• Tidak ada hasil yang ditemukan

PPK & CP Hemoroid.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PPK & CP Hemoroid.doc"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RSUD SOE

TIMOR TENGAH SELATAN

2016

HEMOROID ( ICD 10: I.84)

1. Pengertian (Definisi) Hemoroid adalah tonjolan dari anal cuhion yang berisi pembuluh darah vena 2. Anamnesis 1. Nyeri pada anus

2. Keluar benjolan pada anus

3. Keluar darah menetes setelah kotoran keluar 4. Sering konstipasi

5. Diet kurang serat 6. Kurang berolahraga

7. Sering duduk lama dalam keseharian

3. Pemeriksaan Fisik 1. Inspeksi anus dan perianal : tampak pile hemoroid yang hiperemi atau kebiruan

2. Anoskopi : tampak pile hemoroid di atas atau di bawah linea dentata 3. RT : tidak teraba massa atau teraba massa yang kompressible 4. Kriteria Diagnosis 1. Anamnesis :

Nyeri pada anus

Keluar benjolan pada anus

Keluar darah menetes setelah kotoran keluar Sering konstipasi

Diet kurang serat Kurang berolahraga

Sering duduk lama dalam keseharian 2. Pemeriksaan fisik

Hemoroid Eksterna : Jika benjolan di atas linea dentata Hemoroid Interna : Jika benjolan di bawah linea dentata

Grade I : benjolan berada di dalam dubur

Grade II : benjolan yang bisa keluar dubur, masuk kembali secara spontan

Grade III : benjolan yang bisa keluar dubur, masuk kembali secara manual

Grade IV : benjolan tidak bisa masuk kembali.

RT : tidak teraba massa atau teraba massa yang kompressible

5.

Diagnosis Kerja Hemoroid Eksterna atau Hemoroid Interna grade I-IV 6. Diagnosis Banding 1. Keganasan Kolorektal

2. Fissura ani 3. Fistula Ani 4. Polip 5. Kolitis Ulseratif 6. Prolaps rekti 7. Skin tag 8. Kondiloma

(2)

7. Pemeriksaan Penunjang 1. Sigmoidoskopi (proktosigmoidoskopi) 2. Kolonoskopi

3. Foto barium kolon 8. Terapi 1. Non Operasi

a. Life style modification dietary b. Obat-obatan per oral

c. Obat-obatan per anum 2. Office Procedure

a. Rubber Band Ligation b. Infrared Coagulation c. Bicap Electro Coagulation d. Sclerotherapy

e. Anal Stretch f. Cryo Therapy 3. Operasi

a. Open Method Milligan Morgan b. Closed Method Ferguson c. White Head Method d. Stappling Method

e. Ligasure and Harmonic Scalpel 4. Teknik baru

a. Radio Frequency Ablation

b. Doppler Guide Hemorrhoidal Artery Ligation c. Hemorrhoidal Artery Ligation and Recto Anal

Repair 9. Edukasi 1. Diet tinggi serat

2. Rutin berolahraga

3. Minum air putih yang cukup 4. Rendam duduk

5. Jika duduk lebih dari 1,5 jam, bangun, jalan 5-10 menit baru duduk lagi

6. Pengaturan kehamilan 7. Menjaga obesitas

8. Menghindari makanan pedas dan minuman beralkohol 9. Posisi defekasi jongkok lebih baik daripada duduk 10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam

Ad sanationam : dubia ad bonam Ad fungsionam : dubia ad bonam

11. Tingkat Evidens I/II/III/IV 12. Tingkat Rekomendasi A/B/C 13. Indikator Medis 1. Nyeri berkurang

2. Tidak terjadi perdarahan 3. Tidak terjadi prolaps

14.

Kepustakaan (Vancouver) 1. De Jong W, Sjamsuhidayat. Buku Ajar Ilmu Bedah ed. 2nd ed. EGC.

2005.

2. Michael J. Zinner. Maingot’s Abdominal Operations, 11th ed, ed., Mc

Graw Hill 2007.

3. Herbert , Chen , Illustrative Handbook of General Surgery, Berlin : Springer, P.217. ISBN 1-84882-088-7, 2010.

4. Schubert, MC ; Sridhar S; Schade, RR; Wexner, SD;. “What every gastroenterologist needs to know about common anorectal

disorders”, World J Gastroenterol 15(26): 3201-9. Doi:10.3748/wjg. 15.3201. ISSN 1007-9327. PMC 2710774. PMID 19598294. 2009

(3)

5. Lorenzo-Rivero, S. “Hemorrhoids : diagnosis and current management”. Am Surg 75 (8): 635-42. PMID 19725283. 2009. 6. Beck, David. The ASCR textbook of colon and rectal surgery (2nd

ed, ed). New York : Springer. Pp. 174-177. ISBN 9781441915818. 2011.

7. Kaidar-Person, O; Person,B; Wexner, SD. “Hemorrhoidal disease : A comprehensive review. Journal of the American College of Surgeons 204 (1) : 102-17. PMID 17189119. 2007.

(4)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RSUD SOE

TIMOR TENGAH SELATAN

2016

Hemoroidektomi (ICD 9-cm 49.46)

15. Pengertian (Definisi)

Suatu tindakan pembedahan dan cara pengangkatan pleksus hemoroidalis dan mukosa atau tanpa mukosa yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-benar berlebih.

16. Indikasi

1. Hemoroid Interna grade III-IV

2. Perdarahan yang profus 3. Nyeri

4. Hemoroid dengan komplikasi fissura ani 5. Hemoroid dengan komplikasi fistula ani 6. Hemoroid dengan fibrosis

7. Trombosis yang luas 8. Ulserasi

9. Kegagalan terapi konservatif

17. Kontra Indikasi

1. Hemoroid derajat I dan II

2. Penyakit Crohn’s

3. Karsinoma rektum yang inoperable 4. Kehamilan 5. Hipertensi portal

18. Persiapan

1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang 4. Cek laboratorium

5. Informed consent pada keluarga pasien jika usia <21 tahun, kepada pasien itu sendiri jika usia > 21 tahun.

6. Pemberian urus-urus pada jam 20.00 malam hari sebelum hari operasi dan jam 05.00 pagi pada hari operasi.

7. Pemberian laksansia : per oral pada jam 16.00 sore hari sebelum hari operasi.

8. Pasang iv line untuk rehidrasi pasien 9. Dilakukan tes alergi antibiotik

10. Pasien hanya boleh minum air putih mulai sore hari sebelum hari operasi, dilanjutkan puasa 8 jam sebelum operasi.

19. Prosedur Tindakan

1. Antibiotik profilaktik diberikan 30 – 60 menit sebelum incisi 2. Anestesia dapat dilakukan dengan general, regional, atau lokal 3. Pasien dengan posisi litotomi

4. Antisepsis lapangan operasi dengan cairan antiseptik 5. Demarkasi lapangan operasi dengan doek steril 6. Dilakukan proktoskopi untuk identifikasi hemoroid

7. Dibuat insisi V terbalik di atas linea dentata pada pile hemoroid 8. Jaringan hemoroid dieksisi dengan gunting atau pisau

9. Pedikel hemoroid diligasi 10. Defek dilakukan penjahitan

11. Tindakan diulang pada jaringan hemoroid yang lain 12. Lubang anus ditampon dengan spongostan

(5)

20.Pasca Prosedur

Tindakan

1. Bila terjadi rasa nyeri yang hebat, bisa diberikan analgetik kuat seperti petidin

2. Obat pencahar ringan diberikan selama 2-3 hari pertama pasca operasi untuk melunakkan feses

3. Pengangkatan tampon dilakukan keesokan harinya

4. Rendam duduk hangat dapat dilakukan setelah hari kedua (2 kali sehari).

21. Tingkat Evidens

I/II/III/IV

22. Tingkat Rekomendasi

A/B/C

23.

Indikator Prosedur

Tindakan

1. Nyeri berkurang 2. Tidak terjadi prolaps

3. Tidak terjadi perdarahan

24.Kepustakaan

1. Norton, Jeffrey A. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science

and Clinical Evidence, ed, Springer Verlag, pg. 731 – 734. 2000. 2. Zollinger, Robert M. Jr. Atlas of Surgical Operation ed.,

International Edition, pg. 444 – 445. 2003.

3. Sjamsuhidayat . Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, 2nd ed.

EGC., pg. 672 – 673. 2005.

4. Buku teks Ilmu Bedah Schwartz, Principles of Surgery

5. Michael J. Zinner. Maingot’s Abdominal Operations, 11th ed, ed.,

(6)

PANDUAN PRAKTIK KLINIS (PPK)

TATA LAKSANA KASUS

RSUD SOE

TIMOR TENGAH SELATAN

2016

Stapled Hemoroidektomi (ICD 9-cm 49.49)

25.Pengertian (Definisi)

Suatu tindakan pengangkatan jaringan hemoroid yang abnormal dan diikuti dengan reposisi sisa jaringan hemoroid kembali ke posisi anatomi normal.

26.Indikasi

1. Hemoroid Interna grade III-IV

2. Perdarahan yang profus 3. Nyeri

4. Trombosis yang luas

5. Kegagalan terapi konservatif

27.Kontra Indikasi

1. Hemoroid derajat I dan II

2. Penyakit Crohn’s

3. Karsinoma rektum yang inoperable 4. Kehamilan 5. Hipertensi portal

28.Persiapan

1. Anamnesis 2. Pemeriksaan fisik 3. Pemeriksaan penunjang 4. Cek laboratorium

5. Informed consent pada keluarga pasien jika usia <21 tahun, kepada pasien itu sendiri jika usia > 21 tahun.

6. Pemberian urus-urus pada jam 20.00 malam hari sebelum hari operasi dan jam 05.00 pagi pada hari operasi.

7. Pemberian laksansia : per oral pada jam 16.00 sore hari sebelum hari operasi.

8. Pasang iv line untuk rehidrasi pasien 9. Dilakukan tes alergi antibiotik

10. Pasien hanya boleh minum air putih mulai sore hari sebelum hari operasi, dilanjutkan puasa 8 jam sebelum operasi.

29.Prosedur Tindakan

1. Antibiotik profilaktik diberikan 30-60 menit sebelum operasi. 2. Anestesia dapat dilakukan dengan general atau regional 3. Pasien posisi litotomi

4. Antisepsis lapangan operasi dengan cairan antiseptik 5. Demarkasi lapangan operasi dengan doek steril 6. Dilakukan proktoskopi untuk identifikasi hemoroid 7. Dilakukan dilatasi dengan menggunakan dilator

8. Dilakukan pemasangan dilator sirkuler dan fiksasi dengan benang sutra 9. Dilakukan penjahitan purse-string pada jarak 2 jari dari anal verge 10. Insersi stapler melingkari daerah yang dijahit, jahitan disimpul. 11. Alat stapler diulir hingga tertutup maksimal

12. Dilakukan tembakan alat stapler, ditahan beberapa saat 13. Alat stapler dikeluarkan

14. Evaluasi perdarahan

15. Lubang anus ditampon dengan spongostan

30.Pasca Prosedur

Tindakan

1. Bila terjadi rasa nyeri yang hebat, bisa diberikan analgetik kuat seperti petidin

(7)

3. Tampon anus dilepas keesokan harinya.

4. Rendam duduk hangat dapat dilakukan setelah hari kedua (2 kali sehari).

31. Tingkat Evidens

I/II/III/IV

32. Tingkat Rekomendasi

A/B/C

33.

Indikator Prosedur

Tindakan

1. Nyeri berkurang

2. Tidak terjadi perdarahan 3. Tidak terjadi prolaps

34.Kepustakaan

1. Norton, Jeffrey A. Buku teks Ilmu bedah Surgery Basic Science

and Clinical Evidence, ed, Springer Verlag, pg. 731 – 734. 2000. 2. Zollinger, Robert M. Jr. Atlas of Surgical Operation ed.,

International Edition, pg. 444 – 445. 2003.

3. Sjamsuhidayat . Buku ajar Ilmu Bedah ed. De Jong W, 2nd ed.

EGC., pg. 672 – 673. 2005.

4. Buku teks Ilmu Bedah Schwartz, Principles of Surgery

5. Michael J. Zinner. Maingot’s Abdominal Operations, 11th ed, ed.,

Referensi

Dokumen terkait

Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan

Cara pemberian temulawak yaitu secara oral sebanyak 2 gelas sehari, diminum pagi dan sore saat 2 hari sebelum menstruasi dan hari pertama sampai hari kedua menstruasi,

Apakah pemberian glukosa oral malam dan pagi praoperasi lebih baik dalam menurunkan derajat resistensi insulin pascaoperasi pada pasien yang menjalani operasi

Mahasiswa diwajibkan mengikuti jadwal dinas yang berlaku (jaga pagi, sore dan malam). Pada hari Selasa dan Sabtu ,mahasiswa dalam satu kelompok dijadwalkan pagi atau sore,

Benih udang yang sudah ditebar pada bak pemeliharaan akan diberikan pakan alami setiap hari dengan frekuensi pemberian 4 kali yaitu pagi, siang, sore, dan malam

Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan

Benih udang yang sudah ditebar pada bak pemeliharaan akan diberikan pakan alami setiap hari dengan frekuensi pemberian 4 kali yaitu pagi, siang, sore, dan malam

Pemberian pagi dan sore untuk mencegah diuresis malam hari; diuretic ringan biasanya di kombinasi dengan tiazid untuk meminimalkan hipokalemia; karena hipokalemia dengan