Fakultas Ilmu Komputer
1632
Implementasi Metode Dempster Shafer Dalam Diagnosis Penyakit Pada
Tanaman Jeruk
Salam Maulana1, Nurul Hidayat2, Edy Santoso3
Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1salammaulana@gmail.com, 2ntayadih@ub.ac.id, 3edy144@ub.ac.id
Abstrak
Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mempunyai peran penting dalam peningkatan devisa negara. Berdasarkan data dari Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk harus berinovasi agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk. Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang penyakit. Banyak
kendala–kendala para petani dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk. Salah satu
kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi maupun produktifitas tanaman jeruk. Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Dalam penelitian kali ini, sistem dikembangkan menggunakan metode Dempster-Shafer sebagai media diagnosis penyakit tanaman jeruk. Tujuan dari penelitian ini untuk membantu pengguna sistem khususnya para petani tanaman jeruk agar dapat mengetahui atau mengidentifikasi penyakit ketika tanaman jeruk terkena penyakit serta cara menanggulanginya. Dari kasus uji coba yang telah dilakukan dari 30 data uji, didapatkan hasil pengujian akurasi sebesar 90% menunjukkan bahwa aplikasi berfungsi dengan baik sesuai dengan metode shafer Dempster-shafer.
Kata kunci: Penyakit tanaman jeruk, Dempster Shafer.
Abstract
Citrus Plants is one of the national commodities that has an imporant role in increasing the country's foreign exchange. According to the data from Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015), the increase imports of citrus by 11% anually in a span of a decade, makes Indonesia become a promising International markets. It should encourage farmers, especially citrus farmers to innovate in order to compete with imported goods. Many people are trying to cultivate citrus crops. However, it is not balanced with the knowledge of how to deal with crops diseasaes. There are many problems regarding citrus plants faced by farmers, one of which is pest problem that needs special attention, for it affects the production and cause diseases. In this research, the system was developed using Dempster-Shafer method as disease detector. The data were collected using interview related to theory. The results of this research is a plant disease-diagnostic system utilizing Demspter-Shafer method that detect simptom, cause, and solution; and it is based on theory of the experts. Based on the tests that had been done, it was found that the acuracy reached 90% that indicates the system was functioning properly using Dempster-shafer.
1. PENDAHULUAN
Tanaman Jeruk merupakan salah satu komoditas unggulan nasional yang mempunyai peran penting dalam peningkatan devisa negara.
Tanaman Jeruk dapat tumbuh dan
dibudidayakan oleh petani di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan varietas atau spesies komersial yang berbeda dan dapat dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat baik masyarakat dengan pendapatan rendah hingga yang berpenghasilan tinggi. Badan
Litbang Pertanian Indonesia (2015)
mengungkapkan bahwa produktivitas usaha tani jeruk nasional cukup tinggi, yaitu berkisar 17-25 ton/ha dari potensi 25-40 ton per ha. Pada tahun 2004, luas panen jeruk mencapai 70.000 ha dengan total produksi sebesar 1,600,000 ton, sekaligus menempatkan posisi Indonesia sebagai negara penghasil utama jeruk dunia ke 13 setelah Vietnam.
Dengan telah diberlakukannya pasar perdagangan bebas di Asia Tenggara membuat
serbuan produk impor dari negara–negara
tetangga semakin besar, salah satunya komoditi tanaman jeruk. Pertumbuham impor jeruk sebesar 11% tiap tahun dalam sepuluh tahun ini membuat Indonesia menjadi pangsa pasar yang menjanjikan bagi negara lain dalam memasarkan produknya. Hal ini seharusnya mendorong para petani khususnya petani tanaman jeruk untuk berinovasi agar tidak kalah bersaing dengan hasil produk impor. Banyak masyarakat yang mencoba untuk membudidayakan tanaman jeruk. Tetapi semakin banyaknya petani yang mencoba membudidayakan tanaman jeruk tidak diimbangi dengan pengetahuan mengenai cara menangani tanaman jeruk apabila terserang oleh
penyakit. Banyak kendala–kendala para petani
dalam menanam atau membudidayakan tanaman jeruk, salah satu kendalanya yaitu penyakit yang menyerang tanaman jeruk. Hama penyakit tanaman jeruk merupakan OPT (Organisme Pangganggu Tanaman) yang harus diperhatikan, karena dapat mempengaruhi kondisi maupun
produktifitas tanaman jeruk, lebih – lebih
Organisme Pangganggu Tanaman tersebut selain sebagai hama juga sebagai vektor pembawa penyakit. Masalah yang paling menonjol adalah serangan penyakit CVPD, yang salah satunya ditularkan oleh serangga hama.
Badan Litbang Pertanian Indonesia (2015) dan Pegawai Penyuluh Lapangan dari Badan Pertanian menyatakan bahwa masih terdapat
petani atau masyarakat yang dalam
membudidayakan tanaman jeruk tidak dibekali ilmu atau pengetahuan dalam menangani hama
penyakit tanaman jeruk. Dikarenakan
ketidaktahuan atau kurang pahamnya petani jeruk tentang penyakit yang menyerang tanaman jeruk menyebabkan petani seringkali terlambat dalam mengetahui bahwa tanaman jeruknya telah terjangkit penyakit tanaman, bahkan tidak jarang petani juga tidak tahu cara mengatasi dan penanganan pertama ketika tanaman jeruk terserang penyakit. Meskipun sudah banyak pakar spesialis penyakit jeruk tetapi pakarpun mempunyai keterbatasan seperti terbatasnya jam kerja dan banyaknya kunjungan kerja sehingga menyulitkan petani untuk melakukan konsultasi langsung. Keterbatassan tersebut dapat disiasati dengan suatu teknologi informasi yang dapat membantu meringankan pakar dengan cara mengembangkan aplikasi sistem pakar diagnosis penyakit pada tanaman jeruk berbasis web. Tujuan penelitian ini untuk memberikan informasi mengenai penyakit tanaman jeruk dan dapat mendiagnosis penyakit tanaman jeruk beserta pencegahan awalnya
Penelitian mengenai penyakit tanaman jeruk sebelumnya pernah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Jaenal Arifin (2011) dengan judul Sistem Pakar untuk mengidentifikasi jenis
penyakit pada tanaman Jeruk berbasis WAP
(Web Acces Protocol). Sistem tersebut akan memberikan informasi dan diagnosis kepada pengguna mengenai berbagai macam jenis penyakit pada tanaman jeruk. Tetapi Aplikasi ini akan tidak efektif apabila jumlah gejala pada satu jenis penyakit terlalu banyak, misal 50 gejala, karena waktu yang dibutuhkan akan relatif panjang karena harus menjawab 50
pertanyaan untuk mendapatkan suatu
kesimpulan. Pada penelitian lain Yuangga Dwi Purwita (2016) dengan judul “Pemodelan Sistem Pakar untuk mengdiagnosis Penyakit Paru pada
anak dengan metode Dempster Shafer”. Dari
hasil pengujian penelitian tersebut didapatkan
kesimpulan bahwa sistem pakar untuk
mendiagnosis penyakit paru pada anak dengan
menggunakan metode Dempster Shafer
Dempster-Shafer berfungsi dengan baik sesuai diagnosis pakar.
Pada penelitian ini penulis mencoba mengimplementasikan metode Dempster Shafer untuk mendiagnosis penyakit tanaman jeruk dengan judul “ Implementasi Metode Dempster
Shafer dalam Diagnosis Penyakit Tanaman
Jeruk” dengan tujuan membantu para petani dapat mendiagnosis penyakit yang menyerang
tanaman jeruk sehingga kuantitas dan
produktifitas tanaman jeruk meningkat.
2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
2.1 Metode Dempster Shafer
Ada berbagai macam penalaran dengan model yang lengkap dan sangat konsisten, tetapi pada kenyataannya banyak permasalahan yang tidak dapat terselesaikan secara lengkap dan konsisten. Ketidakkonsistenan tersebut adalah akibat adanya penambahan fakta baru. Penalaran yang seperti itu disebut dengan penalaran non-monotonis. Untuk mengatasi ketidakkonsistenan tersebut maka dapat menggunakan penalaran dengan teori Dempster-Shafer.
Menurut (Sulistyohati, 2008) secara umum
teori Dempster-Shafer ditulis dalam suatu
interval [Belief, Plausability]
Belief (Bel) adalah ukuran kekuatan evidence dalam mendukung suatu himpunan proposisi. Jika bernilai 0 maka mengindikasikan bahwa tidak ada evidence, dan jika bernilai 1 menunjukkan adanya kepastian.
Plausibility (Pl) ditulis dalam persamaan 2.1.
Pl(X) = 1 – Bel (2.1)
Plausability juga bernilai 0 sampai 1. Jika
yakin X, maka dapat dikatakan bahwa Bel (⌐x) =
1, dan Pl (x) = 0.
Pada teori Dempster-Shafer dikenal adanya Frame of Discrement yang dinotasikan sebagai ϴ. Frame ini merupakan semesta pembicaraan dari sekumpulan hipotesis.
Misalkan: ϴ = {P01, P02, P03}
Dengan P01 = Inatentif
P02 = Impulsif
P03 = Hiperaktif
Tujuannya adalah mengaitkan ukuran
kepercayaan elemen-elemen ϴ. Tidak semua
evidence secara langsung mendukung tiap-tiap elemen. Sebagai contoh, gejala Banyak merasa khawatir hanya mendukung {P01}.
Untuk itu perlu adanya probabilitas fungsi
densitas (m). nilai m tidak hanya
mengidentifikasikan elemen-elemen ϴ saja,
namun juga semua subsetnya. Kita harus
menunjukkan bahwa jumlah semua m dapat
subset ϴ sama dengan 1. Apabila tidak ada
informasi apapun untuk memilih keempat hipotesis tersebut, maka nilai:
m{ϴ} = 1,0
Jika kemudian diketahui bahwa Banyak merasa khawatir merupakan gejala dari Inatentif
dan Y juga merupakan subset dari ϴ dengan m =
0,7 maka:
m{P01, P02, P03} = 0,3
m{ϴ} = 1 – 0,3 = 0,7
Apabila diketahui X adalah subset dari ϴ,
dengan m1 sebagai fungsi densitasnya dan Y
juga merupakan subset dari ϴ dengan m2
sebagai fungsi densitasnya, maka dapat dibentuk fungsi kombinasi m1 dan m2 sebagai m3 sehingga didapatkan Persamaan 2.2, yaitu:
𝑚𝑖(𝑍) = ∑𝑥 ∩ y = 𝑍𝑚1 (𝑥).𝑚2(𝑦) 1 − ∑𝑥 ∩ 𝑦 = Øm1(x).m2(y)
Keterangan:
m = Nilai Densitas (kepercayaan)
XYZ = Himpunan Evidence
Ø = Himpunan Kosong
2.2 Penyakit Tanaman Jeruk
Ada beberapa penyakit tanaman yang umumnya menyerang tanaman jeruk, antara lain :
a.
CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration).Penyakit ini disebabkan oleh organisme, tepatnya jenis kutu loncat yang mempunyai nama ilmiah Diaphorina Citri. Penyakit ini menyerang bagian batang pohon jeruk yang ditanam. Gejala yang dialami apabila tanaman jeruk terserang CVPD antara lain rasa buah yang sangat masam, ukuran buah yang kecil dan daun berguguran.
b.
TristezaPenyakit ini disebabkan oleh virus Tristeza.
Gejala yang dialami antara lain
pertumbuhan tanaman menjadi terhambat, daun kaku dan berukuran lebih kecil dengan
tepinya melengkung keatas, terjadi
c.
BlendokPenyakit Blendok atau Diplodia merupakan salah satu penyakit utama pada jeruk. Penyakit ini disebabkan oleh jamur yang
mempunyai nama ilmiah Diplodia
Natalensis. Bagian yang diserang adalah batang atau cabang pohon.Gejala umum yang ditimbulkan berupa warna batang yang menjadi keabu - abuan dan juga kulit batang kering dan mengelupas
d.
Embun TepungPenyakit ini umum terjadi pada waktu musim pertunasan, ditandai dengan adanya lapisan tepung putih pada bagian atas daun, yang dapat menyebabkan daun malformasi (mengering akan tetapi tidak gugur). Kumpulan tepung putih pada daun, tunas dan buah muda merupakan masa konidia jamur Oidium tingitanium yang menyerang bagian daun jeruk.
e.
Busuk BuahPenyakit busuk buah disebabkan oleh
mikroorganisme Penicillium spp. ,
Phytophtora citriphora, Botryodiplodia theobromae. Bagian yg diserang adalah buah. Gejala yang dialami antara lain
permukaan daun muncul bintik – bintik
hitam dan pada daun timbul warna coklat.
f.
Busuk akar dan Pangkal BatangPenyakit ini menyerang bagian akar dan batang dari pohon jeruk. Penyakit ini umumnya menyerang pada bagian pangkal batang dekat permukaan tanah atau pada bagian sambungan antara batang atas dan bawah bibit jeruk okulasi. Gejala umum yang terlihat kulit akar membusuk, daun layu dan menyebabkan daun berguguran.
g.
Kanker JerukPenyakit kanker yang disebabkan oleh patogen Xanthomonas axonopodis pv. citri. Gejala awal berupa bercak putih pada sisi bawah daun yang lama kelamaan akan menjadi warna coklat, kadang-kadang berwarna kuning di sepanjang tepinya.
Warna buah menjadi pucat,
menggelembung dan buah menjadi busuk.
3. PERANCANGAN
Ada beberapa tahapan dalam pembuatan pemodelan sistem untuk diagnosa penyakit pada tanaman jeruk dengan metode Dempster-Shafer. Tahapan tersebut antara lain studi literatur,
pengumpulan data, analisis kebutuhan,
perancangan sistem, implementasi sistem,
pengujian sistem, dan pengambilan kesimpulan. Perancangan dilakukan meliputi tiga tahap, yaitu proses analisa kebutuhan perangkat, perancangan sistem pakar dan perancangan perangkat lunak. Pada tahap analisa kebutuhan perangkat terdiri atas diagnosa aktor, analisa kebutuhan masukan, analisa kebutuhan proses, dan analisa kebutuhan keluaran. Perancangan pada sistem pakar sendiri terdiri dari
perancangan akuisisi, pengetahuan, basis
pengetahuan, representasi pengetahuan, basis pengetahuan, mesin inferensi, blackboard, fasilitas penjelas, dan interface user. Model Tree dari perancangan sistem pakar dapat dilihat lebih jelasnya pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1 Pohon Perancangan
3.1 Perancangan Perangkat Lunak
Perancangan perangkat lunak ini diawali dengan diagnosa aktor-aktor yang terlibat dalam sistem pakar, penjabaran kebutuhan masukan, proses, dan keluaran.
Tabel 3.1 Diagnosa Aktor
Aktor Deskripsi proses
User • Melakukan diagnosis gejala penyakit
tanaman jeruk
Pakar
• Tambah, hapus, edit data Rule
• Tambah, hapus, edit data gejala
• Tambah, hapus, edit data penyakit
• Tambah, hapus, edit data informasi user.
3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional
Tabel kebutuhan fungsional memiliki penjelasan kebutuhan yang harus disediakan oleh sistem, aktor yang berperan pada kebutuhan tersebut, serta nama proses yang menunjukkan fungsionalitasnya
Tabel 3.2 Daftar Kebutuhan Fungsional
ID Requirements Actor Keterang
an
FO_ 01
Sistem bisa
menampilkan informasi jenis-jenis
penyakit pada
tanaman jeruk
Pakar /
melakukan login (pakar)
menerima data
gejala yang
diinputkan oleh user untuk melakukan proses diagnosa
User Proses
Diagnosa
FO_ 04
Sistem bisa
menampilkan hasil diagnosa penyakit tanaman jeruk yang berdasarkan gejala yang diinputkan oleh seorang user.
User
melakukan uji
diagnosa penyakit
Pakar / diagnosa penyakit yang diinput user
menampilkan data informasi user.
Pakar / antarmuka untuk memasukkan data gejala oleh seorang
perubahan data
gejala.
menghapus data
gejala
FO_ Sistem bisa Pakar/Ad Input
11 menyediakan
antarmuka untuk memasukkan nilai Bobot.
min Nilai
Bobot
Sistem bisa
menyediakan antarmuka untuk
mengubah nilai
Bobot.
menambahkan data tentang penyakit tanaman jeruk
Pakar/Ad
perubahan data
penyakit tanaman jeruk
menghapus data
Penyakit
Sistem menyediakan antarmuka logout
Pakar/Ad
min Logout
3.3 Perancangan Sistem Pakar
Sistem pakar pada penelitian ini digunakan untuk mendiagnosa penyakit tanaman jeruk. Metode yang diterapkan yaitu Dempster shafer. Metode Dempster-Shafer digunakan untuk proses pengambilan kesimpulan, sedangkan penulusuran jawaban untuk mencari nilai kepercayaan terbesar dari hasil perhitungan metode Dempster-Shafer menggunakan metode Forward Chaining.
3.3.1 Akuisisi Pengetahuan
Akuisisi pengetahuan merupakan
akumulasi, transfer, dan transformasi keahlian dalam menyelesaikan masalah dari sumber
pengetahuan kedalam komputer dan
meletakkannya dalam basis pengetahuan dengan format tertentu. Bahan pengetahuan dapat diperoleh dengan beberapa cara, seperti dari buku internet, maupun pengetahuan yang berasal dari pakar. Pada penelitian ini proses akuisisi pengetahuan diperoleh dari buku , jurnal dan wawancara dengan pakar. Hasilnya diperoleh Macam-macam penyakit tanaman jeruk, terdapat 7 jenis penyakit yang ditunjukkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Jenis Penyakit Pada Tanaman Jeruk
Kode Nama Penyakit
P01 Penyakit Tristeza
P03 Penyakit kanker (Botryosphaeria Sp.)
P04 Busuk buah (Gloeosporium Sp.)
P05 Busuk akar (Armilliaria Melea)
P06 Penyakit CVPD
P07 Penyakit Blendok
Gejala-gejala dari penyakit tanaman jeruk terdapat 20 gejala dari 7 penyakit tanaman jeruk. Gejala-gejala yang ditentukan oleh pakar disebutkan pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Gejala Penyakit Pada Tanaman Jeruk
Kode Gejala
G01 Permukaan daun tumbuh bintik hitam
G02 Daun timbul warna coklat
G03 Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus atau memanjang
G04 Sisi daun melengkung ke atas
G05 Pertumbuhan daun tidak teratur
G06 Pada daun atas tampak putih
G07 Tunas tidak normal
G08 Berkutil coklat
G09 Daun berguguran
G10 Buah membusuk
G11 Bintik warna coklat dibuah
G12 Batang Mengelupas
G13 Kulit batang mongering
G14 Warna batang menjadi keabu – abuan.
G15 Rasa buah yang sangat masam
G16 Buah mempunyai ukuran kecil
G17 Kulit akar membusuk
G18 Daun layu
G19 Warna buah pucat
G20 Buah Menggelembung
3.3.2 Basis Pengetahuan
Basis pengetahuan berisi tentang
pengetahuan yang relevan yang diperlukan
untuk memahami, merumuskan dan
memecahkan persoalan Basis pengetahuan merupakan inti program dari sistem dimana basis pengetahuan merupakan representasi pengetahuan dari seorang pakar.
3.3.3 Representasi Pengetahuan
Untuk memprediksi jenis penyakit yang dialami oleh tanaman jeruk maka setiap gejala yang ada perlu dianalisis dan setelah diketahui gejala yang mempengaruhi jenis penyakitnya
kemudian dibuatlah aturan (rule). Dari
kombinasi data gejala yang menjadi penyebab penyakit pada tanaman jeruk, maka dapat
disimpulkan ada 7 (tujuh) aturan atau rule yang bisa dijelaskan dengan Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Tujuh aturan atau rule
No Aturan (Rule)
R1
IF Pemucatan tulang daun
ELSE Sisi daun melengkung keatas
ELSE Pertumbuhan daun tidak teratur THEN Penyakit Tristeza
R2
IF Pada Daun Atas Tampak Putih
ELSE Tunas Tidak Normal
ELSE Berkutil Coklat
THEN Penyakit Embun Tepung (Powdery Mildew)
R3
IF Buah Membusuk
ELSE Daun Timbul Warna Coklat
ELSE Bintik warna coklat dibuah
ELSE Mengelembung
ELSE Warna Buah Pucat
THEN Penyakit Kanker (Botryosphaeria Sp.)
R4
IF Daun Timbul Warna Coklat
ELSE Permukaan Daun Tumbuh Bintik Hitam
THEN Busuk Buah (Gloeosporium Sp.)
R5
IF Daun Layu
ELSE Daun Berguguran
ELSE Kulit Akar Membusuk
THEN Busuk Akar
R6
IF Buah Mempunyai Ukuran Yang Kecil ELSE Rasa Buah Yang Sangat Masam
ELSE Daun berguguran
THEN Penyakit CVPD
R7
IF Batang mengelupas
ELSE Daun berguguran
ELSE Warna Batang Yang Menjadi Keabu - abuan
THEN Penyakit Blendok
4. IMPLEMENTASI
Bab ini membahas mengenai implementasi perangkat lunak berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari analisis kebutuhan dan proses perancangan perangkat lunak yang telah dibuat.
Implementasi yang dibahas menggunakan bahasa pemrograman PHP dan menggunakan database PHPMyAdmin. Bahasa pemrograman PHP digunakan untuk membangun aplikasi. Database PHPMyAdmin digunakan untuk menyimpan data.
5. PENGUJIAN DAN ANALISIS
pengujian sistem pakar diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk yang telah dibangun. Proses pengujian yang dilakukan ialah pengujian akurasi. Pengujian akurasi digunakan untuk menguji tingkat akurasi antara perhitungan tes secara manual dengan perhitungan tes yang telah diimplementasikan menjadi sistem pakar.
5.1 Pengujian Akurasi
Tabel 5.1 Hasil Pengujian Akurasi
No Gejala daun tumbuh bintik hitam
• Daun timbul warna coklat
• Pemucatan tulang daun berupa
garis-• Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus / memanjang
• Pertumbuhan Daun tidak teratur daun tidak teratur atas tampak putih
• Berkutil coklat
Embun ukuran kecil
7 ukuran kecil
• Rasa Buah sangat masam
CVPD CVPD 1
9
• Rasa buah yang sangat masam
• Buah mempunyai ukuran kecil
• Warna Buah pucat
CVPD CVPD 1
10
15
• Daun timbul warna coklat
• Tunas tidak tulang daun berupa garis-coklat dibuah
• Buah yang sangat masam
• Buah mempunyai ukuran kecil
CVPD CVPD 1
20
• Sisi daun menggulung ke atas
• Pertumbuhan daun tidak teratur
• Pemucatan tulang daun berupa garis-garis putus / memanjang
Tristeza Tristeza 1
21
• Permukaan daun tumbuh bintik hitam
• Sisi daun melengkukng keatas
• Pertumbuhan daun tidak teratur
• Tunas tidak normal
Tristeza Tristeza 1
22
• Pemucatan tulang daun berupa
garis-Tristeza Embun
Tepung 0
garis putus / memanjang
• Kulit batang mengering
• Pada daun atas tampak putih
• Sisi daun melengkung keatas
• Pertumbuhan daun tidak teratur sangat masam
• Warna buah coklat pada buah atas tampak putih coklat pada buah
• Permukaan daun tumbuh bintik hitam
• Daun timhul warna coklat
• Daun
5.2 Hasil Pengujian Akurasi
Proses analisa dari pengujian akurasi sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk menggunakan metode Dempster Shafer dilakukan berdasarkan percocokan hasil diagnosa pakar dengan hasil diagnosa sistem pada Tabel 5.2 berdasarkan 30 data yang diuji adalah 90%. Nilai persentase tersebut diperoleh dari pembagian data yang benar sebanyak 27 dari 30 data kasus sebenarnya. Hasil perbedaan antara data sebenarnya dengan perhitungan karenaada beberapa hal yaitu:
1. Pada kasus no. 6 hasil diagnosa sistem saat
pencocokan menemukan gejala–gejala
terdiagnosa pada 2 jenis penyakit. Lalu dilakukan perhitungan bobot dari
masing-masing penyakit tersebut, sistem
menghasilkan output berupa penyakit kanker jeruk. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit CVPD.
2. Pada kasus no. 12 hasil diagnosa sistem saat
pencocokan menemukan 4 gejala pada
diagnosa penyakit. Lalu dilakukan
perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Embun Tepung. Sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Blendok. Karena menurut pakar gejala batang mengelupas dan batang mengering merupakan ciri khas penyakit blendok yang menyerang tanaman jeruk pada bagian batangnya.
3. Pada kasus no. 22 hasil diagnosa sistem saat
pencocokan menemukan 6 gejala pada
diagnosa penyakit. Lalu dilakukan
perhitungan bobot dari masing-masing penyakit tersebut, sistem menghasilkan output berupa penyakit Tristeza, sedangkan menurut diagnosa pakar, gejala yang diinputkan user lebih menjurus pada penyakit Embun. Menurut pakar ketika tanaman jeruk terserang penyakit dan mengalami gejala sisi daun atas tampak putih maka bisa dipastikan jeruk tersebut terserang penyakit Embun Tepung.
6. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil perancangan dan
pengujian yang dilakukan pada Pemodelan Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Jeruk dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
• Sistem diagnosa penyakit tanaman jeruk
dilakukan sebagai salah satu cara untuk melakukan diagnosa terhadap penyakit
tanamam jeruk. Sistem ini telah
menggunakan metode Dempster shafer
dengan cara menghitung nilai bobot setiap penyakit berdasarkan jurnal dan interpretasi pakar. Kemudian sistem akan memilih penyakit dengan nilai bobot terbesar, Sehingga menghasilkan persentase hasil akhir keluaran sistem.
• Berdasarkan hasil pengujian akurasi bahwa
keakurasian hasil keluaran sistem dengan
diagnosa pakar adalah 90%.
Ketidakakurasian sistem pakar ini sebesar 10% yang dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu subyektifitas pakar dalam pemberian nilai kepercayaan gejala penyakit dikarenakan keyakinan tiap pakar berbeda dan masukan data gejala fakta yang komplikasi dengan penyakit yang belum terdapat pada sistem.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Jaenal. 2011.. “Sistem Pakar Untuk
Mengdiagnosa Jenis Penyakit Pada
Tanaman Jeruk Berbasis WAP”. Sekolah Tinggi Teknik Surabaya. Surabaya.
Arief, M.Rudianto. 2011. “Pemrograman Web Dinamis Menggunakan Php dan Mysql”. Andi Offset. Yogyakarta
Badan penelitian dan Pengembangan Pertanian,
Departemen Pertanian. 2005. “Prospek Dan
Connolly, T., Begg, C. 2010. “Database Systems: a practical approach to design, implementation, and management. 5th Edition”. Pearson Education. United State of America.
Kanisius, Aksi Agraris. 1994. “Budidaya Tanaman Jeruk”
Kusumadewi Sri. 2003. “Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya)”. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Muhammad, Arhami. 2006. “Konsep Dasar Sistem Pakar”. Andi Offset.
Purwita, Yuangga Dwi. 2016. “Pemodelan
Sistem Pakar untuk mengdiagnosis
Penyakit Paru pada anak dengan metode Dempster Shafer”. Univerista Brawijaya Malang.
Sulistyohati, A., 2008. “Aplikasi Sistem Pakar Diagnosis Penyakit Ginjal dengan Metode
Dempster-Shafer”. Universitas Islam
Indonesia. Yogyakarta.