1 BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Penelitian ini menganalisis tentang relasi pemerintah dan masyarakat dalam program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipasi masyarakat di Desa Randuwatang, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang). Relasi pemerintah dan masyarakat yang peneliti kaji adalah tentang usaha pemerintah Kabupaten Jombang dalam menanggulangi penambang pasir liar, yang terbentuk dalam program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipasi masyarakat.
Dengan adanya program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipasi masyarakat yang melibatkan relasi pemerintah dan masyarakat, yang menjadi alasan mengambil tema ini adalah:
Pertama, relasi pemerintah dan masyarakat dalam program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipasi masyarakat dapat menurunkan penambang pasir liar. Kedua, relasi pemerintah dan masyarakat dalam pengamanan tanggul sungai brantas berbasis partisipasi masyarakat mendapat apresiasi tertinggi berupa Otonomi Awards pada ajang The Jawa Pos Institute of Pro-Otonomi (JPIP). Ketiga, program tersebut melibatkan masyarakat untuk berelasi dengan pemerintah, dimana pemerintah melibatkan masyarakat. Keempat,
Desa Randuwatang merupakan daerah yang memiliki penambang pasir terbanyak di Kabupaten Jombang.
1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.Bagaimana bentuk relasi yang terjalin antara pemerintah dan masyarakat dalam Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Masyarakat? b. Bagaimana dampak Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis
2
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai adalah:
a. Menganalisis bentuk relasi yang terjalin antara pemerintah dan masyarakat dalam Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Masyarakat. b. Menganalisis dampak Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas
Berbasis Masyarakat. 1.4. Manfaat penelitian
Manfaat akademis dan manfaat praktis, penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.4.1. Manfaat Akademis
a. Hasil penelitian dapat menjadi referensi bagi penelitian berikutnya yang mengkaji tentang relasi antara pemerintah dan masyarakat dalam implementasi kebijakan.
b. Ada pemahaman baru yang ditemukan oleh peneliti dalam melakukan penelitian di lapangan terkait dengan implementasi kebijakan pemerintah lokal berbasis partisipasi masyarakat.
1.4.2. Manfaat Praktis
a. Akan terbangun jaringan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat dalam pengamanan Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas.
3 faktor-faktor utama yang mempengaruhi hubungan NGO. Dalam buku “Merajut
Demokras” Suharko mengutip Farrington dan Bebbington, NGO dan pemerintah adalah sebuah kolaborasi yang dapat meningkatkan kegiatan pembangunan dengan fungsinya masing-masing. Namun tidak selamanya hubungan keduanya berjalan lancar. Hal tersebut terjadi ketika pemerintah dan pihak donor meminta NGO untuk berpartisipasi dengan unsur-unsur dalam pemerintah dalam suatu program tertentu, bahkan NGO sering bersikap kritis dan ragu kepada pemerintah. Tidak berjalan lancarnya hubungan keduanya karena pihak pemerintah dan NGO memiliki karakter yang berbeda dan tujuan keduanya yang kadang sering tidak sepaham dalam hal pembangunan.13
Menurut Ferrington dan Bebbington dalam buku Merajut Demokrasi karya Suharko, mengatakan bahwa faktor utama yang mempengaruhi hubungan NGO dan pemerintah dibagi menjadi lima kategori. Penjelasan lima kategori tersebut adalah sebagai berikut: 1. Faktor Struktural dan Kebijakan, 2. Faktor Pemerintah, 3. Faktor NGO, 4. Strategi Aktor, 5. Faktor Donor
2.2 Good Environmental Governance
Menurut Anwar dalam Citrawati, Good Environmental Governance adalah suatu organisasi pemerintah yang berfokus pada keselamatan lingkungan. Patokan yang menjadi ukuran adanya pemerintahan baik adalah dengan adanya menghitung keuntungan dari perencanaan, pelaksanaan dan kinerja pembangunan ekonomi. Dapat dikatakan dengan Good Environmental Governance apabila organisasi kepemerintahan bisa mengelola lingkungan dengan baik dan menggunakan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.14
13
Suharko. Merajut Demokrasi: Hubungan NGO, Pemerintah, dan Pengembangan Tata Pemerintahan Demokratis. Yogyakarta: Tiara Wacana. 2005.Hlm. 34
14
4
Indikator Good Environmental Governance terdapat dua jenis, yakni lingkungan dan organisasi. Lingkungan terdiri dari dua jenis yakni lingkungan eksternal dan lingkungan internal. Dalam buku karangan Kartika,dkk. yang mengutip dari pernyataan Pearce dan Robinson, lingkungan eksternal adalah suatu lingkungan yang berada luar ruang lingkup oraganisasi dan tidak menjadi kendali organisasi tersebut. Adapula kekuatan dari lingkungan eksternal, yakni: (1) Kekuatan Ekonomi, (2) Kekuatan Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan, (3) Kekuatan Politik, Pemerintah dan Hukum, (4) Kekuatan Teknologi, (5) Kekuatan Persaingan.15
Dalam bukunya Kartika dkk. yang mengutip penjelasan dari Gluek dan Jauch, menjelaskan bahwa lingkungan internal terdiri dari empat faktor, yakni: (1) Faktor Pemasaran, (2) Faktor Keuangan dan Akuntasi, (3) Faktor Produksi, Operasi dan Teknis, (4) Faktor Sumber Daya Manusia.16 Dari beberapa indikator diatas, peneliti hanya memilih dua indikator, yakni indikator kekuatan ekonomi dan kekuatan sosial, budaya, demografi serta lingkungan. Peneliti memilih dua indikator tersebut karena berdasarkan dari wawancara peneliti di lapangan, peneliti hanya menemui dua indikator tersebut dari adanya dampak dari program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipatif.
2.3 Studi Terdahulu
Berikut ini adalah penjelasan tentang studi terdahulu, yang mana berisi tentang penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian peneliti ini. Secara rinci dapat dicermati sebagai berikut: Pertama, Judul Peran Pemerintah Daerah dalam Mengelola Ruang Terbuka Hijau dengan Perspektif Good Environmental
5
Rendy Ichsan Hermawan, Universitas Brawijaya).18Ketiga, Judul Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Berkelanjutan di
Kabupaten Bulukambang. (Andy Tenriawaruwaty dkk. Jurusan Manajemen Lingkungan Hidup, Fakultas Pengelolaan Lingkungan Hidup, Universitas Hasanuddin). 19Keempat, Judul Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan
Kota Bandar Lampung (Institut Pertanian Bogor). Metode Analytica Hierachy Process (AHP).20 Kelima, Judul Praktik Kekuasaan Persuasif Dalam Perspektif Environmental Governance (Studi Kasus Pada Kebijakan Pengamanan Tanggul
Sungai Brantas Berbasis Partisipasi Masyarakat di Kabupaten Jombang). (Novy Setia Yunas, Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, 2013).21
2.4Alur Pikir
. Alur pikir yang peneliti bagankan adalah berawal dari masalah yang terjadi. Masalah yang terjadi antara lain: masalah ekonomi, masalah sosial dan lingkungan. Selanjutnya masalah tersebut akan dianalisis dengan konsep Hubungan NGO-Pemerintah, konsep ini digunakan untuk menganalisis tentang relasi antara pemerintah dan masyarakat. Sedangkan teori Good Environmental Governance akan menganalisi tentang aktor yang terlibat, yakni: pemerintah dan masyarakat. Konsep dan teori tersebut akan menganalisis lebih dalam lagi relasi pemerintah dan masyarakat dalam program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipatif. Program tersebut pasti memiliki dampak terhadap masyarakat, dampak tersbut peneliti bagi menjadi tiga, yakni: dampak ekonomi, sosial dan lingkungan. Alasan kenapa peneliti hanya mengambil tiga dampak saja,
18
I Rendy Ichsan Hermawan, Sinergi Pemerintah,Swasta dan Masyarakat Dalam Mewujudkan Healthy City Studi Pada Program Surabaya Green and Clean,http://elibrary.ub.ac.id/ diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.25 WIB.
19
Andy Tenriawaruwaty dkk., Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Berkelanjutan di Kabupaten Bulukambang. http://www.pasca.unhas.ac.id, diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.29 WIB.
20
Pemberdayaan Masyarakat Sebagai Mitra Pemerintah Daerah Dalam Pengelolaan Kebersihan Lingkungan Berkelanjutan Kita Bandar Lampung, http://repository.ipb.ac.id/ diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.50 WIB.
21
6
7 BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dipilih dalam pelaksanaan penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Menurut Moleong pengertian dari deskriptif adalah data yang terbentuk dari kumpulan kata-kata, dan penggambaran serta tidak berupa angka-angka. Penelitian deskripstif diperoleh dari hasil wawancara, catatan selama di lapangan, foto, video, dukumen pribadi, naskah serta catatan.21Penelitian ini dilakukan di Desa Randuwatang, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang. Penelitian ini mengambil fokus relasi pemerintah dan masyarakat dalam program pengamanan tanggul sungai brantas berbasis partisipasi masyarakat. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis data kualitatif sebagai metode dalam mencari data. Data kualitatif merupakan data yang diungkapkan dalam bentuk kalimat serta uraian-uraian. Sumber data kualitatif ini dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu: data primer dan data sekunder
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan peneliti adalah observasi, wawanacara dan dokumentasi. Menurut Miles dan Huberman analisis data kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data sedang berlangsung, dan setelah pengumpulan data dalam periode tertentu. Miles dan Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai selesai, sehingga data yang diperoleh hasilnya maksimal.22 Proses-proses analisis kualitatif dapat dijelaskan ke dalam tiga langkah, yakni reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
23
Penelitian ini akan disajikan dalam 6 (enam) bab. Berikut ini akan dijelaskan mengenai masing-masing bab: Bab I Pendahuluan. Bab II Tinjauan Pustaka. Bab III Metode Penelitian. Bab IV Pofil Desa Randuwatang. Bab V Relasi Pemerintah dan Masyarakat Serta Dampak Program. Bab VI Penutup.
21
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Rosdakarya, 1989, Hlm. 11. 22
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press). 1992. hlm. 22
23
8 BAB IV
PROFIL DESA RANDUWATANG
Konon ada seorang tokoh yang bernama Kebokicak, dia adalah seorang yang mempunyai kesaktian luar biasa. Kebokicak memiliki watak jahat dan sering merugikan masyarakat dan sering membuat keributan. Adapula tokoh yang lainnya, tokoh tersebut bernama Surontanu. Surontanu adalah seorang tokoh yang berjiwa besar dan suka menolong orang. Oleh karena itu, Kebokicak tidak suka dengan kelakukan Surontanu, sehingga Kebokicak berusaha untuk membunuh Surontanu. Siang dan malam Kebokicak selalu mencari informasi tentang keberadaan Surontanu.24Suatu hari Kebokicak mendapatkan informasi bahwa Surontanu sedang berada di Desa Kandang Sapi. Setelah mendengar kabar tersebut, Kebokicak spontan langsung berangkat untuk mencarinya. Setelah sampai di tempat tersebut, Surontanu bersembunyi di kandang sapi milik tuan rumah dan Kebokicak pun kehilangan jejak. Setelah Surontanu selamat dari Kebokicak, maka desa tersebut dinamakan Desa Kandang Sapi. Kemudian Surontanu meninggalkan desa tersebut dan menuju Desa Jatiduwur, Kecamatan Kesamben, Kabupaten Jombang. Sebagian besar ditumbuhi pohon jati, namun diantara pohon jati tersebut terdapat pohon randu yang kecil dan panjang.25
Keesokan harinya Kebokicak mendengar kabar bahwa Surontanu berada di hutan tersebut. Surontanu pun merasa jiwanya sedang terancam, maka dia segera menyelamatkan diri dengan cara memanjat pohon yang tinggi dan Kebokicak pun tidak mengetahuinya. Akhirnya Surontanu selamat dan sampai sekarang hutan tersebut dinamakan Desa Jatiduwur. Setelah Kebokicak meninggalkan hutan tersebut, Surontanu segera memotong pohon jati tersebut untuk dijadikan perahu. Sedangkan watangnya (tongkat perahunya) diambilkan dari pohon Randu. Perahu itu digunakan untuk menyebrangi Sungai Brantas. Desa yang menjadi berhentinya perahu dengan watang kayu Randu tersebut akhirnya
24
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-DESA) Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang Tahun 2011-2015, Hlm.6
25
9
dinamakan dengan Randuwatang. Sehingga bedirilah desa dengan sebutan Desa Randuwatang.26
Wilayah Desa Randuwatang terbagi menjadi 3 Dusun yaitu: Dusun Randuwatang Kidul, Dusun Randuwatang Lor, Dusun Sraten, yang masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Dusun. Posisi Kepala Dusun menjadi sangat strategis seiring banyaknya limpahan tugas desa kepada aparat ini. Dalam rangka memaksimalkan fungsi pelayanan terhadap masyarakat di Desa Randuwatang dari kesepuluh dusun tersebut terbagi menjadi 6 Rukun Warga (RW) dan 17 Rukun Tetangga (RT). 27 Dusun Randuwatang Kidul memiliki 11 RT/3 RW, Dusun Randuwatang Lor memiliki 4 RT/2 RW, DAN Dusun Sraten memiliki 2 RT/1 RW. 28Luas wilayah Desa Randuwatang adalah 112, 898 Ha. Menurut jenis penggunaan tanahnya, pemukiman/perumahan seluas 31,340 Ha, sawah seluas 62,955 Ha, dan lainnya seluas 3,767 Ha. Sebagian besar wilayah Desa Randuwatang adalah berupa daratan. Secara agraris tanah sawah juga relatif luas sebagai lahan penanaman untuk tanaman semusim. Ada beberapa komoditi yang banyak diusahakan oleh para petani di Desa Randuwatang yang dianggap sesuai dengan kondisi lahan yang ada. 29Komiditinya terdiri dari padi dengan luas panen 30 Ha, produksi 18480 kwt dan volume sebesar 616, 00 kwt/Ha. Komoditas paling banyak adalah padi sedangkan jagung, kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau tidak diusahakan oleh petani Desa Randuwatang.
Awal kemunculan penambang pasir di Desa Randuwatang, menurut Kepala Desa adalah dulunya masyarakat bermata pencaharian sebagai petani dan berkebun tebu. Namun karena kebun tebu dikuasai oleh tuan tanah, sehingga masyarakat pun banyak yang menganggur. Pada saat yang sama munculah para penambang pasir liar, yang memang dikerahkan Pemerintah Kabupaten Jombang untuk mengeruk tanah yang mengendap di dasar Sungai Brantas. Masyarakat Desa Randuwatang yang menganggur pun beralih pada penambang pasir. Dengan seiringnya waktu, para penambang pasir yang dulunya diijinkan pemerintah
10
beralih menjadi liar. Hal ini karena penambang pasir yang menggunakan alat mekanik untuk menambang pasir serta tidak adanya ijin dari pemerintah. Masyarakat pun mendapatkan upah yang lebih besar dibandingkan dengan bertani dan berkebun. Namun masyarakat hanya berpikir pada sisi upahnya tanpa memikirkan dampak dikemudian hari akibat penambang pasir yang terus menerus dilakukan. Dengan adanya penambangan pasir secara terus menerus membuat tanggul Sungai Brantas semakin keropos dan membuat longsor apabila musim penghujan datang.
11 BAB V
RELASI PEMERINTAH DAN MASYARAKAT SERTA DAMPAK PROGRAM
Kegiatan penambangan pasir liar di Desa Randuwatan telah berlangsung lama semenjak sekitar tahun 90-an. Penambangan pasir liar memiliki dampak yang buruk sehingga pemerintah berupaya menangani masalah ini dengan mengeluarkan sebuah program yaitu Program Operasi Penertiban Sungai Brantas. Program ini merupakan program dari pemerintah Kabupaten Jombang yang kegiatannya menertibkan penambang pasir liar dengan mengerahkan Pamong Praja dan Polisi untuk mengamankan penambang pasir liar. Program tersebut didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Kabupaten Jombang dengan nomor: 188/48/405.12/2002 yang berisi tentang Program Operasi Penertiban Sungai Brantas. Kegagalan program sebelumnya dalam penanganan penambangan pasir liar pada akhirnya memunculkan sebuah program baru yaitu Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif. Program ini merupakan terobosan baru yang diciptakan oleh pemerintah Kabupaten Jombang. Program tersebut diciptakan untuk menanggulangi masalah perusakan lingkungan di sepanjang Sungai Brantas oleh penambang pasir liar. Pengrusakan lingkungan terdapat di 35 Desa dan 8 Kecamatan di Kabupaten Jombang. Dalam program tersebut pemerintah bersama masyarakat bertugas untuk mengawasi sungai brantas dari penambang pasir liar.
Menurut Farrington dan Bebbington dalam buku Suharko yang berjudul
Merajut Demokrasi, 1993 terdapat lima faktor utama yang mempengaruhi relasi pemerintah dan masyarakat yaitu faktor struktural dan kebijakan, faktor pemerintah, faktor NGO, strategi aktor, dan faktor donor.69 Kelima faktor tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Kebijakan Relasi Pemerintah Dan Masyarakat, 2. Peran Pemerintah, 3. Peran Masyarakat , 4. Strategi Aktor dan Implementasi Program, 5. Pembiayaan Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif.
69
12
13 BAB VI PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Setelah peneliti turun ke lapangan dan mendapatkan beberapa data maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:
Pertama, Relasi pemerintah dan masyarakat dalam program pengamanan tanggul Sungai Brantas berbasis partisipatif di Desa Randuwatang, Kecamatan Kudu, Kabupaten Jombang berhasil dapat menanggulangi penambang pasir liar. Terbukti setelah peneliti datang ke Desa Randuwatang tidak ditemui kembali penambang pasir liar. Namun kegiatan kelompok masyarakat (POKMAS) di Desa Randuwatang tidak berjalan sampai sekarang. Hal ini karena banyak kerugian yang diperoleh ketua kelompok masyarakat (POKMAS), akibat anggota kelompok masyarakat (POKMAS) yang tidak mau merugi, sehingga ketuanya yang harus menggantikan. Kurangnya pelatihan yang diberikan pemerintah Kabupaten Jombang kepada Desa Randuwatang serta sumber daya manusia yang kurang memadai, sehingga kegiatan Kelompok Masyarakat (POKMAS) menjadi tidak berjalan sampai sekarang.
14
6.2 Rekomendasi
15
DAFTAR PUSTAKA Buku:
Akunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta Burhan,Bungin. 2001. Metodologi Penelian Sosial.Surabaya: Airlangga University Press.
Kartika Fitri Citrawati, dkk. 2012. Good Environmental Governance. Malang: UB Press.
Keraf, Sonny. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Mars David & Gerry Stoker. 2011. Teori dan Metode Dalam Ilmu Politik, Bandung: Nusa Media.
Miles Matthew B. & A. Michael Huberman,2011. Analisis Data Kualitatif.
Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Mitcel Bruce, dkk. 2010. Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.
Moleong, Lexy.J. 1989. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Salim Agus. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Suharko. 2005. Merajut Demokrasi: Hubungan NGO, Pemerintah, dan Pengembangan Tata Pemerintahan Demokratis. Yogyakarta: Tiara Wacana. Yunas, Novy Setia. 2013.”Praktik Kekuasaan Persuasif Dalam Prespektif Environmental Governance (Studi Kasus Pada Kebijakan Pengamanan
Tanggul Sungai Berantas Berbasis Partisipasi Masyarakat di Kabupaten
Jombang)”, Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Brawijaya, Malang.
Arsip:
Pedoman Umum Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Masyarakat
Tahun 2010.
Pedoman Umum Program Strategi Penanganan Tanggul Sungai Brantas Kab.
16
Program Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Berbasis Partisipatif di
Kabupaten Jombang Tahun 2013.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJM-DESA) Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang Tahun 2011-2015 Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pengamanan Tanggul Sungai Brantas Tahun 2010.
Website:
http://igi.fisipol.ugm.ac.id/index.php/id/jpip-otonomi-awards diunduh tanggal 10 Oktober 2013 Pukul 21.37 WIB.
http://jombangkab.go.id/index.php/page/detail/kecamatan.html diunduh tanggal 4 November 2013 Pukul 20.14 WIB
http://www.bumn.go.id/jasatirta1/publikasi/berita/pelatihan-jaga-sarana-jogo-tanggul-tahun-2012/ diunduh tanggal 30 September 2013 Pukul 18.42 WIB. http://www.portalkbr.com/nusantara/jawabali/2474056_4262.html/diunduh
tanggal 30 September 2013 Pukul 13.01 WIB.
Skripsi Bab III Metode Penelitian, hlm.47 http://www.google.com/ http.undip.ac.id Skripsi BAB III diunduh tanggal 10 Oktober 2013 Pukul 21.17 WIB.
Jurnal:
D. Putri, Chyntia. Peran Pemerintah Daerah Dalam Mengelola Ruang Terbuka Hijau Dengan Perspektif Good Environmental Governance (Studi di Kota
Madiun). Malang: Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol.1. No.3. h. 42-50, hlm. 42.
Handayana, Bambang. Civil Society: Anatomi Perkembangan Perkumpulan Warga Di Era Otonomi. Jurnal Ilmu Sosial. Maret 2003.
Hermawan, I Rendy Ichsan. Sinergi Pemerintah, Swasta dan Masyarakat Dalam Mewujudkan Healthy City Studi Pada Program Surabaya Green and
Clean,http://elibrary.ub.ac.id/ diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.25 WIB.
17
http://repository.ipb.ac.id/ diunduh diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.50 WIB.
Peraturan Bupati Jombang No. 19 Tahun 2008 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Jombang Tahun 2000-2013. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2005 tentang Pengendalian Usaha Pertambangan Bahan Galian Golongan C Pada Wilayah Sungai di Provinsi Jawa Timur.
Peraturan Presiden Nomor 35 Tahun 1991 Tentang Sungai.
Tenriawaruwaty , Andy dkk., Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Sumberdaya Air Secara Berkelanjutan di Kabupaten Bulukambang.
http://www.pasca.unhas.ac.id, diunduh tanggal 6 November 2013 Pukul 11.29 WIB.
Wawancara:
Wawancara dengan Abi Bachtyar selaku Kepala Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang pada Tanggal 28 Januari 2014 Pukul 10.00 WIB Wawancara dengan Bapak Agus Suyanto selaku Staf Sekretariat Tim Koordinasi
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Brantas Balai Besar Wilayah Sungai Brantas (BBWS), tanggal 8 Maret 2014 Pukul 11.00 WIB
Wawancara dengan Eka Yulianto S.S.T.P selaku Kepala Sub. Bidang Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa Kabupaten Jombang pada Tanggal 23 Januari 2014 Pukul 09.00 WIB
Wawancara dengan H. Jafar selaku Masyarakat Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Januari 2014 Pukul 09.00 WIB Wawancara dengan Jamal selaku Masyarakat Desa Randuwatang Kecamatan
Kudu Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Januari 2014 Pukul 09.00 WIB Wawancara dengan Nur Azizah selaku Masyarakat Desa Randuwatang
18
Wawancara dengan Sujarwanto selaku Koordinator Jaga Tanggul dan POKMAS Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Januari 2014 Pukul 09.00 WIB
Wawancara dengan Sutrisningsih selaku Masyarakat Desa Randuwatang Kecamatan Kudu Kabupaten Jombang pada Tanggal 30 Januari 2014 Pukul 09.00 WIB
Wawancara dengan Syamsul Huda selaku Ketua Komisi C DPRD Kabupaten Jombang pada Tanggal 5 Februari 2014 Pukul 09.00 WIB