Badan Kerja Sama-Teknik Mesin Indonesia
Universitas Lambung Mangkurat
v
International Editorial Review Board
S. Basavarajappa, University BDT College of Engineering. India Nourredine Boubekry, University of North Texas, USA
Mohamed Bououdina, University of Bahrain College of Science, Bahrain Juan C. Campos Rubio, Federal University of Minas Gelais. Brazil
Kevin Chou. The University of Alabama. USA
Mohammaci A. Chowdhury, Dhaka University of Engineering and Technology. Bangladesh José Maria Cime, University of Coimbra, Portugal
António Completo, University of Aveiro, Portugal
Leonardo R. da Silva, Federal Center for Technological Education, Brazil Teresa M. G. P. Duarte, University of Porto, Portugal
Jorge Ferreira. University of Aveiro. Portugal
Leandro Freitas, Petrôleo Brasileiro SA — PETROBRAS. Brazil V. N. Gaitoride, B,V.B College of Engineering & Technology. India
Lidia Gurau. Transilvania University of Brasov, Romania Maki K. Habib, The American University in Cairo, Egypt
Zhengyi Jiang, University of Wollongong, Australia Sihai Jiao. Research Institute Baosteel. China
Ma-Eva Jiménez-Ballesta, Technical University of Cartagena, Spain Martin Jun. University of Victoria. Canada
S. R. Kamik, B.V.B College of Engineering & Technology. India N. Muthu Krishnan, Sri Venkateswara College of Engineering. India
Harmesh Kumar. Panjab University. India Aitzol Lamikiz. University of the Basque Country. Spain
Yajie Lei. George Washington University, USA Shuting Lei. Kansas State University,USA AlUno Loureiro. University of Coimbra. Portugal Alakesh Manna, Punjab Engineering College, India
Angelos P Markopoulos, National Technical University of Athens, Greece Louis Montebello, STMicroelectronics. Malta
Rui A. S. Moreira, University of Aveiro, Portugal Fusaomi Nagata, Tokyo University of Science, Japan
Arup Kumar Nandi. Central Mechanical Engineering Research Institute. India Alfonso H. W. Ngan, University of Hong Kong, China
Meng Ni. The Hong Kong Polytechnic University, China K. Palanikumar. Sri Sairam Institute of Technology, India Risto Poykio, Environmental Manager of Kemi City. Finland
Hal Oirig. Siemens Wind Power AIS. Denmark Fabrizio Quadrini, University of Rome ‘Tor Vergata. Italy
Ramon Quiza, University of Matanzas. Cuba
Manish Roy. Defence Metallurgical Research Laboratory. India Prasanta Sahoo. Jadavpur University. India
Loredana Santo, University of Rome Tor Vergata, Italy M. A. Shah. King Abdul Aziz University, Saudi Arabia
Badan Kerja Sama-Teknik Mesin Indonesia
Universitas Lambung Mangkurat
vi
Reviewers
Prof. Dr. Ing. Harwin Saptoadi (TM. UGM)
Prof. Dr. Yatna Yuwana Martawirya (TM. ITB)
Prof. Dr. Jamasri (TM. UGM)
Prof. Dr. Sulistijono (TM. ITS)
Prof. Dr. Komang Bagiasna (TM. ITB)
Prof. Dr. Ing. Mulyani Bur (TM. UNAND)
Prof. Dr. Ir. Harinaldi, M.Eng. (TM. UI)
Prof. Dr. Fathurrazie Shadiq (UNLAM)
Dr. Jamari (UNDIP)
Dr. Ir. Syahril Taufiq, MSc.Eng. (UNLAM)
Badan Kerja Sama-Teknik Mesin Indonesia
Universitas Lambung Mangkurat
vii
Steering Committee
Advisor
Yulian Firmana Arifin
Chairman
Syahril Taufik
Vice chairman
Akhmad Syarief
Apip Amrullah
M. Rizali
Secretary
M. Jaya Winata, Samsul Rahman, Aries Aditya Kurniawan,
Yuliana Isnani
Organizing committee
Lukman Alibi, Diaurrahman, M. Aulia Rahman,
Bagus Saputro, Raizal Rais, Syauqi Rahmat Firdaus, Rahmat Ilmi,
Irraz Epiondra Fathan, Falentino Ari K, M. Jurni, Fatah Hidayatullah, Moch. Saifudin,
Maidi, Fajar Perdana Putra, Trisna Aditya,
Fakhdillah Bustomi, Akh. Maulana Gumai, Edy Saputro, Jumalik,
Rizky Arya S., M. Fajar Ridwan, Rian
Wahyudi, A’yan
Sabita,
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxvii
COVER ... i
KATA PENGANTAR ... ii
SAMBUTAN REKTOR ... iii
SAMBUTAN DEKAN ... iv
REVIEWER ... v
PANITIA ... vii
JADWAL ACARA ... viii
DAFTAR ISI ... xxvii KEYNOTE SPEAKER ... xlix
BIDANG KONVERSI ENERGI
NO JUDUL KODE
1 Genset dengan bahan bakar co-gasifikasi downdraft kulit kopi dan batubara KE 01
2 Unjuk Kerja Pengering Surya Tipe Rak Pada Pengeringan Kerupuk Kulit Mentah KE 02
3 Analisis Unjuk Kerja Sistem Turbin Gas Mikro Bioenergi Proto X-3 Berbahan Bakar LPG KE 04
4 Optimasi periode data berdasarkan time constant pada pengujian unjuk kerja termal kolektor
surya pelat datar KE 06
5 Pengembangan Model Matematika Kinetika Reaksi Torefaksi Sampah KE 07
6 PENGGUNAAN GAS SEBAGAI BAHAN BAKAR PADA SEPEDA MOTOR BERMESIN INJEKSI KE 10
7 STUDI NUMERIK KARAKTERISTIK ALIRAN GAS-SOLID DAN PEMBAKARAN PADA TANGENTIALLY
FIRED PULVERIZED-COAL BURNER DENGAN VARIASI SUDUT TILTING KE 11
8 Pemanfaatan Panas Buang Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 12
9 Sistem Pendingin Adsorpsi dengan Single Bed Adsorber KE 13
10 Penerapan Evaporative Cooling Untuk Peningkatan Kinerja Mesin Pengkondisian Udara Tipe
Terpisah (AC Split) KE 14
11 Penggunaan Thermal Energy Storage sebagai Penyejuk Udara Ruangan dan Pemanas Air pada
Residential Air Conditioning Hibrida KE 15
12 Studi Eksperimental tentang Karakteristik Turbin Angin Sumbu Vertikal Jenis Darrieus-Savonius KE 17
13 PENGARUH KONSENTRASI GARAM TERHADAP KARAKTERISITIK ALIRAN DUA FASE GAS DAN AIR KE 22
14 Karakteristik Pembentukan Cincin Vorteks pada Jet Sintetik akibat Perubahan Frekwensi Eksitasi
pada Aktuator Ber-cavity Kerucut KE 23
15 KAJI TEORITIK KONSUMSI GAS LPG SEBAGAI SUMBER PANAS PADA PETERNAKAN AYAM BROILER
TIPE KANDANG TERTUTUP (CLOSED HOUSE) KE 24
16 STUDI AWAL GASIFIKASI SERBUK KAYU PADA OPEN TOP STRATIFIED DOWNDRAFT GASIFIER KE 25
17 Prototipe Sistem Pengering Cengkeh Dengan Energi Surya KE 26
18 Drag Reduction in Flow Separation Using Plasma Actuator in Cylinder Models KE 28
19 PENGARUH VARIASI NORMALITAS AKTIVATOR PADA AKTIVASI NaOH-FISIK ADSORBEN FLY ASH
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxviii
20 PENGARUH TEMPERATUR PEMANASAN AWAL TIPE STRAIGHT PADA MINYAK KELAPA TERHADAP
SUDUT SEMPROT NOSEL KE 30
21 Analisis Beban Thermal Rancangan Mesin Es Puter Dengan Kompresor ½ PK Untuk Skala Industri
Rumah Tangga KE 32
22 Rancang Bangun Kondenser pada Pengering Beku Vakum KE 34
23 ANALISIS PERFORMANSI KOLEKTOR SURYA PEMANAS AIR DENGAN PELAT KOLEKTOR BENTUK-V KE 35
24 Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja KE 37
25 Pengaruh Jarak Concentric dan Eccentric Reducer Pada Sisi Isap Pompa Sentrifugal Terhadap
Gejala Kavitasi KE 38
26 Karakterisasi Pembentukan Deposit pada Ruang Bakar Mesin Diesel Dengan Metode Tetesan Pada
Pelat Panas KE 40
27 Pengujian Performa Sistem Pendingin Absorpsi dengan Energi Panas Matahari di Universitas
Indonesia Depok KE 41
28 Karakteristik Aliran dan Perpindahan Panas Campuran Air dan Minyak Nabati untuk aplikasi
sebagai refigeran sekunder KE 42
29 PENGGUNAAN SOLAR COLLECTOR SEBAGAI PEMANAS AWAL DAN PIPA KONDENSAT SEBAGAI HEAT
RECORVERY PADA BASIN SOLAR STILL UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI KE 43
30 Analisis Performa Modul Solar Cell Dengan Penambahan Reflector Cermin Datar KE 44
31 Karakteristik Api Premiks Biogas pada Counterflow Burner KE 45
32 Theoretical Study of Forced Convective Heat Transfer in a Hexagonally Configured
Seven-Vertical-Rod Bundle in Zirconia-Water Nanofluid KE 47
33 KAJI EKSPERIMENTAL ALAT PENGOLAHAN AIR LAUT MENGGUNAKAN ENERGI SURYA UNTUK
MEmproduksi GARAM Dan AIR TAWAR KE 48
34
ANALISIS KARATERISTIK PEMBAKARAN BRIKET ARANG LIMBAH INDUSTRI KELAPA SAWIT dengan VARIASI BAHAN PEREKAT (BINDER) KANJI dan TAR MENGGUNAKAN METODE THERMOGRAVIMETRI ANALYSIS (TGA)
KE 50
35 PENINGKATAN HASIL EKSTRAKSI MINYAK NILAM DENGAN METODE HYDRO-STEAM MICROWAVE
DISTILLATION KE 51
36 PENGARUH VARIASI KEMIRINGAN SUDUT TURBULATOR TERHADAP LAJU PERPINDAHAN PANAS
PADA ALAT PENUKAR KALOR ALIRAN BERLAWANAN (COUNTER FLOW HEAT EXCHANGER) KE 52
37 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink Terhadap Densitas Energi dan Tegangan Listrik Thermoelektrik KE 53
38 EFEKTIFITAS PERPINDAHAN PANAS PADA DOUBLE PIPE HEAT EXCHANGER DENGAN GROOVE KE 54
39 Penentuan Sub-sub Pola Aliran StratifiedAir-Udara pada Pipa Horisontal MenggunakanPengukuran
Tekanan KE 56
40 Distribusi Temperatur Pada Microwave menggunakan Metode CFD KE 57
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxix
42 PENGONTROLAN KUALITAS ANODE SOLID OXIDE FUEL CELL (SOFC) MELALUI PENGONTROLAN
POROSITAS KE 59
43 Pengaruh Kandungan Air pada Proses Pembriketan Binderless Batubara Peringkat Rendah
Indonesia KE 61
44 Perancangan Perangkat Eksperimen Kondensasi Kontak Langsung dengan Keberadaan Non
Condensable Gas KE 62
45 Model Laju Kinetik Dekomposisi Biomasa Untuk Pembentukan Tar Pada Proses Pirolisis KE 65
46 Analisis CFD Penempatan Air Conditioning Unit pada KRD Ekonomi Bandung Raya KE 66
47 Pengaruh temperatur permukaan sel surya terhadap daya pada kondisi pemodelan dan nyata KE 67
48 Pengaruh Pemilihan Jenis Material Terhadap Nilai Koefisien Perpindahan Panas pada Perancangan
Heat Exchanger Shell-Tube dengan Solidworks KE 73
49 PENGARUH LAJU ALIRAN AGENT GAS PADA PROSES GASIFIKASI KOTORAN KUDA TERHADAP
KARAKTERISTIK SYNGAS YANG DIHASILKAN KE 74
50 Pembakaran Rice Husk dan Coconut Shell Dalam Fluidized Bed Combustor KE 75
51 Studi Eksperimental Penyimpanan Energi Termal pada Tangki Pemanas Air Tenaga Surya yang
Berisi PCM KE 76
BIDANG MANUFAKTUR
NO JUDUL KODE
1 Optimalisasi Parameter Proses Cetak Injeksi Plastik dengan Metode Simulasi untuk Menurunkan
Cacat Defleksi MAN 01
2 Simulasi dan Studi Eksperimental Proses Injeksi Plastik Berpendingin Konvensional MAN 02
3 Optimasi Karakteristik Statik Spindel Mesin Perkakas Buatan Dalam Negeri MAN 04
4 Pengaruh ketebalan terhadap akurasi persamaan Rosenthal untuk model analitik proses
pengelasan MAN 09
5 Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran
Permukaan Proses Gerinda Silinderis Dengan Center Pada Baja AISI 4140 MAN 10
6
Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Benda Kerja dan Kedalaman Pemakanan Terhadap Kekasaran Permukaan Proses Gerinda Silinderis Baja Aisi 4140 Menggunakan Media Pendingin (Coolant Campuran Minyak Sawit dan Calcium Hypochlorite)
MAN 11
7 PENINGKATAN KEAKURASIAN GERAKAN PADA PROTOYPE MESIN CNC MILLING Mini 3-AXIS MAN 12
8 Nilai kekasaran permukaan paduan magnesium AZ31 yang dibubut menggunakan pahat potong
berputar MAN 13
9 Pengaruh Variasi Kecepatan Gerak Benda Kerja terhadap Umur pada Proses Pembuatan Cetakan
Paving AISI 1045 Home Industry Menggunakan Metode Flame Hardening MAN 14
10 Kekasaran permukaan baja karbon sedang akibat proses sand-blasting dengan variasi tekanan dan
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxx
11 Pemrograman CNC 5-Axis untuk Pembuatan Runner Turbin Propeler berbasis Feature MAN 16
12 Desain, Manufaktur, dan Inspeksi Produk Berbasis Fitur MAN 17
13 Simulasi Proses Active Hydro-Mechanical Drawing dengan Menggunakan Metode Elemen Hingga
pada Material Aluminium AlMg MAN 20
14 APLIKASI METODOLOGI DESAIN HATAMURA UNTUK PROSES DESAIN JIG DAN FIXTURE MAN 21
15 PEMBUATAN MODUL PENGUJIAN KETELITIAN GEOMETRIK MESIN CNC MILLING VERTIKAL DENGAN
METODE DOUBLE BALL BAR MAN 23
16 Sustainable Product Development for Motorcycle Sidestand using Pugh’s Concept Selection
Method MAN 24
17 Pemodelan Penyalaan Pada Proses Bubut Kering Magnesium AZ31 Menggunakan Jaringan Syaraf
Tiruan MAN 25
18 Pengaruh Plunge Depth dan Preheat Terhadap Sifat Mekanik Sambungan Friction Stir Welding
Polyamide MAN 26
BIDANG MEKANIKA TERAPAN
NO JUDUL KODE
1 Analisis Penurunan Efisiensi Motor Listrik Akibat Cacat Pada Bantalan MT 01
2 Unjuk Kerja Alat Pembuat Ice Slurry dengan Air Laut MT 02
3 Pengaruh Variasi Diameter Orifice Terhadap Karakteristik Dinamis Hydraulic Motor Regenerative
Shock Absorber (HMRSA) dengan Satu Silinder Hidraulik MT 03
4 Pengaruh jumlah lilitan pipa sebagai pemanasan awal pada kompor pembakar jenazah MT 04
5 SIMULASI TURBIN AIR KAPLAN PADA PLTMH DI SUNGAI SAMPANAHAN DESA MAGALAU HULU
KABUPATEN KOTABARU MT 05
6 Studi Karakteristik Penjalaran Gelombang Tegangan (Stress Wave) Berupa Emisi Akustik (Acoustic
Emission, AE) Pada Struktur Alat Penukar Kalor (Heat Exchanger) MT 06
7 Pengaruh Pelumas Refrijeran pada Kinerja Alat Penukar Kalor Microchannel Sistem Tata Udara MT 07
8 Nonlinear Behaviour of Toroidal Shells of In-Plane and Out-of-Plane Oval Cross Sections under
Internal Pressure MT 08
9 PERANCANGAN JARINGAN PIPA TRANSMISI MATA AIR UMBULAN MT 09
10 Analisis Tegangan Pada Beberapa Jenis Steam Jet Ejector MT 10
11 Optimasi Pembuatan Biodiesel dengan Multi-Feedstock (CPO dan Jatropha) Berbantuan Ultrasonik
pada 28 kHz MT 11
12 DINAMOMETER GENERATOR AC 10 KW PENGUKUR UNJUK KERJA MESIN SEPEDA MOTOR 100 CC MT 13
13 Wind and Earthquake Loads On The Analysis of a Vertical Pressure Vessel For Oil Separator MT 14
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxi
15 Desain Awal Rig untuk Pengujian Frame Bogie Kereta Monorel Jenis Straddle Produk Industri Lokal MT 17
16 PERANCANGAN RODA PENGGERAK ROBOT PENDOBRAK PINTU MT 19
17 Pengaruh Jumlah dan Sudut Sudu Pengarah Omni-Directional Terhadap Daya yang Dihasilkan
Turbin Angin Savonius MT 20
18 UJI KINERJA MODIFIKASI KOMPOR ( TUNGKU ) TANAH LIAT BERBAHAN BAKAR BRIKET LIMBAH
KULIT JAMBU METE MT 21
19 Penghitungan Numerik Kekuatan Buckling Struktur Kolom Taper MT 22
20 Analisis Suara pada Rotordinamik akibat Unbalance, Misalignment, dan Looseness MT 23
21 Analisis Gaya Pada Hanger Shaft “Suspensi Anting-Anting” Untuk Bogie Kereta Monorel Jenis
Straddle MT 24
22 Rancang Bangun Smart Greenhouse Untuk Pembudidayaan Tanaman Dengan Menerapkan Solar
Cell Sebagai Tenaga Listrik MT 26
23 Rancang Bangun Prototipe Quadrotor Tanpa Awak MT 27
24 DETEKSI MULAI TERBENTUKNYA ALIRAN CINCIN PADA PIPA HORISONTAL MENGGUNAKAN SENSOR
ELEKTRODE MT 28
25 Perancangan Pengering Bambu Resonator Gamelan dengan Memanfaatkan Limbah Termal
Peleburan Bahan Gamelan MT 29
26 Smart Chassis System Berbasis Proporsi Kontrol Traksi dan Pengereman MT 31
27 Rancang Bangun Alat Pres Parutan Kelapa Tipe Ulir Daya Penggerak Motor Listrik MT 32
28 Pembuatan dan Pengujian Prime Mover Termoakustik Tipe Gelombang Tegak MT 33
29 STUDI AWAL UNJUK KERJA PENDINGIN UDARA (AIR COOLER) BERBASIS TERMOELEKTRIK PADA
AIR DUCT SEPEDA MOTOR TIPE SKUTIK MT 34
30 Desain Mekanisme Alternatif Penerus Daya dari Poros Turbin Propeler ke Poros Generator dengan
Menggunakan TRIZ MT 35
31 RANCANG BANGUN MESIN PENCACAH RUMPUT GAJAH MT 37
32 Alat Bantu Analisis Kerusakan Anti-friction Bearing Pada Unit Alat Berat MT 40
33 Kaji Eksperimental prilaku degradasi kokas dari batubara muda MT 43
34 PEMODELAN DAN SIMULASI DINAMIKA HANDLING MOBIL LISTRIK UNS GENERASI II MT 45
35 Analisa Pemodelan dan Simulasi Gerak Aktuator Punch pada Mesin Pres untuk proses Deep
Drawing MT 48
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxii
37 Analisa Efek Whirling pada Poros karena Pengaruh Letak Beban dan Massa terhadap Putaran Kritis MT 50
38 Simulasi Performa Konsumsi Energi pada Kendaraan Umum MT 51
39 Analisa Pengaruh Jarak Choke Bean Terhadap Laju Erosi Aliran Dua Fasa Steam-Solid di Dalam
Elbow pada Pipa Vertikal Injektor Uap Menggunakan CFD MT 52
40 Kaji Eksperimental Penerapan Peredam Dinamik TLCD dan TMD pada Model
Struktur Geser Dua Derajat Kebebasan MT 55
41 Variasi bahan dan warna atap bangunan untuk Menurunkan Temperatur Ruangan akibat
Pemanasan Global MT 57
42 Perancangan Evaporator Vakum Penurun Kadar Air Dalam Madu Kapasitas 50 Liter MT 58
43 Analisis getaran untuk memprediksi batas kecepatan flutter dengan model seksional menggunakan
metode ARMA MT 59
44 Perancangan Sistem Kendali NCTF Berbasis Arduino Mega untuk Sistem Putar Eksentris Satu Massa
Horisontal MT 60
45 Analisis Metode Elemen Hingga pada Sendi Panggul Buatan Saat Digunakan untuk Menjalankan
Ibadah Salat MT 62
46 Pengembangan cengkam elektrostatik fleksibel dengan elektroda berstruktur pilar-pilar skala mikro MT 63
47 Analisis Distribusi Temperatur pada Mesin Produksi “Bata Umpak” MT 64
48 Rancang Bangun Peralatan Fisioterapi Dua Derajat Kebebasan Berbiaya Rendah MT 65
49 PENERAPAN ANALISIS MODE DAN EFEK KEGAGALAN BERBASIS KEHANDALAN PADA PEMBUATAN
KENDARAAN HEMAT ENERGI TIM CIKAL ITB MT 66
50 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS
EDDY MT 67
51 Pengaruh Alur Berbentuk Segi Empat Pada Permukaan Silinder Dengan Variasi Diameter Silinder MT 68
52 Analisis Tegangan pada Transfemoral Prosthetic Tipe Four-Bar Linkage dalam Gerakan Gait Cycle MT 70
53 Kinematic Design of Tree Degrees of Freedom Planar Parallel Mechanism with Consideration of
Workingspace, Singularity and Dexterity MT 71
54 ANALISIS TEGANGAN PLATFORM MOBIL LISTRIK CROSS OVER MT 73
55 Pengujian Fungsi Purwarupa Pintu Geser Kompak Busway dengan Mekanisme Puli dan Sabuk MT 74
56 Kaji Awal Pengembangan Metode Visi Komputer Berbasis Deteksi Tepi untuk Pengukuran Sebidang
Defleksi Struktur MT 75
57 INVESTIGASI REM ANTI-LOCK BRAKE SYSTEM (ABS) DENGAN PENAMBAHAN KOMPONEN
PENGGETAR SOLENOID MT 76
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxiii
59 Studi Parameter Sistem Peredam Getaran Dinamik Tipe Dual-Beam MT 80
60 Pembuatan Model Solid Tangan Palsu (Prosthetic Hand) Manusia Metode 3D Scanner dengan
menggunakan Perangkat Lunak Autodesk 3D Max Design dan NetFabb MT 81
61 Analisis Komputasi Pengaruh Geometri Muka dan Kontrol Aktif Suction Terhadap Koefisien
Tekanan Pada Model Kendaraan MT 83
62 PENINGKATAN KEANDALAN PADA DRIVE STATION ALAT ANGKUT REL KONVEYOR DENGAN
METODE FAILURE MODE, EFFECT and CRITICALITY ANALIYSIS (FMECA) MT 84
63 Mesin Pemisah dan Pencacah Sampah Organik dan Plastik Untuk Bahan Kompos MT 89
BIDANG TEKNIK INDUSTRI
NO JUDUL KODE
1 Pembuatan Aplikasi Basis Data Untuk Desain Snap-Fit Optimum TI 04
2 PENGEMBANGAN MODEL PERHITUNGAN INDEKS KOMPLEKSITAS PROSES PERAKITAN MANUAL TI 05
3 Studi Kelayakan Pembangkitan Daya Kogenerasi Mesin Gas Bandara Udara TI 06
4 “Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Pada Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana
Menggunakan Metode Performance Prism” TI 07
5 ANALISIS BEBAN KERJA TENAGA BANGUNAN DALAM PEMBANGUNAN RUMAH TIPE “X” DI
PERUMAHAN ALAM SUTERA TANGERANG TI 08
6 Optimasi Desain Tata Letak Fixture dengan Menggunakan Algoritma Genetika TI 12
7 Analisis Parameter Spatio-Temporal pada Basis Data Gerak Berjalan Orang Indonesia TI 13
8 Penerapan Metode Design for Manufacture and Assembly pada Handle Transformer Hand Bike TI 14
9 Analisis Dfma pada Produk Plastik Kasus Projector TI 15
10 RANCANGAN KLASTER INDUSTRI MARITIM TERINTEGRASI SEBAGAI BAGIAN DARI KONSEP
INDONESIA SEBAGAI POROS MARITIM DUNIA TI 16
11 Analisa Rantai Pasok Material Pada Kawasan Industri Maritim Terhadap Produktivitas Industri
Perkapalan TI 17
12 Rancangan Sistem Assessment Keselamatan Kebakaran Kapal Penyeberangan Roll On Roll Off TI 18
13 PENGEMBANGAN MODEL PROSES PRODUKSI BATA RINGAN (Autoclaved Aerated Concreated /
AAC) DALAM MENDUKUNG KUALITAS PRODUKSI TI 19
14 Pemodelan Sistem Kendali Irigasi Drip Untuk Budidaya Tanaman Kedelai Berbasis Analisis
Evapotranspirasi Penman Monteith TI 20
15 Analisa Teknis-Ekonomis Pemanfaatan Genset dan Panel Surya sebagai Sumber Energi Listrik
Mandiri untuk Rumah Tinggal TI 21
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxiv
NO JUDUL KODE
1 Integrasi Soft Skill dalam Matakuliah “Tugas Akhir” PTM 01
2 Pengaruh Penerapan Blended Learning Pada Praktikum Mekatrionika Terhadap Pencapaian Hasil
Pembelajaran Praktikan PTM 0
3 IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN APLIKASI BERBICARA PADA PERENCANAAN KOMPONEN
MESIN DAN PENGARUHNYA PADA PERKULIAHAN PTM 03
4 Perancangan dan Evaluasi Kinematika Pada Mainan Mekanikal Edukatif PTM 04
5 Masalah dalam Pembelajaran Gambar Teknik dan Gambar Mesin serta Usulan Solusinya PTM 05
6 PERGURUAN TINGGI TEKNIK KUNCI MENGATASI KEKURANGAN INSINYUR MENGHADAPI MEA
2015 PTM 06
7 Rancang Bangun Peralatan Praktikum “Pengujian Defleksi pada Beam dan Shaft” untuk Mata
Kuliah Mekanika Kekuatan Material PTM 07
BIDANG MATERIAL
NO JUDUL KODE
1 Pengujian Kinerja PCM Beeswax Sebagai Thermal Storage pada Aplikasi Pemanas Air Domestik Material 02
2 Studi Experimental Pengaruh Variasi Temperatur Pencampuran Terhadap Sifat Mekanik
Campuran Polypropylen, Polyetylen Dan Fiber Glass Menggunakan Mesin Mixer Buatan Sendiri Material 03
3 Model Matematik : Pengaruh Suhu Dan Waktu Tahan Pada Proses Annealing Terhadap Kekerasan
Baja karbon Material 04
4 MODIFIKASI GATING SYSTEM UNTUK MENGATASI CACAT SHRINKAGE PADA BAGIAN GROOVE
PADA PRODUK PUMP CASING F-60 DENGAN MATERIAL AISI 304 Material 06
5 ANALISA SIFAT MEKANIK KOMPOSIT VINYL ESTER BERPENGUAT SERAT E-GLASS TIPE MULTIAXIAL
DENGAN METODE VARTM UNTUK APLIKASI PADA LAMBUNG KAPAL CEPAT Material 08
6 Characterization of Bioceramic Powder from Clamshell (Anadara Antiquata) Prepared By
Mechanical and Heat Treatments for Medical Application Material 09
7 KOROSI INFRASTRUKTUR BETON BERTULANG DI KABUPATEN ACEH BARAT PASCA TSUNAMI 2004 Material 10
8 Aplikasi Low Pressured Sitering Untuk Pengolahan Limbah Kemasan Aluminium Foil Menjadi
Papan Material 11
9 Pengaruh Variasi Laju Solidifikasi terhadap Struktur Mikro, Sifat Mekanis dan Akustik Perunggu Material 13
10 Penggunaan ISE Dalam Penentuan Koefisien Pengerasan Regang Baja Untuk Prediksi Properties
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxv
11 The Effect of Various Post Curing Time and Polymer Composition on Tensile Strength and
Microhardness between Epoxy Resin and Hardener Material 15
12 Perbandingan Perlakuan Acrylic Acid dan Acrylic Acid Terhadap Keausan Komposit Polypropelene
Berpenguat Serat Sisal Material 16
13 Studi Eksperimen Sifat Mekanis Hibrid Komposit Epoxy dengan Penguat Serat Karbon dan Serat
Basalt pada Beban Tarik Material 17
14 PENGARUH PENAMBAHAN MODIFIER Sr TERHADAP MORFOLOGI FASA INTERMETALIK PADUAN
ALUMINIUM SILIKON EUTEKTIK ( Al-11%Si ) Material 18
15 ANALISIS KEKUATAN STRUKTUR PENYANGGA KONVEYOR YANG DIPENGARUHI OLEH KOROSI
DENGAN BANTUAN SOFTWARE SOLIDWORKS Material 19
16 Usaha Peningkatan Ketangguhan Baja Tulangan Beton Komersial dengan Proses Pemanasan
Kontinu pada Temperatur Eutectoid Material 20
17 Studi Eksperimen Pembuatan Komposit Metal Matrik Aluminium Penguat SiC Wisker dan A2O3
Partikel sebagai Material Alaternatif Material 21
18 Kekuatan Bending dan Impak Komposit Clay/Fly ash Untuk Aplikasi Fire Brick Material 23
19 Pengujian Kandungan Unsur Logam Serat Ijuk dengan X-Ray Fluorescence Testing Material 27
20 Pemetaan Potensi Limbah Aluminium untuk Bahan Baku Jendela Kapal Material 29
21 Tingkat Kekasaran Permukaan Stainless Steel 316L Akibat Tekanan Steelballpeening Material 30 22 Studi Performan Balistik pada Komposit Besi Cor Kelabu Berpenguat Kawat Baja Material 31
23 Analisis Kegagalan Clamp U pada Sepeda Motor 200 cc Material 32
24 Penyerapan Air pada Epoxy dan Polyester Tak Jenuh dan Pengaruhnya pada Kekuatan Tarik Material 34
25 PENGARUH JENIS SERAT TERHADAP KUALITAS HASIL PEMESINAN BAHAN KOMPOSIT Material 35
26 KARAKTERISTIK LAJU KEAUSAN KOMPOSIT AlSiTiB/SiC DAN AlSiMgTiB/SiC Material 36
27 Modifikasi Kekerasan Baja Tahan Karat AISI 316L Dengan Menggunakan Proses Steel Ball Peening Material 37
28 Karakteristik Kekuatan Bending dan Impact akibat Variasi Unidirectional Pre-Loading pada serat
penguat komposit Polyester Material 38
29 Analisa Kekuatan Maksimal bata plastik hasil pengepresan jeis Polyethelene Terephthalate Material 39
30 Sifat Tarik dan Lentur Komposit rHDPE/Serat Cantula dengan Variasi Panjang Serat Material 40
31 Analisis struktur mikro dan kekerasan paduan Al scrapmenggunakan metode pengecoran
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
xxxvi
32 UPAYA PENINGKATAN KUALITAS SIFAT MAKANIK KOMPOSIT SERAT PURUN TIKUS (ELEOCHARIS
DULCIS) BERMATRIK POLYESTER DENGAN PERLAKUAN NaOH Material 45
33 Pengaruh Panjang Serat Terhadap Sifat Bending Komposit Poliester Berpenguat Serat Daun
Gewang Material 46
34 Analisis Struktur Mikro dan Fraktografi Hasil Pengelasan GMAW Metode Temper Bead Welding
dengan Variasi Masukan Panas pada Baja Karbon Sedang Material 47
35 KAJIAN Penggunaan metoda taguchi pada proses pembentukan komposit tehadap Sifat mekanik
bahan Material 48
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Studi Kelayakan Pembangkitan Daya Kogenerasi
Mesin Gas Bandara Udara
I Made Astina
1,adan Arief Hariyanto
1,b1Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung
Jalan Ganesha 10 Bandung, 40132, Indonesia
aastina@ftmd.itb.ac.id, barief@lmbsp.ms.itb.ac.id
Abstrak
Untuk melihat prospek implementasi kogenerasi mesin gas pada sebuah bandara udara di Indonesia, bandara udara Kualanamu dengan kondisi akhir 2014 dijadikan obyek kasus. Pada kondisi tersebut bandara udara konsumsi 2500 kWe (maksimum, tidak termasuk daya listrik sistem HVAC), dan beban maksimum 5000 TR untuk ruang yang dikondisikan seluas 122.000 m2. Studi meliputi kehandalan sistem, efisiensi pemanfaatan bahan bakar dan life cycle cost (LCC). Sistem kogenerasi dengan penggerak mula mesin gas dapat mencapai efisiensi 84,5%. Pembangkit daya sistem n+1 dipilih untuk operasinya. Dalam sistem ini tidak dibutuhkan baskup genset sehingga biaya investasi dan biaya operasi pemeliharaannya. Bila satu sistem mesin gas generator mengalami kerusakan, pemadaman listrik tidak terjadi sesaatpun selama ada pasokan gas. Disamping parameter operasi, pemeliharaan dan investasi, harga listrik dan bahan bakar gas alam sangat mempengaruhi hasil kajian ini. Dengan harga listrik Rp1400,00/kWh dan gas alam Rp91.000,00/MMBtu, hasil kajian menunjukkan LCC tahunan sistem kogenerasi mesin gas sebesar Rp63,32 Milyar dan jauh lebih kecil dibanding sistem yang mencatu daya listrik ke perusahaan listrik sentral dengan LCC sebesar Rp81,13 Milyar. Dari profil komponen LCC, LCC kogenerasi mesin gas sangat dipengaruhi oleh harga gas alam, sedangkan LCC sistem konvensional sangat dipengaruhi oleh harga listrik. Oleh karena itu, harga listrik dan gas alam yang mendukung kebijaksanaan konservasi energi dengan penerapan insentif dan disentif yang tepat sangat diperlukan untuk pertumbuhan sistem kogenerasi yang hemat energi bahan bakar.
Kata kunci
: kogenerasi, mesin gas,
life cycle cost
, energi, bandara udara.
Pendahuluan
Sistem pembangkit daya yang ramah lingkungan dan efisiensi tinggi dapat mengurangi beban kelistrikan nasional serta menjaga kesinambungan pemanfaatan sumber energi fosil. Sistem tersebut harus mendapatkan perhatian utama dalam upaya konservasi dan pemanfaatan energi. Kogenerasi telah menjadi ketertarikan fihak industri dan juga peneliti sebagai upaya untuk memberikan solusi pemanfaatan energi secara maksimal. Celador dkk [1] melaporkan tentang upaya kogenerasi skala kecil (100 - 1000 kW) implementasi kogenerasi mesin gas untuk resinden di Spanyol. Dari hasil mereka,
kelayakan implementasi itu perlu aturan yang konduksif dari pemerintah Spanyol terhadap harga gas dan listrik. Banyak kogenerasi berbasiskan turbin gas telah bermunculan di dunia. Stamber [2] melaporkan aplikasi kogenerasi turbin gas di mall with kapasitas daya 4600 kWe dan pendinginan 2600 TR serta efisiensi pemanfaatan bahan bakar mencapai 78%. Sementara itu Schneider [3] lebih mengangkat keberhasilan perusahaannya dalam teknologi kogenerasi berbasiskan mesin gas dengan efisiensi pemanfaatan bahan bakar sampai dengan 90%.
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
sebagai sumber energinya. Mesin gas yang beroperasi bergantung sepenuhnya pada energi gas alam ini menggunakan prinsip kerja siklus Otto. Selain penggunaan gas alam lebih murah dari bahan bakar solar, keuntungan yang lain adalah emisi dan tingkat kebisingan yang rendah serta mudah penanganan pada gedung komersial. Paper ini merupakan kelanjutan paper [4] yang telah membahas untuk implementasi kogenerasi turbin gas untuk obyek kasus yang sama.
Dengan luas gedung obyek kasus yang berpengondisian udara sekitar 122.000 m2, kebutuhan energi listriknya mencapai kisaran 2500 kWe (tidak termasuk HVAC) serta beban pendinginan maksimum 5000 TR. Dengan ukuran yang besar ini, penerapan pembangkitan daya kogenerasi diharapkan lebih efektif dari aspek teknis dan ekonomis. Sistem kogenerasi yang dikaji terdiri dari sejumlah komponen individu yaitu mesin penggerak mula mesin gas (gas engine), generator listrik, pemanfaatan kembali panas, dan sambungan listrik, yang tergabung menjadi suatu integrasi. Mesin gas yang bekerja berbasiskan siklus Otto juga menjadi alternatif untuk sistem kogenerasi. Teknologi kogenerasi yang sudah mapan dan efisiensi termal yang lebih besar akan sangat menguntungkan bila kebutuhan energi listrik lebih besar daripada sumber panas untuk proses yang lain. Pertimbangan yang menyeluruh sangat perlu dilakukan untuk mendapatkan sistem kogenerasi yang tepat untuk bandara udara.
Kogenerasi Mesin Gas Mandiri
Sistem pembangkit daya mandiri sangat menarik untuk dikaji bila kebutuhan listrik, panas dan dingin terjadi pada sistem layanannya. Sistem ini juga butuh dukungan sumber energi primernya sehingga dapat beroperasi. Sesuai dengan fokus pada topik ini untuk bandara udara, masalah lahan untuk sistem pembangkit tidak akan menjadi masalah. Masalah yang lain adalah ketersediaan bahan bakar untuk sistem pembangkit. Untuk kepraktisan dan lingkungan yang bersih ketersediaan bahan bakar gas sudah menjadi suatu keharusan
untuk pembangunan sistem pembangkit mandiri untuk bandara udara.
Green airport harus diwujudkan dari berbagai aspek baik itu arsitek, konstruksi bangunan maupun utilisasi energi di gedung, terminal, dan perkantorannya. Untuk utilisasi energinya secara umum, sistem kogenerasi sangat penting dikaji dari berbagai aspek baik kehandalan dan efisiensi pemanfaatan bahan bakar serta tingkat emisi lingkungan yang mungkin ditimbulkan. Gambar 1 memberikan ilustrasi pemanfaatan bahan bakar untuk menghasilkan daya listrik dan menghasilkan air dingin yang dialirkan ke AHU (Air Handling Unit) dan FCU (Fan Coil Unit). Sumber energi panas sistem terdiri atas energi gas buang dan panas dari jaket air pendingin mesin. Radiator akan di-bypass ketika chiller absorpsi beroperasi. Kapasitas chiller yang dihasilkan bergantung pada teknologi chiller dan kinerja dan kapasitas mesin gas yang digunakan serta rasio beban operasi generator. Chiller efek ganda dapat menghasilkan kapasitas pendinginan lebih besar karena kinerjanya lebih tinggi. Efisiensi penggerak mula yang lebih rendah akan memberikan energi termal buang yang lebih besar sehingga sumber panas chiller lebih besar dan kapasitas pendinginan juga meningkat. Sebaliknya bila efisiensi penggerak mula yang lebih besar layanan pendinginan untuk chiller yang dapat diberikan menjadi semakin kecil.
Gambar 1. Sistem kogenerasi mesin gas
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
skedul penggunaanya dari pagi sampai malam yang juga berbeda dengan gedung lainnya. Sistem kogenerasi mandiri untuk beban listrik yang lebih kecil dari kapasitas pendinginan chiller absorpsi, kebutuhan penggunaan chiller mekanikal akan mempertemukan keseimbangan beban tersebut.
Ada dua sumber panas yang mungkin dimanfaatkan dari mesin gas yaitu gas buang dari proses pembakaran dan panas dari air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan ruang bakar. Dengan orde efisiensi mesin gas 40%, panas yang dibuang sekitar 60% yang terurai atas beberapa bentuk kerugian seperti cerobong 23,1%, air pendingin radiator 36,7% serta rugi-rugi lewat dinding-dinding mesin yang langsung kontak dengan udara kurang dari 1%.
Demikian juga skedul beban listrik dari masing-masing utilisasi energi tersebut akan berbeda antara peruntukan sebuah gedung dengan yang lainnya. Gambar 2 memberikan sebuah ilustrasi tentang profil beban listrik dan HVAC di bandara udara. Skedul penggunaan beban ini diasumsikan sama dengan kajian yang telah dilaporkan pada paper [4].
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1112131415161718192021222324
Pr
Gambar 2. Skedul penggunaan peralatan [4]
Data Ekonomi dan Teknis
Dalam kajian ini pendekatan dan asumi yang sama dengan paper [4] juga digunakan. Biaya operasi tahunan diuraikan atas biaya operasi yang terdiri atas biaya bahan bakar, biaya listrik, dan biaya operasi atas upah tenaga kerja untuk pengoperasian sistem kogenerasi, serta biaya operasi atas biaya penyediaan air bersih penambah menara pendingin. Biaya peralatannya ditentukan dengan mengambil nilai kurs US $1 = Rp13.000,00 dan mengacu kondisi ekonomi akhir tahun 2014. Tabel 1 memberikan rincian
data-data ekonomi yang digunakan dalam kajian ini. Untuk melihat keunggulan antara kedua sistem, kajian teknis lainnya dan kajian ekonomi dan termal juga harus disertakan.
Tabel 1. Data utama kajian ekonomi
No Parameter Kuantitas
1 Harga Listrik Rp1400,00/kWh
2 Harga Air Rp15000,00 /m3
5 Genset per kWe Rp6500000,00
6
OpHar Mesin Gas + Generator (kecuali bahan bakar)
Rp100,00/kWh
7 Chiller
Sentrifugal Rp4550000,00/TR
8 Chiller Absorpsi
per TR Rp10400000,00
9
HVAC (kecuali Chiller + Menara Pendingin) bakar + chiller)
Rp25,00 /TR-jam
12
OpHar Chiller Absorpsi (kecuali bahan bakar dan listrik)
Mesin per m2 Rp4000000,00
15 Umur Ekonomi
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
Dalam kajian energi, sejumlah pendekatan yang sama dengan paper [4] juga digunakan, yaitu daya listrik di luar sistem HVAC, konsumsi daya spesifik peralatan menara pendingin, konsumsi air penambah, serta kebutuhan daya chiller absorpsi sebagaimana dirinci pada Tabel 2.
Tabel 2. Data teknis sistem kogenerasi
No Parameter Kuantitas
1 Daya Listrik non
HVAC 2500 kWe
2 Daya Listrik Total 6450 kWe
3 Beban Pendinginan
Maksimum 5000 TR
4 Daya Listrik Chiller
Absorpsi 0,03 kW/TR
5 Daya Listrik Chiller
Sentrifugal 0,65 kW/TR
6
Daya Listrik HVAC (AHU, FCU, sirkulasi air dingin)
0,2 kW/TR
7 Daya Listrik Menara Pendingin
0,085 kW/TR
8 Air Penambah Menara Pendingin
0,25 lpm/TR
Kajian Kelayakan
Ada 2 kajian yang dibahas pada paper ini yaitu kajian energi dan kajian ekonomi dengan metode Life Cycle Cost (LCC). Untuk melihat keunggulan dan juga kelemahan sistem kogenerasi, sistem konvensional penggunaan energi yang bergantung penuh pada pasokan listrik dari perusahaan listrik dijadikan sebagai pembandingnya. Kajian energi untuk mengevaluasi efisiensi pemanfaatan bahan bakar dari sistem kogenerasi yang berbasiskan mesin gas. Oleh karena itu, efisiensi pemanfaatan bahan bakar yang tinggi akan menjadi sasaran dalam pengembangan sistem kogenerasi. Sedangkan kajian ekonomi dilakukan untuk melihat prospek penerapannya dari aspek ekonomi. Kajian ini mengikuti metode yang sama dilakukan pada paper [4] dan dengan data-data yang banyak sama, tetapi sistem penggerak mulanya yang berbeda yakni mesin gas, sehingga potensi pemanfaatan panas buangnya pun menjadi berbeda.
Kajian energi dilakukan dalam studi ini dengan mengevaluasi pemanfaatan bahan bakar pada sistem kogenerasi yang jadi obyek studi ini. Dengan demikian, efisiensi pemanfaatan bahan bakar dapat didefinisikan dengan persamaan (1).
%
dimana Qbb adalah energi yang dihasilkan dari
bahan bakar, Qrugi adalah kerugian energi
pada sistem kogenerasi.
Kajian LCC memasukkan biaya operasi, investasi dan perawatan dengan penyertaan nilai waktu atas uang (bunga). Kajian ini sama dengan metode yang telah diaplikasikan untuk kogenerasi turbin gas pada paper [4]. Oleh karena itu kajian ini dapat dijadikan pembanding antara sistem konvensional dengan sistem kogenerasi, berbagai parameter ekonomi terkait akan disertakan dalam kajian ekonomi ini. Dalam hal tertentu karena biaya investasi sama antara dua alternatif, biaya ini dapat dieliminasi dalam perhitungan bila hanya ingin tahu perbandingan solusi ataupun sistem alternatif. Secara umum LCC tahunan dapat dihitung dengan persamaan (2).
thn
dimana Ithn: biaya investasi awal yang setiap
tahun harus dibayar dengan memasukkan suku bunga, Othn: biaya operasi yang harus
dibayar setiap tahunnya dan Mthn: biaya
perawatan setiap tahun termasuk penggantian suku cadang. Dalam kajian ini biaya operasi tahunan diuraikan atas biaya operasi atas biaya bahan bakar, biaya listrik, dan biaya operasi atas upah tenaga kerja untuk pengoperasian sistem kogenerasi, serta biaya operasi atas biaya untuk penyediaan air bersih untuk penambah menara pendingin.
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
memasukkan nilai waktu atas penggunaan uang.
nilai investasi awal.
Dengan sistem n+1 yang telah ditetapkan dalam studi ini, kapasitas yang dipilih akan menentukan jumlah serta rasio beban generator. Rencana pengembangan harus juga menjadi bagian pertimbangan dalam studi sehingga ketika kondisi akhir telah tercapai maka aktual LCC dapat menjadi lebih rendah.
Berdasarkan data-data beban dan teknis serta konfigurasi yang telah dipilih sebagaimana disajikan pada Tabel 3 dan 4, kajian ekonomi yang berbasiskan LCC tahunan dapat dilakukan. Data pada Tabel 3 merupakan data dan estimasi yang mengacu kondisi yang ada di lapangan.
Tabel 3. Data teknis sistem konvensional [4]
No Parameter Nilai
1 Kapasitas Total
Chiller Sentrifugal 6400 TR
2 Beban Pendinginan
Menara Pendingin 6800 TR
3 Kapasitas Total
Menara Pendingin 8000 TR
4 Total Daya Listrik
HVAC (Maksimum) 4828 kW
5 Total Daya Listrik non HVAC (Maksimum) 2472 kW
6 Total Daya Listrik 7300 kW
7 Luas Ruang Mesin 336 m2
8 Luas Lahan yang
dibutuhkan 1232 m
2
Spesifikasi mesin gas dan chiller yang digunakan dalam studi ini mengacu pada produk-produk yang mudah diperoleh di pasaran sesuai dengan konfigurasi operasi yang diinginkan dalam studi ini [5 - 8]. Mesin gas dengan daya 3300 kWe dipilih sebagaimana diberikan pada Tabel 4. Pada kondisi operasi maksimum, panas buang lewat gas buang dengan temperatur buang 425oC dan batas temperatur bawah dibatasi 120oC serta laju aliran gas buang 1325 kg/jam, maka potensi pemanfaatan panas untuk chiller adalah:
)
Sedangkan panas buang lewat air pendingin mesin dengan debit aliran 130,3 m3/jam dan temperatur dari 90oC turun menjadi 70oC. Pada tingkat keadaan ini massa jenis air adalah 971,77 kg/m3 serta panas jenis air adalah 4,197 kJ/kg⋅oC, sehingga panas yang dapat dimanfaatkan untuk chiller adalah:
)
Total panas yang dapat dimanfaatkan merupakan jumlah panas dari air dan gas buang dan besar menjadi 4424 kW. Dengan Chiller yang cocok untuk kondisi ini adalah chiller efek tunggal sehingga COP-nya adalah 0,85. Kapasitas maksimum chiller yang digerakkan dari panas buang untuk kondisi mesin gas beban maksimum adalah 1070 TR. Dengan pendekatan sebanding dengan rasio beban generator, untuk rasio beban 67% kapasitas chiller yang digerakkan oleh panas buang adalah 717 TR, sehingga kapasitas chiller yang dipilih menjadi 700 TR.
Tabel 4. Data teknis sistem kogenerasi
No Parameter Nilai
1 Mesin Gas + Generator
(Operasi) 3 unit
2 Mesin Gas + Generator
(Standby) 1 unit
3 Daya Generator 3300 kWe
4 Jumlah Chiller Absorpsi
(Operasi) 3 unit
5 Jumlah Chiller Absorpsi
(Standby) 0
6 Kapasitas Chiller
Absorpsi 700 TR/unit
7 Jumlah Chiller
Sentrifugal (Operasi) 4 unit
8 Jumlah Chiller
Sentrifugal (Standby) 1 unit
9 Kapasitas Chiller
Sentrifugal 900 TR/unit
10 Efisiensi (Mesin Gas +
Generator) 0,40
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
No Parameter Nilai
12 Rasio Beban Generator
Normal 0,67
13 Rasio Beban Generator
Darurat 1,00
14
Kapasitas Total Menara Pendingin Chiller Absorpsi
2380 TR
15
Kapasitas Total Menara Pendingin Chiller
Konfigurasi sistem kogenerasi mesin gas dan chiller sebagaimana diberikan pada Tabel 4, ada 3 unit pasangan mesin gas generator dan chiller yang beroperasi, tetapi karena harga chiller absorpsi jauh lebih mahal dari chiller sentrifugal, sehingga sebuah chiller sentrifugal yang disediakan untuk kondisi
standby. Sedangkan untuk pasangan mesin gas dan generator harus ada satu standby, dan konsep n+1 juga harus dipenuhi demi kehandalan sistem pembangkitan listrik yakni hanya 2 mesin gas generator beroperasi sudah bisa melayani beban yang maksimum yang ada, tetapi 3 mesin gas generator dioperasikan. Chiller sentrifugal tetap dibutuhkan karena dengan pemanfaatan panas buangan dari mesin gas, kapasitas chiller absorpsi yang digerakkannya tidak mencukupi.
Hasil dan Analisis
Sebagaimana telah dibahas pada paper [4] tentang hasil sistem energi konvensional, hasil yang sama juga ditampilkan pada paper ini. Untuk sistem kogenerasi, sistem yang digunakan pada sistem ini baik kapasitas chiller dan jenis penggerak mula yang berbeda sebagaimana ilustrasi skematik yang telah diberikan pada gambar 1.
Sistem utilisasi energi konvensional ini merupakan sistem energi di bandara udara yang kebutuhan energinya dipasok oleh sistem pembangkit daya sentral yang dibeli dari perusahaan listrik. Sistem ini yang kebanyakan digunakan di bandara udara
Indonesia. Pemanfaatan bahan bakar yang berbasiskan bahan bakar gas pada PLTGU mempunyai efisiensi maksimum di kisaran 48 - 50%. Sedangkan untuk sistem dengan PLTMG berkisar pada order 40%. Demikian juga untuk sistem dengan PLTG efisiensi termalnya akan kurang dari 35%. Hasil kajian yang sama dengan paper [4] diberikan pada Tabel 5 dengan LCC tahunan Rp81,13 Milyar.
Tabel 5. LCC tahunan sistem konvensional No Rincian Biaya LCC tahunan, Rp
1 Biaya Chiller
Sentrifugal 4.275.521.859
2 Biaya Investasi
Menara Pendingin 2.055.539.355
3
4 Biaya Investasi
Genset (backup) 6.993.532.183
5 Biaya Listrik HVAC setahun 36.019.776.800
6 Biaya Listrik non
HVAC 22.036.875.000
7 OpHar HVAC
(kecuali listrik) 2.398.050.000
8 Biaya Air setahun 5.707.359.000
9 Biaya Gedung
setahun 179.933.080
Total 81.134.829.673
Dengan menggunakan sistem pembang-kitan daya mandiri dengan basis mesin gas untuk bandara udara, LCC tahunan yang harus dibayar sebesar Rp63,52 Milyar menjadi lebih rendah dari sistem konvensional. Hasil lebih rinci diberikan pada Tabel 6.
Tabel 6. LCC tahunan kogenerasi mesin gas
No Rincian Biaya LCC tahunan, Rp
1 Investasi Chiller
Absorpsi 3.206.641.394
2 Investasi Chiller
Sentrifugal 2.404.981.045
3 Investasi Menara
Pendingin 611.773.477
4 Investasi Mesin Gas
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
No Rincian Biaya LCC tahunan, Rp (kecuali listrik dan bahan bakar)
1.471.325.720
8 Biaya Air Penambah 6.773.292.225
9 Investasi Ruang
Mesin 185.054.187
Total 63.519.474.961
Untuk menyingkapi kompetisi antara sistem konvensional dan sistem kogenerasi mesin gas, simulasi dengan variasi harga listrik dan harga gas sangat penting dilakukan. Gambar 3 memberikan informasi hasil LCC atas variasi harga listrik untuk sistem konvensional dan variasi harga bahan bakar gas untuk sistem kogenerasi mesin gas. Harga listrik divariasikan dari Rp1000,00/kWh sampai dengan Rp2500,00/kWh dengan inkremen Rp100,00/kWh dan harga gas Rp50.000,00/MMBtu sampai dengan Rp200.000,00/MMBtu dengan inkremen Rp10.000,00/MMBtu. Hasil LCC menunjukkan membesar dengan kenaikan baik harga listrik maupun harga gas.
0
Kogenerasi Mesin Gas
Gambar 3. Perbandingan LLC
Harga listrik listrik mempunyai pengaruh yang besar terhadap LCC sistem konvensional dan juga harga bahan bakar gas punya pengaruh yang besar terhadap LCC sistem kogenerasi. Untuk kondisi harga listrik tahun ini sekitar Rp1400,00 dan harga gas alam di industri sekitar Rp90.000,00, LCC
sistem konvensional lebih besar sekitar 40% dibanding dengan sistem kogenerasi mesin gas. Jadi potensi keuntungan ekonomi yang besar dapat direalisasikan dengan migrasi ke sistem kogenerasi mesin gas.
Negara-negara yang punya harga listrik yang lebih mahal dari Indonesia dan harga bahan bakar gas selama dalam orde kisaran harga internasional, keuntungan yang lebih beasr akan diperoleh bila menggunakan sistem kogenerasi mesin gas. Oleh karena itu, negara-negara maju seperti Jepang dan Inggris memberikan perhatian yang sangat besar pada sistem kogenerasi karena ada keuntungan yang dapat diperoleh dari penerapan ataupun migrasi ke sistem kogenerasi, baik itu dilakukan pada industri, gedung komersial maupun kampus.
Perbandingan kebutuhan ruang dan air antara sistem kogenerasi dan non kogenerasi diberikan pada Tabel 7. Secara umum sistem kogenerasi akan membutuhkan ruangan lebih besar dan juga jumlah air pendinginan lebih banyak, tetapi daya listrik non kogenerasi butuh 25% lebih besar.
Tabel 7. Perbandingan teknis dan kinerja
No Parameter Konvensional Kogen
1 Chiller
Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015
biaya bakar juga dominan pada sistem kogenerasi.
71,6% 18,5%
7,0% 3,0%
Listrik Investa si Air La in-la in
Gambar 4. Profil biaya sistem konvensional
51,2% 29,2%
10,7% 8,9%
Ba han Ba kar Investa si Air Lain-Lain
Gambar 5. Profil biaya kogenerasi mesin gas
Kesimpulan
Dari kajian yang telah diberikan pada pembahasan sebelumnya, beberapa kesimpulan dapat dihasilkan.
• Usaha dan upaya yang berkelanjutan selaras dengan paradigma konservasi energi dalam pengembangan sistem kogenerasi sangat penting dilakukan di Indonesia.
• Studi kelayakan dengan pembandingan sistem energi konvensional dan sistem kogenerasi mesin gas untuk bandara udara telah dilakukan dan kajian meliputi kajian energi, teknis dan LCC tahunan.
• Sistem kogenerasi mesin gas memberikan keunggulan dalam pemanfaatan bahan bakar yang efisien dan keuntungan ekonomi yang juga berarti dibanding dengan sistem konvensional yang bergantungan pada sistem pembangkitan tenaga listrik sentral.
• Sistem kogenerasi mesin gas n+1
memberikan kehandalan dalam penyediaan
listrik, walaupun investasi yang lebih dibutuhkan dari sistem n.
• LCC tahunan untuk kogenerasi mesin gas sebesar Rp63,52 Milyar dan lebih murah dibandingkan dengan sistem konvensional sebesar Rp81,13 Milyar dengan pada harga listrik Rp1400,00/kWh dan bahan bakar gas sebesar Rp91.000,00/MMBtu
• Sistem kogenerasi mesin gas butuh ruang yang jauh lebih besar dan Jumlah peralatan utama lebih banyak.
Ucapan Terima Kasih
Terima kasih kami sampaikan kepada Bapak Achmad dkk PT Angkasa Pura II atas informasi tentang bandara udara Kualanamu, Sumatera Utara, serta Dr. Ir. Nanang Hariyanto dkk STEI ITB yang telah mengajak penulis dalam pekerjaan kogenerasi pembangkitan listrik.
Daftar Pustaka
[1] A. Campos Celador, A. Erkoreka, K. Martin Escudero, J. M. Sala, Feasibility of small-scale gas engine-based residential cogeneration in Spain, Energy Policy 39 (2011), 3813–3821
[2] Irwin Stambler, 4.6 MW plant with an indirect fired 2600 ton chiller at 76.8% efficiency, Gas Turbine World: August-September 2004, 14 - 17
[3] Martin Schneider, Smart Cogeneration Plant with High Efficient Gas Engine, PowerGen Europe, Vienna, 2013
[4] I Made Astina dan Arief Hariyanto, Kajian Kelayakan Sistem Kogenerasi Turbin Gas Bandara Udara, Prosiding KNEP VI (2015), 9-20
[5] GE Power & Water Distributed Power, Jenbacher type 6, brosur
[6] http://www.thermaxindia.com/Absorption -Cooling/Products/Vapour-Absorption-Machines/Triple-Effect-Chiller.aspx [7] BROAD X Absorption Chiller Model