• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DAN PELAYANAN GURU BK. Oleh: Oriza Sativa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DAN PELAYANAN GURU BK. Oleh: Oriza Sativa"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR PESERTA DIDIK DAN PELAYANAN GURU BK

Oleh: Oriza Sativa

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

Background of this research was low student’s result of study at SMK Negeri 4 Padang. The purpose of this research to describe internal and external factor which cause low student’s achievement and treatment do by counselor. Design of this research is descriptive research. Moreover, the informants in this research are 3 low achiever students, 3 counselors and 3 friends of the students. To collect the data, the researcher use interview and documentation. Furthermore, the reseacher analyze the data through data reduction, presenting of the data and making conclusion. The result of this reaserch shows internal factors which cause low student’s achievement in learning are condition of the school is not good, the subject is taken by the studens is not appropriate with their competence and what their want. In addition, external factors which cause low student’s achievement are student’s rare socialize with their friends, their teachers, staff in the school environment and less learning facility, and service counselor to the factors causing low academic achievement of students is changing habits and motivate learners to become better. Keywords: low achievement , counseling.

PENDAHULUAN

Mengingat perkembangan pendidikan semakin maju, peranan BK akan memberikan kemantapan program kegiatan belajar siswa terutama berkenaan dengan kepribadian, bakat, minat dan motivasi belajar atau motivasi berprestasi. Kehadiran guru BK di sekolah merupakan hal yang mengembirakan, karena dengan adanya guru BK dapat membantu peserta didik menghadapi berbagai masalah dalam kehidupannya. Artinya, peranan guru BK tidak hanya membantu peserta didik yang mengalami masalah di sekolah, akan tetapi juga berperan mengidentifikasi dan membantu peserta didik yang bermasalah baik di rumah, lingkungan masyarakat, bahkan yang lebih spesifik di lingkungan keluarga/pribadi.

Menurut Hikmawati (2011:1) bimbingan dan konseling merupakan kegiatan penting dalam pendidikan. Kegiatan membimbing sangat menentukan arah perkembangan, dan kemunduran peserta didik di sekolah baik perkembangan dan kemunduran pada prestasi akademik maupun non-akademik serta perilaku-perilaku sosial lainnya, termasuk pula dalam hal kedisiplinan.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti kepada guru di SMK Negeri 4 Padang pada tanggal 31 Oktober 2013

peneliti memperoleh informasi bahwa peserta didik mengalami prestasi belajar yang rendah, adanya peserta didik yang malas berpartisipasi dalam belajar, peserta didik tidak mengikuti pelajaran dengan baik, tidak mendengarkan penjelasan guru dan tidak mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru, peserta didik tidak aktif untuk menjawab pertanyaan dan memberikan petanyaan sebagai umpan balik dalam proses belajar mengajar, peserta didik juga sering keluar di saat pelajaran berlangsung, peserta didik ribut saat belajar, peserta didik tidak memperhatikan guru menerangkan dan kurang bersemangat dalam belajar.

Setiap usaha dan upaya yang dilakukan oleh guru BK masih ada peserta didik yang berprestasi rendah. Peneliti tidak bisa membayangkan jika peserta didik datang kepada orang yang salah untuk menyelesaikan masalahnya, jika hal itu terjadi tentu masalah bukannya terentaskan malah akan menimbulkan masalah baru. Mengacu pada latar belakang di atas dan hasil observasi serta wawancara, peneliti tertarik untuk meneliti secara mendalam dengan menggunakan metode ilmiah, melalui sebuah penelitian yang berjudul “Faktor Penyebab Rendahnya Prestasi Belajar

(2)

Peserta Didik dan Pelayanan Guru BK di SMK Negeri 4 Padang”.

Berdasarkan latar belakang masalah, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Adanya peserta didik yang sering keluar pada saat jam belajar.

2. Adanya peserta didik yang tidak berpartisipasi dalam belajar.

3. Adanya peserta didik yang tidak mengerjakan tugas.

4. Adanya peserta didik yang tidak berminat dalam belajar.

5. Adanya peserta didik yang terlambat datang ke sekolah.

6. Adanya peserta didik yang ribut saat belajar.

7. Adanya peserta didik yang tidak memperhatikan guru menerangkan pelajaran.

8. Adanya peserta didik yang pendiam tetapi tidak termotivasi untuk belajar. 9. Adanya peserta didik yang memilih

jurusan tidak berdasarkan bakat dan minat yang dimilikinya.

10. Jam proses belajar mengajar terlalu padat sehingga peserta didik jenuh dalam belajar.

Adapun fokus penelitianya adalah: 1. Faktor internal yang menyebabkan

rendahnya prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri 4 Padang.

2. Faktor eksternal yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik di SMK Negeri 4 Padang.

3. Pelayanan guru BK terhadap peserta didik yang berprestasi rendah di SMK Negeri 4 Padang.

Adapun rumusan masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah “Faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik danbagaimana pelayanan Guru BK?”.

Adapun Tujuan penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan:

1. Faktor internal yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik.

2. Faktor eksternal yang menyebabkan rendahnya prestasi belajar peserta didik. 3. Pelayanan guru BK terhadap rendahnya

prestasi belajar peserta didik METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif maksudnya dengan melakukan penelitian lapangan (field research) yang berlangsung di lapangan. Lokasi SMK Negeri 4 Padang. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan studi dokumentasi. Informan 3 orang peserta didik berprestasi rendah, 3 orang guru BK dan 3 orang teman peserta didik berprestasi rendah.

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN

Faktor Internal yang Menyebabkan Rendahnya Prestasi Belajar Peserta Didik. 1. Kondisi jasmaniah peserta didik

Hasil penelitian terungkap bahwa gangguan penglihatan yang dialami peserta didik yaitu keadaan kesehatan fisik yang terganggu seperti pada penglihatan mata berkunang-kunang saat belajar, dan perih ketika melihat layar komputer terlalu lama dan sakit telinga karena kebersihan telinga yang kurang terjaga sehingga menyebabkan kurang jelasnya suara guru menerangkan pelajaran.

Menurut Syah (2009:147) kondisi umum jasmaniah dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas peserta didik dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah, apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat menurunkan kualitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya pun kurang atau tidak berbekas.

Kondisi di atas merupakan kondisi ideal yang harusnya terjadi, namun pada kenyataan di lapangan hal tersebut belum sesuai dengan aturan yang sebenarnya, disinilah diperlukan adanya layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK agar prestasi belajar peserta didik meningkat.

2. Sikap Peserta Didik

Berdasarkan hasil temuan peneliti kebiasaan belajar peserta didik tidak begitu menonjol, karena peserta didik dalam belajar biasa saja, dan kebiasaan buruk yang dilakukan saat belajar seperti mengantuk ketika belajar dan sering keluar

(3)

masuk dan mengganggu teman saat guru menerangkan pelajaran. Sedangkan kebiasaan yang bermanfaat yang dilakukan saat belajar kadang-kadang membuat catatan kecil dan bertanya kepada guru kalau belum mengerti itu pun nggak kesemua guru yang dilakukan dan yang dilakukan guru BK untuk mengubah kebiasaan belajar yaitu memberi arahan dan motivasi agar bersemangat dalam belajar.

Menurut Syah (2009:150) sikap merupakan gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons (response tendency) peserta didik yang positif, terutama kepada kita dan mata pelajaran yang kita sajikan merupakan pertanda awal yang baik bagi proses belajar peserta didik tersebut. Sebaliknya, sikap negatif peserta didik terhadap kita dan mata pelajaran kita, apalagi jika diiringin kebencian kepada kita atau kepada mata pelajaran kita dapat menimbulkan kesulitan belajar peserta didik tersebut. Selain itu, sikap terhadap ilmu pengetahuan yang bersifat conserving. Kondisi di atas terlihat bahwa sikap keseharian peserta didik tidak sesuai dengan yang diinginkan, namun dengan kondisi seperti ini, disinilah diperlukan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK agar sikap peserta didik bisa meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bakat dan Minat Peserta Didik

Berdasarkan hasil wawancara dari informan tentang bakat dan minat peserta didik yaitu minat yang dimiliki peserta didik yaitu olah raga, pramuka, pelukis dan bakat yang dimiliki basket, bernyanyi, mendesaian, sedangkan bakat yang dimiliki ada yang sesuai dan ada yang tidak sesuai dengan jurusan yang dimiliki karena dalam memilih jurusan saat sekarang ini adanya peserta didik yang dipaksa oleh orang tua mereka. Bakat peserta didik yang sesuai dengan jurusan yaitu seperti mendesain, melukis sedangkan yang tidak sesuai olah raga, pramuka. Sedangkan cara guru BK dalam mengembangkan bakat serta minat peserta didik yaitu peserta didik sering ketemu dengan guru BK dan memberikan nasehat tentang jurusan yang sudah diambil saat sekarang ini, cara guru BK untuk menyalurkan bakat dan minat yang dimiliki

peserta didik yaitu memberikan dorongan dan motivasi kepada peserta didik.

Menurut Syah (2009:151) secara umum, bakat (aptitude) merupakan kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dengan demikian, sebetulnya setiap orang pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai dengan kapasitas masing-masing. Jadi, secara global bakat itu mirip dengan inteligensi. Itulah sebabnya seorang anak yang berintelegensi sangat cerdas (superior) atau cerdas luar biasa (very superior) disebut juga sebagai talented child yakni anak berbakat.

Menurut Syah (2009:152) sedangkan Secara sederhana, minat (interes) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat tidak termasuk istilah populer dalam psikologi karena ketergantungannya yang banyak pada faktor-faktor internal lainnya seperti: pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi dan kebutuhan.

Dengan kondisi yang dialami peserta didik bahwa bakakt dan minat peserta didik tidak sesuai dengan yang diharapkan, maka disinilah diperlukan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK agar bakat dan minat yang dimiliki peserta didik sesuai dengan yang dimilikinya sehingga prestasi belajar peserta didik meningkat.

4. Motivasi Peserta Didik.

Berdasarkan wawancara dengan peserta didik, hal yang membuat mereka kurang semangat dalam belajar yaitu tidak sarapan sehingga disaat belajar lapar dan ini membuat peserta didik tidak berkonsentrasi dalam belajar dan mengantuk disaat belajar karena semalaman begadang. Sedangkan upaya guru BK agar peserta didik semangat dalam belajar yaitu memberikan arahan kepada peserta didik, namun disini karena jumlah peserta didik yang sangat banyak jadi peserta didik jarang ketemu guru BK dengan hal tersebut peserta didik jadi malas dalam belajar, sedangkan hal yang menurunkan semangat dalam belajar peserta didik yaitu kurangnya perhatian dari orang tua dan ketika ada masalah dengan teman sekelas juga bisa menurunkan semangat saat belajar.

(4)

Menurut Syah (2009:153) Pengertian dasar motivasi adalah keadaan internal organisme baik manusia ataupun hewan yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Dalam pengertian ini, motivasi berarti pemasuk daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah. Dalam perkembangannya selanjutnya, motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu : 1) motivasi intrinsik 2) motivasi ekstrinsik.

Dengan kondisi yang dialami peserta didik di atas, seharusnya mereka termotivasi dalam belajar, namun disini peserta didik kurang termotivasi dalam belajar sehingga mereka mendapatkan prestasi rendah, disinilah diperlukan layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh guru BK agar peserta didik termotivasi dalam belajar dan meningkatnya prestasi belajar peserta didik. Faktor Eksternal yang Menyebabkan Rendahnya Prestasi Belajar Peserta Didik. 1. Lingkungan Sosial

Bentuk hubungan sosial subjek dengan teman-teman di sekolah yaitu kurang baik seperti subjek saling merendahkan antar sesama teman dalam bergaul di sekolah karena mereka berkelompok-kelompok dalam berteman di sekolah. Selanjutnya peserta didik menjelaskan kalau hubungan baik dengan teman di sekolah, guru dan keluarga bisa mempengaruhi prestasi belajar seperti peserta didik tidak berkonsentrasi dalam belajar disaat ada masalah antar sesama. Bentuk hubungan sosial dengan staf sekolah kurang baik karena guru saat belajar sering marah baik dalam menerangkan pelajaran maupun di luar pembelajaran dan guru juga ada yang memebeda-bedakan peserta didik ketika belajar.

Menurut Syah (2009:154) lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang peserta didik. Para guru yang selalu menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi, dapat menjadi daya dorong

yang positif bagi kegiatan belajar peserta didik.

Kondisi di atas tidak sesuai dengan yang diinginkan yang mana hubungan sosial peserta didik dapat berpengaruh dengan prestasi belajar peserta didik. Dan disini hubungan sosial peserta didik kurang baik antar sesama sehingga berpengaruh dalam pembelajaran seperti mendapatkan prestasi rendah. Maka disinilah upaya bimbingan dan konseling dibutuhkan yang diselenggarakan oleh guru BK untuk membantu penegentasan permasalahan yang dialami peserta didik.

2. Lingkungan Nonsosial

Berdasarkan hasil wawancara dengan peserta didik yang bersangkutan mengungkapkan yaitu fasilitas belajar yang mereka butuhkan di rumah yaitu berupa laptop dan buku yang lengkap, fasilitas belajar yang mereka butuhkan belajar di sekolah berupa laptop, infocus, AC. Sedangkan fasilitas belajar yang diberikan orang tua peserta didik di rumah yaitu mereka memeberikan motor untuk pergi ke sekolah karena jarak rumah jauh dari sekolah. Dengan melihat keadaan tersebut peserta didik berusaha melengkapi fasilitas belajar mereka dengan cara selalu belajar menurut kemampuan yang mereka miliki.

Menurut Syah (2009:155) faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial adalah gedung sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga peserta didik dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan peserta didik. Faktor-faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar peserta didik.

Kondisi di atas terlihat bahwa lingkungan non sosial juga berpengaruh pada prestasi belajar peserta didik yang mana peserta didik dalam belajar butuh kondisi yang nyaman dan kelengkapan fasilitas belajar untuk menunjangnya prestasi belajar peserta didik, namun kenyataannya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Dan disinilah upaya bimbingan dan konseling dibutuhkan yang dilaksanakan oleh guru BK dalam membantu pengentasan permasalahan yang dialami peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

(5)

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang faktor penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik dan pelayanan guru BK, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Faktor internal yang menyebabkan peserta

didik berprestasi rendah yaitu:

a. Kondisi Jasmaniah Peserta Didik yaitu keadaan kesehatan fisik yang terganggu seperti pada penglihatan mata berkunang-kunang saat belajar, dan perih ketika melihat layar komputer terlalu lama dan sakit telinga karena kebersihan telinga yang kurang terjaga sehingga menyebabkan kurang jelasnya suara guru menerangkan pelajaran. b. Sikap peserta didik yaitu pada kebiasaan

belajar peserta didik tidak begitu menonjol, karena peserta didik dalam belajar biasa saja, dan kebiasaan buruk yang dilakukan saat belajar seperti mengantuk ketika belajar dan sering keluar masuk dan mengganggu teman saat guru menerangkan pelajaran. Sedangkan kebiasaan yang bermanfaat yang dilakukan saat belajar kadang-kadang membuat catatan kecil dan bertanya kepada guru kalau belum mengerti itu pun tidak kesemua guru yang dilakukan.

c. Bakat dan minat peserta didik yaitu dalam memilih jurusan peserta didik kebanyakan tidak memilih jurusan berdasarkan bakat dan minat yang mereka miliki, namun mereka dipaksa oleh orang tua.

d. Motivasi peserta didik yaitu hal yang membuat mereka kurang semangat dalam belajar yaitu tidak sarapan sehingga disaat belajar lapar dan ini membuat peserta didik tidak berkonsentrasi dalam belajar dan mengantuk disaat belajar karena semalaman begadang.

2. Faktor eksternal yang menyebabkan peserta didik berprestasi rendah yaitu:

a. Lingkungan sosial yaitu bentuk hubungan sosial subjek dengan teman-teman di sekolah seperti peserta didik saling merendahkan teman antar sesama contohnya berkelompok-kelompok dalam berteman, memebeda-bedakan teman dengan status sosial, dan hubungan dengan staf sekolah juga

kurang baik karena menurutnya guru pemarah dalam menerangkan pelajaran dan tidak saling mengenal sedangkan dengan keluarga juga kurang baik seperti orang tua sering marah dan membeda-bedakannya dengan saudaranya

b. Lingkungan non sosial yaitu fasilitas belajar yang mereka butuhkan di rumah yaitu berupa laptop dan buku yang lengkap, fasilitas belajar yang mereka butuhkan belajar di sekolah berupa laptop dan AC.

SARAN

1. Peserta Didik, agar peserta didik lebih meningkat prestasi belajar dan peduli terhadap pendidikan untuk masa depan.

2. Guru BK, agar guru BK lebih memperhatikan faktor yang menyebabkan rendahnya presatasi belajar peserta didik dan guru BK dapat memberikan layanan yang optimal terhadap peserta didik. Pelayanan tersebut terutama berkaitan dengan upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik.

3. Koordinator BK, agar bisa mengarahkan guru BK dalam memberikan layanan BK terhadap peserta didik yang berprestasi rendah supaya guru BK memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang berprestasi rendah, memahami peserta didik dalam meningkatkan prestasi belajar, dan sebagai acuan untuk memberikan layanan dan bimbingan yang tepat untuk masa yang akan datang.

4. Kepala sekolah, agar menjadi bahan pertimbamngan serta masukan bagi pihak sekolah untuk lebih memperhatikan faktor penyebab rendahnya prestasi belajar peserta didik sehingga dapat dilakukan upaya prefentif dan penanganan yang intensif bagi peserta didik yang berpresatsi rendah dalam membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

5. Pengelola program studi BK STKIP PGRI Padang, sebagai bahan masukan dalam rangka meningkatkan program perkuliahan untuk menyiapkan

(6)

tenaga-tenaga konselor professional di sekolah, khususnyaa membantu meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

6. Peneliti selanjutnya,agar menjadikan penelitian ini sebagai pedoman untuk penelitian selanjutnya mengenai faktor penyebab rendahnya prestasi belajar,menambah wawaan dan pemahaman dalam melaksanakan penelitian.

KEPUSTAKAAN

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Prenada Media Group.

Hikmawati, Fenti. 2010. Bimbingan konseling. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Saebani, dkk. 2008. Metode Penelitian. Bandung: CV Pustaka Setia.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: CV Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2009. Psikologi Belajar.

Jakarta: PT . RajaGrafindo Persada. Yusuf, A. Muri . 2005. Penelitian

Kualitatif dan Kuantitatif. Padang : UNP Press

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini didukung oleh pernyataan Siagian (dalam Syamsi, 1995) bahwa pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan sistematis terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta-fakta dan

[r]

Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan sumber acuan bagi penelitian lebih lanjut mengenai pelat timbal bekas tutup instalasi listrik pada atap rumah

[r]

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor karakteristik pemerintah daerah yang mempengaruhi Belanja Operasi (Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja

Pada penelitian ini dilakukan karakterisasi fisikokimia terhadap biokeramik yang dihasilkan dari campuran HAp-Kitosan dengan presentase perbandingan 70:30%

Strategi penghidupan merupakan langkah yang diambil setiap orang untuk dapat mencapai kondisi status sosial ekonomi yang dituju berguna untuk kehidupan yang

Gateway merupakan sebuah gerbang jaringan atau sebuah perangkat yang digunakan untuk menghubungkan satu jaringan komputer dengan satu jaringan komputer lain atau