• Tidak ada hasil yang ditemukan

ISSN: Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan. Vol. 13, No. 01, Maret 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ISSN: Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan. Vol. 13, No. 01, Maret 2020"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: 1979-27439

Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan

S O S I O A K A D E M I K A

Vol. 13, No. 01, Maret 2020 Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi

Budaya Hidup Anak Jalanan dan Dampaknya pada Pendidikan (Survei Anak Jalanan di Provinsi Jambi)

Norainun dan Zarkoni

Membangun Kelayakan Stratejik Pendidikan Tinggi melalui Penjaminan Mutu Syarifuddin. K

Efektivitas Proses Pembelajaran serta Pengaruh Positif Terhadap Siswa Sekolah Dasar Negeri 298/VI Bukit Beringin III pada Masa Pandemi Covid-19

Suharno

Penerapan Pembelajaran Daring Class serta Pengaruh Terhadap Evaluasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II pada Masa Pandemi Covid-19

Sutiyana

Penyelesaian Permohonan Isbat Nikah dalam Maqhasid Syariah di Pengadilan Agama Bangko

Afrizal

Eksistens Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Bangko Ainul Mardhiah

Pengembangan Media Film Dokumenter sebagai Pendukung Pembelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang bagi Siswa SMK Kelas x Akuntansi

Hartini

PemanfaatanE-LearningMoodlePadaMataPelajaranMatematikadiSMKNegeri1KotaJambi AR. Nefrida

Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service Bawah Bolavoli untuk Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota Jambi

Sujono

ImplementasiEmployabilitySkillspadaSMKProgramKeahlianTeknikKomputerJaringan Sepriadi Erman

Persepsi Siswa Kelas XI Bisnis Daring dan Pemasaran dan XII Multimedia Terhadap Seleksi Minat dan Bakat Siswa pada Kelas X di SMK Negeri 1 Kota Jambi

Atika Syam Diterbitkan oleh:

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO-JAMBI

(2)

Vol. 13, No. 01, Maret 2020 ISSN: 1979-27439

Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan

S O S I O A K A D E M I K A

Penanggung Jawab

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Syekh Maulana Qori Bangko M. Thoiyibi, S.Sos., M.H. (Ketua STAI Syekh Maulana Qori Bangko)

Dr. H. M. Joni, Lc., M.A (Wakil Ketua I STAI SMQ Bangko) Dr. H. Firdaus, M.A. (Wakil Ketua II STAI SMQ Bangko) Drs. Hamdan, M.Pd.I (Wakil Ketua III STAI SMQ Bangko)

Pimpinan Redaksi

Masruri, S.Pd.I., M.Pd.I Abdul Kholik, M.Fil.

Penyunting Pelaksana

Ibrahim, S.Pd., M.Pd.I. Salahuddin, S.E., M.M. Habibah, S.Pd.I., M.Pd.I.

Pelaksana Tata Usaha

Muhammad Nuzli, S.Pd.I., M.Pd. Ahmadi, S.Pd.I., M.M.

Alamat Redaksi

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO

Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746- 3260012

(3)

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu iii PENGANTAR REDAKSI

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Salah satu tujuan berdirinya STAI Syekh Maulana Qori sebagaimana secara eksplisit tercermin dalam Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor: 488 Tahun 2002 tentang status STAI Syekh Maulana Qori adalah untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional. Untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan ini lebih lanjut di atur dalam Permendiknas nomor: 22 Tahun 2011 tentang Terbitan Berkala.

Dengan demikian, STAI Syekh Maulana Qori tidak hanya dituntut agar mengembangkan ilmu pengetahuan terutama ilmu-ilmu keislaman dan kemasyarakatan melalui kegiatan pembelajaran, penelitian, dan menyebarluaskannya. Berdasarkan amanat tersebut, pimpinan STAI Syekh Maulana Qori telah mengambil kebijakan yang mengarah kepada peningkatan mutu intelektual akademik dosen STAI Syekh Maulana Qori melalui penerbitan jurnal berkala ilmiah, dan untuk pengelolaannya diberikan pada Pusat Penelitian.

Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan adalah salah satu jurnal ilmiah berkala, yang bertujuan pertama, untuk meningkatkan kemampuan akademik para dosen, karyawan, guru, ilmuan maupun cendekiawan dalam menulis karya ilmiah yang lebih baik sesuai dengan kaidah sistematika jurnal terakreditasi. Kedua, dapat menjadi wadah pembelajaran menulis bagi dosen-dosen pemula dan karyawan untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam aspek keterampilan menulis ilmiah. Ketiga, menambah khazanah jurnal yang ada di lingkungan STAI Syekh Maulana Qori untuk pengembangan citra diri sebagai lembaga perguruan tinggi Islam yang ada di Provinsi Jambi.

Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam dan Sosial Keagamaan ini diperuntukkan bagi “mahasiswa baru dan lama”, dosen, karyawan dan peminat informasi-informasi terapan maupun filosofis tentang pendidikan, sosial, bahasa serta budaya yang mengakar pada ilmu keislaman. Oleh karena itu fokus tulisannya lebih banyak menyentuh pada “Pendidikan Islam dalam arti luas dan persoalan sosial kemasyarakatan serta terdapat pula beberapa tulisan yang membahas tentang syari’ah sebagai salah satu keilmuan dalam Islam”.

Pada kesempatan ini tim redaksi mengucapkan alhamdulillahirobbil ‘alamin yang mana jurnal Sosio Akademika STAI SMQ Bangko telah berjalan pada tahun ke-13, seiring dengan ini diterbitkan pula jurnal Vol. 13, No. 01, Maret 2020. Yang merupakan semangat ke arah pengembangan yang lebih baik.

Saran dan masukan dari semua pihak sangat kami harapkan demi terwujudnya tujuan dan cita-cita mulia kita bersama. Semoga kita dapat berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. Demi kemajuan civitas akademika STAI Syekh Maulana Qori.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

(4)

DAFTAR ISI

Tim Redaksi... i Pengantar Redaksi... ii Daftar isi... v

Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi... 1-10

Budaya Hidup Anak Jalanan dan Dampaknya pada Pendidikan (Survei Anak Jalanan di Provinsi Jambi)

Norainun dan Zarkoni... 11-26

Membangun Kelayakan Stratejik Pendidikan Tinggi melalui Penjaminan Mutu

Syarifuddin. K... 27-52

Efektivitas Proses Pembelajaran serta Pengaruh Positif Terhadap Siswa Sekolah Dasar Negeri 298/VI Bukit Beringin III pada Masa Pandemi Covid-19

Suharno... 53-72

Penerapan Pembelajaran Daring Class serta Pengaruh Terhadap Evaluasi Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri 264/VI Bukit Bungkul II pada Masa Pandemi Covid-19

Sutiyana... 73-84

Penyelesaian Permohonan Isbat Nikah dalam Maqhasid Syariah di Pengadilan Agama Bangko

Afrizal... 85-104

Eksistens Pos Bantuan Hukum di Pengadilan Agama Bangko

Ainul Mardhiah... 105-116

Pengembangan Media Film Dokumenter sebagai Pendukung

Pembelajaran Akuntansi Pokok Bahasan Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang bagi Siswa SMK Kelas x Akuntansi

Hartini... 117-126

Pemanfaatan E-Learning Moodle Pada Mata Pelajaran Matematika di SMK Negeri 1 Kota Jambi

AR. Nefrida... 127-136

Pengembangan Pembelajaran Teknik Dasar Service Bawah Bolavoli untuk Siswa Kelas XI SMK Negeri 1 Kota Jambi

Sujono... 137-146

Implementasi Employability Skills pada SMK Program Keahlian Teknik Komputer Jaringan

Sepriadi Erman... 147-158

Persepsi Siswa Kelas XI Bisnis Daring dan Pemasaran dan XII

Multimedia Terhadap Seleksi Minat dan Bakat Siswa pada Kelas X di SMK Negeri 1 Kota Jambi

(5)

1

Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi

ABSTRAK

Dalam usaha peningkatan mutu pendidikan sangat diperlukan peran leadership pada suatu institusi, dengan kepemimpinan yang baik akan menciptakan pendidikan yang baik pula. Namun dalam meningkatkan sekolah yang bermutu sangat dituntut kinerja seorang kepala sekolah. Dalam tulisan ini akan mereview beberapa teori yang berkaitan dengan kinerja kepala sekolah dalam meningkatkan mutu pendidikan dari berbagai sumber dan referensi yang relevan. Kata Kunci: Kinerja Kepala Sekolah dan Mutu Pendidikan

PENDAHULUAN

Usaha peningkatan mutu pendidikan yang dapat dilakukan kepala sekolah sebagai agen perubahan adalah melalui kegiatan pembenahan manajemen sekolah antara lain pembinaan kelembagaan, kurikulum, ketenagaan, sarana dan prasarana serta perubahan sistem lainnya. Kenyataan menunjukkan bahwa tingkat kemajuan sekolah sangat ditentukan oleh sejauh mana tingkat kemajuan manajemen dan administrasi sekolah. Manajemen selalu berkaitan dengan kehidupan organisasi sosial di mana terdapat sekelompok orang yang menduduki berbagai jenjang tingkat kepemimpinan dan sekelompok orang lain yang tanggung jawab utamanya adalah menyelenggarakan kegiatan operasional. Pandangan ini sangat mendasar karena keberhasilan seseorang yang menduduki jabatan manajerial tidak lagi diukur dari keterampilannya menyelenggarakan kegiatan operasional, melainkan dari kemahiran dan kemampuannya menggerakkan orang lain dalam organisasi.

Keberhasilan sekolah ditunjukkan dengan kinerja kepala sekolah. Oleh sebab itu. Kepala sekolah harus memahami dan mengembangkan keterampilan dalam melaksanakan perubahan, apabila kepala sekolah ingin sekolah yang dipimpinnya menjadi lebih efektif.

Untuk mewujudkan sekolah yang berprestasi, sebenarnya menuntut keterlibatan semua pihak, termasuk sarana dan fasilitas sekolah yang ada. Akan tetapi, yang menjadi posisi kunci (key position) adalah kepala sekolah, karena bagaimana pun baiknya kualitas input (kualitas siswa yang masuk), guru yang profesional dan berprestasi, sarana dan fasilitas yang menunjang, lingkungan masyarakat yang mendukung, atau pengajarannya yang baik, tidak akan banyak memberikan andil dan mewujudkan sekolah yang berprestasi, karena sebenarnya yang menjadi penentu kebijakan di sekolah tersebut adalah kepala sekolah. (Mukhtar, 2001: 6).

(6)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

PEMBAHASAN

A. Kinerja Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia meningkatkan diartikan sebagai “ Mempertinggi atau memperhebat “sedangkan mutu dapat diartikan yaitu kualitas (kepandaian atau kecerdasan). (Anonim, 1985: 666). Mutu mengandung makna derajat (tingkat) keunggulan suatu produk (hasil kerja/upaya) baik berupa barang atau pun jasa. Meningkatkan mutu adalah suatu upaya untuk mempertinggi kualitas intelektual sesuai dengan tuntutan tujuan pendidikan.

Kata pendidikan berasal dari bahasa Yunani yaitu paedagogie, terdiri dari kata pais artinya anak, dan again diterjemahkan membimbing. Jadi paedagogie yaitu bimbingan yang diberikan kepada anak. (Ahmadi, 2014 : 69) Pendidikan adalah “usaha sadar orang dewasa dan disengaja serta bertanggung jawab untuk mendewasakan anak yang belum dewasa dan berlangsung terus menerus.” (Ahmadi, 2014: 9

Beberapa pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa pendidikan adalah suatu kegiatan yang secara sadar dan sengaja serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa pada anak sehingga timbul interaksi antara keduanya agar anak tersebut mencapai kedewasaan yang dicita-citakan dan berlangsung terus menerus.

Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mengacu pada proses pendidikan dan hasil pendidikan Dalam “proses pendidikan” yang bermutu terlibat berbagai input, seperti bahan ajar (kognitif, efektif atau psikomotorik), Metodologi bervariasi sesuai dengan kemampuan guru, sarana sekolah didukung dengan administrasi dan prasarana dan sumber daya lainnya serta penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah dan manajemen kelas berfungsi menyinkronkan berbagai input tersebut atau menyinergikan semua komponen dalam interaksi (proses) belajar baik antar guru, siswa dan sarana pendukung di kelas maupun di luar kelas, baik konteks kurikuler maupun ekstrakurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis baik yang non-akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran. Mutu dalam konteks, “hasil pendidikan” mengacu pada situasi yang dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu apakah tiap akhir semester atau akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun. Prestasi yang dicapai atau hasil pendidikan, dapat berupa hasil tes kemampuan akademis (misal ulangan umum, EBTA atau EBTANAS). Dapat pula prestasi di bidang lain seperti prestasi di suatu cabang olah raga, seni, atau keterampilan tambahan tertentu misalnya komputer beragam teknik jasa. Bahkan prestasi sekolah dapat berupa kondisi yang tidak dapat dipegang (itangible) seperti suasana disiplin, keakraban seperti, saling menghormat, kebersihan dan sebagainya. (Suryosubroto, 2004: 210)

(7)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu 3

Antara proses dan hasil pendidikan yang bermutu saling berhubungan. Akan tetapi agar proses yang baik itu tidak salah arah, maka mutu dalam artian hasil (output) harus dirumuskan terlebih dahulu oleh sekolah, dan harus jelas targetnya yang akan dicapai untuk setiap tahun atau kurun waktu yang lainnya. Berbagai input dan proses harus mengacu pada mutu hasil/output yang ingin dicapai. Dengan kata lain tanggung jawab sekolah bukan hanya pada proses akan tetapi tanggung jawab akhirnya adalah hasil yang dicapai. Untuk mengetahui hasil/prestasi yang dicapai oleh sekolah, terutama yang menyangkut kemampuan akademik atau“ kognitif” dapat dilakukan acuan standar, misal: NEM untuk nasional, atau hasil ulangan umum yang dirancang oleh PKG atau MGMP. Evaluasi terhadap seluruh dalam pendidikan pada setiap sekolah baik setiap sekolah baik yang sudah ada patokannya maupun yang lain (kegiatan ekstra-kurikuler). Dilakukan oleh individu sekolah sebagai evaluasi diri dan dimanfaatkan untuk memperbaiki target mutu dan proses pendidikan tahun berikutnya.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Bukan hanya pihak sekolah saja akan tetapi semua pihak yang terkait. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan kepala sekolah dengan cara :

1. Merancang secara terus menerus berbagai tujuan pengembangan siswa, pegawai dan layanan pendidikan,

2. Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepan kan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah. Manajemen pendidikan harus mengambil prakarsa dalam gerakan meningkatkan mutu ini,

3. Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang menghasilkan kualitas kerja. Peserta didik harus berusaha mengejar kualitas, dan menyadari jika tidak menghasilkan output yang baik, customers mereka tidak akan menyukainya,

4. Menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menjamin input yang di terutama berkualitas,

5. Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan-terobosan pengembangan sistem dan proses untuk meningkatkan mutu produktivitas,

6. Para guru dan staf lainnya dan murid harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan mutu,

7. Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staf dan siswa mengerjakan tugas pekerjaannya dengan lebih baik. Di dalam mengelola kelas, guru hendaknya menerapkan visi kepemimpinan dan ke pengawasan,

8. Menghilangkan penghalang kerja sama di antara staf, guru, dan murid, atau antar ketiganya,

(8)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

10. Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan kepemimpinan, karena penempatan kuota justru akan mengurang peningkatan kualitas dan produktivitas.

11. Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan kebanggaan guru atau para siswa terhadap kecakapan kerjanya.

12. Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode –metode atau teknik-teknik baru, maka harus disediakan program pendidikan atau pengembangan diri bagi setiap orang dalam lembaga sekolah tersebut. 13. Pengelola harus memberi kesempatan kepada semua pihak untuk

mengambil peranan atau pencapaian dalam kualitas. (Suryosubroto, 2004: 198-199)

Tujuan konsep manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah adalah: 1. Mensosialisasikan konsep dasar manajemen peningkatan mutu berbasis

sekolah khususnya kepada masyarakat.

2. Memperoleh pemasukan agar konsep manajemen ini dapat diimplementasikan dengan mudah dengan sesuai dengan kondisi lingkungan Indonesia yang memiliki keragaman kultural sosial ekonomi masyarakat dan kompleksitas geografinya.

3. Memotivasi masyarakat sekolah untuk terlihat dan berpikir mengenai peningkatan mutu pendidikan/pada sekolah masing-masing.

4. Menambah wawasan pengetahuan masyarakat khususnya sekolah dan individu yang peduli dengan pendidikan, khususnya peningkatan mutu pendidikan.

5. Mengalang kesadaran masyarakat sekolah untuk ikut serta secara aktif dan dinamis dalam menyukseskan peningkatan mutu pendidikan.

6. Memotivasi timbulnya pemikiran baru dalam menyukseskan pembangunan pendidikan dari individu dan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan khususnya masyarakat sekolah yang berada digaris paling depan dalam proses pembangunan tersebut.

7. Menggalang kesadaran bahwa peningkatan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab semua komponen masyarakat, dengan fokus peningkatan mutu yang berkelanjutan pada tataran sekolah.

8. Mempertajam wawasan bahwa mutu pendidikan pada tiap sekolah harus dirumuskan dengan jelas dan dengan target mutu yang harus dicapai setiap tahun, 5 tahun dan seterusnya sehingga tercapai misi sekolah ke depan. (Suryosubroto, 2004: 205-206)

Peningkatan mutu pendidikan harus memperhatikan beberapa faktor yang harus diperhatikan yaitu kurikulumnya, buku-buku pelajaran, dan alat-alat pendidikan lainnya. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan pada suatu lembaga pendidikan. Faktor di atas menjadi kebutuhan pokok yang harus dimiliki secara lengkap. Bila faktor tersebut tidak dimiliki secara lengkap sudah barang tentu usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak terlaksana dengan baik.

(9)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu 5

B. Manajemen Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

Manajemen adalah “…kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian suatu tujuan melalui kegiatan-kegiatan.” (Siagian, 1987: 1). Terry mengatakan manajemen adalah “…suatu proses tertentu yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan, yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan manusia orang-orang dan sumber daya lainnya.” (Purwanto, 1992: 7). Dalam pendidikan, manajemen itu dapat diartikan sebagai “…aktivitas memadukan sumber-sumber pendidikan agar terpusat dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.” (Pidarta, 1988 : 4).

Definisi kepala sekolah akan dijelaskan melalui keterangan berikut ini: Dua kata adalah “Kepala” dan “Sekolah”. Kata “Kepala” dapat diartikan “Ketua” atau “Pemimpin” dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga. Sedang ”Sekolah” adalah sebuah lembaga di mana menjadi tempat menerima dan memberi pelajaran. Dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat didefinisikan sebagai: “seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk memimpin suatu sekolah di mana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau tempat di mana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid yang menerima pelajaran”. (Wahjosumidjo, 2002: 83)

Dengan demikian manajemen kepala sekolah dalam proses pendidikan meliputi usaha perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan potensi yang ada di sekolah. Hal tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Suatu perencanaan yang matang diperlukan dalam setiap kegiatan yang hendak dikerjakan. Tanpa perencanaan yang matang kegiatan yang akan dilaksanakan tidak akan berjalan lancar dalam mencapai tujuan. Perencanaan merupakan suatu langkah persiapan dalam melaksanakan suatu pekerjaan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam perencanaan, yang terpenting adalah pembuatan keputusan yang merupakan proses mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan dalam pembuatan perencanaan. Pola pengambilan keputusan yang dapat dilakukan adalah pengumpulan data yang diperoleh dari pencatat dan peneliti pengembangan data, dan penentu data operasional. (Burhanudin, 1998: 54)

Secara umum perencanaan merupakan usaha sadar dan pengambilan keputusan yang telah diperhitungkan secara matang tentang hal-hal yang akan dikerjakan dimasa depan dan oleh suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Proses penyusunan rencana yang harus diperhatikan adalah menyiapkan segala sesuatu yang

(10)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

diperlukan dalam mencapai tujuan, yaitu dengan mengumpulkan data, mencatat, dan menganalisa data serta merumuskan keputusan.

2. Pengorganisasian

Organisasi adalah “…aktivitas-aktivitas penyusunan dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujud kesatuan usaha dalam mencapai maksud dan tujuan pendidikan.” (Purwanto, 1992 : 17). Sutisna mengatakan “organisasi adalah kegiatan menyusun struktur dan membentuk hubungan-hubungan agar diperoleh kesesuaian dalam usaha mencapai tujuan bersama.” (Burhanudin, 1998: 54).

Definisi tersebut kesimpulannya bahwa pada dasarnya organisasi merupakan suatu kerja sama yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati bersama.

3. Penggerakan

Penggerakan dapat didefinisikan sebagai “…keseluruhan usaha, cara, teknik dan metode untuk mendorong para anggota organisasi agar mau dan ikhlas bekerja dengan sebaik mungkin demi tercapainya tujuan organisasi dengan efisien, efektif dan ekonomis.” (Siagian, 1996 : 182). Cara terbaik untuk menggerakkan para anggota organisasi adalah dengan cara pemberian komando dan tanggung jawab utama para bawahan terletak pada pelaksanaan perintah yang diberikan itu. Penggerakan merupakan usaha yang dilakukan oleh seorang pimpinan kepada para bawahannya dengan jalan mengarahkan dan memberikan petunjuk agar mereka mau melaksanakan tugasnya dengan baik menuju tercapainya tujuan yang telah ditentukan bersama.

4. Pengawasan/Supervisi

Supervisi adalah “…suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif.” (Purwanto, 1992 : 76). Penulis mengambil kesimpulan dari definisi di atas bahwa pemimpin sekolah mempunyai tugas membantu para guru serta pegawai sekolah lainnya dalam mengembangkan potensi yang mereka miliki dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari.

C. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam meningkatkan Mutu Pendidikan Kepemimpinan adalah suatu kegiatan dalam membimbing suatu kelompok sedemikian rupa sehingga tercapai tujuan dari kelompok itu yaitu tujuan bersama. Pengertian di atas lebih jelas oleh Ngalim Purwanto yaitu : Kepemimpinan adalah sekumpulan dari serangkaian kemampuan dan sifat-sifat kepribadian, termasuk di dalamnya kewibawaan untuk dijadikan sebagai sarana dalam rangka meyakinkan yang dipimpinnya agar mereka mau dan dapat melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya dengan rela penuh semangat dan kegembiraan batin, serta merasa tidak terpaksa. (Purwanto, 1992 : 26)

(11)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu 7

Memimpin yaitu kemampuan untuk menggerakkan segala sumber yang ada pada suatu sekolah sehingga dapat didaya gunakan secara maksimal untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Wahjosumidjo, 2002: 83)

Tugas kepala sekolah sering dirumuskan sebagai EMASLIM yaitu educator (pendidik), manager, administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator (pencipta) dan motivator (pendorong). (Mukhtar, 2000: 15)

Dengan demikian, tugas kepala sekolah yang berhubungan dengan manajerial sekolah di antaranya kepemimpinannya sebagai kepala sekolah yang bertanggung jawab atas seluruh kebijakan sekolah.

Sedangkan menurut Sondang Siagian memberikan suatu pendapat bahwa pemimpin adalah :

1. Seorang pemimpin adalah seorang yang membimbing dan mengarahkan/menjuruskan orang-orang lain.

2. Seorang pemimpin adalah seseorang yang dapat mengerakkan orang-orang lain untuk mengikuti jejaknya.

3. Seorang pemimpin adalah seorang yang berhasil menimbulkan perasaan ikut serta, perasaan ikut bertanggung jawab kepada orang-orang bawahannya, terhadap pekerjaan yang sedang dilakukan di bawah pimpinannya. (Siagian, 1987: 34)

Betapa banyak variabel arti yang terkandung dalam kata memimpin memberikan indikasi betapa luas tugas dan peranan kepala sekolah, sebagai seorang pemimpin suatu organisasi yang bersifat kompleks dan unik. Seseorang yang menduduki profesi pemimpin pendidikan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mewarnai pola kepemimpinan.

1. Faktor legal

Seseorang yang menduduki jabatan pemimpin pendidikan akan berhadapan dengan peraturan-peraturan formal dari instansi struktural yang berada di atasnya. Di Indonesia falsafah Pancasila, UUD 45, Keputusan Presiden, Keputusan Menteri, dan Undang-undang lainnya akan mempengaruhi pola kepemimpinan pendidikan. Demikian pula dalam kaitannya dengan standar yang berkaitan dengan pengangkatan sebagai pemimpin pendidikan. (Soetopo, 1988 : 16) Misalkan yang berhubungan dengan sertifikasi, pola penyelesaian kualifikasi profesional dan tuntutan lainnya. Hal ini akan berpengaruh dalam kepemimpinan pendidikan seseorang. 2. Kepribadian pemimpin pendidikan dan latihan-latihan

Tidak dapat dipungkiri bahwa individu itu sendiri membawa sesuatu dalam jabatannya. Energinya, loyalitasnya, pandangan hidupnya dan atribut profesional yang melekat padanya akan berpengaruh terhadap sistem kepemimpinan.

(12)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Di samping hal di atas, pendidikan tambahan dan latihan-latihan yang memperkaya jabatan pimpinannya, akan mempengaruhi sistem kepemimpinannya.

3. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam teori pendidikan

Tugas kepemimpinan pendidikan dipengaruhi oleh berbagai perubahan teori dan metode aktivitas belajar. Konsep-konsep pertumbuhan dan perkembangan anak membawa implikasi terhadap prosedur pengajaran di kelas. Hal ini akan berbeda dengan sepuluh tahun yang lalu atau lebih. “Perubahan dan perkembangan kurikulum juga menghendaki persiapan kepemimpinan dan keterampilan kepemimpinan yang baru.” (Soetopo, 1988: 17)

4. Kepribadian dan training kepala sekolah

Adalah suatu kenyataan bahwa individu itu sendiri membawa sesuatu dalam pekerjaan. Tenaganya, loyalitasnya, dan atribut personal maupun profesional akan merupakan faktor signifan yang berpengaruh terhadap jenis kepemimpinannya di sekolah. Oleh sebab itu suatu “…kewajiban moral dan tentunya profesional di Indonesia untuk menuntut adanya kualifikasi profesional dan personal untuk para sekolah. Organisasi di mana ia turut juga mempengaruhi kepemimpinan kepala sekolah.” (Soetopo, 1988: 18) Tugas-tugas kepemimpinan kepala sekolah secara umum meliputi :

a. Meningkatkan diri dan staf secara profesional. b. Meningkatkan pengajaran di kelas.

c. Menyusun dan meningkatkan program pendidikan sekolah. d. Memberikan bimbingan dan meningkatkan disiplin.

e. Menumbuhkan profesi dalam bidang kerja masing-masing.

f. Mengusahakan hubungan dengan masyarakat yang intim dan terpadu. (Soetopo, 1988 : 37)

Adapun tipe-tipe kepemimpinan yang pokok yaitu : a. Kepemimpinan yang otokratis

“Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat atau musyawarah.” (Purwanto, 1992: 49) Berkumpul atau rapat hanyalah berarti hanya untuk menyampaikan instruksi. Setiap perbedaan pendapat di antara anggota kelompoknya diartikan sebagai kepicikan, pembangkangan, atau pelanggaran disiplin terhadap perintah atau instruksi yang telah ditetapkannya.

b. Kepemimpinan yang laissezz faire

Dalam kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap pekerjaan anggota-anggotanya. Pembagian tugas dan kerja sama diserahkan kepada anggota-anggotanya tanpa petunjuk atau saran-saran dari pemimpin. “Di dalam tipe

(13)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu 9

kepemimpinan ini biasanya struktur organisasi tidak jelas dan kabur. Segala kegiatan dilakukan tanpa rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan.” (Purwanto, 1992: 49)

Kekuasaan dan tanggung jawab bersimpang siur, berserakan di antara anggota-anggota kelompok tidak merata. Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-bentrokan tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga yang dipimpin dengan gaya ini semata-mata disebabkan karena kesadaran dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena pengaruh dari pimpinannya.

c. Kepemimpinan yang demokratis

“Pemimpin yang bertipe demokratis menafsirkan kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai pemimpin di tengah-tengah anggota kelompoknya.” (Purwanto, 1992: 50) Pemimpin yang demokratis selalu berusaha menstimulasi anggotanya agar bekerja secara kooperatif untuk mencapai tujuan bersama. Dalam memaksakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran dari kelompoknya. Juga kritik yang membangun dari anggota diterimanya sebagai umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam tindakan berikutnya.

Ia mempunyai kepercayaan terhadap diri sendiri dan menaruh kepercayaan pula terhadap anggotanya, bahwa mereka mempunyai kesanggupan bekerja yang baik dan bertanggung jawab. Pemimpin yang demokratis selalu berusaha memupuk rasa kekeluargaan dan persatuan. Ia senantiasa membangun semangat anggotanya dalam menjalankan dan mengembangkan daya kerjanya. Di samping itu, ia juga memberi kesempatan bagi timbulnya kecakapan memimpin pada anggota kelompoknya dengan jalan mendelegasikan sebagian kekuasaan dan tanggung jawabnya

DAFTAR RUJUKAN

Abu Ahmadi, dkk. (2010) Psikologi Belajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Anas Sudijono. (2014) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Karya Grafindo Persada.

Hendiyat Soetopo, dkk (2011) Kepemimpinan dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

Made Pidarta. (2013) Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: Bina Aksara. Mukhtar dkk. (2010). Sekolah Berprestasi. Jakarta: Nimas Multima.

Ngalim Purwanto. (2011) Administrasi Supervisi Pendidikan. Bandung: Penerbit Alumni.

Sondang P Siagian. (2011) Fungsi-fungsi Manajerial. Jakarta : Bumi Aksara.

Suharsimi Arikunto. (2002) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

(14)

Zarkoni, Muhamad Toyib, dan Suhairi Kinerja Kepala Sekolah...

Wahjosumidjo (2010) Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: RajaGrafindo Persada.

(15)

Jurnal Sosio Akademika Vol. 13, No. 01, Maret 2020 168 http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/toc-issues-20.mu

PETUNJUK PENULISAN ARTIKEL Ketentuan Umum

1. Artikel harus merupakan produk ilmiah orisinil dan belum pernah dipublikasikan di media dan terbitan manapun,

2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia baku (atau bahasa asing) dengan ragam tulisan ilmiah atau ilmiah populer, tetapi bukan ragam komunikasi lisan,

3. Panjang tulisan antara 15-25 halaman kwarto atau A4 dengan satu spasi, 4. Artikel dikirimkan melalui akun penulis yang dapat didaftarkan di

http://ejurnal.staismqbangko.ac.id/pendaftaran.mu

Hak penulis yang diterbitkan Jurnal Sosio Akademika Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko adalah:

1. Mendapat rekomendasi untuk penerbitan surat keterangan yang dikeluarkan oleh Sekolah Tinggi Agama Islam Syekh Maulana Qori Bangko,

2. Penulis artikel mendapatkan hard copy sebanyak 2 (dua) eksemplar. Petunjuk Teknis

1. Judul:

a. Informatif mencerminkan isi artikel

b. Maksimum 12 kata (Bahasa Indonesia) atau 10 kata (Bahasa Inggris) c. Memuat variabel atau konsep yang dicakup dalam artikel

d. Tidak ada singkatan

e. Tidak menggunakan kata-kata klise

2. Penulis, yaitu: nama penulis diketik tanpa mencantumkan gelar kesarjanaan dan gelar lainnya, dan ditambah dengan pekerjaan dengan jelas

3. Abstrak:

a. Abstrak ringkas dan padat (dalam 1 alinea) tentang ide-ide yang paling penting

b. Abstrak memuat:

1) Masalah dan/atau tujuan penelitian 2) Prosedur penelitian

3) Ringkasan hasil penelitian 4) Simpulan

c. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris untuk bisa diakses sehingga memperoleh peluang untuk disitasi

d. Menurut Undang-undang tentang Bahasa, abstrak juga harus ditulis dalam bahasa Indonesia

e. Abstrak memuat 50-250 kata 4. Kata Kunci:

a. Kata kunci memuat kata-kata konseptual, b. Jumlah kata kunci sekitar maksimal 5 kata, c. Dapat berbentuk kata maupun prase. 5. Pendahuluan

a. Biasanya tidak diberi judul b. Memuat:

(16)

2) Landasan teori (jika diperlukan),

3) Hasil kajian pustaka yang menunjukkan adanya kesenjangan temuan penelitian,

4) Wawasan rencana pemecahan masalah dan potensi kontribusinya bagi perkembangan bidang ilmu,

5) Rumusan tujuan penelitian.

6. Metode (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) a. Desain/prosedur penelitian

b. Populasi & sampel/sumber data

c. Alat/Instrumen & bahan yang digunakan d. Bagaimana data dikumpulkan

e. Bagaimana data dianalisis

7. Hasil (khusus tulisan ilmiah hasil penelitian) 8. Pembahasan

a. Pemaknaan/penafsiran hasil analisis data

b. Membandingkan dengan hasil-hasil temuan penelitian sebelumnya untuk menunjukkan adanya temuan baru yang memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu

c. Pengintegrasian hasil-hasil penelitian ke dalam kumpulan pengetahuan yang telah mapan

d. Penyusunan teori baru atau modifikasi teori yang ada 9. Simpulan dengan pendekatan:

a. Menjawab masalah penelitian yang diajukan pada bagian pendahuluan b. Merupakan inti sari hasil pembahasan yang dianggap paling penting/yang

mengandung sesuatu yang baru 10. Biodata Singkat tentang penulis

Alamat Redaksi

STAI SYEKH MAULANA QORI BANGKO

Jln. Prof. Muhammad Yamin SH, Pasar Atas Bangko-Jambi Telp. 0746-3260012/ 0812-7380-416/082185911720 e-mail: staismqbangko@gmail.com

Sosio Akademika: Jurnal Pendidikan Islam, Sosial dan Keagamaan, merupakan jurnal ilmiah populer membahas masalah Pendidikan, Sosial dan Keagamaan

yang aktual, terbit berdasarkan Surat Keputusan Ketua STAI Syekh Maulana Qori (SMQ) Bangko sebagai wahana komunikasi dan informasi antar Peneliti,

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan, yang dimaksud dengan Hak Tanggungan adalah hak jaminan yang dibebankan pada hak

Berfungsi untuk mengisi, menutup dan memotong kemasan susu yang berbentuk cup plastik. Terdiri atas 3 unit, dengan prinsip kerja berdasarkan tekanan piston yang diatur agar susu

Menurut asal-usul katanya (etimologis), administrasi mengandung pengertian pelayanan, pengaturan, atau pengarahan. Dalam percakapan sehari-hari, administrasi diberi arti

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah Menganalisis pengaruh sikap individu dan perilaku teman sebaya terhadap praktek safety riding pada remaja (study kasus siswa

-Produk jadi yang diproduksi harus sesuai dengan plastik bag nya dan feed ticketnya. - Pengambilan sampel produk jadi. Berkoordinasi dengan bagian controll

Hasil pene- litian ini sesuai dengan hasil penelitian Hyun, Chung dan Lee (2005) yang menemukan bahwa remaja yang mempunyai efikasi diri yang rendah setelah mendapat

Beberapa varietas hasil perakitan yang mendasarkan pemilihan tetua persilangannya berdasarkan jarak genetik yang jauh memiliki sifat unggul, seperti potensi hasil

Iradat Konsultan yang sedang berjalan adalah adanya pertukaran data yang tidak efisien antara gedung kantor pusat dan kantor cabang yang belum terhubung secara fisik,