• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengantar Transportasi 2 Karakteristik U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengantar Transportasi 2 Karakteristik U"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 1

Pengantar Transportasi

Tim Penyusun: Yusfita Chrisnawati, M.Sc. Tri Mulyono, M.T

PERTEMUAN 2

Materi

Karakteristik Utama Berbagai Komponen Sistem Transportasi

2.1 Transportasi Sebagai Sistem

2.2 Obyek yang dipindahkan

2.3 Jalur gerak dan prasarana berhenti

2.4 Kendaraan

(2)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem ii DAFTAR ISI

2.1 Transportasi sebagai Sistem ... 1

2.1.1 Tujuan Sistem ... 1

2.1.1 Jenis Sistem Transportasi ... 2

2.1.3 Perkembangan System Transportasi ... 4

2.1.4 Ciri Prasarana dan Kebutuhan Transportasi ... 4

2.1.5 Unsur Pokok Transportasi ... 5

2.2 Obyek yang dipindahkan ... 6

2.2.1 Manusia sebagai objek ... 6

2.2.2 Orang Sebagai Alat/Pelaku Pergerakan ... 8

2.3 Jalur gerak dan prasarana berhenti ... 11

2.3.1 Jalur gerak ... 11

1. Jalur Gerak yang dibangun ... 11

2. Jalur gerak alamiah ... 17

3. Jalur Gerak Khusus ... 20

2.3.2 Prasarana berhenti ... 22

1. Prasarana Berhenti Darat ... 22

2. Prasarana Berhenti Air ... 24

3. Prasarana Berhenti Udara ... 26

2.4 Kendaraan ... 27

2.5 Manajemen dan Organisasi ... 28

2.5.1 Manajemen Transportasi ... 28

1. Darat ... 28

2. Laut ... 29

3. Udara ... 30

(3)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 1 of 31

2.1 Transportasi sebagai Sistem

Seperti yang dijelaskan pada pertemuan 1, sebelumnya Transportasi adalah salah satu sektor

penting dan strategis dalam kehidupan keseharian manusia. Transportasi dalam bahasa Indonesia disepadankan dengan pengangkutan. Ada pula yang menerjemahkan dengan kata perjalanan yang lebih cocok untuk terjemahan dari kata trip/travel atau ada pula yang menganggap sebagai perpindahan yang dalam bahasa Inggrisnya adalah moving.

Morlok (1978) mendefinisikan transportasi sebagai “suatu tindakan, proses, atau hal yang sedang dipindahkan dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Secara lebih spesifik, transportasi didefinisikan sebagai “kegiatan pemindahan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lainnya”. Dalam transportasi terdapat unsur pergerakan (movement), dan secara fisik terjadi perpindahan atas orang atau barang dengan atau tanpa alat pengangkutan ke tempat lain. Di sini pejalan kaki adalah perpindahan orang tanpa alat pengangkut.

Sistem adalah suatu kelompok elemen atau subsistem yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Karakteristik terpenting dari suatu sistem adalah apabila ada suatu elemen atau subsistem yang tidak berfungsi, sehingga hal ini mempengaruhi kelangsungan sistem tersebut secara keseluruhan, atau bahkan membuatnya tidak berfungsi sama sekali.

Sistem Transportasi adalah suatu bentuk keterikatan dan keterkaitan antara penumpang, barang, prasarana dan sarana yang berinteraksi dalam rangka perpindahan orang atau barang, yang tercakup dalam suatu tatanan, baik secara alami ataupun buatan/rekayasa.

Sistem transportasi diselenggarakan dengan maksud untuk mengkoordinasi proses pergerakan penumpang dan barang dengan mengatur komponenkomponennya di mana prasarana merupakan media untuk proses transportasi, sedangkan sarana merupakan alat yang digunakan dalam proses transportasi.

2.1.1 Tujuan Sistem

(4)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 2 of 31 2.1.1 Jenis Sistem Transportasi

Sistem transportasi dibedakan dalam sistem transportasi makro dan sistem transportasi mikro. Sistem transportasi makro merupakan sistem menyeluruh yang dapat dibagi menjadi beberapa sistem yang lebih kecil (mikro) dan saling terkait serta saling mempengaruhi yang semuanya berada di dalam Sistem Tata Ruang, terdiri atas:

 Sistem Penduduk  Sistem Kegiatan

 Sistem Prasarana dan Sarana  Sistem Pergerakan

Gambar 2.1: Sistem Transportasi

Sistem pergerakan lalu lintas timbul karena adanya proses pemenuhan kebutuhan. Orang perlu bergerak karena kebutuhannya tidak dapat dipenuhi di tempat ia berada.

(5)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 3 of 31 sistem jaringan jalan raya, kereta api, terminal bus dan stasiun kereta api, bandar udara dan pelabuhan laut. Interaksi antara sistem kegiatan dan sistem jaringan (prasarana) ini menghasilkan pergerakan manusia dan/atau barang dalam bentuk kendaraan (sarana) dan/atau orang (pejalan kaki). Sistem mikro ketiga atau sistem pergerakan yang aman, capat, nyaman, murah, handal dan sesuai dengan lingkungannya, dapat tercipta jika pergerakan tersebut diatur oleh sistem rekayasa dan manajemen lalu lintas yang baik.

Keinginan manusia untuk mendapatkan barang yang tidak bisa diperoleh dari tempat dimana dia berada, menyebabkan manusia harus melakukan perjalanan dari suatu tempat ketempat lain untuk menemukan yang diperlukan. Jadi ada tiga unsur utama transportasi yakni:

 Ada yang dipindahkan yaitu benda/barang, manusia, informasi.

 Ada yang (mempermudah) memindahkan yaitu sarana,antara lain: kenderaan kereta api, kapal laut, pesawat.

 ada yang memungkinkan terjadinya perpindahan yaitu prasarana, antara lain jalan, jembatan, pelabuhan, terminal, bandara.

Perjalanan dari suatu tempat ke tempat yang lain menghadapkan manusia pada berbagai pilihan jenis angkutan antara lain mobil angkutan umum, pesawat terbang, laut atau kereta api. Dalam menentukan pilihan perjalanaan, jarak tempuh, biaya dan tingkat kenyamanan. Meskipun diketahui faktor yang menyebabkan manusia memilih jenis moda yang digunakan pada kenyataannya sangatlah sulit merumuskan mekanisme pemilihan moda ini.

Kegiatan manusia seiring dengan kebutuhan dasar manusia dengan manusia lainnya atau sistem kebutuhan lainnya seperti alat perhubungan yang disebut dengan alat transportasi. Dengan adanya alat transportasi, maka pergerakan lalu lintas menjadi lebih cepat, aman, nyaman dan terintegrasi. Sarana transportasi (alat angkut) berkembang mengikuti fenomena yang timbul akibat penggalian sumberdaya seperti penemuan teknologi baru, perkembangan struktur masyarakat dan peningkatan pertumbuhan. Pemilihan sistem transportasi yang salah untuk wilayah perkotaan dapat mengakibatkan terjadinya kemacetan lalu lintas, yang berarti pemborosan besar dari penggunaan energi dan ruang, serta timbulnya masalah pencemaran udara akibat gas buang kendaraan yang semakin besar jumlahnya.

(6)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 4 of 31 jaringan (prasaran dan sarana), dan sistem pergerakan akan saling mempengaruhi. Perubahan pada sistem kegiatan jelas akan mempengaruhi sistem jaringan melalui perubahan pada tingkat pelayanan sistem pergerakan. Begitu pula pada sistem jaringan akan dapat mempengaruhi sistem kegiatan melalui peningkatan mobilitas dan Aksesibilitas dari sistem pergerakan tersebut. Selain itu sistem pergerakan berperan penting dalam menampung pergerakan penduduk/orang dan/atau barang agar tercipta pergerakan yang lancar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi kembali sistem penduduk, sistem kegiatan dan sistem jaringan yang ada, dalam bentuk Aksesibilitas dan mobilitas. Keempat sistem mikro ini saling berinteraksi dalam sistem transportasi makro.

2.1.3 Perkembangan System Transportasi

Proses perkembangan sistem pergerakan dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.2: Perkembangan Pergerakan

2.1.4 Ciri Prasarana dan Kebutuhan Transportasi

Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai cara yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, frekuensi, jenis kargo (muatan) yang diangkut, dan lain-lain. Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pergerakan, menyebabkan sistem transportasi tersebut tidak berguna (mubazir). Ciri ini membuat analisis dan peramalan kebutuhan pergerakan menjadi semakin sulit.

(7)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.1 Transportasi sebagai Sistem 5 of 31 kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan dan olah raga. Dalam ilmu perencanaan wilayah dan perkotaan, setiap tata guna lahan mempunyai beberapa ciri dan persyaratan teknik yang harus dipenuhi, seperti antara lain : bandar udara harus jauh dari daerah perkotaan karena alasan keselamatan (safety) dan kebisingan (noise), serta harus pula jauh dari daerah pegunungan karena alasan operasi penerbangan pesawat.

Daerah pemukiman, industri, pertokoan, perkantoran, fasilitas hiburan dan fasilitas sosial, semuanya mempunyai beberapa persyaratan teknik dan nonteknik yang harus dipenuhi dalam menentukan lokasi. Setiap lahan atau tata guna lahan mempunyai ciri teknik tersendiri yang menentukan jenis kegiatan yang cocok di lokasi tersebut. Beberapa ciri teknik yang sering dipakai adalah kondisi topografi (dataran, perbukitan, pegunungan), kesuburan tanah, dan geologi. Akibatnya lokasi kegiatan akan tersebar secara heterogen di dalam ruang yang ada, yang akhirnya menyebabkan perlu adanya pergerakan yang digunakan untuk proses pemenuhan kebutuhan. Semakin jauh pergerakan yang dilakukan, semakin tinggi peluang untuk memberikan kontribusi terhadap kemacetan lalu lintas.

Dua pilihan yang dapat dilakukan dalam melakukan pergerakan untuk memenuhi kebutuhan tersebut ada, yaitu bergerak dengan moda transportasi (kendaraan), atau tanpa moda transportasi (berjalan kaki). Pergerakan tanpa moda transportasi umumnya berjarak pendek (satu sampai dua kilometer), sedangkan pergerakan dengan moda transportasi dapat bergerak sedang atau jauh (antara lain menggunakan mobil pribadi, taksi, bus, kereta api, sepeda motor, pesawat terbang, kapal laut). Untuk setiap moda transportasi diperlukan tempat untuk bergerak, seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara, pelabuhan laut, yang bisa disebut sebagai prasarana transportasi.

2.1.5 Unsur Pokok Transportasi

Ada lima unsur pokok transportasi yaitu:

a. Manusia, yang membutuhkan transportasi.

b. Barang, yang diperlukan manusia.

c. Kenderaan, sebagai sarana transportasi.

d. Jalan, sebagai sarana transportasi.

(8)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 6 of 31 Pada dasarnya, ke lima unsur di atas saling terkait untuk terlaksananya transportasi, yaitu terjaminnya penumpang atau barang yang diangkut akan sampai ke tempat tujuan dalam keadaan baik seperti pada saat awal diangkut. Dalam hal ini perlu diketahui terlebih dulu ciri penumpang dan barang, kondisi sarana dan konstruksi prasarana, serta pelaksanaan transportasi.

2.2 Obyek yang dipindahkan

Sistem transportasi, jika dilihat dari objek yang dipindahkan terbagi menjadi dua yaitu manusia dan barang dan dapat pula berfungsi sebagai alat untuk memindahkan, tergantung dari sisi mana melihatnya. Pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia atau mesin.

2.2.1 Manusia sebagai objek

Manusia sebagai objek yang dipindahkan akan menyatu dengan perkembangan teknologi atau transportasi lain yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik manusia. Karakteristik manusia dipengaruhi banyak aspek salah satu yang dominan adalah perubahan sosial.

Perubahan sosial merupakan gejala yang melekat di setiap masyarakat. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat akan menimbulkan ketidaksesuaian antara unsur-unsur sosial yang ada dalam masyarakat, sehingga menghasilkan suatu pola kehidupan yang tidak sesuai fungsinya bagi masyarakat yang bersangkutan. Perubahan ini akan menyebabkan pola penangan yang berbeda.

Pembangunan dan modernisasi sering kali bertukar tempat. Bahkan dalam beberapa konsep kedua hal ini memiliki kesamaan ciri. Konsep pembangunan menngandung makna sebuah perubahan positif yang direncanakan, terarah, dan dilakukan dengan sadar/disengaja. Modernisasi merupakan usaha penyesuaian hidup dengan kontelasi dunia sekarang ini.

(9)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 7 of 31 Manusia dalam kehidupan sehari-harinya tidak lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Budaya berasal dari budi dan daya yang berarti cipta, rasa dan karsa. Wujud budaya dapat dilihat sebagai wujud konkret yaitu:

 Perilaku: cara bertindak atau bertingkah laku tertentu dalam situasi tertentu.

 Bahasa: bahasa hasil budi daya manusia yang berfungsi sebagai alat berpikir dan alat berkomunikasi.

 Materi: budaya merupakan hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya manusia dalam masyarakat. Bentuk materi berupa pakaian, alat produksi, alat transportasi dan sebagainya.

Sistem budaya merupakan komponen dari kebudayaan yang bersifat abstrak dan terdiri dari pikiran-pikiran, gagasan, dengan keyakinan.

Substansi (isi) utama budaya:

 Sistem pengetahuan: suatu akumulasi dari perjalanan hidup manusia.

 Nilai: sesuatu yang baik yang selalu diinginkan, dicita-citakan dan dianggap penting oleh seluruh manusia sebagai anggota masyarakat.

 Pandangan hidup: pedoman bagi suatu masyarakat atau bangsa dalam menjawab atau mengatasi berbagai masalah yang dihadapinya.

 Kepercayaan: mengandung arti yang lebih luas daripada agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

 Persepsi: suatu titik tolak pemikiran yang tersusun dari seperangkat kata-kata yang digunakan untuk memahami kejadian atau gejala dalam kehidupan.

 Etos kebudayaan: ciri kebudayaan dari suatu masyarakat atau suku tertentu.

(10)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 8 of 31 2.2.2 Orang Sebagai Alat/Pelaku Pergerakan

Manusia adalah yang melakukan pergerakan dan biasa disebut dengan pedesterian atau pejalan kaki. Pejalan kaki adalah istilah dalam transportasi yang digunakan untuk menjelaskan orang yang berjalan di lintasan pejalan kaki baik dipinggir jalan, trotoar, lintasan khusus bagi pejalan kaki ataupun menyeberang jalan.

Definisi pejalan kaki adalah orang yang melakukan aktifitas berjalan kaki dan merupakan salah satu unsur pengguna jalan. (Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Darat : SK.43/AJ 007/DRJD/97).

Pejalan kaki harus berjalan pada bagian jalan yang diperuntukan bagi pejalan kaki, atau pada bagian pejalan kaki, atau pada bagian jalan yang paling kiri apabila tidak terdapat bagian jalan yang diperuntukan bagi pejalan kaki (PP No. 43 , 1993).

Penyeberang jalan dengan kondisi fisik yang mendapat perhatian khusus dapat dibagi menjadi 3 (Dewar R dalam ITE 4th edition, 1992), yaitu :

 Penyeberang yang cacat fisik yaitu pengguna jalan/penyeberang yang cacat fisiknya atau mempunyai keterbatasan fisiknya, oleh karena itu perlu diberikan fasilitas khusus.

 Penyeberang anak-anak adalah penyeberang pada usia anak-anak (0-12 tahun) yang sering terjadi kecelakaan dibanding dengan golongan lainnya.

 Penyeberang usia lanjut lebih cenderung mengalami kecelakaan daripada usia yang lainnya disebabkan oleh : Kelemahan fisik; Membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menyeberang ( karena faktor usia).

Perilaku Pejalan Kaki ditentukan atas karateristik pejalan kaki menurut Shane dan Roess (1990) secara umum meliputi : Volume pejalan kaki v (pejalan kaki/menit/meter); Kecepatan menyeberang S (meter/menit) dan Kepadatan D (pejalan kaki/meter persegi).

(11)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 9 of 31 Fasilitas penyeberangan dibagi dalam 2 kelompok tingkatan yaitu : (1) Penyeberangan Sebidang ( At-Grade) dan (2) Penyeberangan Pelican

Penyeberangan sebidang terdiri atas 2 macam yaitu :

(1) Penyeberangan Zebra (Zebra Cross) adalah fasilitas penyeberangan yang ditandai dengan garis- garis berwarna putih searah arus kendaraan dan dibatasi garis melintang lebar jalan. Zebra cross ditempatkan di jalan dengan jumlah aliran penyeberang jalan atau arus yang relatif rendah sehingga penyeberang masih mudah memperoleh kesempatan yang aman untuk menyeberang. Persyaratan penggunaan Zebra Cross antara lain : Dipasang dikaki persimpangan tanpa alat pemberi isyarat lalu lintas atau diruas jalan.; Apabila persimpangan diatur dengan lampu pengatur lalu lintas, pemberian waktu penyeberangan bagi pejalan kaki menjadi satu kesatuan dengan lampu pengatur lalu lintas persimpangan; Apabila persimpangan tidak diatur dengan lampu pengatur lalu lintas, maka kriteria batas kecepatan kendaraan bermotor adalah < 40 km/jam.

(2) Pelican adalah Zebra Cross yang dilengkapi dengan lampu pengatur bagi penyeberang jalan dan kendaraan. Fase berjalan bagi penyeberang jalan dihasilkan dengan menekan tombol pengatur dengan lama periode berjalan yang telah ditentukan Fasilitas ini bermaanfaat bila ditempatkan di jalan dengan arus penyeberang jalan yang tinggi. Penggunaan dari Pelikan dengan syarat : Dipasang pada ruas jalan, minimal 300 meter dari persimpangan, atau Pada jalan dengan kecepatan operasional rata-rata lalu lintas kendaraan > 40 km/jam.

Penyeberangan Tidak Sebidang (Elevated/Underground) terdiri atas 2 kategori yaitu :

(1) Elevated/Jembatan adalah adalah jembatan yang dibuat khusus bagi para pejalan kaki. Fasilitas ini bermaanfaat jika ditempatkan di jalan dengan arus penyeberang jalan dan kendaraan yang tinggi, khususnya pada jalan dengan arus kendaraan berkecepatan tinggi. Jembatan

penyeberangan akan dapat berfungsi dengan baik apabila bangunannya landai atau tidak terlalu curam. Jembatan penyeberangan dapat membantu mengurangi kemacetan arus lalu lintas yang salah satu penyebab adalah banyaknya orang yang menyeberang di jalan. Persyaratan

(12)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | 2.2 Obyek yang dipindahkan 10 of 31 Jembatan penyeberangan pejalan kaki adalah jembatan yang hanya diperuntukan bagi lalu lintas pejalan kaki yang melintas diatas jalan raya atau jalan kereta api. (Dirjen Bina Marga : Tata Cara Perencanaan Jembatan Penyeberangan Untuk Pejalan Kaki di Perkotaan, 1995).

(2) Underground/Terowongan. Sama halnya dengan jembatan penyeberangan, namun pembangunan terowongan dilakukan dibawah tanah. Pembuatan terowongan bawah tanah untuk penyeberangan membutuhkan perencanaan yang lebih rumit dan lebih mahal dari pada pembuatan jembatan penyeberangan, namun sistem terowongan ini lebih indah karena bisa dapat menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan. Underground/terowongan digunakan apabila : Jenis jalur

penyeberangan dengan menggunakan elevated/jembatan tidak dimungkinkan untuk diadakan dan Lokasi lahan/medan memungkinkan untuk dibangun underground/terowongan.

Kriteria pemilihan penyeberangan untuk sebidang dan tidak sebidang berdasarkan pada :

1. Penyeberangan Sebidang didasarkan pada rumus empiris (PV2) , dimana P adalah arus pejalan kaki yang menyeberang ruas jalan sepanjang 100 m tiap jam-nya (pejalan kaki/jam) dan V adalah arus kendaraan tiap jam dalam 2 (dua) arah (kendaraan/jam). P dan V merupakan arus rata-rata pejalan kaki dan kendaraan pada 4 jam sibuk, dengan rekomendasi awal seperti tabel dibawah ini :

(13)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 11 of 31 2. Penyeberangan Tidak Sebidang didasarkan pada jika (1) PV2 lebih dari 2 x 108, arus pejalan

kaki (P) lebih dari 1.100 orang/jam, arus kendaraan 2 arah (V) lebih dari 750 kendaraan/jam, yang diambil dari arus rata-rata selama 4 (empat) jam sibuk. (2) Pada ruas jalan dengan kecepatan rencana 70 Km/Jam; dan (3) Pada kawasan strategis, tetapi tidak memungkinkan para penyeberang jalan untuk menyeberang jalan selain jembatan penyeberangan.

2.3

Jalur gerak dan prasarana berhenti

Pergerakan lalu lintas terjadi karena kebutuhan yang tidak dipenuhi ditempat manusia berada. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, hiburan, rekreasi dan lain-lain.

Pergerakan tersebut sebenarnya tidak perlu dilakukan kalau semua kebutuhan tersedia pada satu tempat karena adanya pembatasan dan pengelompokkan tata guna lahan. Setiap tata guna lahan mempunyai jenis kegiatan tertentu yang akan meningkatkan pergerakan dan menarik pergerakan dalam proses pemenuhan kebutuhan. Pergerakan yang berupa pergerakan manusia dan/atau barang jelas memerlukan moda transportasi (sarana) dan media (Prasarana) tempat moda transportasi bergerak, dalam hal ini yaitu jaringan jalan, laut atau udara.

2.3.1 Jalur gerak

Jalur gerak adalah sarana untuk tempat/jalur pergerakan transportasi baik secara alamiah maupun buatan atau dibangun.

1. Jalur Gerak yang dibangun

Jalur gerak yang dibangun adalah jalur yang dibuat untuk pergerakan seperti jalan raya dan rel. Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan dengan kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri berikut:

 Digunakan untuk kendaraan bermotor  Digunakan oleh masyarakat umum  Dibiayai oleh perusahaan Negara

(14)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 12 of 31 a. Jalan Raya

Tidak semua jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor itu jalan raya. Contohnya lintasan-lintasan di daerah perkebunan. Di Malaysia jalan raya yang sah haruslah diumumkan oleh pihak berkuasa. Pada dasarnya pembangunan jalan raya adalah proses pembukaan ruangan lalu lintas yang mengatasi berbagai rintangan geografi. Proses ini melibatkan pengalihan muka bumi, pembangunan jembatan dan terowong, bahkan juag pengalihan tumbuh-tumbuhan. (Ini mungkin melibatkan penebasan hutan). Pelbagai jenis mesin pembangun jalan akan digunakan untuk proses ini.

Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya.

Jalan raya sudah ada sejak manusia memerlukan area untuk berjalan terlebih-lebih setelah menemukan kendaraan beroda diantaranya berupa kereta yang ditarik kuda. Tidak jelas dikatakan bahwa peradaban mana yang lebih dahulu membuat jalan raya. Akan tetapi hampir semua peradaban tidak terlepas dari keberadaan jalan raya tersebut. Salah satu sumber mengatakan bahwa jalan raya muncul pada 3000 SM. Jalan tersebut masih berupa jalan setapak dengan kontruksi sesuai dengan kendaraan

beroda padaknya diduga antara masa itu. Letaknya diduga antara Pegunungan Kaukasus dan Teluk Persia.

Seiring perkembangan peradaban di Timur tengah pada masa 3000 SM, maka dibangunlah jalan raya yang menghubungkan Mesopotamia-Mesir. Selain untuk perdagangan, jalan tersebut berguna untuk kebudayaan bahkan untuk peperangan. Jalan utama pertama di kawasan itu, disebut-sebut adalah Jalan Bangsawan Persia yang terentang dari Teluk Persia hingga Laut Aegea sepanjang 2857 km. Jalan ini bertahan dari tahun 3500-300 SM. Di Eropa, jalan tertua disebut-sebut adalah Jalur Kuning yang berawal dari Yunani dan Tuscany hingga Laut Baltik. Di Asia timur, bangsa China membangun jalan yang

menghubungkan kota-kota utamanya yang bila digabung mencapai 3200 km. Di puncak kejayaannya, bangsa Romawi membangun jalan sepanjang 85.000 km yang terbentang dari Inggris hingga Afrika Utara, dari pantai Samudera Atlantik di Semenanjung Iberia hingga Teluk Persia. Keberadaan jalan tersebut diabadikan dalam peta yang dikenal sebagai Peta Peutinger.

(15)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 13 of 31 dipasang diatas ranting, lalu diatasnya disusun kayu secara melintang berpotongan untuk melalui rintangan tersebut. Di kepulauan Malta ada bagian jalan yang ditatah agar kendaraan tidak meluncur turun. Sedangkan masyarakat di Lembah Sungai Indus, sudah membangun jalan dari bata yang disemen dengan bituna (bahan aspal) agar tetap kering. Dapat dikatakan, pemakaian bahan aspal sudah dikenal sejak milenium ke 3 sebelum masehi dikawasan ini, terbukti di Mahenjo Daro, Pakistan, terdapat penampung air berbahan batu bata bertambalkan aspal.

Konstruksi jalan Bangsa Romawi berciri khas lurus dengan empat lapisan. Lapisan pertama berupa hamparan pasir atau adukan semen, lapisan berikutnya berupa batu besar datar yang kemudian disusul lapisan kerikil dicampur dengan kapur, kemudian lapisan tipis permukaan lava yang mirip batu api. Ketebalan jalan itu sekitar 0,9-1,5 m. Rancangan Jalan Romawi tersebut termasuk mutakhir sebelum muncul teknologi jalan modern di akhir abad XVIII atau awal abad XIX. Sayangnya jalan itu rusak ketika Romawi mulai runtuh. Konstruksi berikutnya adalah konstruksi jalan John Loudon Mc Adam (1756-1836). Konstruksi jalan yang di Indonesia dikenal dengan jalan Makadam itu lahir berkat semangat membuat banyak jalan dengan biaya murah. Jalan tersebut berupa batu pecah yang diatur padat dan ditimbun dengan kerikil. Di akhir abad ke XIX, seiring dengan maraknya penggunaan sepeda, pada 1824 dibangun jalan aspal namun dengan cara menaruh blok-blok aspal. Jalan bersejarah itu dapat disaksikan di Champ-Elysess, Paris, Perancis.

Di Skotlandia, hadir jalan beton yang dibuat dari semen portland pada 1865. Meski lebih kuat, jalan tersebut mudah retak karena perubahan cuaca. Berbeda dengan aspal yang bersipat lebih plastis atau dapat kembang susut yang baik terhadap perubahan cuaca dan sebagai pengikat yang lebih tahan air.

Jalan Aspal modern merupakan hasil karya imigran Belgia Edward de Smedt di Columbia University, New York. Pada tahun 1872, ia sukses merekayasa aspal dengan kepadatan maksimum. Aspal itu dipakai di Battery Park dan Fifth Avenue, New York, tahun 1872 dan Pennsylvania Avenue, Washington D.C pada tahun 1877. Pada saat ini sedikitnya 90 % jalan utama di perkotaan selalu menggunakan bahan aspal.

Jalan tol (di Indonesia disebut juga sebagai jalan bebas hambatan) adalah suatu jalan alternatif untuk mengatasi kemacetan lalu lintas ataupun untuk mempersingkat jarak dari satu tempat ke tempat lain. Untuk menikmatinya, para pengguna jalan tol harus membayar sesuai tarif yang berlaku. Penetapan tarif didasarkan pada golongan kendaraan.

(16)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 14 of 31 Jalan bebas hambatan seperti ini dinamakan freeway atau expressway (free berarti "gratis", dibedakan dari jalan-jalan bebas hambatan yang memerlukan bayaran yang dinamakan tollway atau tollroad (kata toll berarti "biaya")).

b. Jalan Rel

Definisi Rel Kereta Api adalah pijakan tempat menggelindingnya roda Kereta Api dan berfungsi untuk meneruskan beban roda ke bantalan. Rel umumnya dibuat dari baja dengan bahan yang dipakai dalam pembuatan Rel sendiri antara lain : Carbon 0,4-0,82% ; Silicca 0,05-0,5% ; Mangan 0,6-1,7% ; Phosporus 0,05% max ; Sulfur 0,05% max. Untuk saat ini standard internasional rel yang banyak digunakan di Indonesia masih menoleh pada JIS (Japan Industrial Standard). Tergantung proyek jalan rel yang terkait bekerja sama dengan negara mana.

Rel digunakan pada jalur kereta api. Rel mengarahkan/memandu kereta api tanpa memerlukan pengendalian. Rel merupakan dua batang rel kaku yang sama panjang dipasang pada bantalan sebagai dasar landasan. Rel-rel tersebut diikat pada bantalan dengan menggunakan paku rel, sekrup penambat, atau penambat e (seperti penambat Pandrol).

Rel biasanya dipasang di atas badan jalan yang dilapis dengan batu kericak atau dikenal sebagai Balast. Balast berfungsi pada rel kereta api untuk meredam getaran dan lenturan rel akibat beratnya kereta api. Untuk menyeberangi jembatan, digunakan bantalan kayu yang lebih elastis ketimbang bantalan beton.

Bentuk rel didesain sedemikian rupa agar dapat menahan momen rel sehingga dibentuk sebagai batang berbentuk profil I. Dibagi berdasarkan bentuknya, rel terdiri atas 3 macam, yaitu : Rel berkepala dua (double bullhead rails); Rel beralur (grooved rails) dan Rel Vignola (flat bottom rails).

Kegunaan Rel Kereta Api : (1) Sebagai landasan tempat melajunya kereta api, (2) Sebagai medium tempat terjadinya gesekan; (3) Sebagai pijakan tempat menggelindingnya roda kereta api d. Sebagai tempat meneruskan beban roda ke bantalan

(17)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 15 of 31 Persyaratan teknis jalur kereta api tertuang dalam PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 60 TAHUN 2012 TENTANG PERSYARATAN TEKNIS JALUR KERETA API. Persyaratan Teknis Jalur Kereta Api meliputi Persyaratan Sistem (Jalan rel; Jembatan; dan Terowongan) dan Persyaratan Komponen (Jalan rel; Jembatan; dan Terowongan).

Perencanaan konstruksi jalur kereta api harus direncanakan sesuai persyaratan teknis sehingga dapat dipertanggung jawabkan secara teknis dan ekonomis. Secara teknis diartikan konstruksi jalur kereta api tersebut harus aman dilalui oleh sarana perkeretaapian dengan tingkat kenyamanan tertentu selama umur konstruksinya.

Secara ekonomis diharapkan agar pembangunan dan pemeliharaan konstruksi tersebut dapat diselenggarakan dengan tingkat harga yang sekecil mungkin dengan output yang dihasilkan kualitas terbaik dan tetap menjamin keamanan dan kenyamanan. Perencanaan konstruksi jalur kereta api dipengaruhi oleh jumlah beban, kecepatan maksimum, beban gandar dan pola operasi. Atas dasar ini diadakan klasifikasi jalur kereta api sehingga perencanaan dapat dibuat secara tepat guna.

Kelas Jalan rel ditentukan dari lebar rel, yaitu: (1) Lebar Jalan Rel 1067 mm; dan (2) Lebar Jalan Rel 1435 mm.

(18)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 16 of 31 Tabel 2.3 Lebar Jalan Rel 1067 mm

Kecepatan maksimum dan Lebar Badan Jalan Rel dari dua jenis rel tersebut adalah sebagai berikut:

(19)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 17 of 31 2. Jalur gerak alamiah

Jalur gerak alamiah adalah jalur yang memang sudah ada tanpa dibuat oleh manusia seperti jalur air dan udara.

a. Jalur Air

Jalur air merupakan suatu sarana pergerakan sistem transportasi air. Transportasi air mengangkut orang dan barang atau kargo. Walaupun dalam sejarah, penggunaan transportasi air untuk penumpang cenderung menurun dikarenakan meningkatnya penerbangan komersial, transportasi air masih penting untuk transportasi jarak dekat dan kapal pesiar. Transportasi air masih menjadi sarana pengangkutan barang terbesar di dunia. Walaupun lebih lambat dibandingkan transportasi udara, transportasi air modern merupakan cara yang efektif untuk memindahkan barang dalam jumlah yang besar. Biaya untuk transportasi air lebih rendah dari transportasi udara untuk pelayaran antar-benua. Transportasi air seringkali bersifat internasional berdasarkan sifat alaminya, tetapi dapat juga dijalankan oleh kapal melintasi lautan, samudera, danau, kanal atau sungai.

b. Jalur Sungai

Angkutan Sungai adalah salah satu bentuk sistem angkutan barang dan penumpang. Sistem angkutan ini termasuk tua dan masih menjadi sistem angkutan utama di wilayah-wilayah tertentu bahkan di wilayah yang lebih maju sistem transportasinya seperti di Eropa.

(20)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 18 of 31 digunakan berupa rakit bambu atau batang kayu besar yang dibentuk dengan membuat lubang di tengah. Perlahan pemikiran manusia semakin maju, berbagai jenis perahu mulai tercipta. Mulai dari rakit bambu (getek), perahu lesung, sampan, sampai perahu boat yang menggunakan tenaga mesin. Pada masa modern pemerintah menggalakkan pengangkutan melalui sungai terutama di daerah pedalaman Kalimantan, Sumatera dan Papua. Sungai dijadikan sarana untuk mengantarkan kayu-kayu hasil tebangan hutan menuju tempat penampungan.

Angkutan sungai dan danau bisa dikelompokkan dalam beberapa kategori sebagai berikut:

 Muara sungai dan bagian sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut seperti Palembang, Banjarmasin dan beberapa daerah lain dipengaruhi oleh pasang surut air sungai. Dapat digunakan oleh pelayaran laut sepanjang kedalaman alur pelayaran mencukupi. Cocok untuk angkutan barang curah, peti kemas.

 Sungai besar yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, bisa dilayari kapal laut sepanjang dilengkapi dengan pintu/lock yang sesuai dengan ukuran kapal.

 Perairan lebar atau danau yang tidak dipengaruhi oleh pasang surut, angkutan dengan kapal khusus sungai, tongkang selalui pintu/lock, masih bisa digunakan untuk angkutan peti kemas.  Terusan/canal sempit merupakan alur pelayaran buatan digunakan untuk angkutan ukuran kecil,

tidak cocok untuk peti kemas

c. Jalur Laut

(21)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 19 of 31 membutuhkan akses ke pasar dan mendapat layanan, yang seringkali hanya bisa dilakukan dengan transportasi Laut.

Perkembangan trasportasi laut pada dewasa ini tidak terlepas dari kemajuan teknologi tersebut telah membuat bangsa Indonesia dapat memproduksi kapal angkut penumpang yaitu Palindo jaya 500. kapal tersebut diluncurkan pertama kali pada bulan Agustus 1995. Kapal tersebut dibuat untuk menunjang sarana trasportasi laut yang lebih cepat dan aman. Dengan demikian, kegiatan trasportasi laut akan berdampak dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

Jaringan atau jalur transportasi laut sebagai salah satu bagian dari jaringan moda transportasi air mempunyai perbedaan karakteristik dibandingkan moda transportasi lain yaitu mampu mengangkut penumpang dan barang dalam jumlah besar dan jarak jauh antar pulau dan antar negara.

Jalur laut diterjemahkan kedalam sebuah alur pelayaran yang terdiri dari : alur pelayaran internasional yaitu alur laut kepulauan untuk perlintasan yang sifatnya terus menerus, langsung dan cepat bagi kapal asing yang melalui perairan Indonesia (innoncent passages), seperti Selat Lombok-Selat Makassar, Selat Sunda-Selat Karimata, Laut Sawu-Laut Banda-Laut Maluku, Laut Timor-Laut Banda-Laut Maluku, yang ditetapkan dengan memperhatikan factor-faktor pertahanan keamanan,keselamatan berlayar, rute yang biasanya digunakan untuk pelayaran internasional, tata ruang kelautan, konservasi sumber daya alam dan lingkungan, dan jaringan kabel/pipa dasar laut serta rekomendasi organisasi internasional yang berwenang.

d. Jalur Udara

Transportasi udara merupakan transportasi yang membutuhkan banyak biaya untuk memakainya. Selain karena memiliki teknologi yang lebih canggih, transportasi udara merupakan alat transportasi tercepat dibandingkan dengan alat transportasi lainnya.

Persaingan dalam banyak hal, terutama dibidang pembangunan ekonomi global ternyata telah merangsang para ilmuwan untuk menyediakan sistem transportasi yang dapat melayaninya. Demikian, kemudian terjadilah perlombaan besar-besaran dalam teknologi penerbangan. Sekedar menambah pengetahuan saja terutama sekali tentang pesatnya kemajuan teknologi penerbangan.

(22)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 20 of 31 1944 dalam Annex 7, pengertian tersebut ditambahkan menjadi: “any machine that can derive support in the atmosphere from the reaction of the air other than the reactions of the air against the earth’s surface”.

Sebagai perbandingan, pengertian pesawat udara di Indonesia menurut Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 1958 adalah “setiap alat yang dapat memperoleh daya angkat dari udara”, kemudian pada Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1962, pesawat diartikan sebagai “semua alat angkut yang dapat bergerak dari atas tanah atau air ke udara atau ke angkasa atau sebaliknya”, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 1992, pesawat udara adalah “setiap alat yang dapat terbang di atmosfer karena daya angkat dari reaksi udara”.

Kemudian baru pada Undang-Undang Penerbangan yang berlaku sekarang (Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009) pengertian pesawat udara lebih mirip pada pengertian menurut Konvensi Chicago 1944, pesawat udara diartikan sebagai “setiap mesin atau alat yang dapat terbang di atmosfer karena gaya angkat dari reaksi udara, tetapi bukan karena reaksi udara terhadap permukaan bumi yang digunakan untuk penerbangan”. Ketentuan internasional dalam Konvensi Chicago 1944 dan ketentuan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2009.

3. Jalur Gerak Khusus

Jalur gerak khusus adalah jalur pergerakan tranportasi yang dibuat secara khusus, seperti misalnya jalur pipa; ban berjalan atau jalur kabel.

a. Jalur Pipa

Tranportasi pipa merupakan perangkat transportasi angkutan barang melalui pipa. Biasanya digunakan untuk angkutan gas dan cairan dalam jumlah yang besar, tetapi dapat juga untuk mengangkut barang[1] yang dikemas dalam kapsul yang didorong dengan tekanan udara, ataupun dalam bentuk tepung didorong dengan tekanan udara tertentu yang kemudian dipisahkan kembali.

(23)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 21 of 31 b. Jalur Ban Berjalan

Ban berjalan adalah ban atau sabuk yang terhubung ke dua atau lebih katrol yang berputar yang digunakan untuk mengangkut material. Satu atau lebih katrol terhubung ke generator sehingga akan menggerakkan rangkaian ban atau sabuk tersebut.

c. Jalur Kabel

Jalur transportasi kabel berupa jalur untuk kereta gantung. Kereta gantung Gondola (Detachable Monocable Gondola - MGD), Gondola kabel (Kereta kabel) tunggal yang dapat dilepas-pasang. Sistem ini adalah yang paling populer dan banyak digunakan. Kelebihan dari sistem ini adalah anggaran biayanya yang relatif lebih rendah dari sistem lain, konstruksi ringan, dengan tower-tower yang relatif kecil. Sistem ini terdiri dari sejumlah kabin/ gondola dengan kapasitas 4-16 penumpang / kabin, yang digantungkan pada kabel yang berputar secara terus menerus. Di tiap setasiun gondola dilepaskan dari kabel dan diperlambat kecepatannya agar nyaman untuk menaikkan dan menurunkan penumpang. Kecepatan rata-rata yang dapat ditempuh adalah antara 4-6 meter per detik.

Kapasitas penumpang dapat disesuaikan dengan kebutuhan, dengan kapasitas maksimum hingga 3500 penumpang / jam. Normalnya jalur dibuat lurus, dengan kemungkinan membuat stasiun antara untuk naik-turun penumpang atau untuk belok dengan sudut yang terbatas.

Kereta gantung adalah sebuah kereta yang menggantung yang berjalan menggunakan kabel. Jalur kereta gantung umumnya berupa garis lurus dan hanya dapat berbelok pada sudut yang kecil di stasiun antara. Awalnya kereta gantung digunakan pada tempat-tempat wisata misalnya di daerah bersalju, daerah pegunungan seperti pegunungan Alpen, atau taman hiburan, namun kini telah juga digunakan untuk transportasi umum di daerah perkotaan seperti misalnya di kota Medellin, Colombia.

(24)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 22 of 31 2.3.2 Prasarana berhenti

Sarana adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya meliputi sarana pendidikan, kesehatan, peribadatan, olahraga, dan lain-lain.

Prasarana adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya meliputi jalan, listrik, telekomunikasi, air bersih, drainase, persampahan, dan air kotor.

Prasarana dalam suatu sistem transportasi terdiri dari jalur gerak dan terminal. Jalur gerak diartikan sebagai suatu tempat pergerakan tertentu dari suatu moda transportasi (sarana) untuk menuju tempat tujuan perjalanan. Dalam sistem transportasi darat, jalur gerak meliputi jalan raya, pipa dan jalur rel.

Prasarana berhenti adalah nama lain dari Terminal transportasi yaitu titik awal, titik antara atau titik akhir dari jalur gerak transportasi. Terminal transportasi jalan dapat didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan dari fasilitas dan lahannya, dimana lalu lintas angkutan jalan berawal, berakhir, dan/atau tempat perpindahan sebelumnya, selama atau sesudah pergerakan angkutan jalan, termasuk fasilitas pelayanan atau kendaraan-kendaraan dan perlengkapannya dimana lalu lintas bergerak (William H. Hay, 1997).

1. Prasarana Berhenti Darat

Terminal transportasi jalan merupakan prasarana berhenti jalan darat yang dapat didefinisikan sebagai:

 Titik simpul (titik awal, titik antara dan titik akhir) dalam system jaringan transportasi jalan.  Tempat pengendalian lalu lintas dan angkutan kendaraan umum .

 Prasarana angkutan untuk melancarkan mobilitas orang dan arus barang serta fasilitas untuk kendaraan umum.

 Tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi.

a. Fungsi Terminal Angkutan Darat

(25)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 23 of 31 tempat penumpang menunggu dan tanda yang menunjukan bahwa tempat tersebut adalah tempat pemberhentian bus.

Penumpang atau barang biasanya tidak sama tiba di terminal. Sebelum waktu keberangkatan dan kadang kala terminal menyediakan fasilitas tempat menunggu bagi penumpang dan tempat penyimpanan barang sebelum naik atau dimuatkan ke kendaraan. Jika periode tunggu cukup lama mungkin diperlukan fasilitas lebih lengkap seperti fasilitas ruang tunggu yang nyaman, restoran, dan tempat hiburan bagi penumpang. Fasilitas untuk barang disediakan gudang untuk menyimpan, melindungi dari kemungkinan rusak, hilang, atau memproses barang menurut lokasi penyaluran (Edward K. Morlok, 1977). Untuk angkutan, tersedianya fasilitas untuk pemeliharaan.

Petunjuk teknis lalu lintas angkutan dan jalan, membedakan fungsi terminal khususnya terminal angkutan jalan ditinjau dari 3 (tiga) unsur, yaitu: (1) Fungsi terminal bagi penumpang, adalah untuk kenyamanan menunggu, kenyamanan perpindahan dari satu moda/kendaraan ke moda/kendaraan lain, tempat fasilitas-fasilitas informasi dan fasilitas parker kendaraan pribadi. (2) Fungsi terminal bagi pemerintah, adalah dari segi perencanaan dan managemen lalu lintas dan angkutan serta menghindari dari kemacetan, sumber pemungutan retribusi dan kendaraan umum, dan (3) Fungsi terminal bagi operator/pengusaha, adalah untuk pengaturan operasi kendaraan umum, penyediaan fasilitas istirahat dan informasi bagi awal kendaraan umum dan sebagai fasilitas pangkalan.

b. Jenis Terminal Angkutan Darat

Jenis terminal transportasi dapat dibedakan berdasarkan moda yang dilayani, yaitu: terminal moda angkutan darat, moda angkutan air, dan moda angkutan udara. Terminal moda angkutan air: pelabuhan sungai dan pelabuhan samudera dan amoda angkutan udara adalah terminal pesawat udara, sedangkan

terminal moda darat terdiri dari stasiun kereta api dan terminal transportasi jalan. Peraturan Pemerintah RI no. 43 tahun 1993, tentang prasarana dan lalu lintas jalan, membedakan terminal angkutan jalan raya menurut jenis angkutannya, yaitu: (1) Terminal penumpang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra/antar moda tranportasi serta pengaturan kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum; dan (2) Terminal barang, adalah prasarana transportasi jalan untuk keperluan membongkar dan memuat barang serta perpindahan intra/antar moda tranportasi.

(26)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 24 of 31  Terminal penumpang tipe A, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan Antar Kota Antar Propinsi (AKAP) dan/atau angkutan lintas batas Negara, angkutan Antar Kota Dalam Propinsi (AKDP) angkutan kota dan angkutan pedesaan.

 Terminal penumpang tipe B, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan AKDP, angkutan kota dan/atau angkutan pedesaan.

 Terminal penumpang tipe C, berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan pedesaan.

c. Lokasi Terminal Angutan Darat

Masyarakat yang maju, kegiatan dalam kehidupan mempunyai sifat yang kompleks, tidak hanya terikat pada pemenuhan kebutuhan sendiri, tetapi harus memikirkan pemenuhan pihak lain. Hal ini terjadi akibat adanya ketergantungan antara kegiatan yang dilakukan masyarakat. Tempat berlangsungnya suatu kegiatan yang dilakukan masyarakat disebut lokasi. Lokasi ini merupakan tempat yang dapat dikenali dan dibatasi, dimana suatu kegiatan berlangsung, Teori penentuan lokasi suatu kegiatan bertujuan untuk mencapai efisiensi dan optimasi. Efisiensi dan optimasi yang dimaksud adalah dalam hal perjalanan menuju lokasi yang bersangkutan maupun pengisian ruang. Penggunaan ruang yang efisiensi dan optimal, berarti memiliki dan menentukan kegiatan-kegiatan yang sesuai dan menguntungkan bagi suatu ruang tertentu.

Di daerah perkotaan, penentuan lokasi erat hubungannya dengan usaha untuk meminimumkan pergerakan antara berbagai kegiatan atau penggunaan tanah. Pergerakan tersebut disebabkan oleh adanya hubungan antara macam-macam penggunaan tanah, sehingga penentuan lokasi adalah bagian dari penggunaan tanah. Ketersediaan lahan diluar kota lebih memungkinkan tersedia dibandingkan dengan

wilayah perkotaan yang cenderung padat kemungkinan unsur topografi dan lingkungan.

2. Prasarana Berhenti Air

Jaringan prasarana transportasi laut terdiri dari simpul yang berwujud pelabuhan laut dan ruang lalu lintas yang berwujud alur pelayaran. Pelabuhan laut dibedakan berdasarkan peran, fungsi dan klarifikasi serta jenis. Berdasarkan jenisnya pelabuhan dibedakan atas:

(27)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 25 of 31  Pelabuhan khusus yang digunakan untuk melayani kepentingan sendiri guna menunjang kegiatan

tertentu.

Hirarki berdasarkan peran dan fungsi pelabuhan laut terdiri dari:

 Pelabuhan internasional hub (utama primer) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang internasional dalam volume besar karena kedekatan dengan pasar dan jalur pelayaran internasional serta berdekatan dengan jalur laut kepulauan Indonesia.

 Pelabuhan lnternasional (utama sekunder) adalah pelabuhan utama yang memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang nasional dalam volume yang relatif besar karena kedekatan dengan jalur pelayaran nasional dan internasional serta mempunyai jarak tertentu dengan pelabuhan internasional lainya.

 Pelabuhan nasional (utama tersier) adalah pelabuhan utama memiliki peran dan fungsi melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang nasional dengan volume sedang dengan memperhatikan kebijakan pemerintah dalam pemerataan pembangunan nasional dan meningkatkan pertumbuhan wilayah, mempunyai jarak tertentu dengan jalur/rute lintas pelayaran nasional dan antar pulau serta berada (dekat) dengan pusat pertumbuhan wilayah ibukota kabupaten/kota dan kawasan pertumbuhan nasional.

 Pelabuhan regional adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi untuk melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan jangkauan pelayanan antar kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama.

 Pelabuhan lokal adalah pelabuhan pengumpan yang berfungsi khususnya untuk melayani kegiatan bongkar muat penumpang dan barang dalam jumlah kecil dan jangkau pelayanannya antar kecamatan dalam kabupaten/kota serta merupakan pengumpan kepada pelabuhan utama dan pelabuhan regional.

(28)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Jalur gerak dan prasarana berhenti 26 of 31 Ruang lalu lintas laut (seaways) adalah bagian dari ruang perairan yang ditetapkan untuk menampung kapal lautyang berlayar atau berolah gerak pada satu lokasi/pelabuhan lainnya melalui arah dan posisi tertentu.

Alur pelayaran adalah bagian dari ruang lalu lintas laut yang alami maupun buatan yang dari segi kedalaman, lebar dan hambatan pelayaranlainnya dianggap layak untuk dilayari. Alur pelayaran dicantumkan dalam peta laut dan buku petunjuk pelayaran serta diumumkan oleh instansi yang berwenang. Berdasarkan fungsi ruang lalu lintas laut dikelompokkan atas:

 Ruang lintas laut dimana pada lokasi tersebut instruksi secara positif diberikan dari pemandu (sea traffic controller) kepada nahkoda, contoh : alur masuk pelabuhan, daerah labuh/anchorage area, kolam pelabuhan, daerah bandar dan sebagainya;

 Ruang lalu lintas laut dimana pada lokasi tersebut hanya diberikan informasi tentang lalu lintas yang diperlukan meliputi antara lain informasi tentang cuaca, kedalaman, pasang surut, arus, gelombang dan lain-lain.

3. Prasarana Berhenti Udara

Bandar udara atau bandara merupakan sebuah fasilitas tempat pesawat terbang dapat lepas landas dan mendarat. Bandara yang paling sederhana minimal memiliki sebuah landas pacu namun bandara-bandara besar biasanya dilengkapi berbagai fasilitas lain, baik untuk operator layanan penerbangan maupun bagi penggunanya.

Menurut ICAO (International Civil Aviation Organization): Bandar udara adalah area tertentu di daratan atau perairan (termasuk bangunan, instalasi dan peralatan) yang diperuntukkan baik secara

keseluruhan atau sebagian untuk kedatangan, keberangkatan dan pergerakan pesawat.

Sedangkan definisi bandar udara menurut PT (persero) Angkasa Pura adalah “lapangan udara, termasuk segala bangunan dan peralatan yang merupakan kelengkapan minimal untuk menjamin tersedianya fasilitas bagi angkutan udara untuk masyarakat”.

(29)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Kendaraan 27 of 31 ekonomi dan pembangunan wilayah disekitar, karena itu penataan ruang dan kawasan menjadi sangat penting bagi daerah-daerah disekitar bandara.

2.4

Kendaraan

Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan

mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel. Jenis Kendaraan dalam Transportasi

 Pesawat

Angkutan jalan adalah kendaraan yang diperbolehkan untuk menggunakan jalan, menurut Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993 tentang Kendaraan dan Pengemudi, yaitu meliputi sepeda motor, mobil penumpang, mobil bus,dan mobil barang serta Kereta api dan kendaraan tidak bermotor.

Kendaraan tidak termotor adalah kendaraan yang tidak dilengkapi dengan motor penggerak, tetapi digerakkan dengan tenaga manusia seperti sepeda, becak, atau digerakkan dengan tenaga hewan seperti

delman yang dilengkapi dengan 4 roda, sado, cidomo (singkatan dari cikar dokar mobil) yang ditarik dengan tenaga kuda ataupun gerobak yang ditarik oleh kerbau, sapi, kambing ataupun manusia. Transportasi Laut meliputi kapal, feri, sampan dan Tranportasi udara : pesawat.

Alat transportasi diatas memiliki sebuah sejarah didalam perkembanganya, mulai dari alat transportasi dengan kendaraan tidak bermotor yang menggunakan tenaga hewan atau manusia, hingga kendaraan bermotor. Transportasi darat yang termasuk dalam kategori kendaraan tidak bermotor, sekarang semakin terdorong kepinggir oleh motorisasi angkutan, sehingga penggunaan kendaraan tidak bermotor mulai ditinggalkan digantikan dengan kendaraan bermotor. Salah satu contoh adalah fenomena

(30)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 28 of 31 tersebut sesuai Peraturan Daerah (Perda) No 52 Tahun 1998 tentang Daerah Bebas Becak dan Kendaraan Tidak Bermotor.

2.5

Manajemen dan Organisasi

Manajemen pengoprasian dan organisasi untuk masing-masing moda berbeda disebabkan sifat, karakteristik dan jenis alat angkut yang digunakan tidak sama. Transportasi merupakan salah satu bagian operasi yang sangat penting untuk menciptakan customer value dan customer satisfaction yang tinggi. Oleh karenanya perlu adanya manajemen transportasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian. Perencanaan meliputi kegiatan penentuan lokasi pabrik, gudang penyimpan bahan baku, dan gudang distribusi yang tepat untuk kecepatan pelayanan di bidang transportasi yang tinggi; kegiatan alokasi pengiriman yang dapat meminimalkan biaya transportasi; kegiatan loading; serta pemilihan sarana transportasi yang paling tepat.

2.5.1 Manajemen Transportasi

Keberhasilan suatu perusahaan untuk mengelola transportasi akan diukur secara kualitatif dan kuantitatif. Tolok ukur kualitatif dapat dilihat dari ketiadaan keterlambatan pengiriman, peningkatan jumlah konsumen, peningkatan kuantitas penjualan, ketiadaan kerusakan produk dalam perjalanan, ketiadaan komplain, serta makin meningkatnya kepuasan konsumen. Oleh karena itu pengelolaan transportasi bukan lagi sebagai bagian yang berdiri sendiri, namun sebagai sub sistem dari penciptaan rantai nilai perusahaan secara menyeluruh.

1. Darat

Transportasi darat memiliki potensi yang besar dalam mempersatukan seluruh sistem transportasi.

Untuk angkutan barang peranan pokok transportasi darat adalah sebagai pengumpan (feeder) terhadap sistem transportasi nasional..Arah pengembangan transportasi darat harus selaras dan terintegrasi dengan arah pengembangan moda transportasi lainnya.

(31)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 29 of 31 manajemen untuk pemakain bahan bakar, sistem untuk melacak keberadaan kendaraan serta manajemen keamanan termasuk manajemen kesehatan dan keselamatan. (3) Memantau dan mengukur biaya, pemanfaatan dan kinerja dari kendaraan yang bersangkutan. Efektivitas biaya armada tidak hanya untuk pengendalian biaya operasi kendaraan, tetapi juga untuk pemeliharaan dan perbaikan, persediaan suku cadang dan juga penggantian kendaraan pada masa optimal dalam pemakaiannya. (4) Memastikan jumlah dan komposisi armada seimbang dengan aktivititas yang diperlukan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan ketika kita mempersiapkan jenis kendaraan yang dibutuhkan. Yang perlu diketahui dan dipahami terlebih dahulu adalah berapa besar volume pekerjaan dan di lingkungan atau daerah mana kendaraan tersebut akan dipakai. Setelah itu kita akan memutuskan jenis kendaraan apa yang akan dipakai dan membuat manajemen armadanya untuk mengelola, mengukur, memantau dan mengendalikan kinerjanya.

Kondisi fisik jalan serta lingkungan daerah di mana armada akan digunakan sangat mempengaruhi komposisi jumlah dan jenis armada. Dalam hal-hal tertentu, terkadang pengaruh legislatif atau peraturan juga dapat mempengaruhi, misalnya ada jalan-jalan tertentu tidak bisa dilalui oleh truk besar sehingga terkadang beberapa perusahaan memilih untuk menyewa kendaraan yang lebih kecil untuk mengirimkan barang.

2. Laut

Pengembangan transportasi laut diarahkan menjadi alternatif transportasi jalan dengan titik berat angkutan barang dalam jumlah besar (massal) disamping itu juga diharapkan akan menjadi sinergi dengan transportasi jalan yang menjadi tulang punggung sistem transportasi dan akan membuka daerahterisolir.

Bidang Penyeberangan, untuk daerah yang sudah berkembang diarahkan sebagai jembatan penghubung maupun sebagai alternatif untuk mengurangi beban lalu lintas di ruas jalan, disamping untuk penghubung pulau-pulau terpencil yang mempunyai nilai strategis baik dari segi pertahanan dan keamanan.

(32)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 30 of 31 Pembangunan Transportasi Laut; (7) Meningkatnya Kualitas Administrasi Negara pada Sub Sektor Transportasi Laut.

3. Udara

Pengelolaan bandara merupakan salah satu unsur yang menarik dan perlu diperhatikan. Bandara sebagai penghubung antara dunia internasional dengan dalam negeri merupakan hal yang wajib dikelola secara professional. Bandara / bandar udara mencakup suatu kumpulan aneka kegiatan yang luas dengan berbagai kebutuhan yang berbeda dan sering bertentangan. Bandara merupakan terminal tentunya. Definisi terminal adalah suatu simpul dalam sistem jaringan perangkutan. Oleh karena itu bandara dapat kita samakan dengan terminal, yang mempunyai fungsi pokok sebagai tempat

 Sebagai pengendali dan mengatur lalu lintas angkutan udara dalam hal ini adalah pesawat.  Sebagai tempat pergantian moda bagi penumpang.

 Sebagai tempat naik atau turun penumpang dan bongkar muat barang/muatan

 Sebagai tempat operasi berbagai jasa seperti: perdagangan, fasilitas umum, fasilitas sosial, fasilitas transit, promosi, dan lain-lain.

 Sebagai elemen tata ruang wilayah, yakni titik tumbuh dalam perkembangan wilayah.

Dalam melakukan pengelolaan bandara yang baik tentunya harus didasarkan pada usaha yang efektif dan efisien. Efektif dan Efisien adalah dua konsepsi utama untuk mengukur kinerja pengelolaan / manajemen.

2.5.2 Organisasi Transportasi

Organisasi Menurut Stoner adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama. Menurut James D. Mooney, Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai tujuan bersama. Pengertian organisasi menurut Chester I. Bernard merupakan suatu sistem aktivitas kerjasamayang dilakukan oleh dua orang atau lebih.

(33)

Pengantar Transportasi – Pertemuan Ke-2 | Manajemen dan Organisasi 31 of 31 Sebagai perusahaan yang menghasilkan jasa transportasi dengan lokasi atau wilayah sesuai dengan luasnya area jaringan rute yang dilayani, maka struktur organisasinya haruslah didasarkan pada wilayah, yaitu dengan mempunyai perwakilan di lokasi lokasi tersebut. Struktur organisasi trasnportasi bisa berbentuk desentralisasi atau sentralisasi serta organisasi garis/lini atau organisasi lini/staf.

SOAL

LATIHAN

Gambar

Gambar 2.1: Sistem Transportasi
Gambar 2.2: Perkembangan Pergerakan
Tabel 2.2 Lebar Jalan Rel 1067 mm
Tabel 2.3 Lebar Jalan Rel 1067 mm

Referensi

Dokumen terkait

untuk mengkaji perkembangan prasarana pelabuhan dan transportasi laut serta orien- tasi jalur kegiatan ekspor impor di Pelabu- han Tunon Taka, Kabupaten Nunukan

KEGIATAN : Pengadaan dan Pemasangan Rambu-Rambu Lalu Lintas Laut PEKERJAAN : Pengadaan dan Pemasangan Rambu Laut di Perairan Air Bini SUMBER DANA : APBD Kab. URUT

Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang di peruntukkan bagi lalu lintas, yang berada

Pelayanan lalu lintas udara dan komunikasi penerbangan bagi setiap pesawat udara dari Negara maupun di ruang udara di atas laut territorial, perairan nusantara dan wilayah

jalan, sedang yang dimaksud dengan ruang lalu-lintas jalan adalah prasarana.. yang diperuntukkan bagi gerak pindah kendaraan, orang, atau barang

Bahu Jalan adalah bagian ruang manfaat jalan yang berdampingan dengan jalur lalu-lintas untuk menampung kendaraan yang berhenti, keperluan darurat, dan untuk

11 Jumlah sarana dan prasarana keselamatan transportasi darat a.     Jumlah Marka Jalan m 2 968.639 b.     Jumlah Rambu Lalu Lintas Unit 6.051 c.     Jumlah APILL

Distribusi kegiatan dalam ruang memerlukan interaksi spasial dalam sistem transportasi.. Distribusi prasarana dari