INTER
INTER
PRET
PRET
ASI
ASI
SEISM
SEISM
IK
IK
PENGERTIAN PENGERTIAN
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapanInterpretasi seismik merupakan salah satu tahapan
penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana
dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendek
yang mendekati kati kondisi ondisi geologeologi bawgi bawah ah permukaanpermukaan sebenar
INTER
INTER
PRET
PRET
ASI
ASI
SEISM
SEISM
IK
IK
PENGERTIAN PENGERTIAN
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapanInterpretasi seismik merupakan salah satu tahapan
penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana
dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendek
yang mendekati kati kondisi ondisi geologeologi bawgi bawah ah permukaanpermukaan sebenar
TUJUAN TUJUAN
Secara Umum : untuk mentransformasikan profilSecara Umum : untuk mentransformasikan profil
seismik refleksi stack menjadi suatu struktur seismik refleksi stack menjadi suatu struktur kontinu/model geologi secara lateral dari subsurfa
kontinu/model geologi secara lateral dari subsurfacece
Secara khusus :Secara khusus :
1.
1. Pemetaan Pemetaan StrukturStruktur-Struktur -Struktur GeologiGeologi
Posisi horizon-horizon utama dan gangguan dipetakan Posisi horizon-horizon utama dan gangguan dipetakan dan bentuk serta posisi sesar diidentifikasi. Tujuannya dan bentuk serta posisi sesar diidentifikasi. Tujuannya adalah untuk memperoleh profil geologi dan untuk adalah untuk memperoleh profil geologi dan untuk memperoleh kedalaman horizon serta gangguan.
2. Analisis Sekuen Seismik
• Mengidentifikasi batas-batas sekuen pada data
seismik
• Menentukan sekuen pengendapan dalam waktu
• Menganalisis fluktuasi muka air laut
3. Analisis Fasies Seismik
Tujuan interpretasi seismik khusus dalam eksplorasi minyak dan gas bumi adalah untuk menentukan tempat-tempat terakumulasinya (struktur jebakan-jebakan) minyak dan gas.
Metode seismik merupakan metode geofisika yang cukup handal dalam mencitrakankondisi bawah permukaan dengan menggunakan prinsip perambatan gelombang seismik.Metode seismik ini paling sering
digunakan dalam eksplorasi Hidro Karbon, karena
mampu memberikan gambaran struktur bawah permukaan bumi yang baik dengan tingkat keakuratan yang lebih baik dibandingkan dengan metode geofisika yang lainnya. Selain itu, metode ini juga dapat mengukur sifat elastis batuan dan
mendeteksi variasi sifat-sifat batuan bawah
Secara garis besar, metode seismik dibagi menjadi 3
tahap, yaituacquitition, processing dan interpretasi.
Ketiga tahapan ini merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dan tiap-tiap tahapan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya karena satutahapan akan mempengaruhi tahapan yang lainnya.
Artinya, kualitas akuisisi data yangbaik akan
memberikan hasil yang baik pada pemrosesan data, yang kemudianmenghasilkan interpretasi yang baik yang mendekati kondisi bawah permukaan bumi.Jadi,
Interpretasi seismik merupakan salah satu tahapan yang penting dalam eksplorasi hidrokarbon dimana
dilakukan pengkajian, evaluasi, pembahasaan data seismik hasil pemrosesan ke dalam kondisi geologi yang mendekati kondisi geologi bawah permukaan
sebenarnya agar lebih mudah untuk dipahami.
Pada tahapan interpretasi seismik ini dibutuhkan pengetahuan dasar yang baik dari ilmu geofisika dan geologi mengenai keberadaan dan karakterisasi sebuah reservoar hidrokarbon.
SEORANG INTERPRETER HARUS DAPAT MENGARTIKAN
PHENOMENA GEOFISIKA KE DALAM ARTIAN GEOLOGI
INTERPRETER HENDAKNYA BERORIENTASI PADA PEMIKIRAN
GEOLOGI
INTERPRETER MELAKUKAN INTERPRETASI SECARA OBYEKTIF
DAN TANPA PRADUGA. UNTUK ITU SEMUA DATA YANG DIAJUKAN HARUS BERPEGANG PADA DATA-DATA YANG DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN.
INTERPRETASI RECOGNIZE
- PROSPEK REGIONAL (LEAD)
- PROGRAM SEISMIK
INTERPRETASI DETAIL / KOMFIRMASI - PROSPEK SIAP BOR
INTERPRETASI REKOMFIRMASI
- MEREVISI DATA SETELAH PEMBORAN PAKAI DATA SUMUR INTERPRETASI TERINTEGRASI
- GABUNGAN DATA GEOLOGI DAN GEOFISIKA INTERPRETASI INTERACTIVE
- PENGADAAN PARAMETER TERTENTU
- INTERPRETASI ATRIBUT, AVO, INVERSION
TATA TAHAPAN INTERPRETASI SEISMIK REFLEKSI
Perangkap pada Interpretasi Seismik
Dalam melakukan interpretasi seismik, harus diingat, bahwa masih sangat membutuhkan gelombang suara yaitu setiap refleksi tidak akan berhubungan dengan objek geologi.
Biasanya suara yang umum ditemukan adalah multiple, difraksi dan kecepatan anomali.Suara ini dapat berfungsi sebagai perangkap bagi penerjemah yang bertindak sebagai hambatan untuk penafsir sehingga
harus disadari dan diteliti.
1.Multiple
Multiple terjadi ketika gelombang terpantul lebih dari satu kali. parameter akuisisi data dapat dirancang untuk meminimalkan beberapa
data, terutama dengan menggunakan teknik dekonvolusi penumpukan Namun, beberapa masih sering muncul dalam catatan meskipun data
source geophone
surface
Seismic reflector
1st multiple t = two way time
t
2t
Figure 1. Illustration of simple multiple
P R I M A R Y R E F L E C T I O N L O N G P A T H M U L T I P L E L O N G P A T H M U L T I P L E
PEG LEG GHOST GHOST
SURFACE
Figure 2. General type of multiple
S e i s m i c r e f l e c t o r
Multiple Reflector 1
Source to receiver distance
Normal moveout curve Time Multiple Reflector Reflector 1 surface Reflector 2 MIDPOINT (a) (b)
Figure 3. Stacking technique used for minimizing multiple (Badley, 1985)
(c) (d) (e) Attenuated multiple Stack trace
Figure 5. Examples of multiple : WB – water bottom multiple, IBM-interbed multiple and sideswide
WBM WBM
Figure 6. Diagram showing the effect of dip reflector multiple (Badley, 1985)
☼ ☼
Geophone Source Geophone Source
Surface Dipping reflector 1st multiple
Direct travel path Multiple travel path
Figure 8. Illustration of multiple (1) and pull-up anomaly (2) c aused by high velocity channel (3)
1 2
2.Diffraction
Difraksi terjadi karena perubahan yang sangat signifikan pada geometri reflektor , contohnya dapat dikarenakan
patahan, instrusion, karst, dll (Gambar 9). Perubahan kuat ini merefraksikan energy ke segala arah dan dicatat sebagai garis hiperbolik dengan sumber difrraction sebagai puncak. Posisi dari fault bisa diperkirakan dengan menghubungkan titik puncak (Gambar 10).
Meskipun diffraction dapata diminimalisir dengan metode “Migrasi”, diffraction masih muncul dalam catatan seismik dan sangat menggangu dalam interpretasi data.
☼
Sketsa menunjukkan difraksi dari suatu patahan.
Bentuk hiperbolik pola difraksi muncul dari asumsi yang dibuat dengan metode CMP yang timbul refleksi dari lokasi titik tengah antara sumber dan geofon
Figure 9 . Illustration of diffraction effect due to fault plane (Badley, 1985) Geophone Source
Diffraction from fault
Assumed mid-point locationst
Figure 10 b.Seismic example of anticlines and synclines.
(a) Stacked time section. (b) Kirchhoff summation migration. The migration has steepened dips, narrowed anticlines, broadened synclines, and has resolved some problem areas where there are cross-reflectors on the stacked time section (e.g., in the synclinal axis below the 4-mile point).
Shot points TIME SECTION T w o - w a y r e f l e c t i o n t i m e 1 1 1B 1A 2 2 2B 2A 3 3 3B 3A 4 4 4B 4A 5 5 5B 5A 6 6 6B 6A 7 7B 7 7A 8 8B 8 8A 9 9B 9 9A 10 10B 10 10A (b) RAY PATHS D e p t h (a) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Shot points 1 10 10A 8A 7A 1A 1B 10B
Gambar 10d. Contoh seismik pada fokus yang ditanam. (A) bagian Stacked menunjukkan efek kupu-kupu. (B) pasal Migrasi, mengungkapkan bentuk synclinal sebenarnya dari reflektor
(a)
3. Velocity
Perubahan sifat batuan, untuk contoh karena ketebalan pembentukan dan fasies dapat membuat perubahan kecepatan. Perubahan tersebut
dapat memberikan distorsi antara bagian waktu dan ketebalan nyata dan mendalam.
Down-dip jelas menipis karena kecepatan interval meningkat dengan kedalaman ketebalan yang tetap.Hal ini membuatnya menjadi lebih tipis untuk kedalaman pada bagian waktu (Gambar 11). Penipisan juga dapat akan menyebabkan terjadinya perubahan sepanjang bidang sesar karena perubahan kecepatan batuan di bidang sesar (Gambar 12).
Anomali Kecepatan juga sering terjadi di bawah sudut kemiringan fault seperti dalam kasus thrust and lystric normal fault yg disebabkan oleh perubahan kecepatan lateral pada fault (Gambar 13-14)
Pull-up, anomali kecepatan juga terjadi distruktur salt, dan “High-velocity carbonate or channel (Gambar,15-17). Dan sebaliknya push down velocity anomaly bisa menyebabkan beneath shale diapir atau karbonat memiliki kecepatan yang lebih rendah dibanding sekelilingnya (Gambar 18). Perubahan ekstrim pada kedalaman air juga bisa
Efek meningkatkan velocifty dengan
a. kedalaman terhadap ekspresi seismik unit pencelupan.
b. Model geologi unit batupasir dengan ketebalan yang miring. Kecepatan pada sandstone akan meningkat dengan interval kedalaman akibat diagenesis, namun ketebalannya tetap konstan. Ekspresi Seismik: Unit lapisan sandstone
tampak tipis. Dibutuhkan sedikit waktu untuk sinyal seismik untuk melakukan perjalanan melalui sandstone sebagai peningkatan kecepatan interval.
Figure 11. Apparent bed thinning due to velocity effect (Badley, 1985)
Interval thins in time
Time (b)
Depth (a)
Downbending dari refleksi patahan. Hal ini dapat terjadi jika kecepatan rendah material oleh patahan kebawah. Di zona bawah bidang sesar, downbending refleksi dapat terjadi karena kecepatan yang lebih rendah
Figure 12. Apparent downbending effect due to the velocity effect (Badley, 1985)
Downbending of reflection V = Velocity V3>V2>V1 V1 V1 V2 V2 V3 V3
Figure 13. Velocity anomalies effect beneath detached listric-normal fault (Badley, 1985) Surface time VH VH VH VL VL VL : Low Vwlocity VH: High Velocity Surface depth Deep reflector
Velocity anomali listric-kesalahan di bawah normal terpisah
a. Model geologi menunjukkan set patahan listric -normal terlepas dan terkait pada blok tulted patahan. Pada patahan underlain oleh reflektor planar
b. Pencitraan seismik menunjukkan kecepatan pull-up di bawah blok patahan miring dan kecepatan push-down di bawah interval pengisi
kecepatan rendah . Sebagai aturan umum, waspadalah terhadap refleksi lebih dalam yang meniru struktur refleksi dangkal.
Figure 16. Velocity anomaly beneath salt diapir (Badley, 1985)
Velocity anomali di bawah garam (salt)
1.Model geologi menunjukkan kurva garam m empunyai ketinggian 1000 m
2. Pada seismik menunjukkan pull-up sebesar 222 3. ms pada garam (salt) reflektor dasar di bawah kurva garam
Perjalanan waktu melalui garam (salt) adalah 1500 ms lebih cepat maka batu lempung (claystone) sekitarnya menghasilkan pull-up pada refleksi garam dasar
Apparent structure on base
salt due to velocity effect Top salt
surface surface T w o - w a y t i m e i n m s e c o n d s 1 0 0 0 m Salt Claystone 3000 m 4500 m 150 m