• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN INTERIOR VEGETARIAN CLUB CENTER DI SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DESAIN INTERIOR VEGETARIAN CLUB CENTER DI SURAKARTA"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

DESAIN INTERIOR VEGETARIAN CLUB CENTER

DI SURAKARTA

(Dengan Pendekatan Back to Nature)

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Jurusan Desain Interior

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret

Disusun oleh : ANITYAS DESY ASTUTI

C0808001

JURUSAN DESAIN INTERIOR

FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN

Nama : Anityas Desy Astuti NIM : C 0808001

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Tugas Akhir yang berjudul “Desain Interior Vegetarian Club Center di Surakarta Dengan Pendekatan Back to Nature” adalah benar-benar karya sendiri, bukan plagiat dan dibuatkan oleh orang lain. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam Laporan Tugas Akhir ini diberi tanda citasi (kutipan) dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan Tugas Akhir dan gelar yang telah diperoleh.

Surakarta, 20 Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Anityas Desy Astuti NIM. C 0808001

(5)

v

PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada : 1. Ibu dan bapak serta keluargaku

tercinta

2. Saudara-saudariku se-Desain Interior, UNS

3. Semua teman-temanku

(6)

vi

MOTTO

All izz well(3 idiot) “Toples isi coklat, jangan hopeless tetap semangat”

(Penulis) “Kegagalan tidak terjadi ketika orang sedang gagal, kegagalan terjadi ketika orang tidak berusaha”

(7)

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan konsep “Desain Interior Vegetarian Club Center di Surakarta Dengan Pendekatan Back to Nature”.

Penyusunan penulisan ini diajukan untuk melengkapi laporan Tugas Akhir sebagai persyaratan menempuh gelar Sarjana di Jurusan Desain Interior, Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam kesempatan kali ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah memberikan penjelasan, pengarahan, serta memberikan motivasi dan do’a demi kelancaran proses pengerjaan dan penyelesaian penulisan laporan TA ini. Tidak lupa pula penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang Tua saya, yang telah memberikan dukungan baik dari segi moril maupun materiil.

2. Anung B. Studyanto, S.Sn., M.T selaku Ketua Jurusan Desain Interior UNS. 3. Drs. Ken Sunarko, M.Si dan Iik Endang S.W, S.Sn., M.Ds selaku dosen

pembimbing tugas akhir yang selalu memberikan pengarahan.

4. Seluruh dosen, staff dan rekan-rekan di Jurusan Desain Interior UNS, terimakasih atas ilmu, pengalaman dan nasihatnya yang sangat berguna bagi saya.

5. Semua pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan dukungan, semangat dan perhatiannya terhadap penulis.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan penulisan ini, namun dengan penuh harapan semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca.

Surakarta, 20 Juli 2012

(8)
(9)

ix

BAB II TINJAUAN LITERATUR ... 9

A. PENGERTIAN JUDUL ... 9

1.Nama Proyek ... 9

2.Definisi Proyek ... 9

B. TINJAUAN TENTANG KOTA SURAKARTA ... 11

1. Sejarah Kota Surakarta ... 11

2. Keadaan Geografis Kota Surakarta ... 11

3. Iklim dan Topografi ... 12

4. Batas Administrasi Kota Surakarta ... 12

C. TINJAUAN TENTANG VEGETARIAN ... 13

1. Pengertian dan Jenis Vegetarian ... 13

2. Sejarah Vegetarian ... 14

3. Gaya Hidup vegetarian ... 16

D. TINJAUAN UMUM VEGETARIAN CLUB CENTER ... 17

1. Pengertian Club ... 17

E. TINJAUAN KHUSUS VEGETARIAN CLUB CENTER ... 22

(10)

x

b. Klasifikasi Green House Berdasarkan Penggunaan ... 30

c. Sifat-sifat Fungsional ... 31

d. Struktur Green House ... 33

e. Vertikultur... 33

1) Pengenalan Vertikultur ... 33

2) Fungsi dan Manfaat Vertikultur bagi Daerah Perkotaan ... 35

3) Keunggulan Vertikultur ... 36

4) Media Tanam/ Tumbuh Tanaman ... 36

5) Jenis Tanaman yang Dibudidayakan ... 37

F. TINJAUAN DESAIN INTERIOR VEGETARIAN CLUB CENTER DI SURAKARTA ... 40

(11)

xi

d. Ruang-ruang yang Terkait dengan Ruang Umum ... 43

3. Sistem Sirkulasi ... 44

a. Unsur-unsur Sistem Sirkulasi ... 44

b. Konfigurasi Alur Gerak/ Pola Sirkulasi ... 44

4. Unsur Pembentuk Ruang ... 46

1. Kegiatan Vegetarian Club Center ... 81

2. Kegiatan Manusia... 82

F. ANALISA KEBUTUHAN RUANG... 86

1. Fasilitas Ruang ... 86

2. Besaran Ruang ... 87

G.SISTEM ORGANISASI RUANG... 97

(12)
(13)

xiii

DENAH ASLI ... 127

DENAH PERUBAHAN ... 128

DENAH INTERIOR ... 129

LAYOUT.. ... 130

FLOOR PLAN ... 131

REFLECTED CEILING AND LIGHTING PLAN ... 132

POTONGAN A-A’ ... 133

POTONGAN B-B’ ... 134

POTONGAN C-C’ DAN D-D’ ... 135

POTONGAN E-E’ DAN F-F’ ... 136

DETAIL KONSTRUKSI A DAN B…..………. ... 137

DETAIL KONSTRUKSI C DAN D…..………. ... 138

PROYEKSI FURNITURE 1 ... 139

PROYEKSI FURNITURE 2 ... 140

PROYEKSI FURNITURE 3 ... 141

PROYEKSI FURNITURE 4 ... 142

DAFTAR FURNITUR ... 143

AKSONOMETRI ... 147

POLA SIRKULASI ... 148

SKEMA BAHAN ... 149

SKEMA WARNA ... 150

PERSPEKTIF 1 ... 151

PERSPEKTIF 2 ... 152

PERSPEKTIF 3 ... 153

PERSPEKTIF 4 ... 154

DESAIN BANER ... 155

PROSES PEMBUATAN MAKET ... 156

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Peta Kota Solo ... 11

Gambar 2.2 Struktur Gambar Greenhouse ... 33

Gambar 2.3 Vertikultur Tipe Vertikal ... 34

Gambar 2.4 Vertikultur Tipe Horisontal ... 34

Gambar 2.5 Vertikultur Tipe Gantung ... 34

Gambar 2.6 Vertikultur Tipe Susun ... 35

Gambar 2.7 Penanaman Pada Kolom-kolom Horizontal ... 37

Gambar 2.8 Penanaman Pada Kolom-kolom Horizontal ... 38

Gambar 2.9 Organisasi Ruang Terpusat ... 40

Gambar 2.10 Organisasi Ruang Linier... 40

Gambar 2.11 Organisasi Ruang Radial ... 41

Gambar 2.12 Organisasi Ruang Mengelompok ... 41

Gambar 2.13 Organisasi Ruang Grid ... 41

Gambar 2.14 Hubungan Antar Ruang di Dalam Ruang ... 42

Gambar 2.15 Hubungan Antar Ruang-ruang yang Saling Berkaitan ... 42

Gambar 2.16 Hubungan Ruang-ruang yang Bersebelahan ... 43

Gambar 2.17 Hubungan Ruang-ruang Terkait Dengan Ruangan Umum ... 43

Gambar 2.18 Pola Sirkulasi Linear ... 44

Gambar 2.19 Pola Sirkulasi Grid ... 45

Gambar 2.20 Pola Sirkulasi Radial ... 45

Gambar 2.21 Pola Sirkulasi Organik ... 45

Gambar 2.22 Pola Sirkulasi Network ... 46

Gambar 2.23 Contoh Desain Rustik Pada Kitchen ... 58

Gambar 2.24 Desain interior Kontemporer ... 59

Gambar 2.25 Desain furnitur Rustik Kontemporer ... 60

Gambar 2.26 Desain Restoran Nando’s di Dublin ... 60

Gambar 3.1 Fasad Loving Hut Solo Square... 61

Gambar 3.2 Menu Vegan Loving Hut... 61

(15)

xv

Gambar 3.5 Ekspose Material Dinding Loving Hut Solo Square ... 63

Gambar 3.6 Penggunaan Material Kayu Pada Furniture Loving Hut Solo Square ... 64

Gambar 3.7 Loving Hut Solo Square Dengan Material yang Berkesan Alami ... 64

Gambar 3.8 Ceiling Loving Hut Solo Square ... 64

Gambar 3.9 Lampu Gantung Loving Hut Solo Square ... 65

Gambar 3.10 Fasad Vegan Mart Solo Square ... 65

Gambar 3.11 Wall Display Vegan Mart Solo Square ... 66

Gambar 3.12 Nuansa hijau pada Vegan Mart Solo Square ... 66

Gambar 3.13 Fasad bangunan Solo’s Bistro Restaurant ... 67

Gambar 3.14 Desan interior Solo’s Bistro Restaurant ... 67

Gambar 3.15 Ekspose Batu Bata dan Permainan Motif Dinding ... 68

Gambar 3.16 Desain Lantai Pada Area Restaurant Lantai 1 ... 68

Gambar 3.17 Desain Lampu Gantung Pada Area Lobby ... 68

Gambar 3.18 Desain Furniture Meja dan Kursi Makan Area Restaurant ... 69

Gambar 3.19 Desain Counter Resepsionist ... 69

Gambar 3.20 Aksesoris Dinding Pada Area Restaurant Lantai 2 ... 70

Gambar 3.21 Suasana Ruang Pada Area Restaurant Lantai 2 ... 70

Gambar 3.22 Desain Meja dan Kursi Makan Pada Area Restaurant Lantai 2 ... 70

Gambar 4.1 Site plan Vegetarian Club Center ... 78

Gambar 4.2 Besaran Ruang Pos Kerja Penerima Tamu ... 88

Gambar 4.3 Besaran Ruang Area Display Toko Buku ... 89

Gambar 4.4 Besaran Ruang Display Barang... 91

Gambar 4.5 Standar konter makan ... 96

Gambar 4.6 Standar jarak bersih antar kursi (stool) Tempat makan ... 96

Gambar 4.7 Jarak bersih untuk pelayanan pramusaji dan sirkulasi pada tempat makan ... 96

Gambar 4.8 Organisasi Ruang Mengelompok ... 97

Gambar 4.9 Pola Sirkulasi Radial ... 98

Gambar 4.10 Pola Sirkulasi Linear ... 99

Gambar 4.11 Hubungan antar ruang ... 99

(16)

xvi

Gambar 4.13 Grouping Vegetarian Club Center ... 100

Gambar 5.1 Sketsa Ide Gagasan... 101

Gambar 5.2 Pemanfaatan Material alam dan recycle... 102

Gambar 5.3 Sketsa penerapan ide gagasan pada desain interior ... 103

Gambar 5.4 Penggambaran suasana alam ... 104

Gambar 5.5 Kombinasi warna bumi ... 104

Gambar 5.6 Sketsa penataan layout Vegetarian Club Center ... 105

Gambar 5.7 Penggunaan skylight dan dinding kaca... 109

Gambar 5.8 Macam lampu LED ... 109

Gambar 5.9 Penggunaan AC pada interior ... 110

Gambar 5.10 Proses metmorfosis desain furnitur ... 110

Gambar 5.11 Pemilihan material alam dan recycle ... 111

Gambar 5.12 Pemilihan warna bumi pada desain interior ... 111

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jarak Standar Pengamat Terhadap Obyek ... 27

Tabel 2.2 Jenis Sayuran yang Banyak Diusahakan di Indonesia dan Syarat-syarat Pertumbuhannya... 38

Tabel 2.3 Pengelompokan Beberapa Jenis Sayuran ... 39

Tabel 2.4 Pengelompokan Beberapa Jenis Sayuran ... 39

Tabel 4.1 Waktu operasional Vegetarian Club Center ... 81

Tabel 5.1 Analisa Bahan Dan Kegunaan Pada Lantai ... 106

Tabel 5.2 Analisa Bahan Dan Kegunaan Pada Dinding ... 107

Tabel 5.3 Analisa Bahan Dan Kegunaan Pada Ceilling ... 108

(18)

xviii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1.1 Bagan Langkah Desain ... 7

Bagan 2.1 Jarak Standar Pengamat Terhadap Obyek ... 27

Bagan 4.1 Struktur Organisasi Vegetarian Club Center ... 80

Bagan 4.2 Pola kegiatan pengelola Vegetarian Club Center ... 85

Bagan 4.3 Pola Kegiatan Pengunjung ... 85

(19)

xix

DESAIN INTERIOR VEGETARIAN CLUB CENTER

DI SURAKARTA

(Dengan Pendekatan Back to Nature) Anityas Desy Astuti1

Drs.Ken Sunarko,M.Si 2 Iik Endang Siti W. S.Sn.,M.Ds 3

ABSTRAK

2012. Vegetarian Club Center merupakan sebuah tempat sebagai wadah berkumpulnya para komunitas vegetarian dengan berbagai fasilitas pendukung untuk memberi kemudahan bagi komunitas vegetarian dan masyarakat awam (non vegetarian) untuk lebih mengenal dan mendapatkan informasi seputar vegetarian, serta menikmati beragam makanan vegetarian.

Pemilihan topik Vegetarian Club Center didasari oleh beberapa hal, salah satunya adalah pola hidup vegetarian telah berkembang menjadi tren dunia dan akan menjadi lebih baik dengan sarana dan prasarana yang memadai.

Desain interior dipusatkan pada area Lobby, Bistro Vegetarian, Ruang Kursus Memasak, Function Room, Mini Galeri, Green House, dan Mini Market. Selain itu juga terdapat ruang penunjang seperti Ruang Konsultasi Kesehatan, Kantor Pengelola, Mushola, Lavatory, Gudang.

Asumsi lokasi berada di Jl. Adi Soecipto No. 4 Manahan Surakarta, karena merupakan kawasan yang strategis.

Pemilihan organisasi ruang kelompok (cluster) dengan Green House sebagai titik pusat pandangan yang berada di tengah-tengah bangunan.

Tema perancangan yang digunakan adalah Rustik Kontemporer. Rustik adalah gaya desain yang menitikberatkan pada kesan alami, dari material yang tidak difinishing atau dihaluskan. Kontemporer adalah pada waktu yang sama, semasa, pada masa kini. Jadi, Rustik Kontemporer adalah perpaduan antara gaya Rustik yang menitikberatkan pada kesan alami, kasar, dari material yang tidak difinishing atau dihaluskan, dengan gaya Kontemporer yang mencerminkan masa kini menggunakan bentuk desain yang tidak terlalu rumit, serta pemanfaatan material modern dengan teknologi canggih dalam proses pembuatannya.

Tema yang diambil merupakan penggambaran dari upaya back to nature masyarakat vegetarian yang gaya hidupnya diintegrasikan untuk alam dan mengutamakan kejujuran melalui penggunaan material alam yang ramah lingkungan, ekspose material dengan finishing yang transparan, serta penerapan layout ruang yang terbuka.

Perancangan interior mengacu pada beberapa literatur dan tinjauan lapangan dengan mempertimbangkan unsur desain, prinsip desain, dan tema yang mengacu pada pembentukan suasana ruang yang ingin dicapai.

1

Mahasiswa Jurusan Desain Interior dengan NIM C 0808001

2

Dosen Pembimbing 1

3

Dosen Pembimbing 2

(20)

xx

INTERIOR DESIGN VEGETARIAN CLUB CENTER

IN SURAKARTA

(With Approach Back to Nature ) Anityas Desy Astuti4

Drs.Ken Sunarko,M.Si 5 Iik Endang Siti W. S.Sn.,M.Ds 6 ABSTRACT

2012. Vegetarian Club Center is a gathering place for the community of containers with various support facilities Veggie to give convenience for vegetarian community and society lay (non vegetarian) to better know and get information about vegetarian, as well as enjoy a wide array of vegetarian food. Election Vegetarian Club Center topic based on a few things, one of which is vegetarian life pattern has evolved into a world trend and would be better served by an adequate infrastructure and facilities.

The interior design focuses mainly on Lobby area, Bistro, Vegetarian cooking course Room, Function Room, Mini Gallery, Green House, and Mini Market. In addition there is also a complementary space such as Space Health Consultation, Office Manager, Mosque, Lavatory, warehouse.

Assuming the location was at JL. Adi Soecipto No. 4 Surakarta, because is Manahan strategic.

Election organization space group (cluster) with Green House as the central point of view who is in the middle of the building.

The theme of the design used is Contemporary Rustik. Rustik is stylish design focusing on the natural impression of unpublished material, difinishing or crushed. Contemporary is at the same time, while, in the present. So, is a blend of Contemporary Rustik style that focuses on impression Rustik natural, rough, from material that does not difinishing or crushed, with contemporary style that reflects the present using the form design that is not too complicated, as well as the utilization of modern materials with advanced technology in the process of creation.

The theme is taken from the depiction attempts back to nature a vegetarian lifestyle communities are integrated to nature and emphasis on honesty through the use of environmentally friendly natural materials, ekspose materials with transparent finishing, as well as the application of the open space layout. Interior design refers to some literature and reviews field taking into account the design elements, design principles, and themes which refers to the establishment of an atmosphere of the space you want to accomplish.

4

Student, Interior design major with NIM C 0808001

5

Guide Lecturer 1

6

Guide Lecturer 2

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Modernisasi tidak hanya memberikan dampak positif, tetapi juga telah membawa beberapa konsekuensi negatif yang secara langsung maupun tidak langsung mengarah pada pola makan yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Upaya yang dapat dilakukan manusia untuk bisa hidup sehat tanpa meninggalkan dunia modern yang dijalaninya adalah dengan berusaha menyelaraskan diri dengan alam. Salah satu caranya adalah menjadi seorang vegetarian.

Menjadi vegetarian umumnya bukanlah hanya karena agama tertentu, tetapi karena gaya hidup. Mereka tidak hanya suka, namun juga memperoleh manfaat yang berarti yaitu hidup sehat. Menjamurnya masakan siap saji hingga masalah bahan pengawet pada makanan dapat mengakibatkan terjadinya penyimpangan-penyimpangan pola makan dan aktivitas fisik yang berperan penting terhadap munculnya obesitas dan mengakibatkan semakin merosotnya tingkat kesehatan manusia.

Vegetarian telah berkembang menjadi tren dunia yang juga menjadi tren negara berkembang seperti Indonesia. Vegetarian bukan lagi masalah pilihan pribadi, agama atau kelompok melainkan telah menjadi solusi mendesak hingga telah menjadi gerakan global untuk menyelamatkan bumi.

Jumlah komunitas vegetarian di Indonesia terus bertambah. Jumlah vegetarian yang terdaftar di Indonesia Vegetarian Society (IVS) saat berdiri Tahun 1998 adalah sekitar 5000 orang dan meningkat menjadi 60.000 orang anggota pada tahun 2007. Angka ini merupakan sebagian kecil dari jumlah vegetarian yang sesungguhnya karena tidak semua vegetarian mendaftar menjadi anggota.

Gaya hidup vegetarian rupanya tak hanya populer di kota besar, pola makan ini juga merebak hingga ke beberapa daerah, termasuk Solo. Meskipun tidak sebanyak restoran pada umumnya, namun beberapa

(22)

tempat di sekitar kota Solo telah terdapat beberapa restoran yang menghidangkan khusus menu makanan vegetarian, peminatnya pun semakin hari semakin bertambah. Hal ini menunjukkan bahwa minat warga kota Solo terhadap pola hidup vegetarian cukup positif, meskipun belum sepenuhnya menjadi vegetarian.

Solo sendiri telah dua kali mengadakan seminar mengenai vegetarian dengan mengundang Drs. Susianto, MKM yang mana beliau menjabat sebagai ketua IVS. Seminar yang diadakan rutin setahun sekali ini cukup mendapatkan respon positif dari warga Solo. Telah terbentuk IVS untuk kota Solo dengan kantor sekretariat di Vihara Maitri Muni. Namun, untuk struktur organisasinya belum terbentuk secara resmi. (sumber : wawancara dengan Meiqin, yaitu salah satu pengurus pada vihara Maitri Muni yang juga merupakan salah satu anggota IVS Solo : 01 Maret 2012 )

Pola hidup vegetarian merupakan pola hidup alami yang sehat. Memanfaatkan produk alami khusunya dari tumbuhan, mulai dari makanan sehari-hari, hingga pengobatan dengan memanfaatkan tanaman obat/ herbal. Sayuran dan buah organik telah banyak ditemui di pasaran, peminatnya pun juga banyak. Tanaman obat/ herbal dapat menjadi pengobatan alternatif yang bebas dari unsur hewani, sehingga sangat aman digunakan bagi penganut vegetarian. Tanaman obat/ herbal ini juga telah dimanfaatkan sejak jaman dahulu. Di kota Solo sendiri dekat dengan sentra pembudidayaan tanaman organik di beberapa daerah seperti Tawangmangu dan Boyolali, selain itu juga terdapat Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Tanaman obat dan obat tradisional (B2P2TO-OT) di Tawangmangu. Keberadaan fasilitas ini sangat mendukung masyarakat khususnya di kota Solo untuk lebih hidup sehat.

(23)

makanan vegetarian dengan berbagai kreasi, sarana untuk berkumpul berbagai komunitas vegetarian untuk sekedar sharing atau tukar pikiran, dan berbagai sarana yang mendukung untuk memudahkan masyarakat mendapatkan informasi seputar vegetarian, khususnya bagi komunitas vegetarian sendiri.

B. BATASAN MASALAH

Adapun batasan-batasan yang ada pada Desain Interior Vegetarian Club Center di Surakarta adalah :

1. Keluasan bangunan 1200m² - 1500m².

2. Desain interior ditekankan pada interior Vegetarian Club Center dengan pertimbangan fungsi sebagai wadah berkumpulnya berbagai komunitas vegetarian khususnya di kota Surakarta, dan masyarakat awam yang mencari informasi tentang pola hidup vegetarian dengan perancangan desain yang komunikatif dan mendukung edutainment untuk menarik perhatian.

3. Desain interior ditekankan pada lobby, bistro vegetarian, dan function room.

C. RUMUSAN MASALAH

Desain Interior Vegetarian Club Center ini dititik beratkan pada : 1. Bagaimana mendesain interior Vegetarian Club Center sesuai dengan

fungsinya sebagai wadah untuk berkumpul dan bersosialisasi antar sesama di dalam komunitas vegetarian dengan berbagai fasilitas penunjang yang dapat menarik pengunjung tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kenyamanan?

2. Bagaimana mendesain interior Vegetarian Club Center sebagai sarana yang mendukung kegiatan edukasi dan entertainment bagi pengguna untuk lebih mengenal tentang vegetarian?

3. Bagaimana mendesain interior Vegetarian Club Center dengan pendekatan Back to Nature dan menerapkan desain interior bergaya

(24)

Rustic Kontemporer yang selaras dengan alam sesuai dengan upaya

vegetarian untuk menyelamatkan bumi?

D. TUJUAN DAN SASARAN 1. Tujuan

a. Menciptakan sebuah desain interior Vegetarian Club Center sesuai dengan fungsinya sebagai wadah untuk berkumpul dan bersosialisasi antar sesama di dalam komunitas vegetarian dengan berbagai fasilitas penunjang yang dapat menarik pengunjung tanpa mengabaikan aspek keamanan dan kenyamanan

b. Menciptakan desain interior Vegetarian Club Center sebagai sarana yang mendukung kegiatan edukasi dan entertainment bagi pengguna untuk lebih mengenal tentang vegetarian.

c. Menciptakan desain interior Vegetarian Club Center dengan pendekatan Back to Nature dan menerapkan desain interior bergaya Rustic Kontemporer yang selaras dengan alam sesuai dengan upaya vegetarian untuk menyelamatkan bumi

2. Sasaran

2.1. Sasaran pengguna

a. Komunitas vegetarian baik yang tergabung ke dalam IVS maupun tidak.

b. Masyarakat awam (semua lapisan masyarakat dari berbagai umur dan kalangan baik menengah ke bawah maupun menengah ke atas).

c. Para ahli dibidang kesehatan serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

2.2.Sasaran Desain

a. Mendesain interior dengan mempertimbangkan kebutuhan dan aktivitas secara fungsional pada Vegetarian Club Center. b. Mendesain interior dengan mempertimbangkan faktor

(25)

c. Mendesain interior pada Vegetarian Club Center yang menerapkan gaya Rustic Kontemporer dengan suasana alam dan desain interior yang ramah lingkungan sebagai karakter gaya hidup vegetarian di masa kini.

E. MANFAAT

1. Bagi Penulis/ Desainer

a. Dapat mengembangkan ide dan gagasan untuk merencanakan dan merancang suatu interior yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna dan fungsi dari ruang-ruang yang ada di dalam Vegetarian Club Center.

b. Mendapatkan pengalaman untuk memecahkan masalah-masalah yang ada di dalam proyek desain interior Vegetarian Club Center dengan menerapkan ide, gagasan serta analisa yang ada.

2. Bagi Dunia Akademik

a. Mengetahui bentuk perkembangan interior sebuah Vegetarian Club Center.

b. Mengenalkan salah satu perkembangan interior baru dalam dunia akademik.

3. Bagi Masyarakat Pengguna 3.1. Komunitas Vegetarian

a. Sebagai sarana berkumpul dan bersosialisasi antar sesama di dalam komunitas vegetarian.

b. Sarana beraktivitas dan menyebarkan informasi seputar pola hidup vegetarian.

c. Sarana belajar dan mempromosikan aneka masakan vegetarian.

d. Sarana rekreasi kuliner. 3.2. Masyarakat Awam

a. Sarana mendapatkan informasi seputar pola hidup vegetarian. b. Sarana untuk belajar dan mengenal aneka jenis dan kreasi

(26)

c. Sarana rekreasi kuliner.

3.3. Ahli Bidang Kesehatan dan IPTEK

a. Menerapkan gaya hidup sehat dengan bervegetarian kepada masyarakat

b. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang kesehatan dan pertanian.

F. METODE DESAIN

Desain dilatarbelakangi dengan permasalahan dimana gaya hidup modern yang salah dapat mengakibatkan merosotnya tingkat kesehatan manusia. Padahal apabila pola kehidupan modern diimbangi denga gaya hidup yang sehat dan selaras dengan alam akan memberikan dampak positif bagi diri dan bagi lingkungan, salah satunya dengan gaya hidup vegetarian. Gaya hidup vegetarian telah ada sejak jaman dahulu, namun tidak semua masyarakat mengerti akan pentingnya gaya hidup dengan bervegetarian. Hal ini juga dapat disebabkan karena kurangnya sosialisasi dan fasilitas yang mewadahi bagi kegiatan vegetarian. Hal tersebut yang kemudian menjadi landasan dari desain interior Vegetarian Club Center.

Untuk menyempurnakan perencanaan dan perancangan interior Vegetarian Club Center ini, perlu adanya data pendukung yang diperoleh

melalui berbagai sumber, baik dari literatur buku, wawancara, maupun survei lapangan.

(27)

G. BAGAN LANGKAH DESAIN

(Bagan 1.1. Bagan Langkah Desain) (Sumber : analisa penulis)

H. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan dalam Desain Interior Vegetarian Club Center ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, manfaat, metode desain, skema langkah desain dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Kajian teori berisi tentang uraian prinsip teori/ kajian teoritis mengenai proyek desain interior Vegetarian Club Center.

BAB III TINJAUAN LAPANGAN

Tinjauan Lapangan berisi tentang hasil observasi di lapangan dan wawancara dengan narasumber yang

(28)

berkaitan dengan Vegetarian Club Center, sebagai dasar atau acuan untuk mangkaji desain yang sesuai untuk sebuah public space yang akan didesain. Studi lapangan memberi

gambaran mengenai kondisi yang diharapkan sesuai kebutuhan penggunanya. Data observasi yang diperoleh dari lapangan mampu menjadi masukan dalam perencanaan maupun sebagai bahan pembanding bagi proses analisa dari konsep desain interior Vegetarian Club Center.

BAB IV PROGRAMMING

Berisi analisa perencanaan dan perancangan yang diperoleh dari kajian teoritis dan hasil observasi lapangan yang merupakan dasar konsep perencanaan dan perancangan.

BAB V KONSEP DESAIN

Berisi tentang uraian ide atau konsep yang melatarbelakangi proses perencanaan dan perancangan proyek.

BAB VI PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan dari hasil analisa data , serta saran yang mendukung terciptanya keberhasilan desain interior untuk kesempatan mendatang.

(29)

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. PENGERTIAN JUDUL 1. Nama Proyek

“Desain Interior Vegetarian Club Center di Surakarta” 2. Definisi Proyek

Pengertian judul ditelaah berdasarkan tiap kata yang menyusunnya, adalah sebagai berikut :

a. Desain Adalah

1) Rancang / merancang; pemecahan masalah yang menyuarakan zamannya. (Rahmanu Widayat, 2010 : 39-40)

2) Kerangka bentuk; rancangan. (www.kamusbesar.com) b. Interior

Adalah :

1) Bagian dalam gedung (ruang dan sebagainya)

2) Tatanan perabot (hiasan dan sebagainya) di dalam ruang, dalam gedung dan sebagainya.

(www.kamusbesar.com, 28 Februari 2012) c. Vegetarian

1) Vegetarian memiliki dua pengertian, yaitu sebagai kata benda dan kata sifat. Sebagai kata benda, berarti orang yang berpantang makan daging, tapi hanya makan sayuran dan bahan nabati lainnya. Sebagai kata sifat, vegetarian berarti tidak mengandung daging atau kebiasaan berpantang daging. (Eko Purwaningsih, 2007 : 7-8) 2) Vegetarian dari bahasa latin, vegetus, yang berarti keseluruhan,

sehat, aktif, bergairah dan hidup. Definisi asli dari vegetarian adalah dengan atau tanpa telur beserta produk olahan susu. (kesehatanvegan.com, 23 Februari 2012)

(30)

3) Vegetarian adalah orang yang hidup dengan mengonsumsi produk nabati, dengan atau tanpa susu dan telur, juga menghindari konsumsi daging, unggas, dan hewan laut. (Kusharisupeni dan Asih, 2010 : 39)

d. Club Adalah :

1) Perkumpulan yang kegiatannya mengadakan persekutuan untuk maksud tertentu;

2) Gedung tempat pertemuan anggota suatu perkumpulan; (www.artikata.com, 23 Februari 2012)

3) Tempat berkumpul atau terhimpunnya beberapa orang atau sejumlah orang yang mempunyai maksud dan tujuan yang sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau kesenangan yang sama pula. (Harnoto Tri Nurhadi, 2004, dikutip dari Tugas Akhir Gemaniar Gindaru, 2010)

e. Center Adalah

Daerah pusat dalam beberapa wilayah yang besar. (www.artikata.com, 28 February 2012)

f. Surakarta

Surakarta, juga disebut Solo atau Sala, adalah kota yang terletak di provinsi Jawa Tengah, Indonesia yang berpenduduk 503.421 jiwa (2010) dan kepadatan penduduk 13.636/km2

(www.wikipedia.org , 23 Februari 2012)

Vegetarian Club Center merupakan sebuah tempat atau

bangunan sebagai wadah berkumpulnya para komunitas vegetarian dengan berbagai fasilitas pendukung untuk memberi kemudahan bagi komunitas vegetarian dan masyarakat awam ( non vegetarian ) untuk lebih mengenal dan mendapatkan informasi seputar vegetarian, serta menikmati beragam makanan vegetarian.

(31)

B. TINJAUAN TENTANG KOTA SURAKARTA 1. Sejarah Kota Surakarta

Eksistensi kota ini dimulai di saat Kesultanan Mataram memindahkan kedudukan raja dari Kartasura ke Desa Sala, di tepi Bengawan Solo. Secara resmi, keraton mulai ditempati tanggal 17 Februari 1745. Akibat perpecahan wilayah kerajaan, di Solo berdiri dua keraton: Kasunanan Surakarta dan Praja Mangkunegaran, menjadikan kota Solo sebagai kota dengan dua administrasi. (www.wikipedia.org, 23 Februari 2012)

2. Keadaan Geografis Kota Surakarta

Surakarta terletak di dataran rendah di ketinggian 105 m dpl dan di pusat kota 95 m dpl, dengan luas 44,1 km2 (0,14 % luas Jawa Tengah). Surakarta berada sekitar 65 km timur laut Yogyakarta dan 100 km tenggara Semarang serta dikelilingi oleh Gunung Merbabu dan Merapi (tinggi 3115m) di bagian barat, dan Gunung Lawu (tinggi 2806m) di bagian timur. Agak jauh di selatan terbentang Pegunungan Sewu. Tanah di sekitar kota ini subur karena dikelilingi oleh Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, serta dilewati oleh Kali Anyar, Kali Pepe, dan Kali Jenes.

(Gambar 2.1. Peta Kota Solo)

(32)

Tanah di Solo bersifat pasiran dengan komposisi mineral muda yang tinggi sebagai akibat aktivitas vulkanik Merapi dan Lawu. Komposisi ini, ditambah dengan ketersediaan air yang cukup melimpah, menyebabkan dataran rendah ini sangat baik untuk budidaya tanaman pangan, sayuran, dan industri, seperti tembakau dan tebu. Namun demikian, sejak 20 tahun terakhir industri manufaktur dan pariwisata berkembang pesat sehingga banyak terjadi perubahan peruntukan lahan untuk kegiatan industri dan perumahan penduduk.

3. Iklim dan Topografi

Menurut klasifikasi iklim Koppen, Surakarta memiliki iklim muson tropis. Sama seperti kota-kota lain di Indonesia, musim hujan di Solo dimulai bulan Oktober hingga Maret, dan musim kemarau bulan April hingga September. Rata-rata curah hujan di Solo adalah 2.200 mm, dan bulan paling tinggi curah hujannya adalah Desember, Januari, dan Februari. Suhu udara relatif konsisten sepanjang tahun, dengan suhu rata-rata 30 derajat Celsius. Suhu udara tertinggi adalah 32,5 derajat Celsius, sedangkan terendah adalah 21,0 derajat Celsius. Solo terbagi dalam lima wilayah kecamatan. Rata-rata tekanan udara adalah 1010,9 MBS dengan kelembaban udara 75%. Kecepatan angin 4 Knot dengan arah angin 240 derajat.

4. Batas Administrasi Kota Surakarta

Kota Surakarta terletak di antara 110 45` 15" - 110 45` 35" Bujur Timur dan 70` 36" - 70` 56" Lintang Selatan dan berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali di sebelah utara, Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah timur dan barat, dan Kabupaten Sukoharjo di sebelah selatan. Di masing-masing batas kota terdapat gapura keraton yang didirikan sekitar tahun 1931 – 1932 pada masa pemerintahan Pakubuwono X di Kasunanan Surakarta. (www.wikipedia.org, 22 Juni 2012)

(33)

C. TINJAUAN TENTANG VEGETARIAN 1. Pengertian dan Jenis Vegetarian

Vegetarian dari bahasa latin, vegetus, yang berarti keseluruhan, sehat, aktif, bergairah dan hidup. Definisi asli dari vegetarian adalah dengan atau tanpa telur beserta produk olahan susu. (kesehatanvegan.com, 23 Februari 2012 )

Vegetarian adalah orang yang hidup dengan mengonsumsi produk nabati, dengan atau tanpa susu dan telur, juga menghindari konsumsi daging, unggas, dan hewan laut. (Kusharisupeni, 2010 : 39 )

Vegetarian terbagi menjadi beberapa tipe, yang pertama Vegan adalah mereka yang mengonsumsi produk nabati, tidak makan daging dan semua produk olahannya. Kedua Lacto-vegetarian adalah mereka yang mengonsumsi produk nabati, tidak mengonsumsi telur, tetapi minum susu (hewani). Ketiga Ovo-vegetarian adalah mereka yang mengonsumsi produk nabati, tidak mengonsumsi daging atau produk olahannya (termasuk susu), tetapi mengonsumsi telur. Keempat terdapat Lacto-ovo vegetarian adalah mereka yang memilih gaya hidup vegetarian dengan

masih mengonsumsi telur dan minum susu. (Kusharisupeni, 2010 : vii) Selain keempat tipe vegetarian di atas, pada sumber lain juga menyebutkan beberapa jenis vegetarian lagi, yaitu Pesco adalah jenis vegetarian yang masih mengonsumsi ikan. Frutarian adalah jenis vegetarian yang hanya mengonsumsi buah dan tidak mengonsumsi bahan yang lain (paling mudah untuk dijalani karena hanya berpantang makan daging merah. Mengonsumsi daging unggas dan ikan diperbolehkan, begitu pula dengan susu dan produk-produk olahannya). Selain itu juga ada Vegetarian Makrobiotik, jenis vegetarian ini ditujukan untuk alasan spiritual dan filosofis masyarakat Tionghoa dan terbukti efektif dalam menjaga kesehatan fisik dan juga pikiran buruk. Para vegetarian makrobiotik memandang keseimbangan makanan sebagai keseimbangan ying (energi positif) dan yang (energi negatif), di mana keseimbangan

(34)

2. Sejarah Vegetarian

Vegetarian telah memiliki sejarah yang panjang dan menarik bila ditinjau kembali dari masa evolusi manusia pertama. Nenek moyang hominid kita telah berkembang lebih dari 24 juta tahun dan menurut

Spencer, selama 2,5 juta tahun lamanya hampir semuanya vegetaris

kecuali beberapa serangga dan ulat. Spencer memperkirakan kekurangan beberapa macam tumbuh-tumbuhan dan buah-buahan menjadikan manusia

Meanderthal tidak lagi bervegetaris. Sedangkan Cro-Manon, nenek

moyang asli manusia, mencoba untuk bertahan. Cro-Manon tinggal di tempat beriklim sedang dan mengolah makanan dari tumbuh-tumbuhan dan sayur-sayuran,Sedangkan Neanderthal yang tinggal di Eropa Utara yang dingin terpaksa hidup dari makanan daging.

Tokoh vegetarian terkemuka yang pertama adalah ahli filsafat Yunani bernama Phytagoras yang hidup di akhir abad-6 SM. Vegetarian bagi Phytagoras adalah menghindari daging dan penyembelihan hewan. Pandangan phytagoras ini awalnya dijadikan sebuah filosofi moral antara tahun 490-430 SM dengan tujuan untuk menciptakan hukum universal dan absolut termasuk perintah untuk tidak membunuh makhluk ciptaan yang hidup,berpantang mendengar jeritan pertumpahan darah dari pegorbanan hewan dan tidak makan daging. Mereka yang tidak makan daging secara umum dikenal sebagai Pythagorean atau mengikuti sistem pythagorean, sesuai dengan Pythagoras. Begitu pula dengan agama Hindu dan Buddha yang melarang umatnya untuk membunuh binatang.

Gelombang vegetarian besar lainnya datang dari Manicheans di awal abad masehi. Manicheans adalah kelompok pendobrak dalam vegetarianisme sebagai pusat dari kepercayaan mereka dan sangat ditentang oleh kaum Kristen (ini sebabnya maka buku ini disebut The

Heretic’s Feast). Paham Manicheanisme berkembang di timur setidaknya

pada abad ke-17 masehi dan menapakkan kakinya di China setidaknya pada abad ke-16. Manicheans menjadi dikenal pula sebagai ”Vegetarian de mom worsippers” (pemuja dewa vegetarian).

(35)

Pada masa pemerintahan Renaissance di Eropa,makan daging menjadi simbol kekayaan dan kekuasaan. Hanya biarawati-biarawati Kristen yang berpantang,dengan harapan semakin bersatu dengan Tuhan.Sejak abad ke-17 pada masa lahirnya ide-ide radikal,vegetarianisme berkembang dengan pesat di Inggris. Kelompok-kelompok agama yang berpantang makan daging mulai tumbuh.Keberatan-keberatan moral mulai muncul dari orang-orang yang menentang eksploitasi hewan, ”Melihat perlakuan terhadap hewan liar, maka hak manusia untuk melenyapkan makhluk liar yang tidak ditakutinya harus dipertanyakan” (Keith Thomas,Man, dan The Natural World).

Thomas Tryon adalah seseorang tokoh vegetarian terkemuka pada awal abad ke-17. Tulisan dan ajarannya menganjurkan makanan vegetarian dan menolak menelan daging hewan yang menjadi sahabat kita. Tryon berpengaruh kuat terhadap the quakers (kelompok Kristen yang anti perang dan anti sumpah) dan Benyamin Franklin sangat terkesan dengan salah satu buku Tryon, yaitu The Way To Health. Pada awal abad ke-18 kita menemukan penulis dan ahli makanan Dr.Wiliam Lambe yang menganjurkan makanan vegetarian kepada pasien-pasiennya sebagia cara pengobatan kanker. Pada akhir abad ke-18 rasa kemanusiaan meningkat dan konsep perlindungan terhadap hewan mulai bertambah kuat. Sekarang vegetarian mempunyai alasan yang sangat kuat untuk berkembang termasuk pandangan bahwa makanan daging itu berdampak buruk bagi kesehatan, sangat kejam, tidak alami dan meningkatkan pemborosan tanah dibandingkan jika diperuntukkan bagi pertanian.

(www.boozemagazine.com, 28 Februari 2012)

Istilah vegetarian sendiri dicetuskan pada tahun 1847. Pertama kali digunakan secara formal pada tanggal 30 September tahun itu oleh Joseph Brotherton dan kawan-kawan, di Northwood Villa, Kent, Inggris. Saat itu adalah pertemuan pengukuhan Vegetarian Society Inggris.

(kesehatanvegan.com, 23 Februari 2012 )

(36)

3. Gaya Hidup Vegetarian

Vegetarian yang semula merupakan ajaran agama/ kepercayaan, berkembang menjadi gaya hidup masyarakat. Bahkan alasan orang mengonsumsi vegetarian telah berkembang dan mentransformasi diri dari alasan kesehatan, etika sampai menyentuh lingkungan. Orang-orang yang mengadopsi pola makan vegetarian semakin hari semakin bertambah. Kesadaran masyarakat akan perlunya pola hidup sehat dengan bahan alami semakin meningkat. Buah dan bahan makanan sayuran menjadi primadona dibandingkan dengan daging-dagingan yang berlemak yang sering dituduh sebagai penyebab datangnya sakit.

Beberapa alasan yang seringkali melatarbelakangi keinginan seseorang untuk menjadi vegetarian, antara lain :

a. Alasan lingkungan

Yakni untuk konservasi energi, air, tanah dan tanaman. Sehingga ekologi tetap terjaga. Belum lagi alasan perlindungan hewan. Alasan yang pertama ini merupakan alasan kebanyakan para remaja beralih menjadi seorang vegetarian, terutama di negara-negara maju. b. Alasan finansial

Harga bahan pangan nabati relatif jauh lebih murah dan terjangkau dibandingkan daging. Dengan demikian, kita dapat menghemat pengeluaran lebih banyak lagi. Selain itu, hidup sehat dengan vegetarian juga berarti kita tidak perlu keluar uang lebih banyak untuk biaya ke dokter. Di Inggris, premi asuransi untuk orang yang menjadi vegetarian lebih kecil dibanding orang non-vegetarian. Ini dikarenakan para vegetarian memiliki resiko terkena penyakit jantung yang lebih rendah daripada para pemakan daging.

c. Alasan spiritual

(37)

d. Alasan kesehatan

Alasan ini merupakan alasan utama kebanyakan orang memilih vegetarian sebagai gaya hidup. Dengan menjadi seorang vegetarian, berarti anda sudah mengurangi resiko terkena penyakit-penyakit ringan seperti sembelit dan wasir, hingga penyakit berat seperti kanker dan stroke. Belum lagi terhindar dari penyakit obesitas yang menjadi momok bagi para kaum hawa karena vegetarian secara tidak langsung sudah membuat kita berdiet dengan cara alami.

e. Alasan fisiologis tubuh manusia

Keyakinan bahwa manusia tidak diciptakan untuk mengonsumsi daging merupakan alasan kuat menjadi seorang vegetarian. Hal ini dapat dibuktikan dengan bentuk anatomi tubuh manusia dan fungsinya, dibandingkan dengan anatomi dan fungsi tubuh hewan herbivora dan karnivora.

(kesehatanvegan.com, 23 Februari 2012 )

Di sisi yang lain banyak anggapan bahwa pola makan vegetarian tidak sehat. Ini dikarenakan adanya mitos-mitos yang tidak benar terhadap pola makan vegetarian sehingga penolakan mengonsumsi makanan nabati (vegetarian) menjadi luas. Salah satu alasan penolakan terhadap pola makan vegetarian adalah karena alasan kekurangan nutrisi tubuh, misalnya kekurangan protein, zat besi, dan vitamin B12, badan menjadi cepat lemas, dan lelah. Ada juga yang beranggapan menyiapkan makanan vegetarian itu repot, rasanya hambar, dan tidak banyak variasi.

D. TINJAUAN UMUM VEGETARIAN CLUB CENTER

1. Pengertian Club

Club adalah perkumpulan yang kegiatannya mengadakan

persekutuan untuk maksud tertentu; gedung tempat pertemuan anggota suatu perkumpulan; (www.artikata.com, 23 Februari 2012 )

(38)

tujuan yang sama dan juga kemungkinan suatu hobi atau kesenangan yang sama pula. (Harnoto Tri Nurhadi, 2004, dikutip dari Laporan Tugas Akhir Gemaniar Gindaru, 2010)

2. Sejarah Perkembangan Club

Dalam perkembangannya, club merupakan kumpulan beberapa orang yang memiliki tujuan tertentu, yang sama dalam hal pekerjaan maupun bidang usaha mereka. Namun, makin lama kumpulan tersebut tidak hanya mewadahi kepentingan-kepentingan formal saja, tetapi juga mengarah pada kegiatan kemasyarakatan, kegiatan rutin yang dijalankan sehari-hari.

Menurut sejarahnya (berdasarkan dari buku Encyclopedia Americana), club sudah ada sejak kebudayaan Yunani, orang-orang

sering mengadakan pertemuan di suatu tempat untuk bertukar fikiran mengenai filsafat, agama, politik, dan lain-lain. Sementara itu, orang Romawi mempunyai kebiasaan mandi bersama pijat dan sambil berbincang mengenai kesusastraan atau hal lain yang disukai Selain di Yunani dan Romawi, di Inggris sekitar abad 1, didirikan pertama kali sebuah club yang bernama Elizabethan England, sebagai titik tolak berkembangnya club-club lain pada abad selanjutnya. Sejak itu, baik di Inggris dan Amerika, perkumpulan-perkumpulan dengan kegiatan berbeda, club sosial, club politik, club catur, penunggang kuda dan lain sebagainya. (Harnoto Tri Nurhadi, 2004, dikutip dari Laporan Tugas Akhir Gemaniar Gindaru, 2010)

3. Klasifikasi Club

Berdasarkan maksud dan tujuannya, klasifikasi club dibedakan menjadi :

a. Social club, yakni perkumpulan yang bergerak di bidang sosial dengan tujuan antara lain adalah meningkatkan keadaan sosial yang ada pada suatu masyarakat tertentu.

(39)

b. Profesional club, yakni perkumpulan yang terdiri dari anggota-anggota dengan latar belakang atau tingkat sosial tertentu dan bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan profesionalisme sesuai bidangnya.

c. Political club, yakni suatu perkumpulan dengan anggota yang terdiri dari orang-orang yang tertarik pada masalah ketatanegaraan.

d. Women’s club, yakni perkumpulan dengan anggota khususnya

wanita yang bertujuan meningkatkan harkat dan martabat kaum wanita.

(Gemaniar Gindaru, 2010)

4. Keanggotaan

a. Syarat Keanggotaan

Keanggotaan dari club juga bermacam-macam. Mereka yang menjadi member akan menggunakan fasilitas-fasilitas yang ada, seperti spa, restaurant, ruang pertemuan, dan lain-lain. Meskipun demikian ada juga mereka yang memanfaatkan fasilitas club namun tidak terdaftar sebagai anggota. Untuk bisa terdaftar

sebagai anggota club, maka tiap-tiap personil harus memenuhi beberapa persyaratan yang ditentukan oleh pengelola, antara lain : 1) Mampu membayar pendaftaran untuk menjadi anggota

2) Mampu membayar iuran bulanan

3) Harus mempunyai sponsor yang sudah menjadi anggota tetap yang akan memberi rekomendasi kepada calon anggota

b. Sifat Keanggotaan

Sifat keanggotaan, umumnya dikategorikan menjadi 3 jenis antara lain :

1) Single, yakni menjadi anggota secara perorangan 2) Family, yakni satu keluarga menjadi anggota

3) Company, yakni perusahaan atau bentuk usaha lain membiayai

(40)

c. Hak Anggota

Adapun hak-hak yang didapat oleh anggota, yaitu :

1) Menggunakan fasilitas yang ada dan pembayaran diperhitungkan setiap bulan

2) Mengundang atau mengajak teman, yang bukan anggota untuk bersama-sama memakai fasilitas yang ada

5. Kegiatan a. Pengunjung

Bagi pengunjung, kegiatan mereka adalah dibagi menjadi 2, yaitu komunikasi dan lobbying. Komunikasi di sini merupakan interaksi antar pengguna sedangkan lobbying merupakan suatu kegiatan di luar kegiatan resmi. Bentuk komunikasi sendiri dapat dibedakan menjadi 2 macam, yakni komunikasi menurut hubungan dan komunikasi menurut sifat.

1) Komunikasi menurut hubungan

Komunikasi ini dibedakan atas hubungan vertikal dan horizontal. Menurut hubungan vertikal, diberikan oleh pimpinan kepada para anggota organisasi maupun sebaliknya. Dan menurut hubungan horizontal, dilakukan antar para pejabat organisasi yang memiliki kedudukan kurang lebih sederajat.

2) Komunikasi Menurut Sifat

Ada 2 strategi yang ditempuh oleh para pengguna dalam mencapai tujuannya, yaitu melalui forum formal maupun informal. Forum formal adalah komunikasi yang terjadi di antara para anggota organisasi yang secara tegas telah ditentukan dalam struktur organisasi.

(41)

sebelumnya dalam struktur atau peraturan-peraturan yang formal. Termasuk dalam pengertian ini adalah komunikasi yang dilakukan para anggota organisasi atas dasar kehendak atau hasrat pribadi maupun komunikasi yang dilakukan pejabat dengan menyimpang struktur organisasi yang formal.

Kemudian bentuk lobbying, seperti telah disebutkan bahwa lobbying adalah suatu pertemuan di luar kegiatan resmi, lepas dari kegiatan organisasi/ perusahaan/ instansi untuk menuju penyegaran fisik dan mental dari kesibukan sehari-hari sehingga dapat mempertinggi daya kreasi manusia, serta untuk mencapai keseimbangan antara bekerja dengan istirahat. Bentuk lobbying yang dilakukan para pengguna lebih bersifat rekreasi.

Ada 2 jenis kegiatan yang dimaksud, yaitu : 1) Rekreasi aktif

Meliputi kegiatan bermain dan berolahraga (bilyard, bridge, renang, golf, dan lain-lain).

2) Rekreasi pasif

Meliputi kegiatan bersuka (nonton, membaca, mendengarkan musik, berdansa dan lain-lain) dan kegiatan bersantai (duduk-duduk, makan, minum, dan lain-lain). b. Pengelola

Pengelola mempunyai kegiatan yaitu mengurus jalannya club yang meliputi kegiatan manajemen dan service. Sifat kegiatan di sini bisa dalam suasana tenang, formal, santai, bisa pula gaduh, sesuai dengan macam kegiatannya. Sedangkan pelaksanaan kegiatan adalah pada jam-jam kantor atau jam biasa. Untuk kegiatan service bisa sampai malam hari.

6. Tujuan Umum

(42)

sehingga benar-benar bermanfaat bagi para anggotanya. Beberapa tujuan di antaranya menyediakan suatu tempat representative dalam rangka melakukan suatu komunikasi formal yang bersifat bisnis maupun rekreasi.

a. Sebagai tempat memperluas wawasan usahanya b. Sebagai tempat melakukan promosi bidang usahanya

c. Sebagai tempat berkomunikasi dengan pihak berkepentingan d. Sebagai tempat mengadakan kerja sama timbal balik dengan pihak

lain

e. Sebagai tempat mencari informasi serta berkegiatan sosial (Gemaniar Gindaru, 2010)

E. TINJAUAN KHUSUS VEGETARIAN CLUB CENTER

1. Bistro

a. Pengertian Bistro

Bistro adalah restoran kecil atau sederhana bergaya Prancis, kedai minuman atau bar kecil. (Kamus Bahasa Indonesia, 2008 : 209)

Bistro adalah café yang menyediakan menu makanan lengkap, sebagaimana halnya rumah makan konvensional. Dalam perkembangannya, istilah café ditujukan untuk rumah makan dengan suasana yang sangat nyaman, mengandalkan interior dan dekorasi yang unik, menyediakan menu-menu yang disajikan dengan tampilan menarik. Pengunjung dibuat betah berlama-lama dalam café.

Secara orisinal, café adalah rumah makan yang tidak memberikan table side service. Pengunjung memesan pada sebuah counter. Namun demikian tidak seperti kantin atau

cafetaria, sebuah café jauh dari atmosfer terburu-buru.

(wirausahaindonesia.com)

(43)

b. Restoran

Restoran atau rumah makan dalam bahasa Inggrisnya “restaurant” diartikan sebagai suatu bangunan yang di dalamnya terdapat kegiatan memeri atau untuk pelayanan makanan kepada pengunjung atau langganan.

Restaurant adalah suatu tempat atau bangunan yang diorganisasikan secara komersial yang menyelenggarakan pelayanan dengan baik kepada semua tamunya, baik berupa makan maupun minum.

(Marsum W, 1989 :7, dikutip dari Laporan Tugas Akhir Muhammad Nur Mauliddina, 2009)

c. Sejarah Restoran

Sejarah restoran dimulai pada 1200 tahun SM ketika suatu suku bangsa Denmark mengunakan dapur besar untuk memasak dan menyediakan hidangan bagi sekelompok orang guna menikmati hidangan secara bersama- sama. Lalu pada 4000 tahun SM pertama kali didirikan kabaret dimana tempat ini dipakai untuk menjual minuman keras, kemudian tumbuh dan berkembang. Sekitar tahun 1200 di London terdapat beberapa warung yang menyediakan makanan matang untuk dibawa pulang dan 200 tahun kemudian waurng-warung berkembang menjadi restoran dengan fasilitas pelayana yang semakin meningkat.

Pada abad 16, ketika Catherine de Meidcis menikah dengan Henry II, ia membawa juru masak dari italia untuk memperbaiki keahlian memasak didalam istana. Begitu juga Oliver de Sarres, dia membawa perubahan dalam seni pengolahan makanan pada para staff ahli masak Raja Louis XIV.

(44)

saya, bagi anda yang perutnya keroncongan karena lapar saya akan memulihkan kondisi anda. Tulisan ini mampu menarik perhatian orang-orang yang lewat untuk masuk ke restoran yang di beri nama “lerestaurant divin “aitu obat yang menyegarkan. Kata restaurant sendiri berasala dari bahasa prancis yang asal katanya “restaurer” yang berarti memulihkan kembali.

d. Tujuan Restoran

Dari beberapa penjelasan tentang arti restoran, terdapat 4 aspek dasar keberadaan restoran, yaitu antara lain:

1) Perdagangan-keperluan yang terutama dari bangunan adalah penjualan dan pelayanan kepada langganan dari jenis produknya.

2) Keuangan-kelancaran dari berlangsungnya kegiatan merupakan perputaran dari biaya penanaman modal.

3) Kedudukan-pengoperasian yang utama adalah menyajikan berbagai jenis makanan dan penampilan suasana ruang restoran.

4) Kepraktisan-penyusunannya menarik perhatian, penyajian dan pelayanan dari jenis usaha tersebut diharapkan dapat memberi kepuasan. (Lawson, 1973 : 113, dikutip dari Laporan Tugas Akhir Muhammad Nur Mauliddina, 2009)

e. Klasifikasi Restoran

Dilihat dari pengelolaan dan sistem penyajian, restoran dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu:

1) Formal Restaurant

Formal Restaurant adalah industri jasa pelayanan

makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan pelayanan yang eksklusif.

(45)

2) Informal Restaurant

Informal Restaurant adalah industri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara proesional dengan lebih mengutakan kecepatan pelayanan, kepraktisan, dan percepatan frekuensi yang silih berganti pelanggan. 3) Specialities Restaurant

Specialities Restaurant adalah idustri jasa pelayanan makanan dan minuman yang dikelola secara komersial dan profesional dengan menyediakan makanan khas dan diikuti degan sistem penajian yang khas dari suatu daerah tertentu.

f. Jenis Restoran

Guna memenuhi tuntutan dalam menciptakan restoran yang memenuhi berbagai kebutuhan pengunjung yang berbeda-beda maka terdapat beberapa jenis dan macam restoran.

Pembagian kriteria menurut jenis pelayanannya dan jenis masakan yaitu:

1) Cafeteria dan buffet service 2) Counter service

Konsep pelayanan counter sama dengan snack bar, hanya dalam pelayanan counter jenis makanan yang disediakan lebih banyak dan juga menyediakan beberapa jenis makanan yang lebih mahal harganya.

3) Table service

Sistem pelayanan restaurant dimana tamu duduk di kursi menghadap meja makan dan kemudian mekanan maupun minuman diantarkan, disajikan kepada para tamu tadioleh waiters atau pramusaji.

4) Drive and take out service

(46)

Untuk pembagian menurut jenis masakannya: (a) Familiar food restaurant

(b) Speciality Restaurant

(c) Specifik Nationaly or area restaurant

(Bruce, 1976: 314, dikutip dari Laporan Tugas Akhir Muhammad Nur Mauliddina, 2009)

5) Snack Bar service

Jenis pelayanan ini biasanya terbatas pada beberapa jenis makanan ringan yang disediakan. Sehingga dapat dinikmati langsung diatas counter atau dibawa sendiri ke meja makan yang tersedia. Sebuah snack bar biasanya terdapat di dalam salah satu sudut pertokoan atau bangunan kecil lainnya.

Snack bar terbagi lagi dalam beberapa jenis :

(a) Public bar catering

Menyediakan bermacam-macam sandwich dan makanan panas yang sederhana. Buka pada waktu tertentu dalam sehari, tergantung pada jumlah modal serta kemungkinan-kemungkinan lainnya.

(b) Sandwich bar catering

Khusus menyediakan macam-macam sandwich serta makanan yang dingin.

(c) Coffee bar

Untuk melengkapi fasilitas sebuah restoran, sebuah ruang minum yang memanfaatkan sebagai daya tarik. Hal ini dapat menyebabkan pengunjung segera berpindah begitu selesai makan di restoran utama. Sehingga tempat duduk yang kosong dapat diisi pengunjung lain atau berikutnya.

(47)

2. Mini Galeri

a. Pengertian Galeri Galeri adalah:

1) Ruangan/ gedung tempat untuk memamerkan benda/ karya seni

2) Sebuah ruang kosong yang digunakan untuk pameran kesenian 3) Sebuah ruang yang digunakan untuk menyajikan hasil karya

seni, sebuah

4) Area yang memajang aktifitas publik yang kadangkala digunakan untuk keperluan khusus

Menurut ektimologinya kata gallery atau galeri, berasal dari bahasa latin: Galleria dapat diartikan sebagai ruang beratap dengan satu sisi terbuka. Di Indonesia, galeri sering diartikan sebagai ruang atau bangunan tersendiri yang digunakan untuk memamerkan karya seni.

Galeri merupakan suatu fasilitas yang berisi ruang pamer yang mengkomunkasikan karya-karya visual art atau seni visual.

Standar jarak pengamat terhadap objek dilihat dari tinggi rata-rata manusia Indonesia sehingga pandangan mata dapat mencakup obyek yang dilihat dalam posisi nyaman.

Tinggi rata-rata Pandangan mata

Pria 165 cm 160 cm

Wanita 155 cm 150 cm

Anak-anak 115 cm 110 cm

(Tabel 2.1. Jarak Standar Pengamat Terhadap Obyek) (Sumber : Agus Mustika : 10, Jurnal Galeri Seni Lukis Medan)

Pandangan yang nyaman ke arah objek lukisan adalah pandangan di dalam daerah visual 30° ke arah atas, 30° ke arah bawah, 30° ke arah kiri. Hal tersebut dikarenakan pada daerah tersebut merupakan daerah dimana mata kita dapat mengenali warna atau membedakan daerah dimana kita dapat mengenali warna.

(48)

b. Pameran

Jenis pameran baerdasarkan jangka waktu antara lain pameran tetap, yaitu pameran yang dilaksanakan minimal selama 3 tahun dan umumnya tema pameran menggambarkan kesatuan wilayah dalam bidang sejarah. Pameran temporer, biasa diadakan dalam rangka menyambut hari besar atau peringatan. Pameran keliling, diselenggarakan diluar institusi dalam jangka waktu tertentu dalam variasi waktu dan singkat, dimana koleksi dikelilingkan dari satu tempat ketempat lain.

Ruang yang dibutuhkan dalam pameran antara lain ruang pameran, ruang sarasehan, workshop, gudang, ruang administrsi.

Teknik penyajian pada ruang pamer, menggunakan perlengkapan seperti ukuran vitrin dan panil yang tidak boleh terlalu tinggi atau rendah. Tinggi rendah sangat relatif untuk patokan disesuaikan dengan tinggi rata-rata orang Indonesia kira-kira antara 160-170 cm dan kemampuan gearak anatomi leher manusia sekitar 300, gerak ke atas ke bawah atau ke samping maka tinggi vitrin seluruhnya kira-kira 210 cm.

Alas terendah box penyangga 65-70 cm dan tebal 50 cm. untuk ukuran dan bentuk box penyangga harus memperhitungkan juga ruangan dan bentuk bangunan dimana box tersebut diletakkan.

Besaran jalur sirkulasi standar secara umum sesuai dengan kegiatan yang terjadi, aliran sirkulasi pengunjung dibentuk oleh benda-benda yang dipamerkan dengan disediakan tempat-tempat istirahat untuk mengatasi kelelahan pengunjung yang berfunngsi pula sebagai ruang peralihan.

3. Mini Market Sayur dan Buah

Buah-buahan dan sayuran segar disimpan ditempat yang sejuk tetapi tidak didinginkan, dalam keadaan utuh siap masak. Di bawah kotak-kotak yang berkarat disediakan laci pengaman. Toko buah dan sayuran jika perlu mirip dengan toko bunga.

(49)

Kentang ditempatkan di ruangan gelap. Biasanya dengan wadah-wadah yang sering dibawa-bawa atau ditukar, kotak-kotak dan sebagainya.

(Ernst Neufert, 2002 : 38)

Penyimpanan kentang konsumsi harus dilakukan di ruangan gelap, suhu rendah dan kelembaban sedang. Ruang penyimpanan yang terlindung dari cahaya dapat menghambat pertumbuhan tunas dan munculnya warna hijau pada kulit umbi sehingga kentang layak untuk dijual. plastik yang sangat tebal dan menutup diseluruh pemukaan bangunan, baik atap maupun dindingnya. Didalamnya dilengkapi juga dengan peralatan pengatur temperature dan kelembaban udara serta distribusi air maupun pupuk.

(www.penyuluhthl.wordpress.com, 06 Maret 2012)

Sejalan dengan bertambahnya waktu dan tingginya serapan tekhnologi pertanian, peranan green house bagi dunia pertanian semakin lama semakin dibutuhkan.

Dengan adanya green house dapat menanam suatu jenis / crop tanaman horticultura diluar musim yang ada, sehingga harga

jual produk tersebut dapat dijaga sehingga keuntungan yang kita dapatkan menjadi optimal.

Kelebihan dari green house :

1) Tanaman dapat berproduksi secara kontinyu dan berkesinambungan sepanjang tahun. Hal ini disebabkan pada green house kita dapat mengatur suhu, kelembaban, tekanan

(50)

udara maupun pH sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan crop.

2) Penggunaan air, pupuk maupu pestisida lebih efisien, baik dalam dosis penggunaan, waktu maupun tempat. Karena dapat menggunakan polybag yang tentu sangat efektif dalam penggunaan pupuk, air dan pestisida.

3) Resiko tanaman terserang penyakit menjadi lebih kecil karena lingkungan dalam green house sendiri secara langsung maupun tidak telah terlindung dari lingkungan luar.

(www.penyuluhthl.wordpress.com, 06 Maret 2012) b. Klasifikasi greenhouse berdasarkan penggunaan

1) Komersial (Commercial greenhouse) a) Untuk produksi sepanjang tahun.

b) Kebutuhan tenaga paling sedikit 1 orang bekerja full time. Namun untuk greenhouse milik keluarga sebagian pekerjaan dapat ditangani sendiri oleh anggota keluarga, sehingga tidak harus menggaji orang untuk bekerja full time.

c) Anggaran tahunan lebih penting daripada biaya awal, tetapi bila modal terbatas, biaya awal menentukan tipe konstruksi greenhouse yang akan dibangun. Dalam merencanakan anggaran tahunan biaya penyusutan, pemeliharaan, asuransi, pajak, biaya operasional dan keuntungan harus diperhitungkan dengan cernat.

2) Part-time greenhouse

Tidak difungsikan secara terus menerus atau untuk menambah pendapatan mis. Greenhouse untuk pembibitan, untuk memperluas area produksi.

3) Pendidikan (Educatinal greenhouse)

(51)

biasanya sebagian untuk penanaman di tanah dan sebagian menggunakan rak.

4) Hobi (Hobby greenhouse)

Pada umumumnya merupakan unit kecil dengan berbagai macam tanaman. Lingkungan di dalam greenhouse tidak harus seragam kerena berbagai macam tanaman membutuhkan lingkungan yang berbagai macam pula. Diperlukan pengatur lingkungan otomatis untuk mengantisipasi bila pemiliknya pergi.

c. Sifat-sifat Fungsional

Tanpa memandang penggunaannya, setiap greenhouse harus memenuhi kebutuhan fungsionalnya. Pemahaman mengenai kebutuhan tersebut akan membantu dalam pemilihan design. 1) Kekuatan

Setiap greenhouse harus dirancang untuk menahan beban yang akan ditanggung tanpa menyebabkan kegagalan atau perubahan bentuk secara nyata.

Macam beban :

a) Angin dan salju. Di negara 4 musim, beban utama adalah angin dan salju.

b) Tanaman. Tomat yang harus disangga oleh struktur bangunan harus dipertimbangkan.

2) Pondasi

Ukuran pondasi tergantung kepada ukuran dan tipe greenhouse dan beban yang diterima, semua pondasi untuk

greenhouse permanen harus terbuat dari bahan yang tahan lama dan ditanam pada kedalaman yang sesuai. Untuk greenhouse permanen pondasi beton paling sesuai.

3) Transmisi cahaya maksimum

(52)

4) Pengaruh struktural terhadap pemanasan dan ventilasi

Keberhasilan suatu greenhouse tergantung kepada kemampuan operator untuk mengontrol kondisi lingkungan di dalamnya.

Selama musim dingin, intensitas cahaya di dalam greenhouse seringkali cukup tinggi sehingga diperlukan

ventilasi, bahkan ketika suhu udara di luar mendekati suhu beku. Jika udara dingin tersebut masuk ke dalam greenhouse dan langsung mengenai tanaman, maka tanaman rusak. Hal yang sama, bila udara panas dari pemanas dibiarkan langsung mengenai tanaman,maka tanaman mengering dan pertumbuhan menurun.

Upaya yang dilakukan adalah mencampur udara dari pemanas atau ventilasi dengan udara di dalam greenhouse di atas tanaman.

5) Tinggi ruangan

Ruangan harus cukup tinggi untuk tanaman dan orang agar dapat bekerja dengan nyaman. Tinggi dinding sebaiknya tidak kurang dari 2 m.

6) Kemiringan atap

Kemiringan atap mempengaruhi run-off air dari atap. Keimiringan 28o pada umumnya di anggap minimal .

7) Akses

Pintu yang cukup lebar diperlukan sebagai jalan lalu lalang manusia atau kendaraan yang sedang memindahkan/ mengeluarkan tanaman /sisa-sisa tanaman, tanah dan lain-lain.

(53)

d. Struktur Greenhouse

(Gambar 2.2. Struktur Gambar Greenhouse) (Sumber : http://www.aces.edu)

e. Vertikultur

1) Pengenalan Vertikultur

Di Indonesia, perkembangan pertanian telah berlangsung sejak lama, yang terutama didasarkan pada budi daya padi sawah. Namun, sistem pertanian yang selama ini dikenal dan dilaksanakan merupakan sistem pertanian yang dilakukan secara horizontal. Mengingat salah satu tantangan atau permasalahan pertanian yang saat ini mulai dirasakan yaitu semakin terbatasnya lahan, maka perlu dikembangkan adanya alternatif cara bertani yang hemat lahan, dengan teknologi dan metode sederhana dan secara ekonorm layak serta dapal diterima oleh anggota masyarakat.

Vertikultur pada dasarnya merupakan cara bertani/ bertanam, yang dilakukan dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal (ke atas). Wadah media tanam tersebut dapat berupa kolom-kolom atau pot yang kemudian diatur sedemikian rupa sehingga per-tanaman nantinya dapat lumbuh secara susun ke atas.

(54)

(Gambar 2.3. Vertikultur Tipe Vertikal) (Ch. Lilies Sutarminingsih, 2003 : 14)

(Gambar 2.4. Vertikultur Tipe Horisontal) (Ch. Lilies Sutarminingsih, 2003 : 14)

(Gambar 2.5. Vertikultur Tipe Gantung) (Ch. Lilies Sutarminingsih, 2003 : 14)

(55)

(Gambar 2.6. Vertikultur Tipe Susun) (Ch. Lilies Sutarminingsih, 2003 : 14)

Vertikultur juga dapat dilaksanakan pada daerah-daerah dengan kondisi lahan yang kurang subur, dengan syarat media tanamnya diupayakan dapat mendukung pertumbuhan tanaman, misalnya dengan mencari media tanah dari lokasi lain, menambahkan pupuk atau hara, dan lain sebagainya.

2) Fungsi dan Manfaat Vertikultur bagi Daerah Perkotaan

a) Menciptakan keasrian, keserasian, dan keindahan lingkungan kota yang dipenuhi dengan berbagai sarana/ prasarana perkotaan dan pemukiman padat penduduk. b) Konservasi sumber daya tanah, yaitu dengan mengelola

dan memanfaatkannya secara bijaksana agar ketersediaannya dapat terus berlanjut.

c) Konservasi sumber daya air sebab dengan penghematan penggunaan air berarti ketersediaan air dapat lebih terjamin pada masa-masa yang akan datang.

d) Mempengaruhi dan memperbaiki iklim mikro perkotaan, sehingga kondisi perkotaan menjadi lebih sejuk dan nyaman.

e) Berjalannya proses daur ulang limbah perkotaan (sampah dapur, kotoran ternak) yang dimanfaatkan sebagai kompos/pupuk kandang.

(56)

inasyarakat agar dapat lebih memperbaiki kualitas kehidupan keluarganya.

g) Upaya memenuhi kebutuhan balian pangan perkotaan dan menjaga keberlanjutannya. dibutuhkan bagi penguapan (transpirasi) tanaman, mengingat evaporasi hanya terjadi dari tanah dalam koloni wadah media umum. Setiap kali dilakukan penyiraman, beberapa tanaman dapat memperoleh air dari air atusan (tetesan) tanaman di atasnya.

c) Mendukung pertanian organik, karena lebih menganjurkan penggunaan pupuk alami (pupuk kandang dan kompos} dan sesedikit mungkin menggunakan pestisida anorganik d) Bahan-bahan yang digunakan sebagai wadah media tanam,

dapat disesuaikan dengan kondisi setempat/ketersediaan bahan yang ada

e) Umur tanaman relatif pendek

f) Pemeliharaan tanaman relatif sederhana

g) Dapat dilakukan oleh siapa saja yang sungguh-sungguh berminat dan sayang akan tanaman

(Ch. Lilies Sutarminingsih, 2003 : 15-16)

4) Media Tanam/Tumbuh Tanaman

Gambar

Tabel 2.2 Jenis Sayuran yang Banyak Diusahakan di Indonesia dan
Gambar 2.7. Penanaman Pada Kolom-kolom Horizontal) (Sumber: distributor-pupuk-tanaman.blogspot.com)
Gambar 3.2. Menu Vegan Loving Hut)
Gambar 3.12. Nuansa hijau pada Vegan Mart Solo Square) (sumber : dokumen pribadi, 1 Maret 2012)

Referensi

Dokumen terkait

Kim dan Mauborgne (2005) mengatakan prinsip pertama yang harus dipahami dan dilakukan adalah merekonstruksi batasan-batasan pasar pada industri untuk menjauh dari

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku teman dengan kebiasaan merokok pada siswa laki-laki kelas IX SMPN 5

Näistä rahoitustuloksista oli vähennetty yksityistalouden kulutusmenoista sama osuus kuin maataloudella oli yrittäjän kokonaistuloista (VIHTONEN 1994, s.. Tämän

ISPRS Annals of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume IV-4/W1, 2016 1st International Conference on Smart Data and Smart Cities, 30th UDMS,

Anak sebagai korban tindak pidana harus menerima putusan pengadilan bagi pelaku yang tidak adil baginya karena tanpa ganti rugi (Restitusi) atas apa yang

Jika peserta memilih lebih dari satu jawaban untuk satu soal, maka jawaban tersebut akan dinilai SALAHd. Notasi algoritma pada bagian algoritmika menggunakan pseudopascal yang

Hasil pengujian menunjukkan bahwa kualitas layanan tidak berpengaruh terhadap kepuasan konsumen yang menggunakan Esia Center Darmo Surabaya, dan kepuasan konsumen tidak

data sekunder pada umumnya ada dalam keadaan siap terbuat (ready made). bentuk maupun isi data sekunder telah dibentuk dan diiisi oleh peneliti-peneliti terdahulu.. data sekunder