• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEWAJARAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN LPG 3 KG DI KABUPATEN KLATEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH KEWAJARAN HARGA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN LPG 3 KG DI KABUPATEN KLATEN"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

i

PELANGGAN LPG 3 KG DI KABUPATEN KLATEN

SKRIPSI

Oleh :

SUKO SRI ANGGONO

K 7407140

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)

commit to user

ii

PELANGGAN LPG 3 KG DI KABUPATEN KLATEN

Oleh :

SUKO SRI ANGGONO K 7407140

SKRIPSI

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi

Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN TATA NIAGA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(3)

commit to user

(4)

commit to user

(5)

commit to user

v

Suko Sri Anggono.PENGARUH KEWAJARAN HARGA TERHADAP

KEPUASAN PELANGGAN LPG 3 KG DI KABUPATEN KLATEN, Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret,

Agustus. 2011.

Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis dan mengetahui :(1) Pengaruh kewajaran harga yang ditawarkan, persepsi penetapan harga, persepsi harga, kepuasan pelayanan distributor dan kondisi LPG 3 Kg terhadap kepuasan pelanggan. (2) Pengaruh persepsi harga, kerentanan konsumen terhadap persepsi kewajaran harga yang ditawarkan. (3) Pengaruh persepsi pembeli mengenai kewajaran harga yang ditawarkan terhadap persepsi penetapan harga yang wajar. (4) Pengaruh persepsi penetapan harga terhadap kepuasan pelayanan. (5) Pengaruh kepuasan pelayanan distributor terhadap kepuasan kondisi LPG 3 Kg.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Populasi sebagai subyek dalam penelitian ini adalah pelanggan LPG 3 Kg di Kabupaten Klaten. Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 200 pelanggan LPG 3 Kg. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert. Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan structural equation modeling (SEM). Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yang diperoleh dengan memberikan angket kepada responden. Uji prasyarat analisis SEM yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: uji asumsi kecukupan sampel, uji normalitas dan evaluasi outlier. Uji kebaikan model

digunakan alat uji absolute fit indices, incremental fit indices dan parsimony fit

indices. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis koefisien jalur untuk mengetahui hubungan antar variabel penelitian.

Berdasarkan hasil analisis SEM dapat disimpulkan: (1) Kewajaran harga yang ditawarkan berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,506 terhadap kepuasan pelanggan. Persepsi penetapan harga berpengaruh negatif dan signifikan sebesar -0,230 terhadap kepuasan pelanggan. Persepsi harga berpengaruh negatif dan signifikan sebesar -0,263 terhadap kepuasan pelanggan. Kepuasan pelayanan distributor tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan dan kondisi LPG 3 Kg tidak berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan (2) Persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,203 terhadap persepsi kewajaran harga yang ditawarkan dan kerentanan konsumen berpengaruh positif dan signifikan sebesar 0,890 terhadap persepsi kewajaran harga yang ditawarkan. (3) Persepsi pembeli mengenai kewajaran harga yang ditawarkan berpengaruh positif dan signifikan

sebesar 0,448 terhadap persepsi penetapan harga yang wajar. (4) Persepsi

(6)

commit to user

vi

Suko Sri Anggono. INFLUCE OF LPG 3 KG PRICE FAIRNESS TO

CUSTOMER SATISFACTION IN KLATEN DISTRICT, Thesis. Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education University Eleven in March, August. 2011.

The research objective is to analyze and determine: (1) Effect of the price fairness of the price offered, the perception of price fixing, price perceptions, satisfaction and conditions of service distributor of LPG 3 Kg of customer satisfaction. (2) The influence price perceptions, consumer vulnerability to the perception of the fairness of prices offered. (3) The impact of buyer perceptions about the fairness of prices offered to the perception of a reasonable pricing. (4) Effect of pricing on perception of service satisfaction. (5) Effect of satisfaction to satisfaction of conditions of service distributor of LPG 3 Kg.

The method used in this research is descriptive quantitative method. Population as subjects in this study is 3 kg LPG customers in Klaten district. Sampling used in this study was accidental sampling. The number of samples in this study were 200 customers LPG 3 Kg. Data collection techniques used were a questionnaire with Likert scale technique. Data analysis technique used is structural equation modeling (SEM). The data used in this study form the primary data obtained by giving the questionnaire to the respondent. Test prerequisites SEM analysis used in this study include: testing the adequacy of sample assumptions, the normality test and evaluation of outliers. Testing goodness of the model used test equipment Indices of absolute fit, incremental fit and parsimony fit Indices Indices. Testing the hypothesis in this study using path coefficient analysis to determine the relationship between research variables.

(7)

commit to user

vii

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdo`a): “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami

lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri

maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir”.

(Surah Al-Baqarah, Ayat 286)

Ya Allah, aku meminta permintaan yang terbaik, permohonan terbaik, keberhasilan

terbaik, ilmu terbaik, amal terbaik, pahala terbaik, kehidupan terbaik, kematian

terbaik, dan tetapkanlah aku dalam semua kebaikan itu. Beratkanlah timbangan

(amal baikku), kukuhkanlah imanku, tinggikanlah derajatku, terimalah shalatku,

ampunilah kesalahan-kesalahanku; dan aku memohon surga yang paling tinggi

kepada-MU.

(HR. Al-Hakim, Al-Mustadrak „alas sahihaini)

Berjuanglah, berusahalah, membanting tulang, memeras keringat,

mengulur-ngulurkan tenaga, aktip, dinamis, meraung, menggeledek,

mengguntur, dan selalu sungguh-sungguh, tanpa kemunafikan, ichlas

berkorban untuk cita-cita yang tinggi.

(Ir. Soekarno)

(8)

commit to user

viii

Kupersembahkan karya ini untuk:

Rabb-ku atas semua kemudahan dan karunia-Mu, semoga karya ini bernilai

ibadah di hadapan-Mu,

Ibu dan Bapak tercinta yang senangtiasa memotivasi dan mendoakanku,

Semua Kakakku yang telah berperan serta terselesaikannya karya ini, Mbak Yani,

Mas Muji, Mas Bowo, Mbak Handa, Mas Oson, Mbak Budi dan Mas iyud,

Seluruh rekan IMAPESI di seluruh Indonesia terimakasih untuk seluruh

motivasi dan inspirasinya,

Teman-teman PUSKOMDA dan universitas- univesitas di zona 5, trimakasih

atas pengertiannya sehingga karya ini terselesaikan,

Semua adik-adik TPQ Al-Muttaqin, trimakasih atas semua pengalaman dan

motivasi terbaiknya,

Seluruh ikhwan-akhwat MAGNED‟07 trimakasih atas seluruh dukungannya,

Seluruh elemen HIMANNOMI kabinet Joeang‟09, yang telah memberikan

memberikan pengalaman dan inspirasi terbaik kepada ku,

Seluruh rekan HMJ P.IPS FKIP UNS periode 2009-2010 yang telah

memberikan kesempatan berkarya dan berkontribusi,

Teman-teman BEM FKIP UNS kabinet Pembaharu dan Kabinet Peduli yang

menginspirasi,

Seluruh saudaraku ikhwan-akwat di SKI FKIP UNS 2007-2008 yang telah

mengajarkan pentingnya kesabaran dan proses perbaikan.

Teristimewa kepada saudaraku Wayan, Heri, Septian, Topik, Hasan, Didik,

Akhrudin, Adi dan saudariku Ida, Atik, Yulia, Mahmudah, Zain, Amin, Maria,

Yaya, Sari, Selma, Nenik, trimakasih atas seluruh dukungan yang kalian berikan,

Teman Seperjuangan PTN 2007,

(9)

commit to user

ix

Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,

pencipta semesta alam beserta seluruh isinya atas segala limpahan rahmat, berkah

serta hidayah-Nya, sehingga skripsi yang telah disusun dengan penuh kesabaran

dan keteguhan hati ini dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian

persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi

Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak mengalami hambatan dan

kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini

dapat selesai. Oleh karena itu meruapakan suatu kebahagiaan bagi peneliti,

apabila dalam kesempatan ini peneliti dapat mengucapkan rasa terima kasih atas

segala bantuannya kepada :

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan

ijin untuk penyusunan skripsi ini.

3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini.

4. Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Program Studi

Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta telah

memberikan ijin untuk penyusunan skripsi ini.

5. Dra. Dewi Kusuma Wardani, M. Si selaku Pembimbing Akademis yang telah

membimbing dan mengarahkan peneliti dalam menyelesaikan bangku kuliah

(10)

commit to user

x

pengarahan serta bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

7. M Sabandi, S.E, M.si selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah

memberikan pengarahan dan bimbingan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

8. Segenap dosen dan karyawan di lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta khususnya Program studi

Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga yang telah mendidik dan

memberikan bekal ilmu pengetahuan selama ini.

9. Pemerintah Kabupaten Klaten yang telah memberikan ijin penelitian.

10.Responden yang telah menyediakan waktu dan tenaga untuk membantu

peneliti dalam pengisian angket.

11.Semua pihak yang telah memberikan bantuan, motivasi dan pengarahan yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari

Allah SWT.

Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna mencapai

penulisan yang lebih baik. Akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat berguna

bagi semua pihak. Amin.

Surakarta, 4 Agustus 2011

(11)

commit to user

1. Tinjauan Tentang Pemasaran………...7

2. Tinjauan Mengenai Harga………. ...12

3. Tinjauan Mengenai Kewajaran Harga……….16

4. Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan………...18

B. Penelitian yang Relevan...28

C. Kerangka Berpikir...30

(12)

commit to user

xii

A. Tempat dan Waktu Penelitian...33

B. Populasi dan Sampel ...33

C. Teknik Pengumpulan Data...35

D. Rancangan Penelitian ...40

E. Teknik Analisis Data ...40

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data ...46

B. Uji Validitas dan Reliabilitas ...49

C. Uji Asumsi Model………. 59

D. Pengujian Hipotesis………63

E. Pembahasan Hasil Analisis Data……….………...73

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan...82

B. Implikasi ... 84

C. Saran...87

DAFTAR PUSTAKA....88

(13)

commit to user

xiii Tabel

1. Harga Jual LPG Per Kg (Harga Eks.Agen ke Konsumen) ………..2

2. Goodness of Fit Model Struktural ……….45

3. Hasil Pengumpulan Data …...46

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...47

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Kecamatan ………..…48

6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan………..49

7. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi pembelian LPG 3Kg ...49

8. Standardized Regression Weights Persepsi Harga ………51

9. Standardized Regression Weights Kerentanan Konsumen ………...52

10.Standardized Regression Weights Kewajaran Harga yang Ditawarkan ...54

11.Standardized Regression Weights Penetapan Harga ………...55

12.Standardized Regression Weights Kepuasan Layanan ……….56

13.Standardized Regression Weights Kepuasan Kondisi LPG 3 Kg ……….57

14.Standardized Regression Weights Kepuasan Pelanggan ………..59

15.Hasil Uji Reliabilitas Konstruk ……….60

16.Hasil Uji Normalitas ……….61

17.Hasil Pengujian Outlier ……….63

18.Goodness-Of-Fit-Index Sebelum Dimodifikasi ………64

19.Goodness-Of-Fit-Index Setelah Penghapusan Indikator Tidak Valid Dan Data Outlier ...67

20.Goodness-Of-Fit-Index Setelah Modifikasi ...69

21.Regression Weights………..70

(14)

commit to user

xiv Gambar

1. Kerangka Berpikir………,,.31

2. Uji Validitas Konstruk Persepsi Harga...51

3. Uji Validitas Konstruk Kerentanan Konsumen...52

4. Uji Validitas Kewajaran Harga yang Ditawarkan...53

5. Uji Validitas Penetapan Harga ……… ………...55

6. Uji Validitas Kepuasan Layanan ...56

7. Uji Validitas Kepuasan Kondisi LPG 3 Kg...57

8. Uji Validitas Kepuasan Pelanggan ... 58

9. Model Awal Penelitian………..……..64

10. Model Setelah Penghapusan Indikator Tidak Valid Dan Data Outlier ...66

(15)

commit to user

xv Lampiran

1. Definisi Operasional ………...90

2. Surat Pengantar Angket Try Out ...92

3. Identitas Responden ...93

4. Angket Try Out...94

5. Tabulasi dan Validitas Try Out ...97

6. Reliabilitas Try Out ...104

7. Surat Pengantar Angket Penelitian ...111

8. Identitas Responden Penelitian ...112

9. Kuisioner Penelitian ...113

10.Tabulasi Data Hasil penelitian ………..116

11.Uji Validitas Konstruk ………..131

12.Tabulasi Hasil Penelitian Setelah uji Validitas dan Reabilitas...136

13.Uji Reliabilitas ………..146

14.Model Awal Penelitian ………..153

15.Model Penelitian Setelah Dihapus Data yang Tidak Valid dan Outlayer ………156

16.Model Penelitian Setelah Modifikasi ………159

17.Hasil uji Normalitas ………..162

18.Hasil Evaluasi Outlier ………...164

19.Daftar Responden ……… 167

(16)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pertumbuhan dan perkembangan perekonomian yang semakin maju

menjadikan konsumsi energi semakin meningkat, terutama bahan bakar. Setiap tahun

konsumsi bahan bakar terutama bahan bakar minyak terus mengalami peningkatan,

padahal jumlah hasil produksi tidak sebanding dengan konsumsi, sehingga

menjadikan bahan bakar semakin mahal dan tidak terjangkau. Beban subsidi yang

ditanggung pemerintah Indonesia menjadi semakin berat dari tahun ke tahun,

sehingga berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi beban subsidi dan

mengoptimalkan sumber bahan bakar alternatif. Kondisi cadangan minyak yang

semakin menipis menjadikan program konversi ke bahan bakar jenis lain menjadi

salah satu alternatif. Cadangan gas alam yang lebih banyak menjadikan pemerintah

melakukan program konversi minyak tanah ke gas, mengingat sebagian besar subsidi

bahan bakar minyak digunakan untuk mensubsidi minyak tanah.

Program konversi dari minyak tanah ke LPG yang digulirkan oleh Pemerintah

mulai tahun 2007, merupakan program besar yang melibatkan berbagai pihak di

antaranya melibatkan Kementrian ESDM, Kementrian Perindustrian, Kementerian

Negara Peranan Perempuan Dan Perlindungan Anak, Kementerian UKM, Kepolisian

Republik Indonesia, serta Badan Sandarisasi Nasional. Menurut Pertamina program

ini salah satunya bertujuan untuk menghemat anggaran subsidi BBM, karena subsidi

BBM dari tahun ke tahun memiliki kecenderungan untuk meningkat. Setiap tahun

Pemerintah menghabiskan lebih dari 50 triliyun, 50% anggaran subsidi digunakan

untuk mensubsidi minyak tanah. Adanya program konversi diharapkan mampu

menghemat 15-20 trilyun setiap tahunnya.

Sebelum ada konvensi dari miyak tanah ke LPG, Pertamina telah

menghasilkan LPG mulai dari 6 Kg, 12 Kg, dan 50 Kg, dan pada program konvensi

Pertamina menghasilkan LPG ukuran 3 Kg. Pada periode 2007-2009 Pertamina telah

(17)

commit to user

berhasil menyediakan dan mendistribusikan 44 juta paket tabung gas LPG 3Kg

kepada masyarakat.

Tabel 1

Harga Jual LPG Per Kg (Harga Eks.Agen ke Konsumen)

Tahun Kemasan

sehingga harga LPG 3 Kg berkisar Rp. 12.750. Disisi lain harga tabung LPG ukuran

12 Kg dan 50 Kg mulai dinaikan secara bertahap, dan bahkan tabung LPG ukuran 6

Kg mulai ditarik dari peredaran. Pada Agustus 2008 harga per Kg untuk kemasan 3

Kg, 12 Kg, 50 Kg berturut-turut adalah 4250, 5750 dan 7255, atau terjadi selisih

harga terhadap 3 Kg per Kg berturut-turut 1500 dan 3005. Dan apabila dihitung maka

selisihnya dapat mencapai lebih dari 18.000 untuk tabung 12 Kg dan hingga 150.250

untuk ukuran 50 Kg (Media Pertamina 2010).

Adanya perbedaan dalam menetapkan harga yang dilakukan Pertamina bukan

serta merta untuk mendapatkan keuntungan, penetapan harga dilakukan agar

masyarakat dapat membeli LPG 3 Kg, selain itu juga untuk mengelompokkan

pelanggan yang ada menjadi berbagai kelompok dan menerapkan harga yang berbeda

pada tiap kelompok, sehingga diharapkan terjadi subsidi silang. Masyarakat yang

(18)

commit to user

membayar lebih murah. Namun harga LPG 3 Kg yang telah ditetapkan, ternyata tidak

sesuai dengan harga yang terjadi dipasar, harga LPG 3 Kg di pasar berkisar

Rp.14.000-Rp. 15.000, beberapa diantaranya bahkan menembus angka Rp. 16.000.

Hal ini dikarenakan proses distribusi LPG 3 Kg yang panjang, dan setiap tahapan

distribusi mengutip keuntungan tersendiri sehingga harga yang diterima konsumen

jauh berbeda dengan yang ditetapkan. Harga adalah unsur bauran pemasaran yang

secara langsung mempengaruhi suatu sumber daya pengeluaran (Martin-Consuegra et

al, 2007), harga juga diartikan sebagai sejumlah uang yang harus dikorbankan oleh

konsumen untuk mendapatkan barang atau service (Bei et al, 2006).

Menurut Bei et al, (2001) tingkat kepuasan tergantung pada faktor kualitas

jasa, mutu, produk, harga, situasi, dan faktor pribadi. Sedangkan Voss et al (1998)

berpendapat bahwa kepuasan adalah fungsi dari harga, kinerja dan harapan yang

mendukung untuk menghubungkan harapan-kepuasan yang lemah. Konsumen

cenderung untuk mempertimbangkan hubungan relatif antara harga dan harapan

mereka tentang kinerja produk yang mereka inginkan untuk membeli (Voss et al,

1998). Oleh karena itu, sebuah harga awal yang ditawarkan dari penjual bisa

dibandingkan dengan pengalaman pembeli produk sebelumnya. Jika persepsi pembeli

terhadap kinerja atau kualitas dari produk melebihi harapan mereka dan produk itu

memiliki harga sesuai, maka persepsi mereka akan mendukung dari harga tersebut

(Voss et al, 1998). Akibatnya, kalau pembeli menganggap bahwa keuntungan yang

ditawarkan oleh produk relatif terhadap pengorbanan yang dirasakan (yakni harga

yang harus dibayar) adalah baik, maka mereka akan lebih cenderung melihatnya

sebagai harga yang wajar atau price fairness (Monroe, 2003). Menurut Matzler

(2007) kewajaran harga (price fairness)adalah persepsi konsumen dimana perbedaan

antara harga yang diterima layak dibandingkan dengan yang lain, dapat

dipertimbangkan atau harga yang bisa diterima.

Ketika konsumen mengevaluasi produk baru dalam hal ini LPG 3 Kg,

konsumen hanya memiliki sedikit pengalaman atau pengetahuan yang terbatas

(19)

commit to user

tentang kualitas LPG 3 Kg. Jika pembeli LPG 3 Kg merasa bahwa manfaat yang

ditawarkan oleh produk adalah tinggi maka pembeli juga memerlukan pengorbanan

yang tinggi, dan mereka akan lebih merasa bahwa harga tersebut adalah wajar (Price

fairness). Terjadinya ledakan tabung LPG 3 Kg yang sejak 2008 hingga juli 2010

Menurut data Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) hingga Juni 2010,

tercatat telah ada 33 kasus kecelakaan yang telah menewaskan delapan orang, dan

mengakibatkan 44 orang luka-luka akibat ledakan gas LPG terutama ukuran 3 Kg,

yang kebanyakan digunakan untuk memasak bagi golongan menengah ke bawah

Tahun 2009, jumlah kasus kecelakaan LPG berjumlah 30 dalam setahun, dengan

jumlah korban tewas 12 orang, dan luka-luka 48 orang, sedangkan tahun 2008,

jumlah kasus kecelakaan tercatat sebanyak 27, dengan korban tewas dua orang dan

luka-luka 35 orang. Tahun 2007, saat program konversi mulai dilakukan, terjadi lima

kasus kecelakaan dengan empat korban luka.

Terjadinya kasus ledakan LPG 3 Kg akan mempengaruhi penilaian konsumen

mengenai kualitas LPG 3 Kg. Konsekuensinya konsumen akan menilai harga yang

ditetapkan tidak sesuai dengan manfaat yang diperoleh, sehingga konsumen menilai

bahwa harga LPG 3 Kg yang ditetapkan tidak wajar. Persepsi konsumen yang

terbentuk mengenai kewajaran harga (price fairness) merupakan suatu faktor penting

yang akan mempengaruhi kepuasan konsumen secara keseluruhan. Berdasarkan latar

belakang tersebut, maka penulis bermaksud untuk mengadakan penelitian yang

berkaitan dengan kepuasan konsumen yang merupakan dampak dari adanya

penetapan harga LPG 3 Kg yang diharapkan menjadi harga yang wajar (price

fairness) bagi konsumen, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan

judul “Pengaruh Kewajaran Harga Terhadap Kepuasan Pelanggan LPG 3 Kg di

(20)

commit to user

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diketahui bahwa

masalah utama dalam penelitian ini adalah pengaruh kewajaran terhadap kepuasan

pelanggan, untuk dapat memecahkan masalah tersebut maka dapat diidentifikasi

sebagai berikut:

1. Apakah kewajaran harga yang ditawarkan, persepsi penetapan harga, persepsi

harga, kepuasan pelayanan distributor, dan kondisi LPG 3 Kg berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan.

2. Apakah persepsi harga, kerentanan konsumen berpengaruh terhadap persepsi

kewajaran harga yang ditawarkan.

3. Apakah persepsi pembeli mengenai kewajaran harga yang ditawarkan

berpengaruh terhadap persepsi penetapan harga yang wajar.

4. Apakah persepsi penetapan hargaberpengaruh terhadap kepuasan pelayanan.

5. Apakah kepuasan pelayanan distributor berpengaruh terhadap kepuasan

kondisi LPG 3 Kg.

C. Tujuan Penelitian

Mengacu pada perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin

dicapai, yaitu untuk menganalisis dan mengetahui :

1. Pengaruh kewajaran harga yang ditawarkan, persepsi penetapan harga,

persepsi harga, kepuasan pelayanan distributor dan kondisi LPG 3 Kg

terhadap kepuasan pelanggan.

2. Pengaruh persepsi harga, kerentanan konsumen terhadap persepsi kewajaran

harga yang ditawarkan.

3. Pengaruh persepsi pembeli mengenai kewajaran harga yang ditawarkan

terhadap persepsi penetapan harga yang wajar.

4. Pengaruh persepsi penetapan harga terhadap kepuasan pelayanan.

5. Pengaruh kepuasan pelayanan distributor terhadap kepuasan kondisi LPG 3

(21)

commit to user

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, maka hasil

penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara

praktis.

1. Manfaat Teoritis

a. Memberikan sumbangan pemikiran agar dapat menambah pengetahuan terutama

yang berkaitan dengan kewajaran harga dan pengaruhnya terhadap kepuasan

pelanggan.

b. Memberikan masukan bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

ada serta sebagai landasan untuk pengadaan penelitian lebih lanjut.

2. Manfaat Praktis

a. Masukan bagi perusahaan yang diteliti dalam hal penentuan harga yang wajar

untuk terciptanya kepuasan pelanggan.

b. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan dampak dari

penetapan harga LPG 3 Kg.

c. Sebagai masukan bagi perusahaan tentang dampak kewajaran harga (price

(22)

commit to user BAB II

LANDASAN TEORI

Landasan teori dalam penelitian ini berisi pengkajian tentang berbagai kajian

teori yang berkaitan dan relevan untuk menunjang penelitian. Pengkajian dapat

berbentuk asumsi dan konsep dalam lingkup studi yang akan diteliti.

A. Tinjauan Pustaka

Dalam pengkajian variabel-variabel penelitian diperlukan teori-teori yang

relevan dimana teori-teori tersebut dikaji dalam tinjauan pustaka. Tinjauan pustaka

pada dasarnya merupakan pengkajian terhadap pengetahuan tentang konsep-konsep,

hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan. Dilihat dari

penelitian ini maka tinjauan pustaka yang dikaji adalah sebagai berikut:

1. Tinjauan Tentang Pemasaran a. Pengertian Pemasaran

Kotler dan Armstrong (2008:11) menyatakan bahwa pemasaran adalah “Suatu

proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan

dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan, dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain”. Pengertian lain yang dikemukanan oleh William J. Stanton (1996:7) mendefinisikan pemasaran sebagai “Suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan, dan

mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan jasa baik

kepada konsumen saat ini maupun kepada konsumen potensial”. Kegiatan pemasaran

perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen maupun calon

konsumen/pembeli potensial. Apabila mereka merasa puas dengan kegiatan

perusahaan sebelum melakukan pembelian, maka ia dapat menjadi konsumen yang

melakukan pembelian. Dari definisi tersebut dapat diambil suatu kesimpulan bahwa

pemasaran merupakan suatu kegiatan manajerial dalam merencanakan, menentukan

(23)

commit to user

harga mempromosikan, dan mendistribusikan barang-barang dan jasa yang dapat

memuaskan keinginan pengguna dengan melalui proses saling tukar menukar sesuatu

yang bernilai.

b. Strategi Pemasaran

Menurut Basu Swastha dan irawan (2003:69) yang dimaksud dengan

strategi pemasaran yaitu “Suatu rencana keseluruhan untuk mencapai tujuan”.

Sedangkan Strategi pemasaran menurut Fandy Tjiptono dkk (2008:283)“ Merupakan

rencana yang menjabarkan ekspektasi perusahaan akan dampak dari berbagai

aktivitas atau program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar sasaran tertentu.”

Pemilihan strategi pemasaran menurut Fandy Tjiptono dkk (2002)

memerlukan pertimbangan yang cermat, pertimbangan tersebut meliputi:

a. Tujuan atau sasaran produk, tujuan produk harus menjadi pedoman awal

dalam menentukan tipe dasar strategi yang dibutuhkan, sasaran produk

yaitu konsumen yang akan dituju. Dalam hal ini bukan seluruh masyarakat

secara keseluruhan akan tetapi hanya konsumen tertentu saja. Pada tahap

pertama dalam perumusan strategi pemasaran yaitu menentukan

konsumen yang akan dituju, konsumen yang akan dituju merupakan

individu-individu yang harus dilayani oleh perusahaan dengan

memuaskan. Sehingga dengan perusahaan menentukan konsumen yang

akan dituju dengan tepat maka perusahaan akan mampu memberikan

kepuasan yang lebih baik.

b. Peluang pasar, karakteristik dan besarnya peluang pasar harus ditetapkan

secara jelas berdasarkan analisa pasar dan pengukuran pasar. Analisis

pasar memberikan informasi mengenai siapa yang membeli bentuk produk

(dan siapa yang tidak membelinya), berbagai situasi pemakaian produk,

dan faktor-faktor yang yang mempengaruhi kesediaan dan kemampuan

untuk membeli. Informasi ini penting bagi pengambil kebijakan dalam

(24)

commit to user

jumlah pengguna maupun tingkat pemakaian. Disisi lain pengukuran pasar

akan memberikan informasi mengenai besarnya gap permintaan primer

diantara potensi pasar dan penjualan industri. Semakin besar gap yang ada

akan semakin besar peluang untuk meningkatkan permintaan primer atas

bentuk maupun kelas produk.

c. Kesuksesan pasar, perusahaan harus memahami jenis keunggulan produk

yang dihasilkan dan tingkat pengeluaran yang diperlukan untuk mencapai

tingkat kesuksesan pasar. Melalui analisis tingkat persaingan perusahaan

dapat memahami siapa pesaingnya, seberapa tingkat intensitas persaingan

yang ada dan keunggulan apa yang harus dikembangkan dalam rangka

bersaing secara efektif dalam mengahadapai pesaing, dengan mengetahui

tingkat kesuksesan perusahaan dalam persaingan akan menentukan

strategi pemasaran apa yang perlu digunakan oleh perusahaan.

c. Tinjauan Mengenai Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Tujuan dari pemasaran adalah mengkombinasikan berbagai macam elemen

yang menyebabkan timbulnya penjualan dengan cara yang sedemikian rupa sehingga

dapat mencapai volume yang perlu dicapai dengan biaya yang memungkinkan untuk

mencapai laba yang diinginkan. Elemen- elemen yang dimakasud disebut sebagai

marketing mix yang meliputi: produk (product), harga (price) , tempat (place), dan

promosi (promotion), dimana dalam marketing mix bidang jasa menurut Rambat

Lupiyoadi (2001:58) di tambah dengan orang (people), bukti fisik (physical evidence)

dan proses (process), sehingga menjadi 7P.

Variabel marketing mix untuk produk yang meliputi empat unsur yaitu

produk, harga, tempat dan promosi. Pada saat memasarkan produk perusahaan akan

dihadapkan pada perlunya pengambilan keputusan mengenai kombinasi yang

proposional mengenai keempat elemen dalam marketing mix tersebut, keempat

(25)

commit to user

1) Produk (Product)

Produk merupakan keseluruhan konsep obyek yang memberikan sejumlah

nilai manfaat kepada konsumen. Dalam pembelian produk, konsumen tidak

hanya membeli fisik itu saja, tetapi membeli benefit dan value dari produk

tersebut. Keputusan-keputusan tentang produk ini meliputi penentuan bentuk

penawaran secara fisik, merk, pembungkus, garansi dan servis sesudah

penjualan. Pengembangan produk dapat dilakukan setelah menganalisa

kebutuhan dan keinginan pasarnya. Jika masalah ini telah diselesaikan, maka

keputusan-keputusan tentang, harga, distribusi dan promosi dapat diambil.

2) Harga (Price)

Pengertian harga menurut Basu Swastha dan irawan (2003:56) adalah

“Jumlah uang (ditambah beberapa produk bila mungkin) yang dibutuhkan untuk

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Harga juga

dapat dipandang sebagai pertukaran uang untuk sesuatu. Sesuatu itu dapat berupa

produk fisik dalam berbagai tahap penyelesaiannya dan atau tanpa pelayanan

dukungan atau tanpa jaminan mutu dan sebagainya, atau dapat juga berupa jasa

murni. Penetapan harga yang tepat akan mempengaruhi kesuksesan perusahaan

tersebut dalam memasarkan produk. Harga merupakan satu-satunya unsur dalam

marketing mix yang memberikan pemasukan bagi perusahaan.

Pada setiap barang atau jasa yang ditawarkan, maka bagian pemasaran

berhak menentukan harga pokoknya. Harga memainkan peranan penting dalam

bauran pemasaran, karena penetapan harga memberikan penghasilan bisnis.

Keputusan penetapan harga sangat menentukan nilai bagi pelanggan dan

memainkan peranan penting dalam pembentukan citra bagi produk tersebut serta

memainkan keputusan konsumen untuk membeli.

3) Tempat (Place)/Distribusi

Menurut Basu Swastha saluran distribusi untuk suatu barang adalah

saluran yang digunakan oleh produsen untuk mengalirkan barang tersebut dari

(26)

commit to user

Kotler mengatakan bahwa saluran distribusi merupakan himpunan perusahaan

dan perorangan yang mengambil alih hak, atau membantu dalam pengambilan

hak atas barang atau jasa tertentu selama barang atau jasa tersebut berpindah

dari produsen ke konsumen.

4) Promosi (Promotion)

Kegiatan promosi menurut Harini (2008) mencakup 4 unsur penting,

pada umumnya dikenal dengan Promotin Mix yang terdiri dari :

a) Periklanan.

Periklanan merupakan salah satu bentuk presentasi lisan dan promosi non

pribadi tentang ide, barang dan jasa yang dibayar oleh sponsor tertentu.

Menurut Harini terdapat 3 jenis periklanan meliputi:

(1) Periklanan produk (product advertising)

Dalam hal ini pemasang iklan menginformasikan atau

memperkenalkan barang atau jasanya kepada pasar, periklanan

product dibedakan menjadi:

Direct action advertising: dimana pemasang iklan mengharapkan

tanggapan segera atas iklannya.

Indirect action advertising; yang ditujukan untuk mempengaruhi

pasar dalam jangka waktu panjang

(2) Periklanan atas lembaga (institusional advertising)

Jenis iklan ini dilakukan untuk membentuk citra dan sikap baik kepada

penjual atau lembaga dari pada memperkenalkan barang atau jasa yang

ditawarkan.

(3) Periklanan nasional atau lokal

Periklanan ini dibedakan berdasarkan pada ruang lingkup periklanan

dan penyelenggara dari iklan tersebut, iklan nasional biasanya

dilakukan secara langsung oleh produsen yang merupakan penghasil

(27)

commit to user

merupakan iklan yang dilakukan di wilayah lokal tertentu oleh

pengecer yang berdomisili di wilayah tersebut.

b) Personal selling

Personal selling adalah suatu presentasi lisan dalam percakapan dengan

seseorang atau sekelompok calon pembeli dengan maksud untuk menciptakan

penjualan.

c) Publisitas

Publisitas merupakan pendorongan permintaan secara non pribadi untuk suatu

produk, jasa atau ide dengan menggunakan berita komersil di dalam media

massa dan sponsor tidak dibebani sejumlah bayaran secara langsung.

d) Promosi penjualan

Promosi penjualan dapat berfungsi sebagai jembatan antara personal selling

dengan pengiklanan atau melengkapi dan koordinasi dua bagian tersebut,

karena promosi memiliki dua arah yaitu memberikan informasi dan

mendorong konsumen untuk melakukan pembelian.

2. Tinjauan Mengenai Harga a. Pengertian Harga

Harga merupakan suatu elemen penting dalam pemasaran, mengingat harga

merupakan variabel yang dapat dengan mudah diketahui konsumen tanpa perlu

membeli produk perusahaan lebih dulu. Dalam bauran pemasaran harga juga

merupakan satu-satunya elemen yang yang secara langsung mendatangkan pemasukan terhadap perusahaan. Menurut Koltler dan Armstrong (2008: 345) “Harga (price) adalah jumlah yang ditagihkan atas suatu produk atau jasa, lebih luas lagi

harga merupakan jumlah nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa”

Menurut Fandy Ciptono (2008: 465) ” Harga dapat diartikan sebagai jumlah

(28)

commit to user

kegunaan tertentu yang diperlukan untuk mendapatkan suatu produk”. Sedangkan

menurut Basu Swastha dan Irawan (2003;241),” Harga adalah jumlah uang (ditambah

beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya”. Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan harga adalah adalah jumlah yang

ditagihkan atas suatu produk atau jasa baik dalam jumlah uang (satuan moneter) dan

atau aspek lain (non-moneter) untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk

dan pelayanannya.

b. Prosedur Penetapan Harga

Harga merupakan satu-satunya unsur dalam marketing mix yang

memberikan pemasukan secara langsung bagi perusahaan. Penetapan harga yang

tepat akan mempengaruhi kesuksesan perusahaan tersebut dalam memasarkan

produk. Agar perusahan dapat menetapkan harga yang sesuai dengan harapan

konsumen dan dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan maka diperlukan

adanya prosedur penetapan harga. Menurut Basu Swastha dan Irawan (2003)

prosedur penetapan harga meliputi enam tahap yaitu:

a. Mengestimasi permintaan untuk barang tersebut yaitu penjual membuat

estimasi permintaan produknya secara total, tahap ini akan lebih mudah

dilakukan pada produk yang telah ada dibandingkan dengan permintaan

barang baru. Pengestimasian permintaan sangat penting dilakukan oleh

perusahaan dalam menentukan harga jual produk baik berupa barang atau

jasa karena dengan pertimbangan estimasi permintaan maka dapat

diketahui perkiraan harga yang dapat diterima oleh konsumen.

b. Mengetahui reaksi dalam persaingan, kondisi persaingan sangat

mempengaruhi kebijakan dalam penentuan harga bagi perusahaan, oleh

karena itu perusahaan perlu mengetahui reaksi persaingan yang terjadi

dipasar serta sumber-sumber penyebabnya. Menurut Basu Swastha dan

(29)

commit to user

yang dihasilkan oleh perusahaan lain, barang pengganti (subtitusi) dan

barang-barang lain yang dibuat oleh perusahaan lain yang sama-sama

menginginkan uang konsumen.

c. Menentukan market share yang dapat diharapkan, perusahaan yang

agresif selalu menginginkan market share yang lebih besar. Market share

yang diharapkan tersebut akan dapat dipengaruhi oleh kapasitas produksi

yang ada, biaya ekspansi dan mudahnya memasuki persaingan. Dan untuk

dapat melakukan perluasan market share dapat dilakukan dengan

menentukan harga produk baik berupa barang maupun jasa.

d. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar, dalam hal ini

perusahaan akan memilih salah satu strategi harga yang dapat digunakan

untuk mencapai target pasar, menurut Harini (2008) strategi harga tersebut

melipui: skim the cream pricing dan penetration pricing.

1) Skim-the cream pricing

Adalah penetapan harga pada tingkat harga yang tinggi dan

bertentangan dengan harga-harga yang diharapkan. Perusahaan

memilih strategi ini untuk waktu yang tidak tentu dan bisa

sewaktu-waktu diturunkan untuk meraih pasar yang

diharapkan. Strategi ini sesuai diterapkan pada perusahaan

yang mengeluarkan produk baru, hal ini dikarenakan:

(a). Pada tahap awal daur hidup produk harga dianggap sebagai

hal yang begitu penting, dan persaingan masih kecil dan

keistimewaan produk masih membantu penjualan.

(b). Strategi ini merupakan cara yang efektif dalam membagi

segmen pasar atas dasar penghasilan. Bagian pasar yang

dipilih adalah pasar yang mempunyai sifat responsif atas

ciri istimewa produk dan kurang responsif terhadap harga.

(c). Strategi ini merupakan strategi yang dapat dipakai untuk

(30)

commit to user

yang ditetapkan terlalu tinggi maka perusahaan dapat

menurunkan harga, akan tetapi apabila perusahaan pada

awalnya menetapkan harga yang rendah maka akan

menyulitkan perusahaan untuk menaikkan harga.

(d). Harga perkenalan yang tinggi dapat digunakan untuk

meraih permintaan dalam kondisi kapasitas produksi yang

dimiliki.

2) Penetration pricing

Merupakan harga perkenalan yang rendah dengan maksud

untuk meraih pasar massal dalam waktu singkat. Strategi harga

ini juga digunakan pada tahap-tahap akhir daur hidup produk,

strategi harga ini lebih agresif dan dapat memperkuat

keadudukan perusahaan dalam persaingan. Cara penetapan

harga ini akan memuaskan apabila:

(a). Jumlah penjualan sensitif terhadap harga atau dengan kata

lain permintaan bersifat elastis

(b). Ongkos-ongkos pemasaran dapat ditutup dengan penjualan

skala besar.

(c). Produk menghadapi persaingan yang amat kuat ketika baru

diperkenalkan ke pasar

(d). Tidak ada bagian pasar yang memadai untuk dilancarkan

strategi harga tinggi.

e. Mempertimbangkan politik pemasaran perusahaan, yaitu dengan melihat

pada barang, sistem distribusi, dan program promosi yang dilakukan.

Perusahaan tidak dapat menentukan harga tanpa mempertimbangkan harga

produk lain yang dijual oleh perusahaan tersebut. Demikian juga dalam

saluran distribusi, perusahaan harus mempertimbangkan ada atau tidaknya

penyalur yang juga menerima sebagian dari harga jual. Dan pada promosi,

(31)

commit to user

keuntungan yang diterima perusahaan akan menjadi lebih tinggi dan harga

dapat ditekan.

f. Menentukan harga

Setelah mempertimbangkan berbagai faktor tersebut maka produsen dapat

menentukan harga yang diharapkan dapat sesuai dengan keinginan

konsemen.

3. Tinjauan Mengenai Kewajaran Harga a. Pengertian Kewajaran Harga

Menurut Mazler (2007) kewajaran harga atau Price fairness adalah persepsi

konsumen dimana perbedaan antara harga yang diterima layak dibandingkan dengan

yang lain, dapat dipertimbangkan atau harga yang bisa diterima. Kewajaran harga

(price fairness) menurut Bei dan Chiao (2001) kewajaran harga atau Price fairness

adalah harga yang diharapkan konsumen, sedangkan Bolton, Warlop, dan Alba

(2003) mendefinisikan kewajaran harga sebagai suatu penilaian apakah hasil dari,

atau suatu proses untuk menghasilkan barang tersebut adalah beralasan, bisa diterima

ataupun pantas. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan kewajaran harga (price fairness) yaitu persepsi konsumen mengenai

perbedaan harga yang bisa diterima dan sesuai dengan harapan konsumen.

b. Unsur-unsur Kewajaran Harga

Menurut Herman et al (2007), dalam kewajaran harga atau price fairness

terdapat beberapa unsur yang mempengaruhi dan berdampak terhadap kepuasan

konsumen secara menyeluruh, unsur-unsur tersebut meliputi:

1. Price perceptions

Harga yang ditawarkan oleh produsen akan menimbulkan persepsi yang

berbeda bagi setiap pelanggan maupun konsumen. Kotler dan Armstrong (2008)

mengartikan persepsi harga sebagai ”Suatu proses yang digunakan oleh individu

(32)

commit to user

dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan untuk membeli suatu produk”. Harga yang ditetapkan terlalu tinggi akan gagal dan tidak diterima oleh konsumen,

sebaliknya apabila harga terlalu rendah maka akan semakin sedikit keuntungan yang

dihasilkan. Adanya penetapan harga yang berbeda untuk produk LPG akan

menimbulkan persepsi harga yang berbeda pada konsumen. Namun adanya penetapan

harga yang dilakukan secara sepihak, memungkinkan terjadinya harga yang tidak

sesuai dengan aspirasi pengguna dan dapat menimbulkan ketidakpuasan konsumen.

2. Kerentanan konsumen

Kerentanan konsumen merupakan kekhawatiran konsumen ketika membeli

LPG 3 Kg untuk berbagai keperluan. LPG 3 Kg yang telah menjadi kebutuhan

bahan-bakar utama untuk masyarakat menjadikan permintaan akan LPG 3 Kg terus

meningkat. Oleh karena itu, ketika konsumen harus membeli LPG 3 Kg dengan cepat

dan memiliki sedikit atau tidak ada pilihan lain, mereka mungkin merasa lebih rentan

karena takut bahwa penjual akan mengambil keuntungan dari kesempatan ini untuk

mengutip harga lebih tinggi daripada di situasi lain. Hermann et al, (2007) juga

mengungkapkan bahwa pembeli merasa cemas pada tahap awal proses pembelian.

Terjadinya ledakan LPG 3 Kg juga menimbulkan kekhawatiran konsumen, sehingga

selain konsumen rentan akan permainan harga, konsumen juga khawatir karena

pengalaman sesebelum menggunakan LPG 3 Kg, yaitu terjadinya ledakan LPG 3 Kg.

3. Kewajaran harga yang ditawarkan

Kewajaran harga yang ditawarkan dalam hal ini merupakan persepsi

konsumen atas harga yang ditawarkan oleh distributor LPG 3 Kg. Mengingat PT

Pertamina (Persero) tidak hanya menghasilkan satu jenis LPG. Selain itu munculnya

ketidak stabilan harga LPG terutama ukuran 3 Kg akan menimbulkan persepsi

masyarakat mengenai kewajaran harga LPG yang ditetapkan, hingga saat ini harga

LPG di dalam kisaran Rp.14.500 hingga Rp.15.000 padahal harga LPG 3 Kg yang

ditetapkan berkisar Rp.12.750. Disisi lain masalah distribusi LPG 3 Kg menjadikan

harga LPG 3 Kg berbeda di setiap wilayah, sesuai dengan persediaan dari wilayah

(33)

commit to user

penilaian konsumen terhadap kewajaran harga LPG 3 Kg dan penilaian konsumen

atas kewajaran harga yang ditawarkan akan mempengaruhi kepuasan konsumen

secara keseluruhan.

4. Penetapan harga

Penetapan harga adalah proses penetapan harga LPG 3 Kg sehingga diperoleh

harga yang diterima konsumen. Dalam hal ini prosedur penetapan bukan berarti

meminta penjelasan PT. Pertamina (Persero) atas proses penetapan harga LPG 3 Kg

sehingga ditemukan harga yang sekarang, namun bagaimana persepsi masyarakat atas

penetapan harga yang mereka terima telah wajar dan sesuai dengan biaya yang

diperlukan. Prosedur penetapan harga akan memberikan penjelasan kepada konsumen

untuk dapat menilai bahwa harga yang ditawarkan oleh distributor merupakan harga

yang wajar, termasuk dengan adanya kenaikan harga LPG 3 Kg.

5. Kepuasan terhadap pelayanan distributor

Yaitu tingkat perasaan seseorang setelah menerima/merasakan pelayanan

yang diberikan oleh pihak distributor LPG 3 Kg dibandingkan dengan pelayanan

yang diharapkan. Kepuasan terhadap pelayanan distributor meliputi segala bentuk

pelayanan pihak distributor baik berupa interaksi, kelengkapan perangkat LPG 3 Kg,

dan informasi mengenai penggunaan LPG 3 Kg.

6. Kepuasan pembeli terhadap kondisi produk

Adalah kepuasan konsumen terhadap kondisi LPG 3 Kg yang dibeli, termasuk

kesesuaian kondisi dengan harapan konsumen. Apakah tabung LPG 3 Kg berkarat,

tidak mudah bocor, mudah digunakan dan tidak mudah rusak. Kondisi LPG 3 Kg

yang sesuai dengan harapan konsumen akan membuat konsumen merasa puas.

4. Tinjauan Tentang Kepuasan Pelanggan a. Pengertian Kepuasan

(34)

commit to user

(2001:45) menyatakan bahwa “Kepuasan pelanggan yaitu suatu keadaan dimana, kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan dapat dipenuhi melalui melalui produk yang dikonsumsi”. Dari definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan kepuasan adalah tingkat perasaan seseorang setelah mengkonsumsi suatu

produk dengan harapan sebelum menggunakan produk/jasa tersebut. Seseorang

dikatakan puas, apabila hasil (produk/jasa) kenyataan yang diterima melebihi yang

diharapkan, dan dikatakan tidak memuaskan bila hasil yang diterima tidak sesuai

dengan yang diharapkan.

b. Pengertian Pelanggan

Secara umum pelanggan dapat diartikan sebagai orang yang membeli

produk/jasa secara terus menerus atau berulang-ulang. Menurut Fandy Tjiptono

(1997:128) yang dimaksud dengan pelanggan adalah “Orang yang membeli atau

menggunakan produknya dan merupakan orang yang berinteraksi dengan perusahaan setelah proses menghasilkan produk/jasa”. Sedangkan menurut Nasution (2001:44) “Pelanggan adalah semua orang yang menuntut kita atau perusahaan untuk memenuhi suatu standar kualitas tertentu, dan karena itu akan memberikan pengaruh pada performa kita atau perusahaan”.

Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa pelanggan

adalah orang yang menggunakan barang/jasa secara terus menerus serta melakukan

interaksi dengan perusahaan yang memproduksi barang/jasa tersebut. Dalam sebuah

perusahaan sekalipun perusahaan yang bersifat monopoli, dapat menyampaikan

keinginan dan kebutuhan mereka pada perusahaan. Pelanggan adalah sesuatu yang

unik dan wajib mendapatkan perhatian dan kepedulian secara sungguh-sungguh

dalam hal organisasi yang berorientasi kepada pelanggan, sehingga mampu bertahan

(35)

commit to user c. Identifikasi Pelanggan

Untuk memberikan kepuasan kepada pelanggan terlebih dahulu perlu

diidentifikasi jenis-jenis pelanggan. Menurut Nasution (2001:44-45) terdapat tiga

macam pelanggan dalam sistem kualitas modern yaitu :

1. Pelanggan internal

Pelanggan internal adalah orang yang berada dalam perusahaan dan

memiliki pengaruh pada performa pekerjaan (atau perusahaan).

2. Pelanggan antara

Pelanggan antara adalah mereka yang bertindak atau berperan sebagai

perantara, bukan sebagai pemakai akhir produk.

3. Pelanggan eksternal

Pelanggan eksternal adalah pembeli atau pemakai akhir produk, pelanggan

eksternal adalah orang yang membayar untuk memakai produk.

d. Pengertian Kepuasan Pelanggan

Menurut Day dalam Fandy Tjiptono (1997:128) “Kepuasan pelanggan

adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya”. Sementara Nasution (2001:45) menyatakan bahwa “Kepuasan

pelanggan yaitu suatu keadaan dimana, kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan

dapat dipenuhi melalui melalui produk yang dikonsumsi”. Kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa yang

dirasakan dengan harapannya (Zulian Yamit, 2004:78).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa kepuasan

pelanggan adalah keadaan dimana, kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan

dapat dipenuhi melalui melalui produk yang dikonsumsi. Apabila hasil yang

dirasakan pelanggan lebih besar daripada harapannya, maka semakin tinggi tingkat

(36)

commit to user e. Strategi Kepuasan Pelanggan

Mewujudkan kepuasan total pelanggan merupakan hal yang tidak mudah.

Mudie dan Cotman (1993) dalam Fandy Tjiptono (1997:160) menyatakan bahwa “Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun hanya untuk sementara waktu." Perlu adanya upaya perbaikan atau penyempurnaan kepuasan dapat

dilakukan dengan berbagai strategi. Perlu diperhatikan bahwa kepuasan pelanggan

merupakan strategi panjang yang membutuhkan komitmen, baik menyangkut dana

maupun sumber daya manusia. Menurut Fandy Tjiptono (1997) Ada beberapa strategi

yang dapat dipadukan untuk meraih dan meningkatkan kepuasan pelanggan,

diantaranya :

1) Relationship Marketing

Strategi ini menuntut adanya hubungan transaksi antara penyedia jasa

dan pelanggan berkelanjutan, dan tidak berakhir setelah penjualan selesai.

Salah satu factor yang dibutuhkan untuk mengembangkan relationship

marketing adalah dibentuknya customers database, yaitu daftar pelanggan

yang perlu dibina hubungan jangka panjang. Database tidak hanya berisi nama

pelanggan, tetapi juga mencakup hal-hal penting lainnya, misalnya frekuensi

dan jumlah pembelian, preferensi, dan lain sebagainya. Dengan tersedianya

informasi seperti itu, maka diharapkan perusahaan dapat memuaskan para

pelanggannya secara lebih baik, yang pada gilirannya dapat menumbuhkan

loyalitas pelanggan sehingga terjadi pembelian ulang.

2) Superior Customers Service

Perusahaan yang menerapkan strategi ini berusaha untuk dapat

menawarkan pelayanan yang lebih unggul dibutuhkan dana yang besar,

kemampuan sumber daya manusia, dan usaha yang optimal dari perusahaan.

Meskipun demikian, melalui pelayanan yang lebih unggul, perusahaan yang

bersangkutan dapat membebankan harga yang lebih tinggi pada jasanya.

(37)

commit to user

pertumbuhan yang lebih besar daripada pesaingnya yang memberikan

pelayanan inferior.

3) Unconditional Guarantees/Extraordinary Guarantees

Strategi ini berintikan komitmen untuk memberikan kepuasan kepada

pelanggan yang pada gilirannya akan menjadi sumber dinamisme

penyempurnaan kualitas jasa dan kinerja perusahaan. Selain itu juga akan

meningkatkan motivasi para karyawan untuk mencapai tingkat kinerja yang

lebih baik daripada sebelumnya. Garansi atau jaminan istimewa/mutlak ini

dirancang untuk meringankan kerugian pelanggan, pelanggan yang tidak puas

dengan suatu produk atau jasa yang telah dibayarnya. Fungsi utama garansi

adalah untuk mengurangi risiko kerugian pelanggan dan alat positioning

untuk membedakan perusahaan dengan pesaingnya. Garansi ini diberikan

dalam dua bentuk yang disesuaikan dengan jenis pelanggan, yaitu sebagai

berikut:

a) Garansi internal

Garansi internal merupakan jaminan yang diberikan suatu departemen

atau divisi dari perusahaan kepada pelanggan internalnya, yakni pemrosesan

lebih lanjut dari setiap orang yang memanfaatkan hasil/jasa departemen

tersebut. Garansi ini dilandaskan pada komitmen untuk memberikan

pelayanan terbaik, tepat waktu, akurat, jujur, dan sungguh-sungguh.

b) Garansi eksternal

Garansi eksternal merupakan jaminan yang dibuat oleh perusahaan

untuk pelanggan eksternalnya, yakni orang yang membeli dan menggunakan

jasa perusahaan. Garansi ini menyangkut servis yang unggul dan berkualitas

tinggi. Dalam hal ini perusahaan harus benar-benar berusaha menepatinya,

(38)

commit to user

Menurut Fandy Tjiptono (1997:137) Suatu garansi yang baik perlu memenuhi

beberapa kriteria, diantaranya:

a) Realistis dan dinyatakan secara spesifik

b) Sederhana, komunikatif, dan mudah dipahami.

c) Mudah diperoleh atau diterima pelanggan.

d) Tidak membebani pelanggan dengan syarat macam-macam

(berlebihan).

e) Terpercaya

f) Berfokus pada kebutuhan pelanggan.

g) Sungguh berarti, artinya disertai ganti rugi atau bayaran yang

signifikan dan disesuaikan dengan harga jasa yang dibeli, tingkat

keseriusan masalah yang dihadapi, dan persepsi para pelanggan

terhadap apa yang adil bagi mereka.

h) Memberikan standar kinerja yang jelas.

f. Penanganan Keluhan Pelanggan

Selain berbagai upaya peningkatan kepuasan perusahaan juga perlu

memberikan tanggapan yang positif terhadap pelanggan yang telah memberikan

masukan untuk perusahaan. Perlu adanya penanganan keluhan yang baik dan tetap

memberikan peluang untuk mengubah seorang pelanggan yang tidak puas menjadi

pelanggan yang puas. Menurut Schnaars, (1991) dalam Fandy (1997), terdapat empat

aspek penting dalam penanganan keluhan yaitu:

1) Empati terhadap pelanggan yang marah.

Menghadapi pelanggan yang tidak puas dengan pelayanan perusahaan

bahkan pelanggan sampai menunjukan kemarahan atau emosi, perusahaan

perlu bersikap empati, karena bila tidak maka situasi akan bertambah runyam.

Terkadang pihak perusahaan perlu menyediakan waktu untuk mendengarkan

(39)

commit to user

pelanggan tersebut, sehingga dapat ditemukan solusi yang tepat dalam

mengatasi masalah tersebut.

2) Kecepatan dalam penanganan keluhan

Kecepatan dalam menangani keluhan yang disampaikan oleh

konsumen merupakan hal yang sangat penting. Apabila keluhan dapat

ditangani dengan cepat, maka ada kemungkinan pelanggan tersebut menjadi

puas. Sedangkan apabila pelanggan puas dengan cara penanganan keluhannya

maka kemungkinan pelanggan berpindah ke produk lain akan menjadi relatif

lebih kecil dan konsumen akan cenderung mengkonsumsi kembali produk

dimasa yang akan datang. Apabila keluhan pelanggan tidak segera ditanggapi,

maka rasa tidak puas terhadap perusahaan akan menjadi permanen dan tidak

dapat diubah lagi.

3) Keadilan dalam memecahkan keluhan.

Aspek keadilan harus selalu diperhatikan perusahaan dalam

menanggapi keluhan pelanggan terutama dalam hal biaya dan kinerja jangka panjang. Hasil yang diharapkan tentunya adalah situasi „win-win‟ (realistis, fair, dan proporsional), di mana pelanggan dan perusahaan sama-sama

diuntungkan.

4) Kemudahan bagi pelanggan untuk menghubungi perusahaan.

Kemudahan dalam menyampaikan keluhan merupakan hal yang

penting. Diperlukan adanya metode yang mudah dan relative tidak mahal, di

mana pelanggan dapat menyampaikan keluh kesahnya. Bila perlu dan

memungkinkan, suatu perusahaan menyediakan jalur atau saluran telepon

khusus (hot line service).

g. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Pengalaman selama mengkonsumsi produk atau jasa akan mempengaruhi

tingkat kepuasan pelanggan baik secara langsung maupun tidak. Kepuasan pelanggan

(40)

commit to user

benar-benar dapatkan dan apa yang diberikan oleh pelanggan. Pada dasarnya

kepuasan dan ketidakpuasan pelanggan atas produk akan mempengaruhi pola

perilaku selanjutnya. Kepuasan pelanggan terhadap suatu pengalaman akan suatu jasa

tertentu akan melahirkan sebuah evaluasi atau sikap terhadap kualitas produk dari

waktu ke waktu. Herrmann et al (2007) membedakan kepuasan dengan proses

pembelian (misalnya perbandingan produk dan interaksinya dengan orang yang

menjual) dan kepuasan dengan hasil pembelian (yaitu produk yang dibeli). Demikian

pula, Kepuasan pelanggan dengan ketersediaan informasi produk ketika

mengevaluasi berbagai pilihan produk memiliki pengaruh penting terhadap kepuasan

secara keseluruhan.

Herrmann et al (2007) menyatakan bahwa kepuasan pada satu tahap dari

proses pembelian akan langsung berpengaruh terhadap kepuasan pada tahap lain,

terutama ketika aspek yang berbeda dari proses pembelian terjadi secara berurutan.

Artinya mereka lebih menyukai melakukan pembelian secara konsisten dengan

penilaian awal mereka dan setiap tahap positif atau negatif yang terjadi selama satu

tahap pembelian dan kemungkinan akan terbawa ke tahap berikutnya, untuk itu

informasi tentang kepuasan pelanggan akan menjadi sangat penting bagi perusahaan,

sehingga perusahaan perlu melakukan pengukuran terhadap kepuasan pelanggannya.

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya. Kotler (1994) dalam Fandy

Tjiptono (1997) mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan pelanggan,

yaitu :

1) Sistem keluhan dan saran

Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customers

oriented) perlu memberikan kesempatan bagi pelanggannya untuk dapat

memberikan saran, pendapat, dan keluhan mereka setelah mengkonsumsi

suatu produk. Media yang bisa digunakan meliputi kotak saran yang

diletakkan di tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, maupun

(41)

commit to user

menghubungi perusahaan apabila mendapat pelayanan yang kurang

memuaskan. Informasi yang diperoleh melalui metode ini dapat memberikan

ide-ide baru dan masukan yang berharga kepada perusahaan, sehingga

memungkinkannya untuk memberikan respon secara cepat dan tepat terhadap

setiap masalah yang menimpa konsumen. Namun perlu mendapat perhatian

bahwa metode ini bersifat pasif, sehingga sulit untuk mendapatkan gambaran

lengkap mengenai kepuasan atau ketidakpuasan. Tidak semua pelanggan yang

tidak puas lantas akan menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung

beralih pemasok dan tidak akan membeli lagi jasa perusahaan. Upaya

mendapatkan saran (terutama saran yang berkualitas/bagus) dari pelanggan

akan semakin sulit diwujudkan dengan metode ini apabila perusahaan tidak

memberikan timbal balik yang memadai kepada pelanggan yang

menyumbangkan ide kepada perusahaan.

2) Survai Kepuasan Pelanggan

Penelitian mengenai kepuasan pelanggan banyak dilakukan dengan

menggunakan metode survai. Penggunaan metode survei akan memungkinkan

perusahaan untuk mendapatkan respon secara langsung dari responden

penelitian, yaitu pelanggan. Selain itu, perusahaan juga dapat memberikan

tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap

pelanggannya. Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat

dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

a) Directly reported satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti “Ungkapan seberapa puas Saudara terhadap pelayanan Sub Bagian Pemasaran pada skala berikut : sangat tidak puas, tidak puas, puas, sangat puas”.

b) Derived dissatisfaction

Pengukuran dilakukan dengan mengajukan pertanyaan menyangkut

dua hal utama, yakni besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan

(42)

commit to user

c) Problem analysis

Pada metode ini Pelanggan yang dijadikan responden diminta untuk

mengungkapkan pendapat mengenai dua hal pokok. Pertama,

masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan.

Kedua, saran-saran untuk melakukan perbaikan.

d) Importance-performance analysis

Dalam teknik ini, responden yaitu pelanggan diminta untuk

memberikan peringkat berbagai elemen (atribut) dari penawaran yang

dilakukan oleh perusahaan berdasarkan pada derajat pentingnya setiap elemen

tersebut. Selain itu, responden juga diminta untuk memberikan peringkat

seberapa baik kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen/atribut

tersebut.

3) Ghost Shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan. Lalu ghost

shopper tersebut menyampaikan temuan-temuannya mengenai kekuatan dan

kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan pengalaman mereka

dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu ghost shopper juga dapat

mengamati dan menilai cara perusahaan dan pesaingnya menjawab

pertanyaan pelanggan dan menangani setiap keluhan.

4) Lost customer analysis

Metode dilakukan dengan cara menghubungkan para pelanggannya

yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok oleh

perusahaan. Hasil yang diharapkan dari metode ini adalah diperolehnya

informasi penyebab terjadinya pelanggan yang beralih pemasok atau beralih

pembeli.

Dengan beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

memantau kepuasan pelanggan yang disampaikan oleh Kotler (1994) dalam Fandy

(43)

commit to user

survai kepuasan pelanggan. Metode survai kepuasan pelanggan dipilih dikarenakan

dengan menggunakan metode survei akan memungkinkan untuk mendapatkan respon

secara langsung dari pelanggan. Sedangkan cara yang digunakan Directly reported

satisfaction yaitu Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan seperti “Ungkapan seberapa puas Saudara terhadap pelayanan dengan skala : sangat tidak

puas, tidak puas, puas, sangat puas”.

B. Penelitian yang Relevan

Hermann et al, (2007) meneliti mengenai pengaruh dari price perception,

perceived vulnerability, perceived price offer fairness, perceived pricing procedure

fairness terhadap satisfaction with delaer service, satisfaction with the car delivery,

satisfaction with the purchases. Penelitian ini dilakukan dalam konteks pembelian

mobil di dealer mobil utama Jerman. Berdasarkan pada konsep teori pada konstruk

dan tes teori, 246 pembeli mobil yang disurvei dan mengukur keadilan persepsi dan

kepuasan penilaian dengan proses membeli mobil. Tujuan penelitian ini yaitu untuk

menghubungkan konsep konseptual dari harga yang wajar dan kepuasan pelanggan

dan menunjukkan pengaruh empiris dari kewajaran harga yang dirasakan dalam

penilaian kepuasan pelanggan. Lebih lanjut, tulisan ini berusaha untuk menguji

faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi persepsi kewajaran termasuk persepsi

harga dan kerentanan Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi harga secara

langsung mempengaruhi penilaian kepuasan serta secara tidak langsung berpengaruh

terhadap persepsi harga yang wajar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa

pelanggan yang rentan, disebabkan oleh hubungan antara permintaan dan penawaran

yang dirasakan mendesaknya kebutuhan dari sisi konsumen, memiliki efek negatif

terhadap kewajaran harga yang ditawarkan kepada konsumen. Penelitian ini

menunjukkan pengaruh kewajaran harga yang dirasakan terhadap penilaian kepuasan

konsumen secara empiris.

Bei et al, (2001) meneliti mengenai pengaruh Perceived Produk Quality,

Gambar

  Tabel
  Gambar
Tabel I menunjukkan bahwa harga LPG 3 Kg ditetapkan Rp 4250 per Kg,
Gambar 1. Kerangka Berpikir
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

However, if an application requires only one sinking output and the controller already has several sourcing inputs connected to a sourcing input module, the user may use the

Klik tombol Test untuk menguji koneksi, dan jika sukses klik tombol Save. Pastikan centang Save Password agar password dapat diingat oleh sistem setiap kali bekerja dengan

Pembelajaran fisika kontekstual berbantuan jigsaw puzzle competition hendaknya diterapkan pada materi fisika lain yang berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari karena

III dan IV, maka penulis menyimpulkan dari hasil penelitian ini sebagai berikut: ” Terdapat pengaruh yang signifikan latihan pliometrik terhadap kecepatan akselerasi atlet sprint

Dua belas hasil penelitian case control tentang “Polimorfisme gen Glutamate cysteine ligase (GCL) terhadap penyakit jantung dan diabetes” yang telah dilakukan oleh

[r]

Jeiaskan oun-ggT,ul