• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa Apartment Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penerapan Konsep Post Modern pada Perancangan La Casa Apartment Bandung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN: Agustus 2019

Penerapan Konsep Post Modern pada

Perancangan La Casa Apartment Bandung

Nurman Fadhillah

Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Itenas, Bandung

Email: nurman.fadhillah96@gmail.com

ABSTRAK

Bandung merupakan kota yang cukup padat penduduknya, baik itu penduduk dari luar kota maupun dari dalam kota itu sendiri. Pola kehidupan sosial dan ekonomi pada sebagian besar masyarakat terutama di kota-kota besar, lebih banyak menghabiskan waktu untuk melakukan kegiatan sehari-hari diluar tempat tinggalnya, seperti berinteraksi dengan masyarakat lainnya ataupun aktivitas lainnya. Hunian apartemen memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat khususnya bagi penduduk dari luar kota. Dengan meningkatnya jumlah penduduk baik dari dalam kota maupun luar kota, maka akan mempengaruhi kenaikan kebutuhan akan tempat tinggal. Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti sekarang. Selain itu hunian apartemen dapat menghemat lahan untuk proses pembangunannya, tetapi dengan catatan merencanakan hunian apartemen untuk memenuhi kebutuhan pasar akan hunian sewa yang aman, nyaman dan terjangkau oleh masyarakat. Dalam pemikiran ini, penerapan gaya Arsitektur Post Modern merupakan langgam arsitektur yang berkembang setelah arsitektur modern. Arsitektur postmodern atau dikenal dengan arsitektur pasca modern berkembang setelah terjadi kejenuhan terhadap gaya arsitektur modern yang dianggap terlalu monoton dan terlalu kaku. Perkembangan arsitektur postmodern juga dikarenakan adanya kerinduan terhadap gaya arsitektur lama yang juga memperhatikan bentuk daripada hanya sekedar fungsi.

Kata kunci: Hunian, apartemen, arsitektur, arsitektur pos tmodern ABSTRACT

Bandung is a city that is quite densely populated, both residents from outside the city and from within the city itself. The pattern of social and economic life in most people, especially in big cities, spends more time doing daily activities outside their homes, such as interacting with other communities or other activities. Apartment occupancy plays a very important role in people's lives, especially for residents from out of town. With the increasing number of residents both from the city and outside the city, it will affect the increase in need for shelter. The apartment is considered a practical occupancy for living in modern times like now. In addition, apartment dwellings can save land for the construction process, but with a note to plan apartment dwellings to meet the market needs for rental housing that is safe, comfortable and affordable by the community. In this sense, the application of style Post Modern Architecture is an architectural style that developed after modern architecture. Postmodern architecture, known as postmodern architecture, developed after the saturation of modern architectural styles that were considered too monotonous and too rigid. The development of postmodern architecture is also due to a yearning for old architectural styles that also pay attention to form rather than merely functions.

(2)

1. PENDAHULUAN

Kabupaten Bandung merupakan daerah yang kini sedang memulai program-program pemerintahannya untuk menjadikan Kabupaten Bandung lebih maju dengan membuat berbagai macam sarana dan prasarana terutama sarana pendidikan. Selain sarana dan prasarana, Kabupaten Bandung memiliki potensi agraris yakni banyak nya lahan yang dijadikan sebagai area pesawahan. Oleh karena itu demi memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal yang semakin lama semakin meningkat dengan tanpa mengeksploitasi banyak lahan, maka jenis hunian vertikal cukup efektif sebagai solusi sarana hunian bagi masyarakat khususnya kalangan mahasiswa sebagai sasaran utama dibuatnya hunian vertikal. Kehadiran jenis hunian vertikal menjadi sebuah solusi untuk permasalahan keterbatasan lahan yang tersedia.

Pertumbuhan penduduk inilah yang akan menuntut pembangunan di kota tersebut untuk memenuhi kebutuhan papan penghuninya. Pertumbuhan penduduk yang terus menerus ditambah lagi dengan pendatang yang ingin merubah nasibnya di kota besar mengakibatkan lahan di kota semakin terbatas untuk dijadikan sebuah tempat tinggal. Apartemen dinilai hunian yang praktis untuk hidup di zaman modern seperti sekarang, lokasinya yang berada dipusat kota memudahkan untuk melakukan aktifitas. Selain itu apartemen menghemat lahan untuk pembuatan hunian, tetapi dengan catatan apartemen yang ramah lingkungan.[1]

Perancangan apartemen ini akan menerapkan gaya Arsitektur Post Modern. Timbulnya era baru ini dapat juga dilihat sebagai hasil kombinasi antara Romantic dan Modernist, yang pertama menunjukan keragaman budaya sedangkan yang kedua mem[erlihatkan kesamaan budaya yang universal.[2] Adapun ciri‑ciri umum dari Arsitektur Post Modern yaitu mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal atau popular, membangkitkan kembali kenangan kembali historic, berkonteks urban, menerapkan kembali teknik ornamentasi, bersifat representasional, berwujud metaforik (dapat berarti dari bentuk lain), dihasilkan dari partisIpasi, mencerminkan aspirasi umum, bersifat plural, bersifat ekletik.[3]

2. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANGAN

2.1 Metode Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan dilakukan dengan cara mengikuti tema yang direncanakan, adapun tahapan untuk pendekatan perancangan antara lain :

1. Pendahuluan

Pada tahap ini sebagai awalan, ditentukanya tema, survey, studi banding, hingga pengumpulan data yang dibutuhkan unuk merancang

2. Planning Programming

Tahap ini adalah proses analisis mengenai hal yang didapat dari tahap pendahuluan sehingga adanya besaran ruang, bentuk massa, dan penerapan tema

3. Skematik

Hasil tahap Planning Programing akan diselaraskan dengan tema awal perancangan sehingga menghasilkan pra rencana desain

4. Gambar Kerja

Pengembangan dari hasil tahap pra rencana desain menjadi gambar yang sudah terukur

2.2 Identifikasi Lokasi

Nama Proyek : La Casa Apartment Sifat Proyek : Fiktif

Pemilik : Swasta

(3)

Lokasi : Jl. Sindangsari, Cileunyi – Kabupaten Bandung – Jawa Barat

KDB : 55%

55% x 9.500 = 5.225 m2 KLB : 3 x 9.500 = 28.500 m2 KDH (minimum) : 35% x 5.225 = 1.829 m2

GSB : 15 m dari jalan utama (Jl. SIndangsari)

Seperti pada Gambar 1. Lokasi tapak berada di daerah Cileunyi, Kabupaten Bandung, memiliki potensi hidrologi berupa sumber daya air yang cukup melimpah, baik air bawah tanah maupun air permukaan. Air permukaan terdiri dari 4 danau alam, 3 danau buatan serta 172 buah sungai dan anak-anak sungai. Pemanfaatan sumber air permukaan pada umumnya untuk memenuhi kebutuhan pertanian, industri, dan sosial lainnya. Pemanfaatan air tanah dalam (kedalaman 60-200 m) dipergunakan untuk keperluan industri, non industri, dan sebagian kecil untuk rumah tangga. Dengan potensi tersebut, kebutuhan air hunian apartemen pun akan terpenuhi. Iklim tropis menjadi potensi dan kendala dalam proses perancangan pada lokasi site ini karena berkaitan dengan bagaimana respon rancangan pada iklim setempat serta kondisi topografi yang relatif berundak menurun dan basah karena lahan persawahan menjadi kendala karena harus mengatur bangunan dengan memikirkan galian dan urugan, serta berbagai macam alternatif pondasi sesuai dengan yang dibutuhkan dan dapat memanfaatkan setiap sudut dari tapak.

2.3 Elaborasi Tema

Tempat tinggal (terdiri atas kamar duduk, kamar tidur, kamar mandi, dapur, dan sebagainya) yang berada pada satu lantai bangunan bertingkat dan dilengkapi dengan berbagai macam fasilitas. Dengan penerapan Arsitektur Post Modern atau dikenal dengan arsitektur pasca modern berkembang setelah terjadi kejenuhan terhadap gaya arsitektur modern yang dianggap terlalu monoton dan terlalu kaku. Permasalahannya adalah bagaimana merancang bangunan apartemen middle rise yang dapat menunjang segala kegiatan pengguna bangunan dan sebagai solusi kebutuhan hunian ditambah lagi dengan memadukan antara tema bangunan (Arsitektur Post Modern) dengan fungsi bangunannya yaitu apartemen. Tempat tinggal / hunian berupa beberapa kamar dalam satu gedung bertingkat (vertikal), yang dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah yang dilengkapi dengan bagian bersama, tanah bersama, dan benda bersama. Perkembangan Arsitektur Post Modern juga dikarenakan adanya kerinduan terhadap gaya arsitektur lama yang juga memperhatikan bentuk daripada hanya sekedar fungsi. Disini dibutuhkannya bangunan apartemen middle rise yang memiliki fasilitas-fasilitas untuk menunjang kebutuhan penghuni / pengguna bangunan, selain itu desain bangunan yang unik dan dapat menarik perhatian pengunjung / penghuni bangunan. Dengan desain bangunan yang mengikuti jaman yang lebih baru sehingga dapat menjadi daya tarik calon penghuni / pengguna bangunan, baik pada desain fasad ataupun interionya.

(4)

3.HASIL RANCANGAN

3.1 Zonasi Dalam Tapak

Terlihat pada Bagian Barat tapak merupakan pintu masuk dan keluar, dan juga terdapat sebuah plaza yang berfungsi untuk pejalan kaki masuk menuju kedalam tapak/bangunan. Pada Bagian Utara merupakan jalur servis dan area loading dock. Pada Bagian Timur merupakan area fasilitas-faslitas penunjang dari apartemen. Pada Bagian Selatan merupakan bangunan penunjang dari sport center. Dapat dilihat pada Gambar 2.

3.2 Sirkulasi Dalam Tapak

Didalam tapak terdapat 2 sirkulasi, yang pertama sirkulasi untuk penghuni/pengunjung dan yang kedua sirkulasi untuk servis dan loading dock. Sirkulasi penghuni/pengunjung berada dibagian depan bangunan yang diakses langsung dari jalan utama Sindangsari menuju area drop off, kemudian diarahkan ke area parkir yang berada di basement lantai 1 dan 2. Kemudian untuk sirkulasi servis juga diakses langsung dari jalan utama Sindangsari menuju area loading dock pada bagian Utara Tapak. Dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 2. Zonasi Dalam Tapak

(5)

3.3 Zonasi Dalam Bangunan

Zonning dalam bangunan terdiri dari 3 zona, yaitu zona publik, privat, dan servis. Pada lantai 1 bangunan bagian kiri adalah zona publik karena fungsi bangunannya merupakan area Retail dimana terdapat

coffeeshop, minimarket, dan beberapa tenant. Pada bagian tengah bangunan adalah zona servis karena loading dock berada dibagian tengah bangunan. Sedangkan pada bagian kanan bangunan adalah zona

privat karena fungsinya merupakan unit dan fasilitas difabel. Dapat dilihat pada Gambar 4.

Pada lantai 2 bangunan bagian bawah adalah zona publik karena fungsinya merupakan area foodcourt, mushola, dan beberapa tenant. Pada bagian atas dan samping kanan bangunan adalah zona privat karena fungsinya merupakan kantor pengelola dan area fitness yang dikhususkan untuk penghuni saja. Dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 1

(6)

apartemen dan fasilitas untuk penghuni berupa roofgarden. Dapat dilihat pada Gambar 6.

3.4 Fasad Bangunan

Tampak bangunan utama menghadap kearah utara dan selatan. Hal ini dikarenakan hasil dari analisa tapak dimana bagian bangunan yang terkena sinar matahari langsung berada dibagian timur dan barat sehingga bukaan cahaya untuk unit-unit apartemen yang paling banyak terdapat dibagian utara dan selatan. Pada bagian fasad bangunan, struktur bangunan seperti core, kolom, dan balok diperlihatkan/ditonjolkan. Penambahan sirip-sirip pada bagian jendela juga merupakan salah satu cara untuk memperkuat kesan Arsitketur Post Modern dimana ketegasan dalam elemen garis horizontal dan vertikal sangat ditekankan. Selain itu sirip-sirip pada jendela juga untuk mempertegas bahwa fungsi bangunan tersebut adalah bangunan hunian apartemen. Dapat dilihat pada Gambar 7.

Gambar 6. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 3

(7)

3.5 Interior Bangunan

Tipe unit pada bangunan hunian apartemen ini dibagi menjadi 3, yaitu tipe studio, tipe 1 kamar tidur, dan tipe 2 kamar tidur. Hal ini berdasarkan hasil dari analisa terhadap kompetitor yang berada di sekitar tapak. Untuk ukuran luasan dari tiap masing-masing unit adalah 24 m² untuk tipe studio, 36 m² untuk tipe 1 kamar tidur, dan 48 m² untuk tipe 2 kamar tidur. Dapat dilihat pada Gambar 8.

3.6 Eksterior Bangunan

Pada bagian main entrance, terdapat sebuah kanopi yang lebar dengan tujuan untuk menggabungkan 2 massa bangunan. Yaitu bangunan apartemen dengan bangunan sport center. Kanopi tersebut sekaligus memberikan dua arah orientasi kepada pengunjung yang datang. Struktur dan penutup atap yang digunakan pada kanopi tersebut adalah rangka baja WF dan penutup atap akrilik. Dapat dilihat pada Gambar 9.

Diantara bangunan apartemen dan bangunan sport center terdapat sebuah selasar dengan beberapa pohon ditengahnya. Selasar ini dapat berfungsi sebagai akses kedua untuk menuju ke side entrance bangunan. Dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 8. Interior Unit Apartemen

(8)

Pada area belakang terdapat beberapa fasilitas penunjang apartemen yang hanya bisa digunakan oleh penghuninya saja, yaitu swimming pool, jogging track, dan playground untuk anak-anak. Dapat dilihat pada Gambar 11.

3.7 Rancangan Struktur

Sistem struktur yang digunakan pada bangunan apartemen ini menggunakan sistem struktur rangka (framesystem). Penyaluran beban pada sistem ini terdistribusi dari atap yang kemudian disalurkan pada komponen struktur yang berbentuk batang vertikal (kolom) dan batang horizontal (balok). Dapat dilihat Berikut adalah struktur yang digunakan dalam desain bangunan apartemen, antara lain :

a) Struktur kolom beton berukuran 65 x 65 cm;

b) Balok induk berukuran 50 / 70 cm dan balok anak berukuran 35 / 50 cm; c) Plat lantai beton dengan ketebalan 12 cm;

d) pondasi yang digunakan adalah pondasi borpile;

e) Struktur atap bentang lebar yang digunakan yaitu baja WF

4. SIMPULAN

La Casa Apartment yang berlokasi di Jalan Sindangsari ini mengangkat tema Arsitektur Post Modern yang diterapkan kedalam desain lewat prinsip-prinsinya. Produk-produk Arsitektur Post Modern sangat mengandung unsur-unsur komunikatif yang bersifat lokal, membangkitkan kembali kenangan historik, berkonteks urban, dan mengedepankan penggunaan material sebagai teknik ornamentasi pada bagian fasad bangunan. Penggunaan material seperti batu bata ekspos yang ditempel pada bagian eksterior bangunan dinilai berhasil karena dapat memberikan kesan historik lewat teknik ornamentasinya yang dimana sangat bertentangan dengan arsitektur jaman sekarang yaitu modern. Selain itu juga desain fasad

Gambar 10. Selasar dan Side Entrance

(9)

bangunan yang memperlihatkan kolom dan balok ekspos sebagai media komunikasi yang memperlihatkan permainan elemen garis vertikal dan horizontal, perancangan bangunan dengan menciptakan sebuah plaza pedestrian pada bagian depan dan juga taman kecil berupa selasar untuk mengarahkan pengguna bangunan menuju side entrance juga merupakan aplikasi dari ciri Arsitektur

Post Modern yaitu bangunan yang berkonteks urban.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur kehadirat Allah SWT. Terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu penulis dalam melaksanakan Tugas Akhir ini khususnya kepada pembimbing yang telah membantu penulis dalam proses perancangan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Marlina Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. Yogyakarta : Andi

[2] Stern, Robert. 1980. The Doubles of Post-Modern, dalam buku Beyond The Modern Movement. MIT Press. Cambridge.

[3] Sukada, Budi. 1988. Analisis Komposisi Formal Arsitektur Post-Modern. Seminar FTUI-Depok. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Lokasi Tapak
Gambar 2. Zonasi Dalam Tapak
Gambar 4. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 1
Gambar 6. Zonasi Dalam Bangunan Lantai 3
+3

Referensi

Dokumen terkait

Bangsa Indonesia sebagai salah satu bangsa dari masyarakat internasional, memilki sejarah serta prinsip dalam hidupnya yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain di

Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non-eksperimental dengan menggunakan metode deskriptif non-analitik serta pengumpulan data secara retrospektif dengan

Berdasarkan hasil identifikasi yang diperoleh dari penelitian ini spesies Telmatoblechnum indicum tumbuhan dari taksa Pteridophyta memiliki akar serabut berwarna coklat dengan

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas segala rahmat dan karuniaNYa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Sistem Pemasaran Kelapa

Center for International Language Development - UNISSULA Page 9 Dalam latihan ini, baca dialog singkat dan pertanyaan dibawah, garisbawahi petunjuk yang bisa membantu

Seorang sekretaris supaya dapat mengatasi permasalahan dalam hubungan antar manusia atau menjalin hubungan dengan manusia yang lain dengan baik, ia harus memahami kehendak dasar

Non Performing Financing (NPF)dari hasil analisis penelitian uji t diketahui bahwa Non Performing Financing (NPF) berpengaruh tidak signifikan terhap Return On Asset

Dari data diatas maka head loss pada instalasi perpipaan hidrolik penggerak pilot valve besarnya. Perhitungan