• Tidak ada hasil yang ditemukan

Multiple Sclerosis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Multiple Sclerosis"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Multiple Sklerosis (MS) adalah suatu penyakit yang dipicu oleh berbagai Multiple Sklerosis (MS) adalah suatu penyakit yang dipicu oleh berbagai  penyebab,

 penyebab, salah salah satunya satunya adalah adalah virus virus serta serta genetik genetik yang yang akan akan menyebabkanmenyebabkan  perubahan

 perubahan mekanisme mekanisme system system imun imun di di dalam dalam susunan susunan saraf saraf pusat. pusat. MS MS ini ini terjaditerjadi  pada

 pada onset onset usia usia 20!0 20!0 tahun. tahun. "eaksi "eaksi yang yang timbul timbul pada pada multiple multiple sklerosis sklerosis dapatdapat  bermanifestasi

 bermanifestasi menjadi menjadi peradangan peradangan tipe tipe akut akut maupun maupun tipe tipe kronik. kronik. #enyakit #enyakit iniini ditandai dengan adanya proses kerusakan pada myelin yang kemudian meluas ke ditandai dengan adanya proses kerusakan pada myelin yang kemudian meluas ke daerah substansia alba sususan system saraf pusat (SS#).

daerah substansia alba sususan system saraf pusat (SS#). #e

#enynyakiakit t ini ini berbermamanifnifestestasi asi padpada a bebbeberaerapa pa ganganggugguan an yayakni kni ganganggugguanan sen

sensorsorik, ik, ganganggugguan an penpengliglihathatan, an, didisfusfungsngsi i kakandundung ng kemkemih, ih, samsampai pai dedengangann gangguan suasana mood. #enyakit ini dapat diketahui dengan mengunakan M"$ gangguan suasana mood. #enyakit ini dapat diketahui dengan mengunakan M"$ untuk hasil yang

untuk hasil yang paling akurat, dan dapat paling akurat, dan dapat diterapi dengan menggunakaditerapi dengan menggunakan berbagain berbagai  pengobatan.

 pengobatan. %erikut %erikut akan akan dipaparkan dipaparkan mengenai mengenai penyakit penyakit Multiple Multiple SklerosisSklerosis secara lebih mendalam mulai dari definisi penyakit, epidemiologi, etiologi dan secara lebih mendalam mulai dari definisi penyakit, epidemiologi, etiologi dan  pathogenesis

 pathogenesis terjadinya terjadinya penyakit, penyakit, manifestasi manifestasi klinis klinis yang beryang berdampak dampak pada ppada pasien,asien,  pemeriksaan

 pemeriksaan penunjang, penunjang, tatalaksana, tatalaksana, serta serta komplikasi komplikasi dan dan prognosis prognosis pasienpasien apabila mengidap penyakit ini di kemudian hari.

(2)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi

Multiple Sclerosis adalah penyakit idiopatik, autoimun dan inflamasi kronik yang menimbulkan gejala neurodegeneratif akibat degradasi mielin  pada serabut saraf di sistem saraf pusat. &erusakan ini mengganggu transmisi normal sinyal sepanjang akson sehingga menimbulkan berbagai gejala neurologis ('ajda, Sosnoff, 20!'ingerchuk, *arter, 20+).

B. Epidemologi

ampir +00.000 individu di -merika Serikat dan 2,+ juta orang diseluruh dunia menderita MS. 'anita memiliki resiko 2 sampai  kali lebih besar dari  pada lakilaki untuk terdiagnosis MS dan kebanyakan kasus MS terjadi pada usia antara 20 sampai !0 tahun, dengan puncaknya pada usia 2/ tahun. Merupakan penyebab kecacatan yang paling sering kedua di usia muda dan  penyakit ini merupakan penyakit kronik dengan beban ekonomi yang tinggi, dengan anggaran total pertahunnya per individu melebihi S1 !0.000, sama dengan penyakit gagal jantung ('ajda, Sosnoff, 20!'ingerchuk, *arter, 20+).

C. Etiologi

#enyebab MS belum diketahui. al ini diyakini baha respon imun yang abnormal terhadap lingkungan pada orang yang sebelumnya mempunyai  bakat genetik (3$*4, 20+). -kan tetapi hal ini melibatkan kombinasi antara

faktor genetic dan factor non genetik seperti infeksi virus, factor  metabolisme atau lingkungan. &emudian, ini akan menyebabkan gangguan autoimun dan akan menyerang SS# secara berulang (Marvin M. 202).

(3)

-al terjadinya multiple sklerosis terjadinya kerusakan yang menyebabkan peradangan di sistem saraf pusat. Masih belum diketahui  penyebab pastinya, tetapi penelitian yang lain menunjukkan adanya faktor 

dari agen genetik, lingkungan dan infeksi yang mungkin mempengaruhi  perkembangan multiple sklerosis. 5erdapat respon imunologi yang mempengaruhi terjadinya multiple sklerosis yang dapat berupa baaan dan  bisa dengan imun adaptif. 6imana pada respon imun baaan terjadi  pengaktifan reseptor mikroba tertentu yaitu antigen 57"s yang diikat dengan sitokin yang memodulasi respon imun adaptif. #ada sistem imun baaan memainkan peran dalam melakukan inisiasi dan mempengaruhi sel 5 dan sel % dalam multiple sklerosis, misalnya ketika sel dendrit menjadi semi matang dan menginduksi sel 5 untuk menghasilkan sitokin lalu menghambat $7 8 0 atau 59:. Sel 5 berdiferensiasi 5h , 5h 2, dan 5h ;. 6imana ketika sel 5  berdiferensiasi ke 5h  peradangan sudah dimulai dan sudah mulai menjalar 

dan reseptor 5h ; mulai memperlihatkan tanda klinis dari multiple sklerosis  baik itu yang akut ataupun kronis ( 7oma, " 20 ).

Multiple Sclerosis ditandai dengan inflamasi kronis, demyelinasi dan gliokis (bekas luka). &eadaan neuropatologis yang utama adalah reaksi inflamatori, mediasi imune, proses demyelinasi. <ang beberapa percaya  baha inilah yang mungkin mendorong virus secara genetik mudah diterima individu. 6iaktifkannya sel 5 merespon pada lingkungan, (e=> infeksi). 5 sel ini dalan hubungannya dengan astrosit, merusak barier darah otak, karena itu memudahkan masuknya mediator imun ( ?ose Sa, M 202 ).

:aktor ini dikombinasikan dengan hancurnya digodendrosit (sel yang membuat mielin) hasil dari penurunan pembentukan mielin. Makrofage yang dipilih dan penyebab lain yang menghancurkan sel. #roses penyakit terdiri dari hilangnya mielin, menghilangnya dari oligodendrosit, dan poliferasi astrosit. #erubahan ini menghasilkan plak , atau sklerosis dengan plak yang tersebar. %ermula pada sarung mielin pada neuron diotak dan spinal cord yang terserang. *epatnya penyakit ini menghancurkan mielin tetapi serat saraf tidak dipengaruhi dan impulsif saraf akan tetap terhubung. #ada poin ini klien dapat komplain (melaporkan) adanya fungsi yang merugikan (e= > kelemahan) ( ?ose Sa, M 202 ).

(4)

%agaimanapaun mielin dapat beregenerasi dan hilangnya gejala menghasilkan pengurangan. Sebagai peningkatan penyakit, mielin secara total robek@rusak dan akson menjadi ruet. Mielin ditempatkan kembali oleh  jaringan pada bekas luka, dengan bentuk yang sulit, plak sklerotik, tanpa mielin impuls saraf menjadi lambat, dan dengan adanya kehancuranpada saraf, a=one, impuls secara total tertutup, sebagai hasil dari hilangnya fungsi secara permanen. #ada banyak luka kronik, demylination dilanjutkan dengan  penurunan fungsisaraf secara progresif ( ?ose Sa, M 202 ).

E. Manifestasi Klinis ('ilson 7M, #rice S-, 202)  9angguan sensorik 

#arestesia (baal, perasaan geli, perasaan mati, tertusuktusuk jarum dan  peniti) mungkin berbedabeda tingkatannya dari hari ke hari. ?ika lesi terdapat pada kolumna posterior medulla spinalis servikalis, fleksi leher  menyebabkan sensasi seperti syok yang berjalan ke baah medulla spinalis (tanda 7hermitte)

2 9angguan penglihatan

Sejumlah besar pasien menderita gangguan penglihatan sebagai gejala gejala aal. 6apat terjadi kekaburan penglihatan, lapang pandang yang abnormal dengan bintik buta (skotoma) baik pada satu maupun pada kedua mata. Salah satu mata mungkin mengalami kebutaan total selama  beberapa jam sampai beberapa hari. 9angguangangguan visual ini mungkin diakibatkan oleh neuritis saraf optikus. Selain itu, juga ditemukan diplopia akibat lesi pada batang otak yang menyerang nukleus atau serabutserabut traktus dari otototot ekstraokular dan nistagmus  &elemahan spastik anggota gerak 

&eluhan yang sering didapatkan adalah kelemahan satu anggota gerak   pada satu sisi tubuh atau terbagi secara asimetris pada keempat anggota

gerak. #asien mungkin mengeluh merasa lelah dan berat pada satu tungkai, dan pada aktu berjalan terlihat jelas kaki yang sebelah terseret maju, dan pengontrolannya kurang sekali. #asien dapat mengeluh tungkainya kadangkadang seakan8akan meloncat secara spontan terutama apabila ia sedang berada di tempat tidur. &eadaan spatis yang lebih berat disertai dengan spame otot yang nyeri. "efleks tendon mungkin hiperaktif dan refleksrefleks abdominal tidak ada. "espons

(5)

 plantar berupa ekstensor (tanda %abinski). 5andatanda ini merupakan indikasi terserangnya lintasan kortikospinal

+ 5andatanda serebelum

9ejalagejala lain yang juga sering ditemukan adalah nistagmus (gerakan osilasi bola mata yang cepat dalam arah horisontal atau vertikal) dan ataksia serebelar dimanifestasikan oleh gerakangerakan volunter, intention tremor, gangguan keseimbangan dan disartria (bicara dengan kata terputusputus menjadi sukusuku kata dan tersendatsendat

! 6isfungsi kandung kemih

7esi pada traktus kortikospinalis seringkali menimbulkan gangguan  pengaturan sfingter sehingga timbul keraguan, frekuensi dan urgensi yang menunjukkan berkurangnya kapasitas kandung kemih yang spastis. &ecuali itu juga timbul retensi akut dan inkontinensia

A 9angguan suasana hati

%anyak mengalami suatu perasaan senang yang tidak realistic atau disebu teuforia. al ini diduga disebabkan terserangnya substansia alba lobus frontalis. 5anda lain gangguan serebral dapat berupa hilangnya daya ingat dan demensia.

!. Penega""an Diagnosis

Mielin adalah Bat lemak yang melapisi akson pada SS# dan memiliki efek  isolator memungkinkan impuls listrik untuk bergerak lebih cepat. &erusakan myelin menyebabkan perpindahan informasi terganggu sepanjang akson. 6i MS, bercak peradangan dapat terjadi di mielin, hal ini dapat mengakibatkan myelin itu sendiri menjadi rusak. ?ika peradangan luas, dapat meninggalkan  bekas luka atau lesi. 7esi ini dapat muncul di banyak lokasi di seluruh SS#. 6emielinasi terjadi ketika mielin di sekitar akson memburuk dan hilang. -da  juga yang menunjukkan baha akson itu sendiri menjadi rusak dimana hilangnya akson merupakan penyebab gangguan. Setelah hilang, akson tidak   pernah bisa regenerasi dan ini dianggap untuk memperhitungkan

ketidakmampuan progresif yang sering menjadi bagian dari kondisi tersebut. &erugian aksonal sekarang diyakini terjadi lebih aal pada penyakit itu. MS dapat mempengaruhi setiap bagian dari system saraf pusat, sehingga menimbulkan berbagai gejala fisik dan kadangkadang gejala kognitif. Cnset MS jarang terjadi sebelum pubertas dan biasanya dalam kehidupan deasa

(6)

aal. $nsiden onset naik selama 20an, mencapai puncaknya pada akhir20an dan aal 0an. 9ejala aal adalah kebanyakan umum, gangguan  penglihatan, termasuk nyeri sekitar mata, kabur atau penglihatan ganda, masalah sensorik, kelemahan, mati rasa, gangguan keseimbangan dan kelelahan. (%loch et al, 20)

#ada D!E dari orang mengalami onset gejala aal yang dikenal sebagai sindrom klinis terisolasi (*$S). #eristia ini didefinisikan sebagai episode  pertama individu dari gejala neurologis yang berlangsung setidaknya 2+ jam. &erusakan mungkin mengakibatkan gejala tunggal (misalnya optik neuritis) atau multifocal ketika beberapa gejala mungkin dialami (misalnya masalah ketiadaan koordinasi dan kandung kemih). 5idak semua orang yang mengalami *$S akan menjadi MS. 3amun, jika temuan M"$ menunjukkan lesi otak yang menunjukkan MS maka kemungkinan memiliki gejala lanjut dan diagnosis pasti dari MS cukup tinggi. (%loch et al, 20)

6iagnosis pasti MS didasarkan pada bukti obyektif lesi, yaitu kambuh dan remisi gejala yang mempengaruhi setidaknya dua ilayah yang terpisah dari otak atau sumsum tulang belakang. MS bisa sulit untuk didiagnosa karena tidak ada tes tunggal, atau fitur klinis yang eksklusif untuk kondisi, dan  penyebab lain yang mungkin harus dihilangkan. -da kriteria yang telah

ditetapkan yang harus dipenuhi untuk secara positif mengidentifikasi MS. $ni dikenal sebagai F&riteria Mc6onaldF dan relevan dalam diagnosis MS. "evisi kriteria ini pada tahun 200 memungkinkan untuk diagnosis aal dari MS. (%loch et al, 20). -da tiga pemeriksaan utama, semua atau sebagian dari yang dapat dilakukan saat MS diduga meskipun tidak ada yang 00E meyakinkan tanpa mendukung bukti klinis dan riayat klinis yang kuat. #emeriksaan itu adalah (%loch et al, 20) >

 Magnetic "esonance $maging (M"$)

M"$ adalah investigasi yang paling sensitive dengan kemampuan untuk menyoroti area demielinisasi aktif dan nonaktif. M"$ menciptakan gambar dengan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk  memantau atom hydrogen dalam tubuh. Senyaa kimia terbentuk dari  bekas luka yang disebabkan oleh MS artinya baha itu terlihat sebagai  bercak putih pada gambar M"$, memberikan gambaran yang sangat jelas

(7)

2 5es neurofisiologis

5es yang paling umum adalah membangkitkan potensi visual (G4#). 5es Gisual melibatkan menonton layar televisi yang mempunyai kotak hitam dan putih. 4lektroda ditempatkan di atas korteks visual dan computer menganalisis sinyal visual diterima dari televisi. 7amanya aktu yang dibutuhkan sinyal untuk meninggalkan televise dan mencapai korteks visual diketahui dan dengan demikian penundaan dalam transmisi sinyal dapat diidentifikasi. &eterlambatan tersebut mungkin menjadi indikasi kerusakan akibat lesi MS.

 #emeriksaan cairan serebrospinal (*S:)

#emeriksaan cairan serebrospinal (*S:) yang digunakan untuk  menjadi bantuan diagnostic penting tetapi peningkatan penggunaan M"$ telah mengurangi kebutuhan untuk prosedur invasive ini. *airan diambil dari sumsum tulang belakang dengan cara pungsi lumbal. Sampel *S: dianalisis dengan elektroforesis untuk tingkat protein dan jumlah leukosit. Sekitar D0E dari penderita MS memiliki indeks $g9 tinggi indeks ataui munoglobulin oligoclonal band yang ada dalam cairan tulang belakang tetapi tidak dalam serum, menunjukkan peradangan dan gangguan imunologi.

#. Tatala"sana $ :ingolimod

5erapi multiple sklerosis telah mengalami pergeseran, terapi first line MS sebelum fingolimod diresmikan adalah $:3 beta. Setelah dibandingkan, datadata mengindikasikan baha pada 2 bulan, rerata  jumlah lesi 5 yang diperkuat gadolinium secara bermakna lebih rendah  pada pasien yang diterapi dengan fingolimod (0,! mg) dibandingkan dengan pasien yang menggunakan interferon Ha secara intramuskular, yaitu 0,2 berbanding 0,! (pI0,00). 4fek fingolimod (0,! mg) dibandingkan dengan plasebo pada pemberian selama 2+ bulan juga  berbeda bermakna, yaitu sebesar 0,2 berbanding , (pI0,00) (9roves

et al , 20).

:ingolimod adalah preparat oral yang berfungsi untuk memodulasi reseptor sphingosine posphate (S#) dan telah disetujui sebagai

(8)

 pengobatan Multiple Sklerosis oleh -merika tara pada tahun 200 dan 4ropa pada tahun 20. :ingolimod ini akan terfosforilasi oleh spingosin kinase menjadi bentuk aktifnya, yang nantinya bentuk aktifnya ini akan  berikatan dengan S#" (reseptor S#) (9roves et al , 20). S# yang terkandung dalam fingolimod nantinya akan menempati reseptor yang  berada pada oligodendrosit, astrosit, neurin dan microglia. 3amun, pada  pasien dengan MS, mereka hanya memiliki sedikit spingomyelin dimana spingomyelin ini merupakan derivate dari spingosin endogen dan S#  pada substansia alba. $katan antara S#" yang diinduksi oleh fingolimode dengan S# akan menyebabkan jumlah reseptor akan  berkurang pada permukaan sel. al ini menyebabkan kadar limfosit dalam serum dan *S: akan menurun dan menurunkan resiko kejadian inflamasi yang diketahui sebagai pathogenesis utama terjadinya MS. :ingolimod juga dapat menurunkan progresifitas terjadinya 4-4 atau e=perimental autoimmune encephalomyelitis pada hean coba (:o= 4?, "hoades ", 202).

2 -lemtuBumab

-lemtuBumab adalah antibodi monoklonal manusia yang antagonis terhadap *6!2, sebuah glikoprotein yang ditemukan pada permukaan limfosit dan monosit. #ada hean coba, pemberian alemtuBumab menurunkan limfosit darah perifer mencit, tanpa disertai kerusakan organ limfoid. &elebihan penggunaan obat ini dibandingkan interferon beta -adalah alemtuBumab secara signifikan dapat menurunkan angka kejadian remitenrelaps MS dibandingkan $:% %-. 3amun, alemtuBumab juga memiliki kelemahan berupa kejadian infeksi yang lebih sering terjadi  pada penggunaan alemtuBumab dibandingkan $:3%- (interferon beta -), hal lini diduga karena potensiasi alemtuBumab untuk mereduksi  jumlah limfosit lebih kuat dibandingkan $:3%- (:o= 4?, "hoades ",

202).

 %9 2 (dimethyl fumarate)

%9 2 adalah suatu ester asam fumarat dengan fungsi imunomodulator. %92 terutama 3: 42 related factor 2 yang

(9)

dihasilkannya dapat menurunkan jumlah leukosit yang meleati saar  darah otak dan bersifat neuroprotektif dengan mengandalkan mekanisme antioksidan. Monomotil fumarat, suatu senyaa aktif %92 diteliti dapat memproteksi neuron dan astrosit dari proses kematian sel yang diinduksi oleh hydrogen peroksida (9roveset al , 20).

+ 5erifluonamid

5erifluonamid adalah dihidroorat dehidrogenase inhibitor, sebuah  protein esensial yang berasal dari membrane mitokrondria yang berfungsi memblok sistesis pirimidin agar tidak terbentuk sel 5 dan sel % yang autoreaktif. 6osis pemberian obat yang sudah dicoba ke manusia adalah ;+ mg@hari, dengan efikasi dalam menurunkan jumkah 52 pada dosis ; mg sebesar /,+ E dan dosis + mg sebesar A;,+ E (9roveset al , 20).

H. P%ognosis dan Kompli"asi $ Kompli"asi

%eberapa komplikasi yang dapat terjadi pada pasien MS antara lain (-jami, 20+)>

a) 6epresi

 b) &esulitan dalam menelan

c) &esulitan berppikir dan berkonsentrasi

d) ilang dan menurunnya kemampuan meraat diri sendiri e) Membutuhkan kateter 

f) Csteoporosis

g) $nfeksi saluran kemih

2 P%ognosis

?ika tidak diobati, lebih dari 0E pasien dengan MS akan memiliki cacat fisik yang signifikan dalam aktu 202! tahun setelah onset. &urang dari !0E dari pasien memiliki fenotipe MS klinis ringan, di mana tidak ada cacat fisik yang signifikan terakumulasi meskipun berlalu beberapa dekade setelah onset (kadangkadang terlepas dari lesi baru yang terlihat pada M"$). #emeriksaan rinci

(10)

dalam banyak kasus, mengungkapkan beberapa tingkat kerusakan kognitif (Schreiber, 20!).

#asien lakilaki dengan MS progresif primer memiliki prognosis terburuk, dengan respon yang kurang menguntungkan untuk   pengobatan dan cepat menimbulkan kecacatan. $nsiden yang lebih

tinggi dari lesi sumsum tulang belakang di MS progresif primer juga merupakan faktor dalam perkembangan pesat dari kecacatan (6ong, 20+ -jami 20+).

arapan hidup dipersingkat hanya sedikit pada orang dengan MS, dan tingkat kelangsungan hidup terkait dengan kecacatan. &ematian biasanya terjadi akibat komplikasi sekunder (!0AAE), seperti penyebab paru atau ginjal, tetapi juga dapat disebabkan oleh komplikasi utama, bunuh diri, dan menyebabkan tidak berhubungan dengan MS. Marburg varian dari MS adalah bentuk akut dan klinis fulminan penyakit yang dapat menyebabkan koma atau kematian dalam beberapa hari (-jami, 20+).

(11)

BAB III PENUTUP

Multiple sklerosis adalah penyakit yang menyerang lapisan myelin aksonal yang diakibatkan oleh multifaktorial, meliputi infeksi, genetic, maupun idiopatik. #enyakit ini menyerang usia produktif 20!0 tahun, dengan prognosis dubia et malam jika tidak diobati secara langsung, yang akan berakibat pada kecacatan pada 0E kasus. 5erapi Multiple Sklerosis pun telah mengalami  perkembangan dari aalnya memakai $:3 beta menjadi fingolimod yang efikasinya lebih tinggi dan lebih efektif. &ompliaksi tersering dari penyakit ini adalah depresi, maka dari itu, selain pengobatak farmakologi, juga penting dilakukan penerapan terapi non farmakologi seperti dukungan keluarga yang dapat menimbulkan kondisi yang kondusif bagi penyembuhan pasien.

(12)

DA!TA& PUSTAKA

-jami, S., -hmadi, 9., J 4temadifar, M. (20+). 5he role of information system in multiple sclerosis management.  Journal of Research in Medical  Sciences : The Official Journal of Isfahan University of Medical Sciences, 19(2), ;!8D+

%loch S, et al. 20. Multiple Sclerosis $nformation for ealth and Social *are #rofessionals. http://.!strust.or".u#/donloads/!s$info$health$  professionals.pdf .

6ong, 9., Khang, 3., 'u, K., 7iu, <., J 'ang, 7. (20!). Multiple Sclerosis $ncreases :racture "isk> - Meta-nalysis. %ioMed Research International , &'1(, A!0D. doi>0.!!@20!@A!0D

:o= ?."., "hoades ".'.202. 3e 5reatments and 5reatment 9oals for #atients ith "elapsing"emitting Multiple Sclerosis. ?ournal of *urrent Cpinion  3eurology. -ccessed at -pril, Dty 20!. -vailable on

http>@@.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@22/DAA0

9roves, -., &ihara, <., *hun, <.20. :ingolimod> 6irect *3S effects of  sphingosine phosphate (S#) receptor modulation and implications in multiple sclerosis therapy. ?ournal of 3eurological Sciences 2D> /8D. at

(13)

-pril, Dty 20!. -vailable on http>@@.ebi.ac.uk@chebi@search$d.doL chebi$d*4%$>A!pasana "anga J Senthil &umar -iyappan. 20+. %ronSNOuard syndrome. http>@@.ijmr.org.in

Marvin M. 9oldenberg, 202. Multiple Sclerosis "evie. http>@@.ncbi.nlm.nih.gov@pmc@articles@#M*!D;;@

 Maria Jos) S*. &'1&. #hysiopathology of symptoms and signs in multiple sclerosis. http>@@.ncbi.nlm.nih.gov@pubmed@22//0;

 3$*4. 20+. Multiple sclerosis management of multiple sclerosis in primary and

secondary care.

http>@@.nice.org.uk@guidance@cgDA@resources@guidancemultiple sclerosispdf 

"opper -, Samuels M-, 200/, +da!s and ,ictor-s rinciples of eurolo"y.  3e <ork> Mc9raill

Schreiber, ., 7ang, M., &iltB, &., J 7ang, *. (20!). $s #ersonality #rofile a "elevant 6eterminant of :atigue in Multiple SclerosisL 0rontiers in  eurolo"y, , 2. doi>0.D/@fneur.20!.00002

'ajda 6-, Sosnoff ??, 20!. *ognitiveMotor $nterference in Multiple Sclerosis> - Systematic "evie of 4vidance, *orrelates, and *onseOuences. indai #ublishing *orporation %ioM4d "4search $nternational. 20! > D

'ilson 7M, #rice S-, 202. atofisiolo"i2onsep2linis roses$proses enya#ied  3 ?akarta > 49*

'ingerchuk 6M, *arter ?7, 20+. Multiple Sclerosis > *urrent and 4merging 6iseaseModifying 5herapies and 5reatment Strategies. Mayo *lin #roc. 20+ > 22!2+0

Referensi

Dokumen terkait

nama penyewa,alamat,jenis kelamin, telepon proses ini dimulai dengan menekan tombol tambah jika data sudah lengkap maka klik simpan ,batal untuk membatalkan proses input lalu

Pohon tengkawang rambai yang mendominasi pada masing- masing hutan tersebut merupakan jenis yang paling tinggi kesesuiannya dengan tempat tumbuh dibandingkan

Lebih lanjut, Para Pihak diharapkan terus memperlakukan informasi yang diperoleh berdasarkan Pernyataan Kehendak ini dengan cara yang konsisten dengan ketentuan

Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian bahwa : 1) Realisasi penggunaan Alokasi Dana

Menurut Hurlock (2005), pengetahuan yang kurang baik terhadap menstruasi yang selalu kuat pada remaja putri akan terus berlangsung sepanjang hidup, akibatnya,

Dari gambar tersebut di atas maka pri- oritas pilihan rekomendasi kebijakan yang dapat diambil dalam pengembangan pem- anfaatan burung hantu sebagai pengendali hama

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari item kuesioner total skor responden yang berjumlah 5984., maka dapat dikatakan bahwa efektifitas komunikasi program managment

Namun, perakitan tulangan untuk pondasi telapak dilakukan di lokasi galian sehingga panjang untuk galian dibuat 7 m, agar tukang lebih leluasa bekerja setelah perakitan