• Tidak ada hasil yang ditemukan

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOMUNIKATIF

BERBANTUAN MEDIA VISUAL GAMBAR BERSERI TERHADAP

KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV SD NEGERI 26

PEMECUTAN

Kadek Edy Aryawan1, Rini Kristiantari2, I Gusti Agung Oka Negara3 1,2,3 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FIP

Universitas Pendidikan Ganesha Singaraja, Indonesia

edy.aryawan@yahoo.com1, rini_bali@yahoo.co.id2, igustiagungokanegara@yahoo.com3 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran bahasa Indonesia antara kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dan kelas yang dibelajarkan secara konvensional.Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 26 Pemecutan kecamatan Denpasar Barat yang terdiri dari kelas IVA, kelas IVB, kelas IVC. Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan teknik random sampling. Adapun kelas yang terpilih sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran pendekatan komunikatif berbantuan media visual dengan gambar berseri adalah kelas IV A yang terdiri dari 38 siswa sebagai kelompok kontrol yang mendapat perlakuan model pembelajaran konvensional adalah kelas IV B yang terdiri dari 38 siswa. Data keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV dikumpulkan dengan tes yang dilengkapi dengan rubrik penilaian. Data yang terkumpulkan dianalisis menggunakan analisis statistik parametrik (uji-t). Hasil penelitian ini menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia antara siswa yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dengan siswa yang dibelajarkan secara konvensional. Hal ini dibuktikan dengan hasil analisis uji-t yaitu hasil penelitian yang menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel yaitu 3.39

> 2.000 maka H0 ditolak dan Ha diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa, pendekatan

pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri berpengaruh terhadap

keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan.

Kata-kata kunci: Pendekatan pembelajaran komunikatif, media visual gambar berseri,

keterampilan berbicara

Abstract

The aim of this research to investigate the significant difference of Bahasa Indonesia speaking skills of 4th grade students in elementary school 26 Pemecutan. The investigations were focused on the differences between class management that applies communicative visual and attractive pictures approach and the conventional class approach. This research applies quasi experimental method. Nonequivalent Control

Group Design was used as a design to do this research. The data were collected by

observing 4th grade students in elementary school 26 Pemecutan West Denpasar which are consist of A level 4th grade, B level 4th grade, C level 4th grade students. Data of this

research were established by using Random sampling method. The A level 4th grade

(2)

group of students to get the application of a method which is using a communicative visual and attractive pictures approach. And the other hand B level 4th grade students which are consists of 38 group of students was chosen as a data which were taught using conventional learning approach. The data of this study were primary taken from a test which was completed by assessment rubric. The data were classified and were analyzed by using parametric statistic (t-test). As a result of this research, there were significant differences between Bahasa Indonesia speaking skills of 4th grade students which used communicative visual and attractive pictures approach and conventional learning approach in SD Negeri 26 Pemecutan. The final result of this research is 3.39 > 2.000 it shows the result of thitung is bigger than thitung in this case H0 is not subjected and Ha is

applied to this research. As a conclusion, the communicative visual and attractive pictures approach is suitable and influences Bahasa Indonesia speaking skills of 4th grade students in elementary school 26 Pemecutan.used of cooperative receptive type of study helped by clipping variation influenced the students’ reading competency in grade V of Elementary school students at SD Gugus VII in Abiansemal district.

Keywords: Cooperative receptive type of study helped by clipping variation, Conventional

learning, Reading competency

PENDAHULUAN

Pendidikan sangat berperan dalam kehidupan manusia, yakni untuk menyiapkan generasi masa depan yang lebih baik dari generasi yang sekarang. Oleh karena itu, pendidikan harus mampu menyiapkan generasi yang dapat dengan sigap memahami pembelajaran dalam setiap tantangan, mampu menyelesaikan problema, kritis, kreatif, inovatif, dan professional, sesuai dengan bidangnya masing-masing, dalam kondisi budaya yang berwawasan nasional, regional dan global. Sampai saat ini banyak sekali persoalan pendidikan yang dialami di Indonesia, salah satunya adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap satuan pendidikan dan khususnya pada pendidikan dasar. Berbagai cara dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan, mulai dari melakukan pelatihan daya pengajar yang professional hingga penyempurnaan kurikulum secara periodik, sarana prasarana pendidikan dan peningkatan menagemen sekolah. Tetapi hingga saat ini peningkatan yang diinginkan belum menunjukan peningkatan yang signifikan. Salah satunya yaitu pada pelajaran bahasa Indonesia.

Pelajaran bahasa Indonesia pada umumnya tidak dianggap oleh siswa sebagai pelajaran yang sukar. Para siswa tidak pernah mengategorikan pelajaran ini

sebagai momok seperti halnya pelajaran Matematika, IPA dan lain-lain, kebanyakan siswa meremehkan pelajaran bahasa Indonesia. Namun, pada kenyataannya nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia tidak lebih baik dari mata pelajaran yang dianggap sukar dan sebagai momok bagi siswa. Permasalahan ini muncul bukan hanya karena kemampuan dan motivasi belajar siswa yang kurang, melainkan juga karena faktor lingkungan belajar yang kurang mendukung dan tenaga pengajar yang kurang menekankan empat aspek dalam pembelajaran bahasa Indonesia yang salah satunya adalah aspek berbicara. Banyak siswa malu untuk bertanya dan menjawab pertanyaan guru. Untuk menanamkan dan membangun keterampilan tersebut seorang pengajar harus memilih metode atau pendekatan yang tepat, agar terjadi suatu interaksi antara siswa dengan guru, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan sumber belajar lainnya. Begitu pun untuk meningkatkan minat siswa untuk berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran bahasa, banyak pendekatan yang dapat digunakan, salah satu pendekatan yang dapat digunakan yaitu pendekatan komunikatif.

Pendekatan komukatif merupakan pendekatan yang mampu meningkatkan keterampilan berbicara siswa terhadap

(3)

mata pelajaran Bahasa Indonesia. Tujuan belajar bahasa Indonesia salah satunya adalah membimbing peserta didik agar mampu berkomunikasi dalam situasi yang sebenarnya. Zuchdi (1997) mengemuk pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang dilandasi oleh pemikiran bahwa kemampuan menggun bahasa dalam komunikasi merup tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa. Pendekatan Komunikatif cukup popular dalam pelajaran bahasa Indonesia. Pendekatan komunikatif mengarahkan pengajaran bahasa pada tujuan pengajaran yang mementingkan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Menurut Santosa (2003) Pendekatan komunikatif tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa tapi juga memiliki kompetensi komunikatif. Sampai saat ini pendekatan komunikatif masih digun oleh banyak peneliti dalam pembelajaran bahasa. Selain digunakan dalam pembelajaran, pendekatan kumunikatif juga dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan uraian tersebut, perlu dilakukan kajian yang lebih mendukung terhadap pembelajaran bahasa Indonesia yakni dengan melaksanakan penelitian dengan berjudul “Pengaruh Penerapan Pendekatan Pembelajaran Komunikatif Berbantuan Media Visual Gambar Berseri terhadap Keterampilan Berbicara pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan”.

METODE

Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas IV SD 26 Pemecutan tahun ajaran 2013/2014. Pada dasarnya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan Pendekatan Komunikatif berbantuan media visual dengan gambar berseri terhadap keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa, dengan memanipulasi variabel bebas yaitu Pendekatan Komunikatif berbantuan media visual dengan gambar berseri dan variabel terikatnya adalah keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia

siswa kelas IV SD 26 Pemecutan kecamatan Denpasar Barat. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti langsung baik di kelas kontrol maupun di kelas eksperimen. Guru bidang studi Bahasa Indonesia terus mendampingi dari persiapan eksperimen sampai eksperimen selesai dilaksan . Jenis penelitian ini merup penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Desain penelitian eksperimen yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group Design. Penelitian ini didahului dengan

pemberian pre-test terhadap kelompok kontrol dan begitu juga terhadap kelompok eksperimen. Namun skor pre-test hanya dilakukan untuk menyetarakan kelompok, bukan untuk dibandingkan. Skor yang nantinya dibandingkan adalah skor post tesnya atau dengan kata lain data dari penelitian ini hanya memperhitungkan skor

post-test saja tanpa memperhitungkan skor pre-test.

Alasan peneliti memilih penelitian eksperimen karena suatu eksperimen dalam bidang pendidikan dimaksudkan untuk menilai pengaruh suatu tind terhadap tingkah laku atau menguji ada tidaknya pengaruh tindakan itu (Sugiyono: 2012). Tindakan di dalam eksperimen disebut

treatment yang artinya pemberian kondisi

yang dinilai pengaruhnya. Dalam pelaksanaan penelitian eksperimen, kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebaiknya diatur secara intensif sehingga kedua variabel mempunyai karakteristik yang sama atau mendekati sama. Yang membed dari kedua kelompok ialah bahwa grup eksperimen diberi treatment atau perlakuan tertentu, sedangkan grup kontrol diberikan treatment seperti keadaan bisanya (Toha, 2008). Dengan pertimbangan sulitnya pengontrolan terhadap semua variabel yang mempengaruhi variabel yang sedang diteliti maka peneliti memilih eksperimen kuasi. Dasar lain peneliti menggun desain eksperimen kuasi karena penelitian ini termasuk penelitian sosial.

(4)

Adapun

gambaran

mengenai

rancangan Nonequivalent Control Group

Design

(Sugiyono,

2012:11)

sebagai

berikut,

Jenis penelitian yang dilakukan

adalah penelitian eksperimen. Desain yang digunakan penelitian ini adalah desain eksperimental semu (quasi eksperimental

desaign). Rancangan penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Desaign.

Pada rancangan ini terdapat kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang tidak dipilih teknik purposive random sampling. Kedua kelompok tersebut diberi

pre-test dan post-test. Menurut Dantes

(2012: 97) yang menyatakan bahwa “pemberian pre-test biasanya untuk mengukur equivalensi atau penyetaraan kelompok”. Pre-test dilaksanakan pada awal sebelum perlakuan untuk menyetarakan siswa melalui uji-t sedangkan post-test yang dilakukan pada akhir setelah perlakuan.

Langkah-langkah yang ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari tiga tahapan, yaitu persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran eksperimen. Adapun tahapannya yaitu yang pertama persiapan eksperimen, pada tahap ini, langkah-langkah yang dilakukan yaitu, 1) menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), mempersiapkan sumber-sumber belajar (alat peraga, silabus,kurikulum dan LKS) yang nantinya digun selama proses pembelajaran pada kelompok eksperimen. 2) menyusun instrument penelitian berupa tes hasil belajar untuk mengukur hasil belajar bahasa Indonesia siswa. 3) mengkonsultasikan instrument dengan dosen pembimbing. Selanutnya dilanjutkan dengan pelaksanaan eksperimen, pada tahap pelaksanaan eksperimen langkah-langkah yang dilakukan yaitu: 1) menentukan sampel penelitian berupa kelas dari populasi yang tersedia. 2) dari sampel yang telah diambil

kemudian diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3) melaksan penelitian yaitu memberi perlakuan kepada kelas eksperimen berupa model pembelajaran pendekatan komuniatif berbantuan media visual dengan gambar berseri, sedangkan pada kelas kontrol berupa pembelajaran konvensional, dan 4) pelaksanaan penelitian dilakukan dalam 8 kali pertemuan dengan melakukan 1 kali

pre-test, 6 kali treatmen dan 1 kali post-test.

Tahap yang terakhir adalah pengakhiran eksperimen, pada tahap pengakhiran eksperimen langkah-langkah yang dilakukan adalah memberikan post tes pada akhir penelitian, baik untuk kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.

Penelitian ini dilaksanakan di Kelas IV SDN 26 Pemecutan Denpasar Barat pada bulan Januari tahun 2013,

Populasi adalah himpunan yang lengkap dari satuan-satuan atau individu-individu yang karakteristiknya ingin kita ketahui (Toha., 2008:4.2). Populasi penelitian ini adalah siswa kelas IV SD 26 Pemecutan kecamatan Denpasar Barat yang terdiri dari kelas IVA, kelas IVB, kelas IVC. Informasi yang diperoleh dari salah satu staf pegawai SD 26 Pemecutan, bahwa siswa termasuk ke dalam kelas yang setara secara akademik. Dikatakan demikian, karena dalam ketiga kelas tersebut tidak ada kelas unggulan dan juga pengelompokan siswa ke dalam kelas-kelas tersebut disebar secara merata antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

Sampel adalah sebagian anggota populasi yang memberikan keterangan atau data yang diperlukan dalam suatu penelitian (Toha. 2008: 43). sampel dalam penelitian ini dipilih dua kelas, yaitu satu kelas eksperimen dan satu kelas control. Berdasarkan karakteristik populasi dan tidak dapat dilakukannya pengac individu, maka untuk menentukan sampel digun teknik

random sampling. Menurut Sugiyono (2012:

120) random sampling adalah pengambilan anggota sampel dari populasi yang dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam

O

1 X

O

2

(5)

populasi itu. Pada penelitian ini yang diacak adalah kelasnya bukan individu karena tidak memungkinkan untuk melakukan pengac individu. Pengacakan kelas dilakukan untuk menentukan kelas yang menjadi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai SD 26 Pemecutan yang mengatakan bahwa tidak terdapat kelas unggulan ataupun non unggulan. Ketiga kelas yang ada dirandom untuk menentukan dua kelas sebagai sampel penelitian. Kemudian dari dua kelas tersebut, dirandom lagi untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran konvensional. Adapun kelas yang terpilih sebagai kelompok eksperimen yang mendapat perlakuan model pembelajaran pendekatan komunikatif berbantuan media visual dengan gambar berseri adalah kelas IVC yang terdiri dari 38 siswa dengan jumlah siswanya adalah 17 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki dan yang terpilih sebagai kelompok kontrol yang mendapat perlakuan pembelajaran konvensional adalah kelas IVA yang terdiri dari 38 siswa masing-masing jumlah siswanya 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

Untuk mengetahui kesetaraan kelas yang dipakai dalam penelitian ini dilakukan dengan menganalisis hasil belajar Bahasa Indonesia siswa berupa hasil ulangan umum bahasa Indonesia semester 2 siswa kelas IIIA SD N 26 Pemecutan dan IIIC SD N 26 Pemecutan yang digunakan sebagai hasil pre-test.

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012:61). Variabel-variabel dalam penelitian ini terdiri dari : a) variabel bebas, dan b) variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebuah perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2012:61). Variabel bebas yang dimaksud pada

penelitian ini adalah model pendekatan komunikatif berbantuan media visual dengan gambar berseri dan pembelajaran konvensional. Melalui kedua model tersebut diuji model pembelajaran mana yang lebih unggul untuk mengoptimalkan keterampilan berbicara siswa dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan.

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,2012:61). Variabel terikat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah keterampilan berbicara Bahasa Indonesia.

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data keterampilan berbicara Bahasa Indonesia. Kegiatan pengumpulan data dilaksanakan pada siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan Denpasar barat tahun ajaran 20113/2014. Data dalam penelitian ini dikumpulkan dengan metode tes, yaitu tes lisan untuk mengukur keterampilan berbicara Bahasa Indonesia.

Menurut Arikunto (2010:127) tes adalah pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan atau latihan yang digunkan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan dan bakat yang dimikili individu atau sekelompok. Dalam tes telah direncanakan sesuai dengan pilihan hati dan pikiran subjek guna menggambarkan respons yang kemudian diolah oleh peneliti secara sistematis menuju suatu arah kesimpulan yang menggambarkan tingkah laku dari subjek tersebut.

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam penelitian ini data yang diperlukan adalah data keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa. Untuk mengumpulkan data tersebut diperlukan tes, yaitu tes lisan untuk mengukur keterampilan berbicara Bahasa Indonesia siswa yang dilengkapi dengan rubrik penilaian dengan sistematika yang tepat. Tes ini digunakan untuk mengetahui kinerja (performance) siswa dalam melaksanakan tanya jawab apakah dia aktif bertanya mengenai pelajaran yang

(6)

disampaikan, menjadi pertanyaan baik dari guru maupun teman sekelasnya, dan dapat menarik kesimpulan atau tidak. Nurgiyantoro (2011) membagi rubrik yang digunakan dalam tes keterampilan berbahasa yaitu a) keefektifan kalimat, b) tekanan kata, c) tata bahasa, d) pemilihan kata (kosakata), e) kelancaran.

Suatu tes yang digunakan untuk mengevaluasi Keterampilan berbicara dikatakan baik jika memiliki dua ciri yaitu objektif, dan praktis (Sudijono, 2009: 93). Objektif yang dimaksud adalah apa adanya, artinya dalam penyusunan tes harus mengacu pada materi atau bahan pelajaran yang telah diberikan atau diperintahkan untuk dipelajari oleh peserta didik. Maka, untuk menjaga agar tes yang disusun tidak menyimpang dari materi yang telah dipelajari siswa, dibuatlah sebuah tabel spesifikasi.

Tabel spesifikasi dapat juga disebut grid, kisi-kisi atau blue print test. Wujudnya adalah sebuah tabel yang memuat tentang perincian materi dan tingkah laku peserta imbangan/proporsi yang dikehendaki oleh penilai. Tiap kotak diisi dengan bilangan yang menunjukkan jumlah soal (Arikunto, 2010: 185).

Tes keterampilan berbicara bahasa Indonesia yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh peneliti sendiri. Sebelum tes tersebut digunakan, terlebih dahulu dikonsultasikan pada pakar atau ahli (expert).

Menurut Arikunto (2010:158) validitas berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang mesti diukur oleh instrumen dan seberapa cermat instrumen melakukan pengukurannya, atau validitas instrumen berhubungan dengan ketepatan instrumen tersebut terhadap konsep yang diukur sehingga betul-betul bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Sugiyono (2007 : 173) valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur.

Validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen terhadap konsep yang diukur sehingga betul-betul mengukur apa yang seharusnya diukur

(Sudjana, 1989: 12). Tes keterampilan berbicara dapat dikat telah memiliki validitas konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut dapat dengan tepat mengukur aspek-aspek berpikir sebagaimana telah disebutkan dalam indikator.

Jenis tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esay. Tes bentuk esai adalah sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat pembahasan atau uraian kata-kata. Ciri-ciri pertanyaannya didahului dengan kata-kata seperti; uraian, jelaskan, mengapa, bagaimana, bandingkan simpulkan, dan sebagainya.

Soal-soal bentuk esai biasanya jumlahnnya tidak banyak, hanya sekitar 5-10 butir soal dalam waktu kira-kira 90-120 menit. Soal-soal bentuk essai ini menurut kemampuan siswa untuk mengorganisir, menginterpretasikan, menghubungkan pengertian-pengertian yang telah dimiliki. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa tes essai menurut siswa untuk dapat mengingat-ingat dan mengenal kembali, dan terutama harus mempunyai daya kreativitas yang tinggi.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap butir soal yang valid saja, dengan demikian uji reliabilitas bisa dilakukan setelah melakukan uji validitas. Menurut Arikunto (2010 : 178) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digun sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas suatu alat evaluasi dimaksudkan sebagai suatu alat yang memberikan hasil yang relative sama dengan pengukurannya jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan pada tempat dan waktu yang berbeda. Reliabilitas tes berhubungan dengan kepercayaan dan keajegan hasil tes (Arikunto,2010). Suatu tes dapat dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Dalam mencari indeks reliabilitas menggun rumus Alpha karena instrumen berupa tes uraian (Arikunto,2010). Sebelum melakukan uji

(7)

hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji distribusi normal adalah uji untuk mengukur apakah data yang didapatkan memiliki distribusi normal sehingga dapat dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial). Sebaliknya, bila data tidak berdistribusi normal maka uji lanjut dengan menggun statistik parametrik tidak bisa dilakukan, tetapi menggunakan statistik non parametrik. Kriteria pengujian data berdistribusi normal jika x2hit < x2tabel, maka H0 diterima dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan dk = (k-1).

Selanjutnya dilakukan Uji homogenitas varian untuk mengetahui data yang didapat apakah homogen atau tidak. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Kriteria pengujian, F hit < F tabel maka data homogen.

Pengujian dilakukan pada taraf sifnifikan 5% dengan derajat kebebasan untuk pembilang n1-1 dan derajat kebebasan untuk penyebut n2-1.

Setelah dilakukan uji prasyarat, maka tahap berikutnya adalah tahap uji hipotesis untuk mengetahui ada atau tidaknya Pengaruh Penerapan Pendekatan Komunikatif Berbantuan Media Visual Dengan Gambar Berseri Terhadap Keterampilan Berbicara Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan tahun ajaran 2012/2013

HASIL DAN PEMBAHASAN

Data penelitian ini berupa keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan yang diberikan perlakuan antara pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dan pembelajaran konvensional. Jenis penelitian ini merup penelitian eksperimen semu (quasi experimental). Desain penelitian eksperimen yang digun adalah

Nonequivalent Control Group Design. Dari

data tes keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang Standar

Kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan berbalas pantun dan telepon dengan 10 butir soal yang dilakukan setelah 6 kali perlakuan, post test yang diberikan pada tanggal 20 Januari 2014. Banyak siswa pada kelas IVA sebagai kelompok kontrol yang berjumlah 38 siswa yang terdiri 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan sedangkan kelas IVC sebagai kelompok eksperimen yang berjumlah 38 siswa yang terdiri 20 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan. Dalam penelitian ini, data dikelompokkan menjadi dua yaitu; a) Keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IVC yang mengikuti pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dan b) Keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IVC yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang standar kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan berbalas pantun dan telepon siswa dari

post-test pada ranah psikomotorik untuk

kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri adalah dengan varian sebesar 12,98 dan standar deviasi sebesar 3,60. Sedangkan nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang Standar Kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan berbalas pantun dan telepon siswa dari

post-test pada ranah psikomotorik untuk

kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional adalah dengan varian sebesar 15,71 dan standar deviasi sebesar 3,96. Secara umum, kelompok eksperimen yang mengikuti pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri memiliki nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia yang standar kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan

(8)

berbalas pantun dan telepon yang lebih tinggi dari kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Uji

Normalitas

dilakukan

untuk

mengetahui apakah data yang didapatkan

memiliki distribusi normal sehingga dapat

dipakai dalam statistik parametrik (statistik inferensial).

Dari hasil perhitungan dengan menggun rumus chi-square, dari tabel kerja diperoleh X2hit = ∑ = 5.08 sedangkan untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel = X2(0,05;5) = 11,07. Karena X2tabel < X2hit. Ini berarti sebaran data keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelompok eksperimen berdistribusi normal. Sedangkan chi-square data keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelompok kontrol dari tabel kerja diperoleh X2hit = ∑ = 9.26, sedangkan untuk taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dan derajat kebebasan (dk) = 5 diperoleh X2tabel = X2(0,05;5) = 11,07. Karena X2tabel < X2hit , ini berarti sebaran data

post-test keterampilan berbicara pada mata

pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelompok siswa kelompok kontrol berdistribusi normal. Hasil perhitungan uji normalitas data menggunakan rumus

chi-square dapat dilihat pada lampiran 9-10.

Uji homogenitas varian dilakukan untuk mengetahui data yang didapat apakah homogen atau tidak. Uji homogenitas varians untuk kedua kelompok digunakan uji F. Berdasarkan hasil analisis diperoleh Fhit sebesar 1,67 dan Ftab pada

taraf signifikansi 5% dengan db pembilang 38 – 1 = 37 dan db penyebut 38 – 1 = 37 adalah 1,78. Ini berarti Fhit < Ftab sehingga

kedua memiliki varian yang homogen. Data lebih lengkap tentang uji homogenitas varians kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dapat dilihat pada lampiran 21. Ringkasan hasil analisis homogenitas disajikan pada tabel 4.5 dan hasil analis dapat dilihat pada lampiran 11. Dari hasil uji prasyarat, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas varians dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini berdistribusi normal dan kedua kelompok memiliki varian yang homogen. Oleh karena itu, uji hipotesis menggunakan uji-t dapat dilakukan

. Tabel 01. Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan uji-t diperoleh nilai thit sebesar 3,39 sedangkan harga ttab sebesar 2,000 untuk dk = n1 + n2 – 2 = 74 dengan taraf signifikan 5%, sehingga thit lebih besar dari ttab, 3,39 > 2,00. Ini berarti hipotesis nol (H0) yang menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dengan kelas yang dibelajarkan dengan pembelajaran

konvensional ditolak. Sebaliknya, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dengan kelas yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri terhadap keterampilan berbicara siswa

Kelas N dk thit ttab

Kelas Eksperimen 38 74 3,39 2,00

(9)

kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil analisis awal yang telah dilakukan yaitu dengan menganalisis nilai pre-test dari ulangan umum Bahasa Indonesia semester ganjil diperoleh bahwa antara kelas IVA dengan siswa kelas kelas IVC SD Negeri 26 Pemecutan yang dijadikan sampel memiliki distribusi data yang normal dan kedua kelompok memiliki varian yang homogen serta hasil uji kesetaraannya diperoleh thit = 0.22, sementara ttabel pada taraf signifikansi 5% dengan dk = 74 adalah 2,000, sehingga thit < ttabel. Karena thit < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak menyat bahwa tidak terdapat perbedaan antara dua kelompok atau dengan kata lain kedua kelompok setara. Karena kedua kelompok memiliki kemampuan yang setara maka dapat diberikan perlakuan pada masing-masing kelompok yaitu kelompok esksperimen yang mengikuti pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri sedangkan kelompok kontrol yang mengikuti pembelajaran konvensional.

Treatment dilakukan sebanyak 6 kali

pertemuan untuk kelompok eksperimen dan 6 kali pertemuan untuk kelompok kontrol. Pada pertemuan kedelapan masing-masing kelompok diberikan post-test. Secara deskriptif, kelas IVC sebagai kelompok eksperimen dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Indonesia yang standar kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan berbalas pantun dan telepon sebesar 84,78 sedangkan kelas IVA sebagai kelompok kontrol yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional nilai rata-rata keterampilan berbicara pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Indonesia yang standar kompetensinya adalah menyampaikan pikiran, perasaan dan informasi dengan berbalas pantun dan telepon sebesar 79,87. Ini berarti nilai rata-rata kelompok eksperimen lebih besar daripada nilai

rata-rata kelompok kontrol. Dengan lebih besarnya rata-rata kelompok eksperimen berarti pembelajaran pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri terbukti lebih baik dibandingkan pembelajaran konvensional.

Dalam pengujian hipotesis dengan menggun uji-t didapat thit sebesar 3,39 sementara ttab pada taraf signifikansi 5% dan dk = 74 adalah 2,000. Ini berarti thit > ttab, sehingga H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan keterampilan berbicara siswa kelas IV SD Negeri 26 Pemecutan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia antara kelas yang dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran komunikatif berbantuan gambar berseri dengan kelas yang dibelajarkan dengan pembelajaran konvensional disebabkan karena pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran komunikatif dengan media visual gambar berseri lebih memberi kesempatan kepada siswa untuk melatih motorik berbicaranya, pembelajaran ini mengutam bahasa untuk berkomunikasi. Seperti di dalam kelas, biasanya bahasa digun untuk memberikan sambutan, memohon, memberi informasi, bertanya atau pun menjawab. Dalam proses pembelajaran media sangat membantu dalam proses pembelajaran, yang salah satunya adalah media berbasis visual media. Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual itu untuk meyakinkan terjadinya proses informasi. Salah satunya media visual dengan gambar berseri. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang

(10)

diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antar gambar yang satu dengan gambar lainnya. dapat disimpulkan pengertian media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digun oleh guru yang berupa gambar datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan.

Hal ini sangat penting, sebab pendekatan komunikatif yang merupakan pendekatan pembelajaran yang didasari oleh paham konstruktivisme. Pendekatan komunikatif dapat diartikan sebagai pendekatan yang mengarahkan pada pembelajaran komunikasi yang tujuan dari bahasa dapat mencapai dalam pembelajaran bahasa indonesia. Program pembelajaran komunikatif harus mencakup semua keterampilan (Iskandar, 2011: 60). Oleh karena itu, pengajaran keterampilan berbahasa dan komponen bahasa seperti tata bahasa dan kosakata disajikan secara utuh bermakna dan dalam situasi nyata atau otentik. Karena pembelajaran membaca dapat diajarkan dengan keterampilan berbicara. Sedangkan pembelajaran konvensional dimana guru dianggap sebagai gudang ilmu, guru bertindak otoriter, guru mendominasi kelas. Guru mengajarkan ilmu, guru langsung membuktikan dalil-dalil, guru membuktikan contoh-contoh soal. Sedangkan murid harus duduk rapih mendengarkan, meniru pola-pola yang diberikan guru, mencontoh cara-cara si guru menyelesaikan soal, sehingga siswa cenderung pasif.

Hasil penelitian ini didukung dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh I Made Oke Semadi (2012) yang menunjukkan bahwa pendekatan komunikatif dapat meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran

Bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 1 Banjarangkan Tahun Pelajaran 2011/2012. DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur

Penelitian, Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Bumi Aksara.

Anggoro,Toha. 2008. Metode Penelitian. Jakarta. Universitas Terbuka

Dantes, Nyoman. 2012. Metode Penelitian. Yogyakarta: Andi

Nurgiyantoro,burhan. 2011. Penilaian Otentik dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Yogyakarta:Gadjah mada

university press

Santosa, Puji,dkk. 2003. Materi dan

Pembelajaran Bahasa Indonesia

SD. Jakarta: Universitas Terbuka.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Evaluasi

Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil

Proses Belajar Mengajar Cetakan Kesebelas. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Sugiyono. 2007. Statistik Penelitian. Bandung: Alfabeta

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:Alfabeta.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997.

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta :

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

Jika dilihat dari diagram alur proses MiLCA maka pada setiap tahapan prosesnya selalu terdapat jenis dan jumlah produk yang dihasilkan (Lampiran 15) sedangkan pada

Penentuan konsentrasi udara ambient dilakukan dengan metoda gravimetri [2], yang diperoleh dari pengurangan hasil penimbangan berat sampel pada filter PM-lO, PM-2,5 dan TSP dengan

Kesediaan untuk belajar dari (terbuka terhadap) keyakinan dan gagasan orang lain agar dapat memahami orang lain lebih baik. Menganalisis corak kehidupan masyarakat

Semakin besar angka ini menunjukkan tingkat penyediaan pelaya- nan angkutan umum bagi penduduk kota juga besar Dari hasil analisa didapatkan tingkat penyediaan pelayanan angkutan

MAUPUN NON AKADEMIK // TIDAK HANYA SISWA / DISEKOLAH INI / PARA GURUPUN TIDAK SEDIKIT YANG BERHASIL MEMENANGKAN SEJUMLAH.

In spatial, streets can be divided into two parts; street space and street wall. Street space can be 

Melalui game yang Penulis buat diharapkan user tidak merasa bosan berlama-lama di depan komputer dan juga bisa membantu gerak refleks anak atau merangsang kecepatan berfikir pada

didahului Resitasi dengan pembelajaran menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw tanpa didahului Resitasi dalam pembelajaran matematika. 2) Manakah yang