• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bandung Philharmonic News

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bandung Philharmonic News"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Agustus dan September adalah bulan yang padat bagi Bandung Philharmon-ic. Memasuki bulan Ok-tober, saatnya Bandung Philharmonic menarik nafas dan mengevaluasi rangkaian kegiatan yang baru saja lewat.

Sepanjang Agustus, berko-laborasi dengan komunitas-komunitas angklung di Bandung, Bandung Phil-harmonic menggelar Festi-val Angklung di Dusun Bambu Leisure Park.

Memasuki bulan Septem-ber, berkolaborasi dengan Wot Batu, Bandung

Phil-harmonic menyelenggara-kan “Oblivion – Harmony in Movements”. Acara ini merupakan pengantar un-tuk konser besar “Dance” yang digelar di Dago Tea House.

Setelah seluruh rangkaian konser besar selesai, tugas Bandung Philharmonic bulan itu belum tuntas. September Ceria ditutup dengan konser pengga-langan dana “Symphony of Peace” di Shoemaker Stu-dio.

Semoga seluruh persemba-han Bandung Philharmonic ini membawa sesuatu yang baik kepada siapa saja.

Terima kasih atas dukungan Anda semua. Tanpa Anda, Bandung Philharmonic tak akan mungkin berjalan sampai sejauh ini.

Bandung Philharmonic Orchestra

Salam Sejahtera!

Putu Sandra: “Creating Impact in a Society

Starts from a Collaborative Mindset”

Sepanjang bulan Agustus 2017, setiap akhir pekan, ada yang istimewa di Dusun Bambu Family Lei-sure Park. Berko-laborasi dengan komunitas-komunitas angklung yang ada di

Bandung –

Ngangklung Ceria, PANDA, dan komuni-tas angklung dari SMA Pasundan 2 – Ban-dung Philharmonic mem-persembahkan musik-musik menarik. Acara ber-lokasi di danau dan diselenggarakan pada tang-gal 6, 13, 20, dan 27 Agustus pukul 11.00 hing-ga 14.00.

Tak hanya bermain angklung, digelar juga workshop membuat angklung yang langsung dipimpin oleh Pak Hand-iman, maestro angklung di Bandung. Pengunjung pun sempat diajak untuk ikut

bermain angklung bersama. Hadir pula teman-teman dari berbagai komunitas orkestra di Bandung untuk memeriahkan. Acara yang disponsori oleh Coklat Kita ini dikoordina-tori oleh Putu Sandra, manager pemain di Bandung Philharmon-ic. “Creating impact in a society starts from a collab-orative mindset,”

ungkap Sandra. Itu sebabnya kolaborasi menjadi jantung acara ini. Bukan hanya antara musisi, tapi juga dengan pengunjung Dusun Bambu, praktisi, dan sponsor.

Semoga acara-acara sema-cam ini akan terus ber-tambah. Sampai berjumpa di kolaborasi-kolaborasi seru selanjutnya.

Bandung Philharmonic New

s

B

A

N

D

U

N

G

P

H

I

L

H

A

R

M

O

N

I

C

Edisi Kesepuluh Oktober 2017

(2)

“Oblivion”.

Karya komponis musik tango, Astor Pia-zolla, dipilih sebagai tema pre-concert Bandung Philharmonic. Pada tanggal 17 September 2017 acara ini diselenggara-kan di Wot Batu, venue indah yang sarat dengan filosofi karya seniman kenamaan Sunaryo.

“Oblivion” yang dibawakan oleh bas quartet Bandung Philharmonic mengiri tarian yang dibawakan Keni Soeriaatmad-ja. Penonton yang hadir terpesona oleh gerakan Keni yang berlatar keindahan Wot Batu.

Setelah tim bas quartet ram-pung membawakan lagu-lagu yang diaransemen dalam format contrabass, social

dance dimulai. Airin Efferin,

CEO Bandung Philharmonic yang belakangan mempelajari dansa ballroom, turun ke lantai. Turut bergabung pula Komisaris Utama Medco Group, Bapak Dedi Panigoro.

Menurut Airin Efferin, “Oblivion” sendiri berarti “blissfully unaware of the

surrounding”. Ia berpendapat, sesuai

judul tersebut, mereka yang turun ke lan-tai dansa membebaskan diri dari ketakutan atas pandangan dan penilaian orang lain. Malam itu para tamu menari dengan merdeka dan gembira.

“Cukup menarik karena ada suasana yang nggak umum. Ada acara dansa, tapi bukan diikuti oleh pedansa,” Altje Ully, salah satu tamu yang hadir, ber-pendapat. Beliau sendiri senang berdansa sehingga tertarik untuk mengikuti rangkaian acara

Ban-dung Philharmonic yang mengusung tema “Dance” ini.

Malam itu hangat dan menyenangkan. Tango ballroom adalah langkah yang mengantar Bandung Philharmonic menuju konser besarnya sepekan kemudi-an.

Malam itu hangat dan menyenangkan. Tango ballroom adalah langkah yang mengantar Bandung Philharmonic menuju konser besarnya sepekan kemudi-an.

dibuat melalui sebuah software yang di-jadikan soft copy kemudian diberikan kepada konsumen. Biasanya ditujukan Namanya Lingga Lasarda. Ia terpilih

sebagai principal bass sejak Bandung Philharmonic baru berdiri. Arda – nama panggilan pemuda kelahiran 21 Desem-ber 1993 ini – mengomandani pasukan contrabass-nya tampil dalam format bass quartet di Wot Batu 17 September lalu. Ia jugalah yang menyusun partitur lagu-lagu tersebut ke dalam format bas quartet.

Ingin berkenalan dengan Arda?

Halo Arda, cerita, dong tentang kegiatan kamu sehari-hari

Sejak lulus S1 September 2016 lalu, saya fokus untuk berkarya melalui sebuah produksi musik yang dikenal sebagai “Jojolasarda Music Production”. Sebagi-an besar hasil produksinya (komposisi, aransemen, transkrip, ataupun orkestrasi)

untuk event-event kecil maupun besar dan program edukasi.

Siapa saja yang pernah memakai jasa Jojolasarda Music Production ini? Bandung Philharmonic, Delicay Orches-tra, Ngayogstringkarta, Maliq & d’Essen-tials, dan masih banyak lagi.

Meskipun sibuk di produksi musik Jojolasarda, kamu tetap aktif bermain contrabass kan ya?

Iya. Saya aktif bermain di beberapa orkestra di Indonesia. Selain di Bandung Philharmonic, saya juga menjadi princi-pal bass di Ngayogstringkarta. Saya juga pernah mengikuti Gita Bahana Nusantara, Twilite Orchestra, Singgih Sanjaya Or-chestra, Jakarta Simfonia OrOr-chestra, dan lain sebagainya.

Page 2

Oblivion, Harmony in Movements di Wot Batu

Mengenal Principal Bass Bandung Philharmonic, Lingga Lasarda

(3)

Super sekali. Ngomong-ngomong apa, sih, yang membuat kamu tertarik un-tuk bergabung dengan Bandung Phil-harmonic Orchestra?

Program-program di luar konsernya itu, sih, yang membuat Bandung Philharmon-ic punya nilai plus. Ada flashmob, pro-gram edukasi. Di orkes-ores besar lainnya tidak ada program-program yang seperti ini.

Ikut membangun orkestra dari nol juga memberi kebanggaan tersendiri. Apa lagi konser-konser Bandung Philharmonic tiketnya selalu sold out, membuat pemus-ik juga bahagia.

Apa suka duka menjadi principal bass di Bandung Philharmonic Orchestra? Selalu suka, sih, menurut aku. Kalau seksi bass sendiri, lebih ringan kerjanya (bukan mainnya). Pemain bass nggak ada yang ganti dalam dua tahun ini, jadi su-dah lebih kenal satu sama lain.

Awalnya energi saya gampang habis ka-rena sebagai principal, saya selalu kasih energi ke mereka. Tapi semakin ke sini mereka semakin paham bagaimana cara

balikin energi. Tingkat responsibilitas

mereka naik drastis dan saya bangga punya mereka.

Ok. Sekarang soal lagu-lagu di “Oblivion – Harmony in Movements” yang kamu gubah ke format contra-bass kuartet. Susah nggak bikin itu? Waktu pertama kali bikin gubahan untuk bass itu memang susah karena suara bass sama tulisan beda satu oktaf di bawah. Karakter bass yang low juga kadang bikin bingung untuk permasalahan penempatan nada. Kalau terlalu dekat nadanya, suara yang dihasilkan sedikit nggak jelas. Tapi karena bulan Mei lalu sudah ada konser Bassaurus yang bisa jadi acuan, buat acara di Wot Batu jadi nggak terlalu ribet dan susah. Di Wot Batu nggak banyak ganti, sesuai dengan lagu asli, hanya ma-salah tempo karena orang dansa nggak bisa terlalu cepat atau terlalu lambat.

Baiklah, Arda. Terakhir. Punya pesan apa untuk pembaca newsletter Ban-dung Philharmonic?

With music, we can reduce the percent-age of violence against humanity.

Anak muda bernama Lingga Lasarda ini hebat sekali, bukan? Selain aktif, cerdas, ia pun memiliki rasa tanggung jawab dan jiwa kepemimpinan yang matang.

Ingin nama Anda tercantum di dekat nama Arda pada acara-acara Bandung Philharmonic?

Silahkan menghubungi Airin Efferin di 082221100175.

Suatu kebanggaan dan kehormatan pula bagi kami jika Anda bersedia terlibat memberikan dukungan.

Pita

ya Arya Pugala Kitti, pemenang Kompe-tisi Komponis Muda Bandung Philhar-monic. “Suvenir dari Minangkabau” – demikian tajuk lagunya – memotret bu-daya Minang dengan nada dan irama. Komposisi ini mengingatkan pendengar pada tari-tarian Minang yang lincah, bersemangat, dan menghentak. Rebana pada jajaran perkusi memberi nuansa yang berbeda pada musik yang di-persembahkan malam itu.

“Konserto untuk Biola dan Oboe” karya Bach dibawakan dengan bersinar oleh concert mistress Bandung Philharmonic, Lidya Evania Lukita, dan oboist tamu, Arjuna Bagaskara. Selain Arjuna, pemain tamu yang juga tampil memukau adalah harpist muda berprestasi, Rama Widi. “Dance” adalah konser penutup yang manis untuk rangkaian konser besar Ban-dung Philharmonic sepanjang tahun 2017. Seperti pita, ia menjadi simpul yang mempercantik paket hadiah. Hingga acara usai, sambil berramah tamah, had-irin masih asyik bertukar kesan mengenai “Musik dan tarian mem-iliki hub-ungan yang sangat dek-at,” ungkap Robert Nordling, Direktur Musik Ban-dung Phil-harmonic. Karena itu-lah “Dance” diangkat sebagai tema pada konser 23 September 2017 lalu di Dago Tea House.

Lagu-lagu yang disajikan hari itu cukup akrab di telinga banyak orang. Sebut saja “Swan Lake” – Suite Op. 20 karya Tchai-kovsky dan “On the Beautiful Blue Dan-ube” karya Strauss. Lagu-lagu tersebut sering kita dengar di pertunjukan-pertunjukan ballet.

Konser kali ini pun memperdanakan

kar-konser yang mereka saksikan. Pada akhirnya penonton hari itu pulang dengan hati penuh.

Terima kasih atas dukungan Anda kepada Bandung Philharmonic. Sampai jumpa tahun mendatang. Semoga kami dapat mempersembahkan hadiah-hadiah yang lebih baik lagi.

(4)

Di Shoemaker, sebuah studio di Jalan Cikini Raya no. 95 Jakarta yang dibangun dari cinta Prajna Murdaya terhadap mus-ik, Bandung Philharmonic menyam-paikan pesan melalui “Symphony of Peace”.

Konser penggalangan dana yang diselenggarakan pada tanggal 26 Septem-ber 2017 tersebut Septem-bertujuan memperke-nalkan program-program pendidikan musik Bandung Philharmonic.

Bandung Philharmonic pernah mengajar-kan musik kepada adik-adik berkebu-tuhan khusus melalui program “We Care We Share”. Sempat pula bekerja sama dengan Komunitas Noong di Soreang

untuk menghentikan kekerasan pada anak -anak melalui musik. Michael Hall, Direktur Pendidikan Bandung Philhar-monic, juga mulai datang ke sekolah-sekolah untuk berbagi tentang musik.

Bandung Philharmonic menyadari, mengajarkan musik sedini-dininya dan seluas-luasnya adalah sesuatu yang pent-ing. Sebab ketika kata-kata kehilangan kemampuan untuk menyembuhkan dan tak mampu lagi mengikat yang tercerai-berai, musik hadir dengan bahasa yang berbeda.

Malam itu Airin Efferin pada piano, Mi-chael Hall pada viola, dan Prajna Mur-daya sebagai guest tenor, tampil berganti-an. Mereka mempersembahkan total lima komposisi untuk sahabat-sahabat yang menyediakan waktu untuk hadir di peng-galangan dana malam itu.

Konser ditutup oleh Prajna yang mem-bawakan “What You Need” karya John Bucchino. Lagu tersebut menuturkan betapa kita tak dapat berjalan sendirian. Pada akhirnya kita perlu berpegangan tangan untuk mencapai apa yang sungguh -sungguh kita butuhkan.

Dari tangan-tangan yang terulur malam itu, terkumpul 152 juta rupiah. Bandung Philharmonic menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

Kiranya musik dapat menjadi bibit yang tersebar dan tertanam di jiwa generasi berikutnya. Kelak, mereka akan tumbuh rindang seperti pohon, menaungi kepala dari terik, dan menghasilkan buah manis yang memelihara kehidupan.

Semoga suatu saat nanti segala kebaikan tersebut akan kembali kepada Anda da-lam bentuk-bentuk “Symphony of Peace” terbaiknya.

Page 4

Symphony of Peace

Galeri Foto

(5)

“Kami Mendirikan Bandung Philharmonic dengan satu tujuan: mem-bangun mimpi, budaya, dan sumber daya manusia Indonesia melalui sim-foni orchestra berstandar internasional. Ini adalah bentuk cinta dan pengabdian kami untuk kota Bandung.”

Contact us: Airin Efferin 082221100175 / airin.efferin@gmail.com Ronny Gunawan 082121777730 / ronnygunawan88@gmail.com B A ND U NG PHI LH A RM O NI C

Busine"With an orchestra, you are building citizens. Better citizens for the community."

ss Tagline or Motto

Referensi

Dokumen terkait

Sensor DS18B20 tidak memungkinkan dilakukan kalibrasi, maka dari itu, data diverifikasi dengan alat ukur lain yang tersedia, dalam hal ini alat ukur yang menjadi acuan

Pada bagian ini akan dibahas tentang teori yang mendasari penelitian ini. Penelitian tentang pengaruh Mall Armada Town Square terhadap Pasar Tradisional

Dinas harus memastikan dan menginformasikan secara jelas kepada masyarakat tentang persyaratan layanan serta prosedur pelayanan yang dibutuhkan untuk memberikan

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Perubahan Atas Peraturan

Dan apabila kita klik tulisan "Klik Dokumen Lengkap Disini" maka akan keluar dokumen yang dimaksud dalam bentuk pdf. page 25

CPMK Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa mampu menjelaskan tentang ilmu dasar kedokteran yang berkaitan dengan sistem integumentum dan

Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 7 Tahun 2017 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Kepala Badan Narkotika Nasional Nomor 6 Tahun 2015

Abstrak: artikel ini berupaya untuk mengeksplorasi strategi politik dua kerajaan Melayu yakni Sriwijaya dan Melaka jika dilihat dari teori strategi raya ( grand strategy ). Kajian