• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015 - Pemerintah Kabupaten Bungo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015 - Pemerintah Kabupaten Bungo"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Ikhtisar

Eksekutif

IKHTISAR EKSEKUTIF

Kabupaten Bungo merupakan kabupaten yang terletak di daerah perlintasan dari Provinsi Jambi ke Sumatera Barat juga sebagai penghubung antara kabupaten-kabupaten di wilayah Jambi bagian timur (Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Kabupaten Muara Jambi dan Kabupaten Batanghari), dengan bagian barat (Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci, dan Kota Sungai Penuh).

Untuk mengetahui dan atau mengukur kinerja pemerintah telah ditetapkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2011-2016 dan Rencana Kinerja yang berorientasi pada pencapaian hasil yang ingin dicapai dalam kurun waktu 1 sampai 5 tahun, yang terdiri dari Visi, Misi, Tujuan, Sasaran dan Kegiatan. Adapun Visi dan Misi Pembangunan kepemimpinan Bupati H. Sudirman Zaini dan Wakil Bupati H. Mashuri, yakni:

“Bungo Yang Mandiri, Aman, dan Sejahtera Tahun 2016” (Bungo MAS 2016).

Untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan “Misi Pembangunan” sebagaiberikut:

1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa ke hadirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan;

2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan udara yang mendorong sekaligus mendukung kemajuan perekonomian daerah;

3. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah, efisien, efektif, bersih dandemokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima;

4. Meningkatkan kemampuan dan pengembangan pertumbuhan perekonomian rakyat dengan mendorong pengembangan simpul-simpul ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri kecil, perdagangan dan jasa, serta koperasi; 5. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara cerdas dan

(3)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Ikhtisar

Eksekutif

6. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

7. Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui partisipasi aktif masyarakat;

8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan beragama, adat istiadat dan budaya guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat.

Visi dan Misi tersebut diatas merupakan acuan untuk menetapkan tujuan, sasaran dan strategi yang ingin dicapai. Pada Tahun 2015 Pemerintah Kabupaten Bungo telah menetapkan rencana kinerja yang diukur melalui capaian indikator kinerja sasaran. Capaian indikator kinerja sasaran diperoleh dari pelaksanaan program dan kegiatan dengan indikator kinerja berupa Input, Output

dan Outcome.

(4)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Kata

Pengantar

B

B

U

U

P

P

A

A

T

T

I

I

B

B

U

U

N

N

G

G

O

O

KATA PENGANTAR

Puji syukur bagi Allah SWT, karena dengan bimbingan dan Inayah-Nya, Pemerintah Kabupaten Bungo telah selesai melaksanakan amanah rakyatnya untuk membangun “Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun” Kabupaten Bungo yang tercinta.

Selanjutnya dalam rangka mewujudkan pelaksanaan pembangunan yang akuntabel dan transparan, maka telah dilakukan penyusunan Laporan Kinerja berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Pemerintah Kabupaten Bungo sebagai penanggung jawab penyelenggaraan pembangunan di segala bidang, terus berupaya dengan sungguh-sungguh meningkatkan hasil dan manfaat atau outcome yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

Peningkatan kualitas pelayanan yang berkaitan dengan peningkatan kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tergambar dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo ini merupakan potret yang jelas dan transparan sebagai pertanggungjawaban atas pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bungo untuk satu Tahun Anggaran 2015.

Semoga dapat bermanfaat, dan besar harapan kami kiranya laporan ini dapat memenuhi substansi dan materi evaluasi Laporan Kinerja lebih baik dari sebelumnya.

Sekian dan terima kasih.

Muara Bungo, Maret 2015 BUPATI BUNGO,

(5)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Isi

DAFTAR ISI

Hal IKHTISAR EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GRAFIK ... vi

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Gambaran Umum Daerah ... 3

C. Kondisi Ekonomi ... 8

D. Sejarah Kabupaten Bungo ... 11

E. Penyelenggaraan Urusan Pemerintah ... 13

F. Susunan Organisasi Perangkat Daerah ... 14

G. Isu Strategis... 16

H. Sistematika Penyajian ... 17

BAB II. PERENCANAAN KINERJA ... 19

A. Visi dan Misi Pembangunan ... 20

B. Strategi Pembangunan ... 22

C. Arah Kebijakan Daerah ... 23

D. Perioritas Pembangunan Daerah ... 24

E. Penetapan Kinerja Tahun 2015 ... 25

F. Pembiayaan ... 29

BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA ... 36

A. Capaian Kinerja Organisasi ... 37

(6)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Isi

BAB IV. PENUTUP ... 140

A. Tinjauan Umum ... 140

B. Tinjauan Khusus ... 158

C. Permasalahan dan Strategi Pemecahannya ... 159

(7)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Tabel

DAFTAR TABEL

No URAIAN Hal

1.1. Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo... 4

1.2. Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Kelamin di Kabupaten Bungo ... 5

1.3. Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2010 s.d. 2014 ... 6

1.4. Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014 ... 7

1.5. Persentase Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo menurut Lapangan Usaha Tahun 2011– 2014 ... 8

2.1. Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupten Bungo Tahun 2015 ... 25

2.2. Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015 ... 30

2.3. Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Bungo Tahun Anggaran 2011 – 2015 ... 31

2.4. Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 ... 33

2.5. Komposisi Pembiayaan Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 34 2.6 Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 ... 35

2.7. Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015 ... 35

3.1. Kategori Presentase Pencapaian Sasaran ... 39

3.2. Target dan Realisasi Kinerja Pemerintah Kabupaten Bungo Tahun 2015 ... 39

3.3. Target dan Perincian Indikator Sasaran 1 Tahun 2015 ... 44

3.4. Target dan Perincian Indikator Sasaran 2 Tahun 2015 ... 50

3.5. Target dan Perincian Indikator Sasaran 3 Tahun 2015 ... 59

3.6. Target dan Perincian Indikator Sasaran 4 Tahun 2015 ... 60

(8)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Tabel

3.8. Data dan Kondisi Jalan di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ... 64

3.9. Panjang Pengaspalan Jalan Perdesaan dan Perkotaan dari Tahun 2011 s.d. 2015 ... 65

3.10. Perkembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d 2015 ... 66

3.11. Data Jumlah Jembatan dan Box di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d. 2015 ... 68

3.12. Pekerjaan Pembangunan Bandara Muara Bungo dengan Sumber Dana APBD Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 69

3.13. Target dan Perincian Indikator Sasaran 6 Tahun 2015 ... 72

3.14. Target dan Perincian Indikator Sasaran 7 Tahun 2015 ... 73

3.15. Target dan Perincian Indikator Sasaran 8 Tahun 2015 ... 75

3.16. Target dan Perincian Indikator Sasaran 9 Tahun 2015 ... 76

3.17. Target dan Perincian Indikator Sasaran 10 Tahun 2015 ... 82

3.18. Target dan Perincian Indikator Sasaran 11 Tahun 2015 ... 84

3.19. Persentase Komposisi Jenis Kelamin Pada Jabatan Pemerintahan Di Kabupaten Bungo ... 84

3.20. Target dan Perincian Indikator Sasaran 12 Tahun 2015 ... 86

3.21. Perkembangan KUD di Kabupaten Bungo dati Tahun 2011 s.d 2015 ... 87

3.22. Perkembangan Koperasi/KUD Aktif dan Non Aktif di Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d. 2015 ... 88

3,23. Data Ruko, Kios dan Los dalam Kabupaten Bungo Tahun 2015 90 3.24. Jumlah Pasar Dusun di Kabupaten Bungo Tahun 2015 ... 91

3.25. Target dan Perincian Indikator Sasaran 13 Tahun 2014 ... 95

3.26. Luas Tanam Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 98

3.27. Luas Panen Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 99

3.28. Produksi Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 99

3.29. Produktivitas Padi dan Palawija di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 100

3.30. Luas Tanam, Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Hortikultura dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 100

(9)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Tabel

3.32. Data Kelompok Tani Menurut Kelas Kelompok dan Gapoktan

di setiap Kecamatan Tahun 2015 ... 103

3.33. Perkembangan Populasi Ternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 104

3.34. Jumlah Peternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .. 104

3.35. Produksi Ternak Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 .. 105

3.36. Konsumsi Hasil Ternak di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 106

3.37. Pelaksanaan Inseminasi Buatan (IB) dan Kelahiran Ternak Sapi di Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 107

3.38. Pencegahan Penyakit dan Pengamanan Ternak di Kabupaten Bungo Tahun 2013 s.d. 2015 ... 107

3.39. Produksi dan Konsumsi Ikan Kabupaten Bungo dari Tahun 2013 s.d. 2015 ... 108

3.40. Target dan Perincian Indikator Sasaran 14 Tahun 2015 ... 112

3.41. Target dan Perincian Indikator Sasaran 15 Tahun 2015 ... 113

3.42. Target dan Perincian Indikator Sasaran 16 Tahun 2015 ... 116

3.43. Target dan Perincian Indikator Sasaran 17 Tahun 2015 ... 119

3.44. Target dan Perincian Indikator Sasaran 18 Tahun 2015 ... 123

3.45. Target dan Perincian Indikator Sasaran 19 Tahun 2015 ... 124

3.46. Target dan Perincian Indikator Sasaran 20 Tahun 2015 ... 126

3.47. Target dan Perincian Indikator Sasaran 21 Tahun 2015 ... 128

3.48. Target dan Perincian Indikator Sasaran 22 Tahun 2015 ... 130

3.49. Target dan Perincian Indikator Sasaran 23 Tahun 2015 ... 132

3.50. Target dan Perincian Indikator Sasaran 24 Tahun 2015 ... 134

(10)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

Daftar

Gambar

DAFTAR GAMBAR

No URAIAN Hal

1.1. Peta Kabupaten Bungo ... 3 1.2. Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya Tahun

2010-2014 ... 6 3.1. Grafik Trend APM Jenjang Pendidikan SD, SMP dan SMA

(11)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

alah satu tuntutan publik saat ini adalah adanya transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara. Muara tuntutan ini pada intinya adalah terselenggaranya kepemerintahan yang baik (Good Governance), sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung-jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap instansi pemerintah sebagai unsur penyelenggara negara mulai dari pejabat eselon II ke atas untuk mempertanggung¬jawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan padanya berdasarkan perencanaan stratejik yang dirumuskan sebelumnya.

(12)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Pertanggungjawaban tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Pertanggungjawaban dimaksud disampaikan kepada atasan masing-masing, kepada lembaga-lembaga pengawasan dan penilai akuntabilitas yang berkewenangan, dan akhirnya kepada Presiden selaku Kepala Pemerintahan serta dilakukan melalui sistem akuntabilitas dan media pertanggung-jawaban yang harus dilaksanakan secara periodik dan melembaga. Semua ini merupakan terobosan dalam pembangunan dengan sistem Akuntabilitas Negara Modern yang handal, demokratis, profesional, efisien, efektif, berkualitas, bersih, terbuka, partisipatif dan tanggap terhadap aspirasi masyarakat.

Laporan Kinerja Instansi Pemerintah merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Secara umum Laporan Kinerja ini bermanfaat untuk :

1. Mendorong instansi pemerintah melaksanakan Good Governance, karena Laporan Kinerja menjadi dasar untuk mengukur kinerja instansi pemerintah secara transparan, sistematik dan dapat dipertanggungjawabkan;

2. Memberikan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan (Stakeholders) dengan instansi pemerintah dan;

3. Meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada instansi pemerintah.

Uraian diatas menunjukkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bungo wajib untuk menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yang berisikan perencanaan strategik dan sekaligus pengukuran terhadap pelaksanaannya, sehingga dapat mengetahui sampai seberapa jauh capaian kinerja pada Tahun Anggaran 2015.

(13)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

B.

Gambaran Umum Daerah

1. Gambaran Umum Geografis

Secara geografis Kabupaten Bungo berada pada posisi antara 01008’ sampai 01055’ Lintang Selatan dan antara 101027’ sampai 102030’ Bujur Timur.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bungo

(14)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Secara Administrasi, Luas Kabupaten Bungo adalah 4.659 km2 yang terdiri dari 17 kecamatan 134 dusun dan 12 kelurahan, adapun luas masing-masing kecamatan dapat dilihat dalam tabel berikut:

Tabel 1.1.

Luas Wilayah Per Kecamatan di Kabupaten Bungo

NO. KECAMATAN Luas (Km2) % terhadap Luas

Kabupaten (Persen)

1. Pelepat 1.069,07 22,95 2. Pelepat Ilir 410,29 8,81 3. Bathin II Babeko 176,29 3,78 4. Rimbo Tengah 96,9 2,08 5. Bungo Dani 35,97 0,77 6. Pasar Muara Bungo 9,21 0,20 7. Bathin III 80,46 1,73 8. Rantau Pandan 239,61 5,14 9. Muko-Muko Bathin VII 186,37 4,00 10. Bathin III Ulu 373,83 8,02 11. Tanah Sepenggal 106,92 2,29 12. Tanah Sepenggal Lintas 77,51 1,66 13. Tanah Tumbuh 236,55 5,08 14. Limbur Lubuk Mengkuang 932,41 20,01 15. Bathin II Pelayang 179,84 3,86 15. Jujuhan 254,12 5,45 17. Jujuhan Ilir 193,04 4,14

J u m l a h 4.659,00 100,00

Kabupaten Bungo merupakan wilayah bertopografi datar, berbukit-bukit hingga curam dengan ketinggian antara 100 hingga lebih dari 1.000 m dpl. Kabupaten Bungo merupakan daerah beriklim tropis dengan curah hujan 2.577mm/tahun (138 hari/tahun) dengan jenis tanah yang mendominasi adalah latosol, podsolik, komplek latosol, dan andosol.

(15)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

2.

Gambaran Umum Demografi

a. Kependudukan

Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Pertumbuhan penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya.

Perkembangan Penduduk Kabupaten Bungo mengalami kenaikan, jumlah penduduk Tahun 2014 sebanyak 336.320 jiwa meningkat dibandingkan dengan jumlah penduduk Tahun 2013 yang berjumlah 312.695 jiwa. Jumlah penduduk tersebut mendiami wilayah seluas 4.659 km2 sehingga rata-rata kepadatan penduduk pada Tahun 2014 adalah 72,19 jiwa per km2. Adapun data jumlah penduduk perkecamatan dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.2.

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan, Jenis Kelamin dan Rasio Kelamin di Kabupaten Bungo

Sumber Data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

No Kecamatan Laki-Laki Perempuan Jumlah Sex Ratio

1 Pelepat 15.912 14.962 30.874 106,35 2 Pelepat Ilir 25.896 23.772 49.668 108,93 3 Bathin II Babeko 6.224 5.964 12.188 104,36 4 Rimbo Tengah 13.412 12.907 26.319 103,91 5 Bungo Dani 14.420 13.410 27.830 107,53 6 Pasar Muara Bungo 12.800 12.003 24.803 106,64 7 Bathin III 11.513 10.964 22.477 105,01 8 Rantau Pandan 5.118 5.026 10.144 101,83 9 Muko-Muko Bathin VII 7.238 7.207 14.445 100,43 10 Bathin III Ulu 4.263 4.141 8.404 102,95 11 Tanah Sepenggal 10.896 11.018 21.914 98,89 12 Tanah Sepenggal Lintas 11.534 11.475 23.009 100,51 13 Tanah Tumbuh 6.881 7.135 14.016 96,44 14 Limbur Lubuk Mengkuang 7.662 7.333 14.995 104,49 15 Bathin II Pelayang 4.963 4.407 9.370 112,62 16 Jujuhan 8.114 7.636 15.750 106,26 17 Jujuhan Ilir 5.182 4.932 10.114 105,07

172.028

(16)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Penduduk Kabupaten Bungo seluruhnya berjumlah 336.320 jiwa, sebagai salah satu modal dasar pembangunan (tenaga kerja) dan sekaligus menjadi beban pembangunan. Karena jumlah penduduk yang besar harus disertai dengan kualitas SDM yang memadai. Sehingga mampu menjadi penggerak dan pendorong pembangunan di daerah.

Gambaran jumlah penduduk dan pertumbuhannya per kecamatan dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini :

Gambar 1.2

Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya Tahun 2010 – 2014

Tabel 1.3

Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014

Tahun Perempuan Laki -laki Jumlah 2010 147.680 155.455 303.135 2011 160.382 167.993 328.375 2012 156.664 163.983 320.627 2013 152.701 159.994 312.695 2014 164.292 172.028 336.320

Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

b. Persebaran Penduduk

(17)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan penduduk selalu bervariasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1.3 berikut :

Tabel 1.4.

Rata-rata Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan Dalam Kabupaten Bungo Tahun 2014

No Kecamatan Luas 12 Tanah Sepenggal

Lintas

Sumber data :BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

Dari tabel diatas bahwa tingkat kepadatan penduduk pada Tahun 2014 di Kabupaten Bungo adalah sebesar 72,19 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi terdapat di Kecamatan Pasar Muara Bungo yaitu sebesar 2.693,05 jiwa/km2. Tingkat kepadatan penduduk terendah terdapat di Kecamatan Batin III Ulu sebesar 22,48 jiwa/km2 dan Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang sebesar 16,08 jiwa/km2.

c. Tenaga Kerja dan Transmigrasi

(18)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

dalam penyebaran penduduk. Sejak Tahun 2010, Kabupaten Bungo telah menerima transmigran asal Pulau Jawa sebanyak 242 jiwa. Transmigran ini ditempatkan di Kecamatan Rantau Pandan dan Bathin III Ulu.

C.

Kondisi Ekonomi

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Struktur perekonomian sebagian masyarakat Kabupaten Bungo telah bergeser dari kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan ke kategori ekonomi lainnya. Hal ini terlihat dari besarnya sumbangan masing-masing kategori ini terhadap pembentukan PDRB Bungo. Sumbangan terbesar pada Tahun 2014 dihasilkan dari kategori industri pertambangan dan penggalian, kemudian kategori pertanian, kehutanan, dan perikanan; perdagangan besar dan eceran; kategori konstruksi masing-masing diatas 6 persen.

2. Pertumbuhan Ekonomi

a. Perkembangan Ekonomi

Perekonomian Kabupaten Bungo pada tahun 2014 mengalami perlambatan dibandingkan pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Bungo tahun 2014 mencapai 6,35 persen, sedangkan tahun 2013 sebesar 9,44 persen.

b. Laju Pertumbuhan Rill PDRB

Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo Menurut Lapangan Usaha dari Tahun 2011-2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1.5

Persentase Laju Pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo menurut Lapangan Usaha Tahun 2011– 2014

No Lapangan Usaha 2011 2012 2013* 2014**

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan, dan Perikanan

4,48 5,73 6,12 11,06

(19)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

4 Pengadaan Listrik dan Gas 12,15 10,98 13,98 7,33 5 Pengadaan Air,Pengelolaan

Sampah,Limbah dan Daur Ulang

8,25 1,80 1,91 1,72

6 Kontruksi 4,46 14,38 15,36 25,79 7 Perdagangan Besar dan Eceran ;

Reparasi dan Sepeda Motor

9,78 5,05 4,33 11,65

8 Transportasi dan Pergudangan 6,46 5,64 11,41 8,63 9 Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 14 Administrasi Pemerintahan,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

9,57 3,97 6,83 20,60

15 Jasa Pendidikan 7,14 8,55 4,52 1,89 16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 7,14 8,55 9,32 12,35 17 Jasa lainnya 4,31 5,05 5,35 6,33

Produk Domestik Regional Bruto 9,74 9,65 9,44 6,35 Sumber data: BPS Kabupaten Bungo Tahun 2015

*) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara

Laju pertumbuhan rill PDRB ekonomi tertinggi pada Tahun 2014 dicapai oleh kategori konstruksi sebesar 25,79 persen. Sedangkan kategori ekonomi PDRB lainnya pada Tahun 2014 sebagian besar mengalami pertumbuhan yang positif. Untuk kategori pertambangan dan penggalian nilai pertumbuhannya mencapai minus 6,57 persen. Hal ini disebabkan oleh menurunnya jumlah produksi batu bara dan harga komoditas Batubara di pasar dunia serta dipengaruhi oleh adanya pencabutan izin beberapa perusahaan tambang batubara .

(20)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Jasa Perusahaan sebesar 5,19 persen, kategori Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 3,43 persen, kategori Real Estat sebesar 2,99 persen, kategori Jasa Pendidikan sebesar 1,89 persen dan kategori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang sebesar 1,72 persen.

Bila dibandingkan antara pertumbuhan masing-masing sektor terhadap laju pertumbuhan Rill PDRB Kabupaten Bungo, laju pertumbuhan masing-masing sektor dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1. Sektor yang berada di atas Laju Pertumbuhan Rill PDRB, yaitu : 1. Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan & Perikanan sebesar

11,06 persen.

2. Sektor Industri Pengolahan sebesar 8,80 persen. 3. Sektor Listrik dan Gas sebesar 7,33 persen. 4. Sektor Kontruksi sebesar 25,79 persen.

5. Sektor Perdagangan Besar dan Eceran sebesar 11,65 persen. 6. Sektor Transportasi dan Pergudangan sebesar 8,63 persen. 7. Sektor Akomodasi Makan dan Minum sebesar 14,37 persen. 8. Sektor Administrasi dan Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan Sosial sebesar 20,60 persen.

9. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 12,35 persen. 2. Sektor yang berada di Bawah Laju Pertumbuhan Rill PDRB,

yaitu:

a. Sektor Pertambangan dan Penggalian sebesar -6,57 persen. b. Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang sebesar 1,72 persen.

c. Sektor Jasa Keuangan dan Asuransi sebesar 3,43 persen. d. Sektor Real Estat sebesar 2,99 persen.

e. Sektor Jasa Perusahaan sebesar 5,19 persen. f. Sektor Jasa Pendidikan sebesar 1,89 persen.

g. Sektor Informasi dan Komunikasi sebesar 4,79 persen h. Sektor Jasa-jasa lainnya sebesar 6,33 persen.

(21)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

D.

Sejarah Kabupaten Bungo

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah, Kabupaten Merangin yang semula ibukotanya berkedudukan di Bangko dipindahkan ke Muara Bungo. Selanjutnya Dalam perkembangannya Daerah Tingkat I Jambi yang dibentuk berdasarkan Undang-undang Nomor 81 Tahun 1957 tentang Pembentukan Daerah Tingkat I Jambi dirubah menjadi UU No. 81 Tahun 1958 yang wilayahnya terdiri dari Kabupaten Batanghari, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Kerinci. Pada Tahun 1958 rakyat Kabupaten Merangin melalui DPRD Peralihan dan DPRDGR bertempat di Muara Bungo dan Bangko mengambil keputusan antara lain:

1. Mendesak Pemerintah Pusat melalui Menteri Dalam Negeri untuk memekarkan Kabupaten Merangin menjadi 2 (dua) kabupaten antara lain:

a. Kewedanaan Muara Bungo dan Kewedanaan Muara Tebo menjadi Kabupaten Muara Bungo Tebo dengan Ibukotanya Muara Bungo.

b. Kewedanaan Sarolangun dan Kewedanaan Bangko menjadi Kabupaten Bangko dengan Ibukotanya Bangko.

2. Mengirim delegasi ke Jakarta untuk menghadap Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur Propinsi Jambi guna memperjuangkan keputusan tersebut. Sebagai perwujudan dari tuntutan rakyat tersebut, maka keluarlah Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II yang mengubah Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 sebagai Pemekaran Daerah:

1. Kabupaten Merangin menjadi:

a. Pemerintah Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko berkedudukan di Bangko.

b. Pemerintah Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo berkedudukan di Muara Bungo.

2. Kabupaten Batanghari menjadi:

a. Pemerintah Daerah Tingkat II Tanjung Jabung berkedudukan di Kuala Tungkal.

b. Pemerintah Daerah Tingkat II Batanghari berkedudukan di Kenali Asam.

(22)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Tebo dan diadakan penurunan papan nama Kantor Bupati Merangin dan diganti dengan papan nama Kantor Bupati Muara Bungo Tebo.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka tanggal 19 Oktober 1965 tetap dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Muara Bungo Tebo. Untuk memudahkan penyebutannya dan dengan tidak mengurangi makna keputusan dan jiwa Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 dan Keputusan DPRDGR Kabupaten Daerah Tingkat II Muara Bungo Tebo, ditetapkan dengan sebutan Kabupaten Bungo Tebo.

Seiring dengan berjalannya waktu dan tuntutan pembangunan, maka paska reformasi Undang-undang Nomor 54 Tahun 1999 Kabupaten Bungo Tebo dimekarkan menjadi 2 (dua) wilayah yaitu Kabupaten Bungo dan Kabupaten Tebo. Sehubungan dengan itu tanggal 19 Oktober dinyatakan sebagai Hari Jadi Kabupaten Bungo saja, dengan motto: Langkah Serentak Limbai Seayun.

Secara garis besar, pembentukan Kabupaten Bungo didasarkan kepada:

1. Undang-undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 25), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Sarolangun Bangko dan Daerah Tingkat II Tanjung Jabung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2755);

(23)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

E.

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

Berdasarkan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, disebutkan bahwa yang menjadi urusan pemerintahan dan menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib berpedoman pada standar pelayanan minimal. Adapun urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah untuk Kabupaten Bungo meliputi:

1. Pendidikan; 2. Kesehatan;

3. Pekerjaan Umum; 4. Perumahan; 5. Penataan Ruang;

6. Perencanaan Pembangunan; 7. Perhubungan;

8. Lingkungan Hidup;

9. Kependudukan dan Catatan Sipil;

10. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; 11. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera;

12. Sosial;

13. Ketenagakerjaan;

14. Koperasi dan Usaha Kecil Menengah; 15. Penanaman Modal;

16. Kebudayaan;

17. Kepemudaan dan Olahraga;

18. Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri;

19. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian;

20. Ketahanan Pangan;

21. Pemberdayaan Masyarakat Desa; dan 22. Perpustakaan.

(24)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

Selanjutnya berbagai kewenangan tersebut dijabarkan menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bungo dalam rangka mewujudkan upaya mencerdaskan, mensejahterakan dan melindungi masyarakat melalui penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan masyarakat secara profesional, akuntabel, transparansi dan partisipatif.

F.

Susunan Organisasi Perangkat Daerah

Dalam rangka mendukung kelancaran tugas serta melakukan pelayanan terhadap masyarakat, maka, susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Bungo telah mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah yang dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bungo sebagai berikut: 1. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi

Kecamatan dan Kelurahan;

2. Peraturan Daerah Nomor 06 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Susunan Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi;

3. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pembentukan Badan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

4. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD;

5. Peraturan Daerah Nomor 01 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah;

6. Peraturan Daerah Nomor 02 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Lembaga Teknis Daerah;

7. Peraturan Daerah Nomor 07 Tahun 2011 tentang Pembentukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat; dan

8. Peraturan Daerah Nomor 26 Tahun 2012 tentang Pembentukan Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu.

Berdasarkan Peraturan Daerah tersebut, maka Organisasi atau Kelembagaan Pemerintah Kabupaten Bungo terdiri dari :

a. Dua Sekretariat, yaitu : 1. Sekretariat Daerah. 2. Sekretariat DPRD.

(25)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah; 3. Badan Kepegawaian dan Diklat;

4. Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kesatuan Bangsa, Politik dan Perlindungan Masyarakat;

5. Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Dusun, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana;

6. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan;

7. Badan Penanaman Modal Daerah dan Pelayanan Perizinan Terpadu;

8. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 9. Kantor Ketahanan Pangan;

10. Kantor Lingkungan Hidup; 11. Rumah Sakit Umum Daerah; 12. Satuan Polisi Pamong Praja; dan

13. Kantor Perpustakaan, Arsip dan Dokumentasi. c. Empat Belas Dinas, yaitu :

1. Dinas Pendidikan; 2. Dinas Kesehatan;

3. Dinas Sosial, TenagaKerja dan Transmigrasi; 4. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

5. Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika; 6. Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga; 7. Dinas Pekerjaan Umum;

8. Dinas Pengelolaan Pasar dan Kebersihan;

9. Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Perindustrian dan Perdagangan;

10. Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura; 11. Dinas Peternakan dan Perikanan;

12. Dinas Kehutanan dan Perkebunan;

13. Dinas Energi dan Sumberdaya Mineral; dan 14. Dinas Pendapatan Daerah.

Disamping Sekretariat, Lembaga Teknis Daerah dan Dinas pemerintahan Kabupaten Bungo juga terdiri atas 17 (tujuh belas) kecamatan dan 11 (sebelas) kelurahan serta 141 (seratus empat puluh satu) dusun/desa.

(26)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

G.

Isu Strategis

Isu strategis daerah Kabupaten Bungo pada Tahun 2015 adalah :

1. Masih kecilnya kontribusi PAD terhadap APBD Kabupaten Bungo yang menyebabkan derajat desentralisasi fiskal juga kecil, sehingga kemandirian keuangan daerah sulit dicapai dan ketergantungan pada APBN menjadi besar;

2. Eksploitasi sumberdaya alam khususnya tambang tanpa izin yang meningkat dan akan berakibat kepada rusaknya lingkungan dan infrastruktur jalan dan jembatan;

3. Kualitas pendidikan di pedesaan masih rendah, karena belum maksimalnya ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas;

4. Kualitas pelayanan kesehatan di pedesaan masih rendah, karena infrastruktur kesehatan dan ketersediaan paramedis yang masih terbatas;

5. Tingkat kemiskinan di pedesaan dan pengangguran di perkotaan akan memicu peningkatan terhadap masalah sosial ekonomi masyarakat serta memicu peningkatan angka kriminalitas di daerah;

6. Meningkatnya kegiatan ekonomi daerah dan mobilitas penduduk akan menyebabkan terjadinya peningkatan permintaan Bahan Bakar Minyak (BBM). Akibatnya konsumsi BBM meningkat dan ketergantungan daerah pada BBM juga tinggi;

7. Pengembangan kota dan agroindustri menyebabkan peningkatan permintaan listrik dan air berkualitas, sedangkan sumber daya pembangkit dan pengolah terbatas, khusus listrik tergantung pada pasokan dari luar daerah melalui interkoneksi Sumatera;

8. Masalah demokrasi, HAM, dan kepastian hukum masih mewarnai kehidupan sosial masyarakat yang menuntut keadilan, kesetaraan, dan kearifan stockholder daerah;

9. Komoditas unggulan daerah berupa karet, kelapa sawit dan batubara masih dominan dalam kegiatan ekonomi daerah. Sedangkan komoditas tanaman pangan masih rendah nilai tukar dan produktivitasnya, padahal daya serap tenaga kerjanya masih tinggi;

(27)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

11. Peningkatan pelayanan publik oleh pemerintah daerah membutuhkan peningkatan kualitas aparatur pemerintah. Akan tetapi peningkatan tersebut membutuhkan pula profesional dan transparansi dalam rekruitmen dan promosi karier Pegawai Negeri Sipil;

12. Peran UKM dan koperasi dalam membangun ekonomi daerah masih besar, karena daya serap tenaga kerjanya besar tetapi investasinya dan daya saingnya masih rendah; dan

13. Transformasi struktural perekonomian Kabupaten Bungo yang sudah mulai beralih dari sektor primer menuju sektor tersier, tanpa diiringi dengan peningkatan kualitas pendidikan, kualitas kesehatan, sehingga menyebabkan Sumber Daya Manusia lokal kalah bersaing.

H.

Sistematika Penyajian

Adapun sistematika penusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah yakni sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Menyajikan penjelasan umum organisasi, dengan penekanan kepada aspek strategis organisasi serta permasalahan utama (strategic issued) yang sedang dihadapi organisasi.

BAB II PERENCANAAN KINERJA

Menguraikan ringkasan/ikhtisar perjanjian kinerja tahun yang bersangkutan.

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

(28)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

I

BAB IV PENUTUP

Menguraikan simpulan umum atas capaian kinerja organisasi serta langkah di masa mendatang yang akan dilakukan organisasi untuk meningkatkan kinerjanya.

LAMPIRAN

(29)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

ebijakan otonomi daerah menjadi sebuah framework

bagi Pemerintah Daerah dalam merumuskan dan memformulasikan penyusunan kebijakan penyelenggaraan Pemerintah Daerah sesuai dengankewenangan, kebutuhan, dan kemampuan daerah dalam melaksanakan bidang urusan pemerintahan yang menjadi tanggungjawab daerah. Sesuai dengan Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014, penyelenggaraan Pemerintah Daerah dilaksanakan dengan memuat azas desentralisasi dan tugas pembantuan dengan otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.

(30)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

Dalam konteks jangka panjang kebijakan tersebut dituangkan dalam Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2006-2026 (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2007 Nomor 1).RPJPD tersebut menguraikan tentang arah pembangunan yang ingin dicapai Kabupaten Batang Bungo dalam kurun waktu 20 tahun, disusun berdasarkan visi dan misi daerah yang dijabarkan ke tujuan, strategi dan tahapan pembangunan jangka panjang. Selanjutnya dijabarkan dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 (Lembaran Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 Nomor 10). yang memuat Visi, Misi dan Agenda Utama Pembangunan sebagai acuan dalam pelaksanaan pembangunan di daerah, sesuai dengan visi dan misi Pembangunan yang telah disepakati.

Dari kerangka pembangunan jangka menengah daerah, kebijakan pembangunan tersebut dijabarkan menjadi kebijakan pembangunan tahunan dalam bentuk RKPD. Kemudian, RKPD menerjemahkan perencanaan strategis jangka menengah (RPJMD dan Renstra SKPD) ke dalam rencana program dan penganggaran tahunan, yang selanjutnya tercermin dalam APBD, dan menjadi pedoman bagi Rencana Kerja (Renja) setiap SKPD untuk menjalankan program dan kegiatannya.

Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka Visi Pembangunan merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan pembangunan.

Berkenaan dengan dasar aturan yang menjadi acuan dalam penyusunan dokumen perencanaan pembangunan, maka Kabupaten Bungo telah menetapkan Visi Pembangunan Daerah yang tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Bungo Nomor 10 Tahun 2011 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016, yaitu:

A.

Visi dan Misi Pembangunan

(31)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

dirumuskan Visi Pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2011 – 2016 adalah:

“Bungo Yang Mandiri, Aman, dan Sejahtera Tahun 2016”

(Bungo MAS 2016)

Secara Iebih eksplisit dan agar dapat digunakan sebagai acuan arah pembangunan lima tahun yang Iebih terukur, maka VISI PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH tersebut selanjutnya diuraikan sebagai berikut :

1. Mandiri;

Kondisi yang menggambarkan terwujudnya kemandirian masyarakat dan pemerintah dalam bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik, sehingga menjadikan masyarakat dan pemerintah yang tangguh dan mandiri..

2. Aman;

Kondisi yang memperlihatkan perwujudan memiliki perasaan aman dan kepercayaan yang tinggi kepada pemerintah sehingga dapat menikmati kehidupan yang lebih baik, yang dilandasi supremasi hukum dan Hak Azasi Manusia yang tinggi.

3. Sejahtera;

Kondisi semua lapisan masyarakat dapat terpenuhi hak dasarnya, baik di bidang sosial, ekonomi dan budaya, terutama pangan, sandang, dan perumahan secara merata.

Selanjutnya untuk mewujudkan Visi tersebut, ditetapkan MISI PEMBANGUNAN TAHUN 2011 - 2016, yaitu :

1. Meningkatkan kecerdasan dan kualitas sumber daya manusia yang beriman dan bertaqwa ke hadirat Allah SWT, serta meningkatkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat dalam pembangunan yang berkelanjutan;

2. Meningkatkan pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, dan pelabuhan udara yang mendorong sekaligus mendukung kemajuan perekonomian daerah;

3. Menyelenggarakan pemerintahan yang amanah, efisien, efektif, bersih dandemokratis dengan mengutamakan pelayanan kepada masyarakat secara prima;

(32)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

ekonomi rakyat utamanya pertanian, industri kecil, perdagangan dan jasa, serta koperasi;

5. Mengoptimalkan pemanfaatan potensi sumber daya alam secara cerdas dan bijaksana demi kepentingan masyarakat luas dan kelestarian lingkungan hidup;

6. Meningkatkan sumber-sumber pendanaan dan investasi pembangunan melalui penciptaan iklim kondusif untuk pengembangan usaha dan penciptaan lapangan kerja;

7. Mewujudkan kawasan perkotaan dan perdesaan yang sehat dan menarik untuk kegiatan ekonomi dan sosial budaya melalui partisipasi aktif masyarakat;

8. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat dan kehidupan beragama, adat istiadat dan budaya guna mewujudkan rasa aman dan ketentraman masyarakat.

B.

Strategi Pembangunan

Strategi pembangunan daerah berisikan program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi dari kepala daerah yang terpilih. Strategi diperlukan untuk memperjelas arah pengembangan program prioritas kepala daerah yang terpilih tersebut.

Strategi pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2011-2016 merupakan strategi utama dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan daerah. Adapun strategi yang dimaksud adalah:

a. Melaksanakan pembangunan daerah yang berimbang antara pertumbuhan dan pemerataan serta bersahabat dengan lingkungan hidup sehingga menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

b. Melaksanakan percepatan pembangunan daerah yang diarahkan pada pengembangan sektor ekonomi unggulan Kabupaten Bungo dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan teknologi serta kearifan lokal.

c. Melakukan reformasi birokrasi dan meningkatkan kinerja pelayanan publik oleh pemerintah Kabupaten Bungo berdasarkan prinsip good governance dan clean government guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun daerah.

(33)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

C.

Arah Kebijakan Daerah

Kebijakan pembangunan Kabupaten Bungo difokuskan kepada upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan pembangunan Kabupaten Bungo merupakan turunan dari kebijakan pembangunan Provinsi Jambi dengan mempertimbangkan keunggulan daerah dan kearifan lokal masyarakat Kabupaten Bungo.

Adapun arah kebijakan umum pembangunan Kabupaten Bungo periode tahun 2011–2016 adalah:

a. Memperkuat dimensi pembangunan daerah yang berkeadilan melalui pengurangan kesenjangan pendapatan, pengurangan ketimpangan pembangunan antar wilayah, dan peningkatan kesetaraan gender. b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas yang

tercermin dari pengurangan kemiskinan dan pengurangan pengangguran melalui program yang menyentuh langsung kepada masyarakat di daerah.

c. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui penerapan prinsip transparansi, akuntabilitas, supremasi hukum, keadilan, dan partisipatif. Tata kelola pemerintahan yang baik mempunyai peranan penting bagi tercapainya sasaran pembangunan daerah di masa datang.

Penetapan arah kebijakan pembangunan Kabupaten Bungo lebih menekankan pada sinergitas dari kebijakan nasional dan Provinsi Jambi menjadi kebijakan Kabupaten Bungo dengan mengutamakan pada penanganan berdasarkan pada fungsi pelayanan umum. Selain itu, Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bungo 2005– 2025 juga menjadi rujukan guna mewujudkan pembangunan yang merata dan berkeadilan dengan mengurangi kesenjangan sosial melalui keberpihakan kepada daerah yang tertinggal, mengurangi kemiskinan, meningkatkan pelayanan sosial dan ekonomi dan meningkatkan pula kesetaraan gender bagi masyarakat. Untuk itu, dalam menyelenggarakan pembangunan daerah di Kabupaten Bungo lebih diarahkan pada:

a. Pembangunan infrastruktur diarahkan pada upaya mempererat keterkaitan ruang antar kawasan.

b. Penggunaan tata ruang dengan menyeimbangkan antara kebutuhan ruang dengan potensi sumberdaya alam guna menjamin kelestarian dan lingkungan hidup yang sehat.

(34)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

d. Pengembangan kawasan strategis dan cepat tumbuh dengan tetap memperhatikan potensi daerah dan penataan ruang yang sehat dan dinamis.

D.

Prioritas Pembangunan Daerah

Untuk meningkatkan capaian keberhasilan pembangunan Kabupaten Bungo maka prioritas pembangunan Kabupaten Bungo Tahun 2011 – 2016 adalah:

1. Peningkatan Kualitas Sumberdaya manusia melalui peningkatan masyarakat yang beragama dan berbudaya, dengan fokus kepada:

a. Peningkatan Layanan Kesehatan dan pendidikan yang berkualitas.

b. Peningkatan kualitas kehidupan beragama dan berbudaya.

c. Peningkatan Jaminan Kesejahteraan Sosial bagi seluruh masyarakat. 2. Peningkatan penguatan ekonomi yang berbasis pada ekonomi

kerakyatan dan keunggulan daerah, dengan fokus kepada :

a. Peningkatan aktivitas usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi dalam perekonomian daerah.

b. Peningkatan daya saing dari produk unggulan daerah melalui agroindustri.

3. Peningkatan infrastruktur pelayanan masyarakat yang berkualitas dan ketersediaan yang lebih luas.

a. Peningkatan kualitas dan kuantitas infrastruktur jalan, jembatan, irigasi, listrik dan air bersih.

b. Peningkatan kualitas dan kuantitas Infrastruktur, Pendidikan, Kesehatan dan Perumahan untuk rakyat.

4. Peningkatan penerapan tata pemerintahan yang baik.

a. Peningkatan tata pemerintahan yang baik, jaminan kepastian dan perlindungan hukum.

(35)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

E.

Penetapan Kinerja Tahun 2015

Tabel 2.1.

Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupten Bungo Tahun 2015

Sasaran No Uraian Indikator Satuan Target

1 Terwujudnya pemerataan akses layanan kesehatan masyarakat

5 Rata-rata persentase anggaran kesehatan

8 Persentase penduduk yang memanfaatkan puskesmas

% 15

9 Persentase obat berlogo generik dalam persediaan obat pemerintah

% 100

2 Terwujudnya pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas

8 Rata-rata persentase anggaran pendidikan dalam APBD sesuai peraturan perundang-undangan (20%)

% 20

3 Terciptanya peran pemuda melalui prestasi olahraga dalam

1 Jumlah atlet daerah yang dikirim ke event

(36)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

mewujudkan prestasi daerah olahraga di nasional/ luar negeri

4 Terkendalinya pertumbuhan penduduk dan meningkatnya keluarga kecil berkualitas serta penataan administrasi kependudukan yang baik

1 Jumlah akseptor KB Orang 18.044 2 Persentase penduduk

ber KTP Persatuan penduduk

% 93

3 Persentase penduduk ber akte kelahiran

% 78

4 Persentase pasangan berakte nikah

% 93

5 Persentase keluarga ber KK

% 88

5 Terselenggaranya percepatan pembangunan Infrastruktur

1 Persentase jalan daerah dalam kondisi baik

% 75

2 Persentase jembatan dalam kondisi baik 6 Terpenuhinya pembangunan

Infrastruktur energi dan listrik

1 Rasio elektrifikasi % 25 2 Jumlah pengguna

energi alternatif

KK 1.350

7 Terciptanya kualitas dan ketersediaan jaringan irigasi dan air bersih

1 Persentase jumlah prasarana sumber daya air dan irigasi yang terpelihara dan berfungsi

% 85

2 Persentase pelayanan air bersih bagi

8 Terpenuhinya pembangunan infrastruktur perumahan dan permukiman yang layak

(37)

Laporan Kinerja

10 Terwujudnya jaminan kepastian dan perlindungan hukum

1 Persentase penanganganan perkara hukum

% 2

2 Jumlah pelanggaran terhadap Perda

Kali 15

11 Terciptanya partisipasi perempuan dalam pembangunan

1 Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah

% 25

2 Persentase partisipasi perempuan di lembaga legislatif

% 30

12 Terwujudnya peningkatan produktivitas UMKM dan pertumbuhan ekonomi yang tinggi

1 Koperasi berprestasi % 5

13 Terciptanya kecukupan pangan daerah

1 Ketersediaan energi dan protein per

2 Penguatan cadangan -Cadangan pangan

4 Persentase kecamatan yang telah memenuhi swasembada pangan

% 25

5 Persentase sektor pertanian dalam pembentukan PDRB

% 32

14 Terwujudnya kinerja dan daya saing BUMD dalam rangka memperbaiki pelayanan kepada masyrakat dan sumbangsih terhadap pendapatan daerah

1 Persentase PAD dari BUMD

% 10

15 Tercapainya pengelolaan sumber daya alam secara terpadu dengan mengedepankan penataan ruang dan lingkungan

16 Terciptanya pemanfaatan potensi Sumber Daya Alam skala besar, menengah dan kecil

1 Jumlah perusahaan perkebunan

Perusaha an

13

(38)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

pertambangan an 3 Nilai investasi bidang

perkebunan

Juta (Rupiah)

953.000

4 Nilai investasi bidang pertambangan

Juta (Rupiah)

350.000

5 Persentase sektor pertambangan dalam pembentukan PDRB

% 10

17 Terwujudnya kualitas pengelolaan mitigasi perubahan iklim dan kelestarian lingkungan hidup

1 Tingkat kualitas air Baik Baik 2 Tingkat kualitas

udara

Baik Baik

3 Angka kebakaran hutan dan lahan

Ha 50

18 Terciptanya tata ruang daerah sebagai acuan kebijakan pembangunan yang berkelanjutan

1 Persentase kepatuhan terhadap Dokumen Tata Ruang

% 70

19 Terwujudnya iklim investasi yang sehat melalui reformasi birokrasi lembaga ekonomi diberbagai tingkatan pemerintah yang mampu mengurangi patologi praktek ekonomi biaya tinggi

1 Pelayanan Satu Atap SKPD 1 2 Nilai investasi di

Kabupaten Bungo

Triliun 1.5

20 Tercapainya stabilitas ekonomi makro dengan tetap mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi dan berkualitas serta peningkatan kemampuan pendanaan pembangunan

21 Mengurangi kesenjangan pembangunan antar perdesaan dan perkotaan

1 Persentase anggaran pembangunan untuk pedesaan di dalam APBD

% 50

2 Persentase usulan desa yang diakomodir melalui musrenbang

% 75

22 Terciptanya iklim kondusif dan harmonis sehingga nilai–nilai kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi dengan positif dan produktif sejalan dengan nilai kebangsaan

1 Persentase

pemanfaatan pasar tradisional modern

% 50

23 Meningkatkan kerukunan hidup beragama dengan menjunjung tinggi adat istiadat dan budaya masyarakat lokal

1 Penyelesaian konflik secara adat

Konflik 2

24 Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan melalui

(39)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

F.

Pembiayaan

Perwujudan pelayanan publik di daerah tentunya berkorelasi erat dengan kebijakan Belanja Daerah. Anggaran Belanja Daerah akan mempunyai peran rill dalam peningkatan kualitas layanan publik dan sekaligus menjadi stimulus bagi perekonomian Daerah apabila terealisasi dengan baik. Dengan demikian, secara ideal seharusnya Belanja Daerah dapat menjadi komponen yang cukup berperan dalam peningkatan akses mayarakat terhadap sumber-sumber daya ekonomi yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat.

Belanja Daerah merupakan seluruh pengeluaran yang dilakukan oleh Pemerintahan Daerah untuk mendanai seluruh program/kegiatan yang berdampak langsung maupun tidak langsung terhadap pelayanan publik di daerah. Program/kegiatan dimaksud dilaksanakan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Daerah. Pemerataan pendapatan, serta pembangunan di berbagai sektor. Komponen yang mengindikasikan aktivitas dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dalah Belanja Daerah. Komponen ini merupakan pengeluaran dalam rangka penyelenggaraan pemerintah dan kepentingan pemerintahan dan kepentingan pelaksanaan pembangunan daerah yang diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, program dan kegiatan, serta jenis belanja yang pengeluarannya disesuaikan dengan kemampuan dan potensi fiskal daerah. Arah kebijakan belanja daerah disusun berdasarkan prinsip-prinsip penganggaran dengan pendekan anggaran yang berbasis kinerja, dengan memperhatikan tugas pokok dan fungsi masing-masing SKPD, prioritas pembangunan sesuai potensi dan permasalahannya, serta perkiraan situasi dan kondisi pada tahun depan.

Belanja daerah secara makro dilandasi atas pemahaman efektifitas dan efisiensi dalam penggunaan belanja daerah yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan.

(40)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

1.

Target dan Realisasi Belanja Daerah

Belanja daerah Pemerintah Kabupaten Bungo pada Tahun 2015 yang perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.2.

Komposisi Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015

No Uraian Tahun 2015

Anggaran Realisasi %

1 BELANJA TIDAK LANGSUNG 672.967.276.752,49 589.316.237.089,00 87,57 2 BELANJA LANGSUNG 586.968.083.214,88 505.461.728.730,00 86,11 Total Belanja 1.259.935.359.967,37 1.094.777.965.819,00 86,89

Jika dilihat dari komposisinya, selama 5 tahun dari Tahun 2011 s.d 2015 rata-rata persentase Belanja Langsung memberikan kontribusi sebesar 46,65 persen dari total Belanja Daerah Kabupaten Bungo dan sebesar 53,38 persen merupakan Belanja Tidak Langsung.

Gambar 2.1.

Grafik Kontribusi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung terhadap Belanja Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

a) Belanja Tidak Langsung

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang tidak memiliki keterkaitan secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan.

(41)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

2011 s.d 2015 terhadap total belanja daerah adalah sebesar 53,38 persen. Secara ideal, Belanja Tidak Langsung harus lebih kecil dibandingkan Belanja Langsung, akan tetapi di dalam total Belanja Daerah Kabupaten Bungo, Belanja Tidak Langsung masih lebih besar dibandingkan Belanja Langsung, hal ini disebabkan oleh adanya komponen belanja pegawai yakni tambahan penghasilan guru/sertifikasi guru. Adapun rincian realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Bungo dari Tahun 2011 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.3.

Rincian Realisasi Belanja Tidak Langsung Kabupaten Bungo

Tahun Anggaran 2011 – 2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi

Belanja Pegawai 349.580.365.832 395.002.275.403 426.137.966.334 478.950.778.375 560.439.659.132,49 491.869.681.133

Belanja Bunga - - - -

Belanja Subsidi 488.214.000 582.462.000 606.744.000 606.744.000 606.744.000 606.744.000

Belanja Hibah 17.011.765.621 29.562.069.250 19.793.075.000 27.355.522.700 42.526.734.400 39.814.033.569

Belanja Bantuan Sosial 563.400.000 2.458.750.000 5.305.011.000 6.916.635.000 5.335.750.000 0,00 Belanja Bagi Hasil

Kepada Pemerintah Desa

1.040.135.000 1.041.337.000 1.034.485.000 1.041.247.000 1.041.337.000 936.322.000

Belanja Bantuan Keuangan Kepada Provinsi / Kabupaten / Kota , Pemerintah Desa dan Parpol

18.474.074.307 19.910.180.707 21.433.543.403 21.538.519.330 62.517.052.220 56.089.456.387

Belanja Tidak Terduga 344.587.500 535.277.000 - - 500.000.000 0,00

Total Belanja Tidak

Langsung 387.502.542.260 449.092.351.360 474.310.824.737 536.409.446.405 672.967.276.752,49 589.316.237.089

Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

1) Belanja Pegawai

Belanja Pegawai merupakan komponen yang paling dominan dan cukup besar pengaruhnya terhadap jumlah Belanja Tidak Langsung. Jumlah Belanja Pegawai selalu meningkat dari Tahun 2011

s.d Tahun 2015. Pada Tahun 2011 direalisasikan sebesar Rp 349.580.365.832,- dan Tahun 2015 dari anggaran sebesar

Rp 349.580.365.832,- s.d Tahun 2015 meningkat menjadi Rp 560.439.659.132,49,- direalisasikan sebesar Rp 491.869.681.133,-.

(42)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

2) Belanja Subsidi

Belanja Subsidi dialokasikan untuk Subsidi Raskin. Pada Tahun 2011 Belanja Subsidi terealisasi Rp 488.214.000,- dan pada Tahun 2012 realisasinya meningkat sebesar Rp 582.462.000,-, untuk Tahun 2013

s.d Tahun 2015 anggaran dan realisasinya sama yakni sebesar Rp 606.744.000,-.

3) Belanja Hibah

Jumlah Belanja Hibah setiap tahunnya berfluktuasi disesuaikan dengan kemampuan APBD dan kebijakan dana hibah tahun berjalan, pada Tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp. 42.526.734.400,- dan terealisasi sebesar Rp 39.814.033.569,-. Pada Tahun 2015 Belanja Hibah mengalami peningkatan yang cukup tinggi dikarenakan adanya Belanja Hibah Pemilu KDH dan Wakil KDH Kepada KPU Kabupaten, Belanja Hibah Pemilu KDH dan Wakil KDH Kepada Panwaslu Kabupaten dan Belanja Hibah Pemilu KDH dan Wakil KDH Kepada Polres Kabupaten.

4) Belanja Bantuan Sosial

Belanja Bantuan Sosial mengalami peningkatan pada Tahun 2012 s.d 2015 diakarenakan adanya Program Pemerintah Provinsi Jambi yakni Satu Milyar Satu Kecamatan (Samisake) dan anggaran tersebut dialokasikan untuk Belanja Bantuan Beasiswa Program Samisake, Belanja Bantuan Sosial UMKM Program Samisake. Pada Tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp 5.335.750.000,- s.d akhir Tahun 2015 anggaran tersebut belum terealisasi dikarenakan keterlambatan dalam verifikasi dan penyampaian calon penerima bantuan Program Samisake.

5) Belanja Bagi Hasil Kepada Pemerintah Desa

(43)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

6) Belanja Tidak Terduga

Belanja Tidak Terduga hanya terealisasi pada Tahun 2011 dan 2012 saja. Pada Tahun 2011 direalisasikan sebesar Rp. 344.587.500,- dan pada Tahun 2012 direlaisasikan sebesar Rp. 535.277.000,-.

b) Belanja Langsung

Belanja Langsung merupakan belanja yang memiliki keterkaitan secara langsung dengan Program dan Kegiatan yang meliputi Belanja Pegawai, Belaja Barang dan Jasa, dan Belanja Modal.

Belanja Langsung Tahun 2015 dianggarkan sebesar Rp 586.968.083.215,- dan direalisasi sebesar Rp 505.461.728.730,- atau

86,11 persen (sebelum dilakukan audit BPK-RI). Belanja ini merupakan belanja yang dianggarkan terkait dengan program dan kegiatan berdasarkan sumber dari APBD Kabupaten Bungo, APBD Provinsi Jambi, dan APBN. Adapun perincian Belanja Langsung pada Tahun 2011 s.d 2015 dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 2.4.

Realisasi Belanja Langsung Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi

1 Belanja Pegawai 47.275.603.620 48.968.017.399 57.666.911.271 64.859.326.869 103.327.252.900 92.576.497.022 2 Belanja Barang dan

Jasa

115.405.081.298 145.972.906.964 209.819.066.147 236.406.636.594

287.383.633.432 242.115.645.137

3 Belanja Modal 118.712.915.024 103.057.185.676 246.894.932.407 195.187.452.817 196.257.196.883 170.769.586.571

Total Belanja Langsung 281.393.599.942 297.998.110.039 514.380.909.825 496.453.416.280 586.968.083.215 505.461.728.730

Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Otonomi Daerah yang bergulir dan berlaku efektif mulai tahun 2001 telah memberi ruang kepada Pemerintah Daerah untuk menerapkan model penganggaran yang tidak hanya berpijak pada model anggaran berimbang saja. Pemerintah daerah bisa menggunakan model penganggaran lain, yaitu anggaran surplus dan anggaran defisit dalam APBD nya.

(44)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

berikutnya. Struktur APBD memperlihatkan bahwa komponen pembiayaan merupakan komponen yang dipergunakan untuk mengantisipasi surplus/(defisit) anggaran. Dalam artian bahwa komponen pembiayaan merupakan transaksi keuangan daerah untuk menutupi selisih antara anggaran pendapatan dan anggaran belanja daerah. Kebijakan pembiayaan daerah didasari oleh pandangan bahwa setiap kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, secara konsisten dapat dilaksanakan sesuai tugas pokok, fungsi, dan tanggung jawab yang diemban, serta guna menjaga kredibilitas pemerintah daerah.

Pendayagunaan komponen pembiayaan pada struktur APBD Tahun 2011 s.d 2015 dilandasi atas pemikiran bahwa setiap kewajiban yang menjadi tanggung jawab pemerintah Kabupaten Bungo senantiasa harus diupayakan pelaksanaanya guna menjaga citra dan wibawa pemerintah Kabupaten Bungo, khususnya kepada pemberi pinjaman dan umumnya kepada masyarakat.

Berikut ini merupakan rincian pembiayaan Tahun 2011 s.d 2015 Kabupaten Bungo dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5.

Komposisi Pembiayaan Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi

1 Penerimaan Pembiayaan Daerah

32.940.410.571 70.738.671.056 108.030.772.558 57.986.397.568 55.036.824.741 55.145.387.003

2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah

3.976.594.943 5.758.191.899 3.895.000.000 6.500.000.000 1.500.000.000 1.500.000.000

Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

Adapun perincian anggaran dan realisasi masing-masing bagian dari komponen pembiayaan, dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Penerimaan Pembiayaan Daerah

Pada Tahun 2015, besarnya peneriman pembiayaan daerah,

dainggarkan sebesar Rp. 55.036.824.741,- dan realisasi Rp. 55.145.387.003,- Atau 102 persen (sebelum dilakukan audit

(45)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

II

Tabel 2.6.

Penerimaan Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi

1

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Daerah Tahun Sebelumnya

32.940.410.571 70.422.768.710 107.582.098.631 56.927.391.320 54.961.825.797 54.961.825.797

2 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman

0,00 315.902.345 448.673.927 1.059.006.248 74.998.944 183.561.207

Total Penerimaan 32.940.410.571 70.738.671.055 108.030.772.558 57.986.397.568 55.036.824.741 55.145.387.003

Sumber data: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2015.

2. Pengeluaran Pembiayaan Daerah

Pada Tahun 2015, pengeluaran pembiayaan daerah,

dianggarkan sebesar Rp. 1.500.000.000,- dan terealisasi Rp. 1.500.000.000,- atau 100 persen (sebelum dilakukan audit

BPK-RI). Jumlah pengeluaran daerah dalam pembiayaan ini bersumber dari penyertaan modal (investasi) Pemerintah Daerah kepada Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Pancuran Telago, Bank Pembangunan Daerah (BPD) Jambi dan Penguatan Modal Lepada Masyarakat serta Pembayaran Utang Pokok pada Pihak Ketiga.

Tabel 2.7.

Pengeluaran Pembiayaan Daerah Kabupaten Bungo Tahun 2011 s.d 2015

No Uraian 2011 2012 2013 2014 2015

Realisasi Realisasi Realisasi Realisasi Target Realisasi

1

Pembayaran Utang Pokok pada Pihak Ketiga

3.976.594.943 - - - - -

2 Penguatan Modal Kepada Masyarakat

(46)

Laporan Kinerja

Tahun 2015

BAB

III

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

kuntabilitas adalah kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau menjawab dan menerangkan kinerja serta tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau kewenangan untuk meminta keterangan atau pertanggungjawabandimaksud. Berdasarkan pada pemahaman tersebut di atas, maka semua instansi pemerintah, badan dan lembaga negara di pusat dan daerah sesuai dengan tugas pokok masing-masing, harus memahami lingkup tugas pokok dan fungsinya masing-masing atas penggunaan anggaran karena akuntabilitas yang diminta meliputi keberhasilan dan juga kegagalan pelaksanaan misi instansi yang bersangkutan.

Akuntabilitas dapat diinterpretasikan mencakup keseluruhan aspek tingkah laku seseorang atau dalam hal birokrasi, mencakup aspek tingkah laku birokrasi termasuk akuntabilitas spiritualnya maupun perilaku yang bersifat eksternal terhadap lingkungan dan masyarakat keseluruhan.Dalam semangat transparansi seperti itulah, Akuntabilitas Kinerja Pemeñntah Kabupaten Bungo ini disusun dan disajikan kepada pihak-pihak terkait sebagai pertanggungjawaban administrasi, moral dan spiritual

Gambar

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bungo
Tabel 1.1.
Grafik Jumlah Penduduk dan Pertumbuhannya  Gambar 1.2 Tahun 2010 – 2014
Tabel 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Rembang Tahun 2016-2021 telah ditetapkan melalui Peraturan Daerah Pemerintah Kabupaten Rembang

Oleh karena itu, Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur dituntut untuk menyediakan pelayanan- pelayanan yang terbaik bagi mahasiswanya, dalam hal ini para karyawan

ANALISIS RASIO KEUANGAN DALAM MEMPREDIKSI PERUBAHAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BEI..

Trans 7 (Analisis Tema Authentic Halal Greek Food Yunani) karya Umrotul Fadilah mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Universitas Islam Negeri Walisongo

Penelitian ini menggunakan teori Computer Mediated Communication (CMC) yang terdapat 3 bagian yaitu Cyberspace, Cybersciety, dan Cyberculture yang menjadi acuan

Susu impor yang didatangkan dari luar negeri merupakan susu olahan, sehingga untuk memenuhi kebutuhan susu sapi segar sangat tergantung dari produksi susu nasional di

Dari gambar 8 pengguna kendaraan mengirim perintah ON dengan tujuan untuk mengetahui status dari perintah-perintah apa saja yang digunakan alat ini ke nomor yang

capaian pembelajaran praktikum anatomi setelah menggunakan anatomage dan plastisin sebagai alat pembelajaran tambahan dengan capaian pembelajaran pada mahasiswa tahun akademik