• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL PAPUA ISSN Vol. 8 Edisi No.2 November Terakreditasi Nomor 716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL PAPUA ISSN Vol. 8 Edisi No.2 November Terakreditasi Nomor 716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

'

Mitra Bestari

JURNAL PAPUA

ISSN 2085 - 9767

Vol. 8 Edisi No.2 November- 2016

Terakreditasi Nomor

716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

PENGELOLAJURNALARKEOLOGIPAPUA

: Dr. Widya Nayati, M.A.

(Jurusan Arkeologi, FIB UGM, Yogyakarta)

Prof. Riset Dr. Dwi Purwoko, M.Si (llmu Humaniora,

PMB-LIPI, Jakarta)Jenn Huff, PhD (Department of

Antropology, University of

Washington, Seattle) Vida

Kusmartono, M.A. (Arkeologi Prasejarah, Balai Arkeologi

Kalimantan Selatan)

Pemimpin Redaksi : Hari Suroto, S.S. (Arkeologi Prasejarah)

Sekretaris

: Zubair Mas'ud, M. Hum {Arkeologi Prasejarah}

Sidang Redaksi

Alamat Redaksi

Telp./ Faks

E-mail

: Sri Chiirullia Sukandar, S.S. (Arkeologi Sejarah)

Klementin Fairyo, M.Si (Etnoarkeologi)

Sonya M. Kawer, S.Sos (Arkeologi Sejarah)

Adi Dian Setiawan, S. S. (Etnoarkeologi)

: BALAI ARKEOLOGI PAPUA

Jl. lsele, Kampung Waena, Distrik Heram, Kota Jayapura 99358

:{0967)572467,573542

: redaksijurnalpapua@gmail.com

Jurnal Papua diterbitkan dua kali dalam satu tahun pada bulan Juni dan November

oleh Balai Arkeologi Papua. Jumal Papua memuat hasil-hasil penelitian, gagasan

konseptual, kajian dan aplikasi teori yang berkaitan dengan arkeologi. Persyaratan

naskah untukjumal Papua tercantum pada halaman belakang.

(2)
(3)

JURNAL PAPUA

ISSN 2085 - 9767

Vol. 8 Edisi No.2 November- 2016

Terakreditasi Nomor 716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

KATA PENGANTAR

Jurnal Papua Volume 8 nomor 2 ini merupakan kelanjutan dari volume

sebelumnya. Sebagai jurnal terakreditasi, redaksi berkomitmen menyajikan

jurnal yang sesuai dengan kaidah majalah ilmiah LIPI. Jurnal Arkeologi Papua

pada Volume 8 No. 2 November 2016, memuat sembilan artikel. Erlin Novita

ldje Djami menulis Mokat Ake: Budaya Megalitik di Situs Hitigima, Lembah

Balim Selatan, Kabupaten Jayawijaya. Artikel be~udul

Budaya Austronesia di

Kawasan Dan au Sentani ditulis oleh Hari Suroto. Marlin Tolla menu lis Menjajagi

Keberadaan Saccharum Spp di Papua Melalui Pendekatan Arkeologi.

Artikel Rini Maryone membahas tentang Situs Benteng di Papua Barat:

Fungsi Nilai Penting dalam Kearifan Lokal. Peneliti Balai Arkeologi Bandung,

Effie Latifundia menulis Kehidupan Religi Masyarakat di Daerah Perbatasan

Kabupaten Kuningan-Kabupaten Cilacap. Ni Komang Ayu Astiti peneliti

Kementerian Pariwisata menulis Mengoptimalkan Daya Tarik Wisata Untuk

Ketahanan Budaya {Studi Kasus Sumber Daya Arkeologi di Provinsi Papua).

Artikel Marian Ririmasse berjudul Arkeologi Pulau Terdepan: Tinjauan Potensi

Purbakala di Pulau Selaru Maluku Tenggara Barat. Nasruddin menulis artikel

Kajian lntegratif Situs Prasejarah di Kawasan Mangkulirang, Kutai Timur.

Peneliti dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kabupaten Wonogiri Lilyk

Eka Suranny menulis Moda Transportasi Tradisional Jawa.

Sembilan artikel yang dimuat dalam edisi ini, berkaitan dengan upaya

merekonstruksi sejarah-kebudayaan, merekonstruksi cara hidup manusia

masa lalu dan penggambaran proses perubahan kebudayaan. Redaksi

mengucapkan terima kasih kepada mitra bestari dan penulis yang berkontribusi

dalam penerbitan jurnal ini, dan selamat membaca.

(4)

JURNAL PAPUA

ISSN 2085 - 9767

Vol. 8 Edisi No.2 November- 2016

Terakreditasi Nomor 716/ Akred/P2MI-LIPI/04/20 16

DAFTARISI

Kata Pe ng an tar ... .

Daftar lsi .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . ... . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . ... . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .. . ... . .. . . .. . . .. . .. . . .. . . .

ii

Abstrak ...

v

Abstract...

ix

Erlin Novita ldje Djami

Mokat Ake: Budaya Megalitik di Situs Hitigima Lembah Balim Selatan Kabupaten Jayawijaya

Mokat Ake: Megalithic Culture in Hitigima Site South Balim Valley

Jayawijaya Regency . . .

111-119

Hari Suroto

Budaya Austronesia di Kawasan Danau Sentani

Austronesian Culture in the Sentani Lake Area . . .

121-128

Marlin Tolla

Menjajagi Keberadaan Saccharum Spp di Papua Melalui Pendekatan Arkeologi

Exploring the Existence of Saccharum spp in Papua through

Archaeological Approach . . .

129-137

Rini Maryone

Situs Benteng di Papua Barat: Fungsi Nilai Panting dalam Kearifan Lokal

Fort Site in West Papua: Value, Function in Local Knowledge ...

139-145

Effie Latifundia

Kehidupan Religi Masyarakat di Daerah Perbatasan Kabupaten Kuningan-Kabupaten Cilacap

Religious Life of Communities in the Border of Kuningan Regency-Cilacap Regency

... 147-160

Ni Komang Ayu Astiti

Mengoptimalkan Daya Tarik Wisata Untuk Ketahanan Budaya (Studi Kasus Sumber Daya Arkeologi di Provinsi Papua)

Optimizing Tourisme Attractions for Cultural Endurance: A Case Study of

Archaeological Resources in Papua . . .

161-178

Marlon Ririmasse

Arkeologi Pulau Terdepan: Tinjauan Potensi Purbakala di

Pulau Selaru Maluku Tenggara Barat

Archaeology of Outermost Island: The Potential Overview in

(5)

Nasruddin

Kajian lntegratif Situs Prasejarah di Kawasan Mangkulirang, Kutai Timur

Integrative Study of Prehistoric Site in Mangkulirang Region, East Kutai .. .. . .. ... ... .

203-215

Lilyk Eka Suranny

Moda Transportasi Tradisional Jawa

Traditional Transportation Equipment in Java . . . .. . ..

217-231

(6)
(7)

JURNAL PAPUA

ISSN 2085 - 9767

Vol. 8 Edisi No.2 November- 2016

Terakreditasi Nomor 716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

Kata kunci bersumber dari artikel. Lembar abstrak ini boleh digandakan )

tanpa izin dan biaya

DDC. 930.1

Erlin Novita ldje Djami (Balai Arkeologi Papua) Mokat Ake: Budaya Megalitik di Situs Hitigima Lembah Balim Selatan, Kabupaten Jayawijaya Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016,

hlm.lll-119

Temuan jalanarwahataumolratakedi SitusHitigima, Distrik Asotipo, Kabupaten Jayawijaya, telah membawa perspektif baru terkait dengan sebaran dan keragaman b~tuk megalitik di Indonesia. Di samping itu, sebagai bukti bahwa di wilayah pegunungan tengah Papua juga telah ters~tuh

oleh budaya megalitik yaitu suatu tradisi budaya yang diperk~ oleh p~utur Austronesia sejak masa neolitik dan terus mentradisi hingga kini. Hasil penelitian di Situs Hitigima adalah berupa Kampung Adat Asoma, jalan arwah, beberapa buah tiang batu, satu buah batu berukuran besar, dan ceruk di Gunung Hesagenem, serta Kali Biru. Unsur-unsur tersebut merupakan satu kesatuan konteks yang terkait dengan adat kematian pada suku Hubula di Lembah Balim selatan, yang juga m~ggambarkan tentang hubungan perjalanan n~ek moyang, dan p~yatuan kembali para keturunan dengan leluhurnya.

DDC. 930.1

Hari Suroto (Balai Arkeologi Papua)

Budaya Austronesia di Kawasan Danau S~tani Jurnal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, hlm.l21-128

Persebaran artefak gerabah dan bahasa

m~unjukan p~utur Austronesia lebih banyak bermukim, beraktivitas, dan berinteraksi d~gan p~duduk: asli Papua di pesisir. Kawasan Danau Sentani terletak di pesisir utara Papua, bahasa Sentani tergolong dalam bahasa non-Austronesia (phylum Trans New Guinea). Tulisan ini bertujuan untuk m~getahui p~garuh budaya Austronesia di Kawasan Danau Sentani. Tulisan ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode pengumpulan data dilakukan ~an survei permuk:aan tanah serta pengamatan lingkungan, serta pendekatan etnoarkeologi. P~garuh budaya Austronesia di Kawasan Danau s~tani melalui masyarakat pesisir di Vanimo, Aitape, dan Sepik Timur Papua Nugini. Artefak yang m~jadi bukti p~garuh budaya Austronesia yaitu gerabah, gelang kaca, manik-manik kaca, artefak perunggu. Pengaruh lainnya yaitu tradisi pembuatan gerabah, tradisi tato, pembuatan minuman beralkohol, sistem kepemimpinan serta pemeliharaan anjing, babi dan a yam.

Kata kunci: mokat ake, budaya megalitik, Lembah

Balim Kata kunci: budaya Austronesia, Sentani,

'---~ 'p~~mruhbuda~

DDC. 930.1

Marlin Tolla (Balai Arkeologi Papua)

M~jajagi Keberadaan Saccharum Spp di Papua Melalui P~dekatanArkeologi

Jurnal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, hlm.l29-137

Tulisan ini bertujuan untuk mendiskusikan mengenai keberadaan jenis Saccharum spp di Papua yang didasarkan pada data arkeologi dan juga data etnografi. P~elitian mengenai Saccharum spp telah lama m~jadi bahan p~elitian o1eh beberapa disip1in ilmu seperti: arkeo1ogi, lingkungan, bahasa dan lain sebagainya telah sangat aktif dalam m~jawab berbagai m.acam pertanyaan terutama terkait dengan asal usul dari tanaman Saccharum spp. Adapun data yang diulas dalam tulisan ini yakni berasal dari beberapa tulisan baik itu yang pernah dipublikasikan, tulisan yang tidak dipublikasikan dan juga tidak tertinggal data etnografi. Data-data ini dimaksudkan untuk memberikan p~jelasan serta kemungk:inan atas proses budaya dari tumbuhan termasuk: Saccharum spp baik yang ditemukan dalam situs-situs arkeologi maupun yang digunakan dalam suku-suku yang ada di Papua sekarang ini. Kesimpulan yang ditarik dalam tulisan ini

adalah adanya kemungkinan yang m~jelaskan t~tang peranan Papua pada masa lalu sebagai tempat asal tumbuh kembangnya beberapa jenis tumbuhan termasuk: Saccharum spp.

(8)

DDC. 930.1

Rini Maryone (Balai Arkeologi Papua)

Situs Benteng di Papua Barat: Fungsi Nilai Penting dalam Kearifan Lokal

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, hlm.139-145

Kajian tentang situs benteng di Papua Barat belum pernah dilakukan. Tulisan ini bertujuan dapat mengetahui benteng-benteng yang ada di Papua Barat, nilai penting dan fungsi benteng tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei lapangan, wawancara dan kajian pustaka. Penelitian benteng yang dilakukan di Papua Barat menemukan benteng Yenbekaki, benteng Usaha Jaya, benteng Wayom, benteng keramat Claudia, dan benteng Babo. Pembangunan benteng didasarkan pada fungsi pertahanan serta memiliki nilai kearifan lokal yaitu dengan memanfaaatkan sumberdaya lingkungan setempat dan disesuaikan dengan topografi setempat.

Kata kunci: benteng, fungsi, nilai penting, kearifan lokal

DDC. 930.1

DDC. 930.1

Effiee Latifundia (Balai Arkeologi Bandung) KehidupanReligi Masyarakat di Daerah Perbatasan Kabupaten Kuningan- Kabupaten Cilacap

Jumal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, hlm. 147-160

Sampai sekarang ini, beberapa desa di daerah perbatasan Kuningan-Cilacap masyarakatnya masih mendukung tradisi megalitik. P~aan

leluhur atau pemujaan 1eibadap roh nenek moyang

merupakansuatukonsepkepercayaanyang berkembang

pada kebudayaan megalitik, yaitu suatu kebudayaan yang menggunakan benda-benda atu bangunan dari

batu sebagai sarana ritualnya. Penelitian ini bertujuan menggali sisa-sisa tradisi megalitik yang masih berlangsung dalam masyarakat hingga sekarang ini di beberapa desa di daerah perbatasan Kabupaten Kuningan (Jawa Barat) dengan Kabupaten Cilacap (Jawa Tengah), dan media apa saja yang digunakan. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei untuk mengumpulkan informasi dan mendeskripsikan bentuk-bentuk tinggalan budayanya. Hasil penelitian menunjukkan meskipun Islam telah dianut sebagai agama namun kepercayaan terhadap leluhur sebagai paham religi lokal sebelum Islam berkembang, masih tetap berlangsung dan dipertahankan oleh beberapa masyarakat pedesaan di perbatasan. Dapat disimpulkan, OOhwa semakin kurang suatu daerah mendapat pengaruh dari luar maka dapat mengakibatnya unsur lokal semakin kuat/dominan mengakar dalam tata 1aku dan kepercayaan masyarakatnya, karena hal tersebut sudah berlangsung dalamjangka waktu yang panjang.

Kata Kunci: religi, tradisi megalitik, keramat

Ni Komang Ayu Astiti (Asisten Deputi Penelitian Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan)

Mengoptimalkan Daya Tarik Wisata Untuk Ketahanan Budaya (Studi Kasus Sumber Daya Arkeologi di Provinsi Papua)

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, hlm.l61-178

Pembangunan sektor pariwisata memberikan kontribusi devisa yang cukup besar setelah minyak dan gas, batu bara, dan kelapa sawit. Pemerintahjuga telah menetapkan target kunjungan 20 juta wisman dan 275 pergerakan wisatawan nusantara di tahun 2019. Memasuki era globalisai pergerakan manusia dari suatu Negara dan daerah semakin cepat karena jarak semakin dekat, sehingga sangat mendukung pertumbuhan pariwisata. Kondisi ini mempunyai dampak positif di bidang ekonomi dan IPTEK, tetapi perubahan sosial sangat rentan yang berdampak pada melemahnya ketahanan budaya di masyarakat. Untuk itu bagaimana meningkatkan ketahanan budaya dengan meminimalisasi pengaruh negatif pembangunan pariwisata pada era globalisasi di Papua sangat penting dilakukan. Trend wisatawan saat ini lebih memperhatikan kualitas pengalaman dan kecenderungan untuk mencari sesuatu yang unik dan otentik serta tidak ditemuk:an di daerah atau negaranya.Untuk memenuhi trend dan permintaan pasar ini dapat dilakukan dengan menyajikan sumber daya arkeologi di Papua sebagai daya tarik wisata. Mengoptimalkan sumber daya arkeologi di Papua sebagai daya tarik wisata agar dapat diberdayakan untuk meningkatkan ketahanan budaya masyarakat selain memberikan manfaat ekonomi merupakan tujuan dari penelitian ini. Penelitian dilakukan dengan studi pustaka dan survei serta menggunakan teknik analisis deskriptif-kualitatif. Dari hasil analisis diketahui bahwaPapuamempunyai potensi sumber daya arkeologi masih dapat disajikan keaslian dan kontekstualisasi. Memunculkannilai danmakna budaya sumberdayaarkeologi dalamkontekskekiniandengan menjadikannya sebagai daya tarik wisata di Papua merupakan embrio terbentuknya citra positif dan identitas lokal seperti nilai multi kultur, solidaritas, persatuan dankesatuan, gotong royong dan bangga dengan kebudayaan sendiri.

(9)

DDC. 930.1 "' r DDC. 930.1 Marlon Ririmasse (Balai Arkeologi Maluku)

Arkeologi Pulau Terdepan: Tmjauan Potensi Purbakala di Pulau Selaru, Maluku Tenggara Barat Jumal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, him.

179-201

Pulau Selaru adalah salah satu dari 92 pulau terdepan di Indonesia. Terletak di Kepulauan Tanimbar, Selaru menjadi salah satu pulau terselatan Nusantara yang paling dekat dengan daratanAustralia. Hal

mana

memberi nilai strategis secara politis dan akademis bagi wilayah ini. Meski dengan nilai penting sedemikian, belum banyak perhatian dari studi arkeologi dan sejarah budaya bagi Pulau Selaru. Makalah ini merupakan tinjauan awal atas potensi arkeologi yang ada di salah satu wilayah teras negara ini. Pendekatan penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei penjajakan. Hasil studi menemukan bahwa Selaru memiliki potensi dalam kerangka studi arkeologi

dan sejarah budaya kawasan. Termasuk dalam kaitan dengan kajian budaya untuk pengembangan kawasan perbatasan.

Kata k:unci: arkeologi, pulau terdepan, Pulau ,selaru

r

poe.

930.1

~ilyk Eka Suranny (Kantor Litbang Kab. Wonogiri) iModa transportasi Tradisional Jawa

~umalPapua Vol. 8, No.2, November2016,

hlm.217-~31

IPerkembangan teknologi transportasi semakin pesat

~ejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan

~ teknologi. Salah satu dampaknya adalah moda ~portasi tradisional semakin ditinggalkan oleh

~asyarakat. Oleh karena itu diperlukan upaya pelestarlan budaya khususnya pada alat ransportasi tradisional karena memiliki nilai

· storis yang tinggi bagi bangsa Indonesia. Tulisan · · menguraikan beberapa jenis moda transportasi

·sional di Jawa. Selain itu juga dijelaskan engenai peranannya dalam masyarakat di tengah a globalisasi. Teknik pengumpulan data dilakukan

elalui observasi, wawancara dan studi kepustakaan. enelitianinimenggunakanmetodedeskripti.fkualitatif. erdasarkan basil penelitian moda transportasi

· ional yang digunakan oleh masyarakat Jawa akni becak, delman, gerobag dan sepeda onthel.

oda transportasi tradisional memiliki peranan

aitu peran sosial, budaya, ekonomi dan lingkungan.

ta k:unci: moda transportasi tradisional, becak, lman, gerobag, sepeda onthel

Nasruddin (Pusat Penelitian Arkeologi Nasional) Kajian Integratif Situs Prasejarah di Kawasan Mangkulirang, Kutai Timur

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, hlm.203-215

Kajian tentang karst ada1ah kajian yang dapat

dilakukan secara holistik, karena di dalam kawasan karst terdapat berbagai potensi seperti tinggalan arkeologis prasejarah yang cukup tua, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki kearifan lokal, para pencari sarang walet, aktivitas pertanian tradisional dan pemanfaatan menjadi lokasi pemukiman, serta kebiasaan-kebiasaan yang diwujudkan dalam bentuk tradisi dan kesenian. Melalui pendekatan arkeologi keruangan, maka penelitian arkeologi di Karst Kutai Timur, tidak hanya mengungkapkan aspek spasial dan temporal saja, tetapi secara utuh ingin menjelaskan

secara

kultural maupun fisikal; sinkronik maupun diakronik kawasan ini dihuni

manusia . .Kawasan karst Mangkulirang yang begitu luas tentunya memerlukan lintas kajian untuk memperoleh penjelasan; subsistensi, teknologi dan lingkungan purba, serta sistem adaptasi yang telah punah. Situs goa dan ceruk di kawasan Mangkulirang dapat memberikan kontribusi berharga terhadap pengetahuan sejarah dan proses budaya prasejarahnya. Segala jenis potensi di atas memerlukan pengelolaan dalam rangka sinergitas, peran serta dan tanggung jawab bersama dengan

pemerintah daerah, lintas kelembagaan dan

organisasi masyarakat, maupun lintas sektoral

dan multi disiplin untuk meminimalisir benturan atas berbagai kepentingan di kawasan karst dalam rangkapengelolaan dan pelestarian eagar budaya Indonesia.

Kata Kunci: potensi arkeologi prasejarah, penelitian dan pelestarian secara terpadu

(10)
(11)

JURNAL PAPUA

ISSN 2085 - 9767

Vol. 8 Edisi No.2 November- 2016

Terakreditasi Nomor 716/Akred/P2MI-LIPI/04/2016

Keywords are extracted from article. Abstract may be reproduced without )

permission and cost

DDC. 930.1

Erlin Novita Idje Djami (Balai Arkeologi Papua) Mokat Ake: Megalithic Culture in Hitigima Site South Balim Valley Jayawijaya Regency

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, p.111-119

The findings of the spirits path or Mokat Ake in the Hitigima Site, Asotipo District, Regency of Jayawijaya, has brought a new perspective related to the distribution and diversity of megaliths culture in Indonesia. In addition, as a proof that in the central mountainous region of Papua have also been touched by the megalithic culture, is a cultural tradition that was introduced by Austronesian speakers since the Neolithic and continues a tradition until now. Research results from the Hitigima site is in the form of Asoma Indigenous Village, spirits path (mokat ake), a few of stone pillars, a large stone, and a niche in the mountain Hesagenem, as well as blue lake. These elements constitute a single entity associated with the context of indigenous deaths in Hubula tribe in southern Balim Valley, which is also described how the ancestors of the trip, and the reintegration of descent with ancestors.

Keywords: Mokat Ake, megalithic culture, Balim Valley

DDC. 930.1

Marlin Tolla (Balai Arkeologi Papua)

DDC. 930.1

Hari Suroto (Balai Arkeologi Papua)

Austronesian Culture in the Sentani Lake Area Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, p.

121-128

Pottery artifacts distribution and language show that Austronesian speakers mostly settle, do activity, and interact with indigenous Papua in the coastal. Sentani Lake area is located in north part of Papua, in which Sentani language belongs to the non-Austronesian (phylum Trans New Guinea). This study is aimed to reveal the influence of Austronesian culture in Sentani Lake area through descriptive and qualitative methods. The data is gathered by conducting surface survey, environmental observation, and ethnoarchaeological approach. The influence of Austronesian culture in Sentani Lake area is brought through the coastal communities in Vanimo, Aitape, and East SepikPapua New Guinea. Artifacts as the evidences showing the influence of Austronesian culture are in the form of pottery, glass bracelet, glass beads, and bronze artifacts. It is also shown through a pottery making tradition, tattoo, alcoholic drink. leadership system, and the breeding of dog, pig, and chicken.

Keywords: Austronesian culture, Sentani, cultural influence

Exploring the Existence of Saccharum spp in Papua through Archaeological Approach Jumal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, p.129-137

This paper aims to propose a discussion about the existence of Saccharum spp in Papua which is based on archaeological and ethnographic study. The academic discipline such as literary studies, archaeology, ecology etc been so intensely involved in answering the question about the origins of Saccharum.spp. Unpublished research together with some previously published results also etnography data is provide in this paper to explore the possibility and an explanation of cultural process especially the the influence of the Holocene period in the introduction for the growth of plants, such as Saccharum.spp. It is concluded that Papua has long played a key role in the development of plants including Saccharum spp.

(12)

DDC. 930.1

Rini Maryone (Balai Arkeologi Papua)

Fort Site in West Papua: Value, Function in Local Knowledge

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, p.139-145

Studies on the site of the fort in West Papua has never been done. This paper aims to be able to know forts in West Papua, the importance and JUnction of the fortress. The method used in this research is the field surveys, interviews and a literature review. Archaeological research find Yenbekaki fort, Us aha Jaya fort, Wayom fort, Claudia sacred fort, and Babo fort. Construction of the fort was based on the defense JUnction and has values of local wisdom is with wear resources adapted to the local environment and the local topography. Keywords: fort, JUction, value, local knowledge

\.

rDDC. 930.1

DDC. 930.1

E:ffiee Latifundia (Balai Arkeologi Bandung) Religious Life of Communities in the Border of Kuningan Regency-Cilacap Regency

Jurnal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, p.147-160

Until now, in some villages in the border area of Kuningan-Cilacap people still support the megalithic tradition. Ancestor worship or veneration of ancestral spirits is a growing belief in the concept of megalithic culture, ie a culture that uses objects atu stone building as a means of rituals. This study aims to explore the remains of megalithic tradition which is still ongoing in the community to this day in some villages in the border area of Kuningan Regency, West Java to Cilacap, Central Java, and the media are to be used. This research was conducted by survey method to collect information and describe forms of cultural remains. The results showed although Islam has been embraced as a religion, but belief in ancestors as local religious understanding before Islam developed, ongoing, and maintained by several rural communities in the border. It can be concluded, that the less an area under the influence of the outside then resulting in stronger local element/dominant code of conduct rooted in the community, because it is already in progress in the long term.

\.Keywords: religion, tradition megalithic, sacred

Ni Komang Ayu Astiti (Asisten Deputi Penelitian Pengembangan Kebijakan Kepariwisataan) Optimizing Tourisme Attractions for Cultural

Endurance: A Case Study of Archaeological Resources in Papua

Jumal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, p.l61-178

Development of the tourism sector contributes a sizeable foreign exchange after oil and gas, coal, and oil palm. The government has also set a target of 20 million foreign tourists visit and 275 local tourist movement in 2019. Entering the era of globalization the movement of people from one country and region more quickly because the distance is getting closer, so it supports the growth of tourism. These conditions have a positive impact on the economy and science and technology, but social change is very vulnerable to the impact on the weakening of the resilience of culture in society. For that how to increase the resilience of culture by minimizing the negative effects of tourism development in the era of globalization in Papua is very important. Trend rating is currently more concerned about the quality of experience and a tendency to look for something unique and authentic and can not be found in the region or country. To meet market demand trends and this can be done by presenting archaeological resources in Papua as a tourist attraction. Optimizing the archaeological resources in Papua as a tourist attraction that can be empowered to improve the resilience of culture in addition to providing economic benefits is the goal of this research. The study was conducted with the literature study and survey and using descriptive analysis techniques-qualitative. From the results of analysis show that Papua has the potential archaeological resources can still be presented authenticity and contextualization. Unlock the value of cultural and archaeological resources significance in the present context to make it as a tourist attraction in Papua embryonic formation of a positive image and local identity as multi cultur values, solidarity, unity and unity, mutual assistance and proud of Their own culture.

(13)

DDC. 930.1

Marlon Ririmasse (Balai Arkeologi Maluku) Archaeology of Outermost Island: The Potential

Overview in Selaru Island West Southeast Moluccas Indonesia

Jumal Papua Vol. 8, No. 2, November 2016, p.l79-201

Selaru is one of the 92 outermost islands in Indonesia. Geographically located in the Tanimbar Archipelago, Selaru is one of the southeasternmost island of Indonesia which is closely located to Australia. A condtion that present the strategic value in terms of politics and academics for this area. Unfortunately, despite the importance of this island, very limited archaeological and cultural historical study has been conducted in Selaru. This paper is a prelimenary overview of archaeological potential in one of the country frontline. The

reconaissance survey has been adopted as an approach in this research. The results shows that Selaru is a potential region to be developed in the framework of archaeology and cultural history of

the region. Includes, the cultural study to develop the border area of Indonesia.

Keywords: archaeology, outermost islands, Selaru

'

~

r

~

DDC. 930.1

Lilyk Eka Suranny (Kantor Litbang Kab. Wonogiri) Traditional Transportation Equipment in Java Jumal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, p.217-231

The transportation technologies develop more rapidly along with the development of science and technology. One of consequences is the traditional transportation being abandoned by the community. Therefore, it needs cultural preservation efforts, especially in traditional transportation because it is a high historical value for Indonesia. This article describe some kind of traditional transportation modes in Java. It also described the role of society in the era of globalization. Data was collected using observation, interviews and literature study. This study used a qualitative descriptive method. Based on research of traditional modes of transportation used by the Java community is pedicab, wagon, gerobag and onthel bicycle. Traditional modes of transportation have a role namely the role of social, cultural, economic and environmental.

Keywords: traditional transportation, pedicab, wagon, gerobag, onthel bicycle

DDC. 930.1

Nasruddin (Pusat PenelitianArkeologi Nasional) Integrative Study of Prehistoric Site in Mangkulirang Region, East Kutai

Jurnal Papua Vol. 8, No.2, November 2016, p.203-215

Studies on karst is a study that can be done holistically, because in the karst region there are various potentials such as; prehistoric archaeologicalremainswhicharequiteold, there are groups of people who have local knowledge seekers swallow nest, traditional agricultural activities and the utilization of the site of the settlement (settlement area), as well as habits embodied in traditions and art. Through archaeological approach to spatial (spatial archeology), the archaeological research in East Kutai Karst, not only reveal the spatial and temporal aspects alone, but as a whole want to explain culturally and physically; synchronic and diachronic this region inhabited by humans. Mangkulirang karst area is so vast traffic would require a study to obtain an explanation; subsistence, technology and the ancient environment, as well as the adaptation of the system that have become extinct. Cave sites and niches in the Mangkulirang a valuable contribution to the knowledge of the history and prehistory of cultural processes. Any kind of potential above require management in the context of syne'XY, participation and shared responsibility with the local authorities, cross-institutional and community organizations, as well as cross-sectoral and multi-disciplinary to minimize conflicts of the various interests in the karst region in the management and preservation of cultural heritage Indonesia,

Keywords: potential prehistoric archaeology, research and conservation in an integrated manner

(14)

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, dapatan kajian ini menunjukkan bahawa dalam mereka bentuk kurikulum BIM untuk golongan pekak bagi PAFA kesemua item telah dipersetujui oleh kesemua pakar dan terdapat

a) Wajib muwaqqat, yaitu kewajiban yang ditentukan batas waktu untuk melaksanakannya, seperti shalat fardhu yang lima waktu, kapan mulai dan berakhirnya waktu

pencoblosan sebanyak dua kali oleh orang yang sama, telah dibantah oleh saksi Termohon bernama Saptono.. Saksi Saptono menegaskan bahwa di TPS 3 Desa Sungai Jering ada

Pada perancangan sistem repository untuk peneran algoritma sequential pencarian beruntun (Sequential) adalah proses membandingkan setiap elemen larik satu per satu

Negara adalah suatu organisasi kekuasaan atau organisasi kewibawaan yang harus memenuhi persyaratan unsur-unsur tertentu, yaitu harus memiliki pemerintah

(1) Pemerintah daerah berkewajiban menyusun kebijakan, program dan kegiatan pembangunan berperspektif gender yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang

Yang lebih penting lagi di sini adalah, bahwa ceritera Wayang Beber Pacitan ini merupakan ceritera politik di mana sebenarnya memiliki fungsi untuk melegitimasi

Jika belum lancar, ejalah dengan jelas.. Ini