NARASI SISWA SD KELAS IV
I Md. Gita Bagus Sawitra
1, I Kt. Dibia
2, I Gd. Margunayasa
3 1,2,3Jurusan PGSD, FIP
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia
e-mail: [email protected]
1, [email protected]
2,
[email protected]
3Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan narasi antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran picture and picture berbantuan media
PowerPoint dengan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional di kelas IV SD
Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan non equivalent post-test only
control group design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD di Gugus III Udayana
Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana tahun pelajaran 2014/2015. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah random sampling. Instrumen penelitian ini adalah rubrik penskoran keterampilan menulis karangan narasi. Data dianalisis dengan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan rata-rata skor yang menunjukkan perbedaan. Rata-rata skor yang diperoleh kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint adalah 83,021, lebih besar daripada rata-rata skor kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional, yaitu sebesar 73,25. Berdasarkan pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana.
Kata-kata kunci: narasi, PowerPoint, picture and picture
Abstract
The aims of this study are to determine the difference in narrative writing skills between group of students which taught with picture and picture learning model using PowerPoint and group of students which taught with conventional learning model of the elementary school students in the 4th grade of Cluster III Udayana Mendoyo District Jembrana Regency of the academic year 2014/2015. This study is a quasi experiment research with non equivalent post-test only control group design. The data of the study was taken from the 4th grade of Cluster III Udayana Mendoyo District Jembrana Regency of the academic year 2014/2015. The technique used in this study is random sampling technique. The instrument of this observation is the narrative writing skills scoring rubric. The data were analyzed in two stages, which are the descriptive statistical analysis and inferential statistical analysis. Based on the analysis, there is found the average score that shown difference. The average score obtained by the group of students which taught with picture and picture learning model using PowerPoint is 83.021, bigger than the average score of a group of students which taught with conventional learning model, which amounted to 73.25. Based on the explanation above, it can be concluded that teaching and learning process using picture and picture learning model using PowerPoint media influence the narrative writing skills of the 4th grade of Cluster III Udayana, Mendoyo District Jembrana Regency of the academic year 2014/2015. Key words: narrative, PowerPoint, picture and picture
PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan hak bagi seluruh warga negara Indonesia. Hal ini tercantum dalam UUD 1945 BAB XIII tentang Pendidikan dan Kebudayan, pasal 31 ayat 1 yang menyebutkan bahwa “setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara”
Dari kutipan undang-undang di atas dapat diketahui bahwa pendidikan di sekolah bukanlah proses yang dilaksanakan secara sembarangan, akan tetapi proses yang dilakukan oleh guru dan siswa untuk pencapaian tujuan tertentu.
Sanjaya (2011: 1) menyatakan “salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah lemahnya proses pembelajaran”. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah terus melakukan penyempurnaan kurikulum. Kurniasih dan Sani (2014) perubahan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan niatan untuk perbaikan sistem pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam proses pembelajaran yang berujung pada perbaikan sistem pendidikan.
Sekolah dasar di Indonesia saat ini menggunakan dua kurikulum, yaitu kurikulum 2013 dan kurikulum 2006. Hal tersebut tercantum dalam Permendikbud No. 160 Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013, pada pasal 1 dan pasal 2 ayat 1. Pasal 1 menyatakan “satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang melaksanakan Kurikulum 2013 sejak semester pertama tahun pelajaran 2014/2015 kembali melaksanakan Kurikulum tahun 2006 mulai semester kedua tahun pelajaran 2014/2015 sampai ada ketetapan dari Kementerian untuk melaksanakan Kurikulum 2013”.
Pasal 2 ayat 1 menyatakan “satuan pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang telah melaksanakan Kurikulum 2013 selama 3 (tiga) semester tetap menggunakan Kurikulum 2013”.
Sanjaya (2011: 6) mengatakan “bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna”. Seorang guru harus mengetahui cara-cara agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan bermakna sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Oleh karena itu, guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Joyce (dalam Trianto, 2010: 22) menyatakan bahwa “model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum, dan lain-lain”.
Keberhasilan penerapan model pembelajaran dapat dioptimalkan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran. Menurut Asyhar (2012: 8) media pembelajaran dapat dipahami sebagai ”segala sesuatu yang dapat menyampaikan atau menyalurkan pesan dari suatu sumber secara terencana, sehingga terjadi lingkungan belajar yang kondusif dimana penerimanya dapat melakukan proses belajar secara efisien dan efektif”. Jika model pembelajaran dapat menggunakan media pembelajaran yang sesuai, maka proses pembelajaran akan menjadi lebih kondusif, efisien, dan efektif.
Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar juga memerlukan penerapan model dan media pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif. Dibia dkk (2007: 12) menyebutkan ”bahwa ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, menulis”. Masing-masing aspek memerlukan model dan media pembelajaran yang sesuai.
Berdasarkan hasil observasi dan pencatatan dokumen siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana yang dilakukan pada tanggal 28 dan 29 Januari 2015 menunjukkan bahwa guru belum memperhatikan pentingnya model dan media dalam pembelajaran. Khususnya dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek keterampilan menulis. Sehingga pemahaman anak dalam keterampilan menulis menjadi sangat kurang. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata keterampilan menulis siswa pada semester satu, tahun pelajaran 2014/2015 yaitu 60 dengan KKM 66. Dalam melaksanakan pembelajaran bahasa Indonesia, guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional, model pembelajaran ini cenderung menekankan pada pemberian informasi yang bersumber pada buku teks, referensi atau pengalaman pribadi, dengan menggunakan metode ceramah, demonstrasi, dan diskusi, dan laporan studi (Baharuddin, 2007). Hal ini dapat membawa akibat pada rendahnya prestasi belajar siswa kelas IV dalam mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya keterampilan menulis. Keadaan demikian jika dibiarkan terus menerus, maka kemungkingan besar keterampilan menulis pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak akan tercapai sesuai yang diharapkan. Perlu diupayakan jalan keluar untuk mengatasi masalah tersebut dengan menerapkan model yang lebih tepat yaitu dengan difokuskan pada penerapan pembelajaran picture and picture
berbantuan media PowerPoint terhadap keterampilan menulis karangan narasi pada siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana. Shoimin (2014:122) menyatakan “picture and picture adalah suatu model pembelajaran menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan logis”. Model pembelajaran
picture and picture menekankan pada
gambar-gambar acak yang kemudian
disusun secara logis oleh siswa dengan disertai alasan.
Penggunaan model pembelajaran
picture and picture yang menekankan pada
gambar dapat meningkatkan keterampilan
menulis karangan narasi siswa. Dengan melihat gambar, maka siswa akan dapat
menyerap pengetahuan lebih banyak.
”Pengetahuan didapatkan dari 75% melihat, 13% dari mendengar, dan 12% dari
mengecap, mencium, dan meraba”
(Peoples dalam Aqib, 2013: 48). Gambar yang dilihat oleh siswa akan memberikan pengetahuan lebih banyak dibandingkan
dengan guru yang ceramah dalam
pembelajaran konvensional. Beaulieu
(2008: 17) menyatakan bahwa “sebuah „gambar‟ memiliki kemampuan untuk menyampaikan banyak informasi dengan ringkas dan dapat lebih mudah diingat daripada penjelasan yang panjang”. Sesuai dengan pernyataan Beaulieu, gambar pada model pembelajaran picture and picture dapat memberikan informasi yang lebih banyak dari pada penjelasan guru yang panjang. Pembelajaran picture and picture dapat dilaksanakan dengan optimal jika menggunakan bantuan media, salah satunya dengan menggunakan media
PowerPoint. PowerPoint akan
mempermudah pekerjaan guru dalam menerapkan pembelajaran picture and
picture, khususnya untuk menampilkan
gambar. “PowerPoint adalah sebuah program aplikasi untuk presentasi, lebih jelasnya sebuah program aplikasi untuk membuat layar silih berganti seperti proyektor” (Pardosi, 2004: 8).
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dilihat bahwa antara model picture and
picture sangat berbeda dengan model
pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah. Dengan perbedaan antara model picture and picture dan model pembelajaran konvensional diyakini memberikan efek yang berbeda terhadap keterampilan menulis karangan narasi. Dengan demikian, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan keterampilan menulis karangan narasi antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran picture and
picture berbantuan media PowerPoint
dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015.
METODE
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen semu (quasi
eksperiment). penelitian ini disebut
eksperimen semu karena penelitian ini diadakan di suatu institusi sekolah, sehingga secara teknis tidak memungkinkan diadakan kontrol terhadap semua variabel secara ketat. Penempatan
subjek ke dalam kelompok yang dibandingkan tidak dilakukan secara acak. Individu sudah ada dalam kelompok yang dibandingkan sebelum diadakannya penelitian.
Desain Penelitian yang digunakan adalah non equivalent post-test only control
group design. Desain ini dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1. Non Equivalent Post-test Only Control Group Design
Kelas Treatment Post-test
Eksperimen X O1
Kontrol – O2
(diadaptasi dari Dantes, 2012)
Keterangan: X = treatment terhadap kelompok eksperimen, – = tidak menerima treatment, O1 = post–test terhadap kelompok eksperimen, O2 = post–test terhadap kelompok kontrol
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo. Jumlah keseluruhan
populasi adalah 138 Siswa dengan komposisi pada masing-masing kelas disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Komposisi Anggota Populasi
No Nama Sekolah Jenis Kelamin Jumlah
Laki-laki Perempuan 1 SD Negeri 1 Penyaringan 11 8 19 2 SD Negeri 2 Penyaringan 5 6 11 3 SD Negeri 3 Penyaringan 6 4 10 4 SD Negeri 4 Penyaringan 5 10 15 5 SD Negeri 5 Penyaringan 11 10 21 6 SD Negeri 6 Penyaringan 12 11 23 7 SD Negeri 7 Penyaringan 6 8 14 8 SD Negeri 8 Penyaringan 9 8 17 9 SD Negeri 9 Penyaringan 2 6 8 Jumlah 67 71 138
(Sumber: Tata Usaha SD di Gugus III Kecamatan Mendoyo, 2015) Penentuan sampel dilakukan dengan
memberikan uji kesetaraan pada populasi. Uji kesetaraan dilakukan dengan menggunakan analisis varians satu jalur. Skor untuk Uji Kesetaraan diambil dari nilai keterampilan menulis siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana pada semester I (ganjil) tahun pelajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil analisis dengan analisis varians satu jalur ditemukan bahwa keterampilan menulis siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana setara. Kemudian,
dari sembilan sekolah dasar yang ada di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo dilakukan pengundian untuk diambil dua kelompok yang dijadikan sampel penelitian. Kedua kelompok tersebut diundi lagi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Berdasarkan hasil pengundian untuk menentukan kelompok eksperimen dan kontrol, diperoleh kelas IV SD Negeri 4 Penyaringan dan SD Negeri 9 Penyaringan sebagai kelompok eksperimen, kelas IV SD Negeri 3 Penyaringan dan SD Negeri 7 Penyaringan sebagai kelompok kontrol. kelompok
eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran
picture and picture berbantuan media PowerPoint dan kelompok kontrol diberikan
perlakuan pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Picture and
picture berbantuan media PowerPoint,
sedangkan variabel terikatya adalah keterampilan menulis karangan narasi.
Data yang diperlukan adalah data keterampilan menulis karangan narasi. Untuk mengumpulkan data tersebut, digunakan metode penilaian kinerja. Dengan instrumen berupa rubrik penskoran keterampilan menulis karangan narasi. Kelompok siswa diberikan tugas untuk membuat sebuah karangan narasi yang kemudian diambil skor menulis karangan narasi menggunakan rubrik. Rubrik keterampilan menulis karangan memiliki rincian berupa isi, organisasi, kosakata, bahasa, dan penulisan. Tugas dan rubrik tersebut kemudian dinilai oleh dua orang ahli untuk mengetahui validitas isinya. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh koefisien isi sebesar 1,00. Berdasarkan
tabel klasifikasi validitas maka validitas isi instrumen keterampilan menulis karangan narasi berada pada kategori sangat tinggi, Teknik analisis data yang digunakan adalah statistik deskriptif (modus, median, dan
mean) dan statistik inferensial (Uji-t). HASIL PENELITIAN
Data diperoleh dari 47 orang siswa, yaitu 23 orang siswa kelas IV SD pada kelompok eksperimen dan 24 orang siswa kelas IV pada kelompok kontrol. Kelompok eksperimen diberikan perlakuan pembelajaran berupa model pembelajaran
picture and picture berbantuan media PowerPoint, sedangkan pada kelas kontrol
mendapat perlakuan berupa model pembelajaran konvensional. Perlakuan pada kedua kelompok dilaksanakan sebanyak 8 kali pertemuan. Pada pertemuan kedelapan masing-masing kelompok diberikan post-test dalam bentuk tugas menulis sebuah karangan narasi. Rekapitulasi perhitungan data secara deskriptif tentang hasil penelitian keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SD di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015 dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Skor Keterampilan Menulis Karangan Narasi Data
Statistik
Menulis Karangan Narasi
Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Rata-rata 83,021 73,25 Nilai tengah 83,5 72,5 Modus 85,3 68,07 Skor minimum 73 60 Skor maxsimum 92 85 Rentangan 19 25
Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui
mean, median, dan modus data
keterampilan menulis karangan narasi kelompok eksperimen dengan rata-rata (M) = 83,021, nilai tengah (Md) = 83,5, dan modus = 85,3. Kemudian data keterampilan menulis karangan narasi kelompok eksperimen dapat disajikan dalam bentuk poligon pada Gambar 1.
Gambar 01. Poligon Data Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelompok Eksperimen
Sesuai dengan gambar poligon di atas, dapat diketahui bahwa modus lebih besar dari nilai tengah dan nilai tengah lebih besar dari rata-rata (Mo>Md>M), sehingga grafik di atas merupakan grafik juling negatif. Poligon juling negatif menandakan sebagian besar skor cenderung tinggi. Untuk mengetahui kualitas dari variabel keterampilan menulis karangan narasi pada kelompok eksperimen, skor rata-rata dikonversikan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi)
dan standar deviasi ideal (SDi).
Berdasarkan hasil konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa kelompok eksperimen dengan M = 83,021 tergolong kategori tinggi.
Sedangkan data keterampilan menulis karangan narasi kelompok kontrol dapat disajikan dalam bentuk poligon pada Gambar 2.
Gambar 2. Poligon Data Keterampilan Menulis Karangan Narasi Kelompok Kontrol
Berdasarkan gambar poligon di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata lebih besar dari nilai tengah dan nilai tengah lebih besar dari modus (M>Md>Mo). Dengan demikian, grafik di atas adalah grafik juling positif, yang berarti sebagian besar skor cenderung rendah. Untuk mengetahui kualitas dari variabel keterampilan menulis karangan narasi pada kelompok kontrol, skor rata-rata dikonversikan menggunakan kriteria rata-rata ideal (Mi) dan standar
deviasi ideal (SDi). Berdasarkan hasil
konversi, diperoleh bahwa skor rata-rata keterampilan menulis karangan narasi siswa kelompok kontrol dengan M = 73,25 tergolong kategori sedang.
Sebelum dilakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis data (uji normalitas dan uji homogenitas). Uji normalitas dilakukan pada kedua kelompok sampel. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Rangkuman hasil uji normalitas disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Distribusi Data
No Kelompok Data
χ
2hitungχ
2tabel Status1 Skor keterampilan menulis karangan narasi
pada kelompok eksperimen 1,390 5,591 Normal
2 Skor keterampilan menulis karangan narasi
pada kelompok control 2,456 7,815 Normal
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh
2hitungkedua kelompok sampel lebih kecil dari
tabel
2
(
2hitung
2tabel), sehingga datakedua kelompok sampel berdistribusi normal. Uji homogenitas dilakukan terhadap
varians pasangan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan menggunakan uji-F. Rangkuman hasil uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Uji Homogenitas Varians antar Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol
Sumber Data Fhitung Ftabel Status
Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Kelompok eksperimen
1,97 2,03 Homogen Kelompok kontrol
Berdasarkan Tabel 5, dapat dikethui bahwa varians data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah homogen.
Karena uji normalitas sudah dilakukan dan diperoleh data dari kedua kelompok berdistribusi normal, maka dilanjutkan pada tahap uji hipotesis. Uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji-t sampel
independen (tidak berkorelasi) dengan
rumus polled varians. Rumus polled varians digunakan karena sebelumnya telah diketahui bahwa varians pasangan data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
adalah homogen dan n1 ≠ n2. Hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini adalah terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi antara siswa yang mengikuti model picture and picture
berbantuan PowerPoint dengan siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional di SD Kelas IV Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015. Rangkuman hasil perhitungan uji-t antar kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol disajikan pada Tabel 06.
Tabel 06 Ringkasan Hasil Perhitungan Uji-t Keterampilan Menulis Karangan Narasi
Kelompok Data Hasil
Belajar
Standar
Deviasi Varians n db thitung ttabel Kesimpulan
Kelompok Eksperimen 5,11 26,11 23 45 5,41 2,000 thitung > ttabel Ho ditolak Kelompok Kontrol 7,17 51,48 24
n = banyak sampel, db = derajat bebas Berdasarkan hasil perhitungan uji-t
dengan rumus polled varians, diperoleh thitung adalah 5,41. Sedangkan ttabel adalah
2,000. Dapat dilihat thitung > ttabel, sehingga
H0 ditolak dan H1 diterima. Berdasarkan
kriteria pengujian, H0 ditolak dan H1
diterima yang artinya terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran picture and
picture berbantuan media PowerPoint
dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2014/2015.
Hasil analisis data keterampilan menulis karangan narasi menunjukkan terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi antara kelompok siswa
yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint dan kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran konvensional. Analisis data menggunakan uji-t sampel independen dengan rumus
polled varians, menunjukkan thitung = 5,41 <
ttabel = 2,000. Dilihat dari rata-rata skor juga
menunjukkan perbedaan yang besar. Rata-rata skor yang diperoleh dari kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint adalah 83,021 lebih besar daripada rata-rata skor kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional sebesar 73,25. Perbedaan keterampilan menulis yang signifikan antara kelompok siswa yang belajar menggunakan
model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint dengan kelompok siswa yang dibelajarkan menggunakan model pembelajaran konvensional disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut.
Pertama, disebabkan oleh perbedaan
langkah-langkah pembelajaran. Langkah-langkah pembelajaran model picture and
picture terdiri dari: 1) guru menyampaikan
kompetensi yang ingin dicapai, 2) guru menyajikan materi pengantar, 3) guru menampilkan gambar yang berkaitan dengan materi menggunakan bantuan
PowerPoint, 4) guru menunjuk siswa secara
bergantian untuk mengurutkan gambar menjadi urutan logis, 5) siswa menyampaikan alasan/ dasar pemikiran urutan gambar tersebut, 6) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru mulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai, dan 7) Kesimpulan/rangkuman (Aqib, 2013). Sedangkan langkah-langkah model pembelajaran konvensional terdiri dari: 1) guru menyampaikan informasi awal sebagai pembuka, 2) guru menjelaskan materi secara utuh dan menyeluruh menggunakan metode ceramah, 3) guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada pada buku paket, dan 4) guru memberikan evaluasi (Suryosubroto, 2002). Berdasarkan pemaparan langkah-langkah model pembelajaran tersebut dapat diketahui bahwa model pembelajaran
picture and picture menjadikan guru
sebagai fasilitator dalam pembelajaran, siswa lebih aktif untuk mencari informasi dan berkomunikasi di dalam kelas. Sedangkan model pembelajaran konvensional menjadikan guru sebagai sumber informasi dan siswa tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran. Dalam model pembelajaran picture and picture, guru menyajikan materi pengantar saja, kemudian dilanjutkan dengan kegiatan yang melibatkan siswa secara aktif untuk memperhatikan gambar, mengurutkan gambar secara logis, sampai menyampaikan alasan pengurutan gambar. Sedangkan dalam model pembelajaran konvensional guru menyajikan materi secara utuh dan siswa hanya sebagai penerima dan menghafal materi saja. Hal
itu menyebabkan siswa cepat lupa dengan materi, karena siswa hanya menghafal materi, bukan memahami konsep materi pembelajaran tersebut.
Kedua, pembelajaran menggunakan
model pembelajaran picture and picture menuntut siswa untuk berani mengemukakan argumen atau informasi tentang materi pelajaran yang telah diketahui. Keberanian siswa untuk dapat menyampaikan pendapat dibantu dengan pemanfaatan gambar. Siswa ditunjuk secara acak atau menggunakan undian untuk mengurutkan gambar, oleh karena itu semua siswa harus siap dengan pendapat dan argumennya masing-masing.
Ketiga, penggunaan gambar dalam
model pembelajaran picture and picture dapat memudahkan siswa untuk mengingat informasi lebih banyak dan ringkas dibandingkan dengan penjelasan yang panjang secara verbal atau ceramah pada model pembelajaran konvensional. Hal itu sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh Beaulieu (2008:17) yang menyatakan bahwa “sebuah „gambar‟ memiliki kemampuan untuk menyampaikan banyak informasi dengan ringkas dan dapat lebih mudah diingat daripada penjelasan yang panjang”. Contohnya, siswa diberikan sebuah gambar tentang jenis karangan narasi, dalam gambar terdapat empat gambar yang berbeda dan saling berurutan. Melalui gambar dan penanaman konsep materi dari guru, siswa dapat mengetahui bahwa karangan narasi adalah karangan yang menceritakan peristiwa berdasarkan urutan waktu yang logis. Sedangkan dengan menggunakan model pembelajaran konvensional, guru menyampaikan materi secara verbal dengan metode ceramah konsep materi tidak dapat diterima oleh siswa dengan baik, karena siswa harus membayangkan terbih dulu hal-hal yang disampaikan oleh guru. Berbeda dengan model pembelajaran picture and picture yang menggunakan gambar sebagai ilustrasi, gambar ilustrasi dapat membantu agar apa yang ditangkap oleh siswa sesuai dengan maksud dari penjelasan guru.
Keempat, berkaitan dengan
keterampilan menulis, gambar yang digunakan dalam model pembelajaran
untuk menangkap informasi secara visual. Informasi yang didapat oleh siswa kemudian dituangkan kembali dalam bentuk tulisan. Karena model pembelajaran picture
and picture menggunakan beberapa
gambar yang diacak kemudian diurutkan secara logis, maka siswa dapat memperoleh informasi yang berbeda dari tiap gambar namun tetap berkaitan. Hal itu sesuai dengan tujuan karangan narasi yaitu untuk menjelaskan atau menceritakan peristiwa sesuai dengan urutan kejadian yang logis. Gambar dapat dikatakan sebagai stimulus bagi siswa untuk menulis dan sebagai media yang dapat memperkaya di luar batas kelas dan kurikulum (Stone, 2007).
Selain itu, model pembelajaran
picture and picture dikolaborasikan dengan
penggunaan media PowerPoint. PowerPoint adalah media visual yang
biasanya digunakan untuk presentasi.
PowerPoint bekerja dengan bantuan
proyektor untuk menampilkan slide. Dengan proyektor, slide dapat ditampilkan dengan tampilan yang lebih besar sehingga bisa dilihat oleh semua siswa. Oleh karena itu, semua siswa dapat mengamati dengan jelas gambar yang ditampilkan oleh guru. Gambar yang dilihat dengan jelas oleh siswa dapat menambah banyak pengetahuan yang diperoleh siswa, karena pengetahuan didapatkan dari 75% melihat, 13% dari mendengar, dan 12% dari mengecap, mencium, dan meraba (Peoples dalam Aqib, 2013).
Hasil penelitian ini sejalan penelitian yang dilakukan Ni Komang Sukerti (2013) yang mengupayakan peningkatan keterampilan menulis narasi menggunakan bantuan media gambar berseri. Penelitian tersebut menghasilkan peningkatan hasil belajar siswa pada Mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V Semester I SD N 3 Dencarik tahun pelajaran 2012/2013. Hal itu terlihat dari adanya peningkatan yang terjadi setiap siklus yakni pada tes awal presentase hasil belajar Bahasa Indonesia siswa adalah 58,7% meingkat pada siklus I menjadi 64,0% dengan kriteria sedang. Setelah dilaksanakan siklus II, presentase hasil belajar Bahasa Indonesia siswa meningkat menjadi 72,5% dengan kriteria tinggi.
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dinyatakan bahwa pembelajaran dengan menggunakan model picture and
picture berbantuan media PowerPoint
berpengaruh positif terhadap keterampilan menulis karangan narasi siswa. Melalui pembelajaran picture and picture
berbantuan media PowerPoint, perhatian siswa menjadi lebih terpusat. Materi pembelajaran yang diberikan oleh guru dapat dengan mudah ditangkap oleh siswa. Model pembelajaran picture and picture juga sesuai dengan materi ajar menulis karangan narasi yang merupakan penyampaian informasi berdasarkan urutan waktu. Dengan demikian, keterampilan menulis karangan narasi kelompok siswa yang mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran picture and picture berbantuan media PowerPoint akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa SD kelas IV di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo Kabupaten Jembrana pada Tahun Pelajaran 2014/2015.
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil uji hipotesis dan pembahasan, maka simpulan dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan keterampilan menulis karangan narasi yang signifikan antara kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran picture and
picture berbantuan media PowerPoint
dengan kelompok siswa yang mengikuti model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV SD di gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana pada tahun pelajaran 2014/2015. Dilihat dari perbedaan rata-rata skor kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, rata-rata skor kelompok eksperimen lebih besar daripada kelompok kontrol yaitu 83,021>73,25. Rata-rata skor kelompok eksperimen menunjukkan kualitas variabel berada pada kategori tinggi, sedangkan rata-rata skor kelompok kontrol menunjukkan kualitas variabel berada pada kategori sedang. Dengan demikian model pembelajaran picture and picture
berbantuan media PowerPoint berpengaruh terhadap keterampilan menulis karangan
narasi siswa kelas IV SD di Gugus III Udayana Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana.
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Disarankan kepada guru agar menggunakan model pembelajaran yang inovatif dalam kegiatan pembelajaran. 2) Disarankan kepada siswa agar selalu fokus dalam mengikuti pembelajaran. 3) Disarankan kepada kepala sekolah agar terus melakukan upaya peningkatan kualitas proses belajar, dari segi tenaga pendidik maupun sarana penunjang kegiatan pembelajaran. 4) Disarankan kepada peneliti lain untuk mengambil populasi yang lebih luas dan cakupan materi yang lebih luas dalam penelitiannya.
DAFTAR RUJUKAN
Aqib, Zainal. 2013. Model-model, Media,
dan Strategi Pembelajaran
Kontekstual. Bandung: Yrama Widya.
Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif
Mengembangkan Media
Pembelajaran. Jakarta: Referensi.
Baharuddin, H. 2007. Teori belajar &
Pembelajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media.
Beaulieu, Danie. 2004. Teknik-Teknik yang Berpengaruh di Ruang Kelas. Terjemahan Ida Kusuma Dewi.
Impact Techniques in The Classroom.
2008. Cetakan Ke-2. Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang.
Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi
Dibia, dkk. 2007. Pendidikan Bahasa
Indonesia 2. Singaraja: Jurusan
Pendidikan Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Ganesha.
Kurniasih, Imas dan Berlin Sani. 2014.
Implementasi Kurikulum 2013:
Konsep & Penerapan. Surabaya: Kata
Pena.
Pardosi, Mico. 2004. Belajar Sendiri
Microsoft PowerPoint 2000 Secara Cepat dan Mudah. Surabaya: Indah.
Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia No.
160 Tahun 2014 tentang
Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013. 2014. Jakarta:
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.
Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Cetakan Ke-8.
Jakarta: Kencana Prenada Media. Shoimin, Aris. 2014. 68 Model
Pembelajaran Inovatif dalam
Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Stone, Randi. 2013. Cara-Cara Terbaik
untuk Mengajar Writing. Terjemahan
Djohan Diaz Tjahjadi. Best Practices
for Teaching Writing. Jakarta: indeks.
Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah Wawasan Baru, Beberapa Metode Pendukung, dan
Beberapa Komponen Layanan
Khusus. Jakarta: Rineka Cipta.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 BAB III tentang Pendidikan dan Kebudayaan Pasal 31 Ayat 1 dan Ayat 2. 2011. Jakarta:
Sekretariat Jendral MPR RI.
Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2004. Jakarta: Pusat Data dan Informasi Pendidikan, Balitbang-Depdiknas