• Tidak ada hasil yang ditemukan

Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Mas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Mas"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Implementasi Hak Asasi Manusia dalam Masyarakat Dunia

Disusun oleh:

Fidella Adzni Sabrina

(20170510122)

Dosen Pembimbing:

Ali Maksum, S.Sos., M.A., Ph.D.

Mata Kuliah:

Pengantar Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Ilmu Hubungan Internasional

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

(2)

A.

PENDAHULUAN

Setiap manusia memiliki hak dan kewajiban sejak didalam kandungan. Hak dan kewajiban selalu harus memiliki keseimbangan diantara keduanya. Ketika manusia memiliki hak atas kebebasan, manusia juga memiliki kewajiban untuk menghormati antara satu dan yang lainnya. Apabila kewajiban dan hak asasi manusia telah seimbang, maka kehidupan sosial-politik di dunia akan berjalan aman dan sejahtera.

Hak asasi manusia merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia sejak didalam kandungan yang bersifat permanen yang harus dijaga oleh setiap manusia. Hak asasi manusia juga bersifat universal, yaitu berlaku bagi seluruh umat manusia. Hak ini menjunjung tinggi martabat manusia serta digunakan sebagai landasan moral dalam hubungan sesama manusia.

Pada zaman dahulu hak manusia belum dibuat secara tertulis, namun dengan berkembangnya zaman, masalah hak asasi manusia menjadi isu yang paling hangat yang seringkali dibicarakan di berbagai belahan di dunia. Setelah Perang Dunia II, PBB mengadakan Deklarasi Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Right) oleh negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan PBB. Diskusi internasional mengenai hak asasi manusia yang berlangsung beberapa kali di PBB telah menghasilkan beberapa piagam penting secara tertulis.

Hak atas kebebasan ini tentunya memiliki batasan-batasan tertentu agar tidak disalahgunakan dan memiliki konsekuensinya tersendiri. HAM memiliki fungsi untuk melindungi hak-hak kelangsungan hidup manusia, temasuk kemerdekaan dan kebebasan yang tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun.

(3)

B.

PEMBAHASAN

Hak asasi manusia mulai disadari di Yunani, ketika para raja bertindak sewenang-wenang kepada rakyatnya. Oleh sebab itu, para filsuf Yunani seperti Socrates dan Plato meletakan dasar pemikirannya pada jaminan dan perlindungan hak-hak asasi manusia yang menganjurkan masyarakatnya untuk melakukan kontrol kepada para penguasanya.

Hak asasi manusia kemudian juga disadari pada tahun1215 oleh masyarakat Inggris. Dimulai dengan lahirnya Magna Charta yang mencananangkan pembatasan kekuasaan raja serta diadakannya pertanggungjawaban raja di depan umum, sehingga raja tidak lagi berkuasa semena-mena dan dapat diadili apabila melanggar hukum yang berlaku. Hingga kini, Magna Charta dijadikan tonggak sejarah lahirnya demokrasi.

Tidak berhenti disitu, hak asasi manusia terus mengalami perkembangan. Pada tahun 1689, lahirlah Bill of Rights di Inggris yang melahirkan asas persamaan, yaitu bahwa manusia memiliki kedudukan yang sama dimata hukum atau equality before the law.

Sebenarnya, hak asasi manusia telah tercermin dalam karangan filsuf di Zaman Pencerahan

yang membayangkan bahwa manusia hidup berdasarkan “keadaan alam”, sehingga semua manusia

tunduk pada hukum alam yang ada. Salah satunya adalah John Locke (1632-1704) yang secara tegas merumuskan hak atas hidup, kebebasan dan kepemilikan (life, liberty, and proprerty) serta pemikiran bahwa penguasa harus memerintah dengan persetujuan rakyat (government by consent) (Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 2013).

Pemikiran John Locke mengilhami rakyat Amerika untuk memberontak pada penguasa Inggris pada tahun 1776. Hingga Revolusi Amerika dicetuskan dengan Deklarasi Kemerdekaan Amerika Serikat atau yang dikenal dengan Declaration of Independence of The United States pada tanggal 4 Juli 1776. Piagam ini menyatakan bahwa sesungguhnya semua manusia diberi kesetaraan derajat oleh Tuhan seperti hak hidup, hak kebebasan dan lain-lainnya. Piagam ini juga menyatakan merdekanya Amerika dari tangan penguasa Inggris.

Pada tanggal 6 Januari 1941, Presiden Franklin D. Roosevelt mengemukakan “empat

(4)

beragama, kebabasan dari rasa takut, kebebasan dari kemiskinan. Pernyataan Roosevelt merupakan hak asasi manusia yang paling mendasar.

Kemudian hak asasi manusia juga muncul pada awal Revolusi Perancis yang melawan penguasa yang dzalim pada tahun 1789 yang menyatakan hak atas kebebasan, kesamaan, dan persaudaraan atau yang biasa dikenal dengan liberté, égalité, fraternité. Kemudian lahirlah The French Declaration yang melahirkan The Rule of Law.

Setelah Perang Dunia II, muncul keinginan untuk merumuskan hak asasi yang diakui di seluruh dunia sehingga benar-benar bersifat universal. Dimulai oleh Komisi Hak Asasi Manusia yang dibentuk PBB pada tahun 1946. Komisi ini menghasilkan Universal Declaration of Human Right.Deklarasi Universal ini bersifat tidak mengikat secara yuridis, namun memberikan nilai

moral, edukatif dan politik. Sebagai lambang “komitmen moral” dunia internasional pada perlindungan hak asasi manusia Deklarasi menjadi acuan banyak negara dalam undang-undang dasar, undang-undang serta putusan-putusan hakim (Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 2013).

Sementara itu, negara-negara non-Barat juga terpanggil untuk membahas aspek-aspek yang menurut mereka kurang memperoleh perhatian yaitu, pertama, konsep bahwa setiap manusia disamping hak, juga memiliki kewajiban atau tanggung jawab terhadap masyarakat dimanapun berada. Kedua, bahwa bagi banyak negara yangrasa agamisnya kuat, hak asasi dianggap tidak dapat dilihat terpisah dari agama dan budaya (Budiharjo, Dasar-dasar Ilmu Politik, 2013).

Maka dalam masa berikutnya, di beberapa belahan dunia seperti Asia dan Afrika timbul beberapa piagam regional seperti, African Charter and Human and People’s Rights (1981), Cairo Declaration on Human Rights in Islam (1990), Bangkok Declaration, Vienna Declaration (1993)

dan lain sebagainya. Berkat muculnya beragam piagam jelaslah bahwa dalam masa globalisasi, universalitas hak asasi manusia tidak diragukan lagi. Akan tetapi, di pihak lain, diakui pula bahwa implementasi hak asasi manusia dapat memberikan warna khusus keadaan sosial-ekonomi, kebudayaan, dan agama di masing-masing negara (Budiharjo, Dasar-dasari Ilmu Politik, 2013).

(5)

kewajiban untuk menghormati dan menghargai satu sama lain juga harus diseimbangkan,beriringan dengan hak asasi manusia.

Namun, pada realita yang ada, masih banyak terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat dunia, mulai dari individu, kelompok, atau bahkan sebuah pemerintah. Pelanggraan HAM terjadi mulai dari pelanggaran ringan seperti pencemaran nama baik, memfitnah dan lain sebagainya hingga pelanggaran berat seperti segala penyiksaan, pembunuhan dan lain-lainnya.

Lebih dari separuh dari 198 negara yang dinilai dalam indeks (55% atau 110 negara) berisiko tinggi atau ekstrim dalam Indeks Risiko Hak Asasi Manusia Vercl Maplecroft 2016-Q4. Konflik adalah pendorong utama pelanggaran hak asasi manusia di negara-negara dengan kinerja terburuk (Korea Utara, Somalia, Suriah, Sudan Selatan dan Sudan). Kegagalan negara-negara untuk menegakkan perlindungan hukum bagi para pekerja, dan dalam banyak kasus, keterlibatan aparat penegak hukum dalam penindasan hak-hak sipil dan politik juga merupakan faktor kunci yang mendorong negara-negara masuk dalam kategori risiko yang lebih tinggi (Infographic, 2016).

Indeks Risiko Hak Asasi Manusia mengevaluasi risiko terhadap bisnis di 198 negara dengan mengevaluasi 26 isu, termasuk hak-hak sipil dan politik, keamanan manusia dan hak-hak buruh. Menurut indeks, ekonomi sumber utama seperti India, China, Nigeria, Bangladesh, Vietnam dan DR Kongo termasuk di antara 30 negara berkinerja terburuk, berada di peringkat ekstrim atau berisiko tinggi untuk pelanggaran hak asasi manusia. Tidak ada tagihan bersih kesehatan untuk rantai pasokan di Eropa dan Amerika Utara, karena AS dan negara-negara di Eropa selatan dan timur semuanya memiliki risiko menengah atas hak asasi manusia (Infographic, 2016).

Menurut sejarahnya, hak asasi manusia dibangun atas kesadaran pribadi dan kelompok itu sendiri. Dibuatnya piagam-piagam mengenai hak asasi manusia adalah untuk melindungi seluruh umat manusia agar tidak megalami hal serupa di masa lampau. Namun pada realitanya, masih banyak oknum-oknum yang melakukan pelanggaran hak asasi manusia dan tidak diadili sesuai hukum yang berlaku. Dari seluruh hak asasi manusia yang ada, hak-hak individual adalah hal terpenting dalam penerapan hak asasi manusia.

(6)

toleransi terhadap sesama manusia dan lain sebagainya. Berbagai cara telah diupayakan untuk mengurangi pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Taylor Owen (2004) berpendapat bahwa "dengan memfokuskan kembali perhatian kita pada isu-isu yang mempengaruhi kebanyakan orang, keamanan manusia memberi suara politik kepada orang lain secara politis yang terpinggirkan. ". Secara khusus, menurut Taylor Owen, Keamanan manusia adalah perlindungan inti vital semua kehidupan manusia dari ancaman lingkungan, ekonomi, makanan, kesehatan, pribadi dan politik yang meresap (Maksum, 2014).

C.

KESIMPULAN

Hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh setiap manusia sejak dalam kandungan. Hak ini berfungsi untuk melindungi manusia dari ancaman dari luar diri manusia itu sendiri. Disamping hak asasi manusia, kita juga harus menerapkan kewajiban asasi manusia yang menyelaraskan keduanya.

Meskipun berbagai piagam telah menjadi bukti betapa pentingnya hak asasi manusia, namun pelanggaran-pelanggaran hak asasi manusia masih sering terjadi dalam masyarakat dunia. Penegakan hukum yang masih lemah atas pelanggaran hak asasi manusia juga mendorong faktor bertambahnya jumlah peanggaran tersebut.

Penegakkan hak asasi manusia butuh kesadaran dari manusia itu sendiri. Tanpa adanya kesadaran hak asasi manusia hanyalah hak-hak yang berlaku diatas kertas. Implementasi hak asasi manusia belum terpenuhi dengan sempurna dan belum sesuai dengan harapan piagam-piagam tersebut. Apabila kewajiban dan hak asasi manusia berjalan sesuai dengan harapan, maka masyarakat dunia akan damai dan sejahtera.

(7)

Daftar Pustaka

Budiharjo, P. M. (2013). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Budiharjo, P. M. (2013). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Budiharjo, P. M. (2013). Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Budiharjo, P. M. (2013). Dasar-dasari Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Infographic. (2016, Desember 08). Human Right Risk Index 2016-Q4. Retrieved from Reliefweb:

https://reliefweb.int/report/world/human-rights-risk-index-2016-q4

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu cara yang digunakan oleh seorang guru mengadakan evaluasi untuk mengetahui pengaruh bentuk tes formatif terhadap hasil belajar biologi ditinjau dari

Penelitian ini tidak sesuai dengan Teori Tira (2019) dan peneliti berpendapat bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial terhadap pengetahuan remaja

Setelah mengerti cara membaca masing-masing titik, sekarang kita akan mencoba menyimpan data yang telah dibaca (otomatis), Siapkan Flash disk , Colokkan

(13) Candi Gelung /Kurung atau Kori Agung di pembatas antara wilayah Utama Mandala dengan Madya Mandala yang berfungsi sebagai tempat keluar masuk para dewa dari

Atas dasar hal tersebut diatas, maka kebutuhan zat besi pada trimester II dan III akan jauh lebih besar dari jumlah zat besi yang didapat dari makanan, walaupun makanan

Metode analisis yang dapat digunakan untuk penentuan kadar hidrokuinon yang nantinya sekaligus dapat digunakan untuk pengawasan mutu krim pemutih wajah yang mengandung hidrokuinon

Kedudukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) lingkup Dinas Pertanian dan Kehutanan diatur dalam Perda Nomor 5 Tahun 2008 tentang pembentukan, organisasi dan tata kerja

Secara genetik sapi Madura karapan tidak berbeda jauh dari sapi Madura jantan pada umumnya dikarenakan kedua sapi tersebut merupakan bangsa Sapi Madura murni