• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK PRICE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK PRICE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Submission date: 23 Agustus 2019 Accepted date: 27 Agustus 2019

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STOCK PRICE PADA

PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA

Silvia Maryana Wijaya1, Henny Setyo Lestari2

1Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. 2Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Trisakti, Indonesia.

1silvia.weza@gmail.com

Abstrak

Tujuan–Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis determinan harga saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2013-2017

Desain/ Metodologi/ Pendekatan-Jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini ada 33 perusahaan dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah harga saham. Variabel independen adalah laba atas ekuitas, dividen per saham, laba per saham, rasio pembayaran dividen, rasio ekuitas utang, rasio total perputaran aset dan hasil dividen.

Temuan–Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dividen per saham memiliki pengaruh positif terhadap harga saham. Rasio ekuitas hutang, rasio total perputaran aset dan hasil dividen memiliki pengaruh negatif terhadap harga saham. Pengembalian ekuitas, laba per saham, dan rasio pembayaran dividen tidak berpengaruh pada harga saham.

Abstract

Purpose –This study aimed to analyze of determinants of stock price on manufacturing companies in Indonesia Stock Exchange for the period of 2013-2017

Design/Methodology/Approach-The number of samples taken in this study there are 33 companies with sampling technique used was purposive sampling. Dependent variable in this research is stock price. The independent variables are return on equity, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio, debt equity ratio, total asset turnover ratio and dividend yield.

Finding –The results of this research indicate that the dividend per share has a significant positive effect on stock price. Debt equity ratio, total asset turnover ratio and dividend yield have significant negative effect on stock price. Return on equity, earning per share, and dividend payout ratio doesn’t have effect on stock price. Keyword: Debt Equity Ratio; Dividend Payout Ratio; Dividend Per Share; Dividend Yield Earning Per Share;

Return on Equity; Stock Price; Total Asset Turnover Ratio.

PENDAHULUAN

Pasar modal memiliki peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di suatu negara. Peranan pasar modal dapat dilihat dalam sektor alokasi sumber daya yang secara langsung sebagai sumber dana, penentu nilai perusahaan dan kapasitas pinjaman. Pasar modal menyediakan peluang untuk investasi dan pembentukan modal, serta dapat bertindak sebagai indikator atau prediktor dari kondisi perekonomian secara keseluruhan. Salah satu cara untuk melakukan perdagangan dan investasi tabungan bagi individu, pemerintah dan organisasi yang

(2)

dapat dilakukan di pasar modal yaitu dengan melakukan pembelian saham (Uddin, Rahman, dan Hossain, 2013).

Investor yang melakukan investasi menginginkan pengembalian di masa depan, tetapi pengembalian yang diharapkan jarang dapat diprediksi secara tepat karena akan selalu ada risiko yang berkaitan dengan investasi (M. N. Abdullah, Parvez, Karim, & Toohen, 2015). Stockprice di pasar modal bersifat tidak statis, melainkan berubah setiap hari (Uddin et. al., 2013). Semua investor baik institusi besar atau individu membutuhkan informasi terkait perubahan stock price sebelum memilih saham tertentu agar dapat mengoptimalkan perolehan return dengan risiko yang rendah pada saat berinvestasi di pasar modal. Informasi terkait perubahan stock price digunakan karena stock price menjadi indikator paling penting untuk investor dalam mengambil keputusan investasi pada bagian tertentu (Zakaria, Muhammed, & Zulkifli, 2012).

Stock price adalah harga dari sejumlah saham yang dapat dijual oleh perusahaan dan

menjadi perhatian utama karena merupakan indikator kekuatan suatu perusahaan secara keseluruhan. Stock price yang terus mengalami peningkatan menunjukkan bahwa perusahaan dan manajemen telah melakukan pekerjaan dengan baik. (Hujrah, Hassan, & Mustafa, 2014). Stock

price yang rendah menunjukkan manajemen dianggap gagal dalam membuat return bagi investor

dan akan ada lebih banyak peluang pengambilalihan karena perusahaan menjadi relatif lebih murah. Menurut (Om & Goel, 2017) dalam penelitiannya mengungkapkan ada tujuh variabel spesifik yang mempengaruhi stock price yaitu return on equity, divedend per share, earning per

share, dividend payout ratio, debtequity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield.

Return on equity menggambarkan tingkat pengembalian yang diterima oleh pemegang

saham atas investasi yang telah dilakukan pada suatu perusahaan (Kabajeh, Al-Nu’aimat, & Dahmash, 2012). Pada saat manajemen secara efisien menggunakan dana pemegang saham dan memberikan pengembalian investasi yang lebih baik, maka stock price akan mengalami peningkatan (Hujrah et al., 2014). Dividend per share menunjukkan berapa banyak yang telah dibayarkan perusahaan sebagai dividen yang mengacu pada jumlah aktual dividen per saham (Tandon & Malhotra, 2013). Dividen yang lebih tinggi dapat meningkatkan stockprice dan sebaliknya dividen yang rendah dapat menurunkan stock price (Azhagaiah & Priya, 2008).

Earning per share menunjukkan pendapatan bersih dari setiap jumlah saham perusahan

yang beredar. Earning per share yang mengalami peningkatan umumnya menunjukkan pertumbuhan perusahaan dan menghasilkan stock price yang tinggi (Sharma, 2011). Ada banyak alasan suatu perusahaan harus membayar atau tidak membayar dividen (Gill, Biger, & Tibrewala, 2010). Dividend payout penting bagi investor karena pertama, dividen memberikan kepastian akan kesejahteraan keuangan suatu perusahaan. Kedua, dividen menarik bagi investor yang ingin mencari keamanan pendapatan saat ini. Ketiga, dividen membantu memelihara stock price. Suatu perusahaan yang memiliki dividend payout yang stabil akan berdampak tidak baik apabila perusahaan menurukan ataumenghilangkan dividend payout, tetapi perusahaan akan lebih baik apabila ada peningkatan dividend payout. Suatu perusahaan yang belum pernah memiliki dividen umumnya akan dipandang baik jika kemudian perusahaan menyatakan adanya dividen.

(3)

Debt equity ratio yang tinggi menggambarkan sebuah perusahaan telah agresif dalam membiayai pertumbuhannya dengan hutang (Innocent, Ikechukwu, & Nnagbogu, 2014). Debt

equity ratio yang besar mencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi. Investor cenderung

akan memilih instrumen dengan risiko rendah pada tingkat pengembalian yang tinggi. Debt equity

ratio yang rendah atau kecil memperlihatkan bahwa perusahaan mampu membayar hutangnya

dengan ekuitas yang dimiliki, sehingga hal ini memberikan keyakinan kepada investor untuk tetap mempertahankan investasinya di suatu perusahaan, oleh karena itu perusahaan dengan tingkat

debt equity ratio rendah memiliki stock price yang lebih tinggi di pasaran.

Total asset turnover mengevaluasi efisiensi pengelolaan semua aset perusahaan. Tingkat

efisiensi investasi pada suatu perusahaan secara keseluruhan, yang menggabungkan dampak dari kedua aset jangka pendek dan jangka panjang dapat diukur dengan total asset turnover ratio (Warrad & Al-Omari, 2015). Hasil yang diperoleh oleh pemegang saham melalui dividen disebut juga sebagai dividend yield. Rasio keuangan yang menunjukkan berapa banyak perusahaan membayar dividen setiap tahun terhadap harga sahamnya dapat diukur sebagai dividend yield.

Dividend yield digunakan sebagai laba atas investasi suatu saham, apabila tidak ada capital gain

yang diberikan oleh perusahaan (Tandon & Malhotra, 2013).

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dan tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1) Apakah terdapat pengaruh return on equity terhadap stock price?; 2) Apakah terdapat pengaruh dividend per share terhadap stock price?; 3) Apakah terdapat pengaruh earning per share terhadap stock price?; 4) Apakah terdapat pengaruh

dividend payout ratio terhadap stock price?; 5) Apakah terdapat pengaruh debt equity ratio

terhadap stock price?; 6) Apakah terdapat pengaruh total asset turnover ratio terhadap stock

price?; 7) Apakah terdapat pengaruh dividend yield terhadap stock price?.

Saham adalah bukti kepemilikan pada suatu perusahan, dimana semakin banyak saham yang dimiliki investor pada suatu perusahaan maka posisi kepemilikan pada perusahaan semakin besar (Gitmen, 2010). Stock price adalah harga satu bagian dari sejumlah saham yang dapat dijual oleh perusahaan (Hujrah et al., 2014). Perusahaan dengan stock price yang tinggi berarti perusahaan tersebut memiliki kinerja yang baik dan sebaliknya perusahaan dengan stock price yang rendah berarti perusahaan tersebut memiliki kinerja pada manajemen perusahaan yang kurang baik. Stockprice adalah harga saham yang dapat dengan mudah dibeli atau dijual di pasar saham pada saat sekarang (Jain & Bajaj, 2017). Stock price menjadi indikator kekuatan dan perhatian terbesar pada suatu perusahaan secara keseluruhan. Dewan direksi dan manajemen akan senang apabila perusahaan memiliki stock price yang tinggi, karena dianggap manajemen memiliki kinerja yang sangat baik (Azhagaiah & Priya, 2008).

Stock price bersifat tidak independen baik dilihat dari faktor intrinsik maupun ekstrinsik

yang telah ditetapkan untuk mempengaruhi pergerakan stock price (Tandon & Malhotra, 2013). Menurut (Sharma, 2011) mengatakan bahwa fluktuasi stock price harian muncul akibat adanya perubahan kondisi pasar pada saat jual dan beli saham. Penelitian (Jain & Bajaj, 2017) mengatakan bahwa stock price dapat bervariasi setiap hari karena adanya perubahan atau fluktuasi atas kondisi ekonomi, persepsi dan harapan investor. Stock price merupakan harga dari satu saham perusahaan yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran di pasar (Menaje Jr.,

(4)

2012). (calla & chalam, 2015) menyatakan bahwa stockprice sebagian besar ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran terutama pada keamanan tertentu di pasar modal.

Menurut (Sharma, 2011) menjelaskan bahwa stock price bersifat dinamis atau berubah-ubahkarena sangat tergantung pada harapan (expected) pembeli dan penjual. Fluktuasi stock price harian muncul akibat adanya perubahan tekanan terhadap jual dan beli saham. Terdapat dua pendekatan yang dapat digunakan untuk memprediksi stock price yaitupendekatan fundamental dan pendekatan teknis. Pendekatan fundamental dapat dilihat dari faktor keuangan, lingkungan dan manajerial, sedangkan pendekatan teknis mengambil bantuan tren masa lalu dalam memprediksi stock price di masa depan. Memahami pengaruh dari berbagai variabel stock price sangat membantu berbagai pihak seperti investor, manajemen, pemerintah karena akan membantu dalam mengambil berbagai keputusan penting. Stock price dapat dihitung dengan mengambil rata-rata harga pasar tinggi dan rendah dari saham (Al-Masum, 2014), sedangkan menurut (Sharif, Purohit, & Pillai, 2015) mengungkapkan bahwa stock price mengacu pada harga saham per 31 Desember (closing price).

Return on equity merupakan indikator yang paling penting untuk investor dan factor

penentu bagi manajer. Return on equity menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan dana pemegang saham untuk menghasilkan laba, dengan kata lain kinerja perusahaan dapat tercermin dari rasio return on equity. Return on equity menggambarkan kepada pemegang saham umum mengenai seberapa efektif dana mereka digunakan (Kijewska, 2016). Return on equity adalah rasio keuangan yang menggambarkan tingkat profitabilitas perusahaan. Return on equity menunjukkan banyaknya pendapatan bersih yang diperoleh dibandingkan dengan total ekuitas (Sharma, 2011).

Return on equity dihitung dengan membagi laba setelah pajak dengan ekuitas pemegang saham

(Al-Masum, 2014). Penelitian yang dilakukan (Om & Goel, 2017) menyebutkan bahwa return on

equity merupakan hasil pembagian dari pendapatan bersih terhadap ekuitas pemegang saham.

Hasil penelitiannya juga mengungkapkan bahwa return on equity memiliki pengaruh positif dengan stock price.

(Ross, Westerfield, & Jaffe, 2002) mengemukakan bahwa sebagian laba perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham disebut dengan dividen. Menurut (Sharma, 2011) mengatakan bahwa dividen adalah bagian dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham untuk investasi dan menanggung risiko dalam perusahaan. Jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung pada kebijakan dividen yang menjadi target perusahaan. Kebijakan dividen yang stabil membantu dalam mengatasi ketidakpastian yang dirasakan oleh investor dan juga memainkan peranan penting dalam menciptakan iklim investasi yang sehat.

Dividen merupakan bagian dari laba setelah pajak yang dibagikan kepada pemegang saham untuk risiko investasi mereka dalam perusahaan. Dividend per share menunjukkan berapa banyak yang telah dibayarkan perusahaan sebagai dividen yang mengacupada jumlah aktual dividen persaham. Laba bersih setelah pajak adalah milik pemegang saham tetapi pendapatan yang benar-benar merekaterima adalah jumlah penghasilan yang didistribusikan dan dibayarkan sebagai dividen tunai (Tandon & Malhotra, 2013).

Earning per share merupakan bagian dari pendapatan perusahaan yang dialokasikanuntuk

setiap saham yang beredar dari saham biasa. Earning per share mengacu pada keuntungan atau laba per unit pada satu saham. Rasio ini dihitung dengan cara membagi penghasilan untuk saham

(5)

biasa dengan jumlah saham biasa yang beredar (Gitmen, 2010). (Tandon & Malhotra, 2013) mengatakan earning per share mengacu pada rasio laba setelah pajak yang dimiliki perusahaan setelah pembayaran dividen preferensi. Para pemegang saham adalah satu-satunya yang berhak untuk laba bersih perusahaan setelah perusahan melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferensi. Signifikasi rasio ini terjadi dari semakin tinggi laba per saham maka semakin tinggi pula tingkat dividen, hal ini berguna untuk membangun kekuatan dari internal perusahaan.

Pembayaran dividen dapat memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan mematuhi praktik tata kelola perusahaan yang baik. Praktik tata kelola perusahaan yang baik sangat berharga bagi perusahaan karena menyiratkan bahwa perusahaan mampu mengumpulkan dana dari pasar modal dengan ketentuan yang menarik. Perusahaan mampu menarik investor dengan membagikan dividen, secara tidak langsung dapat meningkatkan stock price perusahaan. Perusahaan yang mampu menarik investor dapat dengan mudahmengumpulkan dana melalui penerbitan saham baru untuk ekspansi yang kemudian akan meningkatkan laba dan meningkatkan harga saham (Zakaria et al., 2012).

Dividen payout ratio menunjukkan persentase bagian dari laba bersih setelah pajakdan

dividen preferensi yang dibayarkan sebagai dividen kepada pemegang saham (Sharma, 2011). Penelitian yang dilakukan (Om & Goel, 2017), menggunakan pengukuran dividend payout ratio yaitu hasil pembagian dari dividend per share terhadap earning per share. Dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap stock price, hal tersebut juga ditemukanpada penelitian (Zakaria et al., 2012) bahwa dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap perubahan stock price.

Penelitian Roska dan Remlein (2018) mengatakan bahwa debt equity ratio adalah indikator keuangan yang menunjukkan jika perusahaan menggunakan sumber keuangan dari pendanaan internal atau eksternal dan dapat digunakan untuk menunjukkan keberhasilan perusahaan secara

keseluruhan dalam menarik investor. Perusahaan dapat dibiayai dari danayang berasal dari para

pemegang saham, kreditor atau pemasok. Debt equity ratio mengukur tingkat resiko struktur keuangan pada suatu perusahaan. Rasio ini dapat memberikan gambaran sebagai peringatan dini, misalnya perusahaan yang memiliki hutang yang besar menyebabkan perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban untuk membayar hutang. Kreditor biasanya lebih menyukai debt equity ratio yang rendah karena dapat mengindikasikan perlindungan yang besar terhadap dana mereka, namun di sisi lain pemegang saham ingin mendapatkan keuntungan dari dana yang disediakan oleh kreditor, oleh karena itu pemegang saham lebih menyukai debt equity ratio yang tinggi.

(Om & Goel, 2017) mengukur debt equity ratio dengan membagi total liabilitas terhadap ekuitas pemegang saham. Debt equity ratio memiliki pengaruh negatif dengan stockprice. Penelitian (Fitriah & Sudirjo, 2016) mengungkapkan bahwa debt equity ratio tidakberpengaruh terhadap stock price. Penelitian (Herlambang & Novitasari, 2015) yang menemukan debt equity

ratio terhadap stock price memiliki berpengaruh yang tidak signifikan. Debt equity ratio tidak

berpengaruh terhadap stock price menunjukkan bahwa pada kenyataannya para investor dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di pasar modal tidak begitu memperhatikan kinerja perusahaan dalam memenuhi kewajiban hutang jangka panjang atau mengabaikan risiko kerugian apabila perusahaan mengalami kebangkrutan.

(6)

(Gitmen, 2010) mengatakan bahwa total asset turnover ratio adalah rasio yang mengindikasikan seberapa efisien asset yang digunakan untuk penjualan. Total assetturnover ratio menunjukkan bagaimana perusahaan memanfaatkan semua aset yang dimilikiperusahaan secara efisien dengan menciptakan penjualan untuk menghasilkan laba. Totalasset turnover ratio dihitung berdasarkan perbandingan antara penjualan terhadap total aset. Total asset turnover ratio dapat diukur dengan merasiokan pendapatan terhadap total asetyang dimiliki perusahaan. Total asset

turnover ratio berpengaruh positif terhadap stock price (Om & Goel, 2017).

(Fitriah & Sudirjo, 2016) menjelaskan bahwa total asset turnover ratio merupakan rasio yang menjelaskan tingkat efisiensi penggunaan asset perusahaan secara keseluruhan untuk menghasilkan laba melalui penjualan tertentu. Total assets turnover ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock price. Total assets turnover ratio yang tinggi dapat meningkatkan stock price. Semakin tinggi efektivitas perusahaan dalam menggunakan aset melalui penjualan, diharapkan laba yang dihasilkan dapat meningkat. Dampak dari meningkatnya laba menunjukkan kinerja perusahaan yang semakin baik dan stock price perusahaan akan semakin tinggi. (Arkan, 2016) menemukan bahwa total asset turnover ratio tidak memiliki pengaruh yang signifikan dengan stock price.

(Tandon & Malhotra, 2013) menyatakan bahwa dividend yield adalah hasil yang diperoleh oleh pemegang saham melalui dividen. Dividend yield menunjukkan berapa banyak perusahaan membayar dividen setiap tahun terhadap harga sahamnya. Apabila tidak terdapat capital gain, maka dividend yield digunakan sebagai laba atas investasi untuk suatu saham. Dividend yield adalah cara untuk mengukur berapa banyak arus kas yang didapatkan olehinvestor dari dividen. Investor yang membutuhkan aliran arus kas minimum dari portofolio investasi mereka, dapat mengamankan arus kas minimum dengan berinvestasi saham yang membayarkan dividend yield yang relatif tinggi dan stabil.

Dividend yield digunakan untuk menghitung laba atas investasi saham mengingathanya

pengembalian dalam bentuk dividen yang diumumkan oleh perusahaan selama tahun berjalan (Tandon & Malhotra, 2013). Penelitian yang dilakukan (Om & Goel, 2017) mengemukakan bahwa

dividend yield merupakan hasil pembagi antara dividen per saham dengan harga per saham. Dividend yield berpengaruh negatif terhadap stock price. Sejalan dengan penemuan (Hujrah et al.,

2014) bahwa dividend yield berpengaruh negatif signifikan terhadap stock price. (Al-Masum, 2014) juga menemukan pengaruh negatif signifikan antara dividend yield dengan stock price.

Penelitian ini akan menggunakan variabel independen return on equity, divedend pershare,

earning per share, dividend payout ratio, debt equity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield dengan variabel dependen yaitu stock price. Gambaran mengenai pengaruh variabel

independen dengan variabel dependen dapat dilihat pada skema rerangka konseptual sebagai berikut:

(7)

Gambar 1. Rerangka Konseptual

(Kijewska, 2016) mengungkapkan bahwa kinerja perusahaan dapat tercermin dari rasio

return on equity. Return on equity merupakan indikator yang paling penting untuk investor dan

faktor penentu bagi manajer. Return on equity menunjukkan bagaimana perusahaan menggunakan dana pemegang saham untuk menghasilkan laba dan menggambarkan kepada pemegang saham umum mengenai seberapa efektif dana mereka digunakan. (Om & Goel, 2017) menemukan bahwa

return on equity berdampak positif terhadap stock price. Sejalan dengan penelitian (Sharif et al.,

2015) menemukan return onequity berpengaruh positif terhadap stock price.

Manajemen yang menggunakan dana pemegang saham secara efisien dan memberikan pengembalian investasi yang lebih baik, maka pada saat itu stock price mengalami kenaikan (Al-Masum, 2014). (Sharif et al., 2015) dalam penelitiannya menemukan return on equity memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap stock price. Pengaruhnegatif antara return on equity dan

stock price menunjukkan bahwa pada saat perusahaan menggunakan dana pemegang saham

secara tidak profesional dan menghasilkan sedikit dari hasil investasi, sehingga pada akhirnya menyebabkan penurunan stock price dan sebaliknya. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan perumusan hipotesis sebagai berikut:

Dividend per share menunjukkan berapa banyak yang telah dibayarkan perusahaansebagai

dividen yang mengacupada jumlah aktual dividen persaham. Pendapatan yang benar-benar diterima oleh pemegang saham yaitu jumlah penghasilan yang didistribusikan dan dibayarkan sebagai dividen tunai (Tandon & Malhotra, 2013). Dividend per share memiliki pengaruh yang positif terhadap stock price (Om & Goel, 2017). Sejalan dengan penemuan (Enow & Brijlal, 2016) yang menemukan bahwa dividend per share berpengaruh positif terhadap stock price.

(Sharif et al., 2015) menyatakan bahwa adanya pengaruh positif antara dividend pershare dengan stock price. Penelitian (Al-Hasan, Md, Asaduzzaman, & Karim, 2013) menemukan dividend

per share berpengaruh positif signifikan dengan stock price. Dividen yang lebihtinggi dapat

meningkatkan stock price, sebaliknya dividen yang rendah akan menurunkan stock price

Stock Price Return on Equity

Dividen Per Share Earning Per Share Share

DividenPayout Ratio Debt Equity Ratio Total Asset Turnover Ratio

(8)

(Azhagaiah & Priya, 2008). Penemuan yang berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Sukhija, 2014) bahwa dividend per share memiliki pengaruh negatif terhadap stock price.

Pemegang saham umum adalah penuntut tunggal atas laba bersih perusahaan setelah melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham preferensi (Sharma, 2011). Penelitian (Om & Goel, 2017) menemukan erning per share berpengaruh positif terhadap stock price. Hasil penelitian (Sukhija, 2014) mendukung jika earning per share berpengaruhpositif terhadap stock

price. Penelitian (Enow & Brijlal, 2016) menemukan bahwa earningper share berpengaruh positif

terhadap stock price. (Sharif et al., 2015) memaparkan earning per share memiliki pengaruh positif terhadap stock price. Pemegang saham lebih memilihperusahaan yang memiliki earning per share yang tinggi karena dapat memberi kepastian kepada pemegang saham untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, hal tersebut berdampak pada meningkatnya stock price.

(Zakaria et al., 2012) menjelaskan bahwa dividend payout ratio dapat memberikan sinyal kepada investor bahwa perusahaan mematuhi praktik tata kelola perusahaan dengan baik. Perusahaan yang mampu menarik investor dapat dengan mudah mengumpulkan dana melalui penerbitan saham baru untuk melakukan ekspansi yang kemudian akan meningkatkan laba dan meningkatkan stock price. Penelitian yang dilakukan (Om & Goel, 2017) menemukan bahwa

dividend payout ratio berpengaruh positif terhadap stock price.(Sharif et al., 2015) mendapatkan

kesimpulan bahwa dividen payout ratio memiliki pengaruhsignifikan positif terhadap stock price. Hasil penelitian berbeda dengan(Haque, Datta, Dey, & Rahman, 2013) yang menemukan bahwa

dividend payout ratio memiliki pengaruh negatif terhadap stockprice.

Indikator keuangan yang menunjukkan perusahaan menggunakan sumber keuangandari

pendanaan internal atau eksternal dapat dilihat dari debt equity ratio. Debt equity ratio

mencerminkan keberhasilan perusahaan secara keseluruhan dalam menarik investor (Roska dan

Remlein, 2018). Menurut penelitian yang dilakukan (Om & Goel, 2017) bahwa debtequity ratio memiliki korelasi negatif dengan stock price. Debt equity ratio yang besarmencerminkan risiko perusahaan yang relatif tinggi. Investor cenderung akan memilih instrumen dengan risiko rendah dengan tingkat pengembalian yang tinggi. Pengaruh negatif signifikan ditunjukkan oleh debt

equity ratio terhadap stock price (Amanda, Darminto, & Husaini, 2014). menemukan bahwa debt equity ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap stock price, hal tersebut menunjukkan jika

semakintinggi debt equity ratio maka stock price akan mengalami penurunan dan sebaliknya semakin rendah debt equity ratio maka stock price mengalami peningkatan.

Perusahaan dapat mengetahui tingkat efisiensi penggunaan semua aset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan laba melalui penjualan dapat dilihat dari total assets turnover

ratio (Gitman, 2010). Total asset turnover ratio menjelaskan tingkatkemampuan manajemen pada

perusahaan dalam melakukan efisiensi operasionalnya (Nur’aidawati, 2018). Penelitian (Om & Goel, 2017) memberi kesimpulan bahwa totalassets turnover berpengaruh positif terhadap stock

price. Sejalan dengan penelitian (Fitriah & Sudirjo, 2016) menjelaskan bahwa total assets turnover ratio secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap stock price. Meningkatnya

keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan berpengaruh pada stock price. Total asset turnover

ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap stock price (Lambey, 2014).

Laba atas investasi pada suatu saham dapat berupa dividend yield, apabila tidak ada capital

(9)

terhadap harga sahamnya (Tandon & Malhotra, 2013). (Om & Goel, 2017) menemukan bahwa

dividend yield berpengaruh negatif terhadap stock price. Sejalan dengan hasil penelitian (Sharif et

al., 2015) yang menemukan dividend yield berpengaruh negatif terhadap stock price. (Al-Masum, 2014) menjelaskan bahwa dividend yield berpengaruh negatif signifikan terhadap stock price.

Dividend yield yang tinggi dapat menandakan bahwa perusahaan kurang baik sehingga stock price

perusahaan rendah. Penelitian (Zakaria et al., 2012) menemukan dividend yield berpengaruh negatif tidak signifikan. Hasil penelitian (Khan, Aamir, Qayyum, Nasir, & Khan, 2011) menunjukkan bahwa dividen yield berpengaruh positif dengan stock price. Investor menginginkan dividen karena memberikan sinyal tentang prospek masa depan perusahaan.

METODE PENELITIAN

Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode tahun 2013-2017.Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Stock Price (SP). Variabel ini diukur berdasarkan penutupan harga saham pada tanggal 31 Desember untuk tahun-tahun yang diteliti (Sharif et al., 2015).

Variabel independen dalam penelitian ini terdiri 7 yaitu variable yaitu dividend pershare,

earning per share, dividend payout ratio, debt equity ratio, return on equity, dividend yield dan total asset turnover ratiodengan rumus sebagai berikut :

(10)

Analisis Regresi Linier Berganda

Pengujian hipotesa pada penelitian akan diselesaikan menggunakan model analisis regresi berganda. Analisis regresi berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini untuk mengetahui hubungan variable.

independenya yaitu return on equity, dividend per share, earning per share, dividend

payout ratio, debt equity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield terhadap stock price

pada perusahaan manufaktur yang terdaftar padaBursa Efek Indonesia. Model analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Sumber: Om dan Goel (2017).

Dimana:

SP = Stock Price α = Konstanta

β1 = Koefisien regresi untuk Devidend Per Share β2 = Koefisien regresi untuk Earning Per Share β3 = Koefisien regresi untuk Devidend Payout Ratio β4 = Koefisien regresi untuk Debt Equity Ratio β5 = Koefisien regresi untuk Return On Equity β6 = Koefisien regresi untuk Dividend Yield

β7 = Koefisien regresi untukTotal Asset Turnover Ratio ε =Error

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dari variabel independen yaitu return on equity, dividend per share, earning per share, dividend payout ratio,

debt equity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield terhadap stock price sebagai

variabel dependen. Hasil persamaan regresi linier berganda adalah sebagai berikut: SP = 2,285 + 0,229 ROE + 0,408 DPS + 0,225 EPS – 0,007 DPR – 0,107 DER– 0,141

ATR – 0,348 DY 2. Uji T

Uji parsial (uji t) adalah pengujian koefisien regresi masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap dependen. Berikut hasil uji parsial (uji t) adalah sebagai berikut:

(11)

Tabel 1

Hasil Uji Parsial (Uji T)

Variabel Sig Beta Keputusan

Constant 0,000 2,285 -

Return on Equity 0,159 0,229 Tidak Mempengaruhi

Dividend Per Share 0,006 0,408 Berpengaruh Signifikan

Earning Per Share 0,164 0,225 Tidak Mempengaruhi

Dividend Payout Ratio 0,904 -0,007 Tidak Mempengaruhi

Debt Equity Ratio 0,004 -0,107 Berpengaruh Signifikan

Total Asset Turnover Ratio 0,025 -0,107 Berpengaruh Signifikan

Dividend Yield 0,000 -0,348 Berpengaruh Signifikan

(Sumber: data sekunder yang diolah)

Return on equity menunjukkan nilai sig sebesar 0,159 > 0,05 (alpha 5 %), sehingga dapat

dikatakan bahwa return on equity tidak mempengaruhi stock price. Pengujian terhadap variabel

return on equity menunjukkan bahwa return on equity tidak berpengaruh terhadap stock price.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian (Om & Goel, 2017)bahwa return on equity berpengaruh secara positif terhadap stock price. Namun hasil penelitian ini sejalandengan penelitian yang dilakukan oleh (Sinambela, 2009)dalam penelitiannya menemukan return on

equity tidak berpengaruh signifikan terhadap stock price. Hasil penelitian (Rusli & Dasar,

2015)mendukung jika return on equity tidak berpengaruh signifikan terhadap stockprice, yang berarti bahwa return on equity bukanlah satu-satunya indikator dalammenentukan stock price.

Dividend per share menunjukkan nilai sig sebesar 0,006 < 0,05 (alpha 5 %), sehingga dapat

dikatakan berpengaruh signifikan dengan nilai beta sebesar 0,408 yang mengindikasikan bahwa

dividend per share terhadap stock price berpengaruh positif secara signifikan. Penelitian ini sejalan

dengan hasil yang didapatkan oleh (Om & Goel, 2017) menemukan bahwa dividend per share berpengaruh positif terhadap stock price. Dividen pershare memiliki dampak yang signifikan dan menjadi penentu terkuat terhadap stock price (Sharma, 2011). (Azhagaiah & Priya, 2008) mengungkapkan bahwa dividend per share berpengaruh positif terhadap stock price. Dividen yang lebih tinggi dapat meningkatkan stock price, sebaliknya dividen yang rendah akan menurunkan

stock price. (Lilianti, 2018) menjelaskan bahwa dividend per share mempunyai pengaruh positif

terhadap stock price. Investor menyukai dividen karena kas di tangan lebih bernilai dari pada kekayaan dari bentuk lain. Stock price perusahaan sangat ditentukan oleh dividen yang dibagikan, artinya semakin tinggi dividen yang dibagikan, semakin tinggi pula stock price perusahaan.

Earning per share menunjukkan nilai sig sebesar 0,164 > 0,05 (alpha 5 %), sehingga dapat

dikatakan bahwa earning per share tidak mempengaruhi stock price. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian Om dan Goel (2017) bahwa earning per share berpengaruh positif terhadap stock price. Hasil penelitian ini sejalan dengan (Khairani, 2016)bahwa earning per share tidak berpengaruh terhadap stock price pada sektor pertambangan.Stock price yang tinggi pada dasarnya tidak dipengaruhi oleh laba per lembar saham, karenainvestor menanamkan saham tidak melihat dari perspektif laba per saham melainkan dari harga barang pertambangan di pasar dunia. (H. Abdullah, Soedjatmiko, & Hartati, 2016), mengungkapkan bahwa earning per share tidak

(12)

berpengaruh terhadap stock price pada perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia, karena laba besar yang dimiliki perusahaan tidak sebanding dengan jumlah saham yang beredar, sehingga investor kurang berminat menanamkan modalnya dan tidak tertarik untuk melakukan penilaian

stock price dari rasio earning per share.

Dividend payout ratio menunjukkan nilai sig sebesar 0,904 > 0,05 (alpha 5 %), sehingga

dapat dikatakan bahwa dividend payout ratio tidak mempengaruhi stock price. Bertolak belakang dengan hasil penelitian (Om & Goel, 2017) bahwa dividend payout ratio memiliki pengaruh yang positif terhadap stock price. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Fadhlilla & Nazar, 2015) yang menjelaskan bahwa dividend payoutratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap stock price. Dividend payout ratio yangtinggi bukan merupakan faktor pendorong naiknya stock price perusahaan. Mengindikasikan bahwa deviden yang dibayarkan oleh emiten kepada para pemegang saham tidak menyebabkan naiknya nilai perusahaan. Dividend payout ratio tidak dapat dijadikan sebagai faktor penting bagi investor dalam membuat keputusan investasi.

Debt equity ratio menunjukkan nilai sig sebesar 0,004 < 0,05 (alpha 5 %), sehingga dapat

dikatakan debt equity ratio berpengaruh signifikan dengan nilai beta sebesar -0,107 yang mengindikasikan bahwa debt equity ratio terhadap stock price berpengaruh negatif secara signifikan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian (Om & Goel, 2017) bahwa debtequity ratio berpengaruh negatif terhadap stock price. Menurut (Innocent et al., 2014) menjelaskan bahwa debt

equity ratio yang tinggi menggambarkan sebuah perusahaan telah agresif dalam membiayai

pertumbuhannya dengan hutang. Hasil penelitian ini didukung dengan (Dewi & Suaryana, 2013) yang menyatakan bahwa debt equity ratio memiliki pengaruh negatif terhadap stock price. Nilai

debt equity ratio yang tinggi menandakan jikaperusahaan memiliki resiko yang tinggi sehingga

cenderung lebih dihindari oleh para investor dan mengakibatkan permintaan saham menurun dan memicu penurunan stock price.

Total asset turnover ratio menunjukkan nilai sig sebesar 0,025 < 0,05 (alpha 5 %), sehingga

dapat dikatakan total asset turnover ratio berpengaruh signifikan dengan nilai beta sebesar -0,141 yang mengindikasikan bahwa total asset turnover ratio terhadap stock price berpengaruh negatif secara signifikan. Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian(Om & Goel, 2017), total asset

turnover ratio berpengaruh positif terhadap stock price. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

(Lambey, 2014), total asset turnover ratio berpengaruh negatif signifikan terhadap stock price.

Dividend yield menunjukkan nilai sig sebesar 0,000 < 0,05 (alpha 5 %), sehingga dapat

dikatakan berpengaruh signifikan dengan nilai beta sebesar -0,348 yang mengindikasikan bahwa

total asset turnover ratio terhadap stock price berpengaruh negatif secara signifikan. Penelitian ini

sejalan dengan hasil penelitian (Om & Goel, 2017) yang menemukan dividend yield berpengaruh negatif terhadap stock price. Hasil penelitian juga diperkuat dengan hasil penelitian (Wagiri, 2013) bahwa dividend yield berpengaruh negatif terhadap stock price.

(13)

KESIMPULAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stockprice. Penelitian ini menggunakan 33 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian 2013-2017. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dividend per share memiliki pengaruh positif terhadap stock price, sedangakan debt equity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield memiliki pengaruh negatif terhadap stock price. Return on equity, earning per share dan dividend

payout ratio tidak mempengaruhi terhadap stock price.

KETERBATASAN DAN SARAN

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: pertma, perusahaan yang dijadikan sampel hanya perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan membagikan dividen berturut-turut selama lima tahun dari tahun 2013-2017 dengan memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan yang menggunakan mata uang rupiah. Kedua, variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya terbatas pada return on equity, dividend per share, earning

per share, dividend payout ratio, debt equity ratio, total asset turnover ratio dan dividend yield

terhadap stock price sebagai variabel dependen.

Dari hasil analisis yang telah dijelaskan, maka saran yang diberikan untuk peneliti selanjutnya yaitu: pertama, dapat menggunakan periode yang lebih lama dan sebaiknya menambah jumlah sampel perusahaan selain di perusahaan manufaktur agar memperoleh hasil yanglebih banyak signifikan. Kedua, dapat mengekplorasi lebih jauh untuk mengukur stock price dengan menambahkan variabel independen seperti book value, dividend cover dan priceearning

ratio (Malhotra dan Tandon, 2013) agar dapat menyempurnakan penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H., Soedjatmiko, & Hartati, A. (2016). Pengaruh EPS, DER, ROA dan Roe Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Tambang yang Terdaftar di BEI Untuk Periode 2011-2013. Jurnal

Ekonomi Dan Bisnis, 9(1), 1–20.

Abdullah, M. N., Parvez, K., Karim, T., & Toohen, R. B. (2015). The Impact of Financial Leverage and Market Size on Stock Returns on the Dhaka Stock Exchange: Evidence from Selected Stocks in the Manufacturing Sector. International Journal of Economics, Finance and Management

Sciences, 3(1), 10–15. https://doi.org/10.11648/j.ijefm.20150301.12

Al-Hasan, Md, A., Asaduzzaman, M., & Karim, R. al. (2013). The Effect of Dividend Policy on Share Price: An Evaluative Study. IOSR Journal of Economics and Finance, 1(4), 06–11. https://doi.org/10.9790/5933-0140611

Al-Masum, A. (2014). Dividend Policy And Its Impact On Stock Price – A Study On Commercial Banks Listed In Dhaka Stock Exchange. Global Disclosure of Economics and Business, 3(1), 9– 20.

(14)

Earning Per Share, dan Price Earning Ratio terhadap Harga Saham (Studi pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2011). Jurnal Administrasi Bisnis, 1– 12.

Arkan, T. (2016). The Importance of Financial Ratios in Predicting Stock Price Trends: A Case Study in Emerging Markets. Finanse, Rynki Finansowe, Ubezpieczenia, 1(79), 13–26. https://doi.org/10.18276/frfu.2016.79-01

Azhagaiah, R., & Priya, S. (2008). R.azhagaiah. Journal of Finance and Economics, (20).

challa, & chalam. (2015). Equity share price Determinants - An Empirical Analysis (An Empirical Analysis on Select Steel Companies in India). Indian Journal of Applied Researc, 5(1).

Dewi, P. D. A., & Suaryana, I. G. N. . (2013). PENGARUH EPS, DER, DAN PBV TERHADAP HARGA SAHAM Putu. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 4(1), 215–229.

Enow, S. T., & Brijlal, P. (2016). Determinants of Share Prices : the Case of Listed Firms on Johannesburg Stock Exchange. Journal of Accounting and Management, 6(1), 85–92.

Fadhlilla, R. R., & Nazar, M. R. (2015). Pengaruh Kebijakan Dividen , Earning Per Share ( EPS ), Return On Equity ( ROE ), Profit After Tax ( PAT ) terhadap Harga Saham Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013.

E-Proceeding of Management, 2(3), 3393–3400.

Fitriah, & Sudirjo, F. (2016). Pengaruh Analisis Rasio Keuangan , Rasio Pasar dan Kebijakan Deviden Terhadap Harga Saham. Jurnal Ilmiah UNTAG Semarang, 5(2), 1–16.

Gill, A., Biger, N., & Tibrewala, R. (2010). Determinants of Dividend Payout Ratios: Evidence from

United States. The Open Business Journal, 3, 8–14.

https://doi.org/10.2174/1874915101003010008

Gitman, L. J. (2010). Principles of Managerial Finance. https://doi.org/10.5172/jmo.1996.2.2.61 Herlambang, L., & Novitasari, P. (2015). PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSETS TURNOVER,

DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI JII PERIODE 2009-2013). JESTT, 2(4), 356–371.

Hujrah, A. I., Ijaz, M. S., Chani, M. I., Hassan, sabih ul, & Mustafa, U. (2014). Impact of dividen Policy, Earning Per Share, Return On Equity, Profit after Tax on Stock Prices. International Journal of

Economics and Empirical Research, 2(3), 109–115.

Innocent, E. C., Ikechukwu, A. C., & Nnagbogu, E. K. (2014). The Effect of Financial Leverage on Financial Performance: Evidence of Quoted Pharmaceutical Companies in Nigeria. IOSR

Journal of Economics and Finance, 5(3), 17–25. https://doi.org/10.9790/5933-0531725

Jain, N., & Bajaj, K. (2017). Impact of Earnings per Share on Market Price of Share with Special Reference to Selected Companies Listed on NSE. International Journal of Engineering and

Management Research, 7(3), 1–9.

Kabajeh, M. A. M., Al-Nu’aimat, S. M. A., & Dahmash, F. N. (2012). The Relationship Between ROA, ROE and ROI Ratios with Jordanian Insurance Public Companies Market Share Prices.

International Journal of Humanities and Social Science, 2(11), 115–120.

Khairani, I. (2016). Pengaruh Earning Per Share ( EPS ) dan Deviden Per Share terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia ( BEI ) Tahun 2011-2013. Jurnal Manajemen Dan Keuangan, 5(1), 566–572. Retrieved from

(15)

https://media.neliti.com/media/publications/196992-ID-pengaruh-earning-per-share-eps-dan-devid.pdf

Khan, K. I., Aamir, M., Qayyum, A., Nasir, A., & Khan, M. I. (2011). Can Dividend Decisions Affect the Stock Prices: A Case of Dividend Paying Companies of KSE. International Research Journal of

Finance and Economics, (76), 67–74.

Kijewska, A. (2016). Determinants of the return on equity ratio (ROE) on the example of companies from metallurgy and mining sector in Poland. Metalurgija, 55(2), 285–288. https://doi.org/UDC – UDK 669.061.5:622.01.061:658.15=111

Lambey, R. (2014). Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham Pada Bank Di Bursa Efek Indonesia. Accountability, 3(1), 1–10. https://doi.org/10.32400/ja.4947.3.1.2014.122-133

Lilianti, E. (2018). Pengaruh Dividend Per Share ( DPS ) Dan Earning Per Share ( EPS ) Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal

Ecoment Global, 3(1), 12–22.

Menaje Jr., P. M. (2012). Impact of Selected Financial Variables on Share Price of Publicly Listed Firms in the Philippines. American International Journal of Contemporary Research, 2(9), 98– 104.

Nur’aidawati, S. (2018). PENGARUH CURRENT RATIO (CR), TOTAL ASSET TURNOVER (TATO), DEBT TO EQUITY RATIO (DER) DAN RETURN ON ASSET (ROA) TERHADAP HARGA SAHAM DAN DAMPAKNYA PADA NILAI PERUSAHAAN. Jurnal Sekuritas, 1(3), 70–83.

Om, H., & Goel, M. S. (2017). Analysis of Factors Affecting Stock Price Behaviour : A Study on Listed Companies in Bombay Stock Exchange. Imperial Journal of Interdisciplinary Research, 3(3), 115–119.

Reiazul Haque, M., Datta, R. K., Dey, R., & Rahman, ,md Mostafizur. (2013). Financial Variables Having Significant Impact on Market Price of Shares. Research Journal of Finance and

Accounting, 4(15), 2222–2847.

Roska, V., & Remlein, M. (2018). Debt to Equity Ratio of Listed Companies in Croatia and Poland

31st International Scientific Conference on Economic and Social Development –“Legal Challenges of Modern World” – Split, 7-8 June 2018 : 518-526

Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jaffe, J. F. (2002). Capital market theory: An overview. Corporate

finance.

Rusli, A., & Dasar, T. (2015). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Harga Saham pada Perusahaan BUMN Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi, 1, 10–17.

Sharif, T., Purohit, H., & Pillai, R. (2015). Analysis of Factors Affecting Share Prices: The Case of Bahrain Stock Exchange. International Journal of Economics and Finance, 7(3), 207–216. https://doi.org/10.5539/ijef.v7n3p207

Sharma, S. (2011). Determinants of share prices in India. Journal of Arts, Science & Commerce, 2(4), 124–130. Retrieved from https://journals.co.za/content/sl_jetems/2/2/EJC133889

Sinambela, S. (2009). Pengaruh Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Price Earning Ratio (PER) dan Debt To Equity Ratio (DER) Terhadap Harga Saham Perusahaan. Majalah

(16)

Sukhija, S. (2014). Fundamental Determinants affecting Equity Share Prices of BSE- 200 Companies in India. European Journal of Business and Management, 6(31), 2222–2839. Tandon, K., & Malhotra, N. (2013). Determinants of Stock Prices: Empirical Evidence from NSE 100

Companies. International Journal of Research in Management & Technology, 3(3), 2249–9563. Retrieved from http://www.iracst.org/ijrmt/papers/vol3no32013/3vol3no3.pdf

Uddin, Md. R., Rahman, S. M. Z & Hossain, Md. R (2103). Determinants of Stock Price In Financial Sector Companies in Banglades-A Study on Dhaka Stock Exchange (DSE). Interdisciplinary Journal of Contemporary Research In Business. 5 (3) : 471-480

Wagiri, W. A. (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan terhadap harga saham yang diproksikan dengan. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya, 2(1), 1–27.

Warrad, L., & Al-Omari, R. (2015). The Impact of Turnover Ratios on Jordanian Services Sectors’ Performance. Journal of Modern Accounting and Auditing, 11(2), 77–85. https://doi.org/10.17265/1548-6583/2015.02.001

Zakaria, Z., Muhammed, J., & Zulkifli, A. H. (2012). The impact of dividend policy on the share price volatility: Malaysian Construction and Material Companies. International Journal of

Economics and Management Sciences, 2(5), 01–08.

Gambar

Gambar 1. Rerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Alat Bantu Peraga 7 Keajaiban Dunia dengan Metode CAI berbasis Augmented Reality.. Dokumen Karya

Social Return on Investment (SROI) provides a framework for measuring the social impact of a community development programme by incorporating social, environmental and

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Si, as dean of School of Teacher Training and Education, Muhammadiyah University of Surakarta who has given permission to her to conduct the research,.. Titis

[r]

Tahap terakhir pengembangan difokuskan untuk pemantapan UMSurabaya sebagai universitas unggul di Asia Tenggara, pada akhir tahap ini reputasi UMSurabaya sebagai

Komponen Transformator di dalam rangkaian power supply ini berfungsi untuk menyalur- kan tenaga!daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah atau sebaliknya ,

Pohon : Batang tunggal atau kadang-kadang bercabang, Akar : Serabut, tebal dan berkayu, berkerumun membentuk bonggol, Batang : batang beruas-ruas namun bila sudah tua