• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar Akuntansi Biaya Repository UNIKAMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Bahan Ajar Akuntansi Biaya Repository UNIKAMA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Biaya Bahan Baku

Menjelaskan elemen biaya yang membentuk harga pokok bahan baku yang dibeli

Menjelaskan penentuan harga pokok bahan baku yang dipakai dalam produksi

Menjelaskan metode pencatatan biaya bahan baku

(3)

Pengertian

Merupakan bahan yang membentuk bagian

menyeluruh produk jadi

Sistem pembelian

1.Prosedur permintaan pembelian bahan baku

2.Prosedur order pembelian

3.Prosedur penerimaan bahan baku

4.Prosedur pencatatan penerimaan bahan baku di bagian gudang

(4)

Biaya diperhitungkan dalam harga pokok

bahan baku

Biaya angkut diperlakukan sebagai tambahan

harga produk

Biaya angkut tidak diperlakukan sebagai

(5)

Metode penentuan harga pokok

1. Metode tanda pengenal khusus

2. Metode MPKP (FIFO)

3. Metode MTKP (LIFO)

(6)

Contoh

Dari catatan PT Alisa sebuah perusahaan industri

di Malang diperoleh keterangan-keterangan yang bersangkutan tentang bahan baku sebagai berikut:

1 Sep 2015: Persediaan: 400 kg @ Rp 600,00 per kg 5 Sep 2015 : Pembelian: 1200 kg @ Rp 640,00 per

kg

10 Sep 2015 : Pembelian: 800 Kg @ Rp 580,00 per kg

(7)

Diminta

Tentukan harga pokok bahan baku yang

dipakai berdasarkan:

1.Metode tanda pengenal khusus, apabila diketahui bahwa berdasarkan tanda-tanda yang ada pemakaian tersebut 850 kg

pembelian tanggal 5 September 2015 dan sisanya dari persediaan awal.

2.Metode MPKP

3.Metode MTKP

(8)

Jawab

1. Metode tanda pengenal khusus

850 x Rp 640,00 = Rp 544.000,00 150 x Rp 600,00 = Rp 90.000,00

1000 = Rp 634.000,00

2. Metode MPKP

(9)

Lanjutan

3. Metode MTKP

800 x Rp 580,00 = Rp 464.000,00 200 x Rp 640,00 = Rp 128.000,00 1000 = Rp 592.000,00

4. Metode rata-rata sederhana

Harga pokok rata-rata = Rp 600,00 + Rp 640,00 + Rp 580,00

3

(10)

Masalah-masalah khusus yang

berhubungan dengan bahan baku

1. Sisa bahan (scrap materials)

2. Produk rusak (spoiled goods)

(11)

Sisa bahan (

scrap materials

)

adalah bahan yang tidak dipakai atau tidak

menjadi bagian dari produk dalam proses produksi, dan tidak dapat dipakai dalam

(12)

Pencatatan sisa bahan

Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi

biaya bahan pada pesanan terjadinya sisa bahan tersebut

Hasil penjualan sisa bahan dicatat mengurangi

jumlah BOP yang sesungguhnya

Hasil penjualan sisa bahan dicatat sebagai

(13)

Contoh

Pada tanggal 1 Mei 2015, bagian produksi

menyerahkan sisa bahan ke gudang sebanyak 60 kg ditaksir harga jualnya Rp 300,00 per

kg.

Pada tangal 20 Mei 2015, seluruh sisa bahan

dijual tunai dengan harga Rp 320,00 per kg.

Bagaimana pencatatan yang harus dilakukan

(14)

Dicatat sebagai pengurang biaya bahan baku

Jurnal: tanggal 1 Mei 2015 pada saat penyerahan ke gudang:

Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00

BDP-Biaya bahan baku Rp 18.000,00

Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: pada saat penjualan: Kas Rp 19.200,00

Persediaan sisa bahan Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00

(15)

Dicatat sebagai pengurang BOB yang

sebenarnya

Jurnal: tanggal 1 Mei 2015:

Persedian sisa bahan Rp 18.000,00 BOP yang sesungguhnya Rp 18.000,00

Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: KasRp 19.200,00

Persediaan sisa baha Rp 19.200,00 Persediaan sisa bahan Rp 1.200,00

(16)

Dicatat sebagai pendapatan lain-lain

Jurnal: tanggal 1 Mei 2015:

Persediaan sisa bahan Rp 18.000,00 Pendapatan dr sisa bahan Rp 18.000,00

Jurnal: tanggal 20 Mei 2015: KasRp 19.200,00

Persediaan sisa bahan Rp 19.200,00

(17)

Produk rusak (

spoiled goods

)

adalah produk yang tidak memenuhi kualitas

yang seharusnya dan tidak dapat diperbaiki

Pencatatan:

1. Apabila produk rusak disebabkan spesifikasi

sesuatu pesanan, maka harga pokok produk rusak dibebankan ke pesanan tempat terjadinya produk rusak tersebut

2. Apabila terjadinya produk rusak dianggap

(18)

Contoh

Sebuah perusahaan industri menerima pesanan satu jenis barang sebanyak 25 unit. Tetapi karena sifat pesanan tersebut sulit pengerjaannya, maka dalam proses pengerjaan terdapat 5 unit produk rusak

sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut (25 unit) diproduksi barang 30 unit dengan biaya-biaya

sebagai berikut:

Bahan baku: 30 x Rp 100.000,00 = Rp 3.000.000,00 BTKL = Rp 1.600.000,00

(19)

Lanjutan

Dengan demikian harga pokok per unit =

Rp 6.000.000,00 : 25 = Rp 240.000,00

Seandainya tidak ada produk rusak, maka

harga pokok per unit =

(20)

Produk cacat (

defective goods)

adalah produk yang tidak memenuhi kualitas

yang seharusnya, tetapi masih dapat diperbaiki dengan pengerjaan kembali

Pencatatan :

1.Apabila timbul produk cacat akibat spesifikasi pesanan, maka biaya pengerjaan kembali

dibebankan ke pesanan yang bersangkutan

2.Apabila produk cacat merupakan hal yang biasa terjadi, maka biaya pengerjaan kembali,

Referensi

Dokumen terkait

Bila produk cacat timbul akibat kegiatan normal, maka biaya untuk memperbaiki akan dibebankan sebagai BOP

produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian produksi secara keseluruhan dengan cara memperhitungkan kerugian tersebut dalam tarif BOP, jika produk rusak

Biaya Normal ( normal cost system ), yaitu membebankan biaya aktual dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung, namun untuk biaya overhead dibebankan ke produk

 Menjelaskan pengertian biaya standar  Menjelaskan manfaat sistem biaya. standar dalam

dalam proses, maka untuk menentukan harga pokok barang jadi, terdapat 2 (dua) metode sebagai. Metode harga pokok rata-rata ( average

 Mendefinisikan pengertian biuaya tenaga kerja  Menjelaskan penggolongan biaya tenaga kerka  Menjelaskan biaya-boaya yang berhubungan1. dengan biaya

atau Jasa antar pusat laba ditentukan berdasar harga pasarnya dikurangi dengan biaya-biaya yang dapat dihindari atau ditekan karena produk ditransfer dari pusat laba tertentu

Pengumpulan BOP-S Jurnal pencatatan BOP-S : BOP-S xxxx Berbagai rek dikredit xxxx Jika perusahaan menggunakan metode Variable costing, karena BOP-tetap tidak dibebankan ke dalam