• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Discovery Learning dengan Berbantuan Alat Peraga Konkret Siswa Kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahu"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Alasan mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan relasi yang cukup baik dengan pihak sekolah, sehingga memudahkan untuk menjangkau kondisi sekolahnya, serta peluang waktu yang luas dan subjek penelitian yang sangat sesuai dengan target peneliti, serta jarak antara tempat tinggal peneliti dan tempat penelitian yang cukup dekat. Kondisi sekolah yang berada ditengah-tengah pemukiman desa Kranggan yang jauh dari keramaian kota di daerah Temanggung membuat peneliti ingin melihat keadaan sekolah. Sekolah dengan lingkungan yang bersih dan sehat membuat guru dan siswa merasa nyaman ketika berada di sekolah SD Negeri 3 Purwosari Kecamatan Kranggan Kabupaten Temanggung memiliki ruang guru yang bersih dan tidak terlalu besar serta tidak terlalu kecil yang cukup untuk ditempati saat mereka mengerjakan tugas-tugas untuk sekolah. Ruang kelas siswa dari kelas 1-6 dengan keadaan kelas yang bersih dan sejuk untuk mereka belajar dilengkapi dengan peralatan serta perlengkapan yang mereka butuhkan saat proses belajar mengajar berlangsung di kelas, seperti papan tulis, kapur, meja, kursi dll yang sangat terawat serta terdapat foto-foto gambar Pahlawan.

(2)

sebagian dari mereka bertempat tinggal di daerah sekitar sekolah dikarenakan siswa tidak memiliki uang untuk sekolah dipusat kota yang mereka harus mengeluarkan uang untuk naik kendaraan umum. Perbedaan karakteristik ini membuat perbedaan kesadaran belajar siswa.Terdapat siswa yang sudah mempunyai kesadaran belajar yang tinggi, namun masih banyak siswa yang belum mempunyai kesadaran belajar yang tinggi. Guru kolabolator dalam penelitian ini adalah guru kelas 5.

3.2Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu model discovery learning berbantuan alat peraga konkret dan hasil belajar IPA. Model discovery learning berbantuan alat peraga konkret adalah pembelajaran IPA dengan kompetensi dasar mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dan membuat suatu karya/model, misalnya periskop dari bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya melalui langkah-langkah: (1) menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, (2) mengidentifikasi masalah tentang sifat cahaya, (3) merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, (4) mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat-sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam (5) mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, (6) memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, (7) membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

Hasil belajar IPA adalah total skor tes dan skor non tes.

3.3 Prosedur Penelitian

(3)

Gambar 3.1

Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart

Berdasarkan gambar 3.1, penelitian dilaksanakan melalui beberapa siklus sampai proses belajar dan hasil belajar mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan. Sebelum dilaksanakan penelitian, menyusun suatu perencanaan mengenai apa saja yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan tentang jalannya tindakan dalam pembelajaran. Setelah tindakan kemudian dilaksanakan refleksi berdasarkan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada siklus berikutnya.

Siklus I

(4)

digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan percobaan dan evaluasi akhir siklus.

Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan kolabolator.

2. Menentukan SK, KD, dan indikator pembelajaran berdasarkan materi IPA yang akan diajarkan.

3. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan model discovery learning.

4. Melakukan koordinasi dan bekerjasama dengan guru kelas untuk mengungkapkan permasalahan yang terjadi sehubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. 5. Menyiapkan alat dan bahan pelajaran untuk melakukan pengamatan.

6. Menyusun lembar observasi tentang aktivitas belajar yang berlangsung untuk guru dan siswa lembar observasi disajikan dalam lampiran dengan kisi-kisi dalam tabel berikut.

(5)

Tabel 3.1

Kisi-kisi Tindakan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Konkret untuk Guru

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil pengamatan saat proses pembelajaran!

No Aspek Kegiatan

1. Kegiatan Awal Guru mengajak siswa menyanyi untuk membangkitkan semangat siswa.

2. Kegiatan Inti 1. Guru memberikan pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya.

2. Guru meminta siswa membaca materi.

3. Guru membagi siswa menjadi lima kelompok. 4. Guru mendampingi siswa mengidentifikasi masalah

tentang sifat-sifat cahaya

5. Guru bersama siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya.

6. Guru mendampingi siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam. 7. Guru mengamati dan membimbing kerjasama dalam

kelompok.

8. Guru mendampingi diskusi hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya

9. Guru mendampingi siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam 10. Guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang

sifat-sifat cahaya.

(6)

Tabel 3.2

Kisi-kisi Tindakan Model Discovery Learning Berbantuan Alat Peraga Konkret untuk Siswa

Petunjuk: Berilah tanda centang (√) pada kolom skor sesuai dengan hasil pengamatan saat proses pembelajaran!

No Aspek Kegiatan

1. Kegiatan Awal Siswa menyanyikan lagu.

2. Kegiatan Inti 1. Siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya.

2. Siswa membaca materi.

3. Siswa membentuk kelompok @5 siswa.

4. Siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya 5. Siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat

cahaya.

6. Siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam.

7. Siswa bekerjasama dalam kelompok.

8. Siswa diskusi hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya 9. Siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya

dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam.

10. Siswa membuat kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya. 3. Kegiatan Akhir Siswa mengerjakan tes IPA.

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

PTK ini merupakan implementasi kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang ada yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning. Pelaksanaan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret sebagai berikut:

(7)

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas serta alat peraga. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan guru dan meminta siswa untuk berjalan dengan mata yang tertutup kemudian menanyakan apa yang terjadi. Setelah kegiatan tersebut guru mengarahkan materi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Guru menunjukkan sebuah alat peraga konkret pada siswa serta melakukan tanya jawab seputar alat peraga konkret tersebut, lalu siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

Sebagai apersepsi guru mengulang materi pada pertemuan sebelumnya. Selanjutnya guru bertanya kepada siswa “Sebutkan sifat-sifat cahaya yang kalian

ketahui?” dilanjutkan menyampaikan tujuan pembelajaran/kompetensi yang akan

dicapai. 2. Kegiatan Inti

(8)

menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat-sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Guru mengadakan refleksi tentang pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan III 1. Kegiatan Awal

Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kegiatan apersepsi dilaksanakan dengan mengingatkan pelajaran pada pertemuan yang lalu. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

(9)

kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Guru memberikan tes kepada siswa sebagai evaluasi dari siklus I dilanjutkan mencocokan tes evaluasi tersebut dan membahas hasil evaluasinya.

Pengamatan atau observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar pedoman observasi yang sudah dipersiapkan dan dengan menggunakan hasil tes pada siklus I.

Refleksi

Kegiatan yang sangat tepat dilakukan ketika guru pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian mendiskusikan implementasi rancangan tindakan (Suharsimi Arikunto, 2009:19). Refleksi dilakukan di akhir pertemuan 1, 2, dan 3 pada siklus I. Dilakukan untuk memaknai dari kegiatan pembelajaran dan mengimplementasikan dalam kehidupan. Jika dalam siklus I ditemukan kekurangan-kekurangan, akan diperbaiki dalam siklus II. Sedangkan kelebihan di siklus I dapat dipertahankan dalam siklus II.

Siklus II

Berdasarkan hasil refleksi yang diidentifikasi pada proses pembelajaran siklus I serta diskusi dengan kolabolator, maka disusun rencana pembelajaran siklus II dengan langkah-langkah sebagai berikut:

Perencanaan

1. Permasalahan diidentifikasi dan dirumuskan berdasarkan refleksi pada siklus I. 2. Merancang kembali instrumen penelitian seperti pada siklus I yang meliputi RPP,

(10)

Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Kegiatan pembelajaran pada siklus II terdiri dari 3 pertemuan. Setiap pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus II materi yang diajarkan adalah tentang pemanfaatan sifat-sifat cahaya dalam karya sederhana. Pada pertemuan pertama rencana yang disusun membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat kaca pembesar dari bolam. Pertemuan kedua membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat spektrum cahaya. Pada pertemuan ketiga membahas tentang karya berteknologi sederhana dan membuat cakram warna. Dalam pertemuan ketiga ini juga dilaksanakan evaluasi akhir siklus. Langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret sebagai berikut:

Pertemuan I 1. Kegiatan Awal

Untuk mengawali proses pembelajaran guru mengucapkan salam dan mengkondisikan kelas serta alat peraga. Kemudian dilanjutkan bertanya “apakah kalian tahu apa itu lensa?” Guru mengarahkan materi dengan menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

(11)

kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan II

1. Kegiatan Awal

Guru melaksanakan apersepsi dengan menyanyikan lagu “PELANGI”. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2. Kegiatan Inti

Guru menunjukkan gambar pelangi pada siswa dan menjelaskan materi tentang cahaya dapat diuraikan sebagai pengantar. Membagi siswa menjadi 4 kelompok, siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat-sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Siswa merangkum hasil pembelajaran. Guru mengadakan refleksi pembelajaran yang telah dilakukan.

Pertemuan III 1. Kegiatan Awal

(12)

2. Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti guru menunjukkan warna-warna pelangi, dilanjutkan menjelaskan materi kepada siswa tentang membuat cakram warna sebagai pengantar. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, siswa menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya, siswa mengidentifikasi masalah tentang sifat-sifat cahaya, siswa merumuskan jawaban sementara tentang sifat-sifat cahaya, siswa mempraktekkan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa mendiskusikan hasil praktek tentang sifat cahaya, siswa memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, dan bolam, siswa menarik kesimpulan tentang sifat-sifat cahaya.

3. Kegiatan Akhir

Guru memberikan tes sebagai evaluasi dari siklus II. Siswa bersama guru mencocokkan dan membahas soal tes.

Pengamatan dilakukan secara langsung pada saat guru melaksanakan kegiatan pembelajaran dan kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar dan membuat catatan untuk data penelitian apakah ada peningkatan hasil belajar IPA atau tidak setelah siswa melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret pada siklus II dibandingkan pada saat mengikuti siklus I.

Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut, guru dapat merefleksi diri tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Dengan demikian dapat diketahui efektifitas kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagaimana siswa mengalami peningkatan pada siklus II. Seperti yang diharapkan hasil refleksi yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut:

(13)

2. Siswa aktif dan giat selama proses pembelajaran.

3. Siswa berani dalam bertanya dan mengungkapkan pendapat dalam pembelajaran. 4. Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas dan aktif mengikuti

pembelajaran.

3.4Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari siswa.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ada dua yaitu teknik tes dan teknik observasi. Teknik tes digunakan untuk mengukur kognitif siswa, sedangkan teknis observasi digunakan untuk mengukur sikap siswa.

Instrumen teknik tes adalah butir-butir soal, dan instrumen untuk teknik observasi adalah lembar observasi. Adapun kisi-kisi butir soal IPA siklus I dan siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Pengukuran Instrumen Butir Soal IPA Siklus I

Standar Kompetensi Kompetensi

Dasar Indikator Nomor Item

6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui

kegiatan membuat

cahaya yang mengenai

berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap).

1, 3, 4, 5, 7, 11, 13, 14, 15.

Menunjukkan contoh

peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.

2, 8, 9, 10, 12, 17, 19, 20, 21, 25.

Memberikan contoh

peristiwa penguraian cahaya dalam kehidupan sehari-hari.

18, 24.

Mendeskripsikan sifat-sifat

cahaya yang mengenai

cermin datar dan cermin lengkung (cembung atau cekung).

(14)

Tabel 3.4

Kisi-Kisi Pengukuran Instrumen Butir Soal IPA Siklus II

Standar Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item

6. Menerapkan dibuat dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, misalnya cakram warna, periskop, atau

Memilih dan menentukan

berbagai alat/bahan yang sesuai.

Dalam instrumen lembar observasi untuk mengukur sikap siswa, terlebih dahulu disusun kisi-kisi instrumen lembar observasi IPA sebagai berikut:

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi IPA

No Aspek Lembar Observasi

1 Menjawab pertanyaan tentang sifat-sifat cahaya. 1

2 Memperagakan percobaan tentang sifat-sifat cahaya dengan menggunakan senter, kaca, gelas, kertas, pensil, kaca spion, bolam.

2

3.5 Uji Prasyarat

Uji validitas butir soal dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individual setelah pembelajaran menggunakan model discovery learning berbantuan alat peraga konkret. Menurut Sugiyono (2010:173), validitas berkenaan dengan ketepatan instrumen alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dilakukan menggunakan bantuan SPSS window’s version 22.

(15)

mencapai 0,444 apabila jumlah siswa mencapai 20. Di dalam penelitian ini, uji validitas instrumen soal evaluasi dilakukan dua kali, yaitu pada soal siklus I dan soal siklus II. Adapun data hasil dari uji validitas sebagai berikut:

Tabel 3.6

Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I

No

(16)

Hasil uji validitas butir soal siklus 2 disajikan dalam tabel 3.7 berikut ini. Tabel 3.7

Distribusi Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus II

No

(17)

Uji Reliabilitas Tes

Reliabilitas tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan dan ajeg (Wardani Naniek Sulistya, 2012: 344). Uji reliabilitas SPSS window’s version 22. Uji reliabilitas dilakukan menggunakan instrumen soal evaluasi dilakukan dua kali, yaitu pada soal siklus I dan soal siklus II. Sebagai ancar-ancar koefisien reliabilitas nilai Alfa dapat diinterpretasikan dalam tabel 3.8 berikut ini:

Tabel 3.8

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80-1,00 Sangat reliabel

2 <0,80-0,60 Reliabel

3 <0,60-0,40 Cukup reliabel

4 <0,40-0,20 Agak reliabel

5 <0,20 Kurang reliabel

Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88)

(18)

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Butir Soal Siklus I dan Siklus II

3.6Indikator Kinerja

Indikator hasil dari penelitian ini dinyatakan berhasil, apabila 90% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan belajar ≥ 63.

3.7Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif komparatif, artinya teknik statistik yang digunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA berdasarkan ketuntasan belajar antar pra siklus, siklus I, dan siklus II.

Siklus Jumlah

Butir Soal

Cronbach’s Alpha

Interpretasi

1 25 ,937 Sangat reliabilitas

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart
tabel berikut.
Tabel 3.1
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

22 Itulah yang menjadi alasan utama dari Troika maupun uni eropa dalam memberikan bantuan kepada Yunani meskipun beberapa kali Yunani gagal membayar hutangnya, untuk

Praktikum kali ini adalah Penentuan Titik Beku larutan yang mempunyai tujuan untuk menghitung tetapan penurunan titik beku molal pelarut serta menghitung

Pengamatan yang berikutnya yaitu pada Piper betle atau sirih, berdasarkan hasil pengamatan kami yang didapat yaitu Piper betle termasuk jenis tumbuhan merambat dan bersandar pada

Hasil penelitian tersebut juga sedikit berbeda dengan penelitian Sivesan (2012) mengemukakan bahwa dari keempat variabel yang diteliti yaitu meliputi komitmen,

Hasil penelitan melalui regresi linier berganda diketahui bahwa variabel relationship marketing yang terdiri dari kepercayaan, komitmen, komunikasi dan penanganan konflik

Berdasarkan pada ciri-ciri tersebut, dapat diketahui bahwasanya lalat Drosophila melanogaster strain E yang diamati pada praktikum merupakan drosophila jantan.. Hal ini

Hasil penelitian yang tidak signifikan dapat dilihat dalam data karakteristik dimana skala tertinggi untuk para pengguna yang menggunakan jasa penerbangan maskapai

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA DALAM MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWI KELAS VII SMP NEGERI 1.. TEMPURAN MAGELANG