PEKERJAAN
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE
SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN
ESKALATOR (SSLE)
DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM
BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI DAN SUMBER DAYA MANUSIA
PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN
MODUL
SSLE – 10 :
PROYEK DAN
KARAKTERISTIKNYA
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator i
KATA PENGANTAR
Modul ini membicarakan mengenai Proyek dan Karakteristiknya yang merupakan salah satu modul dari seluruh modul yang harus dikuasai oleh Peserta Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift & Eskalator.
Penulisan dan penyusunan buku ini disesuaikan dengan posisi pelatihan, dimana Para Peserta Pelatihan ini bukanlah mereka yang masih awam dalam hal pekerjaan Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator.
Tentu saja buku ini bukan buku yang sudah sempurna, melainkan masih cukup banyak kekurangan yang tidak kami sadari namun sebagai panduan seorang
Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator dirasakan telah memenuhi dari cukup.
Masukan-masukan demi penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan dan terima kasih atas koreksi dan masukannya.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator iii
LEMBAR TUJUAN
MODUL PELATIHAN : Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)
MODEL PELATIHAN : Lokakarya Terstruktur
TUJUAN UMUM PELATIHAN :
Mampu melakukan pengawasan pekerjaan pemasangan instalasi pesawat lift dan ekskalator dalam gedung sesuai dengan spesifikasi teknis, gambar perencanaan dan mutu yang dipersyaratkan sampai diserah terimakan kepada pemilik.
TUJUAN KHUSUS PELATIHAN :
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menerapkan sistem manajemen K3.
2. Menerapkan peraturan dan standar nasional.
3. Menjelaskan pengenalan sistem transportasi vertikal.
4. Mengawasi pemasangan komponen instalasi dan pengamanan.
5. Menjelaskan Instalasi Daya Kendali dan Proteksi
6. Menjelaskan dasar-dasar teknik kelistrikan dan mekanikal.
7. Menjelaskan metode pemasangan lift dan eskalator.
8. Menjelaskan teknik pemeriksaan dan uji coba lift dan eskalator. 9. Menjelaskan riksa uji lift dan eskalator.
10. Menjelaskan proyek dan karakteristiknya. 11. Mengendalikan proyek (PDCA).
NO. DAN JUDUL MODUL : SSLE – 10 PROYEK DAN KARAKTERISTIKNYA
TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM (TIU)
Setelah mempelajari modul, peserta mampu menjelaskan proyek dan karakteristiknya sesuai ketentuan dokumen kontrak sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan pemasangan lift dan ekskalator sehingga layak difungsikan.
TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS (TIK)
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Menjelaskan pengertian proyek
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator v
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR ... i LEMBAR TUJUAN ... ii DAFTAR ISI ... ivDESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE) ... v
DAFTAR MODUL ... vi
PANDUAN INSTRUKTUR ... vii
BAB I PENGERTIAN PROYEK ... 1
1.1. ... PRINSIP-PRINSIP INSTALASI 1.1.1 ... Persiapan 1 1.1.2 ... Konstruksi Baja 2 1.1.3 Biaya ... 2 1.1.4 Sub Contr acting ... 3 1.2. SIKLUS MANAJEMEN ... 5 1.3. APLIKASI ... 7
BAB II LOKASI PROYEK ... 9
RANGKUMAN DAFTAR PUSTAKA HAND OUT
DESKRIPSI SINGKAT PENGEMBANGAN MODUL
PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (Site Supervisor)
PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR
(SSLE)
1. Kompetensi kerja yang disyaratkan untuk jabatan kerja Pengawas
Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) dibakukan dalam Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
(SKKNI) yang didalamnya telah ditetapkan unit-unit kerja sehingga dalam Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan
Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) unit-unit tersebut menjadi Tujuan
Khusus Pelatihan.
2. Standar Latihan Kerja (SLK) disusun berdasarkan analisis dari masing-masing Unit Kompetensi, Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja yang menghasilkan kebutuhan pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku dari setiap Elemen Kompetensi yang dituangkan dalam bentuk suatu susunan kurikulum dan silabus pelatihan yang diperlukan untuk memenuhi tuntutan kompetensi tersebut.
3. Untuk mendukung tercapainya tujuan khusus pelatihan tersebut, maka berdasarkan Kurikulum dan Silabus yang ditetapkan dalam SLK, disusun seperangkat modul pelatihan (seperti tercantum dalam Daftar Modul) yang harus menjadi bahan pengajaran dalam pelatihan Pengawas
Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE).
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator vii
DAFTAR MODUL
Jabatan Kerja : Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE) Nomor
Modul Kode Judul Modul
1 SSLE – 01 Sistem Manajemen (K3)
2 SSLE – 02 Peraturan dan Standar Nasional
3 SSLE – 03 Pengenalan Sistem Transportasi Vertikal 4 SSLE – 04 Komponen Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi 5 SSLE – 05 Instalasi Daya, Kendali dan Proteksi
6 SSLE – 06 Dasar-dasar Teknik Kelistrikan dan Mekanikal 7 SSLE – 07 Metode Pemasangan Lift dan Eskalator
8 SSLE – 08 Teknik Pemeriksaan dan Uji Coba Lift dan Eskalator 9 SSLE – 09 Riksa Uji Lift dan Eskalator
10
SSLE – 10 Proyek dan Karakteristiknya
11 SSLE – 11 Pengendalian Proyek (PDCA) 12 SSLE – 12 Teknik Pelaporan
PANDUAN INSTRUKTUR
NAMA PELATIHAN : PELATIHAN PENGAWAS LAPANGAN (SITE SUPERVISOR) PEMASANGAN INSTALASI LIFT DAN ESKALATOR (SSLE)
KODE MODUL : SSLE - 10
JUDUL MODUL : PROYEK DAN KARAKTERISTIKNYA
DESKRIPSI : Materi ini membahas pengetahuan Pengertian
proyek, Lokasi proyek untuk pelatihan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site
Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift dan Eskalator (SSLE)
TEMPAT KEGIATAN : Ruangan Kelas lengkap dengan fasilitasnya.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator ix
RENCANA PEMBELAJARAN
KEGIATAN INSTRUKTUR KEGIATAN PESERTA PENDUKUNG 1. Ceramah : Pembukaan
Menjelaskan tujuan
instruksional umum(TIU) dan Tujuan instruksional khusus (TIK)
Menjelaskan maksud dan tujuan proyek dan
karakteristiknya. Waktu : 5 menit
Mengikuti penjelasan TIU dan TIK dengan tekun dan aktif
Mengikuti penjelasan maksud dan tujuan proyek dan karakteristiknya Mengikuti penjelasan
pengertian proyek dan karakteristiknya.
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
OHT
2. Ceramah : Bab I, Pengertian Proyek
Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Menjelaskan pengertian
proyek dan karakteristiknya. Waktu : 20 menit
Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
OHT
3. Ceramah : Bab II, Lokasi proyek
Memberikan penjelasan, uraian atau-pun bahasan mengenai : Lokasi proyek.
Waktu : 20 menit
Mengikuti penjelasan, uraian atau bahasan instruktur dengan tekun dan aktif.
Mengajukan pertanyaan apabila ada yang kurang jelas.
BAB I
PENGERTIAN PROYEK
Proyek instalasi alat-alat prasarana bangunan seperti lift dan eskalator adalah khas karena menyangkut bidang-bidang ilmu seperti : teknik mesin, listrik sipil, dan keselamatan kerja.
Tulisan singkat ini akan memberikan suatu gambaran bagi mereka yang “baru mulai” dengan karirnya sebagai teknisi pemasang lift, dimana banyak hal-hal yang harus dilaksanakan sendiri, sebagai tukang kayu (pembuatan template) tukang las, tukang batu / beton dan tukang listrik. Semua keahlian harus dapat diaplikasikan pada instalasi lift.
Karakteristik tugas pemasangan lift/eskalator adalah pelaksanaan harus mengacu kepada kriteria dan persyaratan teknis yang dituntut oleh dokumen tender dan oleh Standar Nasional. Penyimpangan apapun akan menyebabkan kegagalan atau lemahnya kinerja operasi lift yang terpasang sepanjang tahun.
1.1. PRINSIP-PRINSIP INSTALASI
Prinsip-prinsip instalasi pemasangan lift dan escalator terdiri dari beberapa tahapan-tahapan pekerjaan, yaitu :
1.1.1 Persiapan
Dari segi metoda pelaksanaan instalasi peralatan utilitas bangunan, suatu proyek dapat dibagi menjadi 2 jenis struktural, yaitu :
(a) Bangunan dengan struktur beton, dan (b) Bangunan dengan struktur baja profil
Masing-masing jenis struktur konstruksi bangunan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 2
Persiapan pekerjaan, termasuk kondisi
lapangan menentukan ketepatan lokasi / posisi instalasi lift / eskalator.
Persiapan penggunaan alat-alat perkakas dan alat-alat konstruksi, dan material handling (mesin winch, takel, chain block, dsb).
Penggunaan braket cara-cara pengangkuran
atau pengelasan pada struktur.
Disamping itu tinggi lantai bangunan juga
menjadikan pertimbangan apakah akan memakai steiger sebagai alat bantu atau menggunakan “false car”. Pada dasarnya 12 lantai adalah batas tinggi lantai yang dapat diterima untuk menggunakan steiger, dari segi biaya dan kecepatan waktu memasang rail pemandu.
1.1.2 Konstruksi Baja
Manajer operasi dan site supervisor, harus bersama-sama mengevaluasi struktur bangunan, untuk menentukan metoda pemasangan yang tepat berdasar pengalamannya. Pada dasarnya unsur-unsur berikut ini menjadi pertimbangan keunggulan konstruksi baja dibanding konstruksi beton :
(1) Kemudahan pekerjaan las-lasan pada struktur baja profil dibandingkan dengan pekerjaan angkur untuk braket.
(2) Penyimpangan dimensi ruang luncur lebar bersih x dalam bersih, sangat minim.
(3) Modifikasi akan lebih mudah dilaksanakan, jika dimensi berselisih dari rencana gambar.
(4) Posisi kereta-kereta lift terhadap as bangunan lebih mudah di set.
(5) Pemasangan perkakas konstruksi, seperti mesin winch (power hoist) lebih mudah dipasang.
1.1.3 Biaya
Biaya instalasi harus juga memperhitungkan kondisi keadaan proyek bangunan disamping metoda pemasangan.
(1) Lokasi bangunan pada daerah yang baru dibuka, harus mempertimbangkan akses dan biaya material handling
(2) Ruang gudang penyimpanan material
sebaiknya dekat dengan lokasi pemasangan. (3) Fasilitas penarikan dan pengangkatan mesin ke
kamar mesin.
(4) Fasilitas tenaga listrik untuk alat-alat perkakas dan pencahayaan.
Biaya lain oleh sebab kemungkinan kerja lembur pun harus masuk dalam pertimbangan, terutama kontrak yang menyangkut kewajiban membayar denda atas keterlambatan penyelesaian.
Kondisi khusus jenis lift sering dilupakan oleh site supervisor untuk menambah anggaran biaya umpamanya penggunaan baut angkur mesin, jika mesin traksi dipasang dibawah (dilantai satu /
ground floor). Biaya untuk itu akan menjadi besar
jika penerapan baut angkur dilapangan terlambat, dan perlu ada kompromi dengan pihak CM atau arsitek atas kemungkinan pembobokan beton fondasi.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 4
1.1.4 Sub Contracting
Pekerjaan-pekerjaan berikut ini diserahkan kepada sub-kontraktor untuk pertimbangan praktis :
(1) Mengerek / angkat mesin kelantai kamar mesin. (2) Memasang steiger (perancah)
(3) Pekerjaan sipil, pembobokan beton, grouting dan finishing sipil lainnya.
(4) Instalasi listrik diluar pekerjaan lift.
(5) Pengelasan (las listrik maupun las gas karbid)
Pada masa sekarang dimanapun di dunia sudah menjadi hal yang biasa jika bagian-bagian
pemasangan lift di sub-kontrakkan kepada
“specialist” tertentu, yang biasanya telah
berpengalaman, karena mendapat bimbingan atau mereka adalah ex pekerja perusahaan lift diantaranya adalah pekerjaan-pekerjaan berikut : a. Pemasangan braket dan rel pemandu
b. Pemasangan pintu-pintu lantai
c. Pemasangan saluran tenaga listrik dan panel MCB
d. Pemasangan pintu-pintu akses darurat
Bagan Alur Pikir Pemasangan Lift Metoda Konvensional MULAI PEKERJAAN PERSIAPAN LOGISTIK SURVEI LAPANGAN TECHNICAL ASSITANCE & ADJUSTER PROSES PELAKSANAAN PENYETELAN & UJI COBA
TESTING SERAH TERIMA KE-1 SERAH TERIMA KE-2 NO OK NO TIDAK OK TIDAK
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 6
1.2. SIKLUS MANAJEMEN
Tata laksana proyek jasa instalasi mengalami kaidah siklus manajemen seperti halnya suatu proses produksi barang komoditi. Proyek jasa teknik instalasi lift / eskalator lebih khas, oleh karena satu proyek tidak selalu sama dengan proyek yang lalu atau proyek berikutnya yang akan dimulai, tergantung luasnya dan dalamnya hambatan yang akan dilalui. Seorang site supervisor harus mengantisipasi segala kemungkinannya disamping harus mempelajari dan memahami persyaratan-persyaratan kontrak.
Seorang site supervisor harus berperan sebagai manajer yang baik dalam bidangnya atas dasar pengalaman-pengalamannya. Unsur-unsur manajerial yang diperlukan adalah :
1. membuat rencana (planing) 2. mengorganisir
3. melaksanakan tugas 4. mengawasi / kendali, dan
5. mengevaluasi hasil karya untuk kembali mengkoreksi atau memperbaiki tindakan-tindakannya.
Sebagai gambaran proses mengelolah sumber daya untuk mencapai hasil adalah pada bagan dibawah ini.
Manajemen adalah suatu proses penggunaan SDM, anggaran (uang) peralatan, untuk mengolah bahan/material, dengan tujuan mencapai sasaran akhir yang sesuai dengan kriteria persyaratan. Siklus manajemen proyek bangunan dapat digambarkan pada alur pikir berikut ini.
Manajemen Sumber Daya SDM, Anggaran dan Peralatan Material + bahan sebagai Sumber Daya Input
Proses Pelaksanaan Sasaran Hasil
Alur Pikir Penyelenggaraan Proyek Bangunan Gedung DARI PEMILIK BANGUNAN (INVESTOR) MULAI PERANCANGAN oleh ARSITEK PARA KONSULTAN KONTRAKTOR SUB KONTRAKTOR (LIFT) AS-BUILT DRAWING UJI-COBA & COMMISSIONING SERAH TERIMA KE-1 DITERIMA dengan MANUAL PERAWATAN oleh
MANAJEMEN BANGUNAN
SERAH TERIMA KE-2 DISERTAI KONTRAK PERAWATAN PENGGUNA & PENGHUNI NO NO YES YES YES=5 MASA PERAWATAN
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 8
1.3. APLIKASI
Seorang pengawas lapangan proyek dalam pelaksanaannya senantiasa disiplin berpikir mengendalikan mutu dan mengkoordinasi diantara tahapan-tahapan pekerjaan. Berarti hubungan manusiawi dengan bawahannya (team pekerja) disikapi dengan tata laku yang positip. Syarat-syarat penerapan kendali proyek adalah :
Komunikasi
Instruksi disampaikan dengan jelas, tanpa timbul salah paham. Laporan dari bawahan diserap dengan akurat. Komunikasi harus terbuka dua arah. Yakinkan bawahannya memahami isi instruksi / perintah.
Pemecahan masalah
Pengetahuan dan pengalaman dapat menganalisa masalah dan mencari solusi terbaik atas dasar pengalaman.
Tanggap dan peka
Terutama dengan antisipasi adanya sumber-sumber bahaya yang akan menimbulkan kecelakaan dan kondisi yang akan menjadi penghambat jalannya pelaksanaan.
Cermat dan Akurat
Perusahaan jasa instalasi lift (PJIL) mempunyai moto “sekali pasang langsung jalan” atau “zero mistake” atau “zero call back” atau “All safe” atau “First thing right”, tujuan agar pekerjaan tiap-tiap tahapan, komponen, atau suku-suku bagian peralatan dipasang dengan teliti, cermat dan akurat, tidak perlu diulang, disebabkan salah pasang.
Keselamatan
Seorang site supervisor harus menyadari bahwa alat-alat pencegah kecelakaan harus sesuai dengan keadaan kondisi proyek. Alat-alat dan jenis pelindung diri tidak dapat disamaratakan satu proyek dengan proyek lain terutama dari segi tingginya bangunan perlu dipasang didalam ruang luncur lift. Safety belt harus diganti dengan safety harness dan “life line” perlu dipasang satu atau dua jalur bagi teknisi yang memasang braket dan rel didalam ruang luncur.
Tanggung jawab
Tugas disertai dengan tanggung jawab. Site supervisor mempunyai kewajiban jalan atas :
(1) jalannya fungsi organisasi dalam pelaksanaan
(2) pengelompokan dana secara umum (terutama adanya pekerjaan yang di sub kontrakan). Jika dipilih sub-kontrak maka site supervisor tetap bertanggung jawab atas keselamatan sub-kontraktor tersebut, sehingga sub-kontraktor harus mengikuti peraturan keselamatan dari perusahaan PJIL, terutama alat-alat pelindung diri dan jenis / kondisi alat perkakas (tools).
Laporan
Menulis laporan secara sistematik dengan bahasa yang lugas, singkat mudah dimengerti atas masalah yang ditemui, dan disertai pendapat pemecahan solusinya.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 10
BAB II
LOKASI PROYEK
Lokasi proyek pemasangan lift dan escalator didasarkan pada tata letak dan ruang komponen-komponen lift digambar secara lengkap dan jelas dengan ukuran (dimensi) dalam mm, yaitu terdiri dari :
1. Gambar denah
Menyatakan letak dan ukuran dari rel-rel pemandu, DBG (Distance
Between Guides), luang gerak (running clearance) landas kereta
(platform), bobot pengimbang (bandul), pintu, tali, roda puli, pengindra kecepatan. Semua komponen dari tiap-tiap satuan lift, serta susunan tata letak keseluruhan lift terhadap as bangunan.
2. Gambar tata ruang kamar mesin
Menyatakan letak mesin, pengindra kecepatan (governor), alat pengendali (controller), panel distribusi tenaga, lokasi popular cable, hoisting hook,
hoisting beam, jendela ventilasi, trapped door dan pintu masuk.
3. Gambar irisan vertikal
Menyatakan dalamnya sumur dasar, tingginya kereta dan pintu, tinggi ruang atas (overhead), lintasan ruang luncur, tinggi kamar mesin, bobot pengimbang, jarak rentang braket dan jarak-jarak luang gerak.
R/L perlu disurvey untuk memastikan posisi lift dalam lubang luncur yang paling menguntungkan dan hubungannya dengan as bangunan, serta kondisi dari dinding-dindingnya. Jika posisi kurang menguntungkan karena dinding tidak vertikal sehingga ada daerah kritis, maka perlu dirundingkan dengan CM, mencari penyelesaian kompromis, agar posisi digeser dan agar memperlonggar ruang yang kritis. Perubahan posisi terhadap as-bangunan harus mendapat persetujuan tertulis dari CM.
Lubang R/L harus dapat menampung pada kiri kanan ruang untuk rel, bagian belakang ruang untuk bobot imbang dan bagian depan pintu-pintu lantai. Luang gerak (Running clearance) pintu (sill dengan kereta) tetap harus 31 mm. Luang gerak kereta dengan bobot imbang minimal 5 cm.
Hal-hal yang perlu dipertegas dengan pihak kontraktor utama atau manajemen konstruksi (CM) dan dalam suatu lokasi proyek, meliputi :
1. Master schedule dari proyek gedung, termasuk jadwal-jadwal penting, yaitu tersedianya tenaga listrik, gudang dilokasi, saat balok beton dan
hoisting hook atau hoisting beam boleh dibebani, dan sebagainya.
2. Pemahaman gambar-gambar tata letak lift, terutama hubungannya
dengan as bangunan.
3. Jadwal tibanya barang (Material delivery schedule), yaitu dukungan positif dari bagian logistik, serta kepastian acces masuk proyek.
4. Handling system dilapangan, yaitu sarana tower-crane, forklift dsb, seberapa jauh fasilitas ini dapat dimanfaatkan.
5. Perlindungan terhadap lubang-lubang pada ruang luncur (barikade),
untuk mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan terjatuh.
6. Kebutuhan gudang kerja dan lokasi penyimpanan material yang terbaik /
menguntungkan.
7. Jalan masuk (access) kelokasi kerja. Keamanan jalan masuk.
8. Penyelesaian ruang luncur dan kamar mesin sesuai dengan gambar
layout dan kemungkinan perbaikan-perbaikan, termasuk grouting,
patching dan finishing.
9. Penyediaan tenaga listrik untuk alat-alat kerja dan tenaga listrik untuk menjalankan lift.
10. Ketegasan menggunakan air, wc, iuran kebersihan, iuran keamanan dan
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator 1
RANGKUMAN
1. Tiap-tiap proyek mempunyai karakteristik tersendiri dari segi jenis peralatan instalasi yang akan dipasang dan kondisi / situasi lapangan tempat pemasangan (job site). Oleh karena itu supervisor harus membuat laporan pendahuluan kepada atasan, mengenai hal-hal yang mungkin akan meghambat pekerjaan, dan rencana kerja, metoda pemasangan, SDM dan kebutuhan alat perkakas. Dengan demikian anggaran yang di alokasikan oleh perusahaan kepada site supervisor khusus untuk proyek tersebut tidak akan terlalu banyak meleset.
2. Manajer operasi (atasan seorang site supervisor) harus bijaksana menilai laporan bawahannya dan membuat koreksi dimana perlu secara wajar, tidak bersifat menekan hanya karena bertujuan menghemat biaya.
3. Manajer operasi bersama-sama site supervisor juga harus membuat saran-saran perihal metoda pemasangan NWP, jadwal waktu, dan jumlah serta peringkat keahlian teknisi, sehubungan dengan besar / luasnya proyek.
4. Suatu proyek bangunan raksasa dimana sejumlah 40 smapai 80 unit lift / eskalator harus dipasang secara bersamaan dalam satu gedung harus didiskusikan untuk menetapkan arah strategis, dimana keahlian saja tidak cukup, melainkan perlu mengumpulkan semua pengalaman yang ada pada perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
1. SNI 1718.1989 Riksa uji lift
2. Installation Manual, page 401 by NEMI Inc.1970 3. Factory Manual, Puarsa, Spain
4. . Installation Manual by Puarsa, Spain 5. Installation Manual, NEMI, Inc, New York
6. Lift Installation Manual by Northern Sdn Berhad, Malaysia
7. SNI.03-7017-2004, Pemeriksaan dan Pengujian Lif Traksi Listrik. 8. SNI.03-2190-1999, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang
dijalankan dengan motor traksi.
9. SNI.03-2190.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif yang dijalankan dengan transmisi hidrolik
10. SNI-03-2190.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pelayan (dumbwaiter) yang dijalankan dengan tenaga listrik
11. SNI.03-6247.1-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif pasien. 12. SNI.03-6247.2-2000, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang
khusus untuk perumahan.
13. SNI.03-6248-2000, Syarat-syarat umum konstruksi eskalator yang dijalan dengan tenaga listrik.
14. SNI.05-7052-2004, Syarat-syarat umum konstruksi lif penumpang yang dijalankan dengan motor traksi tanpa kamar mesin.
15. SNI.03-6573-2001, Tatacara rancangan sistem transportasi vertikal dalam gedung.
16. SNI... (Nomor masih dalam perancangan BSN), Syarat-syarat umum Konstruksi dan Keselamatan lift barang (masih berupa usulan).
17. Pola Standar Kualifikasi Keterampilan KepMen No.146/MEN/1990, Dep.Naker.
18. Pembinaan Operasi P2K3, 1998, Dep. Naker
19. PermenNakertrans No.03/MEN/1999, Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lift untuk pengangkutan orang dan barang.
Pelatihan Pengawas Lapangan (Site Supervisor) Pemasangan Instalasi Lift & Eskalator -2-23. Education Package, Volume-3, oleh Elevator World, Inc. New York. 24. The Guide of Elevatoring, oleh Elevator World, Inc. New York
25. Elevator Mechanical Design, 2nd detion, oleh Lubomir Janouvsky, 1993
26. Vertical Transportation: Elevator and Escalator, oleh George R. Strackosch, ISBN 0-471-86733-0 (1982).