• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Kenakalan Remaja Semakin Marak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah Kenakalan Remaja Semakin Marak"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Agama Islam

Kenakalan Remaja Akibat Kurangnya Pendidikan Agama

Islam

Agama Islam / FG-2

Ardita Rizky Ivan Raditya Muammar Agung

Rr. Puti Dira Hilmy darmawan

Satria Pasthika Hariz Bayu

(2)

ABSTRAK

(3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Masa remaja sering dikenal dengan istilah masa pemberontakan. Pada masa-masa ini, seorang anak yang baru mengalami pubertas seringkali menampilkan beragam gejolak emosi, menarik diri dari keluarga, serta mengalami banyak masalah, baik di rumah, sekolah, atau di lingkungan pertemanannya.

Kenakalan remaja di era modern ini sudah melebihi batas yang sewajarnya. Banyak anak dibawah umur yang sudah mengenal Rokok, Narkoba, Freesex, dan terlibat banyak tindakan kriminal lainnya seperti perkelahian diantara kalangan pelajar. Fakta ini sudah tidak dapat diungkuri lagi, anda dapat melihat brutalnya remaja jaman sekarang. Kehidupan remaja pada masa kini mulai memprihatinkan. Remaja yang seharusnya menjadi generasi penerus bangsa kini tidak bisa lagi menjadi jaminan untuk kemajuan Bangsa dan Negara. Bahkan perilaku mereka cenderung merosot.

Akibatnya, para orangtua mengeluhkan perilaku anak-anaknya yang tidak dapat diatur, bahkan terkadang bertindak melawan mereka. Konfik keluarga, mood swing, depresi, frustasi, dan munculnya tindakan berisiko sangat umum terjadi pada masa remaja dibandingkan pada masa-masa lain di sepanjang rentang kehidupan.

1.2. Definisi Masalah

Kurangnya pendidikan agama islam mengakibatkan kenakalan remaja 1.3. Analisis Masalah

Dari latar belakang dan definisi masalah yang sudah dipaparkan, maka dapat dianalisis masalahnya, sebagai berikut:

1. Faktor apa yang mendasari kenakalan remaja?

(4)

3. Apa peran pranata sosial dan lembaga keagamaan dalam usaha menekan kenakalan remaja serta solusinya?

4. Metode dan pengaruh pendidikan agama islam di Indonesia?

1.4. Hipotesis

(5)

BAB 2

ISI

A. Faktor-Faktor yang Mendasari Kenakalan Remaja

Kenakalan remaja sudah menjadi hal yang lumrah dan sering terjadi. Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan kenakalan remaja di kalangan remaja Indonesia dapat dibagi menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri remaja itu sendiri, sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri remaja tersebut.

1. Faktor Internal (Pribadi)

a. Kurangnya pendidikan agama

Faktor internal yang berperan paling besar adalah kurangnya pendidikan agama. Jika pendidikan agama yang diberikan mulai dari rumah sudah bagus atau, remaja tersebut akan memiliki akhlak yang mulia. Ketika ia sudah merasa bahwa Allah selalu mengamatinya dalam setiap keadaan, remaja tersebut pasti akan mendapatkan petunjuk untuk berbuat baik dan bersikap lemah lembut. Inilah keutamaan pendidikan agama. Oleh karenanya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(6)

satunya ditunjukkan dengan cara sikap lemah lembut terhadap sesama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula,

ُهَناَش الِإ ٍءْىَش ْنَع َلِزُع َلَو ُهَناَز الِإ ُطَق ٍءْىَش ىِف ُقْفِرلا َناَك اَم “Tidaklah kelembutan terdapat pada sesuatu melainkan ia akan menghiasinya. Dan tidaklah kelembutan itu lepas melainkan ia akan menjelekkannya.” (HR. Ahmad 6: 206, sanad shahih).

b. Krisis identitas pada diri remaja.

Tidak tercapainya identitas diri yang positif akan berujung pada timbulnya ketegangan (stress) dan kecemasan pada remaja. Kekerasan merupakan sikap agresif sebagai pelampiasan rasa frustasi. Mereka mengambil identitas negatif dan terjerumus pada kenakalan remaja. Bagi mereka, lebih baik memperoleh suatu identitas walaupun negatif daripada terombang-ambing dalam ketidaktentuan diri.

2. Faktor Eksternal

a. Lingkungan Keluarga

Saat ini, pendidikan anak sebagian besar diserahkan pada pihak sekolah. Orang tua yang sibuk mencari nafkah sepanjang hari akan memiliki sedikit kesempatan untuk memperhatikan anaknya. Jika lingkungan di sekelilingnya buruk, remaja tersebut akan menjadi rusak dan brutal juga. Beda halnya jika ibunya berdiam di rumah. Tentu dia akan lebih memperhatikan si anak. Inilah hikmah mengapa Allah memerintahkan wanita untuk berdiam di rumah,

ىَلوُ ْلا ِةايِلِهاَجْلا َجُرَبَت َن ْجارَبَت َلَو انُكِتوُيُب يِف َن ْرَقَو “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu” (QS. Al Ahzab: 33). Di sini dapat dilihat bahwa pendidikan dalam rumah lebih dibebankan pada para wanita, sedangkan pendidikan luar rumah atau pendidikan kemasyarakatan lebih dibebankan pada para pria.

(7)

Lingkungan pergaulan yang buruk merupakan salah satu dari faktor eksternal yang dapat menyebabkan kenakalan remaja. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan:

ْوَأ ، ِهيِرَتْشَت اامِإ ِكْسِمْلا ِبِحاَص ْنِم َكُمَدْعَي َل ، ِداادَحْلا ِريِكَو ، ِكْسِمْلا ِبِحاَص ِلَثَمَك ِءْواسلا ِسيِلَجْلاَو ِحِلااصلا ِسيِلَجْلا ُلَثَم ًةَثيِبَخ اًحيِر ُهْنِم ُدِجَت ْوَأ َكَبْوَث ْوَأ َكَنَدَب ُقِرْحُي ِداادَحْلا ُريِكَو ، ُهَحيِر ُدِجَت “Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang shalih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi. Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya. Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.” (HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa). Ibnu Hajar Al Asqolani mengatakan, “Hadits ini menunjukkan larangan berteman dengan orang-orang yang dapat merusak agama maupun dunia kita. Dan hadits ini juga menunjukkan dorongan agar bergaul dengan orang-orang yang dapat memberikan manfaat dalam agama dan dunia.”

c. Lingkungan Sekolah

Kondisi sekolah yang tidak menguntungkan proses pendidikan pada anak dapat berbentuk guru dan sistem pengajaran yang tidak menarik. Untuk menyalurkan rasa tidak puasnya, mereka dapat meninggalkan sekolah dan bergabung dengan kelompok anak-anak yang tidak sekolah, yang pekerjaannya hanya berkeliaran tanpa tujuan yang jelas. Jumlah siswa yang terlalu besar, disiplin dan tata tertib sekolah yang rendah, kurangnya sarana dan prasarana sekolah, kurikulum yang kurang memadai, guru yang kurang berdedikasi, dan kurangnya kegiatan ekstrakurikuler juga dapat menyebabkan terjadinya tawuran sebagai pelampiasan ketidakpuasan remaja tersebut dalam menunut ilmu di sekolahnya.

d. Lingkungan Masyarakat (Sosial-Ekonomi)

(8)

remaja berekonomi menengah ke bawah memahami bahwa ia tidak perlu iri pada orang yang berekonomi tinggi karena seseorang bisa mulia di sisi Allah dengan bertakwa, ia tidak akan terlibat dalam perilaku tersebut.

Mengingat banyaknya faktor yang dapat menyebabkan terjadinya kenakalan remaja di kalangan remaja di Indonesia, dibutuhkan langkah-langkah penyelesaian yang disesuaikan dengan fakor-faktor yang bersangkutan. Dengan kerja sama yang baik, baik dari dalam maupun luar individu para remaja, diharapkan budaya ini akan diminimalisasi sehingga tercipta masyarakat yang hidup damai, aman, tenteran, dan rukun antarsesama.

B. Peran Keluarga dan Masyarakat dalam Usaha Menekan

Kenakalan Remaja

1. Pengertian dan Fungsi Keluarga

Keluarga yang berasal dari bahasa Sansekerta “kulawarga” dari “ras” dan “warga” adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. Keluarga merupakan tempat pertama individu tumbuh dan mengenal lingkungannya. Dalam bukunya The Family, Mariage, and Social Change, Richard R Clayton pada tahun 2003 menyebutkan beberapa fungsi dari sebuah keluarga yang baik. Fungsi-fungsi tersebut adalah:

a. Fungsi Pendidikan, maksudnya adalah keluarga bertugas untuk mendidik dan menyekolahkan anak dalam keluarga tersebut agar kelask dapat mempersiapkan kedewasaan dan masa depannya. Hal ini juga dijelaskan dalam Al Quran Surat An Nisaa ayat 9:

اا اوُقاتَيْلَف ْمِهْيَلَع اوُفاَخ اًفاَعِض ًةايِرُذ ْمِهِفْلَخ ْنِم اوُكَرَت ْوَل َنيِذالا َش ْخَيْلَو اًديِدَس ًل ْوَق اوُلوُقَيْلَو

(9)

b. Fungsi Sosialisasi, maksudnya adalah keluarga bertugas untuk mensosialisasikan kepada anak dalam keluarga segala norma dan aturan yang berlaku di lingkungan keluarga tersebut juga yang berlaku di lingkungan masyarakat setempat sehingga anak tersebut dapat menjadi anggota masyarakat yang baik. Hal ini akan mempengaruhi pola prilaku seorang anak terhadap masyarakat disekitarnya,

c. Fungsi Perlindungan, maksudnya adalah keluarga berfungsi untuk melindungi seorang anak dalam keluarga tersebut sehingga anak tersebut merasa aman dan terlindungi. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan sifatnya.

d. Fungsi Perasaan, maksudnya adalah keluarga bekerja sama saling merasakan perasaan dan suasana anak maupun anggota lain dalam berkomunikasi. Hal ini dapat menumbuhkan adanya rasasaling pengertian satu sama lain serta dapat memunculkan keharmonisan dalam keluaurga.

e. Fungsi Agama, maksudnya adalah keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lainnya untuk menanamkan keyakinan yang megatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah didunia.

f. Fungsi Ekonomi, maksudnya adalah keluarga bertugas untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan dengan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi

h. Fungsi Biologis, artinya melalui sebuah keluargalah, penerusan keturunan sebagai generasi selanjutnya dapat terjadi.

i. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan rasa aman di antara keluarga serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2. Pengertian dan Fungsi Masyarakat

(10)

apabila memiliki pemikiran, perasaan, serta sistem / aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia kemudian berinteraksi dengan sesama mereka berdasarkan kemaslahatan. Masyarakat memiliki fungsi sebagai berikut :

a. Melatih individu dalam masyarakat untuk bersosialisasi dengan orang lain dalam masyarakat

b. Memberikan pengalaman hidup pada individu dalam masyarakat c. Menumbuhkan rasa percaya diri pada individu dalam masyarakat d. Mengajarkan individu dalam masyarakat untuk mengenal lingkungan e. Melatih kebersamaan dalam anggota masyarakat

f. Memberikan edukasi dan contoh yang baik kepada anggota dalam masyarakat

3. Peran yang Dapat Dilakukan oleh Keluarga dan Masyarakat dalam Menekan Kenakalan Remaja

Keluarga berperan dalam hal membentuk kepribadian individu. Sebelumnya telah disebutkan bahwa salah satu fungsi keluarga adalah fungsi sosialisasi. Dalam fungsi ini, keluarga menanamkan pada anak dalam keluarga tersebut mengenai nilai-nilai baik dengan kuat. Nilai-nilai-nilai yang dimaksud dapat berupa nilai-nilai kepercayaan, nilai moral, nilai kesopanan, serta nilai-nilai lain yang dianut keluarga maupun masyarakat tempat ia tinggal. Dengan adanya penanaman nilai yang baik pada anak, anak akan senantiasa terjaga dari perbuatan-perbuatan yang melanggar nilai, termasuk tawuran. Hal semacam ini dapat pula dilihat dari fungsi keluarga yaitu fungsi agama. Dalam fungsi ini, keluarga membimbing atau mengatur bahkan menyuruh anak dalam keluarga agar memiliki kepercayaan yang kuat terhadap agama sehingga seorang anak akan memiliki pedoman dalam menjalani kehidupannya. Ketika seorang anak sudah memahami tentang pedoman Islam yang dimilikinya, dia akan selalu berpegang teguh pada Islam tersebut.

(11)

bukanlah edukasi yang sama dengan edukasi yang diberikandi sekolah, melainkan lebih kepada pemberian contoh contoh yang baik mengenai hal-hal dalam kehidupan. Hal ini misalnya, masyarakat di suatu daerah mempunyai sifat yang baik, lalu masyarakat itu memberi contoh pada anak-anak pada masyarakat itu, pasti hal buruk seperti tawuran tidak akan dilakukan oleh anak-anak tersebut karena tidak pernah ada sejarahnya dalam masyarakat mereka. Pada seorang individu dalam masyarakat sebenarnya dapat juga berperan sebagai pengontrol sosial. Hal ini dapat terjadi ketika seseorang dalam individu melakukan kesalahan yang melanggar norma, misalnya tawuran, maka masyarakat akan secara langsung memberikan hukuman sosial kepada orang tersebut. Hukuman sosial ini biasanya dilakukan dalam bentuk pengucilan.

C. Peran Pranata Sosial dan Lembaga Keagamaan dalam Usaha mengenai agama pada individu yang terlibat. Hal tersebut berkaitan dengan berbagai kebijakan Departemen Agama dalam menentukan porsi pendidikan keagamaan di masyarakat. Kurangnya anggaran untuk fungsi agama dalam Departemen Agama menjadi salah satu penyebab mengapa pendidikan keagamaan di Indonesia belum berjalan secara efektif.

Departemen Agama akan berusaha untuk meningkatkan kualitas fungsi agamanya dengan cara: 1) Penyediaan dan peningkatan honorarium Tenaga Penyuluh Agama (PNS dan Non-PNS). 2) Peningkatan kualitas pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama. 3) Peningkatan kerukunan intern dan antar umat beragama.

(12)

pengembangan pendidikan di Pondok Pesantren dan Madrasah Diniyah. 5) Penyelenggaraan Perguruan Tinggi Agama.

2. Sekolah

Kenakalan remaja pada umumnya dilakukan oleh kalangan pelajar, sehingga dalam usaha penanggulangannya perlu dilakukan dari sistem pendidikannya terlebih dahulu, yaitu melalui sekolah.

Penanggulangan kasus-kasus kenakalan remaja dapat diatasi dengan cara:

a. Pendekatan modeling atau exemplary atau uswah hasanah yang berarti penanaman akhlak dan moral yang benar melalui teladan. Setiap tenaga kependidikan harus dapat menjadi teladan dan dapat terbuka untuk mendiskusikan permasalahan moral dengan peserta didiknya.

b. Menjelaskan kepada peserta didik mengenai nilai yang baik dan buruk secara terus menerus. Langkah-langkah yang dapat ditempuh ialah: 1) Memberi penghargaan, 2) Menumbuhsuburkan nilai yang baik, 3) Mengecam nilai yang buruk, 4) Membiasakan bertindak dengan pola yang baik secara terus menerus dan konsisten.

c. Menerapkan pendidikan berdasarkan karakter ke dalam setiap mata pelajaran.

3. Aparat Keamanan dan Lembaga Peradilan Hukum

Terjadinya kenakalan remaja tidak terlepas dari peranan aparat keamanan dan lembaga peradilan hukum. Peranan aparat keamanan ialah 1) menangkap, memeriksa dan menyidik perilaku penyimpangan social serta 2) mencegah dan menghambat niat pelaku untuk melakukan hal tersebut. Sementara itu, peran lembaga peradilan ialah 1) mengadili pelanggar norma dan 2) juga memelihara kepastian norma hukum.

(13)

Adat istiadat cukup berperan dalam usaha menekan budaya kenakalan remaja. Hal tersebut dikarenakan adat istiadat memiliki 1) Adat istiadat yang dijunjung tinggi, dan 2) Kekuatan yang mengikat dengan berbagai sanksi sosial.

5. Tokoh masyarakat

Tokoh masyarakat diperlukan dalam usaha menekan budaya kenakalan remaja. Tokoh masyarakat memiliki pengaruh yang cukup besar di daerahnya. Peranan tokoh masyarakat dalam menekan budaya kenakalan remaja diantaranya meningkatkan upaya-upaya pengendalian sosial di lingkungannya.

Peranan berbagai lembaga dan juga pranata sosial cukup banyak dalam menekan budaya kenakalan remaja. Namun, masih berlangsungnya budaya kenakalan remaja disebabkan oleh pelaksanaan peranan-peranan pranata dan lembaga sosial tersebut yang kurang tegas dan juga belum dilaksanakan sepenuhnya. Hal tersebut menyebabkan masyarakat belum mengerti dan mematuhi sepenuhnya mengenai peranan lembaga dan pranata sosial, sehingga pada akhirnya penyimpangan sosial berupa tawuran pelajar maupun warga masih banyak terjadi.

D. Metode dan Pengaruh Pendidikan Agama Islam di Indonesia

Dalam hal pengajaran, metode mengajar itu sangat penting untuk dimiliki oleh seorang pendidik ataupun guru, karena dengan metode yang efektif dan tepat maka mata pelajaran yang akan disampaikan itu akan berjalan dengan lancar dan dapat tercapai tujuannya. Selain itu kelancaran materi ajar tergantung pada bagaimana seorang pendidik menerapkan materinya kepada anak didik serta bagaimana model/ cara memahamkan materi tersebut. Zaman sekarang, kebanyakan saat pelajaran akan dimulai dari sebagian anak didik ada yang tidak serius, melamun , ada yang bermain-main dan lain sebagainya. Kadang pada waktu guru datang mengucapkan salam, maka anak didik menjawab dengan bermacam-macam, tetapi jelas di sini menunjukkan tidak adanya suasana belajar yang sungguh-sungguh. Oleh karena itu suatu metode sangat berguna terhadap suatu pengajaran.

(14)

inilah yang paling rumit dan sering dikeluhkan oleh para pendidik khususnya materi agama, karena menyangkut pembinaan rasa aman, dan rasa beragama.

1. Macam-Macam Metode Dalam Pengajaran Agama Islam.

a. Metode Mutual Education

Adalah suatu metode dengan cara mendidik secara berkelompok seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW, misalnya praktek sholat berjama’ah.

b. Metode Pendidikan Dengan Cara Instruksional

Adalah metode mengajarkan tentang ciri-ciri orang yang beriman dalam bersikap dan bertingkah laku agar mereka dapat mengetahui bagaimana seharusnya mereka bersikap dan berbuat dalam kehidupan sehari-hari dengan begini mereka dapat membedakan benar atau salah.

c. Metode Bercerita

Adalah mengisahkan peristiwa atau sejarah hidup manusia masa lampau yang menyangkut ketaatan dan kemungkarannya dalam hidup terhadap perintah Tuhan yang dibawakan oleh Nabi SAW yang hadir ditengah-tengah mereka.

d. Metode Bimbingan Dan Penyuluhan

Adalah dimana manusia akan mampu mengatasi segala bentuk kesulitan hidup yang dihadapi atas dasar iman dan taqwanya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

e. Metode Pemberian, Contoh, Atau Teladan

Dimana Allah menunjukkan contoh keteladan dari kehidupan Nabi Muhammad SAW yang mengandung nilai penting bagi manusia. Selain itu anak didik cenderung meneladani pendidiknya dan anak memang senang meniru baik itu yang baik maupun yang buruk.

(15)

Metode ini juga diperhatikan oleh al-qur’an dalam mendidik dan mengajar manusia dengan tujuan lebih memantapkan pengertian dan sikap pengetahuan mereka terhadap suatu masalah. Karena dengan diskusi, segala informasi akan disatukan seperti kata pepatah ‘satu orang jenius itu lebih buruk daripada pendapat 5 orang’.

g. Metode Tanya Jawab

Metode ini merupakan metode paling tua dalam pendidikan dan pengajaran disamping metode khutbah. Dengan begini adanya timbal balik sehingga metode ini dapat berjalan dengan baik.

h. Metode Imstal/Perumpamaan

Metode ini digunakan untuk menyampaikan materi tentang kekuasaan Tuhan dalam menciptakan hal-hal yang haq dan yang bathil. Contoh perumpamaan: “orang-orang yang berlindung kepada selain Allah SWT adalah seperti laba-laba yang membuat rumah”. Padahal rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba.

i. Metode Targhib Dan Tarhib

Targhib adalah janji terhadap kesenangan dan kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Sedangkan tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Hal ini tidak sama dengan metode ganjaran dan hukuman.

j. Metode Taubat Dan Ampunan

Cara membangkitkan jiwa dari rasa frustasi kepada kesegaran hidup dan optimisme dalam belajar seseorang, dengan memberikan kesempatan bertaubat dari kesalahan/kekeliruan yang telah lampau yang diikuti dengan pengampunan atas dosa dan kesalahan. Dengan cara ini orang akan mengalami katarisasi (pembersihan batin) sehingga memungkinkan timbulnya sikap dan perasaan mampu untuk berbuat yang lebih baik dan diiringi dengan sikap optimisme dan harapan hidup dimasa

(16)

akhlak dan sifat, bukan hanya untuk memberikan pengetahuan umum. Pendidikan Islam juga bertujuan mencapai pertumbuhan yang seimbang dalam kepribadian manusia secara total melalui latihan dan pengkondisian kegiatan kognitif, afektif dan psikomotorik. Karena itu pendidikan memberikan jalan bagi pertumbuhan manusia dalam segala aspeknya. Maka pengaruh dari metode pengajaran ISLAM yaitu bertujuan:

1. Membentuk manusia beraqidah (tarbiyah ‘aqidiyah) 2. Membentuk manusia beraklak mulia (tarbiyah khuluqiyah) 3. Membentuk manusia berfikir (tarbiyah fikriyah)

4. Membentuk manusia sehat dan kuat (tarbiyah jismiyah)

5. Membentuk manusia kreatif, inisiatif, antisipatif, dan responsive (tarbiyah am liyah)

Remaja perlu diberikan pendidikan baik formal maupun non-formal. Pendidikan mempunyai sasaran untuk menuju keberhasilan pelajar-pelajar yang bertingkah laku mulia baik kepada keluarga, guru, maupun masyarakat.

Akan tetapi pendidikan agama jangan bersifat transmisi saja dimana remaja itu hanya mendengarkan. Namun, pendidikan agama harus menciptakan suatu lingkungan dimana remaja itu dapat mempraktikan teori yang sudah diajarkan sebelumnya.

Salah satu faktor yang mendorong terjadinya kenakalan remaja adalah kurangnya pendidikan, terutama pendidikan agama. Kurangnya pembekalan pendidikan Agama Islam dapat membuat kepribadian remaja menjadi rusak dan memberontak. Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan dalam membentuk pribadi remaja yang mulia.

(17)

membutuhkan bimbingan dan binaan yaitu generasi muda yang memiliki kepribadian muslim sesuai dengan yang diharapkan. Jadi yang dimaksud dengan pendidikan agama bukanlah pendidikan (khusus) agama melainkan pendidikan yang berdasarkan agama atau menurut pandangan agama. Dan mutlak harus diberikan kepada remaja baik lewat formal maupun non-formal.

Ilmu pengetahuan terpisah dari ilmu dari agama dan ilmu agama terpisah dari ilmu pengetahuan. Pemisahan ini sangat buruk pengaruhnya terhadap pendidikan dan betapa lebih buruk pengaruhnya bila di sekolah-sekolah diajarkan materi-materi pelajaran dengan berbagai metode yang berlawanan dengan gambaran dan ajaran-ajaran agama tersebut.

Selain itu, faktor orang tua dan lingkungan tempat tinggal remaja juga mengambil porsi yang besar dalam membentuk pribadi seorang remaja. Orang tua harus sadar dan mengetahui kedudukannya sebagai pembina keluarga mulai sejak anak dilahirkan, baik mental atau keamanan serta kesehatan jasmani anak. Anak harus diberikan pendidikan mengenai hal-hal baik yang harus dibiasakan sejak kecil dan kebiasaan yang terpuji menurut ajaran Islam.

(18)

BAB 3

PENUTUP

3.1 Simpulan

(19)

3.2 Saran

1) Perlu adanya tindakan-tindakan dari pemerintah untuk mengawasi tindakan remaja di Indonesia agar tidak terjerumus pada kenakalan remaja dan narkoba.

2) Perlunya penanaman nilai-nilai moral , pendidikan dan nilai religious pada diri seorang remaja.

3) Perlu peran orang tua terhadap anaknya untuk dapat meningkatkan pengawasan kepada anaknya.

REFERENSI

1. Jendelailmupendidikan.blogspot.com. 2013. artikel pendidikan Tawuran pelajar , Penyebab- Penyebab Tawuran pelajar secara umum - Kumpulan Artikel Pendidikan. [online] Available at: http://jendelailmupendidikan.blogspot.com/2013/08/tawuran-pelajar-penyebab-penyebab.html [Accessed: 20 Nov 2013].

2. KOMPASIANA.com. 2013. Mengapa Ada Tawuran?. [online] Available at: http://edukasi.kompasiana.com/2012/10/09/mengapa-ada-tawuran-499743.html

[Accessed: 20 Nov 2013].

3. The Crowd Voice. 2013. FAKTOR PENYEBAB TAWURAN. [online] Available at: http:// www.thecrowdvoice.com/post/faktor-penyebab-tawuran-10232409.html [Accessed: 20 Nov 2013].

(20)

6. Menjadi Cendekiawan Muslim, Dr. KH Zakky Mubarak, MA ; 2010

7. Kementerian Agama. Perencanaan program dan anggaran Departemen Agama 2010 [internet]. [Unknown place]: Kementrian Agama. 2010 [cited 2013 Nov 19]. Available from: http://rocan.kemenag.go.id/anggaran/Buku%20Putih%202010.pdf

8. Azyumardi Azra. Pendidikan karakter: Peran sekolah dan keluarga [internet]. [Unknown place]: Erlangga. 2012 Sep 28 [cited 2013 Nov 19]. Available from:

http://www.erlangga.co.id/umum/7405-pendidikan-karakter-peran-sekolah-dan-keluarga-.html

9. Mahmud W. Pengendalian penyimpangan sosial [Internet]. [Unknown place]: Ilmu Pengetahuan Sosial. 2011 Apr 20 [cited 2013 Nov 19]. Available from: http://ips-mrwindu.blogspot.com/2011/04/pengendalian-penyimpangan-sosial.html

10. M-Edukasi. 2013. Media Pendidikan: Metode Mengajar Pendidikan Agama Islam. [online] Available at: http://www.m-edukasi.web.id/2013/05/metode-mengajar-pendidikan-agama-islam.html [Accessed: 20 Nov 2013].

11. Perpustakaan Cyber. 2013. Pengaruh Islam Di Indonesia Dalam Bidang Agama dan Pendidikan di Indonesia | Perpustakaan Cyber. [online] Available at: http://perpustakaancyber.blogspot.com/2013/02/pengaruh-islam-di-indonesia-dalam-bidang-agama-dan-pendidikan-di-indonesia.html [Accessed: 20 Nov 2013].

12. AnNahlawiAbdurahman. Prinsip-prinsipdan METODA PENDIDIKAN ISLAM dalamkeluarga, sekolahdan di masyarakat. Bandung : cv. DIPONEGORO, 1996

(21)

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dituangkan dalam bentuk skripsi yang berjudul “ Pengaruh Akuntansi Sumber Daya Manusia Yang Diugkapkan Dalam Laporan Keuangan Perusahaan Tehadap Kinerja Dan

yang berasal dari etnis madura dan tidak terkecuali pemukiman sekitarnya juga merupakan. warga etnis

Kulit biji mete mengandung minyak yang bermanfaaat namun masih awam didengar oleh masyarakat pada umumnya yaitu kulit biji mete menghasilkan minyak CNSL (cashew nut shell

Ketika pengunjung berada di taman wisata pada malam hari, pengunjung akan disuguhi atraksi dari fasad bangunan yang dapat menyala berwarna-warni mengikuti pola

Prinsip dari prototype ini yaitu generator dikopel dengan baling-baling menggunakan beban lampu sepeda motor 12Volt, dengan berputarnya baling-baling maka generator

Menteri Kehakiman pada era pembuatan RUU Perkawinan pada tahun 1973, Oemar Seno Adji menyatakan bahwa perkawinan sah apabila “dilakukan dihadapan pencatat perkawinan

Dari tabel 3 dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kelas dalam aspek kesesuaian isi surat dengan topik adalah 56,16 % atau kategori kurang. Adapun rincian data tersebut dijelaskan

Berlatarbelakangkan fenomena peng-agenda-an isu Cagub dalam Pilgub Sulsel 2018 pada TRIBUN- TIMUR.COM edisi Rabu, 23 Maret 2016, penelitian ini mempertanyakan