PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI
PADA TOPIK KAPASITAS LARUTAN PENYANGGA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh
Desri Sri Wahyuni
0800594
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI
PADA TOPIK KAPASITAS LARUTAN PENYANGGA
Oleh
Desri Sri Wahyuni
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam
© Desri Sri Wahyuni 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
DESRI SRI WAHYUNI
PENGEMBANGAN PETUNJUK PRAKTIKUM KIMIA SMA KELAS XI
PADA TOPIK KAPASITAS LARUTAN PENYANGGA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH
PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dr. Ratnaningsih Eko Sardjono, M. Si.
NIP. 196904191992032002
Pembimbing II
Drs. Asep Suryatna, M. Si.
NIP. 196212091987031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
Dr. H. Ahmad Mudzakir, M. Si
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan petunjuk praktikum kimia SMA kelas XI pada topik kapasitas larutan penyangga. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Research and Development sampai tahap pengembangan model yaitu uji coba terbatas. Sumber data penelitian ini adalah 20 siswa SMA kelas XII, sembilan guru kimia SMA/sederajat dan petunjuk praktikum yang terdapat dalam bahan ajar SMA kelas XI, dengan instrumen penelitian berupa pedoman wawancara, lembar observasi praktikum, tugas dan pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum, angket respons siswa serta lembar penilaian guru. Hasil penelitian menunjukkan bahwa petunjuk praktikum yang terdapat dalam bahan ajar Kimia SMA kelas XI yang dikaji memiliki karakterisitik bahan yang digunakan mudah diperoleh namun alat yang digunakan sulit diperoleh serta komponen petunjuk praktikum tidak lengkap sedangkan karakteristik petunjuk praktikum yang dikembangkan adalah menggunakan alat dan bahan yang mudah diperoleh, perosedur kerja yang mudah dilakukan serta memiliki komponen petunjuk praktikum yang lengkap. Berdasarkan hasil uji keterlaksanaan, respons siswa, dan penilaian guru, kualitas petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga yang dikembangkan termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata penilaian berturut-turut sebesar 83,56%, 81% dan 85,80%.
ABSTRACT
The purpose of this research is to develop a chemistry lab work instructions of Senior High School at class XI on the topic about the capacity of the buffer solution. The method used in the research was the Research and Development to the stage of model development, a limited testing. The data sources of this research were 20 students at XII grade of Senior High School, 9 chemistry teachers of Senior High School/ in the same level and the lab work instructions contained in the XI grade of Senior High School teaching materials, by using research instruments such as the interview, the lab work observation sheets, the tasks and questions contained in the lab work instructions, the questionnaires of student responses and teacher assessment sheets. The result showed that the lab work instructions, contained in the chemistry materials of Senior High School class XI studied, have the charcteristics of the materials used are easy to obtain. However, the tools used are difficult to obtain and the components of lab work instructions are not complete whereas the characteristics of lab work instructions developed use the tools and materials easily obtained, the procedure is easy to do and it has a component of a complete lab work instructions. Based on the test results implementation, the student responses and the assessment of teachers showed the quality of lab work instructions on the topic about the capacity of the buffer solution developed, was the excellent category with the average of the assessment respectively for 83.56%, 81% and 85.80%.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Tujuan Penelitian ... 3
E. Manfaat Penelitian ... 3
F. Definisi Istilah ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Karakteristik Ilmu Kimia ... 5
B. Metode Praktikum ... 6
C. Petunjuk Praktikum ... 10
D. Petunjuk Praktikum sebagai Bahan Ajar ... 11
E. Tinjauan Materi Kapasitas Larutan Penyangga ... 15
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 19
A. Metode Penelitian ... 19
B. Langkah Penelitian... 19
C. Sumber Data ... 24
D. Instrumen Penelitian ... 25
E. Prosedur Pengolahan Data ... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31
B. Karakteristik Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan pada Topik
Kapasitas Larutan Penyangga ... 38
C. Kualitas Petunjuk Praktikum yang Dikembangkan pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga... 45
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58
A. Kesimpulan ... 58
B. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 59
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 62
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
gejala alam secara sistematis, sehingga pembelajaran IPA bukan hanya
penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses percobaan. Kimia
merupakan ilmu yang termasuk rumpun IPA, oleh karenanya kimia mempunyai
karakteristik sama dengan IPA. Karakteristik tersebut adalah objek ilmu kimia,
cara memperoleh, serta kegunaannya. Kimia merupakan ilmu yang pada awalnya
diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan (induktif) namun pada
perkembangan selanjutnya kimia juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
teori (deduktif). Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak terpisahkan,
yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep,
prinsip, hukum, dan teori) temuan ilmuwan dan kimia sebagai proses (kerja
ilmiah). Oleh sebab itu, pembelajaran kimia dan penilaian hasil belajar kimia
harus memperhatikan karakteristik ilmu kimia sebagai proses dan produk (BSNP,
2006).
Ilmu kimia sebagai proses dapat dikembangkan dalam pembelajaran kimia
melalui metode praktikum. Menurut Rustaman et al. (2003), metode praktikum
adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan percobaan. Dengan
melakukan praktikum, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri suatu pengalaman belajar tertentu sehingga siswa akan lebih
yakin atas suatu hal daripada hanya menerima informasi dari guru atau buku.
Selain itu, praktikum dapat memperkaya pengalaman siswa, mengembangkan
sikap ilmiah siswa, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan
siswa.
Pelaksanaan praktikum di sekolah seringkali menemui hambatan. Seperti
yang dijelaskan oleh Rustaman (2002) bahwa ada beberapa faktor yang
2
metode pembelajaran yang memudahkannya menyampaikan materi; (2)
keterbatasan waktu efektif dan beban kerja guru; (3) keterbatasan tenaga laboran
atau teknisi yang terampil; (4) keterbatasan ruang dan fasilitas laboratorium; dan
(5) ketersediaan petunjuk praktikum. Untuk meminimalisasi hambatan tersebut,
guru dan siswa ketika akan melaksanakan pembelajaran dengan metode
praktikum perlu membuat persiapan praktikum. Sebagaimana yang dikemukakan
oleh Arifin et al. (2003), guru perlu menentukan tujuan praktikum, menyiapkan
prosedur praktikum, menyiapkan lembar pengamatan, menyiapkan alat dan zat
dan menyiapkan lembar observasi kegiatan praktikum yang seluruhnya termuat
dalam petunjuk praktikum. Menurut Kepmendiknas No. 36/D/O/2001, petunjuk
praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan,
pelaksanaan, analisis data dan pelaporan.
Larutan penyangga merupakan salah satu pokok bahasan kimia SMA kelas XI
yang proses pembelajarannya perlu menggunakan metode praktikum. Contoh
larutan penyangga dalam kehidupan sehari-hari adalah obat tetes mata. Larutan
penyangga ditambahkan ke dalam obat tetes mata bertujuan agar tidak
menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Petunjuk
praktikum tentang larutan penyangga pada buku-buku sumber kimia SMA kelas
XI banyak ditemukan namun pada umumnya tentang identifikasi larutan
penyangga sedangkan petunjuk praktikum penentuan kapasitas larutan penyangga
belum banyak ditemukan.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis melakukan penelitian dengan judul “Pengembangan Petunjuk Praktikum Kimia SMA
Kelas XI pada Topik Kapasitas Larutan Penyangga”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah secara umum untuk penelitian ini adalah “Bagaimanakah pengembangan petunjuk praktikum kimia SMA kelas XI pada topik kapasitas larutan penyangga?”.
3
1. Bagaimana karakteristik petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga yang terdapat di berbagai bahan ajar yang digunakan oleh siswa
SMA/MA kelas XI saat ini?
2. Bagaimana karakteristik petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga yang dikembangkan pada penelitian ini?
3. Bagaimana kualitas petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga yang dikembangkan berdasarkan tingkat keterlaksanaan, respons
siswa dan penilaian guru?
C. Pembatasan Masalah
Prosedur praktikum yang dikembangkan dalam bentuk petunjuk praktikum
hanya diuji sampai uji coba terbatas pada tahap pengembangan model.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dari pengembangan petunjuk praktikum kimia
SMA kelas XI pada topik kapasitas larutan penyangga ini adalah untuk
memperoleh petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dan
mengetahui karakter dan kualitas dari petunjuk praktikum yang dikembangkan.
E. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian tentang pengembangan petunjuk praktikum kimia SMA kelas XI
pada topik kapasitas larutan penyangga ini diharapkan dapat bermanfaat antara
lain:
1. Bagi siswa:
Meningkatkan motivasi siswa dalam mempelajari dan memahami kimia
khususnya pada topik kapasitas larutan penyangga.
2. Bagi guru:
Memberikan gambaran kepada guru bahwa petunjuk praktikum pada topik
kapasitas larutan penyangga dapat menekankan konsep penting kepada siswa
yaitu larutan penyangga memiliki batasan dalam mempertahankan pH dan
4
3. Bagi peneliti lain:
Memberikan acuan untuk mengembangkan petunjuk praktikum pada pokok
bahasan lainnya dalam pelajaran sains.
F. DEFINISI ISTILAH
Definisi istilah digunakan untuk menghindari penafsiran yang berbeda.
Istilah-istilah yang digunakan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai berikut:
1. Pengembangan adalah suatu kegiatan memperluas dan menyempurnakan
sesuatu yang sudah ada (Sugiyono, 2010)
2. Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran dengan menggunakan
percobaan (Rustaman et al, 2003)
3. Petunjuk praktikum adalah pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata
cara persiapan, pelaksanaan, analisis data dan pelaporan (Kepmendiknas No.
36/D/O/2001).
4. Kapasitas larutan penyangga dapat didefinisikan juga sebagai banyaknya mol
H+ (asam) atau mol OH- (basa) yang diperlukan untuk mengubah pH 1 liter
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian dan pengembangan (Research and Development). Sugiyono (2010)
menjelaskan bahwa Research and Development adalah metode penelitian yang
digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan produk
tersebut. Pada penelitian ini, produk yang dihasilkan adalah petunjuk praktikum
pada topik kapasitas larutan penyangga dan kemudian diuji keefektifannya.
Ada beberapa metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian dan
pengembangan yaitu metode deskriptif, evaluatif dan eksperimental. Metode
deskriptif digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang
kondisi yang ada seperti kondisi produk-produk yang sudah ada sebagai bahan
dasar yang akan dikembangkan, kondisi pihak pengguna, serta kondisi
faktor-faktor pendukung dan penghambat pengembangan dan penggunaan dari produk
yang akan dihasilkan. Metode evaluatif digunakan untuk mengevaluasi produk
dalam proses uji coba pengembangan suatu produk. Produk penelitian
dikembangkan melalui serangkaian uji coba dan pada setiap kegiatan uji coba
diadakan evaluasi kemudian hasil uji coba disempurnakan (revisi model). Metode
eksperimen digunakan untuk menguji keampuhan dari produk yang dihasilkan
dengan cara menguji coba pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
(Asmani: 2010). Pada penelitian ini digunakan metode deskriptif untuk studi
pendahuluan khususnya pada studi kepustakaan dan survei lapangan, dan pada
penyusunan produk awal dan uji coba terbatas digunakan metode evaluatif.
B. Langkah Penelitian
Langkah penelitian yang digunakan oleh penulis merupakan langkah
penelitian yang dimodifikasi oleh Sukmadinata dari sepuluh langkah Research
20
memodifikasi sepuluh langkah penelitian dan pengembangan yang dipaparkan
oleh Borg dan Gall menjadi tiga langkah sebagai berikut:
1. Studi pendahuluan
2. Pengembangan model
3. Uji model
Penelitian pengembangan petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga hanya dikembangkan sampai tahap pengembangan model yaitu uji
coba terbatas. Untuk memberikan gambaran secara umum tentang penelitian ini
maka penulis merancang alur penelitian seperti yang tertera pada Gambar 3.1.
Optimasi dan validasi prosedur prakitkum pada topik kapasitas larutan penyangga
Pembuatan draf prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga
Perbaikan
Identifikasi karakteristik petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga yang dikembangkan
Validasi petunjuk praktikum, lembar penilaian guru, lembar observasi dan angket respons siswa oleh pembimbing
Penyusunan prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum, penysunan lembar penilaian guru, lembar observasi dan angket respons siswa
Perbaikan
Uji Keterlaksanaan Prosedur Praktikum
Pengolahan data Penjaringan respons siswa/
penilaian siswa Penilaian guru Uji lapangan
Kajian SK dan KD pada Standar Isi mengenai topik kapasitas larutan
penyangga Survei lapangan mengenai keterlaknaan
praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga di beberapa sekolah
Kajian petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dari berbagai bahan ajar SMA/MA kelas XI
21
Berikut ini adalah penjelasan tahapan penelitian:
1. Studi pendahuluan
Sukmadinata (2010) menjelaskan bahwa tahap studi pendahuluan merupakan
tahap awal atau persiapan untuk pengembangan. Tahap ini terdiri atas tiga
langkah, pertama studi kepustakaan, kedua survei lapangan dan ketiga
penyusunan produk awal. Langkah-langkah tahap studi pendahuluan yang
dilaksanakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan merupakan kajian untuk mempelajari konsep-konsep atau
teori-teori yang berkenaan dengan produk atau model yang akan dikembangkan
(Sukmadinata, 2010). Tahap studi kepustakaan pada penelitian ini adalah
mengkaji Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) serta mengkaji
petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga pada bahan ajar
Kimia SMA kelas XI.
Hasil kajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) yang
terdapat dalam Standar Isi memberikan gambaran kualifikasi kemampuan
minimal siswa dan gambaran mengenai topik kimia SMA yang dapat
menggunakan metode praktikum dalam pembelajaran.
Kajian petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga pada
bahan ajar kimia SMA kelas XI bertujuan untuk mengetahui karakteristik
petunjuk praktikum yang meliputi alat dan bahan yang digunakan, langkah kerja
yang terdapat dalam petunjuk praktikum tersebut. Bahan ajar Kimia SMA kelas
XI bersumber dari buku standar elektronik yang diterbitkan oleh Depdiknas, buku
yang diterbitkan oleh pihak lain (non BSE) dan petunjuk praktikum yang diakses
dari internet.
b. Survei lapangan
Pada tahap survei lapangan, dilakukan wawancara bebas kepada guru kimia
yang berasal dari lima sekolah SMA di kota Bandung. Dengan wawancara bebas,
penulis yang berlaku sebagai pewawancara tidak menyusun daftar pertanyaan,
seperti yang dikemukakan oleh Riduwan (2010) wawancara bebas adalah metode
22
menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman. Wawancara bebas ini bertujuan
untuk mengetahui keterlaksanaan praktikum kimia di sekolah.
c. Penyusunan produk awal
Penyusunan produk awal terdiri dari beberapa tahapan yaitu:
1) Pembuatan prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga
Prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga dibuat
berdasarkan hasil kajian Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)
yang terdapat dalam Standar Isi dan kajian petunjuk praktikum yang terdapat
dalam bahan ajar kimia SMA kelas XI saat ini.
2) Optimasi dan validasi prosedur praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga
Prosedur praktikum yang dibuat terlebih dahulu dioptimasi untuk
menghasilkan suatu prosedur praktikum yang optimal baik dari segi jenis bahan
yang digunakan, jumlah bahan yang digunakan, konsentrasi bahan yang
digunakan, jenis indikator yang digunakan, serta waktu pelaksanaan praktikum.
Setelah diperoleh prosedur praktikum yang optimum kemudian prosedur
divalidasi oleh dosen pembimbing. Bila masih terdapat kekurangan dalam
prosedur praktikum maka prosedur praktikum direvisi ulang sampai memperoleh
hasil yang valid.
3) Penyusunan prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum dan
pembuatan instrumen penelitian (lembar observasi praktikum, angket respons
siswa dan angket guru)
Setelah diperoleh prosedur praktikum yang optimum dan valid kemudian
prosedur praktikum disusun dalam bentuk petunjuk praktikum. Penyusunan
prosedur praktikum dalam bentuk petunjuk praktikum dilaksanakan secara
bersamaan dengan pembuatan instrumen penelitian. Petunjuk praktikum yang
telah disusun kemudian diidentifikasi karakteristiknya. Petunjuk praktikum yang
belum dan sudah direvisi dapat dilihat pada Lampiran A.1 halaman 63 dan
23
Pembuatan instrumen penelitian bertujuan untuk mengetahui kualitas
petunjuk praktikum yang dikembangkan. Instrumen penelitian yang dibuat
berupa lembar observasi praktikum, angket respons siswa, dan angket guru.
Lembar observasi praktikum diisi oleh observer berdasarkan rubrik penilaian
lembar observasi. Lembar observasi praktikum ini bertujuan untuk mengukur
tingkat keterlaksanaan praktikum berdasarkan kesesuaian pelaksanaan praktikum
oleh kelompok siswa dengan langkah kerja yang dituntut dalam petunjuk
praktikum yang dikembangkan. Lembar observasi praktikum dan rubrik
penilaiannya dapat dilihat pada Lampiran B.1 halaman 83 dan Lampiran B.2
halaman 87.
Tingkat keterlaksanaan praktikum diketahui juga dari penyelesaian
tugas-tugas yang dituntut dalam petunjuk praktikum. Hal tersebut didasarkan pada
ketercapaian tujuan kegiatan praktikum siswa yang dilihat dari jawaban siswa
pada pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum. Adapun
rubrik penilaian jawaban siswa terdapat pada Lampiran B.3 halaman 88.
Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui pendapat siswa terhadap
petunjuk praktikum yang dikembangkan dan pelaksanaan praktikum penentuan
kapasitas larutan penyangga dengan menggunakan petunjuk praktikum tersebut.
Angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran B.4 halaman 89.
Angket yang diisi oleh guru kimia SMA digunakan untuk mengetahui
penilaian guru terhadap kualitas petunjuk praktikum berdasarkan kesesuaiannya
dengan standar isi, kesesuaian prosedur praktikum dengan topik kapasitas larutan
penyangga, keefektifan kalimat dalam petunjuk praktikum, tata letak dan
perwajahan petunjuk praktikum serta kelayakan petunjuk praktikum. Angket guru
kimia disusun dalam bentuk lembar penilaian guru. Lembar penilaian guru dapat
dilihat pada Lampiran B.5-B.9 halaman 90-97.
4) Validasi instrumen penelitian (lembar observasi praktikum, angket respons
siswa dan angket guru) oleh dosen pembimbing
Instrumen penelitian berupa lembar observasi praktikum, angket respons
siswa, dan angket guru yang telah dibuat divalidasi terlebih dahulu oleh dosen
24
2. Pengembangan model
Tahapan pengembangan model ada dua langkah yaitu uji coba terbatas dan
uji coba secara luas. Pada penelitian ini, tahapan pengembangan model hanya
sampai uji coba secara terbatas. Uji coba terbatas ini bertujuan untuk mengetahui
keefektifan produk yang dikembangkan. Setelah terujinya produk secara uji coba
terbatas maka penelitian dinyatakan selesai. Tahapan uji coba terbatas ini
dilakukan beberapa uji lapangan yaitu:
a. Uji keterlaksanaan petunjuk praktikum yang dikembangkan
Uji keterlaksaan dilakukan oleh 20 siswa kelas XII IPA di salah satu SMA
swasta di kota Bandung. Siswa melakukan praktikum dalam kelompok
menggunakan petunjuk praktikum yang dikembangkan. Uji keterlaksanaan ini
diukur dengan lembar observasi praktikum dan pertanyaan dalam petunjuk
praktikum.
b. Penilaian siswa terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan
Setelah dilaksanakan uji keterlaksanaan petunjuk praktikum yang
dikembangkan kemudian siswa mengisi angket yang bertujuan untuk mengetahui
penilaian siswa terhadap petunjuk praktikum dan pelaksanaan praktikum dengan
menggunakan petunjuk praktikum
c. Penilaian guru terhadap petunjuk praktikum yang dikembangkan
Data penilaian guru terhadap petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan
penyangga yang dikembangkan diperoleh dari sembilan guru kimia
SMA/sederajat dengan kriteria pengelompokan berdasarkan lama mengajar. Lima
dari sembilan guru telah mengajar lebih dari 10 tahun dan sisanya mengajar
kurang dari 10 tahun. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui penilaian guru
adalah lembar penilaian guru.
C. Sumber Data
Data hasil penelitian ini diperoleh dari pelaksanaan uji coba terbatas dengan
sumber data siswa kelas XII IPA di salah satu SMA swasta di kota Bandung
25
dan sekitarnya. Daftar guru tersebut dapat dilihat pada Lampiran B.10 halaman
99.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini yaitu:
1. Tugas dan pertanyaan dalam petunjuk praktikum
Berdasarkan Kepmendiknas No. 36/D/O/2001 petunjuk praktikum adalah
pedoman pelaksanaan praktikum yang berisi tata cara persiapan, pelaksanaan,
analisis data dan pelaporan.
Subiyanto (1988) memaparkan bahwa tujuan kegiatan atau kerja laboratorium
itu perlu benar-benar dimengerti oleh para siswa. Kalau dapat, tujuan praktikum
merupakan tantangan bagi para siswa. Salah satu hal yang patut diperhitungkan
dalam pemilihan kegiatan laboratorium ialah petunjuknya jelas, singkat dan
sederhana. Berdasarkan pemaparan tersebut, tugas dan pertanyaan petunjuk
praktikum dapat dijadikan sebagai instrumen penelitian karena tugas dan
pertanyaan dalam petunjuk praktikum dapat menjadi indikator tingkat
keterlaksanaan praktikum siswa menggunakan pertunjuk prakitkum.
2. Lembar observasi praktikum
Pada penelitian ini, observasi dilakukan dengan cara observasi nonpartisipan.
Observer (peneliti) hanya mengamati pelaksanaan praktikum yang dilakukan
siswa dalam kelompok. Data hasil lembar observasi ini digunakan sebagai data uji
keterlaksanaan praktikum.
3. Angket
Pada penelitian ini terdapat dua jenis angket yaitu angket yang diisi oleh
siswa dan angket yang diisi oleh guru. Angket yang diisi oleh siswa digunakan
untuk mengetahui penilaian siswa terhadap petunjuk praktikum yang
dikembangkan dan pelaksanaan praktikum dengan menggunakan petunjuk
praktikum tersebut. Angket yang diisi oleh guru kimia digunakan untuk
mengetahui penilaian guru terhadap kualitas petunjuk praktikum yang
26
E. Prosedur Pengolahan Data
Langkah-langkah pengolahan data yang diperoleh dari instrumen penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Pengolahan angket respons siswa dan guru
a. Pemberian skor
1) Angket respons siswa
Angket respons siswa pada penelitian ini menggunakan skala Likert.
Pernyataan angket respons siswa pada penelitian ini berupa pernyataan
positif. Jawaban siswa terhadap pernyataan positif tersebut diungkapkan
dengan kata sangat setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS) dan sangat tidak
setuju (STS). Cara pemberian skor angket respons siswa ditampilkan pada
Tabel 3.1
Tabel 3.1. Skor Angket Respons Siswa berdasarkan Skala Likert
Pernyataan Skor
SS S TS STS
Positif 4 3 2 1
Setelah pemberian skor angket respons siswa kemudian skor tersebut
dijumlahkan sehingga diperoleh skor total setiap siswa terhadap petunjuk
praktikum serta pelaksanaan praktikumnya.
2) Angket guru
Pada penelitian ini, angket guru disusun dalam bentuk lembar penilaian
guru menggunakan skala Likert seperti angket respons siswa dan skala
Guttman.
Angket berupa lembar penilaian guru yang menggunakan skala Likert
adalah angket penilaian guru terhadap kelayakan petunjuk praktikum dan
angket penilaian guru terhadap tata letak dan perwajahan petunjuk praktikum
sedangkan angket penilaian guru yang menggunakan skala Guttman adalah
angket penialaian guru terhadap kesesuaian petunjuk prakitkum dengan
standar isi, angket penilaian guru terhadap kesesuaian petunjuk prakitkum
dengan konsepnya yaitu kapasitas larutan penyangga serta angket penilaian
27
angket berupa lembar penilaian guru dengan skala Likert dan skala Guttman
dapat dilihat pada Tabel 3.2 dan 3.3.
Tabel 3.2. Skor Angket berupa Penilaian Guru dengan Skala Likert
Kriteria Skor
Sangat layak/ sangat sesuai 4
Layak/ sesuai 3
Tidak layak/ tidak sesuai 2
Sangat tidak layak/ sangat tidak sesuai 1
Tabel 3.3. Skor Angket berupa Penilaian Guru dengan Skala Guttman
Kriteria Skor
Sesuai/ tepat/ terkait/ logis/ jelas 1
Tidak sesuai/ tidak tepat/ tidak terkait/ tidak logis/ tidak jelas 0 Setelah pemberian skor angket kemudian skor tersebut dijumlahkan
sehingga diperoleh skor total setiap guru.
b. Pengolahan skor
Pengolahan skor angket dilakukan dengan beberapa tahap:
1) membuat rekapitulasi data dari seluruh responden pada setiap aspek
penilaian.
2) menghitung skor responden pada seluruh aspek penilaian.
3) menentukan skor maksimal pada setiap aspek penilaian
4) menentukan rumusan persentase skor untuk setiap aspek penilaian
5) menentukan rata rata skor seluruh aspek penilaian dalam persentase
6) menafsirkan rata-rata respons terhadap seluruh aspek
Penafsiran rata-rata respons terhadap seluruh aspek menggunakan tafsiran
28
Tabel 3.4. Kriteria Tafsiran Skor
Rentang skor (%) Kriteria
0 - 20 Sangat lemah
21 - 40 Lemah
41 - 60 Cukup
61 - 80 Kuat
81 - 100 Sangat kuat
2. Pengolahan uji keterlaksanaan
Pengolahan uji keterlaksanaan dieproleh dari pengolahan data lembar
observasi praktikum dan jawaban siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan dalam
petunjuk praktikum.
a. Pengolahan lembar observasi praktikum
Lembar observasi praktikum terdapat tiga kriteria rubrik penilaian
pelaksanaan praktikum yang dilakukan siswa dalam kelompok yang termuat pada
Tabel 3.5.
Tabel 3.5. Kriteria Rubrik Penilaian Lembar Observasi
Skor Rubrik penilaian Kriteria
2 Siswa melaksanakan praktikum dan sesuai dengan prosedur kerja dalam petunjuk praktikum.
Melakukan dengan baik
1
Siswa melaksanakan praktikum namun tidak sesuai dengan langkah prosedur kerja dalam petunjuk praktikum.
Melakukan dengan kurang baik
0 Siswa tidak melaksanakan langkah prosedur kerja dalam petunjuk praktikum.
Tidak melakukan
Pengolahan skor dari masing-masing pernyataan dalam lembar observasi
praktikum dilakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
1) membuat rekapitulasi data keterlaksanaan setiap langkah kerja pada
masing-masing percobaan.
2) menghitung skor seluruh siswa dari setiap langkah kerja pada masing-masing
percobaan.
3) menentukan skor maksimal keterlaksanaan seluruh langkah kerja pada setiap
percobaan
29
6) menentukan rata-rata keterlaksanaan setiap percobaan dalam persentase
∑
7) menentukan rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum dalam persentase
∑
8) menafsirkan persentase rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum dari
seluruh percobaan.
Penafsirkan rata-rata keterlaksanaan prosedur praktikum digunakan tafsiran
persentase seperti pada Tabel 3.4.
b. Pengolahan jawaban siswa
Untuk mendukung tingkat keterlaksanaan prosedur praktikum maka jawaban
siswa pada petunjuk praktikum diolah. Skor yang diperoleh menunjukkan
penguasaan materi yang telah dipraktikumkan siswa.
Berikut ini langkah-langkah pengolahan skor jawaban siswa terhadap
masing-masing pernyataan dalam petunjuk praktikum:
1) membuat rekapitulasi jawaban seluruh siswa dalam kelompok terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum.
2) menghitung skor seluruh siswa dalam kelompok dari setiap pertanyaan yang
terdapat dalam petunjuk praktikum.
3) menentukan skor maksimal jawaban siswa dalam kelompok dari setiap
pertanyaan yang terdapat dalam petunjuk praktikum.
4) Menentukan persentase skor jawaban siswa dalam kelompok untuk
masing-masing pertanyaan.
5) menentukan persentase rata-rata jawaban siswa dalam kelompok seluruh
30
% rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap seluruh pertanyaan
dalam petunjuk praktikum =
∑
6) menafsirkan persentase rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap
setiap pertanyaan dalam petunjuk praktikum.
Penafsirkan rata-rata jawaban siswa dalam kelompok terhadap setiap
pertanyaan dalam petunjuk praktikum digunakan tafsiran persentase seperti pada
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan pada penelitian, maka dapat
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu:
1. Karakteristik petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga
yang terdapat pada bahan ajar Kimia SMA kelas XI saat ini adalah
menggunakan bahan yang mudah diperoleh, memiliki langkah kerja yang
sederhana tetapi menggunakan alat yang jarang ditemukan di laboratorium
SMA seperti pH meter dan magnetic stirrer, serta memiliki komponen
petunjuk praktikum yang tidak lengkap.
2. Petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga yang
dikembangkan memiliki karakteristik menggunakan alat dan bahan yang
mudah diperoleh, memiliki empat prosedur kerja yang mudah untuk
dilakukan dan memiliki komponen petunjuk praktikum yang lengkap.
3. Berdasarkan hasil uji keterlaksanaan, respons siswa, dan penilaian guru,
kualitas petunjuk praktikum pada topik kapasitas larutan penyangga yang
dikembangkan termasuk kategori sangat baik dengan rata-rata penilaian
berturut-turut sebesar 83,56%, 81% dan 85,80%.
B. Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan berdasarkan hasil penelitian ini
sebagai berikut:
1. Perlu pengembangan lanjutan petunjuk praktikum pada topik kapasitas
larutan penyangga agar diperoleh petunjuk praktikum yang efektif dan
efisien.
2. Perlu pengembangan petunjuk praktikum pada materi lainnya sehingga dapat
menambah koleksi petunjuk praktikum yang sudah teruji dan cukup layak
DAFTAR PUSTAKA
Anonim(1). (2007). Experiment 9: Buffers. [Online].Tersedia: http://www.profpaz.com/Files/chem52/Exp_9.pdf[1 Februari 2012].
Anonim(2). (2008). Preparing Buffers and Buffer Capacity. [Online]. Tersedia:
http://fcw.needham.k12.ma.us/~Janet/FOV1-00108AC5/buffers%20Lab.pdf [1 Februari 2012].
Achmad, H. (1996). Kimia Larutan. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Arifin, M. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Kimia Edisi Revisi. Bandung: Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.
Asmani, J. M. (2011). Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Diva Press.
Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.
Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Panduan Pengembangan Bahan Ajar.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Direktorat Pembinaan SMA. (2010). Juknis Pengembangan Bahan Ajar SMA.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, S. B. dan Aswani Z. (2010). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Ernanda, R. (2003). Jurnal Obat Tetes Mata Pilokarpin. [Online]. Tersedia: http://digilib.itb.ac.id/files/disk1/530/jbptitbpp-gdl-ruriernand-26469-1-otmpilo-n.pdf [27 November 2012].
Fauziah, N. (2009). Kimia SMA dan MA Kelas XI IPA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
HAM, M. (2008). Membuat Reagen Kimia di Laboratorium. Jakarta: Bumi Aksara.
Kalsum, S. et al. (2009). Kimia 2 Kelas XI SMA dan MA. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
60
Miftachul. H.A. et al. (2011). “Pendampingan Pengembangan Perangkat Pembelajaran Laboratorium untuk Menunjang Pelaksanaan bagi Guru IPA Biologi SMP Muhammadiyah 1 Malang”. Jurnal Dedikasi. 8,43-51.
Olivet.edu. (2000). Buffers. [Online]. Tersedia:
chemistry.olivet.edu/classes/chem100/pdf/Labs/Buffers%20Lab.PDF[1 Februari 2012].
Partana, C.F. dan Wiyarsi, A. (2009). Mari Belajar Kimia untuk SMA-MA XI IPA. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Pasanda, L. et al. (2007). Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Pelangi Indonesia.
Permana, I. (2009). Memahami Kimia 2 SMA/MA untuk Kelas XI Semester 1 dan 2 Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Powers, D.C. et al.(2005). “Analysis of Natural Buffer System and the Impact of Acid Rain: An Environmental Project for First Year Chemistry Students”.
Journal of Chemical Education. 82, (20), 274-277.
Premono, S. et al. (2009). Kimia SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Purba, M. (2006). Kimia untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga.
Riduwan. (2010). Dasar Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.
Rustaman, N. Y. et al. (2003). Strategi Belajar Mengajar Biologi Edisi Revisi.
Bandung: Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI.
Rustaman, N. Y. (2002). Perencanaan dan Penilaian Praktikum di Perguruan
Tinggi. [Online]. Tersedia:
http://file.upi.edu/Direktori/SPS/PRODI.PENDIDIKAN_IPA/1950123119
79032-NURYANI_RUSTAMAN/PERENCANAAN_DAN_PENILAIAN_PRA KTIKUM.pdf[2 Desember 2012].
Syukri. (1999). Kimia dasar jilid 2. Bandung: ITB.
Silberberg, M. S. (2007). Principles of General chemistry. New York: McGraw Hill.
61
Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suharsini, M dan Saptarani, D. (2007). Kimia dan Kecakapan Hidup untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Ganeca Exact.
Sukmadinata. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Sunarya, Y. dan Setiabudi, A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia 2 untuk
Kelas XI SMA/MA Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.
Sutedjo. (2008). Pengembangan Bahan Ajar. [Online]. Tersedia: http://tedjo21.files.wordpress.com/2009/09/pengembangan-materi-ajar-lpp-maret-2008.pdf[23 Desember 2012].
Sutresna, N. (2008). Kimia untuk Kelas XI Semester 2 Sekolah Menengah Atas. Bandung: Grafindo Media Pratama.
Suwardi, S. dan Widiasih, E. (2009). Panduan Pembelajaran Kimia untuk SMA & MA Kelas XI. Jakarta : Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.