• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Objek Penelitian

Sebagai objek dari pelaksanaan penelitian ini adalah posisi keuangan perusahaan farmasi sebagaimana tercantum dalam laporan keuangan Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia yaitu PT Kimia Farma Tbk., PT Tempo Scan Pasific Tbk., PT Kalbe Farma Tbk., PT Indo Farma Tbk., PT Darya Varia Laboratoria Tbk. periode 2006 – 2010.

3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan Farmasi di Indonesia

Perkembangan dan dinamaika Industri farmasi Indonesia relatif masih muda dibandingkan dengan industri farmasi di negara-negara maju. Pada masa penjajahan Belanda sampai perang kemerdekaan jumlah pabrik farmasi di Indonesia masih sangat sedikit yaitu Pabrik Kina dan Institut Pasteur (produsen serum dan vaksin) di Bandung serta Pabrik Obat Manggarai di Jakarta. Demikian pula sarana distribusi farmasi dan apotik masih sangat terbatas. Pada tahun 1937 terdapat 76 apotik yang sebagian besar berlokasi di Jawa dan hanya beberapa apotik yang berada di kota-kota besar Sumatera. Fungsi apotik pada periode itu disamping melakukan peracikan dan penyerahan obat juga melakukan produksi dan distribusi obat. Keadaan ini tidak banyak mengalami perubahan sampai awal kemerdekaan.

Pada tahun 1955 jumlah pabrik farmasi di Indonesia tercatat 7 pabrik dan apotik 131. Tahun 1958 meningkat menjadi 18 pabrik farmasi dan 146 pabrik farmasi. Pada periode antara tahun 1958 dan 1967 jumlah produsen farmasi meningkat menjadi 109 pabrik dan apotik sebanyak 585 (Sirait, 2001). Pada tahun 1969 jumlah produsen farmasi di Indonesia tercatat 149 pabrik yang terdiri dari 6 perusahaan PMDN, 1 perusahaan PMA dan 142 perusahaan swasta nasional. Pada awal-awal tahun Orde Baru ini sebagian besar kebutuhan obat Indonesia masih diimpor dari luar negeri. Pada tahun 1983, telah terjadi kemajuan yang

(2)

cukup signifikan karena 90% kebutuhan obat telah dapat dipenuhi oleh industri farmasi di dalam negeri, meski sebagian besar bahan baku masih harus diimpor.

3.1.2 Gambaran Umum Sejarah Singkat Perusahaan

Jumlah produsen farmasi pada tahun 1983 tercatat 286 pabrik yang terdiri dari 37 perusahaan PMDN, 40 perusahaan PMA dan 209 perusahaan swasta nasional. Jumlah perusahaan manufaktur farmasi Indonesia yang ada pada dewasa ini relatif tidak banyak mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun 1983. Pada saat ini jumlah podusen farmasi tercatat sebanyak 202 pabrik yang terdiri dari 4 BUMN, 30 PMA dan 168 perusahaan swasta nasional.Dalam nilai penjualan telah mengalami kenaikan; pada tahun 1980 obat yang beredar di Indonesia bernilai sebesar US $ 483 juta (Sirait, 2001) dan pada tahun 2004 tercatat sekitar US$ 2 milyar (Sampurno, 2005).

Dibawah ini adalah sejarah singkat dari PT Kimia Farma Tbk, PT Tempo Scan Pasific Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Darya Varia Laboratoria Tbk. periode 2006 – 2010.

a. Sejarah Singkat PT Kimia Farma Tbk

Cikal bakal Kimia Farma adalah perusahaan industri farmasi pertama di Indonesia yang didirikan pada pemerintahan Hindia Belanda tahun 1817. Nama perusahaan ini pada awalnya adalah NV Chemicalien Handle Rathkamp & Co. Berdasarkan kebijaksanaan nasionalisasi atas eks perusahaan Belanda di masa awal kemerdekaan, pada tahun 1958, Pemerintah Republik Indonesia melakukan peleburan sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Kemudian pada tanggal 16 Agustus 1971, bentuk badan hukum PNF diubah menjadi Perseroan Terbatas sehingga nama perusahaan berubah menjadi PT.Kimia Farma (Persero).

Pada tanggal 14 September 2000, PT Kimia Farma (Persero) mengubah statusnya menjadi perusahaan publik PT Kimia Farma (Persero) Tbk. dalam penulisan berikutnya

(3)

disebut Perseroan, dan tangga l 4 Juli 2001 saham Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang kedua bursa telah merger dan kini bernama Bursa Efek Indonesia). Berbekal pengalaman selama puluhan tahun, Perseroan telah berkembang menjadi perusahaan dengan pelayanan kesehatan terintegrasi di Indonesia. Perseroan kian diperhitungkan kiprahnya dalam pengembangan dan pembangunan bangsa, khususnya pembangunan kesehatan masyarakat Indonesia.

b. Sejarah Singkat PT Indo Farma

Cikal bakal PT. Indofarma dimulai pada saat didirikannya yaitu pada tahun 1918, dimulai dari pabrik kecil dengan fasilitas terbatas yang hanya dapat memproduksi beberapa jenis salep dan kasa pembalut, untuk memenuhi kebutuhan Rumah Sakit Pusat Pemerintah Belanda. Seiring dengan bertambahnya fasilitas produksi untuk tablet dan injeksi, pabrik kecil ini mulai dikenal dengan nama Pabrik Obat Manggarai. Selama perang dunia kedua, Takeda Jepang memegang kendali manajemen pabrik. Pada tahun 1950, status kepemilikan diambil alih oleh Pemerintah Indonesia dan hak pengelolaan diberikan kepada Departemen Kesehatan (Depkes). Pada tahun 1979 dalam rangka mendukung program ketersediaan obat bagi masyarakat, Depkes mengukuhkan status pabrik obat Manggarai menjadi Pusat Produksi Farmasi Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Pada tahun 1981, statusnya berubah menjadi Perusahaan Umum Indonesia Farma (Perum Indofarma). Tonggak penting lain perjalanan bisnis Indofarma terjadi pada tahun 1988, saat itu dimulainya pembangunan pabrik modern berkapasitas besar di atas lahan seluas hampir 20 hektar di kawasan Cibitung, Jawa Barat. Kemudian pada tahun 1991 pembangunan tersebut dapat diselesaikan dan seluruh fasilitas produksi di Manggarai, Jakarta dipindahkan menyatu dengan pabrik baru di Cibitung, yang merupakan salah satu dari lima pabrik pertama di Indonesia yang memenuhi persyaratan Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pada tahun 1993 dilengkapi dengan fasilitas produksi steril dan injeksi Cephalosporine.

(4)

Pada tahun 1996 status badan hukum Indofarma berubah menjadi Perseroan Terbatas (Persero). Pada tahun 1999 bahkan Indofarma melakukan diversifikasi dengan membangun “Extraction Plant” untuk memproduksi obat tradisional dengan cara modern. Dalam kurun waktu itu Indofarma juga telah membangun jaringan distribusi dalam bentuk cabang di kota-kota utama di Indonesia. Pada tahun 2000, Indofarma melakukan spin off terhadap cabang-cabang distribusi untuk membentuk anak perusahaan PT. Indofarma Global Medika (IGM) yang bergerak di bidang distribusi dan perdagangan farmasi dan alat kesehatan. Pada tahun 2001 perusahaan berubah status menjadi PT. Indofarma Tbk. dengan melepas sekitar 20% saham kepada publik dan mendaftarkan saham Perseroan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

c. Sejarah Singkat PT Kalbe Farma Tbk

PT Kalbe Farma Tbk (“Perseroan” atau “Kalbe”) berdiri sejak tahun 1966 dan pada tahun 1991 terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebagai perusahaan publik. Kalbe merupakan perusahaan produk kesehatan publik terbesar di Asia Tenggara yang memiliki nilai kapitalisasi pasar sebesar USD 3,6 miliar dan omset penjualan Rp 10,2 triliun pada akhir tahun 2010. Kalbe memiliki fokus bisnis pada 4 divisi yang masing-masing memberikan kontribusi yang relatif seimbang, yaitu divisi obat resep (kontribusi 25%), divisi produk kesehatan (kontribusi 17%), divisi nutrisi (kontribusi 22%) serta divisi distribusi & kemasan (kontribusi 36%). Dengan didukung lebih dari 15.000 karyawan termasuk 4.000 tenaga pemasaran dan penjualan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, Kalbe mampu menjangkau 70% dokter umum, 90% dokter spesialis, 100% rumah sakit, 100% apotek untuk pasar obat-obat resep serta 80% untuk pasar produk kesehatan dan nutrisi.

Semangat inovasi yang telah menjadi bagian integral pertumbuhan perseroan sejak awal pendiriannya secara berkesinambungan diterapkan di lingkungan Grup Kalbe untuk pengembangan produk baru yang berdaya jual dan berbasis teknologi yang memberikan

(5)

kemudahan bagi konsumen. Melalui kegiatan riset dan pengembangan di bidang medis, Kalbe mendorong pertumbuhan Perseroan di masa mendatang dan berperan serta dalam memajukan dunia kesehatan demi meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik. Melalui peningkatan produktivitas, inovasi di bidang kesehatan serta pengelolaan arus kas yang baik, Kalbe memiliki landasan yang kuat untuk terus bertumbuh sebagai perusahaan kesehatan yang unggul di Indonesia. Dengan didukung upaya perbaikan berkesinambungan dalam berbagai proses bisnis dan kualitas sumber daya manusia, Kalbe terus mengembangkan diri untuk “Menjadi perusahaan produk kesehatan Indonesia terbaik yang didukung oleh inovasi, merek yang kuat dan manajemen yang prima”.

d. Sejarah Singkat PT Darya Varia Laboratoria Tbk

PT Darya-Varia Laboratoria Tbk memulai kegiatan operasional pada tahun 1976 dan dalam waktu singkat menjadi salah satu perusahaan terkemuka di Asia Tenggara yang memproduksi kapsul gelatin lunak. Darya-Varia mengoperasikan dua fasilitas produksi di sekitar Jakarta, semuanya memenuhi CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik) ASEAN dan dapat memproduksi berbagai macam produk farmasi: Pabrik Darya-Varia di Gunung Putri adalah Center of Excellence untuk kapsul gelatin lunak dan produk cair. Pabrik Pradja Pharin (Prafa) di Citeureup adalah Center of Excellence untuk produk-produk padat bervolume rendah dan toll manufacturing. Darya-Varia juga melakukan toll manufacturing ke perusahaan afiliasinya, PT Medifarma Laboratories di pabriknya di Cimanggis.

Pabrik tersebut dikenal dengan Center of Excellence untuk produk-produk padat bervolume tinggi. Keberadaan yang hampir berumur empat dekade di Indonesia telah memberikan Darya-Varia kedekatan dengan pasar yang patut diperhitungkan. Dengan adanya dua bisnis utama, Obat Resep dan Consumer Health (Obat Bebas), divisi-divisi pemasaran yang ada selama ini telah menjawab kebutuhan dan keinginan yang unik dari kategori pasar yang spesifik, baik itu mengenai penawaran produk atau program.

(6)

e. Sejarah singkat PT Tempo Scan Pasific Tbk

Tempo Group atau PT Tempo Scan Pasific adalah perusahaan induk yang memiliki beberapa perusahaan farmasi antara lain: PT Tempo Scan Pasific, PT Supra Ferbindo Farma, PT Indonesian Pharaceutical Industries. Tempo Scan Pasifik didirikan pada bulan Mei tahun 1970, dengan nama lama Scanchemie, oleh PT Perusahaan Dagang Tempo dan PT Indonesian Phaemaceutical Industries. Pada tahun 1977 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Tempo Scan Pasifik (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 Tempo Scan Pasifik tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Perusahaan ini menghasilkan berbagai macam – macam bahan farmasi.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan nama yang identik dengan mutu. Tempo Scan Pasifik telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia. PT Tempo Scan Pasifik juga telah melakukan ekspansi bisnisnya tidak hanya di tingkat nasional tapi juga mulai memasuki tingkat perdagangan internasional sesuai dengan visi dan misi perusahaan ke depan menjadi pemain di tingkat global.

3.2 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini yaitu dengan menggunakan metode kausal. Metode kausal adalah penelitian dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab akibat antara dua variabel atau lebih. Penulis dapat mengidentifikasikan fakta atau peristiwa sebagai variabel yang dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan terhadap variabel–variabel yang mempengaruhi (variabel independen).

3.3 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dari Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia yang diteliti untuk Periode 2006 – 2010 dirumuskan sebagai berikut :

(7)

Ho1 : β1

Ha1 : β

= 0 Perubahan struktur modal tidak berpengaruh terhadap ROI pada perusahaan farmasi

1

Ho2 : β

≠ 0 Perubahan struktur modal berpengaruh terhadap ROI pada perusahaan farmasi

1

Ha2 : β

= 0 Perubahan struktur modal tidak berpengaruh terhadap ROE pada perusahaan farmasi

1

3.4 Variabel dan Skala Pengukuran

≠ 0 Perubahan struktur modal berpengaruh terhadap ROE pada perusahaan farmasi

Sesuai dengan judul skripsi yang telah dipilih yaitu “Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Periode 2006 – 2010”. Maka penulis mencoba mencari pengaruh antara suatu variabel dengan variabel lainya dalam suatu hubungan yang bersifat kausal, artinya satu variabel akan mempengaruhi variabel lainya dalam hubungan sebab akibat. Variabel yang mempengaruhi variabel lainya disebut variabel bebas (independen), sedangkan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas disebut variabel tidak bebas (dependent). Sesuai dengan hipotesis yang diajukan diatas, maka penulis membatasi penelitian menjadi 2 variabel :

• Variabel Independent / Variabel X : Struktur Modal • Variabel Dependent / Variabel Y : Rentabilitas

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan penjabaran konsep pengertian dari variabel-variabel yang akan diteliti, sehingga dapat dijadikan pedoman guna menghindari kesalahpahaman dalam menginterprestasikan permasalahan yang diajukan dalam penelitian. Adapun definisi opersional variabel pada penelitian ini adalah :

(8)

a. Struktur Modal

Struktur modal menggambarkan sumber pembiayaan perusahaan yang sifatnya permanen yang umumnya lebih dari satu tahun. Yang termasuk dalam komponen struktur modal adalah hutang jangka panjang dan modal sendiri.

b. Rentabilitas

Rentabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba selama periode tertentu. Rentabilitas dibedakan menjadi dua yaitu rentabilitas ekonomis dan rentabilitas modal sendiri. Rentabilitas ekonomis adalah kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang ada untuk menghasilkan keuntungan. Sedangkan rentabilitas modal sendiri adalah kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

No Variabel Konsep Variabel Cara Pengukuran Skala 1 Struktur Modal Proporsi antara bauran dari

penggunaan modal sendiri dan hutang dalam memenuhi kebutuhan dana perusahaan

Hutang__ Modal Sendiri x 100% Rasio 2 Rentabilitas Ekonomis

kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang ada untuk menghasilkan keuntungan

EBIT Total Asset x 100% Rasio 3 Rentabilitas Modal Sendiri

kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja didalamnya untuk menghasilkan keuntungan.

EAT x 100 % Owner Equity

Rasio

(9)

3.6 Metode dan Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam memperoleh data untuk menyusun skripsi ini adalah studi kepustakaan (Library Research) terhadap buku-buku, literatur-literatur, yang berkaitan dengan struktur modal dan rentabilitas. Dimana data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data mengenai laporan laba rugi dan neraca pada tahun 2006–2010. Adapun laporan keuangan yang digunakan adalah laporan keuangan dari PT Kimia Farma Tbk., PT Tempo Scan Pasific Tbk., PT Kalbe Farma Tbk., PT Indo Farma Tbk., PT Darya Varia Laboratoria Tbk.

3.7 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian tentang “Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia” adalah data kuantitatif, yaitu data yang dinyatakan dalam bentuk angka– angka, rumus-rumus dan perbandingan terutama analisis laporan keuangan perusahaan. Sedangkan pada sumber data, data–data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa kegiatan perusahaan dan data-data perusahaan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penulis memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian ini dari situs resmi PT Kimia Farma Tbk, PT Tempo Scan Pasific Tbk, PT Kalbe Farma Tbk, PT Indo Farma Tbk, PT Darya Varia Laboratoria Tbk.

3.8 Populasi dan Sampel

Populasi yang digunakan dalam penyusunan penelitian “Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia” adalah semua perusahaan dalam industri farmasi yang go public di Bursa Efek Indonesia sebanyak sembilan perusahaan, yaitu PT. Bayer Indonesia Tbk. (BYSB), PT. Dankos Laboratories Tbk. (DNKS), PT. Kalbe Farma Tbk. (KLBF), PT. Daria Varia Laboratories (DVLA), PT. Indofarma Tbk. (INAF), PT. Schering-plough Indonesia Tbk.

(10)

(SCPI), PT. Kimia Farma Tbk. (KAEF), PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA), dan PT. Tempo Scan Pasific Tbk. (TSPC). Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan purposive sampling (sampel bertujuan), karena tidak semua industri farmasi dapat dijadikan obyek penelitian. Karakteristik sampel adalah:

a. Semua industri farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Perusahaan sampel harus terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2006 – 2010. c. Melaporkan data keuangan perusahaan secara kontinyu selama periode penelitian.

Berdasarkan kriteria tersebut, maka industri farmasi yang dijadikan sampel adalah 5 perusahaan, karena dianggap memiliki syarat data ketersediaan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Penulis. Perusahaan-perusahaan farmasi tersebut adalah PT Kimia Farma Tbk., PT Tempo Scan Pasific Tbk., PT Kalbe Farma Tbk., PT Indo Farma Tbk., dan PT Darya Varia Laboratoria Tbk.

3.9 Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian mengenai “Analisa Pengaruh Perubahan Struktur Modal Terhadap Rentabilitas pada Perusahaan Farmasi yang Go Public di Bursa Efek Indonesia” adalah dengan menggunakan data panel yang diestimasikan dengan metode OLS (Ordinary Least Square). Atau yang kita kenal dengan istilah Pooled Least Square.

3.9.1 Analisis Deskriptif Statistik

Analisis deskriptif statistik merupakan gambaran statistik tentang data yang digunakan, berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberikan gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya. Dalam penggunaan statistik deskriptif ini penulis memberikan gambaran tentang data yang digunakan. Adapun data yang digunakan dalam penelitian adalah Struktur Modal dan Rentabilitas terdiri dari ROI dan ROE.

(11)

3.9.2 Analisis Pooled Least Square

Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, penelitian ini menggunakan analisis ekonometrika, yaitu dengan menggunakan metode pooled least square. Pooled least square adalah meregresikan variabel yang ada dalam bentuk data panel dengan Ordinary Least Square (OLS). Panel data adalah gabungan data cross section dan time series. Melalui data panel kita dapat menganalisis beberapa perusahaan sekaligus dalam berbagai kurun waktu. Sedangkan Ordinary Least Square (OLS) merupakan analisis yang menggunakan metode kuadrat untuk memperkecil nilai residual. Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program ekonometric views (eviews 7).

3.9.3 Spesifikasi Model Penelitian

Adapun model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data panel, sebagai berikut:

a. Model pengaruh struktur modal terhadap ROE ROE it = β0+ β1 CS it + e

di mana :

it

ROE it :

β

Rentabilitas Modal Sendiri perusahaan i pada periode t

0

β

: koefisien konstanta

1

CS

: koefisien regresi variabel independen

it

e

: Struktur modal perusahaan i pada periode t

it

b. Model pengaruh struktur modal terhdadap ROI : eror term ROI it = β0+ β1 CS it + e di mana : it ROI it : β

Rentabilitas Ekonomis perusahaan i pada periode t

(12)

β1

CS

: koefisien regresi variabel independen

it

e

: Struktur modal perusahaan i pada periode t

it

3.9.4 Pengujian Hipotesis

: eror term

a. Menentukan statistik uji t dan df t = β1 - β1

se β

*

1

b. Hitung nilai t dan tentukan Ho diterima atau ditolak Ho diterima jika t – ½ α < t hitung < t½ α

Ho ditolak jika t hitung > t ± ½ α Ho1 : β1

Ha1 : β

= 0 Perubahan struktur modal tidak berpengaruh terhadap ROI pada perusahaan farmasi

1

Ho2 : β

≠ 0 Perubahan struktur modal berpengaruh terhadap ROI pada perusahaan farmasi

1

Ha2 : β

= 0 Perubahan struktur modal tidak berpengaruh terhadap ROE pada perusahaan farmasi

1

3.9.5 Uji Koefisien Determinasi

≠ 0 Perubahan struktur modal berpengaruh terhadap ROE pada perusahaan farmasi

Koefisien determinan (R2

independent terhadap variabel dependen. R

) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel

2 = TSS ESS = 1 - ∑ êi2 ∑(Y i (Agus Widarjono, 2007:29) -Ý)

Besarnya nilai R2 terletak antara 0 (nol) dan 1 (satu) yaitu 0 ≤ R 2≤1. Jika nilai R2 semakin mendekati 1 (satu) maka semakin baik regresi karena menjelaskan data aktualnya, dan sebaliknya semakin mendekati angka 0 (nol) maka garis regresinya kurang baik.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

b) Dapat mempertinggi perhatian individu melalui adegan-adegan, hal mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi. c) Individu tidak saja mengerti persoalan

Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kedua subjek mengalami gejala post power syndrome yaitu gejala emosi, pada kedua subjek mengalami perubahan emosi setelah

Peningkatan intensitas radiasi ultraviolet di troposfer, tingginya kandungan uap air karena jumlah penguapan yang tinggi, serta meningkatnya konsentrasi ozon atmosferik

Lebih lanjut, FQ (tajwid) mendefinisikan fenomena Ikhfa ini sebagai bunyi yang berada pada posisi antara pengucapan idzhar dan idgham (Al-Hamad, 2002:107) atau

Nama : Amroh Mustaidah, 2011, Pengaruh Pendidikan Agana Islam Terhadap Kecerdasan Spiritual Siswa SMA Negeri 1 Taman Sidoarjo. Pendidikan Agam Islam adalah usaha yang sistematis

Jika ada yang ingin memaksakan hendaknya dibatalkan niatnya, karena akibat saya memaksakan mencoba menginstall driver maka dukungan dari seluruh aplikasi ubuntu 13.10 akan

Begitu pula dengan fungsi kognitif, apabila daerah yang menjadi pusat kognitif mengalami infark akibat adanya sumbatan pada pembuluh darah maka akan timbul gangguan