Jul 23
RUMUS RUMUS PERHITUNGAN DALAM KEPERAWATAN RUMUS PERHITUNGAN DARAH UNTUK TRANSFUSI
Menghitung keb darah tranfusi = (HB yang diinginkan-HB sekarang) x BB x jenis darah, Jenis darah tergantung dari komponen darah, kalo PRC, maka dikalikan 3. Kalo WBC, maka dikalikan 6,
RUMUS PERHITUNGAN DOPAMIN
Dopamin ;1 ampul = 10 cc, 1 ampul = 200 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
Rumus factor pengencer = 1 ampul (200 mg)= 200.000 mikrogram, kemudian diencerkan dlam 50
cc, sehingga 1 cc= 4000 mikrogram (factor pengencer) Rumus :
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 4000
Atau rumus langsung : Dosis x BB 60 x 50 = hasil 200.000
Contoh nih ye:
Pasien dengan tekanan darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit. Menggunakan syringe pump lho!
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 4000
Kita gunakan rumus praktis saja = =
= 3.75 cc/jam
Tidak terlalu sulit kan sayang? Gue yakin, IQ-mu lebih dari sebuah kecambah!! Rumus pemberian Dopamin dalam kolf / drip
Rumus =
200.000 = 400 (factor pengencer) 500
Rumus menggunakan kolf =
Dosis x BB x jam ( menit ) = hasil ntar disesuaikan dengan mikro atau makro drip. 400
Contoh:
Kita ambil contoh yang sama dengan yang atas ya,
Pasien dengan tekanan darah 80/50 mmHg dan BB 50 kg. Dosis dopamin dimulai dari 5 mikrogram/kgBB/menit. Menggunakan kolf lho!
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 400
Kita gunakan rumus praktis saja = 5 x 50 x 60
= 37,5 cc/ jam. (harus diingat, 1 ampul dopamine ini diencerkan dalam 500 cc lho, jadi hasilnya agak banyak. gue juga sempet kaget! )
Nah, berarti kalo pake makro, maka 37,5 cc mejadi 12,5 tetes/menit. (makro factor tetesan 1 cc= 20
tetes)
Nah, kalo mikro drip, 37,5 cc, menjadi 37,5 tts/mnit. (mikro factor tetesan 1 cc= 60 tetes) RUMUS PERHITUNGAN DOBUTAMIN
Dobutamin ; 1 ampul = 5 cc , 1 ampul = 250 mg , 1 mg = 1000 mikrogram
250 mg = 250.000 mikrogram, kemudian diencerkan dlam 50 cc, sehingga 1 cc= 5000 (sbg factor
pengencer) Rumus :
Dosis x BB x jam (menit ) = hasil 5000
Atau rumus langsung : Dosis x BB x 60 x 50 = hasil 250.000
Rumus diatas digunakan untuk pemberian dobutamin dengan menggunakan syringe pump. Rumus pemberian Dobutamin dalam kolf / drip
Rumus =
250.000 = 500 (factor pengencer) 500
Rumus menggunakan kolf =
Dosis x BB x jam ( menit ) = hasil disesuain dengan mikro / makro yah! 500
contoh kayaknya nggak perlu yah! RUMUS PERHITUNGAN NITROCYNE
1 ampul = 10 cc , 1 cc = 1 mg, 1 ampul = 10 mg
Dosis yang digunakan dalam cc ( microgram ) jadi 1 ampul = 10.000 mikrogram Rumus :
Dosis x 60 x pengencer = hasil 10.000
RUMUS PERHITUNGAN ISOKET
1 ampul = 10 cc , 1 ampul = 10 mg , 1mg = 1cc
Isoket atau Cedocard diberikan sesuai dosis yang diberikan oleh dokter. RUMUS PERHITUNGAN KOREKSI HIPOKALEMI PADA ANAK Koreksi cepat
Yang dibutuhkan = ( jml K x BB x 0,4 ) + ( 2/6 x BB ) Diberikan dalam waktu 4 jam
Maintenance : 5 x BB x 2 6
Diberikan dalam 24 jam Keterangan :
Jml K = nilai yang diharapkan ( 3,5 ) – nilai hasil kalian (x) KESEHATAN ANAK
(1997 ) KULIT
0 = merah seperti agar transparan 1 = merah muda licin/halus tampak vena
2 = permukaan mengelupas dengan/tanpa ruam, sedikit vena 3 = daerah pucat, retak2, vena jarang
4 = seperti kertas putih, retak lebih dalam tidak ada vena 5 = seperti kulit retak mengkerut
LANUGO 0 = tidak ada 1 = banyak 2 = menipis 3 = menghilang
4 = umumnya tidak ada 5 =……… .. LIPATAN PLANTAR 0 = hampir tidak tampak 1 = tanda merah sangat sedikit
2 = hanya lipatan anterior yang menghilang 3 = lipatan 2/3 anterior
4 = lipatan seluruh tampak PAYUDARA
0 = hampir tidak tampak
1 = areola mendatar tidak ada tonjolan 2 = areola seperti titik tonjolan 1-2 mm 3 = areola lebih jelas dengan 3-4 mm 4 = areola penuh tonjolan 5-10 mm DAUN TELINGA
0 = datar tetap terlihat
1 = sedikit melengkung, lunak lambat kembali 2 = bentuknya lebih baik, lunak mudah membalik 3 = bentuk sempurna, membaik seketika
4 = tulang rawan tebal, tulang telinga kaku KELAMIN LAKI – LAKI
0 = skrotum tidak ada rugae 1 = testis belum turun 2 = testis turun, sedikit rugae 3 = testis dibawah, rugaenya bagus 4 = testis tergantung, rugaenya dalam KELAMIN WANITA
0 = klitoris dan labia minor menonjol
1 = labia mayor dan minor sama2 menonjol 2 = labia mayor besar, minor kecil
3 = klitoris dan labia minor di tutupi labia mayor PENILAIAN DENGAN GCS
4 = spontan membuka mata 3 = dengan perintah
2 = dengan rangsangan nyeri 1 = tidak ada reaksi
VERBAL (V)
5 = berorientasi baik
4 = disorientasi waktu dan tempat tapi dapat mengucapkam kalimat 3 = hanya mengucapkan kata – kata
2 = mengerang 1 = tidak ada reaksi MOTORIK ( M ) 6 = mengikuti perintah 5 = melokalisir nyeri 4 = menghindari nyeri 3 = fleksi abnormal 2 = ekstensi abnormal 1 = tidak ada reaksi TINGKAT KESADARAN 1. KOMPOS MENTIS
Sadar penuh dan keadaan normal 2. SOMNOLEN
Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila dirangsang, ditandai dengan mudahnya klien
dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri 3. SOPOR
Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuet, namun kesadaran segera
menurun, klien dapat melaksanakan instruksi singkatdan masih terlihat gerakan spontan dengan rangsangan nyeri, klien tidak dapat diabngunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak ada, tangkisan nyeri masih baik
4. KOMA RINGAN/SEMI KOMA KELAMIN LAKI – LAKI
0 = skrotum tidak ada rugae 1 = testis belum turun 2 = testis turun, sedikit rugae 3 = testis dibawah, rugaenya bagus 4 = testis tergantung, rugaenya dalam KELAMIN WANITA
0 = klitoris dan labia minor menonjol
1 = labia mayor dan minor sama2 menonjol 2 = labia mayor besar, minor kecil
3 = klitoris dan labia minor di tutupi labia mayor PENILAIAN DENGAN GCS
MATA ( E)
4 = spontan membuka mata 3 = dengan perintah
2 = dengan rangsangan nyeri 1 = tidak ada reaksi
VERBAL (V)
5 = berorientasi baik
4 = disorientasi waktu dan tempat tapi dapat mengucapkam kalimat 3 = hanya mengucapkan kata – kata
2 = mengerang 1 = tidak ada reaksi MOTORIK ( M ) 6 = mengikuti perintah 5 = melokalisir nyeri 4 = menghindari nyeri 3 = fleksi abnormal 2 = ekstensi abnormal 1 = tidak ada reaksi TINGKAT KESADARAN 1. KOMPOS MENTIS
Sadar penuh dan keadaan normal 2. SOMNOLEN
Keadaan mengantuk dan kesadaran dapat pulih bila dirangsang, ditandai dengan mudahnya klien
dibangunkan, mampu memberi jawaban verbal dan menangkis rangsangan nyeri 3. SOPOR
Kantuk dalam, klien dapat dibangunkan dengan rangsangan yang kuet, namun kesadaran segera
menurun, klien dapat melaksanakan instruksi singkatdan masih terlihat gerakan spontan dengan rangsangan nyeri, klien tidak dapat diabngunkan dengan sempurna, jawaban verbal tidak ada, tangkisan nyeri masih baik
4. KOMA RINGAN/SEMI KOMA
Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul saat ada rangsang nyeri dan tidak terorganisir, tidak dapat dibangunkan.
REFLEKSIOLOGI •Reflek kornea
Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip (N IV & VII ) •Reflek faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX & X ) •Reflek Abdominal
Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang Tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot
•Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama Naik / kontriksi ( L 1-2 )
•Reflek Anal
Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 ) •Reflek Bulbo Cavernosus
ani (S3-4 / saraf spinal ) • Reflek Bisep ( C 5-6 ) • Reflek Trisep ( C 6,7,8 ) •Reflek Brachioradialis ( C 5-6 ) •Reflek Patela ( L 2-3-4 ) •Reflek Tendon Achiles ( L5-S2) •Reflek Moro
Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan •Reflek Babinski
Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang / aduksi ektensi )
•Sucking reflek
Reflek menghisap pada bayi •Grasping reflek
Reflek memegang pada bayi •Rooting reflek
Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi REFLEK PATOLOGIS
Reflek Hoffman – Tromer
Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila ada gerakan fleksi pada Jari lainnya
Reflek Jaw
Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya nervous trigeminus, dengan mengertuk dagu klien pada posisi mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup
Tidak ada respon verbal, reflek masih baik, gerakan timbul saat ada rangsang nyeri dan tidak terorganisir, tidak dapat dibangunkan.
REFLEKSIOLOGI •Reflek kornea
Dengan cara menyentuhkan kapas pada limbus, hasil positif bila mengedip (N IV & VII ) •Reflek faring
Faring digores dengan spatel, reaksi positif bila ada reaksi muntahan ( N IX & X ) •Reflek Abdominal
Menggoreskan dinidng perut dari lateral ke umbilicus, hasil negative pada orang Tua, wanita multi para, obesitas, hasil positif bila terdapat reaksi otot
•Reflek Kremaster
Menggoreskan paha bagian dalam bawah, positif bila skrotum sisi yang sama Naik / kontriksi ( L 1-2 )
•Reflek Anal
Menggores kulit anal, positif bila ada kontraksi spincter ani ( S 3-4-5 ) •Reflek Bulbo Cavernosus
Tekan gland penis tiba-tiba jari yang lain masukkan kedalam anus, positif bila kontraksi spincter ani (S3-4 / saraf spinal )
•
•
Reflek Trisep ( C 6,7,8 )
•Reflek Brachioradialis ( C 5-6 ) •Reflek Patela ( L 2-3-4 ) •Reflek Tendon Achiles ( L5-S2) •Reflek Moro
Reflek memeluk pada bayi saat dikejutkan dengan tangan •Reflek Babinski
Goreskan ujung reflak hammer pada lateral telapak kaki mengarah ke jari, hasil positif pada bayi normal sedangkan pada orang dewasa abnormal ( jari kaki meregang / aduksi ektensi )
•Sucking reflek
Reflek menghisap pada bayi •Grasping reflek
Reflek memegang pada bayi •Rooting reflek
Bayi menoleh saat tangan ditempelkan ke sisi pipi REFLEK PATOLOGIS
Reflek Hoffman – Tromer
Jari tengah klien diekstensikan, ujungnya digores, positif bila ada gerakan fleksi pada Jari lainnya
Reflek Jaw
Kerusakan kortikospinalis bilateral, eferen dan aferennya nervous trigeminus, dengan mengertuk dagu klien pada posisi mulut terbuka, hasil positif bila mulut terkatup Reflek regresi
Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral Reflek Glabella
Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila membuat kedua mata klien Tertutup Reflek Snout
Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya tercucur saliva Reflek sucking
Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari tersebut Reflek Grasp
Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya Reflek Palmomental
Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu kontraksi Reflek rosolimo
Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi Reflek Mendel Bechterew
Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari kaki ventrofleksi TES RANGSANG MENINGEAL
Nuchal rigidity
Klien tanpa bantal fleksikan leher ke lateral, lalu fleksikan leher mendekati dagu, hasil positif bila ada tahanan dan nyeri
Kernig
Fleksikan panggul dengan sudut 90 derajat, ekstensikan tungkai bawah pada persendian lutut, positif bila ada tahanan dan rasa sakit sebelum mencapai ekstensi maksimal
Brudzinski I,II
Bila pada saat fleksi leher lutut ikut fleksi juga brudzinski I positif, brudzinski II : satu tungkai lain diekstensikan pada persendian panggul, tungkai lain diekstensikan, positif bila tungkai yang ekstensi ikut fleksi
E K G (neh gue nggak tau, disana masih pake yang jadul ato udah maju!!) Pemasangan elektroda
Merah = lengan kanan Kuning = lengan kiri Hijau = tungkai kanan Hitam = tungkai kiri PEMBACAAN HASIL EKG 0 kotak kecil = 0,04 detik
laju QRS frekuensi 60 – 100 x mnt, kurang dari 60= bradikardi, lebih dari 60 = takikardi
GELOMBANG NORMAL Gelombang
Normalnya ya! P
Tegak (+), di I,II, Av1, V2-6 dan terbalik di Av1, mungkin terbalik di III, Av1,v1 Q
q kecil di I, II, AVF, V4-6, durasi 0,03 detik tinggi ¼ R,ukuran bervariasi di AVR = Q besar dengan durasi 0,4 detik di III, abnormal di AVF dan III ( harus diagnosa), Reflek regresi
Kerusakan traktus pirimidalis bilateral / otak bilateral Reflek Glabella
Mengetuk dahi diantara kedua mata, hasilnya positif bila membuat kedua mata klien Tertutup Reflek Snout
Mengutuk pertengahan bibir atas, positif bila mulutnya tercucur saliva Reflek sucking
Menaruh jari pada bibir klien, positif bila klien menghisap jari tersebut Reflek Grasp
Taruh jari pada tangan klien, positif bila klien memegangnya Reflek Palmomental
Gores telapak tangan didaerah distal, positif bila otot dagu kontraksi Reflek rosolimo
Ketuk telapak kaki depan, positif bila jari kaki ventrofleksi Reflek Mendel Bechterew
Mengetuk daerah dorsal kaki2 sebelah depan,positif bila jari kaki ventrofleksi TES RANGSANG MENINGEAL
Nuchal rigidity
Klien tanpa bantal fleksikan leher ke lateral, lalu fleksikan leher mendekati dagu, hasil positif bila ada tahanan dan nyeri
Kernig
Fleksikan panggul dengan sudut 90 derajat, ekstensikan tungkai bawah pada persendian lutut, positif bila ada tahanan dan rasa sakit sebelum mencapai ekstensi maksimal
Bila pada saat fleksi leher lutut ikut fleksi juga brudzinski I positif, brudzinski II : satu tungkai lain diekstensikan pada persendian panggul, tungkai lain diekstensikan, positif bila tungkai yang ekstensi ikut fleksi
E K G (neh gue nggak tau, disana masih pake yang jadul ato udah maju!!) Pemasangan elektroda
Merah = lengan kanan Kuning = lengan kiri Hijau = tungkai kanan Hitam = tungkai kiri PEMBACAAN HASIL EKG 0 kotak kecil = 0,04 detik
laju QRS frekuensi 60 – 100 x mnt, kurang dari 60= bradikardi, lebih dari 60 = takikardi
GELOMBANG NORMAL Gelombang
Normalnya ya! P
Tegak (+), di I,II, Av1, V2-6 dan terbalik di Av1, mungkin terbalik di III, Av1,v1 Q
q kecil di I, II, AVF, V4-6, durasi 0,03 detik tinggi ¼ R,ukuran bervariasi di AVR = Q besar dengan durasi 0,4 detik di III, abnormal di AVF dan III ( harus diagnosa), Q besar di AVL normal
SegmenQS
Semua negative kecuali di V1-2 R
Terbesar di I, V4-6 S
S dominant di V1-3, keciol dan progresif di V3-6,S mungkin ditemukan di I,II T
Tegak di I,II, AVF, V2-6 terbalik di AVR, mungkin terbalik di III, AVL,V1 U
Tidak terlihat, sering terlihat terbalik di V2-4 GELOMBANG EKG PATOLOGI
HYPERTROPI ATRIUM KIRI = P lebar, tegak dan bertakik di V4-6
HYPERTROPI ATRIUM KANAN = P tinggi > 2,5 mm, runcing di II,III, AVF
HYPERTROPI VENTRIKEL KIRI = R(I) dan S(III) . 2,6 mm, R pada AVL > 11 mm, R pada V1-5 > 52,6 mm, S pada V1+R pada V5 atau V6>3,5 mm, depresi ST, inverse 1, interval QRS antara 0,1 – 0,12
HYPERTROPI VENTRIKEL KANAN = R tinggi di V1 > 5 mm,R:s pada V1>1mm, depresi ST, T terbalik pasa V1-3
ISKEMIA MIOKARD = depresi ST . 1mm, horizontal dan menurun
INFARK MIOKARD = elevasi ST > 1mm, T besar dan tegak lurus, setelah 1-3 hari T terbalik dan timbul Q yang abnormal yang menandakan infark transient, durasi Q Anterior kealinan di sandapan V2-4
Inferior kealinan di AVF Lateral kelainan pada I, V6
Posterior kelainan jika R yang tinggi, T tegak pada V1-2
PERIKARIDTIS = elevasi ST di semua sadapan kecuali AVR,AVL,V1,V2 dan T terbalik HIPERKALEMIA = T tinggi ramping dan runcing, P hilang, QRS melebar, takikardi ventrikel
HYPOKALEMIA = depresi ST, T rendah, U besar di V2-4, U:T rasio > 1,0 mm HYPERKALSEMIA = interval Q-T memendek, T terdapat pada akhir QRS HYPOKALSEMIA = ST,QT memanjang
NB: sulit memang, tapi, sebenarnya ini nggak perlu diapalin, tapi ada gambar yang lebih mudah mengenai EKG ini, sayang, gue di indo. Coba tanya bli gede ato rohmat, mereka tau kok! Cairan Serebrospinal
Komposisi : jernih, tak berwarna, tak berbau, terdiri atas : Air, protein, O2, elektrolit, CO2, glukosa, tekanan normal 60 –180 H2O, diproduksi perhari 500 mL, cairan pada orang dewasa yang bersirkulasi 125 – 150 mL SARAF KRANIAL Saraf Jenis ( S/M ) Fungsi Olfaktorius S Membau Optikus S Penglihatan Okulomotoris M
Pergerakan mata kedalam, keatas, elevasi alis, mata, konstriksi pupil, konvergensi, reaksi bersamaan Troklearis
M
Pergerakan mata bawah keluar Trigeminus
M
Mengunyah, sensasi wajah Abducens
S
kulit kepala dan gigi Q besar di AVL normal SegmenQS
Semua negative kecuali di V1-2 R
Terbesar di I, V4-6 S
S dominant di V1-3, keciol dan progresif di V3-6,S mungkin ditemukan di I,II T
U
Tidak terlihat, sering terlihat terbalik di V2-4 GELOMBANG EKG PATOLOGI
HYPERTROPI ATRIUM KIRI = P lebar, tegak dan bertakik di V4-6
HYPERTROPI ATRIUM KANAN = P tinggi > 2,5 mm, runcing di II,III, AVF
HYPERTROPI VENTRIKEL KIRI = R(I) dan S(III) . 2,6 mm, R pada AVL > 11 mm, R pada V1-5 > 52,6 mm, S pada V1+R pada V5 atau V6>3,5 mm, depresi ST, inverse 1, interval QRS antara 0,1 – 0,12
HYPERTROPI VENTRIKEL KANAN = R tinggi di V1 > 5 mm,R:s pada V1>1mm, depresi ST, T terbalik pasa V1-3
ISKEMIA MIOKARD = depresi ST . 1mm, horizontal dan menurun
INFARK MIOKARD = elevasi ST > 1mm, T besar dan tegak lurus, setelah 1-3 hari T terbalik dan timbul Q yang abnormal yang menandakan infark transient, durasi Q Anterior kealinan di sandapan V2-4
Inferior kealinan di AVF Lateral kelainan pada I, V6
Posterior kelainan jika R yang tinggi, T tegak pada V1-2
PERIKARIDTIS = elevasi ST di semua sadapan kecuali AVR,AVL,V1,V2 dan T terbalik HIPERKALEMIA = T tinggi ramping dan runcing, P hilang, QRS melebar, takikardi ventrikel
HYPOKALEMIA = depresi ST, T rendah, U besar di V2-4, U:T rasio > 1,0 mm HYPERKALSEMIA = interval Q-T memendek, T terdapat pada akhir QRS HYPOKALSEMIA = ST,QT memanjang
NB: sulit memang, tapi, sebenarnya ini nggak perlu diapalin, tapi ada gambar yang lebih mudah mengenai EKG ini, sayang, gue di indo. Coba tanya bli gede ato rohmat, mereka tau kok! Cairan Serebrospinal
Komposisi : jernih, tak berwarna, tak berbau, terdiri atas : Air, protein, O2, elektrolit, CO2, glukosa, tekanan normal 60 –180 H2O, diproduksi perhari 500 mL, cairan pada orang dewasa yang bersirkulasi 125 – 150 mL SARAF KRANIAL Saraf Jenis ( S/M ) Fungsi Olfaktorius S Membau Optikus S Penglihatan Okulomotoris M
Pergerakan mata kedalam, keatas, elevasi alis, mata, konstriksi pupil, konvergensi, reaksi bersamaan Troklearis
Pergerakan mata bawah keluar Trigeminus
M
Mengunyah, sensasi wajah Abducens
S
kulit kepala dan gigi Fasialis M Pergerakan lateral Akustikus S Ekspresi wajah Glosofaringeus S
Pengecapan (2/3) lidah anteriol, salivasi Vagus M Pendengaran, keseimbangan Asesorius S Salivasi, menelan Hipoglosus M
Sensasi tenggorokan, tonsil, pengecapan (1/3) lidah posterior PEMBERIAN INFUS PADA NEONATUS
Rumus : jumlah cairan = kebutuhan cairan X BB Kebutuhan cairan :
NaCl 3 % = 2-4 Meq/kg BB KCL 3,75 % = 1-3 Meq/kg BB BicNat 7,5 % = 2-4 Meq/kg BB Dextrose jumlah selebihnya Sediaan
NaCl = 1 Meq = 2 cc KCL = 1 Meq = 2cc Bicnat =1 Meq = 1cc
Pemberian Imunisasi Menurut Umur Umur Antigen 2 bulan BCG, DPT 1, Polio 1 3 bulan Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2 4 bulan Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3 9 bulan
KLASIFIKASI DEHIDRASI MENURUT MAURICE KINGS SCORE Bagian yang diperiksa 0
1 2 KU Sehat gelisah/apatis ngigau,koma,syok Turgor Normal Turun Sangat turun Mata Normal Cekung Sangat cekung Nafas 20 – 30 30 – 40 40 – 60 Mulut Normal Kering kering biru Nadi Kuat > 120 120 – 140 140
Jika mendapat nilai 0-2 : Dehidrasi ringan
Jika mendapat nilai 3-6 : Dehidrasi Sedang Jika mendapat nilai 7-12
: Dehidrasi berat
DERAJAT GANGGUAN PENYAKIT JANTUNG
Grade I : tidak ada gejala ketika melakukan aktivitass biasa Grade II : timbul gejala ketika melakukan gejala biasa Grade III : timbul gejala saat melakukan aktivitas ringan Grade IV : timbul gejala saat istirahat
Klasifikasi Refleks
4+ : sangat cepat, hiperaktif 3+ : agak cepat dari rata – rata
2+ : normal / sesuai dengan rata – rata 1+ : kurang dari normal, agak lambat
Fasialis M Pergerakan lateral Akustikus S Ekspresi wajah Glosofaringeus S
Pengecapan (2/3) lidah anteriol, salivasi Vagus M Pendengaran, keseimbangan Asesorius S Salivasi, menelan Hipoglosus M
Sensasi tenggorokan, tonsil, pengecapan (1/3) lidah posterior PEMBERIAN INFUS PADA NEONATUS
Rumus : jumlah cairan = kebutuhan cairan X BB Kebutuhan cairan :
NaCl 3 % = 2-4 Meq/kg BB KCL 3,75 % = 1-3 Meq/kg BB BicNat 7,5 % = 2-4 Meq/kg BB Dextrose jumlah selebihnya Sediaan
NaCl = 1 Meq = 2 cc KCL = 1 Meq = 2cc Bicnat =1 Meq = 1cc
Pemberian Imunisasi Menurut Umur Umur Antigen 2 bulan BCG, DPT 1, Polio 1 3 bulan Hepatitis 1, DPT 2, Polio 2 4 bulan Hepatitis 2, DPT 3, Polio 3 9 bulan
Hepatitis 3, Campak, Polio 4
KLASIFIKASI DEHIDRASI MENURUT MAURICE KINGS SCORE Bagian yang diperiksa 0
1 2 KU Sehat
ngigau,koma,syok Turgor Normal Turun Sangat turun Mata Normal Cekung Sangat cekung Nafas 20 – 30 30 – 40 40 – 60 Mulut Normal Kering kering biru Nadi Kuat > 120 120 – 140 140
Jika mendapat nilai 0-2 : Dehidrasi ringan
Jika mendapat nilai 3-6 : Dehidrasi Sedang Jika mendapat nilai 7-12
: Dehidrasi berat
DERAJAT GANGGUAN PENYAKIT JANTUNG
Grade I : tidak ada gejala ketika melakukan aktivitass biasa Grade II : timbul gejala ketika melakukan gejala biasa Grade III : timbul gejala saat melakukan aktivitas ringan Grade IV : timbul gejala saat istirahat
Klasifikasi Refleks
4+ : sangat cepat, hiperaktif 3+ : agak cepat dari rata – rata
2+ : normal / sesuai dengan rata – rata 1+ : kurang dari normal, agak lambat 0 : tidak ada lambat
TAJAM PENGLIHATAN
6/6 : Bisa membaca dgn benar huruf pada snelen chart dan orang normal pun dapat melakukannya
(pada jarak 6 m)
6/30 : Hanya bisa membaca huruf pada jarak 6 m sedangkan orang normal bisa membaca pada jarak 30 m
3/60 : Hanya bisa melihat dan menentukan jumlah jari dgn benar pada jarak 3 m sedangkan orang
normal 300 m
1/300 : Hanya bisa merasakan sinar saja 0 : Buta total
MENGHITUNG DAERAH LUKA BAKAR * Kepala dan leher 9 %
* Dada, perut, punggung dan bokong 4 x 9 % * Ekstremitas atas 2 x 9 %
* Paha, betis dan kaki 4 x 9 % * Perineum dan genital 1 % DERAJAT LUKA BAKAR
Stadium I : pada epidermis ( sembuh 5 – 7 hari ) Stadium II : pada dermis ( sembuh 16 – 21 hari ) Stadium III : sudah mencapai subkutis
CARA MENGHITUNG BALANCE CAIRAN * Rumus Balance = CM – CK – IWL
* Rumus IWL= (15 X BB X JAM KERJA) / 24 JAM * Rumus IWL Kenaikan Suhu=
[(10% tiap 1 ºC X IWL normal] + IWL Normal 24 jam
PERHITUNGAN JUMLAH TETESAN INFUS? Hmmm….Kayaknya nggak perlu gue kasih, seinget gue, dulu pernah gue kasih!
Ok…kayaknya ud cukup ini aja dulu, ntar kalo kebanyakan takut muntah!! Good luck babe…
Great Regards, Tyo,
P.S: untuk daftar pustaka, gue nyomot di web, jadi agak kurang valid, sori yah! Diposkan 23rd July 2011 oleh ners_purbalingga
INFORMASI KESEHATAN
Mar 29
Tumbuh Kembang Anak
TAHAPAN TUMBUH KEMBANG ANAK 1. Neonatus ( 0 – 28 hari )
2. Bayi ( 28 hari – 1 tahun ) 3. Toddler ( 1 – 3 tahun ) 4. Pra sekolah ( 4 – 6 tahun ) 5. Usia sekolah ( 7 – 12 tahun ) 6. Remaja ( 13 – 18 tahun ) TEORI PERKEMBANGAN ANAK Perkembangan Kognitif (PIAGET) a. Tahap Sensori-motor ( 0 -2 th ) - Fase oral
- Tahap melihat, mendengar, menyentuh dan aktivitas motorik. - Periode egosentris
b. Tahap Pre operasonal (7 – 11 th) - Realistis, reversibilitas
- Belum mampu membuat kesimpulan c. Formal Operasional (> 11 th) - Berpikir abstrak
- Membuat kesimpulan (analisis)
PERKEMBANGAN PSIKOSEKSUAL (SIGMUND FREUD) 1. Tahap oral ( 0 – 1 th )
kepuasan dan kesenangan mll menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara 2.
Jan 13
LAPORAN PENDAHULUAN STROKE
A. PENDAHULUAN Latar Belakang
Stroke adalah infark regional kortikal, subkortikal atau pun infark regional di batang otak yang terjadi karena kawasan perdarahan atau penyumbatan suatu arteri sehingga jatah oksigen tidak dapat disampaikan kebagian otak tertentu. Stroke merupakan penyebab utama kecacatan pada orang dewasa. Empat juta orang amerika mengalami defisit neurologi akibat stroke ; dua pertiga dari defisit ini bersifat sedang sampai parah.
Jan 13
LP HIPEREMESIS GRAVIDARUM BAB I
PENDAHULUAN
Mual (nause) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada ibu kehamilan trimester I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala-gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80% primigravida dan 40-60% multigravida. Jan
11
PERUBAHAN PADA IBU HAMIL, PERKEMBANGAN BAYI DALAM KANDUNGAN PER MINGGU, POSISI TIDUR YANG BAIK SELAMA KEHAMILAN, 16 KONDISI DARURAT SAAT HAMIL
Beberapa Perubahan Pada Ibu Hamil
Beberapa perubahan pada tubuh ibu hamil di trimester pertama ( 0 – 12 minggu) kehamilan : PEMBESARAN PAYUDARA
Payudara akan membesar dan kencang, ini karena pada awal pembuahan terjadi peningkatan hormone kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan memberi nutrisi pada jaringan payudara.
Jan 6
INITIAL ASSESMENT INITIAL ASSESMENT
Penilaian/pengkajian awal pada kasus-kasus gawat darurat yang dilakukan cepat untuk mencegah kematian Terdiri dari: Persiapan Triase Primary Survey Resusitasi Secundary Survey
Monitoring dan re evaluasi Penanganan definitif
Mari kita belajar Primary Survey dan Secondary Survey PRIMARY SURVEY Prinsip… Mengkaji Analisa Intervensi-implementasi Evaluasi Langkah2nya???? Dangerous Respon Air way Breathing Circulation
Dissability Expossure DANGEROUS Universal Jan 6 INITIAL ASSESMENT
Penilaian/pengkajian awal pada kasus-kasus gawat darurat yang dilakukan cepat untuk mencegah kematian Terdiri dari: Persiapan Triase Primary Survey Resusitasi Secundary Survey
Monitoring dan re evaluasi Penanganan definitif
Mari kita belajar Primary Survey dan Secondary Survey PRIMARY SURVEY Prinsip… Mengkaji Analisa Intervensi-implementasi Evaluasi Langkah2nya???? Dangerous
Respon Air way Breathing Circulation Dissability
airway amanExpossurePasien bicara dengan jelas Dec
26
NURSING CARE OF CARDIOGENIC SHOCK PATIENT FROM EMERGENCY TO WARD
(By : Ns. Westri Ambarsih, SKep, Ns. Suliyanti, SKep, Ns. Nyinyi R., SKep, Ns. Maria Pramesthi SKp) ABSTRAK
Cardiogenic shock is shock syndrome caused by an impaired ability of the heart to pump. The major cause of cardiogenic shock is acute myocardial infarction. However, there are other non coronary causes such as cardiomyopathy, valvular heart abnormalities, cardiac tamponade, or cardiac arrhytmia.
Dec 26
Contoh SAP
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENTINGNYA ASI
Oleh :
Yuli Dwi Hartanto, S.Kep
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN PENDIDIKAN PROFESI NERS
PURWOKERTO 2009
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PENTINGNYA ASI
MATA AJAR : Keperawatan Maternitas POKOK BAHASAN : Pentingnya ASI WAKTU : 30 menit
HARI/TANGGAL : Sabtu, 27 Juni 2009
TEMPAT : Ruang Flamboyan RSUD Margono Soekardjo Purwokerto
PENYULUH : Yuli Dwi Hartanto I. Nov 4 L P HEPATITIS LAPORAN PENDAHULUAN HEPATITIS I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
Infeksi virus hepatitis B yang oleh masyarakat awam dikenal sebagai ‘penyakit kuning’masih merupakan masalah kesehatan serius sampai saat ini. Infeksi yang terjadi dapat bersifat sementara (transient), yaitu pada hepatitis B akut. Ini terutama dijumpai pada penderita dewasa dengan
kompetensi imunitas yang baik. Umumnya penderita hepatitis akut pada orang dewasa akan sembuh secara sempurna ( > 90%).
Nov 4
LAPORAN PENDAHULUAN ANAK DENGAN
DENGUE HAEMORHAGIC FEVER (DHF) A. Pengertian
DHF adalah penyakit demam yang disebabkan oleh virus dan disertai demam akut, perdarahan, tendensi syok (Dra. Suryanah, 1996).
DHF adalah penyakit yang disebabkan virus dengue sejenis virus yang tergolong arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypti (betina). (Perawatan Pasien DHF, 1995).
Subscribe