• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO EPILEPSI PADA ANAK DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO EPILEPSI PADA ANAK DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

i ABSTRAK

KARAKTERISTIK FAKTOR RISIKO EPILEPSI PADA ANAK DI BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK RSUP SANGLAH DENPASAR

Epilepsi merupakan gangguan otak kronis yang memiliki karakteristik kejang berulang dengan angka insiden cukup tinggi pada anak-anak. Penyebab epilepsi dibagi berdasarkan waktu terjadinya kerusakan otak, yaitu masa prenatal, perinatal, maupun postnatal. Tujuan dari penelitian ini adalah mencari karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar.

Penelitian ini menggunakan desain penelitian retrospektif. Pengambilan data dilakukan secara consecutive sampling. Selama periode penelitian dari bulan Maret hingga Agustus 2016, didapatkan 82 sampel yang memenuhi kriteria penelitian. Data penelitian kemudian disajikan dalam bentuk tabel dan diagram.

Dari data penelitian didapatkan hasil berupa proporsi faktor risiko epilepsi pada anak di RSUP Sanglah Denpasar. Faktor tersebut antara lain riwayat trauma dalam kandungan (1,22%), riwayat infeksi intrauterine (1,22%), usia kelahiran preterm (6,1%), riwayat BBLR (9,8%), riwayat asfiksia (14,6%), riwayat trauma perinatal (3,7%), riwayat infeksi postnatal (13,4%), riwayat trauma kepala (7,3%), riwayat kejang demam (32,9%), riwayat kejang pada keluarga (25,5%), namun tidak ditemukan sampel dengan riwayat paparan radiasi dalam kandungan ataupun gangguan metabolik ibu. Dalam penelitian ini juga didapatkan beberapa sampel yang memiliki lebih dari satu faktor penyebab epilepsi.

Dapat disimpulkan bahwa faktor dengan proporsi kejadian paling tinggi adalah riwayat kejang demam, diikuti oleh riwayat kejang keluarga, riwayat asfiksia, riwayat infeksi postnatal dan riwayat BBLR.

(2)

ii ABSTRACT

THE CHARACTERISTICS OF RISK FACTOR IN CHILDREN WITH EPILEPSY AT DEPARTEMENT OF PAEDIATRICS AND CHILD

HEALTH SANGLAH HOSPITAL DENPASAR

Epilepsy is a chronic brain disorder that is characterized by recurrent seizures with high incidence in children. The cause of epilepsy in children are ranging based on the time of brain injury : prenatal, perinatal, and postnatal. The purpose of this study is to find the characteristic of risk factor in children epilepsy at Department of Paediatrics and Child Health Sanglah Hospital Denpasar.

Design of this study is retrospective. Data was collected by consecutive sampling. During the study period from March to August 2016, there are 82 samples which included to inclusion criteria. The data presented with tables and diagrams.

Data were present by the proportion of epilepsy related factor in children at Sanglah Hospital Denpasar. These factors include history of intrauterine trauma (1,22%), intrauterine infection (1,22), preterm births (6,1%), low birth weight ((9,8%) asphyxia (14,6%), perinatal trauma (3,7%), postnatal infection (13,4%), head trauma (7,3%), history of febrile seizures (32,9%), history of seizures in the family (25,5%), but there is no samples with history of intrauterine radiation exposure and metabolic disorders of the mothers. In this study also found samples that have more than one related factor of epilepsy.

It can be concluded that the highest incident of related factors with epilepsy in children at Sanglah Hospital Denpasar are history of febrile seizures, history of seizures in families, history of asphyxia, history of postnatal infection, and history of low birth weight.

(3)

iii RINGKASAN

Epilepsi adalah gangguan otak yang ditandai oleh sedikitnya dua serangan kejang berulang dalam waktu kurang dari 24 jam. Epilepsi termasuk salah satu gangguan neurologi serius dan termasuk ke dalam tiga besar gangguan neurologi pada anak. Manifestasi klinis epilepsi pada anak umumnya sama seperti pada orang dewasa yakni adanya gejala kejang yang diikuti dengan penurunan kesadaran, kehilangan kontrol tubuh, trauma, dan inkontinensia urin. Penelitian di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar selama periode penelitian Januari 2007 sampai Desember 2010, menunjukkan terdapat 276 kasus epilepsi baru atau rata-rata 69 kasus per tahun. Penyebab epilepsi pada anak bermacam-macam, mulai dari gangguan prenatal, perinatal, maupun postnatal.

Penelitian ini dilakukan di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar sejak bulan Maret hingga Agustus 2016. Penelitian ini menggunakan desain penelitian descriptive longitudinal dengan metode consecutive sampling. Pada penelitian ini didapatkan 82 sampel yang memenuhi kriteria inklusi. Data sampel didapatkan melalui rekam medis dan juga wawancara langsung terhadap orang tua. Adapun variabel yang dicari pada penelitian ini meliputi faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian epilepsi pada anak, yakni riwayat trauma dalam kandungan, infeksi intrauterine, riwayat radiasi saat dalam kandungan, gangguan metabolik ibu, usia kelahiran, berat badan lahir, riwayat asfiksia, trauma perinatal, riwayat infeksi postnatal, trauma kepala, kejang demam, serta riwayat kejang pada keluarga.

(4)

iv

Dari 82 sampel penelitian, satu orang anak (1,2%) memiliki riwayat trauma dalam kandungan, satu sampel (1,2%) memiliki riwayat infeksi saat masih dalam kandungan, namun tidak ada sampel yang memiliki riwayat paparan radiasi saat dalam kandungan dan gangguan metabolik ibu. Sebanyak 77 sampel (93,9%) lahir aterm, sedangkan hanya 5 sampel (6,1%) yang lahir secara preterm. Berdasarkan berat badan lahirnya, sebanyak 8 sampel (9,8%) lahir dengan BBLR, 12 sampel (14,6%) memiliki riwayat asfiksia saat lahir, dan terdapat 3 sampel (3,7%) dengan riwayat trauma perinatal akibat penggunaan alat bantu lahir seperti

vacuum dan forceps. Pada penelitian ini juga didapatkan 11 sampel (13,4%)

memiliki riwayat infeksi postnatal dan 6 sampel (7,3%) dengan riwayat trauma kepala. Terdapat 27 sampel (32,9%) sampel dengan riwayat kejang demam sebelumnya, 14 sampel (17%) memiliki riwayat keluarga penderita epilepsi, dan 7 sampel dengan riwayat kejang demam pada keluarga.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan epilepsi pada anak di RSUP Sanglah Denpasar yang memiliki proporsi kejadian paling tinggi adalah riwayat kejang demam, diikuti oleh riwayat kejang keluarga, riwayat asfiksia, riwayat infeksi ekstrauterine dan riwayat BBLR. Banyaknya faktor penyebab epilepsi pada anak menunjukkan pentingnya edukasi kepada masyarakat, khususnya orang tua mengenai epilepsi dan penanganannya serta mengenali faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian epilepsi pada anak sebagai salah satu upaya mengurangi angka kejadian epilepsi pada anak.

(5)

v SUMMARY

Epilepsy is a brain disorder characterized by recurrent seizures at least two attacks in less than 24 hours. Epilepsy is one of the serious neurological disorders among the three major neurological disorders in children. Clinical manifestations of epilepsy in children is generally the same as in adults that their symptoms of seizures, followed by loss of consciousness, loss of body control, trauma, and urinary incontinence. Research in Departement of Children Health Sanglah Hospital Denpasar during January 2007 to December 2010, there were 276 new cases of epilepsy or an average of 69 cases per year. The are many cause of epilepsy in children such as prenatal, perinatal, and postnatal factor.

This research was conducted at the Department of Children Health Sanglah Hospital Denpasar from March to August 2016. This study uses longitudinal descriptive study design with consecutive sampling method. In this study, there were 82 samples met the inclusion criteria. The sample data obtained through medical records and interviews to parents. The variables that discussed in this study are history of intrauterine trauma, intrauterine infection, history of intrauterine radiation exposure, metabolic disorders of mother, birth age, birth weight, history of asphyxia, perinatal trauma, history of postnatal infection, head trauma, febrile seizures, and the family history of seizures.

In 82 samples, one child (1.2%) had a history of intrauterine trauma, one sample (1.2%) had a history of intrauterine infection, but no samples that have a history of radiation exposure and metabolic disorders of the mother. A total of 77 samples (93.9%) were born at term, while only five samples (6.1%) were born preterm. Based on birth weight, a total of 8 samples (9.8%) were born with LBW,

(6)

vi

12 samples (14.6%) had a history of asphyxia at birth, and there are 3 samples (3.7%) with a history of perinatal trauma as a result of the use of tools born such as vacuum and forceps. In this study, there are also 11 samples (13.4%) who had a history of postnatal infection and 6 samples (7.3%) with a history of head trauma. There are 27 samples (32.9%) samples with a history of febrile seizures, 14 samples (17%) had a family history of epilepsy, and 7 samples with a family history of febrile seizures.

In this study it can be concluded that the highest incident of related factors with epilepsy in children at Sanglah Hospital Denpasar is a history of febrile seizures, followed by a history of seizures in families, a history of asphyxia, history of postnatal infection and a history of low birth weight. There are many factors that cause epilepsy in children, so we need to educate the public, especially parents about epilepsy, the treatment, and the related factors to reduce the incidence of epilepsy in children.

(7)

vii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

RINGKASAN ... ix

SUMMARY ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Definisi Epilepsi ... 5

2.2 Epidemiologi Epilepsi ... 5

2.3 Klasifikasi Epilepsi ... 6

2.4 Patofisiologi Epilepsi ... 7

2.5 Faktor Risiko Epilepsi ... 9

2.5.1 Gangguan Prenatal dan Perinatal ... 9

2.5.2 Trauma Kepala ... 13

2.5.3 Kejang Demam ... 15

(8)

viii

2.5.5 Infeksi SIstem Saraf Pusat ... 20

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN ... 25

3.1 Kerangka Berfikir Penelitian ... 25

3.2 Kerangka Konsep ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN ... 29

4.1 Rancangan Penelitian ... 29

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

4.3 Populasi dan Subyek Penelitian ... 29

4.3.1 Populasi Penelitian ... 29

4.3.2 Kriteria Subyek... 30

4.3.3 Besaran Sampel ... 30

4.3.4 Teknik Penentuan Sampel ... 31

4.4 Variabel Penelitian ... 31

4.4.1 Identifikasi Variabel ... 31

4.4.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

4.5 Instrumen Penelitian ... 37

4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ... 37

4.8 Alur Penelitian ... 38

4.9 Analisis Data ... 38

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

5.1 Hasil Penelitian ... 39

5.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 45

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 50

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 51

6.1 Simpulan ... 51

6.2 Saran ... 51 DAFTAR PUSTAKA

(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1 Karakteristik Umum Pasien Epilepsi di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar Periode Maret hingga Agustus 2016 ... 40 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Beberapa Variabel Terhadap Kejadian Epilepsi 42

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian ... 27 Gambar 3.2 Kerangka Konsep Penelitian ... 29 Gambar 4.1 Alur Penelitian ... 38 Gambar 5.1 Distribusi Frekuensi Variabel Riwayat Infeksi Postnatal, Asfiksia dan Berat Badan Lahir Rendah ... 43

(11)

xi

DAFTAR SINGKATAN

ILAE : International League Against Epilepsy WHO : World Health Organization

MADDSP : Metropolitan Atlanta Developmental Disabilities Surveillance

Programme

GABA : γ-aminobutyric acid

IL : Interleukin

NMD : Neuronal Migrational Disorders PVL : Periventricular Leukomalacia PTE : Post Traumatic Epilepsy EEG : Electroencephalography

SNAT : Sodium-coupled Neutral Amino Acid Transporters GAP 43 : Grown Associated Protein 43

MTS : Mesial Temporal Sclerosis TLE : Temporal Lobe Epilepsy HSV : Herpes Simpleks Virus EBV : Ebstein-barr Virus

PML : Progressive Multifocal Leukoencephalopathy

TB : Tuberkulosis

SSP : Susunan Saraf Pusat BBLR : Berat Badan lahir Rendah BBLB : Berat Badan Lahir Lebih IMT : Indeks Massa Tubuh

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Form Pendataan Rekam Medis Pasien Lampiran 3. Hasil Pengolahan Data

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu gangguan neurologis yang menjadi permasalahan global adalah epilepsi. Epilepsi merupakan gangguan otak kronis yang memiliki karakteristik kejang berulang disertai gerakan involunter yang dapat melibatkan sebagian (partial) maupun seluruh tubuh (generalized) dan terkadang disertai dengan kehilangan kesadaran dan gangguan fungsi kemih (WHO, 2015). Menurut

International League Against Epilepsy atau ILAE (2005) epilepsi adalah

gangguan otak yang ditandai oleh sedikitnya dua serangan kejang berulang dalam waktu kurang dari 24 jam.

Epilepsi termasuk salah satu gangguan neurologi serius yang dapat terjadi pada anak-anak (Cansu dkk., 2007). Epilepsi masuk ke dalam tiga besar gangguan neurologi pada anak bersama dengan kejang demam dan palsi serebral (Raina dkk., 2011). Laporan yang dikeluarkan WHO (2015) menyebutkan sekitar 50 juta orang di dunia menderita epilepsi, proporsinya sekitar 4 sampai 10 orang per 1000 populasi pada negara maju dan sekitar 7 sampai 14 orang per 1000 populasi pada negara berkembang. Epilepsi bukanlah penyakit tunggal melainkan sekumpulan gangguan yang menyebabkan disfungsi otak. Manifestasi klinis epilepsi pada anak umumnya sama seperti pada orang dewasa yakni adanya gejala kejang yang diikuti dengan penurunan kesadaran, kehilangan kontrol tubuh, trauma, dan inkontinensia urin (Hocaoglu dan Koroglu, 2011). Angka prevalensi epilepsi anak berbeda di tiap negara. Laporan kasus di Bangladesh menunjukkan insiden epilepsi pada anak yakni sekitar 2,54 per 1000 populasi, di mana kejadian

(14)

paling banyak ditemukan pada anak usia di bawah 10 tahun (Moinuddin dkk., 2010). Di India, epilepsi pada anak menduduki peringkat pertama gangguan neurologis dengan prevalensi 202 orang per 100.000 populasi (Raina dkk., 2011). Indonesia sendiri belum memiliki data yang jelas mengenai kasus epilepsi pada anak, namun di Bagian Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah Denpasar selama periode penelitian Januari 2007 sampai Desember 2010, dijumpai pasien epilepsi baru 276 kasus atau rata-rata 69 kasus per tahun. Jumlah ini sekitar 5,3% dari keseluruhan kunjungan pasien di Poliklinik Neurologi Anak pada periode yang sama (Suwarba, 2011).

ILAE pada tahun 1981 melakukan pembagian epilepsi menjadi bangkitan parsial, bangkitan umum, dan bangkitan yang tidak terklasifikasikan. Nantinya pembagian ini akan diklasifikasikan lagi menjadi lebih spesifik. Pada tahun 1989, ILAE kembali memperbahurui klasifikasi epilepsi menjadi epilepsi berdasarkan letak fokus, umum, dan tidak dapat ditentukan apakah fokal ataupun umum (Perdossi, 2014).

Banyak faktor yang dapat menjadi penyebab epilepsi pada anak, antara lain gangguan prenatal dan perinatal, riwayat trauma kepala, kejang demam, riwayat keluarga yang menderita epilepsi, serta infeksi susunan saraf pusat (Cansu dkk., 2007). Onset kejang di usia dini, epilepsi yang simptomatik, frekuensi kejang (satu kali atau lebih per minggu) memiliki hubungan yang signifikan terhadap epilepsi dengan kontrol buruk (Moinuddin dkk., 2010). Khan dkk. (2012) juga menemukan hubungan yang signifikan antara epilepsi dengan riwayat epilepsi pada keluarga.

(15)

Setiap faktor risiko epilepsi memiliki mekanisme patofisiologi yang berbeda-beda. Faktor-faktor tersebut juga memiliki proporsi kejadian yang berbeda-beda di masyarakat. Tingginya angka kejadian serta banyaknya faktor penyebab epilepsi pada anak membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian deskriptif mengenai karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak beserta proporsi setiap faktor tersebut. Penelitian ini akan dilakukan dengan mengambil data rekam medis serta melakukan wawancara terhadap orang tua pasien epilepsi anak di Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar. Penelitian ini menjadi sangat penting mengingat masih kurangnya penelitian mengenai epilepsi pada anak di Indonesia dan berguna dalam rangka memantau kejadian epilepsi pada anak beserta faktor-faktor risikonya.

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang di atas maka dapat ditarik rumusan masalah yakni bagaimana karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak?

1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui proporsi karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak.

b. Untuk mengetahui ada tidaknya variasi faktor risiko epilepsi pada anak.

(16)

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat bagi Peneliti

Dapat menambah wawasan peneliti khususnya dalam bidang yang diteliti. 2. Manfaat bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan data dalam bentuk proporsi dan angka setiap faktor risiko epilepsi pada anak.

3. Manfaat bagi Masyarakat

Bagi masyarakat dapat dimanfaatkan sebagai bahan sosialisasi dalam rangka pencegahan terjadinya epilepsi pada anak-anak. Penelitian ini diharapkan juga dapat memberikan gambaran mengenai karakteristik faktor risiko epilepsi pada anak.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal ini, Kecamatan Aek Ledong sebagai kecamatan yang baru dimekarkan melakukan berbagai aspek pembangunan yang salah satunya yaitu memberikan pelayanan kesehatan berupa

Berdasarkan hasil penelitian mengenai analisis kandungan karbohidrat daun ketapang maka diketahui massa karbohidrat dan massa karbon dioksida pada ketiga lokasi

Dalam penulisan ini digunakan metode penelitian kepustakaan, yaitu suatu cara pengumpulan data yang bersumber dari bahan-bahan kepustakaan dimana mengunakan buku-buku, majalah,

Selain itu, hasil penemuan kajian ini boleh digunakan oleh Pihak Pengurusan Sumber Manusia di Kementerian Belia & Sukan, Majlis Belia Malaysia (MBM), Badan Gabungan

Dengan memanfaatkan hasil penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya, penelitian ini bermaksud menerapkan sebuah metode deteksi manusia pada kamera pengawas di kantor

• Pada konteks ini, peran profesional petugas kesehatan dalam bidang lingkungan fisik, lingkungan sosial, lingkungan kerja, sistem informasi dan perilaku, dan gizi merupakan

Blake Dictionary of any systematic discussion of the visual component of Blake’s illuminated books, which had played a larger part in Damon’s William Blake: His Philosophy

In this section, outline of the recursive O(n) forward dynamics algorithm implemented in Recursive Dynamics Simulator (ReDySim) solver and used for the simulation of chains