• Tidak ada hasil yang ditemukan

FITRIA NANDA LUSTIKA J

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FITRIA NANDA LUSTIKA J"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI PONDOK MADRASAH

ALIYAH AL MANSHUR POPONGAN, TEGALGONDO, KLATEN

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh: FITRIA NANDA LUSTIKA

J 310 090 001

PROGRAM STUDI ILMU GIZI S1 FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

(2)
(3)

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Judul Skripsi : Hubungan antara Asupan Karbohidrat, Protein dan Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten

Nama Mahasiswa : Fitria Nanda Lustika Nomor Induk Mahasiswa : J 310 090 001

Telah disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal

17 Desember 2014 dan layak untuk dipublikasikan

Surakarta, 17 Desember 2014 Menyetujui,

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Rustiningsih, SKM, M.Kes Endang Nur. W, SST, M.Si. Med NIP. 14008823600 NIK/NIDN : 717/ 06-2908-7401

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes., PhD NIK/NIDN : 744/ 06-2312-7301

(4)

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN KARBOHIDRAT, PROTEIN DAN STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI PONDOK MADRASAH

ALIYAH ALMANSHUR POPONGAN, TEGALGONDO, KLATEN

Fitria Nanda Lustika (J 310 090 001) Pembimbing : Rustiningsih, SKM, M.Kes

Endang Nur. W, SST, M.Si. Med

Program Studi Ilmu Gizi Jenjang S1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Jl. A. Yani Tromol Pos l Pabelan Surakarta 57162 Email: NandaLustika@ymail.com

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN CARBOHIDRATE, PROTEIN INTAKE AND NUTRIENT STATUS WITH STUDENT’S ACHIEVEMENT LEARNING AT PONDOK MADRASAH ALIYAH AL MANSHUR POPONGAN, TEGALGONDO, KLATEN.

Background : The nutrient intake such as carbohidrate, protein, lemak are used to supply energy for brain to work optimally. The lack of nutrient on teenager will decline the activities of comprehending learning activity that can weaken the learning achievement at school. The nutrient and carbohidrat fulfillment can make student has a normal,nutrient status. This is expected to make student can be easier in concentrating in studying and a student can increase learning achievement at school.

Purpose : By knowing the relationship between carbohidrate, protein intake ans nutrien status and student’s learning achievement at Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

Metode : This experiment is obsevational experiment by using cross sectional approach. The data of carbohidrate, protein intake uses recall 3x24 hours unserially. This nutrient status data uses antropometri with z-skor IMT/U and learning achievement data uses the average score of the secont semester in 2013/2014. The analize data relationship by using pearson product moment test. Product : The experiment shows the characteristc sample on student is many of female student about 77,3%, most of the sample age is 16 years old (43,2%), the carbohidrate of the sample is mostly 59,1% in deficit intake category. Protein intake is mostly 54,5% in deficit intake category. The nutrient sample mostly 81,8% in normal category, the sample learning achievement is mostly about 43,2% in bood category.

Conclusion : there is a relationship between carbohidrate intake with student’s learning achievement (p=0,016), there is no relationship between protein intake with student’s learning achievement (p=0,089), there is no relationship between nutrient status with student’s learning achievement (p=0,660)

Keyword : carbohidrate intake, protein intake, nutrient status, learning achievement

(5)

1 PENDAHULUAN

Prestasi belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa dalam usaha belajar yang telah dilakukan. Prestasi belajar biasanya dinyatakan dalam bentuk nilai atau indeks prestasi dari hasil pengukuran prestasi belajar siswa (Widyastuti, dkk, 2008).

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu Faktor internal meliputi aspek fisiologis dan aspek psikologis. Faktor eksternal meliputi lingkungan sosial dan lingkungan non-sosial. Faktor pendekatan belajar meliputi strategi dan metode pembelajaran. Faktor asupan zat gizi dan status gizi termasuk dalam aspek fisiologi (Syah, 2010).

Asupan zat gizi makro adalah faktor utama yang berperan dalam menyediakan energi bagi otak untuk bisa bekerja secara optimal (Mariana, 2011).

Karbohidrat dalam proses pencernaan dipecah menjadi molekul gula sederhana seperti fruktosa, galaktosa, dan glukosa. Karbohidrat yang dikonsumsi dapat tersimpan sebagai cadangan energi dalam bentuk glikogen di dalam otot dan hati. Glikogen yang terdapat di dalam hati dapat dikonversi melalui proses glycogenolysis menjadi glukosa dan kemudian dapat dibawa oleh aliran darah menuju bagian tubuh yang membutuhkan seperti otak, sistem saraf, jantung, otot dan organ tubuh lainnya. Otak perlu mendapatkan pasukan glukosa dalam jumlah yang cukup karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, fungsi optimal otak, membantu mempertahankan konsentrasi, meningkatkan kewaspadaan dan memberikan kekuatan untuk semua kegiatan otak (Irawan, 2007). Hasil penelitian Febriani, dkk (2013) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan

antara asupan energi selain jajanan dengan prestasi belajar remaja di SMP PL Domenico Savio Semarang. Protein merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai zat pembangun pembentukan sel-sel saraf baru termasuk otak. Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat diperlukan untuk membentuk neurotransmitter penghantar impuls saraf dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi (Mariana, 2011). Hasil penelitian Maharani (2012) menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara konsumsi protein dan waktu belajar dengan prestasi belajar Siswa SMA Negeri 6 Bogor.

Kekurangan gizi pada masa remaja akan berdampak pada aktifitas siswa di sekolah seperti lesu, mudah letih, lelah, terhambatnya pertumbuhan, kurang gizi pada masa dewasa dan menurunya prestasi belajar di sekolah (Elnovriza, 2008). Status gizi dapat mempengaruhi tingkat kecerdasan dan kemampuan siswa dalam menangkap pelajaran di sekolah. Hasil penelitian Masdewi, dkk (2011) menunjukkan status gizi berhubungan dengan prestasi belajar siswa akselerasi SMPN 1 Malang.

Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten, siswa hanya mendapatkan dua kali makan dari pondok yaitu makan siang dan makan malam. Siswa tidak mendapatkan sarapan pagi dari pondok sehingga ada beberapa siswa yang sarapan pagi diluar pondok dan ada juga yang tidak sarapan pagi. Penilaian status gizi yang dilakukan pada 30 siswa

(6)

2 diperoleh rata-rata status gizi

kategori normal sebanyak 17 siswa 56,67%, status gizi kurang sebanyak 10 siswa 33,33% dan status gizi lebih sebanyak 3 siswa 10%. Nilai rata – rata prestasi belajar siswa ujian mid semester genap 2013/2014 kelas X dan XI dengan jumlah 72 siswa menunjukkan 69,95% dalam kategori cukup. Nilai rata–rata prestasi belajar siswa dalam kategori Sangat baik sebanyak 12 Siswa 16,67%, prestasi belajar baik sebanyak 16 siswa 22,23%, prestasi belajar cukup sebanyak 19 siswa 26,38%, prestasi belajar kurang sebanyak 25 siswa 34,72%. Hasil tersebut menunjukkan masih ada beberapa siswa yang belum mencapai status gizi normal dan nilai rata-rata prestasi belajarnya kurang. Namun demikian, untuk mengetahui adanya kesinambungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan karbohidrat, protein dan status gizi dengan prestasi belajar siswa di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional.

Penelitian dilakukan di Pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten dari bulan mei sampai november 2014. Populasi penelitian adalah keseluruhan siswa kelas X dan XI sejumlah 72 siswa. Teknik yang digunakan dalam pemilihan sampel adalah Proposional Random Sampling. Hasil uji kenormalan data

dengan menggunakan uji

Kolmogorof Smirnov, menunjukkan semua data berdistribusi normal maka menggunakan uji Pearson

Product Moment

HASIL DAN PEMBAHASAN A. KARAKTERISTIK SUBJEK

1. Jenis Kelamin

Jenis kelamin subjek penelitian sebagian besar yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 34 siswa (77,3%), laki-laki hanya 10 siswa (22,7%)

2. Umur Subjek

Berdasarkandistribusi karakteristik umur dari usia 15 sampai 18 tahun, sebagian besar siswa berumur 16 tahun sebanyak 19 siswa (43,2%). B. HASIL PENELITIAN

1. Asupan Karbohidrat

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar subjek memiliki status gizi normal sebanyak 26 siswa (59,1%).

2. Asupan Protein

Sebagian besar siswa memiliki asupan protein defisit sebanyak 24 siswa (54,5%) 3. Status Gizi

Sebagian besar siswa memiliki status gizi normal sebanyak 36 siswa (81,8%) 4. Prestasi Belajar

Sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar baik sebanyak 19 siswa (43,2%). C. HUBUNGAN ANTARA ASUPAN

KARBOHIDRAT DENGAN

PRESTASI BELAJAR SISWA Hasil analisis hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

(7)

3 Tabel 1.

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Asupan Karbohidrat Asupan

Karbohidrat

Prestasi Belajar

Total p Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) 0,016 Lebih 4 66,7 2 53,3 0 0 0 0 6 100 Baik 3 25 8 66,7 1 8,3 0 0 12 100 Defisit Ringan 3 42,9 4 57,1 0 0 0 0 7 100 Defisit Sedang 4 44,5 2 22,2 3 33,3 0 0 9 100 Defisit Berat 3 30 3 30 3 30 1 10 10 100

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product momen diperoleh nilai p=0,016,

hal ini menunjukkan bahwa p<0,05 yang berarti Ho ditolak, maka dapat diketahui ada hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswa. Hasil uji pearson

correlation diperoleh nilai r=0,361 maka r<0,5 sehingga hubungan antara variabel tersebut lemah.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 8 siswa (66,7%) memiliki asupan karbohidrat dalam kategori baik dan prestasi belajarnya baik. Meskipun sebagian besar siswa memiliki asupan karbohidrat yang defisit, namun adanya hubungan dalam penelitian ini terjadi karena terpenuhinya asupan karbohidrat pada beberapa siswa dalam kategori asupan karbohidrat baik. Di dalam pondok siswa tidak mendapatkan makan pagi, melainkan bagian makan yang diberikan dari pondok yaitu dua kali sehari diantaranya makan siang dan makan sore atau malam. Sebagian siswa ada yang menyempatkan waktu makan pagi dengan membeli makan atau jajanan di luar lingkup pondok untuk memenuhi asupan makannya. Namun ada juga siswa yang melewatkan

waktu makan paginya untuk segera berangkat kesekolah.

Karbohidrat merupakan sumber energi bagi tubuh, selain itu juga sebagai sumber energi bagi otak agar dapat bekerja dengan optimal. Karbohidrat didalam proses pencernaan akan dipecah menjadi gula sederhana yaitu glukosa. Otak perlu mendapatkan pasukan glukosa dalam jumlah yang cukup melalui peredaran darah diseluruh tubuh, karena glukosa sangat penting untuk kesehatan, memudahkan untuk berkonsentrasi dalam menerima pelajaran, serta sumber energi utama bagi otak untuk dapat bekerja secara optimal sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajar disekolah. Kurangnya asupan karbohidrat menyebabkan hipoglikemi. Tidak adanya suplai energi dari asupan karbohidrat maka tubuh menjadi lemah dan kurang konsentrasi dalam belajar, hal ini dapat menyebabkan penurunan prestasi belajar pada siswa (Khomsan, 2003).

D. Hubungan Antara Asupan Protein dengan Prestasi Belajar Siswa

Hasil analisis hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

(8)

4 Tabel 2.

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Asupan Protein Asupan Protein

Prestasi Belajar

Total p Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) 0,089 Lebih 5 55,6 4 44,4 0 0 0 0 9 100 Baik 3 27,3 6 54,5 2 18,2 0 0 11 100 Defisit Ringan 0 0 3 75 0 0 1 25 4 100 Defisit Sedang 3 60 1 20 1 20 0 0 5 100 Defisit Berat 6 40 5 33,3 4 26,7 0 0 15 100

Berdasarkan hasil uji korelasi person produc momen diperoleh nilai p=0,08, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti Ho diterima, maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 6 siswa (54,5%) dalam kategori asupan protein baik dengan prestasi belajar baik. Sebanyak 6 siswa (40%) dalam kategori asupan protein berat dengan prestasi belajar sangat baik. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa.

Tidak adanya hubungan pada penelitian ini kemungkinan karena faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain pengetahuan gizi, pendapatan orang tua, penyakit atau infeksi dan faktor kesehatan. Selain itu, sebagian besar siswa memiliki asupan protein dengan kategori defisit berat. Konsumsi bahan makanan sumber protein hewani pada siswa kurang cukup dan kurang bervariasi. Sumber protein yang sering dihidangkan di pondok yaitu sumber protein nabati yaitu tahu dan tempe setiap hari, sedangkan untuk sumber protein hewani seperti telur

maupun daging ayam hanya 1 kali. Padahal proporsi makanan yang sehat untuk memenuhi kecukupan protein yang harus dipenuhi dalam sehari yaitu mengandung 5-15 % energi protein (Riskesdas, 2010).

Kaitannya dengan proses kerja otak, protein dalam bentuk asam amino seperti glisin, glutamate, tyrosine dan tryptophan sangat diperlukan

untuk membentuk

neurotransmitter penghantar impuls saraf dan mempengaruhi perilaku seperti emosi, kontrol diri dan konsentrasi (Mariana, 2011). Terpenuhinya asupan zat gizi seperti asupan protein pada siswa maka siswa akan terjaga daya tahan tubuhnya, tidak mudah terserang penyakit sehingga siswa dapat mempertahankan status gizi normal, siswa lebih aktif dalam beraktifitas dan mudah berkonsentrasi dalam memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru disekolah. Hal ini diharapka siswa dapat meningkatkan prestasi belajar disekolah (Koswara, 2008).

E. Hubungan Antara Status Gizi dengan Prestasi Belajar Siswa

Hasil analisis hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

(9)

5 Tabel 3.

Distribusi Prestasi Belajar Siswa Berdasarkan Status Gizi Status Gizi

Prestasi Belajar

Total p Sangat Baik Baik Cukup Kurang

(n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) (n) (%) 0,660 Obesitas 1 50 1 50 0 0 0 0 2 100 Gemuk 1 50 1 50 0 0 0 0 2 100 Normal 13 36,1 15 41,7 7 19,4 1 2,8 36 100 Kurus 2 50 2 50 0 0 0 0 4 100

Berdasarkan hasil uji korelasi pearson product

momen diperoleh nilai

p=0,6660, hal ini menunjukkan bahwa p > 0,05 yang berarti Ho di terima, maka dapat diketahui bahwa tidak ada hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 15 siswa (41,7%) memiliki status gizi dalam kategori normal dengan prestasi belajar siswa baik. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak adanya hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa di pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten. Penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Masdewi, dkk (2011) yang menyatakan bahwa status gizi berhubungan secara signifikan dengan prestasi belajar siswa. Tidak adanya hubungan pada penelitian ini kemungkinan karena faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar yang tidak diteliti dalam penelitian ini antara lain faktor internal meliputi faktor fisiologis (kesehatan, sarapan pagi), faktor psikologis (inteligensi, sikap, bakat, minat, motivasi), faktor eksternal meliputi lingkungan sosial (pendidikan, pendapatan orang tua, dukungan guru, teman,

masyarakat), lingkungan non sosial (fasilitas rumah dan sekolah), faktor metode dan stategi pembelajaran.

Seseorang yang sehat dan mempunyai status gizi yang baik akan memiliki daya fikir dan aktivitas fisik yang baik sehingga mudah berkonsentrasi dalam belajar serta meningkatkan prestasi belajar disekolah (G Kertasapoetra dan Marsetyo, 2002). Sedangkan kekurangan gizi atau gizi buruk pada seseorang maka kemampuan belajarnya dibawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi. Dampak yang terjadi yaitu mudah lelah, mudah mengantuk, sulit menerima pelajaran, sulit berkonsentrasi dan prestasi belajar menjadi rendah (Sjahmien Moehji, 2000).

F. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak dapat dianalisis faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar seperti faktor internal meliputi minat, motivasi, faktor ekternal meliputi pendapatan orang tua, pengetahuan orang tua dan faktor stategi maupun metode pembelajaran karena keterbatasan waktu penelitian. Kesimpulan

1. Sebagian besar siswa memiliki asupan karbohidrat defisit sebanyak 26 siswa (59,1%)

(10)

6 2. Sebagian besar siswa memiliki

asupan protein defisit sebanyak 24 siswa (54,5%) 3. Sebagian besar siswa memiliki

status gizi normal sebanyak 36 siswa (81,8%).

4. Sebagian besar siswa memiliki prestasi belajar baik sebanyak 19 siswa (43,2%).

5. Adanya hubungan antara asupan karbohidrat dengan prestasi belajar siswa di pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

6. Tidak Adanya hubungan antara asupan protein dengan prestasi belajar siswa di pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

7. Tidak adanya hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar siswa di pondok Madrasah Aliyah Al Manshur Popongan, Tegalgondo, Klaten.

Saran

1. Bagi Sekolah

Memberikan informasi kepada siswa tentang pentingnya kebutuhan zat gizi dan mempertahankan status gizi normal untuk meningkatkan prestasi belajar siswa di sekolah. berkoordinasi dengan pihak pondok untuk memberikan hidangan sarapan pagi dan memperbaiki frekuensi makanan sebanyak 3 kali dalam sehari. Menghidangkan asupan karbohidrat dan protein sesuai frekuensi makan dalam sehari sehingga asupan makan dapat terpenuhi.

2. Bagi Siswa

Diharapkan siswa memperhatikan pola makan

secara teratur dengan tidak meninggalkan sarapan pagi dan memperhatikan kandungan zat gizi seperti asupan karbohidrat, protein dan status gizi. terpenuhinya asupan zat gizi dan mempertahankan status gizi normal maka siswa lebih mudah untuk berkonsentrasi dan dapat meningkatkan prestasi belajar di sekolah. G. DAFTAR PUSTAKA

Elnovriza, Deni, Rina. Y, Hafni. B, 2008. Faktor-Faktor Yang

Berhubungan Dengan

Tingkat Asupan Gizi

Mahasiswa Universitas

Andalas Yang Bedomisili Di Asrama Mahasiswa. Riset.

UNAND.

Hardinsyah, Riyadi, H, Napitupulu, V. 2013. Kecukupan Energi,

Protein, Lemak dan

Karbohidrat. Departemen Gizi Masyarakat FEMA IPB dan Departemen Gizi FK UI. Bogor.

Irawan, Anwari. 2007. Karbohidrat.

Sports Science Brief. Vol 01, No 03.

Kartasapoetra dan Marsetyo. 2002.

Ilmu Gizi Korelasi Gizi, Kesehatan, dan Produktivitas Kerja. Jakarta : Rineke Cipta.

Kartika febriani, ani margawati. 2013. Hubungan asupan

energi jajanan dengan

prestasi belajar remaja di SMP PL DOMENICO SAVIO

SEMARANG. Journal of

Nutrition College,VOL 2, NO. 4; Tahun 2013. Halaman 491-497.

(11)

7 Khomsan, A. 2003. Pangan dan Gizi

Untuk Kesehatan.Jakarta:

Grafindo.

Khomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi

untuk Kualitas Hidup.

Jakarta: Grasindo.

Lemeshow. 1997. Besar Sampel

Dalam Penelitian Kesehatan.

Jogjakarta. Gadjah Mada University Press.

Masdewi, Mazarina Devi, Teti Setiawati. 2011. Korelasi Perilaku Makan dan Status Gizi Terhadap Prestasi

Belajar Siswa Program

Akselerasi di SMP. Teknologi

dan Kejuruan, VOL. 34, NO. 2; September 2011.

Mariana, Evi Risa. 2011. Peran

Orang Tua Pada Periode Emas pada Anak Usia 0-3 Tahun. Tenaga Pengajar Poltekkes Banjarmasin Jurusan Keperawatan, VOL.48 No.2 April 2011. Halaman 27-32.

Muhibbin, Syah. 2010. Psikologi

Pendidikan dengan

Pendekatan Baru. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya. Riset Kesehatan Dasar. 2010.

Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.

Sjahmien, Moehji. 2000. Ilmu Gizi

dan Penanggulangan Gizi Buruk. Jakarta: Papas Sinar

Sinanti.

Widyastuti dan Kuswardani. 2008.

Hubungan Antara Harga Diri

Dan Prestasi Belajar Fisika

Pada Siswa STM.

Psikohumanika, 1(1), 22-29.

Surakarta: Fakultas Psikologi Universitas Setia Budi.

Wijayanto, Prasetyo. 2001.

Hubungan Kecerdasan

Emosional, Status Gizi dengan Prestasi Belajar.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa de- ngan diberikan persentase cakupan vaksinasi minimal 95% dan persentase kegagalan vaksin maksimal 3% yang sesuai dengan program Kemenkes RI

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah penerapan pendekatan pembelajaran PMRI berbantu alat peraga manipulatif meningkatkan pemahaman konsep matematika, aktivitas

Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil indikator pemeriksaan oleh BPK-RI tentang kelemahan sistem pengendalian intern Pemerintahan daerah tidak berpengaruh terhadap

Hasil pengolahan % efisiensi adsorpsi dengan menggunakan program CCD dan perangkat minitab, diperoleh kondisi optimum adsorpsi Cu(II) untuk abu terbang batu bara dan zeolit

Prinsip kesantunan (Politeness Principle) itu berkenaan dengan aturan tentang hal-hal yang bersifat sosial, estetis, dan moral di dalam bertindak tutur (Grice dalam Rustono,

Tidak optimalnya pemanfaatan ruang operasi tersebut dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu aspek fungsional, aspek teknikal dan aspek perilaku ( behaviour ) terhadap

Menurut Anderson, elemen yang terkandung dalam kebijakan publik mencakup beberapa hal berikut: (1) Kebijakan selalu mempunyai tujuan atau berorientasi pada tujuan tertentu;

Laki-laki bukan hanya mantan suami saja Tidak mendapat dukungan dari teman yang sama memiliki status janda Dulu memiliki teman yang terdekat Kehilangan kontak teman terdekat