• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Suhu Lingkungan

Rataan temperatur bulanan pada siang dan mslam hari serta rataan kelembaban bulanan selama penelitia? berlang- sung dapat dilihat pada Tabel 3.

Dari Tabel 3 dapat dilihat bahwa temperatur siang dan malam hari selama penelitian berlangsung berkisar antara 23.07 sampai 25.03"C, sedanqkan kisaran temperatur maksimum antara 28.5 sampai 3 1 . 7 - C d a n temperatur minimum antara 21.39 sampai 2 3 . 7 2 - C . Fluktuasi temperatur dari bulan k e bulan tidak terlalu menyolok. Dari hasil penelitian, ternyata untuk petelur tipe medium dengan keadaan suhu lingkungan maksimum antara 28.5 sampai 31.7OC masih menampilkan per- formans yang cukup baik. Hal ini ternyata bagi ayam tipe medium lebih bisa menyesuaikan diri dengan keadaan lingku- ngannya, seperti pendapat Carew

et

&. (1980)

menyatakan bahwa pengaruh perubahan temperatur lingkungan terhadap pro- duksi telur, bobot badan, konsumsi ransurn pada ayam tipe medium (New Hampshire, RIR) lebih sedikit daripadn petelur tipe ringan (White Leghorn).

Nowland (1978) menyatakan bahwa kelembaban sang baik untuk petelur berkisar antara 55 sampai 7 5 persen. Kelem- baban lingkungan di tempat penelitian berlangsung berkisar antara 72.07 sampai 89.64 persen (lihat Tabel 31, sedikit

(2)

T a b e l 3 . R a t a a n T e m p e r a t u r B u l a n a n p a d a S i a n g d a n M a l a m H a r i d a n R a t a a n K e l e n b a b a n B u l a n a n S e l a m a P e n e l i t i a n B e r l a n g s u n g R a t a a n Tem- L~~~~~~ p e r a t u r 3 u - R a t a a n T e m p e r a t u r R a t a a n K e l e m - p e n e l i - l a n a n pads S i a n g d a n Minimum Maksimum b a b a n B u l a n a n t i a n Malam H a r i ( " c ) ( " C ) ( % ) ( " C ) B u l a n I 2 5 . 0 3 2 3 . 3 5 3 1 . 2 7 2 . 0 7 V 2 3 . 7 3 2 2 . 3 4 3 1 . 3 8 2 . 6 8 V I 2 3 . 8 5 2 2 . 6 2 3 1 . 6 8 3 . 2 6 V I I 2 4 . 7 7 2 3 . 0 8 3 1 . 6 8 0 . 2 0 V I I I 2 4 . 2 1 2 3 . 7 2 3 1 . 7 7 8 . 3 7 R a t a a p e r t a h u n 2 4 . 1 3 2 2 . 7 1 3 0 . 9 3 7 9 . 5 8 l e b i h t i n g g i d a r i k e l e r n b a b a n o p t i m a l u n t u k p e t e l u l r . D a r i T a b e l 3 t e r l i h a t b a h w a d a r i b u l a n I11 s a m p a i V I I k e l e r n b a b - a n a g a k l e b i h t i n g g i d a r i b u l a n - b u l a n l a i n n y a , ha:. i n i d i -

(3)

sebabkan karena pada bulan-bulan tersebut hujan turun terus menerus.

Komposisi Zat-zat Makanan Ransum Penelitian Berdasarkan Ha- sil Analisis Proksimat d a n Hasil Perhitungan

Komposisi zat-zat makanan ransum penelitian berdasar- k a n hasil analisis praksimat dan hasil perhitungan dapat di- lihat pada Tabel 4. Energi asam-asam amino dan vitamin di- hitunq berdasarkan data yang dikemukakan Scott

et

al. (1976), kecuali energi bungkil kelapa dihitung dari hasil penelitian Pilliang (1977). Protein dihitung berdasarkan hasil anali- s i s praksimat bahan-bahan makanan yang dipakai dalam ransum penelitian. Lemak dan serat kasar dihitung berdasarkan da- ta yang dikemukakan Lubis (1963).

Kandungan serat kasar hasil analisis proksimat dari ransum penelitian antara 6.15 sampai dengan 7.27 persen. Hal ini cukup memadai, sesuai dengan pendapat Lubis (1963) bahwa ransum dengan kandungan serat kasar di bawah delapan persen masih dianggap cukup baik.

Kandungan lemak dalam ransurn penelitian dari hasil analisis proksirnat berkisar antara 5.91 sampai dengan 7.34 persen. Kandungan lemak tersebut masih cukup baik untuk produksi telur, sesuai dengan pendapat Morrison (1957) yang menyatakan bahwa pemberian lemak tiga sarnpal. delapan persen dalam ransum adalah baik untuk produksi tel.ur. De-

(4)

Tabel 4. Komposisi Zat-zat Makanan Ransum Penelitian

Ransum I

Ransum I1

Ransum 111

Ransun IV

Ransum

V

Ransum VI

Komposisi Zat-

2450 kkal 2450 kkal 2650 kkal 2650 kkal 2850 kkal 1850 kkal

zat Makanan

EM/kg Ran- EM/kg

.

Ran- EM/kg Ran- EM/kg Ran- EM/kg Ran- EM/kg Ran-

sum dengan sum dengan sum dengan sum dengan sum dengan sum dengan

16% Protein 18% Protein 16% Protein 18% Protein 16% protein 18% Protein

-

Berdasarkan Hasil Analisis Proksimat

Air

( % )

10,58

10,67

10,98

10,51

10,75

10.89

Abu

( % )

13,49

14,26

13.72

14.67

13,50

13,64

Protein

( % )

16,42

18,23

16,17

17,73

16,05

17,84

Serat kasar

( % )

6,47

7,27

7,Ol

6,73

6,15

6,57

Lemak

( % )

7,15

7,34

6.86

7,Ol

5.91

6,12

BetN

( % )

45,58

41,86

44.80

42,77

47,62

45.03

Ca

( 8 )

3.24

3,62

3.56

3,70

3,67

3,58

P

( % I

1,Ol

1.16

1,04

1.03

0.89

0,87

Berdasarkan Hasil Perhitungan

*

Protein kasar

( % )

16.31

18.23

16,18

18 10

16,06

18,12

ME/kg ransum

(kkal)**

2

453,52

2 450,50

2

650.06

2 650.30

2 850.24

2

851.25

Perbandingan kalo-

ri

dan protein

153,12

136,ll

165.62

147,22

178.12

158,33

Metionin

( % )

0,40

0,46

0.42

0.47

0,42

0.48

Sistin

( t )

0,32

0,35

0.31

0,34

0,29

0,33

Lisin

( % )

0.96

1,13

0,95

1,13

0.93

1,13

Calsium

( % )

3.51

3,51

3.52

3.50

3,53

3,52

Phosphor

( % )

1.16

1,33

1,22

1,20

1,12

0,96

.,-&

n c L a r o r ~ y ~ ~ ~ ; A =

Protein dllhitung berdasarkan hasil analisis proksimat bahan makanan

dalam ransum penelitian,

**

=

Energi dihitung berdasarkan hasil analisis proksimat Scott et al,

- -

(1976), kecuali bungkil kelapa dari hasil analisis Pilliang (1977).

(5)

mikian pula Titus dan F r i t z (1971) menyatakan bahwa kebu- tuhan lemak dalam ransum petelur berkisar antara 4.2 sampai dengan 9.0 persen.

Ca d a n P yang terkandung dalam ransum penelitian baik d a r i hasil analisis proksimat maupun hasil perhitungan ti- dak berbeda jauh, yaitu kandungan Ca dalam ransum dari ha- sil analisis praksimat antara kisaran 3.24 sampai dengan 3.7 persen, sedangkan kandungan Ca hasil perhitungan antara kisaran 3.5 sampai dengan 3.53 persen. Kandungan P dalam ransum dari hasil analisis proksimat antara kis.nran 0.87 sampai dengan 1.16 persen, sedangkan kandungan P hasil per- hitungan antara 0.96 sampai dengan 1.33 persen. Hal ini sedikit lebih tinggi daripada yang dianjurkan North (1972) bahwa untuk ternperatur udara (18.33

-

21.28fC), kebutuhan Ca d a n P untuk ayam tipe medium yang berumur 40 minggu adalah 3.25 dam 0.6 persen. Dernikian pula NRC (1.977) me- nyatakan bahwa kebutuhan Ca d a n P untuk petel.ur adalah 3.25 pereen d a n 0 , 5 persen. Kandungan Ca dan P ransum pe- nelitian sedikit lebih tinggi daripada yang dianjurkan North ( 1 9 7 2 ) dan NRC (19771, ini disebabkan karena tempe- ratur di tempat penelitian dilakukan lebih tinggi yaitu 3 0 . 9 3 " C sehingga untuk menjaga kemungkinan konsumsi ransum berkurang

.

Mengenai kandungan asam-asam amino ransurn penelitian y a i t u antara kisaran 0.4 sampai 0.48 persen .metionin: 0.29

(6)

sampai 0 . 3 5 persen sistin d a n 0.93 sampai 1.13 persen li- sin. Kandungan asam-asam amino tersebut sedik:,t melebihi dari yang dianjurkan oleh NRC (1977) yaitu 0.27 persen rne- tionin, 0.23 persen sistin dan 0.6 persen lisin. Hal ini disebabkan karena NRC dalam rnemberikan rekomendaai kebutuh- an zat-zat makanan tersebut adalah jumlah minimal. yang ha- r u s tersedia, sedangkan kandungan zat-zat makanan yang ter- dapat dalam bahan makanan d i Indonesia kemungkinan kuranq baik, karena sistem penyimpanan bahan makanan terseDut ma- sih kurang memadai. Dan temperatur lingkungan yang tinggi sehingga kemungkinan juga konsumsi ransum berkure~ng,

Produksi Telur " H e n - d s

Tingkat energi metabolis dalnm ransum tidak nyata mern- pengaruhi produksi telur. Hal ini mungkin disebabkan kare- na perbedaan tingkat energi 400 kkal EM/kg ransum (dari 2450- 2 8 5 0 kkal EM/kq) belum cukup untuk menyebabkan pengaruh yang berbeda terhadap produksi telur. Hasil ini sesuai de- ngan hasil penelitian Dillon dan Mohr (1972) yang menyata- kan bahwa kadar energi 2 7 0 0 sampai dengan 3 1 0 0 k k a l EM/kg ransum tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur. Berbeda dengan hasil penelitian Sugandi (1973) yang mela- porkan bahwa kandungar~ energi ddri 2 6 5 0 s a m p a i d e n g a n 2 8 5 0 k k a l EM/kg ransum tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur baik pada kandungan protein 1 5 maupun 1 8 persen, te-

(7)

tapi dengan naiknya tingkat energi menjadi 3 0 5 0 kkal EM/kg ransum, maka produksi telur nyata (P<0.05) menurun.

Pada Tabel 5 d a n 6 dapat kita lihat bahwa produksi te- lur "hen-day" tertinggi baik pada galur Super-Farco maupun Hisex-Brown yaitu pada ransum dengan tingkat energi 2 6 5 0 k k a l EM/kg ransum walaupun secara analisis statistik tidak berbeda nyata. Untuk galur Super-Harco produksi telur ter- tinggi sebanyak 75.04 persen (273 butir per ekor per tahun) dihasilkan pada pernberian ransum dengan tingkat energi 2650 k k a l EM/kg dan 1 8 persen protein. Pada galur Hisex-Brown produksi telur tertinggi sebanyak 77.41 persen (281 butir per ekor per tahun) dihasilkan pada pemberian ransum yang mengandung tingkat energi 2 6 5 0 k k a l EM/kg dan 1 6 persen. Tingkat produksi telur sebanyak 281 butir per ekor per ta- hun ini menyamai produksi maksimal dari galur Hisex

-

Brown (pada "Kandom Sample T e s t " di North Carolina, 19,34 dan New Hamshire, 1 9 8 4 di Amerika Serikat).

Tingkat protein dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap produksi telur. Hal ini berbeda dengan hasil pe- nelitian Sugandi (1973) menyatakan bahwa petelur yang di-- beri ransum dengan kandungan protein 1 8 persen sangat nya- t a (Pc0.01) memproduksi telur lebih banyak daripada ransum dengan kandungan protein 1 5 persen, pada petelur tipe ri- ngan. Hamilton ( 1 9 7 8 ) mengemukakan bahwa pada petelur tipe ringan yang dikandangkan pada kandang s i s c e ~ t ~ sangkar pembe-

(8)

Tabel

5.

Pengaruh T i n g k a t

Energi

dan P r o t e i n Terhadap Rataan P r o d u k s i T e l u r

("Hen-day") pada P e t e l u r

T i p e

Medium Galur Super-Harco S e t i a p Pe-

r i o d e 28 Hari

P i n g k a t

EM/kg

Ransum

:

2 450 k k a l

2 650 k k a l

2 850 k k a l

P e r s e n t a s e P r o t e i n Kasar

:

1 6 %

18%

1 6 %

18%

168

18%

- - - ( % ) - - -

P e r i o d e

:

1

68,09

75,24

6 7 , 2 1

72,24

6 9 , 3 2

73,86

2

8 1 , 5 6

78,66

82.06

8 5 , 5 0

85.79

8 5 , 2 3

3

8 2 , 3 4

8 0 , 9 9

8 3 , 8 0

87.87

87.09

8 6 , 7 7

4

75,59

79,92

79.41

8 2 , 1 3 ,

82.05

80.93

5

76,86

8 2 , 5 5

77,86

04.24

8 1 , 4 2

8 2 , 3 8

6

7 1 , 1 3

74.51

72,29

7 5 , 4 8

7 5 , 4 8

7 4 , 3 1

7

70.32

74.22

6 8 , 5 8

7 1 , 5 4

71.40

72,42

8

66.42

71,25

6 7 , 4 2

6 8 , 7 2

6 8 , 2 2

68.78

9

6 8 , 2 9

7 3 , 2 8

71.09

70,94

6 9 , 7 1

70,59

1 0

6 5 , 9 5

71.44

6 6 , 2 4

67.56

67.96

70.01

11

6 6 , 6 0

6 9 , 9 3

6 9 , 6 7

65,02

6 6 , 4 6

67,U8

1 2

6 9 , 4 1

73.16

69.63

72.26

6 7 , 6 4

68,86

1 3

6 7 , 2 5

6 9 - 0 4

6 5 , 6 1

71q96

6 8 , 9 9

7 0 , 9 3

Jumlah

9 2 9 , 8 1

974,02

940,87

975,57

961,53

972,75

(9)

Tabel 6 .

Pengaruh Tingkat Energi dan P r o t e i n Terhadap Rataan Produksi T e l u r

("Hen-day") pada P e t e l u r Tipe Medium Galur Hisex-Brown S e t i a p Pe-

r i o d e 28 H a r i ,

Tingkat EM/kg

Ransum

:

2 450 kkal

2 650 kkal

2 850 kkal

P e r s e n t a s e P r o t e i n Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

P e r i o d e

:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1 3

J u m l a h

986 ,44

991,45

1 0 0 6 , 3 7

972,36

942.38

985,26

- - -

(10)

rian ransurn dengan kadar 1 5 d a n 17 persen protein tidak berpengaruh nyata. Lebih lanjut Ousterhaut (1981) juga ne- laporkan bahwa pemberian ransurn dengan tingkat protein 1 5 ,

16, 1 7 d a n 1 8 persen dengan kadar energi sarna tidak berpe- ngaruh nyata terhadap produksi telur.

Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa pada pemberian ransum dengan tingkat protein 18 persen untuk - galur Super-Harco produksi telurnya lebih tinggi daripada tingkat protein 1 6 persen, walaupun secara statistik tidak nyata. Pada galur Hisex-Brown (Tabel 6 ) , kenaikan tingkat protein tidak me- ningkatkan produksi telur.

Galur Hisex-Brown rnemproduksi telur nyata ( P < 0 , 0 5 ) le- bih banyak daripada galur Super-narco. Hal ini disebabkan karena pengaruh genetik yang berbeda d a r i kedua galur ter- sebut (Hamilton, 1978 d a n Doran

et

s.,

1980). Untuk lebih jelasnya, pengaruh galur terhadap produksi telur bisa kita lihat dalam Gambar 1 dan Gambar 2.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa pada tingkat protein 1 6 persen d a n tingkat energi 2450 d a n 2650 kkal EM/kg ransum, galur Hisex-Brown memproduksi telur lebih tinggi daripada galur Super-Harco. Pada tingkat energi 2 8 5 0 kkal EM/kg r a n s u m , terlihat produksi telur pada galur Hisex-Brown se- dikit ~ e b i h rendah daripada galur Super-Harco walaupun se- cara statistik tidak nyata.

(11)

- - -

= G a l u r H B d e n g a n 2 8 5 0 k k a l EM/kg ransum G a l u r SH)' d a n p r o t e i n 1 6 p e r s e n

-

6 0

.

8

-

L

o

a:

':

4 0 . Z 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 P E R I O D E S E L A M A P E N E L I T I A N - - - = G a l u r H B d e n g a n 2 4 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m - = G a l u r S H "dan p r o t e i n 1 6 persen.

G a m b a r 1. Rataan Produksi Telur Berdasarkan "Henday" Setiap Periode 28 Hari Selama Penelitian pada Tingkat Protein 16 Persen.

W

F

e

Z 9 0 . a: m

;;:

8 0 . a W in 7 0 . a

2

6 0 . B u 5 0 . 0) M -1

-

- - -

= G a l u r H B d e n g a n 2 6 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m

-

= G a l u r ski)' d a n p r o t e i n 1 6 p e r s e n Z a:

5

90

.

4 0:

-

_--

-

-

.

--

- -

- _ _

6 0

.

(12)

f

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3

P E R I O D E S E L A M A P E N E L I T I A N Gambar 2. Rataan Produksi Telur Berdasarkan "Hen-day"

Setiap Periode 28 Hari Selama Penelitian pada Tingkat Protein 18 Persen.

.

_ _ _ =G a l u r HB - = )> d e n g a n 2 4 5 0 k k a l EM/kg ransum S H d a n p r o t e i n 18 p e r s e n a. 7 - - - = G a l u r HB -

-

G a l u r S H ) > d e n g a n 2 6 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m d a n p r o t e i n 1 8 p e r s e n

f

--

---___

--

1

-

.

I - - - = G a l u r Hi) - G a l u r SH)> d e n g a n 2 8 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m d a n p r o t e i n 1 8 p e r s e n

(13)

Pada Gambar 2 terlihat bahwa pada tingkat protein 1 8 persen dalam ransum, perbedaan produksi telur baik pada tingkat energi 2 4 5 0 kkal EM/kg, 2 6 5 0 kkal EM/kg maupun 2 8 5 0 kkal EM/kg ransum antara kedua galur tidak terlalu. me- nyolok. Hal ini disebabkan karena galur Super-Harco pada pemberian ransum dengan tingkat protein 1 8 persen, produksi telurnya naik.

Konsumsi Ransum

Tingkat energi dalam ransum nyata (P<0.05) mempenga- ruhi konsumsi ransum. Makin tinggi tingkat energi dalam ransurn, makin rendah konsumsinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sugandi (1973) yang melaporkan bahwa ting- kat energi dalam ransum dari 2 6 5 0 sampai dengan 3 0 5 0 kkal EM/kg ransum sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mernpengaruhi konsunisi ran- sum. Demikian pula Ivy d a n Gleaves (1976) melaporkan bahwa makin tinggi tingkat energi dalam ransum, konsurnsinya rnakin berkurang, Berbeda dengan pendapat Hadi Purnomo (1973) yang menyatakan bahwa apabila perbedaan tingkat energi dalam ransum hanya 400 kkal E M , yaitu dari 2 6 5 0 - 2 8 5 0 - - 3 050 kkal EM/kg ransum dengan tingkat protein 1 5 persen tidak nyata mernpengaruhi konsumsi ransurn. Untuk jelasnya, pe- ngaruh tingkat energi terhadap konsumsi ransurn dapat dili- hat pada Ganbar 3 . Pada Garnbar 3 dapat dilihat bahwa rata- rata konsumsi ransum pada tingkat energi 2 6 5 0 k k a l 3M/kg dan 2 8 5 0 kkal EM/kg hampir sama dari awal penelitian sam-

(14)

y

- - - -

- Tingkat EM 2 4 5 0 kkal/kg ransum

...,..

= Tingkat EM 2 6 5 0 kkal/kg ransum - = Tingkat EM 2 8 5 0 kkal/kg ransum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 PERIODE SELAMA PENELITIAN

Gambar 3. Rataan Konsumsi Ransum per Ekor per Hari Setiap Periode 28 Hari Selama Penelitian pada Berbagai Tingkat Energi

.

pai dengan akhir penelitian, sedangkan rataan konsumsi ran- sum pada tingkat en'ergi 2 4 5 0 kkal EM/kg nyata 1ebj.h tinggi

(Pc0.05) daripada d u a tingkat energi tersebut d i atas. Pengaruh tingkat protein dalam ransum terhadap konsum- s i , tidak nyata. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sugandi ( 1 9 7 3 ) yang mengemukakan bahwa pada petel.ur tipe ringan yang diberi ransum dengan tingkat protein 1.8 persen,

(15)

konsumsi ransum sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi daripada tingkat protein 15 persen. Ini disebabkan karena tingkat protein sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mempengaruhi produksi telur, sehingga konsumsi rarlsum pun sangat nyata pula dipengaruhi oleh tingkat protein.

Galur sanqat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mempengaruhi konsumsi ran- sum. Galur Super-Harco sanqat nyata mengkonsumsi ransum l e - bih banyak daripada galur Hisex-Brown. Hal ini disebabkan karena pengaruh sifat genetik, seperti yang dikemukakan oleh Shutze (1969) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kon- sumsi ransum adalah : bobot badan, tingkat produksi, tem- peratur lingkungan, tipe kandang, kandungan energi dalam ransum d a n galur ayam. Pengaruh galur terhadap konsumsi ransum dapat dilihat pada Gambar 4, perbedaan rataan kon- sumsi ransum pada kedua galur tersebut terlihat jelas.

Interaksi antara tingkat energi dan protein dalam ran- sum terhadap konsumsi ransum berpengaruh nyata (P < 0.01). Pada galur Super-Harco kenaikan tingkat protein dari 1 6 k e 1 8 persen pada tingkat energi 2 4 5 0 k k a l EM/kg da- lam ransum berpengaruh nyata meningkatkan konsumsi ran- s u m , sedangkan pada galur Hisex-Brown pada tingkat pro- tein d a n enerqi tersebut di atas tidak meningkatkan konsum- s i ransum. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7 terlihat bahwa kenaikan konsumsiransum teraebut d a - ri 119.87 gram pada tingkat protein 16 persen clan 128.36

(16)

G a m b a r 4. R a t a a n K o n s u m s i R a n s u m per Ekor per Hari S e t i a p P e r i o d e 2 8 Hari S e l a m a P e n e l i t i a n pada Galur S u p e r - H a r c o d a n Hisex-Brown. 1 3 0 Z 4 a 1 2 5 Z 3 V3

,z

1 2 0 a H 1 1 5 3 V1 Z

,O

1 1 0 z 4 a: 1 0 5 a: a 1 0 0

g r a m pada t i n g k a t p r o t e i n 1 8 persen. B e r d a s a r k a n h a s i l pe-

\

'.

/ / V

-

-

-

= S t r a i n H i s e x - ~ r o w n - = S t r a i n S u p e r - ~ a r c o n e l i t i a n n y a , S u g a n d i ( 1 9 7 3 ) m e l a p o r k a n b a h w a k o n s u m s i r a n s u m 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 P E R I O D E S E L A N A P E N E L I T I A N a k a n rneningkat d e n g a n n a i k n y a t i n g k a t p r o t e i n d a l a m r a n s u m . I n t e r a k s i a n t a r a t i n g k a t e n e r g i d a l a m r a n s u m d a n g a l u r b e r p e n g a r u h s a n g a t n y a t a ( P < 0 . 0 1 ) t e r h a d a p k o n s u n s i r a n s u m . A y a m S u p e r - H a r c o m e n g k o n s u m s i r a n s u m s a n g a t n y a t a ( P < 0 . 0 1 ) l e b i h b a n y a k d a r i p a d a Hysex-Brown p a d a t i n g k a t e n e r g i 2 6 5 0

(17)

Tabel 7. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum Pe-

telur Tipe Medium Galur Super-Harco Setiap Periode 28 Hari (per ekor

per hari

)

- - - - -

Tingkat ~fi/kg

Ransum

2 450 kkal

2 650 kkal

2 850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

- - -

(gram)

- - -

Periode

:

1

99,66

104,51

102,12

103.39

105.74

107,19

2

111.75

116.80

114.43

118.30

121,59

123010

3

121091

132e82

127.99

132.12

136.52

131.14

4

122,50

131,43

126.72

129.18

130.31

125,90

5

123.86

129.92

129.44

124.60

127.96

125,76

6

118.66

128.72

121,79

120.49

,

123,64

117.80

7

114053

126.63

118.14

117.15

120.09

116.15

8

117,87

130.50

124.91

119,lO

118.84

125.96

9

123.05

133'12

132.18

123.73

124.80

133.29

10

118.89

130.17

122,51

123.22

122.95

125.26

11

124.94

130v52

124.18

123.44

124.78

125.49

12

131.68

139,42

132.57

133.85

130.40

135.43

13

129.02

134.10

133.86

134.12

135,18

137.40

Jumlah

1558.32 1668.66

1610.84 1.602,69 1622.80 1629.87

Rataan

119.87

128.36

123,91

123.28

124,83

125.37

(18)

k k a l d a n 2 8 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m , u n t u k j e l a s n y a d a p a t d i l i - hat p a d a T a b e l 7 d a n T a b e l 8.

P a d a T a b e l 9 d a n T a b e l 1 0 t e r l i h a t r a t a a n k o n s u m s i r a n - s u m p e r e k o r p e r h a r i u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 124.27 g r a m , d a n u n t u k g a l u r Hisex-Brown 118.97 gram. Hal ini s e s u a i d e - n g a n yang d i r e k o m e n d a s i k a n o l e h N o r t h ( 1 9 7 2 ) b a h w a k o n s u m s i r a n s u m u n t u k a y a m t i p e m e d i u m 1 2 0 gram/ekor/hari. D e m i k i a n p u l a d a r i h a s i l p e n e l i t i a n Ruhyat ( 1 9 8 3 ) pada kandangsistern s a n g k a r , k o n s u m s i r a n s u m u n t u k g a l u r Super-Harco y a i t u 122.29 g r a m d a n u n t u k g a l u r S h a v e r 120.68 g r a m / e k o r / h a r i .

P a d a T a b e l 9 d a n T a b e l 1 0 t e r l i h a t p u l a b a h w a r a t a a n k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 21.14 g r a m , s e d a n g - k a n g a l u r Hisex-Brown 2 0 . 2 2 gram/ekor/hari. K o n s u m s i pro- t e i n i n i s u d a h c u k u p u n t u k b e r p r o d u k s i s e c a r a m a k s i m a l , se- s u a i d e n g a n p e n d a p a t N o r t h ( 1 9 7 2 ) yang m e n y a t a k a n bahwa un- t u k n e n c a p a i p r o d u k s i m a k s i m a l , k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k t i p e m e d i u m 2 1 gram/ekor/hari. H a s i l p e n e l i t i a n ini juga se- s u a i d e n g a n h a s i l p e n e l i t i a n R u h y a t ( 1 9 8 3 ) b a h w a p a d a a y a m y a n g d i k a n d a n g k a n d a l a m s i s t e m . s a n g k a r , k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 21.16 g r a m , S h a v e r 20.88 g r a m / e k o r / h a r i . R a t a a n k o n s u m s i e n e r g i u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 329.38 k k a l , s e d a n g k a n u n t u k g a l u r Hisex-Brown 314.82 kkal/ekor/ h a r i . P a d a h a s i l p e n e l i t i a n ini, k o n s u m s i e n e r g i s e d i k i t d i b a w a h yang d i a n j u r k a n N o r t h ( 1 9 7 2 ) , b a h w a u n t u k a y a m

(19)

Tabel 8. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum

Pe-

telur Tipe Medium Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28 Haci (per ekor

per hari

)

Tingkat EM/kg Ransum

2

450 kkal

2 650 kkal

2

850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

Periode:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Jumlah

1591.8

1606.24 1518.90 1533,48 1525.23

1503.59

Rataan

(20)

Tabel

9.

Rataan Konsumsi Ransum, Protein, Energi dan Asam-asam Amino pada Berbagai Tingkat Energi

dan

Protein dalan Ransum Ayam Petelur Super-Harco

-

Ransum

I

Ransum

11

Ransum

I11

Ransum

IV

Ransum

V

Ransum

VI

Rataan Konsumsi

2450

kkal

2

450

kkal

2

650 kkal

2

650 kkal 2850

kkal

2

850

h l

Ra taan

per Ekor per Hari

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

per

16%

Prote-

18%

Prote-

16%

Prote-

18%

Prote-

16%

Prote-

18%

Prote-

Hari

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

Konsumsi ransum (g)

119.87

128.36

123,91

123,28

124,83

125,37

124,27

Konsumsi protein (g)

19,18

23 10

19.83

22,19

19.97

22,57

21.14

Konsumsi energi

( b l )

293.68

314,48

328,36

326.69

355,77

357.30

329.38

Konsumsi metionin

(Kl)

479.48

590,46

520,42

579.42

524,29

601.78

549.31

Konsumsi s i s t i n

(mg)

383,58

449,26

384: 12

419,15

362.01

413.72

401,97

Konsumsi

lisin

(mg) 1 150,75

1 450.47

1 177,15

1393,06

1160,92

1416,68

1291.51

(21)

Tabel

10,

Rataan Konsumsi

Ransum,

Rotein! Energi dan Asam-asam Amino pada Berbagai Tingkat Energi

dan Protein Ransum

Ayam

Petelur Hisex-Brown

Rataan Konsumsi

2450 kkal 2 450 kkal 2

650 kkal 2 650 kkal 2

850 kkal 2 850 kkal

Rataan

per Ekor per Hari

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

P r

Hari

16%

Prote-

18%

Prote-

16%

Prote-

18%

Rote-

16%

Rote-

18%

Prote-

in Kasar

i n Kasar

i n Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

Konsumsi ransm (g)

122,45

123,56

116,84

117.96

117.32

115,66

'

118,97

Konsumsi protein (g)

19,59

22,24

18,69

21,23

18,77

20.82

20,22

Ransum energi

(kkal)

300

,00

302,72

309.63

312,59

334.36

329,63

314,82

Konsumsi s i s t i n (mg)

391.84

432,46

362,20

401.06

340 23

381,68

384,91

(22)

tipe medium pada temperatur lingkungan antara 18.4S0C sam- pai 21.280Cl kebutuhan energiadalah 3 3 3 k k a l EM/ekor/hari. Hal ini disebabkan karena temperatur lingkungan pada pene- litian disini lebih tinggi daripada temperatur yang opti- mal untuk petelur, sehingga kebutuhan energi lebih rendah. Sesuai dengan pendapat Costa (1978) yang menyatakan bahwa petelur yang dipelihara pada temperatur sekeliling tinggi, kebutuhan energinya rendah, ha1 ini karena kebutuhan ener- g i untuk hidup pokok r e n d a h ,

Konsumsi asam-asam amino dari hasil penelitian ini tercantum pada Tabel 9 d a n tabel 10. Untuk galur Super- Harco mengkonsumsi metionin 549.31 mg/ekor/hari, sistin 401.97 mg/ekor/hari d a n lisin 1 2 9 1 . 5 1 mg/ekor/hari, se- dangkan Hi sex-Brown mengkonsumsi metionin 525.21 mg, , sis- tin 384.91 mg d a n lisin 235.45 mg/ekor/hari. Konsumsi asam-asam amino tersebut d i a t a s melebihi kebutuhan asam- asam amino yang dianjurkan NRC (1977) yaitu untuk petelur dengan bobot badan dua kilogram membutuhkan metionin 3 8 0 m g , metionin d a n sistin 7 2 0 rng d a n lisin 1 0 2 0 mg/ekor/ha- ri. Tetapi yang dikemukakan dalam NRC -adalah kebutuhan minimum

Konsumsi Air Minum

Tingkat energi d a n protein dalam ransurn tidak berpe- ngaruh terhadap konsumsi a i r minum. Galur juga tidak nya-

(23)

ta rnempengaruhi konsumsi air minum. Interaksi antara ga- l u r dan tingkat protein dalam ransum berpengaruh nyata

( P c 0 . 0 5 ) terhadap konsumsi a i r minum. Pada galur Super- Harco konsumsi air minum nyata ( P c 0 . 0 5 ) rneningkat dengan naiknya tingkat protein dari 1 6 ke 1 8 persen dalam ransurn, sedangkan pada galur Hisex-Brown kenaikan tingkat protein tersebut tidak nyata menaikkan konsurnsi air minum. Rataan produksi telur berdasarkan "hen-day" dari galur Super-Har- c o rneningkat dengan naiknya tingkat protein dari 1 6 k e 18

persen dalam ransum.

Dari keterangan di atas dapat dikemukakan bahwa penga- ruh interaksi antara galur d a n protein terhadap konsurnsi air rninurn, mungkin disebabkan karena dengan naiknya pro- duksi telur pada kenaikan tingkat protein dari 16 k e 18 persen dalam ransurn, pada galur Super-Harco menyebabkan kenaikan konsurnsi air minum. Hal ini sesuai dengan pen- dapat Sugandi (1973) yang rnenyatakan bahwa petelur yang mendapat ransum dengan tingkat protein 18 persen, pada kandang sistem sangkar, rnengkonsurnsi a i r rninum lebih ba- nyak daripada tingkat protein 1 5 persen. Hal ini disebab- kan karena pada tingkat protein 1 8 persen produksi telur lebih banyak daripada tingkat protein 15 persen. Untuk je- lasnya dapat dilihat pada Tabel 1 1 d a n Tabel 12.

(24)

Tabel 11. Pengaruh Tingkat Energi dan P r o t e i n Terhadap Rataan Konsurnsi

Air

Minum P e t e l u r Tipe Medium Galur Super-Harco S e t i a p P e r i o d e 28

Hari ( p e r ekor p e r h a r i )

Tingkat

kg kg Ransum

P e r s e n t a s e P r o t e i n Kasar

:

-

P e r i o d e

:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 0

11

1 2

1 3

2 450

klcal

'

2 650 k k a l

2 850 kkal

16%

18%

16%

18%

16%

18%

-

- -

- -

- -

-

- -

- -

(",I)

-

- - -

- -

-.

- -

-.-

-.

-

Jumlah

3 6 1 8 , 3 8 4027.12

3 6 2 6 , 3 1 3 9 0 1 , 0 7

3 8 5 2 , 5 5 3964.77

- - - - - - -

Rataan

283.18

309.78

278,95

300.08

296.35

304.98 I

(25)

Tabel 12. Pengaruh Tingkat Energi dan Proteiii Terhadap ,Rataan Konsumsi A i r

Minum

Petelur Tipe Mediun Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28

Hari (per ekor per hari)

- . . . .- ... . .

Tingkat

EM/kg

Ransum

2

450 kkal

2

650 kkal

2

850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

1 8 %

16%

18%

Periode

: 1

Jumlah

3898.15 3788,92 3564.15 3721.27 3,894..84

3688.98

-

(26)

Konversi Ransum

Dari Tabel 1 3 dan Tabel 1 4 terlihat baik pada galur Super-Harco maupun Hisex-Brown, konversi ransum yang ter- baik yaitu diperoleh pada pemberian ransum dengan tingkat energi 2 6 5 0 kkal EM/kg ransum. Konversi ransum terbaik Untuk galur Super-Harco terdapat pada tingkat protein 18 persen, sedangkan untuk galur Hisex-Brown pada tingkat protein 1 6 persen, walaupun oecara statistik tidak nyata. Tingkat energi dalam ransum tidak nyata mempengaruhi konversi ransum. Hal ini disebabkan karena tingkat energi dalam ransun tidak nyata nernpengaruhi produksi telur.

Tingkat protein da1ar;l ransum tidak nyata mempengaruhi konversi ransum. Hal ini disebabkan karena tingkat protein tidak nyata mempengaruhi konsumsi ransum d a n produksi te- lur. Pada ayam tipe medium konsumsi ransum relatif lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi ransum a y a m tipe r i - n g a n , sehingga kebutuhan protein untuk memproduksi telur sudah terpenuhi walaupun tingkat protein dalam ransurn lebih rendah. Hal ini berbeda dengan petelur tipe ringan yang mengkonsumsi ransurnnya sedikit, jadi apabila diberi ran- sum dengan tingkat protein 1 5 d a n 1 7 persen ,dan tingkat energi s a m a , pada tingkat lprotein 17 persen, konversi ran- sum sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) lebih baik daripada konversi ran- sum pada tingkat protein 1 5 persen (Hamilton, 1978).

(27)

Tabel 13. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Konversi Ransum

Petelur Tipe Medium Galur Super-Harco Setiap Periode 28 Hari

Selama Penelitian

Tingkat EM/kg Ransum

2 450 kkal

2 650 kkal

2 850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

Periode

:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

Jumlah

38,32

38,13

38

-82

36,97

38,11

37,62

- -

Rataan

2.95

2,93

2.99

2,84

2,93

2,89

-

(28)

Tabel 14, Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Konversi Ransum

Petelur Tipe Medium Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28 Hari

Selama Penelitian

Tingkat EM/kg Ransum

2

450 kkal

2

650 kkal

2

850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

Periode

:

1

2,60

2,56

2,64

2,59

2.65

2,49

2

2,52

2,53

2.42

2,43

2.52

2,54

3

2.66

2.64

2,52

2.60

2,60

2,56

4

2,76

2,91

2,68

2,64

2,77

2

,66

5

2,73

2,75

2,47

2.51

2,67

2,52

6

2,77

2.83

2,53

2.73

2.79

2,50

7

2,87

2.64

2,54

2.62

2.75

2,55

8

3.01

3,04

2 74

2.95

3 12

2,75

9

3.01

3,13

2,99

3.01

3.12

2,96

10

3.13

3,OO

2,88

3

*OO'

-2.98

2.90

11

3-13

3,05

2,85

3,09

3.06

2.97

12

3.24

3.26

2,99

3.20

3.40

3,09

'

1

3

3.23

3,19

3t05

2.87

3,34

3,09

Jumlah

37.66

37,53

35,30

36.24

37.77

35,58

Rataan

2,90

2,89

2,71

2 79

2.90

2.74

(29)

Galur berpengaruh nyata (Pc0.05) terhadap konversi ransum. Hal ini disebabkan karena galur Hisex-Brown nya- ta (P<0.05) memproduksi telur lebih banyak dan sangat nyata (P<0.01) mengkonsumsi ransum lebih sedikit daripa- da galur Super-Harco. Hasil ini sejalan dengan hasil pe- nelitian Ousterhout (1981) yang melaporkan bahwa pada empat galur petelur White Leghorn, ternyata bahwa efisien- si penggunaan makanan nyata dipengaruhi oleh galur.

Bobot Telur

Tingkat energi dalam ransum tidak berpengaruh nyata terhadap bobot telur, sesuai dengan pendapat Carew et al. (1976) yang menyatakan bahwa tingkat energi dalam ransum tidak mernpengaruhi bobot telur pada ayam petelur tipe me- dium.

Tingkat protein dalam ransum juga tidak nyata rnempe- ngaruhi bobot telur. Hal ini berbeda dengan hasil pene- litian Thornton et al. (1957) yang melaporkan bahwa pem- berian ransum dengan tingkat protein 17persen menghasilkan telur yang nyata lebih besar daripada tingkat protein 11 persen. Demikian pula Bielly dan B.E. March (1964) me- ngemukakan bahwa petelur yang mendapat ransum dengan ting- kat protein 1 6 persen memproduksi telur nyata lebih besar daripada tingkat protein 14 persen.

(30)

Pada Tabel 1 5 terlihat bahwa bobot telur naik dengan naiknya tingkat protein dalam ransum dari 1 6 k e 18 persen walaupun secara statistik tidak nyata. Pada galur Hisex- Brown pada tingkat energi 2 8 5 0 kkal EM/kg ransum kenaikan tingkat protein dalam ransum dari 1 6 k e 18 persen tidak menaikkan bobot telur. Hal ini mungkin disebabkan karena pada tingkat energi 2850 kkal EM/kgt dengan naiknya ting- kat protein dari 16 k e 1 8 persen konsumsi ransum berkurang, sedangkan produksi telurnya naik, sehingga bobot telurnya menurun (Tabel 16). Dari Tabel 15 dan Tabel 16 terlihat ju- ga bahwa makin tua umur ayam telur yang dihasilkan makan be- sar.

Dari hasil penelitian ini ternyata bahwa galur berpe- ngaruh sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) terhadap bobot telur. Galur Super-Harco bobot telurnya sangat nyata lebih besar daripa-

da galur ~ l s e x - B r o w n . Ini disebabkan karena galur Super- Harco nemproduksi telur lebih sedikit, sehingga telurnya le- bih besar daripada galur Hysex-Brwon. Sesuai dengan pen- dapat Rumanoff d a n Rumanoff ( 1 9 6 3 ) yang menyatakan bahwa bo- bot telur dipengaruhi oleh sifat genetik; laju produksi, umur dan temperatur udara sekeliling. Untuklebih jelasnya, pengaruh galur d a n umur terhadap bobot telur dapat dilihat pada Gambar 5. Pada Gambar 5 terlihat jelas bahwa galur Super-Harco memproduksi telur lebih besar daripada galur Hysex-Brwon. Makin tua umur a y a m , bobot telur makin berat.

(31)

Tabel 15. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Bobot Telut

Petelur Tipe Medium Galur Super-Harco Setiap Periode 28 Hari

Selama Penelitian

Tingkat EM/kg Ransun

2 450

kkal

2

6 5 0 kkal

2 8 5 0 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

1 6 %

18%

16%

18%

Periode

:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

1 0

1 1

1 2

1 3

Rataan

5 7 , 2 5

5 8 , 6 3

5 7 , 6 8

58.13

57.07

5 8 , 3 1

-

(32)

Tabel 16. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Bobot Telur

Petelur Tipe Medium Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28 Hari

Selama Penelitian

- - -- -- -

Tingkat EM/kg Ransum

2

450 kkal

2

650 kkal

2 850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

- - -

- -

- -

- -

- -

(gram)

- -

- -

-

-

- -

-

- -

Periode

:

1

49.51

49.81

49.29

49,67

49.17

49.55

2

51.30

51.83

51,49

52.02

52.15

51.70

3

53,30

53.77

52,98

53,78

54.39

53,44

4

54.34

54.74

54.27

54.92

55,36

54.61

5

55,35

56,33

55,38

55.63

56.21

55.33

6

55.63

56.49

55,98

56.68

56.45

55.88

7

56.77

57,20

56.99

57,22

57.22

56,75

8

57,85

58.22

57,86

58,61

58.26

58.17

9

58.92

59.11

58.30

59,54

58.98

59.22

10

58.63

59.64

58.84

59.69

59.54

59.05

11

58,87

59.21

58,26

60,35

59.59

58.52

12

59.13

59.49

58,85

60.21

59.48

58.74

13

59.40

59.57

58.99

60,11

59.88

59.14

Jumlah

729,OO 735,41

727.48

738.43

736.68

730.10

Rataan

56.08

56,57

55,96

56.80

56,67

56.16

(33)

Pada Gambar 2 terlihat bahwa pada tingkat protein 1 8 persen dalam ransum, perbedaan produksi telur baik pada tingkat energi 2 4 5 0 kkal EM/kg, 2 6 5 0 kkal EM/kg maupun 2 8 5 0 kkal EM/kg ransum antara kedua galur tidak terlalu. me- nyolok. Hal ini disebabkan karena galur Super-Harco pada pemberian ransum dengan tingkat protein 1 8 persen, produksi telurnya naik.

Konsumsi Ransum

Tingkat energi dalam ransum nyata (P<0.05) mempenga- ruhi konsumsi ransum. Makin tinggi tingkat energi dalam ransurn, makin rendah konsumsinya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sugandi (1973) yang melaporkan bahwa ting- kat energi dalam ransum dari 2 6 5 0 sampai dengan 3 0 5 0 kkal EM/kg ransum sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mernpengaruhi konsunisi ran- sum. Demikian pula Ivy d a n Gleaves (1976) melaporkan bahwa makin tinggi tingkat energi dalam ransum, konsurnsinya rnakin berkurang, Berbeda dengan pendapat Hadi Purnomo (1973) yang menyatakan bahwa apabila perbedaan tingkat energi dalam ransum hanya 400 kkal E M , yaitu dari 2 6 5 0 - 2 8 5 0 - - 3 050 kkal EM/kg ransum dengan tingkat protein 1 5 persen tidak nyata mernpengaruhi konsumsi ransurn. Untuk jelasnya, pe- ngaruh tingkat energi terhadap konsumsi ransurn dapat dili- hat pada Ganbar 3 . Pada Garnbar 3 dapat dilihat bahwa rata- rata konsumsi ransum pada tingkat energi 2 6 5 0 k k a l 3M/kg dan 2 8 5 0 kkal EM/kg hampir sama dari awal penelitian sam-

(34)

y

- - - -

- Tingkat EM 2 4 5 0 kkal/kg ransum

...,..

= Tingkat EM 2 6 5 0 kkal/kg ransum - = Tingkat EM 2 8 5 0 kkal/kg ransum

1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 PERIODE SELAMA PENELITIAN

Gambar 3. Rataan Konsumsi Ransum per Ekor per Hari Setiap Periode 28 Hari Selama Penelitian pada Berbagai Tingkat Energi

.

pai dengan akhir penelitian, sedangkan rataan konsumsi ran- sum pada tingkat en'ergi 2 4 5 0 kkal EM/kg nyata 1ebj.h tinggi

(Pc0.05) daripada d u a tingkat energi tersebut d i atas. Pengaruh tingkat protein dalam ransum terhadap konsum- s i , tidak nyata. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian Sugandi ( 1 9 7 3 ) yang mengemukakan bahwa pada petel.ur tipe ringan yang diberi ransum dengan tingkat protein 1.8 persen,

(35)

konsumsi ransum sangat nyata (P<0.01) lebih tinggi daripada tingkat protein 15 persen. Ini disebabkan karena tingkat protein sangat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mempengaruhi produksi telur, sehingga konsumsi rarlsum pun sangat nyata pula dipengaruhi oleh tingkat protein.

Galur sanqat nyata ( P < 0 . 0 1 ) mempengaruhi konsumsi ran- sum. Galur Super-Harco sanqat nyata mengkonsumsi ransum l e - bih banyak daripada galur Hisex-Brown. Hal ini disebabkan karena pengaruh sifat genetik, seperti yang dikemukakan oleh Shutze (1969) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kon- sumsi ransum adalah : bobot badan, tingkat produksi, tem- peratur lingkungan, tipe kandang, kandungan energi dalam ransum d a n galur ayam. Pengaruh galur terhadap konsumsi ransum dapat dilihat pada Gambar 4, perbedaan rataan kon- sumsi ransum pada kedua galur tersebut terlihat jelas.

Interaksi antara tingkat energi dan protein dalam ran- sum terhadap konsumsi ransum berpengaruh nyata (P < 0.01). Pada galur Super-Harco kenaikan tingkat protein dari 1 6 k e 1 8 persen pada tingkat energi 2 4 5 0 k k a l EM/kg da- lam ransum berpengaruh nyata meningkatkan konsumsi ran- s u m , sedangkan pada galur Hisex-Brown pada tingkat pro- tein d a n enerqi tersebut di atas tidak meningkatkan konsum- s i ransum. Untuk jelasnya dapat dilihat pada Tabel 7. Pada Tabel 7 terlihat bahwa kenaikan konsumsiransum teraebut d a - ri 119.87 gram pada tingkat protein 16 persen clan 128.36

(36)

G a m b a r 4. R a t a a n K o n s u m s i R a n s u m per Ekor per Hari S e t i a p P e r i o d e 2 8 Hari S e l a m a P e n e l i t i a n pada Galur S u p e r - H a r c o d a n Hisex-Brown. 1 3 0 Z 4 a 1 2 5 Z 3 V3

,z

1 2 0 a H 1 1 5 3 V1 Z

,O

1 1 0 z 4 a: 1 0 5 a: a 1 0 0

g r a m pada t i n g k a t p r o t e i n 1 8 persen. B e r d a s a r k a n h a s i l pe-

\

'.

/ / V

-

-

-

= S t r a i n H i s e x - ~ r o w n - = S t r a i n S u p e r - ~ a r c o n e l i t i a n n y a , S u g a n d i ( 1 9 7 3 ) m e l a p o r k a n b a h w a k o n s u m s i r a n s u m 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 0 1 1 1 2 1 3 P E R I O D E S E L A N A P E N E L I T I A N a k a n rneningkat d e n g a n n a i k n y a t i n g k a t p r o t e i n d a l a m r a n s u m . I n t e r a k s i a n t a r a t i n g k a t e n e r g i d a l a m r a n s u m d a n g a l u r b e r p e n g a r u h s a n g a t n y a t a ( P < 0 . 0 1 ) t e r h a d a p k o n s u n s i r a n s u m . A y a m S u p e r - H a r c o m e n g k o n s u m s i r a n s u m s a n g a t n y a t a ( P < 0 . 0 1 ) l e b i h b a n y a k d a r i p a d a Hysex-Brown p a d a t i n g k a t e n e r g i 2 6 5 0

(37)

Tabel 7. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum Pe-

telur Tipe Medium Galur Super-Harco Setiap Periode 28

Hari

(per ekor

per hari

)

Tingkat EM/kg Ransum

2 450 kkal

2 650 kkal

2 850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

- -

-

-

- - -

(gram)

- - -

-

- - -

-

- -

Periode

:

1

99,66

104.51

102.12

103.39

105.74

107,19

2

111.75

116.80

114.43

118.30

121059

123.10

3

121.91

132,82

127.99

132.12

136.52

131.14

4

122.50

131.43

126.72

129.18

130.31

125.90

5

123.86

129.92

129.44

124.60

127.96

125s76

6

118.66

12897.2

121,79

120.49

%

123.64

117.80

7

114,53

126.63

118,14

117.15

120.09

116.15

8

117987

130.50

124.91

119.10

118.84

125.96

9

123.05

133912

132.18

123.73

124.80

133.29

10

118.89

130,17

122.51

123.22

122,95

125.26

11

124.94

130e52

124.18

123.44

124.78

125949

12

131e68

139.42

132.57

133.85

130.40

135.43

13

129.02

134.10

133.86

134912

135.18

137.40

- - - - - -- - -

Jumlah

1558.32 1668.66

1610.84 1602.69 1622.80

1629,87

Rataan

119.87

128.36

123,91

123.28

124,83

125.37

(38)

k k a l d a n 2 8 5 0 k k a l EM/kg r a n s u m , u n t u k j e l a s n y a d a p a t d i l i - hat p a d a T a b e l 7 d a n T a b e l 8.

P a d a T a b e l 9 d a n T a b e l 1 0 t e r l i h a t r a t a a n k o n s u m s i r a n - s u m p e r e k o r p e r h a r i u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 124.27 g r a m , d a n u n t u k g a l u r Hisex-Brown 118.97 gram. Hal ini s e s u a i d e - n g a n yang d i r e k o m e n d a s i k a n o l e h N o r t h ( 1 9 7 2 ) b a h w a k o n s u m s i r a n s u m u n t u k a y a m t i p e m e d i u m 1 2 0 gram/ekor/hari. D e m i k i a n p u l a d a r i h a s i l p e n e l i t i a n Ruhyat ( 1 9 8 3 ) pada kandangsistern s a n g k a r , k o n s u m s i r a n s u m u n t u k g a l u r Super-Harco y a i t u 122.29 g r a m d a n u n t u k g a l u r S h a v e r 120.68 g r a m / e k o r / h a r i .

P a d a T a b e l 9 d a n T a b e l 1 0 t e r l i h a t p u l a b a h w a r a t a a n k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 21.14 g r a m , s e d a n g - k a n g a l u r Hisex-Brown 2 0 . 2 2 gram/ekor/hari. K o n s u m s i pro- t e i n i n i s u d a h c u k u p u n t u k b e r p r o d u k s i s e c a r a m a k s i m a l , se- s u a i d e n g a n p e n d a p a t N o r t h ( 1 9 7 2 ) yang m e n y a t a k a n bahwa un- t u k n e n c a p a i p r o d u k s i m a k s i m a l , k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k t i p e m e d i u m 2 1 gram/ekor/hari. H a s i l p e n e l i t i a n ini juga se- s u a i d e n g a n h a s i l p e n e l i t i a n R u h y a t ( 1 9 8 3 ) b a h w a p a d a a y a m y a n g d i k a n d a n g k a n d a l a m s i s t e m . s a n g k a r , k o n s u m s i p r o t e i n u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 21.16 g r a m , S h a v e r 20.88 g r a m / e k o r / h a r i . R a t a a n k o n s u m s i e n e r g i u n t u k g a l u r S u p e r - H a r c o 329.38 k k a l , s e d a n g k a n u n t u k g a l u r Hisex-Brown 314.82 kkal/ekor/ h a r i . P a d a h a s i l p e n e l i t i a n ini, k o n s u m s i e n e r g i s e d i k i t d i b a w a h yang d i a n j u r k a n N o r t h ( 1 9 7 2 ) , b a h w a u n t u k a y a m

(39)

Tabel 8. Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum Pe-

telur Tipe Medium Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28 Haci (per ekor

per hari

)

Tingkat EM/kg Ransum

2 450 kkal

2 650 kkal

2 850 kkal

Persentase Protein Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

Periode:

1

106,91

105.63

104,47

107,04

105,12

102.60

2

117

-80

115.66

113.52

115,08

115,Ol

115.46

3

126,19

128,12

121.88

122,27

121,06

120,40

4

123,37

126.12

119.03

117,ll

117,62

116.94

5

122'57

129.43

115.40

114,94

116,30

117.90

6

121,06

124,18

111.93

112.86

113,56

108.90

7

120.00

115.81

110,34

110,50

111,90

110,63

8

121,93

125,56

114.42

117051

116,56

111.52

9

126,40

130,67

124,79

124,42

124.06

122.09

10

121.24

124,81

117,24

121,51

119,80

117.25

11

122,35

123,77

118.88

123.23

115,88

117.55

12

131,93

129.13

124,43

128,09

125.92

122.37

13

130.16

127.35

122.58

118.92

122,44

119.98

Jumlah

1591.8

1606.24 1518.90 1533,48 1525.23 1503.59

Rataan

122.45

123,56

116,84

117.96

117,32

115.66

(40)

Tabel

9.

Rataan Konsumsi Ransum, Protein, Energi dan Asam-asam Amino pada Berbagai Tingkat Energi

dan

Protein dalam Ransum

Ayam

Petelur Super-Harco

Rataan Konsumsi

2450 kkal

2 450 kkal

2 650 kkal

2 650 kkal

2850 kkal

2 850 kkal

Rataan

per Ekor per Hari

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

EM

dengan

per

16% Prote-

18% Prote-

16% Prote-

18% Prote-

16%.

Prote-

18% Prote-

Hari

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

Konsmsi ransum (g)

119,87

128.36

123,91

123,28

124,83

125,37

124,27

Konsumsi protein (g)

19,18

23,lO

19.83

22,19

19.97

22,57

21.14

Konsumsi energi

(kkal)

293,68

314,48

328 36

326.69

355,77

357.30

329.38

Konsumsi metionin

(q)

479,48

590,46

520,42

579.42

524,29

601.78

549.31

Konsumsi s i s t i n

(q)

383,58

449 26

384: 12

419,15

362.01

413.72

401,97

Konsumsi l i s i n

(mg) 1 150,75

1 450.47

1 177,15

1393,06

1160,92

1416,68

1291.51

(41)

Tabel

10.

Rataan Konsumsi

Ransum,

Rotein, Energi dan Asam-asam Amino pada Berbagai Tingkat Energi

dan Protein Ransun

Ayam

Petelur Hisex-Brown

Rataan Konsumsi

2450 kkal 2 450 kkal 2

650 kkal 2 650 kkal 2

850 kkal 2 850 kkal

Rataan

per &or per Hari

EN dengan

EM dengan

EM

dengan

I

dengan

EM dengan

EM

denpan

E:i

16%

Prote-

18%

Rote-

16%

Prote-

18%

Prote-

16%

Prote-

18%

Prote-

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

in Kasar

Konsumsi ransum (g)

122

,45

123,56

116,84

117.96

117.32

115,66

'

118,97

Konsumsi protein (g)

19.59

22,24

18,69

21,23

18,77

20.82

20,22

Ransum

energi

(kkal)

300,OO

302,72

309.63

312,59

334.36

329,63

314,82

Konsumi metionin (q)

489.80

568.38

490,73

554.41

492 74

555,17

525.21

Konsumi sistin

(q) 391.84

432,46

362,20

401.06

340.23

381,68

384,91

(42)

tipe medium pada temperatur lingkungan antara 18.48-C sam- pai 21.28OCI kebutuhan energiadalah 333 kkal EM/ekor/hari. Hal ini disebabkan karena temperatur lingkungan pada pene- litian disini lebih tinggi daripada temperatur yang opti- mal untuk petelur, sehingga kebutuhan energi lebih rendah. Sesuai dengan pendapat Costa (1978) yang menyatakan bahwa petelur yang dipelihara pada temperatur sekeliling tinggi, kebutuhan energinya rendah, ha1 ini karena kebutuhan ener- g i untuk hidup pokok rendah.

Konsumsi asam-asam amino dari hasil penelitian ini tercantum pada Tabel 9 d a n tabel 10. Untuk galur Super- Harco mengkonsumsi metionin 549.31 mg/ekor/hari, sistin 401.97 mg/ekor/hari d a n lisin 1 2 9 1 . 5 1 mg/ekor/hari, se- dangkan Hi sex-Brown mengkonsumsi metionin 525.21 mg, , sis- tin 384.91 mg d a n lisin 235.45 mg/ekor/hari. Konsumsi asam-asam amino tersebut d i a t a s melebihi kebutuhan asam- asam amino yang dianjurkan NRC (1977) yaitu untuk petelur dengan bobot badan dua kilogram membutuhkan metionin 3 8 0 m g , metionin d a n sistin 7 2 0 mg d a n lisin 1 0 2 0 rng/ekor/ha- ri. Tetapi yang dikemukakan dalam N R C -adalah kebutuhan minimum

Konsumsi Air Minum

Tingkat energi d a n protein dalam ransum tidak berpe- ngaruh terhadap konsumsi a i r minurn. Galur juga tidak nya-

(43)

ta mempengaruhi konsumsi air minum. Interaksi antara ga- l u r dan tingkat protein dalarn ransum berpengaruh nyata

( P c 0 . 0 5 ) terhadap konsurnsi a i r minum. Pada galur Super-

Harco konsurnsi air rninum nyata ( P < 0 . 0 5 ) meningkat dengan naiknya tingkat protein dari 1 6 k e 1 8 persen dalam ransum, sedangkan pada galur Hisex-Brown kenaikan tingkat protein tersebut tidak nyata menaikkan konsumsi air minum. Rataan produksi telur berdasarkan "hen-day" dari galur Super-Har- c o meningkat dengan naiknya tingkat protein dari 16 k e 1 8 persen dalam ransurn.

Dari keterangan d i a t a s dapat dikemukakan bahwa penga- ruh interaksi antara galur d a n protein terhadap konsumsi air minum, mungkin disebabkan karena dengan naiknya pro- duksi telur pada kenaikan tingkat protein dari 1 6 k e 1 8 persen dalarn ransum, pada galur Super-Harco menyebabkan kenaikan konsumsi air minum. Hal ini sesuai dengan pen- dapat Sugandi (1973) yang rnenyatakan bahwa petelur yang mendapat ransurn dengan tingkat protein 18 persen, pada kandang sistem sangkar, mengkonsumsi a i r minum lebih ba- nyak daripada tingkat protein 1 5 persen. Hal ini disebab- kan karena pada tingkat protein 18 persen produksi telur lebih banyak daripada tingkat protein 1 5 persen. Untuk je- lasnya dapat dilihat pada Tabel 1 1 d a n Tabel 12.

(44)

Tabel 11. Pengaruh

Tingkat

Energi dan P r o t e i n Terhadap Rataan Konsumsi Air

Minum P e t e l u r Tipe Medium Galur Super-Harco S e t i a p Periode 28

Hari ( p e r ekor per h a r i )

Tingkat EM/kg Ransum

2 450 klcal

'

2 650 kkal

2 850 k k a l

P e r s e n t a s e P r o t e i n Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

P e r i o d e

:

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

1 3

-

Jumlah

Rataan

283.18

309.78

278,95

300.08

296.35

304,98

(45)

Tabel 1 2 . Pengaruh Tingkat: Energi dan P r o t e i n Terhadap'Rataan ~ o n s u m s i Air

Minum P e t e l u r Tipe Mediun Galur Hisex-Brown S e t i a p P e r i o d e 28

Hari ( p e r ekor p e r h a r i )

- -

Tingkat EM/kg Ransum

2 450 k k a l

2 650 kkal

2 850 kkal

P e r s e n t a s e P r o t e i n Kasar

:

16%

18%

16%

18%

16%

18%

P e r i o d e

:

1

289,30

260,46

257,30

273,68

300,81

270,63

2

294.32

2 7 9 , 2 3 '

269,92

275,46

307,13

266,74

3

269.54

275,90

254,93

250,18

264.25

245,97

4

276,75

278,88

294,84

265.87

290,86

268.80

5

277.67

281,44

268,23

273,92

295,74

273,51

, 6

297.17

295,94

275.11

285.71

309,04

292 ,15

7

325.02

301 . l o

278.98

292.30

315.34

303,70

8

323.60

310,70

284.01

311 -66

319,41

314.21

9

317,71

306.92

280.76

300.38

312.95

306.54

1 0

288,20

295,47.

269,70

293.74

287.29

275.14

11

306,02

312,39

284,34

305,39

309.79

291.08

12

308e73

279,lO

274,26

281.94

287,74

280.39

1 3

324.12

311,39

282,27

311.04

294.49

300.12

Jumlah

3 898.15 3 7 8 8 , 9 2

3 564.15 3 721.27

3,894.84 3 688.98

Rataan

299,86

291,45

274,93

286,25

299,60

283,77

Gambar

Tabel  5.  Pengaruh  T i n g k a t   Energi  dan  P r o t e i n   Terhadap  Rataan  P r o d u k s i   T e l u r   (&#34;Hen-day&#34;)  pada  P e t e l u r   T i p e   Medium  Galur  Super-Harco  S e t i a p   Pe-  r i o d e   28  Hari  P i n g k a t   EM/k
Gambar 3.  Rataan  Konsumsi  Ransum  per  Ekor  per  Hari  Setiap Periode  28  Hari  Selama  Penelitian pada  Berbagai  Tingkat Energi
Tabel 7.  Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum Pe-  telur Tipe Medium  Galur Super-Harco Setiap Periode 28 Hari  (per  ekor  per hari  )
Tabel 8.  Pengaruh Tingkat Energi dan Protein Terhadap Rataan Konsumsi Ransum  Pe-  telur Tipe Medium Galur Hisex-Brown Setiap Periode 28 Haci  (per ekor  per hari  )
+7

Referensi

Dokumen terkait

kreativitas anak pada setiap siklus menunjukkan bahwa penerapan metode pemberian tugas berbantuan media balok dapat memberikan pengaruh yang baik terhadap

obejk wisata lubang tambang mbah soero seperti karena promosi yang dilakukan oleh pihak pengelola objek wisata, karena lubang tamban mbah soero merupakan peninggalan

Pada objek penelitian ditemukan adanya permasalahan pada varibel Disiplin Kerja yaitu ketaatan terhadap peraturan seperti kurang taat terhadap peraturan pemerintah

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang aspek-aspek biologi reproduksi ikan tuna mata besar, Thunnus obesus, yang meliputi sebaran ukuran panjang,

Bahwa Muhammadiyah secara organisasi (institusi) memainkan fungsinya sebagai kelompok asosiasi dengan melakukan kontrol politik, mempengaruhi pengambilan kebijakan politik

Analisa Data Statistik untuk Menghitung Kadar nitrit pada Lobak menggunakan Air PDAM selama 7,5

Abstrak: Manajemen pembelajaran Al-Qur¶an yang efektif dan efesien merupakan salah satu faktor pendukung tercapainya tujuan pembelajaran Al-Qur¶an di sekolah untuk

Hasil penelitian tindakan kelas (PTK) menunjukan bahwa pembelajaran dengan tutor sebaya terbukti dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam bermain ornamen suling lubang