• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rachimin, Yohanes Bahari dan Herkulana Program Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak Email: goodboyhermangmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rachimin, Yohanes Bahari dan Herkulana Program Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak Email: goodboyhermangmail.com Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENGARUH PEMBINAAN DAN KERJASAMA KEPALA

SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU

Rachimin, Yohanes Bahari dan Herkulana

Program Magister Pendidikan Ekonomi FKIP Untan Pontianak Email: goodboyherman@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan tentang Pengaruh Pembinaan Dan Kerjasama Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri Yang Ada Di Wilayah Kabupaten Bengkayang, Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif.Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1) Teknik observasi langsung, 2) Teknik komunikasi langsung, 3) Teknik komunikasi tidak langsung, dan 4) Teknik studi dokumenter. Hasil penelitian diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1) Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah sudah kategori baik. 2 ) Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan terhadap kinerja guru IPS Terpadu. 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara hubungan kerjasama yang dijalankan kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS Terpadu di SMP Negeri yang ada di wilayah Kabupaten Bengkayang 4) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan dan kerjasama yang dijalankan kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS Terpadu.

Kata Kunci: Pembinaan, Kerjasama, dan Kinerja Guru

Abstract: This study aims to determine and describe the Influence Development And Cooperation Against Principal Teacher Performance Integrated IPS in SMP Bengkayang.Penelitian District was held in SMP Negeri Available In Region Bengkayang, this research using descriptive method of data collection kuantitatif.Teknik used are: 1) direct observation techniques, 2) direct communication techniques, 3) Techniques of indirect communication, and 4) Techniques documentary study. In conclusion, as follows: 1) The guidance that the principal had good category. 2) Based on the results of hypothesis testing by t test can be concluded that there is significant influence between the coaching of teacher performance Integrated IPS. 3) There is a significant relationship between cooperative relationship run principals on teacher performance Integrated Social Sciences in Junior High School in the district of Bengkayang 4) There is a significant relationship between development and cooperation undertaken principals on teacher performance Integrated IPS.

Keyword: Coaching, Cooperation, and the Teacher Performance

inggi rendahnya mutu pendidikan banyak dipengaruhi oleh peranan kepala sekolah. guru dan fasilitas pendukung. Sementara pemerintah berkewajiban memberikan dukungan pembiayaan dan fasilitas yang dibutuhkan oleh sekolah

(2)

2 berupa gedung, sarana prasarana maupun tenaga guru dan tenaga kependidikan. Oleh sebab itu setiap lembaga pendidikan harus dikelola oleh kepala sekolah yang memiliki kemampuan manajerial serta memiliki kemampuan kerjasama dengan guru-guru dan stace holder yang ada di sekolah. Sebab tanpa dukungan guru dan stace holder yang ada di sekolah sangat mustahil seorang kepala sekolah dapat berhasil mencapai tujuan pendidikan yang bermutu. Daryanto (2011:4) menjelaskan: Bila kepala sekolah mempunyai keahlian yang lengkap sebagai pemimpin, bila guru mempunyai keahlian memadai dalam mengajar dan bila peserta didik bisa belajar dan mampu menyerap segala materi pelajaran,maka tentu segala apa yang menjadi keinginan semua orang terhadap insan dunia pendidikan kita akan terwujud.

Berdasrakan pendapat tersebut maka kepala sekolah harus dapat memfungsikan perannya secara maksmal, baik dalam bekerjasama maupun dalam menjalankan pembinaan. Demikian pula dengan guru yang harus terus ditingkatkan perannya terutama menyangkut masalah kinerjanya. Peningkatan kinerja guru dapat dilakukan oleh kepala sekolah diantaranya melalui kerjasama dan pembinaan berupa pelaksanaan supervisi, penilaian kinerja, memberikan penghargaan dan sanksi, memberikan kesempatan guru mengikuti pendidikan dan pelatihan, serta memberikan ijin bagi guru mengikuti kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran ( MGMP ). Prahasta (2013: 61) menjelaskan bahwa, “Pembinaan berarti penyempurnaan proses, atau cara, perbuatan membina”. Sementara itu Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah / Madrasah disebutkan bahwa, “Secara umum tugas dan peran kepala sekolah memiliki lima dimensi kompetensi yaitu

kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial”.

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 tersebut maka salah satu upaya pembinaan yang dapat dilakukan oleh kepala sekolah untuk meningkatkan kinerja guru adalah melakukan supervisi. Menurut Haryanto kompetensi supervisi kepala sekolah meliputi: 1) Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru 2) Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik supervisi yang tepat 3) Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru. (Haryanto, 2010:9).

Untuk mendukung pedapat tersebut Fathurrohman dan Suryana (2011: 8) menyatakan bahwa, “Tujuan utama supervisi akademik adalah untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan kualitas

pembelajaran melalui pengajaran yang baik”. Berdasarkan beberapa pendapat

(3)

guru-3 guru. Selain itu kinerja guru merupakan modal dalam menumbuhkan kreaktivitas dan produktivitas dalam menjalankan tugas-tugas profesionalnya. Oleh sebab itu seorang kepala sekolah juga dituntut memiliki kemampuan dalam bekerjasama dengan guru-guru sehingga apa yang menjadi tujuan sekolah dapat tercapai dengan baik. Kinerja guru tersebut umumnya ditandai dengan meningkatnya gairah seseorang dalam menjalankan pekerjaannya serta kemauannya berkerjasama dengan staf atau rekan guru yang lain dalam mencapai tujuan organisasi sekolah. Ini berarti bahwa kinerja guru merupakan dorongan mendasar yang lahir dan tumbuh dari dalam diri seseorang. Salah satu faktor yang berperan penting adalah peran pokok yang dimainkan oleh kepala sekolah melalui hubungan kerjasama yang baik yang akan menciptakan semangat kerja guru yang

tinggi”. Secara khusus keberhasilan sekolah banyak ditentukan oleh guru-guru dan kepala sekolah. Berdasarkan pokok pikiran diatas, dapatlah dikatakan bahwa sebagai pemimpin, kepala sekolah harus dapat melaksanakan kegiatan pembinaan dan kerjasama secara efektif dan efisien.

Hakikat kerjasama kepala sekolah dan pembinaan tidak dapat dipisahkan sebab menyangkut kemampuan kepala sekolah untuk mempengaruhi bawahan sedemikian rupa sehingga mereka mau dan suka bekerja sama secara ikhlas untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama kepala sekolah dengan guru-guru dapat terlaksana dengan baik tergantung pada pendekatan yang dilakukan oleh kepala sekolah. Semakin banyak pendekatan kepala sekolah melaksanakan kerjasama maka dampak yang berpengaruh pada guru juga akan semakin baik, hal ini tentunya menjadi tantangan yang cukup berat bagi kepala sekolah. Kepala sekolah mempunyai posisi yang sangat strategis dalam memelihara dan memperbaiki kualitas sekolah. Kepala sekolah juga bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kelancaran pelaksanaan pendidikan dan pengajaran di sekolahnya. Banyaknya tugas dan tanggung jawab tersebut membuat posisi kepala sekolah menjadi penting dan menantang. Kepala sekolah dituntut untuk dapat mengembangkan iklim sekolah yang kondusif bagi kelancaran proses belajar mengajar. Berdasarkan uraian diatas, apabila dihubungkan dengan kondisi di Kabupaten Bengkayang maka untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas sebagaimana yang diharapkan tentulah masih banyak kendala-kendala yang harus dihadapi. Berdasarkan uraian di atas maka jelaslah bahwa pembinaan dan kerja sama kepala sekolah terhadap guru khususnya di SMP Negeri di Kabupaten Bengkayang sangat diperlukan, karena SMP Negeri sebagai barometer standar keberhasilan pendidikan nasional. Sebagaimana guru-guru yang mengampu mata pelajaran lainya seperti; Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris, IPA Terpadu dan lain-lain, Guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu pun memerlukan pembinaan dari kepala sekolah, terutama dalam upaya peningkatan kinerja guru IPS tersebut. Apalagi mata pelajaran IPS Terpadu merupakan mata pelajaran gabungan dari beberapa rumpun pelajaran seperti Ekonomi, Sejarah, Geografi, dan Sosiologi.

(4)

4 berfungsi sebagai ujung tombak pelayaanaan langsung kepada masyarakat. Mereka yang telah memenuhi syarat sebagai guru sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan diangkat sebagai guru serta digaji oleh pemerintah wajib melaksanakan tugasnya dengan tulus ikhlas dan penuh tanggung jawab. Sebab kinerja guru pada dasarnya mencerminkan prestasi kerja seorang guru itu sendiri terutama dalam mewujudkan tujuan pendidikan yang bermutu. Begitu pula dengan guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu dan bertugas di seluruh SMP Negeri di Kabupeten Bengkayang. Dengan kondisi wilayah yang luas dan infrastruktur seperti jalan jembatan serta fasilitas-fasilitas pendidikan yang serba terbatas dapat menjadi penghambat bagi guru tersebut dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik, pengajar maupun pelatih bagi peserta didiknya. Oleh sebab itu peranan kepala sekolah sebagai pembina sekaligus pembimbing guru menjadi penentu keberhasilan peningkatan mutu pendidkan di Kabupaten Bengkayang. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dipandang perlu untuk diteliti “Pengaruh Pembinaan dan Kerjasama Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru IPS Terpadu di SMP Negeri

Kabupaten Bengkayang”.

(5)

5 minta pindah tugas ke sekolah lain yang segala fasilitas telah tersedia. 3) Kinerja guru rendah mengakibatkan hasil belajar siswa juga rendah.

Penelitian tentang kinerja guru memiliki aspek-aspek yang sangat luas dan dalam. Demikian pula faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya kinerja guru yang baik seeperti : adanya pembinaan dari kepala sekolah yang dilakukan secara terus menerus, kerjasama yang saling mendukung antara guru dan kepala sekolah, terjaminnya kesehatan, terjaminnya kesejahteraan dan keamanan dalam menjalankan tugas, tersedianya fasilitas yang memadai dan sebagainya. Mengingat luasnya permasalahan yang terkait dengan penelitian ini maka peneliti akan membatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru yakni pembinaan dan kerjasama kepala sekolah. Adapun guru yang diteliti adalah guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu berstatus PNS namun belum bersertifikasi pendidik, yang bertugas di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. Sedangkan guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu yang berstatus PNS sudah bersertifikasi pendidik dianggap telah profesional dan kinerjanya dianggap sudah baik sehingga tidak dijadikan subyek penelitian.

Berdasarkan judul penelitian dan latar belakang penelitian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Apakah ada pengaruh pembinaan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang ? 2) Apakah ada pengaruh kerjasama kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang ? 3) Apakah ada pengaruh pembinaan dan kerjasama kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang ?. Tujuan dari penilitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Guru IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. Secara khusus tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. 2) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh kerjasama yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. 3) Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembinaan dan kerjasama yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang.

(6)

6 pembinaan dan kerjasama kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru yang mengampu mata pelajaran IPS Terpadu.

METODE

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang. Pelaksanaan penelitian direncanakan bulan April sampai Desember 2015. Jenis Penelitian Sesuai dengan permasalahannya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional yaitu mengkaji hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain untuk memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat hubungan diantara variabel-variabel yang ada. Sebagaimana dikatakan Rianto (1996 : 23), : Penelitian korelasional adalah penelitian yang akan melihat hubungan antara variabel atau beberapa variabel dengan variabel yang lain. Ciri-ciri penelitian korelasional adalah sebagai berikut (1) menghubungkan dua variabel atau lebih, (2) besarnya hubungan didasarkan pada koefisien korelasi, (3) dalam melihat hubungan tidak dilakukan manipulasi sebagai mana dalam penelitian eksperimen dan (4) datanya bersifat kuantitatif. Senada dengan pendapat diatas Arikunto (2000 : 326) berpendapat bahwa,“ Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui dua atau beberapa variabel dengan teknik korelasi”. Adapun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif asosiatif berarti penelitian tidak akan menggunakan perlakuan terhadap variabel-variabel penelitian melainkan menjadi fakta-fakta yang telah terjadi. Hasil dari penelitian ini diolah dengan menggunakan analisis statistik dengan bantuan Computer Program SPSS.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiono, 2011:120 ). Dengan demikian karena subyek dalam penelitian ini kurang dari 100 maka digunakan sampel total .yakni berjumlah 54 orang. Untuk menyamakan pengertian dan pegangan dalam pengukuran maka perlu diciptakan komunikasi ilmiah antara pembaca dan peneliti. Dalam penelitian ini defenisi operasional terdiri dari tiga variabel masing-masing satu variabel terikat dan dua veriabel bebas, yaitu Kinerja Guru IPS Terpadu (Y) sebagai variable terikat, Pembinaan Kepala Sekolah (X1) dan Kerjasama Kepala Sekolah dengan Guru IPS Terpadu (X2) sebagai variabel bebas. Peneliti menggunakan dua jenis data yaitu: Data Primer dan Data Sekunder. Untuk pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: a) Daftar Pertanyaan( Questionnaire), Wawancara, Studi Dokumentasi. Studi dokumentasi dilakukan dengan memperoleh data melalui buku-buku, dokumen, internet, dan literatur yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini menggunakan Skala Likert. Tujuannya adalah untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena yang ada. Melalui Skala Likert variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item. Dalam penelitian ini validitas yang digunakan adalah validitas internal.

Seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:171) bahwa: “Validitas

(7)

7 butir, skor-skor yang diperoleh pada setiap butir dikorelasikan dengan skor total, maka rumus yang digunakan adalah uji korelasi produc moment, yaitu:

r

xy = N ∑ XY – (∑ X)(∑ Y) √{N ∑ X2 - (∑ X2)}{N ∑ Y2 –(∑ Y2)}

Setelah diperoleh nilai 𝑟𝑥𝑦 kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan taraf signifikan 5 %. Jika diperoleh nilai 𝑟𝑥𝑦 > rtabel, maka butir instrument dikatakan valid, akan tetapi sebaliknya jika harga 𝑟𝑥𝑦< rtabel ,maka dikatakan bahwa butir instrument tersebut tidak valid.

Untuk menguji validitas instrument dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Mengadakan ujicoba, b) Mengolompokkan item dari jawaban kedalam butir dan jumlah skor total c) Berdasarkan skor yang diperoleh dibuat perhitungan validitas d) Mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total dengan rumus Produc Moment program SPSS versi 17. e) Mengkonsultasikan hasil perhitungan Produc Moment tersebut kedalam tabel r kritik Produc Moment.

Suharsimi Arikunto (2006:178) mengatakan bahwa:” Reliabilitas menunjukan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data karena instrument

tersebut sudah baik”. Karena instrument berbentuk angket dengan skor rentangan 1 sampai 5 dan uji validitas menggunakan item total, maka untuk mengetahui reliabilitasnya dilakukan dengan rumus alpha. Hal ini juga senada dengan

pendapat Suharsimi Arikunto (2006: 196) bahwa: “ Rumus alpha digunakan untuk

mencari reliabilitas instrument yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya angket atau

soal bukan uraian”.Adapun rumus alpha yang dipakai dalam uji reliabilitas ini

adalah:

𝑟11 = ( 𝑘

𝑘−1)(1−∑ 𝜎

2𝑏

𝜎2𝑡 )

Untuk memperoleh varians butir dicari terlebih dahulu setiap butir, kemudian dijumlahkan, rumus yang digunakan untuk mencari variansa dalah:

𝛼2 =∑(𝑋2) − (∑ 𝑋)𝑁 2

𝑁

Teknik untuk menguji reabilitas dalam rencana penelitian ini adalah rumus alpha dipadukan dengan rumus korelasi produc moment, jika rxy sudah diperoleh, maka hasil perhitungan dimasukkan kedalam rumus alpha.Setelah itu selanjutnya hasil uji reabilitas angket penelitian dikonsultasikan dengan hara r produc moment pada taraf signifikan 5%. Berdasarkan uji coba angket penelitian pada tanggal yang dilakukan. Analisis Deskriptif, Uji Prasyarat Analisis Regresi, Uji Normalitas Data. Dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus Chi kuadrat, yaitu:

𝑋

2

= ∑

(𝑓

𝑜−

𝑓

)

2

(8)

8 Sebelum melakukan analisis regresi berganda, maka terlebih dahulu diuji linieritas regresinya. Adapun rumus yang digunakan dalam uji linieritas regresi yaitu:

JK (T) = ∑ 𝑌2 JK (A) = (∑ 𝑌)𝑛 2

JK ( b|a) = b{∑ 𝑥𝑦 −(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)𝑛 } = [𝑛 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)]𝑛[𝑛 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2] 2

JK (S) = JK (T) – (JK (a) – JK (b|a)) JK (TC) = ∑ 𝑥𝑖{∑ 𝑥2−(∑ 𝑦)𝑛 2

𝑖 }

JK (G) = JK (S) – JK (TC)

Hipotesis Statistika: a) Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Fh = R

2k

(1 − R2) (n − k − 1)

Jumlah Fhitung selanjutnya dibandingkan dengan Ftabel dengan df pembilang = k-1 dengan df penyebut = N-k dengan taraf signifikan 5%. Jika Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima begitu juga sebaliknya, jika Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

t = 𝑟𝑝√𝑛−3

√1−𝑟𝑝2

Nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan dk = n-k dengan taraf kesalahan 5%. Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, begitu juga sebaliknya, jika thitung < ttabel ,maka Ho diterima dan Ha ditolak.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Perhitungan uji validitas dalam penelitian ini menggunakan program SPSS Uji normalitas menggunakan hasil perhitungan SPSS dengan output tabel dengan judul One Sample Kolmogorov Smirnov Test dan Normal Q-plots sebagai terhadap variabel berikut : X1 Pembinaan sebagai berikut:

Tabel 1

Hasil Uji Normalitas Variabel X1, X2 dan Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pedagogik Motivasi Kerja Hasil Belajar

N 40 40 40

(9)

9

Parametersa Std. Deviation 5.242 3.797 5.057

Most Extreme

Differences

Absolute .122 .133 .197

Positive .122 .133 .197

Negative -.108 -.094 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z .769 .844 1.245

Asymp. Sig. (2-tailed) .596 .475 .090

a. Test distribution is Normal.

Sumber : Data Penelitian Hasil Olahan SPSS, 2015

Untuk melihat normalitas dari tabel output SPSS tersebut dengan melihat nilai Asymp Sig (2-tailed) untuk masing-masing variabel yang dibandingkan

dengan nilai α = 0,05, bila Asymp Sig. (2-tailed) >0,05 maka data tersebut berdistribusi secara normal. Dapat dilihat nilai Asymp Sig (2-tailed) untuk variabel X1 sebesar 0,596 dan variabel X2 sebesar 0,475 dan variabel Y sebesar 0,090 yang berarti bahwa ketiga nilai Asymp Sig (2-tailed) tersebut lebih besar dari 0,05 yang berarti bahwa variabel pembinaan, variabel kerjasama kepala sekolah dan Kinerja guru IPS dalam penelitian ini sudah berdistribusi secara normal dan salah satu syarat untuk melakukan analisis regresi sudah terpenuhi. Uji linieritas garis regresi dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berbentuk linier atau tidak. Jika data berbentuk linier, maka penggunaan analisis regresi linier pada pengujian hipotesis dapat dipertanggung jawabkan, akan tetapi jika tidak linier maka harus digunakan analisis regresi non linier. Uji linieritas regresi ini diperoleh dari program bantu SPSS.

Tabel 2

Hasil Uji Linieritas Variabel X1, X2 dan Y

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Pedagogik Motivasi Kerja Hasil Belajar

N 40 40 40

Normal

Parametersa

Mean 68.90 35.80 82.25

Std. Deviation 5.242 3.797 5.057

Most Extreme

Differences

Absolute .122 .133 .197

Positive .122 .133 .197

Negative -.108 -.094 -.182

Kolmogorov-Smirnov Z .769 .844 1.245

Asymp. Sig. (2-tailed) .696 .570 .190

a. Test distribution is Normal.

(10)

10 Untuk melihat nilai uji linieritas dari tabel 2 tersebut dengan melihat nilai Sig (Signifikansi) dari Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) variabel

pembinaan yaitu sebesar 0,696, variabel kerjasama kepala sekolah sebesar 0,570 dan kinerja guru IPS Terpadu sebesar 0,190. Selanjutnya nilai Sig (Signifikansi)

tersebut dibandingkan dengan nilai α = 0,05. Dalam penelitian ini nilai Sig

(Signifikansi) hasil perhitungan lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa persamaan garis regresi variabel X1, X2 dan Y dalam penelitian ini berbentuk linier sehingga dapat digunakan analisis regresi linier sederhana. Dalam penelitian ini analisis regresi sederhana digunakan karena penelitian ini terdiri dari dua variabel bebas yaitu Pembinaan dan Kerjasama kepala sekolah dan satu variabel terikat yaitu Kinerja guru IPS Terpadu.

Pembahasan

Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas pembinaan akademik yang dilakukan oleh kepala sekolah lebih menekankan pada upaya peningkatan sumber daya manusia yaitu tenaga pendidik (guru ), terkait dengan peningkatan kualifikasi dan kompetensi guru, peningkatan professional pengelolaan proses pembelajaran oleh guru, dan menciptakanadanya penjaminan mutu (quality assurance) sesuai dengan standar nasional pendidikan dalam rangka tercapainya core buissnes pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien, melalui; penyusunan program pengembangan kinerja guru, mengadakan kunjungan kelas secara berkala, menindak lanjuti temuan-temuan dan menciptakan penjaminan mutu di sekolah sebagai bentuk akuntabilitas publik. Program pengembangan kinerja guru di SMP Negeri Kabupaten Bengkayang Pada dasarnya telah tertuang dalam program Rencana Strategis (RENTRA) pengembangan sekolah yang mengacu pada Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Dimana sasaran pengembangan kinerja guru mencakup peningkatan kualifikasi dan kompetensi, profesinal pengelolaan pembelajaran, peningkatan abilitas dan kreatifitas guru dalam menunjang suksesnya program Sekolah Setandar Nasional (SSN) serta peningkatan budaya disiplin.

(11)

11 tanggung jawab yang besar untuk membantu segala permasalahan dan kebutuhan guru dalam mensukseskan proses pembelajaran yang bermutu di sekolah. Segala sumber daya, dana dan fasilitas kesemuanya harus difokuskan untuk mencapai tujuan pendidikan disekolah. Identifikasi permasalah guru-guru dalam kaitan pembelajaran harus dijadikan bahan utama masukan dalam pembuatan kebijakan dan program kerja kepala sekolah baik terkait dengan peningkatan mutu SDM, maupun terkait dengan upaya peningkatan mutu hasil belajar siswa.

Berdasarkan analisis hasil penelitian menunjukan bahwa aktivitas pembinaan yang dilakukan kepala sekolah adalah menggunakan teknik pembinaan individu meliputi : kunjungan kelas, observasi kelas, pertemuan individu dan menilai diri sendiri, serta teknik supervisi kelompok. Teknik supervisi individu yaitu pelaksanaan supervisi yang diberikan kepada guru tertentu bersifat perorangan sedangkan supervisi kelompok diberikan kepada sejumlah guru yang diidentifikasi memilki permasalahan yang sama.Supervisi kunjungan kelas merupakan teknik supervisi yang sistematis dengan metode kerja secara ilmiah yang diawali dengan perencanaan, identifikasi permasalahan, pembahasan permasalahan, memilih alternatif solusi dan terahir tindak lanjut. Observasi kelas, ini penting dikemukakakan mengingat data yang diperoleh ketika observasi perlu dibandingkan dengan alat ukur yang telah dirumuskan secara jelas. Observasi kelas secara sederhana berarti melihat dan memperhatikan secara teliti terhadap gejala yang nampak, selanjutnya bandingkan dengan standar yang ada pada instrument, kemudian identifikasi yang tidak cocoknya dan inilah sebetulnya yang dimaksud masalah yang perlu dicarikan solusinya.

Pertemuan individu dalam rangka supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah terhadap guru idealnya dilakukan secara empat mata, santai, berdialog dan berdiskusi guna mengetahui permasalahan, terkait dengan proses pembelajaran mata pelajaran yang diampunya. Teknik ini sangat membuka peluang diskusi pemecahan masalah guru dalam meningkatkan professional kinerjanya lebih jelas dan gamblang karena bisa secara langsung bisa diperoleh solusinya. Dalam percakapan individu ini diharapkan kepala sekolah harus bisa mengembangkan segi-segi posistif guru, mendorong guru mengatasi kesulitan-kesulitannya, dan memberikan pengarahan terhadap hal-hal yang masih meragukan sehingga terjadi kesepakatan konsep tentang situasi pembelajaran yang sedang dihadapi.

(12)

12 yang didapat nilai R = 0,170, maka dapat dinyatakan bahwa koefisien korelasi dalam penelitian ini sebesar 0,170.

Jika dibandingkan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi menurut Sugiyono pada bahasan sebelumnya, maka dalam penelitian ini nilai koefisien korelasi sebesar 0,114 memiliki tingkat hubungan antara variabel X2 terhadap Y dalam taraf sedang. Sedangkan untuk menentukan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel terikat menggunakan Koefisien Determinasi. Dari tabel 4.10 tersebut didapatkan nilai R2(R Square) = 0,129, maka dapat dinyatakan

bahwa Koefisien Determinasinya sebagai berikut :KD = R2 x 100 % = 0,129Dengan demikian menunjukkan bahwa kerjasama kepala sekolah mempengaruhi Kinerja Kerja Guru IPS Terpadu sebesar 1.29 % dan sisanya 89,71 % di pengaruh oleh faktor lain diluar penelitian ini

SIMPULAN DAN SARAN Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut:1) Berdasarkan hasil pnelitian Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah sudah kategori baik. 2) Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan uji t dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan terhadap kinerja guru IPS Terpadu 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara kerjasama yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS Terpadu 4) Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pembinaan dan kerjasama yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS Terpadu.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti mengajukan saran berdasarkan hasil kesimpulan sebagai berikut: 1) Melihat adanya tingkat pengaruh antara pembinaan dan kerjasama yang dilakukan kepala sekolah terhadap kinerja guru IPS Terpadu di SMP Negeri di wilayah Kabupaten Bengkayang, sebaiknya guru terus meningkatkan kinerjanya tersebut agar lebih meningkatkan Disiplin kerja. 2) Untuk meningkatkan Pembinaan yang dilakukan Kepala Sekolah disarankan agar kepala sekolah memonev kegiatan guru yang berkaitan dengan proses perencanaan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, mengevaluasi pembelajaran dan kegiatan akademik lainnya yang berkaitan dengan pengendalian mutu pembelajaran. 3) Karena peneliti hanya menggunakan 2 variabel yaitu pembinaan dan kerjasama yang dilakukan kepala sekolah yang mempengaruhi kinerja guru IPS Terpadu disarankan agar peneliti berikutnya mencari variabel lainnya yang mempengaruhi kinerja guru IPS Terpadu di SMP.

DAFTAR RUJUKAN

Anonim. 2007. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Pontianak: FKIP Universitas Tanjungpura

Arikunto, S. 2006. Menajemen Penelitian. Jakarta: Rinneka Cipta.

(13)

13 Fathurrohman, P & Suryana, A.A. 2011. Supervisi Pendidikan Dalam

Pengembangan Proses Pengajaran. Bandung: PT Refika Aditama. Haryanto, A, dkk. 2009. Tugas dan Peran Kepala Sekolah dalam Manajemen

Kurikulum. Jakarta: BP. Putra Bhaktimandiri.

Prahasta, A. 2013. Edisi Terbaru Kamus Umum Bahasa Indonesia. Tangerang Selatan: Seintific Press.

Rianto. 1996. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rineka Karya.

Tim Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam. 2003. Pedoman Pengembangan Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Agama.

Referensi

Dokumen terkait

Proses penegakan hukum pidana melalui tilang terhadap pelanggaran lalu lintas di wilayah hukum Kabupaten Semarang yang akan datang yaitu dengan mengharuskan semua pelanggar

Aristoteles memfokuskan komunikasi pada komunikasi retoris atau yang lebih di kenal saat ini dengan komunikasi publik (public speaking) atau pidato, sebab pada masa itu seni

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa untuk semua berkat dan bimbingan serta hikmat yang diberikan sehingga skripsi dengan judul “ PENGARUH KEPERCAYAAN

Teori Adaptasi Silang Budaya memperihalkan tentang cara individu/subjek yang diistilahkan oleh Kim sebagai ’stranger(s)’ (iaitu individu yang berhijrah ke sebuah tempat atau

Diberi inspirasi oleh BASIC, sebuah bahasa komputer yang mudah dipelajari dan ditulis di kolese Dartmouth untuk mengajar, versi Gates dan Allen kemudian menjadi Microsoft BASIC,

Dari kedua hasil dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa kebijakan dividen dan financial leverage saling mempengaruhi dengan arah pengaruh yang sama, yaitu

Abang serta adik saya yang selalu memberikan kasih sayang, doa, perhatian, semangat serta dukungan selama saya menyelesaikan studi hingga pendidikan tinggi S1

Sedangkan dilihat pada hasil mean atau rata – rata perilaku pengelolaan keuangan pribadi pada responden ini terindikasi kategori baik, karena ada banyak faktor