• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

35

IV.

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah suatu proses berfikir dari menemukan masalah, mengumpulkan data, baik melalui tinjauan pustaka maupun melalui studi lapangan, melakukan pengolahan data, sampai akhirnya dapat memberi suatu kesimpulan dari masalah yang diteliti.

A.

WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

Penelitian magang ini dilakukan di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk, yang berlokasi di Kawasan Industri Jababeka Blok U nomor 33 Cikarang, Bekasi. Penelitian magang dilakukan pada divisi product development and quality assurance dan berlangsung selama empat bulan, dimulai pada tanggal 7 Februari 2011 dan berakhir pada tanggal 7 Juni 2011. Kegiatan penelitian magang dilakukan setiap hari, dimulai dari hari Senin sampai Jumat, selama sembilan jam kerja per hari mulai pukul 08.00-17.00 WIB dengan waktu istirahat selama satu jam.

B.

METODE PENELITIAN

Garis besar metode penelitian magang yang dilakukan dapat dilihat pada Gambar 5.

@

Audit proses produksi: x Instruksi kerja/SOP x Kinerka aktual x Gap kondisi

Penetapan jenis dan jumlah penyimpangan mutu yang akan dikaji lebih lanjut

Diskusi dengan pihak industri

Analisis jenis dan jumlah penyimpangan mutu roti manis isi Pengumpulan data:

x Data primer x Data sekunder

(2)

36 @

Gambar 5. Diagram alir metode penelitian.

1.

Identifikasi Penyimpangan Mutu Roti Manis Isi

Identifikasi masalah merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah penelitian. Masalah itu sendiri memiliki pengertian celah (gap) antara apa yang diharapkan dan fakta yang ditemukan di lapangan, di mana pernyataan atau pertanyaan yang menjadi fokus seorang peneliti untuk bekerja dalam sebuah penelitian. Masalah yang dibahas dalam penelitian magang ini adalah penyimpangan mutu roti manis isi yang terjadi di PT Nippon Indosari Corpindo Tbk. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi data-data apa saja yang akan dibutuhkan pada penelitian magang di perusahaan.

2.

Pengumpulan Data

Ishikawa (1988) mengungkapkan bahwa proses pengumpulan data untuk pengendalian mutu memiliki tujuan yang bermacam-macam, di antarnya: Pertama, data untuk memahami situasi sebenarnya. Data ini dikumpulkan untuk memeriksa besarnya dispersi ukuran komponen yang datang dari suatu proses pemesinan atau untuk menguji persentase komponen rusak/cacat yang terdapat dalam lot yang diterima. Kedua, data untuk analisis. Data ini digunakan untuk menguji hubungan antara sebuah cacat dan penyebabnya. Ketiga, data untuk pengendalian proses. Selain untuk menyelidiki mutu produk, data macam ini dapat digunakan untuk menentukan apakah proses manufakturing berjalan normal atau tidak. Keempat, data pengaturan. Kelima, data penerimaan atau data penolakan. Bentuk data ini digunakan untuk menyetujui atau menolak komponen dan produk setelah pemeriksaan.

Pengumpulan data yang dilakuakan pada penelitian magang ini dilakukan dengan mengumpulkan dua jenis data, yakni data primer dan data sekunder. Menurut Umar (2005), data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuisioner, data ini merupakan data yang diperoleh secara langsung dari jawaban narasumber maupun responden. Sedangkan data

Analisis hasil usulan perbaikan

Penyusunan usulan perbaikan dan uji coba di lapangan Penyusunan hipotesis: faktor penyebab penyimpangan mutu pada roti manis isi

Diskusi dengan pihak industri Analisis data hasil audit

(3)

37 sekunder merupakan data yang sudah tersedia sehingga data tersebut dapat diperoleh cukup dengan mencarinya dan mengumpulkannya saja. Data primer yang digunakan pada penelitian ini dikumpulkan melalui pengamatan langsung di pabrik, audit proses produksi di lapangan, dan wawancara. Wawancara langsung dilakukan kepada pihak-pihak yang berhubungan dengan permasalahan. Data sekunder diperoleh dari hasil catatan perusahaan, yakni berupa data reject roti manis isi bulan Maret 2011, dokumen instruksi kerja atau prosedur operasi standar, serta dokumen mengenai profil perusahaan.

Pengumpulan data roti yang mengalami kerusakan mutu fisik diperoleh dengan menggunakan alat bantu lembar periksa (check sheet). Lembar periksa adalah suatu piranti yang paling mudah untuk menghitung seberapa sering sesuatu terjadi. Dengan demikian, kertas periksa adalah piranti yang sederhana, tetapi teratur untuk pengumpulan dan pencatatan data untuk mengetahui masalah utama (Hunt, 1993).

3.

Analisis Jenis dan Jumlah Penyimpangan Mutu Roti Manis Isi

Data yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis mengenai jenis penyimpangan yang sering terjadi pada roti manis isi beresta jumlahnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan alat bantu peningkatan mutu atau yang biasa dikenal dengan seven tools, yakni:

a. Stratifikasi

Stratifikasi merupakan pengelompokan data ke dalam kelompok-kelompok yang mempunyai karakteristik yang sama sehingga lebih jelas dan lebih mudah untuk dianalisis. Stratifikasi yang dilakukan adalah pengelompokan kerusakan-kerusakan produk roti manis isi ke dalam tujuh jenis penyimpangan mutu.

b. Diagram Pareto

Diagram Pareto merupakan diagram yang terdiri atas grafik balok dan garis yang menggambarkan perbandingan masing-masing jenis data terhadap keseluruhan berdasarkan ukurannya, dari yang paling besar (sebelah kiri) ke yang kecil (sebelah kanan). Diagram Pareto digunakan untuk mengetahui jenis penyimpangan mutu roti (kerusakan) mulai dari yang terbesar hingga yang terkecil. Pengolahan data untuk stratifikasi maupun Diagram Pareto dibantu dengan menggunakan software SPSS 17.

4.

Penetapan Jenis dan Jumlah Penyimpangan Mutu yang akan Dikaji Lebih

Lanjut

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan Diagram Pareto akan terlihat jenis penyimpangan mutu apa yang akan menjadi prioritas perbaikan. Jenis penyimpangan mutu terbesar akan terlihat berada pada sisi paling kiri dan yang terbesar persentasenya dari Diagram Pareto. Hasil inilah yang akan didiskusikan dengan pihak industri sehingga diperoleh suatu kesimpulan jenis penyimpangan mutu mana yang akan dikaji lebih lanjut. Proses diskusi ini dilakukan untuk melihat beberapa pertimbangan dan kepentingan bagi perusahaan mengenai jenis penyimpangan mutu yang akan difokuskan perbaikannya.

5.

Analisis Faktor yang Diduga Menyebabkan Penyimpangan Mutu

Seletah prioritas jenis penyimpangan mutu ditetapkan, selanjutnya akan dianalisis faktor-faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan penyimpangan mutu tersebut dapat terjadi selama proses produksi berlangsung. Tahapan ini meliputi pengamatan berbagai macam faktor

(4)

38 eksternal dan internal sehingga dapat ditentukan faktor yang berkontribusi pada masalah, mengkaji kembali faktor-faktor tersebut sehingga dapat ditentukan penyebab dari permasalahan, dan mengintegrasikan faktor penyebab masalah tersebut (Hellriegel et al., 2002).

Untuk menganalisisnya digunakan alat bantu kendali mutu (seven tools) selanjutnya, yakni diagram sebab-akibat. Diagram sebab-akibat (cause-effect diagram) merupakan visualisasi grafik sederhana yang dapat mengidentifikasi masalah secara praktis menurut sebab-sebab tetap (hubungan di antara ciri-ciri dan faktor yang berpengaruh) dan potensial (cacat yang mudah dideteksi dan diukur) oleh pemakainya (Hubeis dan Kadarisman, 2007). Proses analisis dilakukan dengan melihat faktor-faktor utama yang biasanya menyebabkan suatu kejadian dapat terjadi. Faktor-faktor tersebut umumnya ada lima, yakni manusia, mesin/alat, metode, lingkungan, dan bahan. Dengan melihat faktor-faktor utama tersebut selanjutnya akan dianalisi satu per satu faktor-faktor khusus dari faktor umum tersebut yang dapat menimbulkan penyimpangan mutu pada roti sehingga roti tidak lolos inspeksi.

6.

Audit Proses Produksi

Faktor-faktor penduga penyebab kerusakan produk roti manis isi telah tersusun. Tahap selanjutnya adalah melakukan audit terhadap sistem mutu proses produksi yang berjalan di perusahaan. Audit yang dilakukan tetap bertali pusat kepada hasil analisis faktor-faktor yang diduga menyebabkan penyimpangan mutu pada roti manis isi. Namun, proses audit ini juga tidak menutup peluang munculnya faktor-faktor temuan baru yang sebelumnya tidak ada pada diagram sebab-akibat. Proses audit yang dilakukan mencangkup audit terhadap dokumen intruksi kerja/SOP proses produksi, penerapan instruksi kerja/SOP di lapangan, dan mengidentifikasi apakah ada perbedaan antara dokumen instruksi kerja/SOP dengan penerapannya di lapangan.

7.

Analisis Data Hasil Audit

Dari hasil audit yang telah didapatkan selanjutnya akan dilakukan suatu analisis. Analisis dilakukan untuk menelaah dan menyusun hasil temuan aktivitas audit. Hasil dari analisis ini merupakan suatu kesimpulan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpangan mutu pada roti manis isi.

8.

Diskusi Dengan Pihak Industri

Tahap selanjutnya adalah diskusi. Diskusi dilakukan dengan pihak industri yang terkait mengenai persoalan yang dibahas. Diskusi ini dilakukan untuk memperoleh masukan dan informasi tambahan mengenai hasil audit maupun faktor-faktor yang sebenarnya mempengaruhi penyimpangan mutu pada roti manis isi.

9.

Penyusunan Hipotesa

Hipotesa adalah jawaban sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus dibuktikan kebenarannya (Vardiansyah, 2008). Hipotesa disusun mengenai faktor penyebab penyimpangan mutu (kerusakan) pada roti manis isi. Dari hasil keseluruhan audit dan diskusi yang dilakukan dengan pihak perusahaan, akhirnya diperoleh faktor-faktor

(5)

39 yang secara nyata mempengaruhi penyimpangan mutu pada roti manis isi di perusahaan. Karena ini masih merupakan jawaban sementara maka selanjutnya akan dibuat suatu usulan perbaiakan untuk melihat pengaruh perbaikan faktor penyebab kerusakan roti manis isi.

10.

Penyusunan Usulan Perbaikan dan Uji Coba di Lapangan

Setelah diketahui faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan mutu roti manis isi, selanjutnya disusun sebuah rancangan usulan perbaikan sistem mutu proses produksi. Usulan yang dibuat merupakan perbaikan dari sistem yang telah ada maupun juga masukan baru bagi sistem yang sedang berjalan. Setelah rancangan usulan perbaikan disusun, maka dilakukan diskusi dengan pihak industri mengenai usulan mana saja yang akan diaplikasikan. Diskusi ini dilakukan untuk melihat beberapa pertimbangan pemilihan usulan perbaikan yang akan dijalankan. Setelah usulan perbaikan yang akan diterapkan telah tersusun maka selanjutnya dilakukan uji coba dari usulan perbaikan tersebut.

11.

Analisis Hasil Usulan Perbaikan

Data hasil pelaksanaan usulan perbaikan yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis. Analisis dilakukan dengan membandingkan antara sistem lama sebelum dilakukan usulan perbaikan dengan sistem yang telah diubah sesuai dengan rancangan usulan perbaikan. Dari hasil analisis ini dapat dilihat seberapa efektif perubahan sistem yang dilakukan berdasarkan usulan perbaikan yang dilaksanakan serta dapat memberikan rekomendasi bagi perusahaan dalam hal peningkatan mutu proses produksi.

Gambar

Gambar 5. Diagram alir metode penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Hiperlakrimasi dikarenakan N.VII memegang peran otonom pada glandula lakrimalis sehingga apabila terganggu dapat menyebabkan hal ini terjadi, selain itu pada penderita

Pengawas Ruang US/M menerima bahan US/M dari penanggung jawab Penyelenggaraan US/M berupa Paket Soal, LJUS/M, Amplop LJUS/M, Daftar Hadir, dan Berita Acara

Basis data yang digunakan pada Pembuatan Aplikasi Seleksi Penerimaan Siswa Baru Di SMK PGRI 1 Nganjuk Dengan Metode Simple Multi Attribute Rating Technique

a) Lebih memanfaatkan fasilitas yang sudah ada, seperti wisata sepeda kota tua di Jakarta. Selain itu, kita harus lebih memperdulikan keadaan fasilitas wisata sepeda

proporsi 5% dapat memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan berat mutlak, laju pertumbuhan harian, kelangsungan hidup, dan efisiensi pakan yang optimal pada budidaya

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui potensi tanaman hijauan indigofera sebagai pakan ternak di Desa Karanggatak, Kecamatan Klego, Kabupaten Boyolali.. Hasil yang didapatkan

Data hasil pretest siswa kelas sampel pada Tabel1 menunjukkan hasil belajar siswa sebelum diberikan perlakuan, dimana nilai rata-rata pretest kelas eksperimen yaitu

Contohnya modeling anak secara umum terhadap seorang ibu adalah sebagai seorang pengasuh, namun peran konkret yang ada misalnya ibu tunggal,ibu tiri, ibu dalam penjara, dan