lingkungan Internal

Lingkungan Internal terdiri dari tiga aspek-aspek internal, yaitu : 1. Sumber Daya

Sumber daya adalah input-input dalam proses produksi perusahaan, seperti misalnya peralatan modal, keahlian pegawai individual, hak paten, keuangan, dan manajer yang berpengalaman (Hitt, 2001 : 23). Sumber daya dapat berwujud, sementara sebagian sumber daya lainnya tidak berwujud : a. Sumber daya berwujud (tangible assets) adalah aktiva-aktiva yang dapat

dilihat dan dapat diukur (Hitt, 2001 : 110). Sumber daya berwujud terdiri atas empat jenis, yaitu :

1. Sumber daya Keuangan, yaitu kapasitas perusahaan untuk meminjam dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan dana internal.

2. Sumber daya Organisasi, yaitu struktur pelaporan formal perusahaan dan perencanaan formalnya, sistem control dan sistem koordinasi.

3. Sumber daya Fisik, yaitu kecanggihan, lokasi pabrik, peralatan perusahaan dan akses ke bahan mentah.

4. Sumber daya Teknologi, yaitu persediaan teknologi, seperti hak paten, hak cipta, merek dagang dan rahasia dagang.

b. Sumber daya tidak berwujud (intangible assets) adalah aktiva-aktiva yang berurat akar dalam sejarah perusahaan dan telah terakumulasi sepanjang waktu (Hitt, 2001 : 111). Sumber daya tidak berwujud terdiri atas tiga jenis, yaitu :

(10)

1. Sumber daya Manusia, yaitu ilmu pengetahuan, kepercayaan, kapabilitas manajerial dan rutin organisasi.

2. Sumber daya Inovasi, yaitu gagasan, kapabilitas saintifik dan kapasitas untuk melakukan inovasi.

3. Sumber daya Reputasi, yaitu reputasi dengan para pelanggan, nama merek, persepsi terhadap kualitas, daya tahan, reliabilitas produk dan reputasi dengan para supplier.

2. Kapabilitas

Kapabilitas adalah kapasitas perusahaan untuk menggunakan sumber daya yang diintegrasikan dengan tujuan untuk mencapai tujuan akhir yang diinginkan (Hitt, 2001 : 112). Perusahaan harus menciptakan dan mengeksploitasi peluang-peluang eksternal dan mengembangkan keunggulan dengan daya tahan yang baik ketika digunakan dengan wawasan dan ketangkasan. Dengan kapabilitas suatu perusahaan mampu menciptakan dan mengeksploitasi peluang-peluang eksternal dan keunggulan tersebut.

3. Kompetensi Inti

Kompetensi inti adalah sumber daya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan kompetitif bagi perusahaan, melebihi para pesaingnya. Kompetensi inti membedakan perusahaan secara kompetitif dan merefleksikan kepribadiannya.

Tidak semua sumber daya dan kapabilitas perusahaan adalah aktiva-aktiva strategis, yaitu aktiva-aktiva-aktiva-aktiva yang memiliki nilai kompetitif dan berpotensi untuk menjadi sumber keunggulan kompetitif. Sebagian sumber daya dan kapabilitas mungkin tidak kompeten, karena mewakili area-area

(11)

kompetitif perusahaan yang lemah dibandingkan dengan para pesaingnya sehingga dapat menghambat atau mencegah pengembangan kompetensi inti perusahaan.

F. SWOT

1. Strength (Kekuatan)

Strength (kekuatan) adalah faktor-faktor internal positif yang berperan

terhadap kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuan organisasi (Zimmerer, 2002 : 42).

Defenisi di atas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki faktor-faktor yang dapat membantu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. Faktor-faktor ini harus benar-benar diketahui oleh perusahaan, agar tidak salah dalam merancang strategi untuk mencapai visi perusahaan.

Faktor-faktor Strengths (Kekuatan) yang dimiliki Toko Lestari Rattan

and Furniture adalah sebagai berikut :

a. Lokasi usaha yang strategis

b. Jenis atau desain furniture dan produk dari rotan lainnya yang beraneka ragam.

c. Produk yang dihasilkan berkualitas dan mampu bersaing dengan produk usaha sejenis.

d. Menerima layanan perbaikan rotan.

e. Kerjasama dan komunikasi yang baik dengan karyawan yang berkerja di Toko Lestari Rattan and Furniture.

(12)

2. Weakness (Kelemahan)

Weakness (kelemahan) adalah factor-faktor internal negatif yang

merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan (Zimmerer, 2002 : 42).

Weakness (kelemahan) sebuah perusahaan hendaknya dapat di

minimalisir, karena bila kelemahan itu lebih dominan dari kekuatan maka perusahaan tidak akan dapat bertahan dalam persaingan bisnis. Dengan kata lain perusahaan harus mampu mengidentifikasikan kelemahannya sedini mungkin, agar dapat meminimalkan kelemahan tersebut dan memaksimalkan kekuatan yang dimiliki.

Faktor-faktor Weaknesses (Kelemahan) Toko Lestari Rattan and

Furniture adalah sebagai berikut :

a. Sistem penjualan hanya dengan menunggu konsumen datang atau menunggu pesanan dari pelanggan.

b. Kurangnya tenaga ahli yang kompeten

c. Beberapa jenis produk dari rotan yaitu keranjang buah, hulahop dan keranjang parsel masih membeli dari usaha sejenis lainnya.

d. Tidak menyediakan layanan antar untuk furniture rotan yang dibeli oleh konsumen.

e. Tidak memiliki laporan keuangan yang sistematis. 3. Opportunity (Peluang)

Opportunity (Peluang) adalah opsi-opsi eksternal positif yang dapat

dimanfaatkan oleh suatu bisnis untuk mencapai misi, cita-cita dan tujuannya (Zimmerer, 2002 : 42).

(13)

Opportunity (Peluang) merupaka lingkungan eksternal perusahaan, sehingga perusahaan tidak dapat menghilangkan atau menciptakan suatu peluang. Perusahaan hanya dapat mencari informasi mengenai peluang yang ada di pasar. Perusahaan yang pandai melihat dan memanfaatkan peluang akan memenangkan persaingan dalam dunia bisnis. Oleh sebab itu, setiap perusahaan hendaknya memiliki informasi yang akurat dan actual mengenai perkembangan dunia bisnis.

Faktor-faktor Opportunities (Peluang) Toko Lestari Rattan and

Furniture adalah sebagai berikut :

a. Menambah jenis atau model furniture dan produk dari rotan lainnya. b. Membuka usaha sejenis di lokasi lainnya.

c. Mendapatkan kredit kembali dari bank-bank yang memberikan kredit pada UKM.

d. Mendapatkan konsumen baru yang berpotensi menjadi pelanggan yang loyal.

e. Penggunaan teknologi untuk meningkatkan penjualan. 4. Treath (Ancaman)

Treath (Ancaman) adalah kekuatan-kekuatan eksternal negatif yang

merintangi kemampuan perusahaan untuk mencapai misi, cita-cita, dan tujuan (Zimmerer, 2002 : 44).

Setiap perusahaan akan menghindari ancaman yang ada, karena ancaman merupakan hal yang dapat menggagalkan tujuan perusahaan. Dengan kata lain setiap perusahaan akan berusaha dan bahkan mungkin menghilangkan ancaman. Akan tetapi, ancaman dalam bisnis tidak dapt dihilangkan dan juga

(14)

tidak dapat dihindari. Ancaman hanya dapat diminimalkan dengan kekuatan (Strength) yang dimiliki perusahaan. Perusahaan yang mampu menghadapi ancaman dan dapat bertahan, maka akan menjadi pemenang dalam persaingan bisnis.

Faktor-faktor Treaths (Ancaman) Toko Lestari Rattan and Furniture adalah sebagai berikut :

a. Pelaku bisnis baru pada usaha sejenis.

b. Kehilangan pelanggan karena berpindah kepada pesaing. c. Persaingan harga antara usaha sejenis.

d. Kelangkaan bahan baku. e. Adanya sales rotan door to door

G. Rotan

Rotan adalah palem memanjat berduri yang terdapat di daerah tropis dan subtropis Benua Lama. Rotan merupakan hasil hutan terpenting setelah kayu di sebagian besar Asia Tenggara. Tumbuhan ini dimanfaatkan secara komersil sebagai sumber rotan batang untuk industri mebel rotan, karena kekuatan, kelenturan dan keseragamannya.

Tumbuhan ini mempunyai nilai sosial yang besar sebagai sumber penghasilan bagi sebagian besar daerah di Asia Tenggara. Jauh sebelum orang Portugis membawa perdagangan rotan ke Eropa dengan terbukanya Asia Timur, rotan begitu berharga bagi kehidupan desa sehingga orang dapat menyebutnya sebagai perdapan rotan di Asia Tenggara.

(15)

Batang rotan biasanya langsing dengan diameter 2-5cm, beruas-ruas panjang, tidak berongga, dan banyak yang dilindungi oleh duri-duri panjang, keras, dan tajam. Duri ini berfungsi sebagai alat pertahanan diri dari herbivora, sekaligus membantu pemanjatan, karena rotan tidak dilengkapi dengan sulur. Suatu batang rotan dapat mencapai panjang ratusan meter. Batang rotan mengeluarkan air jika ditebas dan dapat digunakan sebagai cara bertahan hidup di alam bebas.

Sebagian besar rotan berasal dari hutan di Indonesia, seperti Sumatra, Jawa, Borneo, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Indonesia memasok 70% kebutuhan rotan dunia, dengan Cirebon sebagai sentra industri kerajinan dan mebel rotan terbesar di Indonesia. Sisa pasar diisi dari Malaysia, Filipina, China, Sri Lanka, dan Bangladesh.

Kualitas rotan ditentukan oleh bagaimana berat jenis, kelenturan, warna dan penampilan buku-buku dan permukaan batang. Rotan yang baik memiliki berat jenis bahan yang lebih tinggi, kelenturannya tinggi sehingga apabila dibengkokkan akan segera kembali dan warna kulit rotan yang putih.

Rotan yang umum dipergunakan dalam industri tidak terlalu banyak. Beberapa jenis rotan yang paling umum diperdagangkan adalah Manau, Batang, Tohiti, Mandola, Tabu-Tabu, Suti, Sega, Lambang, Blubuk, Jawa, Pahit, Kubu, Lacak, Slimit, Cacing, Semambu, serta Pulut.

Setelah dibersihkan dari pelepah yang berduri, rotan mentah harus diawetkan agar terlindung dari jamur. Secara garis besar terdapat dua proses pengolahan bahan baku rotan, yaitu pemasakan dengan minyak tanah untuk rotan

(16)

berukuran sedang /besar dan pengasapan dengan belerang untuk rotan berukuran kecil.

Pemanfaatan rotan terutama adalah sebagai bahan baku mebel, misalnya kursi, meja tamu, serta rak buku. Rotan memiliki beberapa keunggulan daripada kayu, seperti ringan, kuat, elastis / mudah dibentuk, serta murah. Kelemahan utama rotan adalah gampang terkena kutu bubuk "Pin Hole".

Batang rotan juga dapat dibuat sebagai tongkat penyangga berjalan dan senjata. Berbagai perguruan pencak silat mengajarkan cara bertarung menggunakan batang rotan. Di beberapa tempat di Asia Tenggara, rotan dipakai sebagai alat pemukul dalam hukuman cambuk rotan bagi pelaku tindakan kriminal tertentu.

Beberapa rotan mengeluarkan getah (resin) dari tangkai bunganya. Getah ini berwarna merah dan dikenal di perdagangan sebagai dragon's blood (darah naga). Resin ini dipakai untuk mewarnai biola atau sebagai meni. Sedangkan masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah memanfaatkan batang rotan muda sebagai komponen sayuran (www.wikipedia.com).

Penelitian untuk meningkatkan pengetahuan tentang pentingnya rotan dan kesadaran bahwa budi daya rotan mempunyai potensi yang nyata terjadi dalam dua dasawarsa terakhir. Inovasi rotan pun terus berkembang,baik dari segi penggunaan bahan baku rotan, tren design mebel, dan manfaat-manfaat lainnya.

Gambar

Gambar 2.1 Skema Proses Analisis SWOT  Sumber  :    Rangkuti (2002 : 19)
Tabel 2.1 Matriks SWOT                                  IFAS             EFAS  Strenght (S)  Tentukan 5-10 faktor kekuatan internal  Weakness (W)  Tentukan 5-10 faktor kelemahan internal  Opportunities (O)  Tentukan 5-10 faktor  peluang eksternal  a
Gambar 2.2 Lingkungan Eksternal  Sumber   :   Hitt (2001 : 50)
Gambar 2.3 Model Lima Kekuatan Persaingan yang Menentukan  Profitabilitas Industri

Referensi

Dokumen terkait

hidroxyapatit menggunakan Metode Hidrotermal suhu rendah mengatakan bahwa semakin lama waktu reaksi, maka semakin tinggi konsentrasi hidroxyapatit dengan batasan

Balance sheet (atio > neraca. -ikuiditas adalah kemampuan suatu bank untuk melunasi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi dengan alat % alat yang

Alamat Kuasa : IMAN SJAHPUTRA & PARTNERS Sudirman Plaza Office Tower Marein Plaza 12th Floor Jl.. Wahid

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan; (2) Pengaruh Persepsi Siswa tentang Metode

 juga dapa dapat meli t melibatk batka an pera n perawatan l watan lok oka as si fi i fis sik ik fi file, le, juga juga membe memberik rikan a an ak ks ses es k ke da e data

نساكيمبا نئاجنلبا نئانب ذاتسلاا روتكدلا جالحا ، ىرىز دحمأ يرتسجالدا ، يرتسجالدا يرىز ينبمح جالحا روتكدلاو 4102 م ةرادلإا : ةيسيئرلا تاملكلا – بلاطلا

Penelitian ini bertujuan untuk memecahkan masalah terkait dengan tujuan penelitian: (1) sejarah Pura Tampurhyang dijadikan pusat Kawitan Catur Sanak di Desa

Berdasarkan Guidelines for Management of Small Bowel Obstruction tahun 2008 ileus obstruksi total yang disebabkan adhesi pascaoperasi tidak selalu harus dioperasi namun