• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Pembentukan Sikap Melalui Pembelajaran Model VCT (Value Clarification Technique) Siswa Kelas 4 SDN Jimbaran 01 Kayen Pati"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan

Pada bagian ini,akan diuraikan tentang tiga sub judul yaitu deskripsi Prasiklus/kondisi awal, deskripsi siklus I, dan deskripsi siklus II. Deskripsi Prasiklus akan membahas mengenai kondisi awal siswa sebelum dilaksanakannya siklus. Selanjutnya pada deskripsi siklus I menjelaskan tentang pelaksanaan tindakan penelitian siklus I meliputi tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus I. Deskripsi siklus II sama halnya akan menguraikan tentang tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, kegiatan observasi, dan kegiatan refleksi dari pelaksanaan tindakan siklus II. Hasil penelitian dari siklus I dan siklus II meliputi hasil tes dan nontes. Hasil tes siklus I dan siklus II berupa nilai tes formatif, sedangkan hasil nontes berupa data observasi terhadap aktivitas siswa dan performansi guru. Hasil penelitian tersebut peneliti paparkan sebagai berikut:.

4.1.1 Deskripsi Kondisi Awal

Sebelum melaksanakan tindakan kelas, peneliti terlebih dahulu melakukan studi awal dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 di SDN Jimbaran 01, diperkuat dengan studi dokumentasi dari daftar nilai siswa kelas 4, untuk mengetahui kondisi proses pembelajaran dan hasil belajar kelas 4.

Tempat penelitian berada di SDN Jimbaran 01 Pati pada Semester II Tahun Pelajaran 2016/2017. Subjek Penelitian pada PTK ini adalah siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 dengan jumlah 12 siswa, terdiri dari 7 siswa perempuan dan 5 siswa laki- laki. Karakteristik daya serap pembelajaran siswa kelas 4 heterogen. Daya serap yang heterogen ini memerlukan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa agar hasil belajar dapat tercapai dengan baik.

(2)

mata pelajaran PKn SDN Jimbaran 01 adalah 70, namun yang menjadi persoalan adalah sikap siswa yang masih kurang dalam mengamalkan nilai-nilai yang terkandung dalam materi globalisasi. Hal ini disebabkan oleh kurangnya perhatian guru mengenai sikap siswa dan lebih memprioritaskan hasil belajar dan prestasi.

Sebelum dilaksanakannya tindakan penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi. Observasi dilakukan pada hari Kamis 25 Agustus 2016 dengan mengamati pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, ditemukan beberapa permasalahan yang muncul di dalam pelaksanaan pembelajaran Pembelajaran yang diterapkan oleh guru selama ini masih bersifat teacher center yaitu memposisikan guru sebagai subjek yang utama, sedangkan siswa siswa hanya menjadi obyek pasif untuk menerima semua yang guru sampaikan. Selanjutnya pemanfaatan media pembelajaran juga jarang digunakan oleh guru, sekolah memang sudah menyediakan beberapa media mengajar namun guru merasa penggunaan media dirasa terlalu rumit karena banyak membutuhkan persiapan. Hal tersebut diketahui karena guru sering mengajar dengan ceramah. Padahal sebuah media juga dapat membantu guru untuk menyampaikan materi sehingga pengetahuan yang siswa terima tidak hanya pengetahuan instan dari guru tetapi siswa juga bisa melakukan aktivitas pembelajaran yang lebih bermakna dengan adanya media pembelajaran dengan adanya media pembelajaran. Beberapa faktor tersebut menjadi hambatan di dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di kelas 4 SDN Jimbaran 01, hambatan-hambatan yang muncul tersebut menyebabkan pembelajaran yang berlangsung menjadi kurang efektif karena siswa akan merasa bosan dan juga kesulitan dalam memahami maupu mendalami materi ajar. Kondisi yang demikian berdampak pada perilaku siswa yang masih belum mencerminkan nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam mata pelajaran PKn,meskipun hasil belajar mereka sudah bagus.

(3)

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Nilai Pelajaran PKn Kondisi Awal

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Nilai

Rata-rata Tertinggi Terendah

1 60 – 69 3 25 %

76 90 60

2 70 – 79 2 17 %

3 80 – 89 6 50 %

4 90 – 100 1 8 %

Jumlah 30 100 %

Berdasarkan tabel 4.1 distribusi frekuensi nilai evaluasi PKn menunjukkan hasil belajar PKn sudah bagus. Siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal PKn

(KKM ≥ 70) ada 3 siswa dan yang tuntas KKM ada 9 siswa. (Daftar nilai evaluasi PKn semester II dapat dilihat pada lampiran nilai kondisi awal).

Berdasarkan tabel 4.1 dapat digambarkan dalam diagram 4.1 sebagai berikut:

Gambar 4.1

Destribusi Frekuensi Nilai PKn 0%

10% 20% 30% 40% 50% 60%

60-69 70-79 80-89 90-100

Rentang Nilai

(4)

4.1.2 Kondisi Awal

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil nilai pada kondisi awal/sebelum tindakan disajikan dalam bentuk tabel 4.2 sebagai berikut.

Tabel 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

No Ketuntasan Belajar Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Presentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 9 75

2 Belum tuntas < 70 3 25

Jumlah 30 100

Dari tabel 4.2 dapat diketahui bahwa persentase jumlah siswa yang telah

mencapai ketuntasan minimal lebih besar dibandingkan dengan jumlah siswa yang belum berhasil mencapai KKM yang sudah ditetapkan.

Gambar 4.2

Ketuntasan Belajar Kondisi Awal

Berdasarkan hasil belajar PKn yang cukup bagus, dibuktikan dengan nilai evaluasi siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 Pati, maka peneliti lebih memfokuskan pada pengembangan nilai-nilai agar siswa memiliki sikap yang lebih baik sejalan dengan hasil belajar yang mereka peroleh.Dengan cara menerapkan pembelajaran menggunakan

Tuntas 75% Belum Tuntas

25%

KKM

(5)

model VCT (Value Clarification Technique) berbantuan media gambar dan video sebagai upaya pembentukan sikap sesuai nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada mata pelajaran PKn melalui penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan sebanyak dua siklus yaitu siklus I dan siklus II.

4.1.2.1 Deskripsi Siklus I

Pada deskripsi siklus I ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus I. Kegiatan pembelajaran pada siklus I ini dibagi menjadi dua kali pertemuan pembelajaran.

4.1.2.2 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model VCT berbantuan media video dan gambar yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi

yang akan dilakukan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan. Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut:

(1) Pertemuan Pertama

Pertemuan pertama pada siklus I dilaksanakan pada bulan September. Sebelum melakukan pembelajaran siklus I pertemuan pertama peneliti menyiapkan Rencana

(6)

kebudayaan.Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video adalah diharapkan setelah pembelajaran :(1) Siswa mampu menceritakan proses globalisasi.(2) Siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan,transportasi,komunikasi ,informasi dan budaya. Penyusunan RPP telah didiskusikan terlebih dahulu dengan guru kelas 4 dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media gambar dan video yang digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (4.1.1) Menceritakan proses globalisasi. (4.1.2) Menyebutkan pengaruh globalisasi pada bidang makan,permainan,dan kebudayaan. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video adalah diharapkan setelah pembelajaran :(1) Siswa dapat menceritakan proses globalisasi. (2) Siswa dapat menjelaskan sikap terhadap globalisasi,menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan,permainan,dan kebudayaan, setelah itu peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat tentang sikap terhadap globalisasi di lingkunganya. Selanjutnya peneliti menyiapkan media yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Media pembelajaran yang digunakan ialah berupa media gambar dan video .Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa,dan lembar penilaian,. Peneliti dan teman sejawat kemudian mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus I pada lampiran)

(2) Pertemuan kedua

(7)

sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan pertama antara lain (4.1.2) Menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan, dan kebudayaan, (4.1.3) Menjelaskan sikap terhadap pengaruh globalisasi. Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan kedua dengan menggunakan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan power point ialah (1) Setelah melihat gambar dan video yang disajikan guru,siswa dapat menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan,permainan dan kebudayaan, (2) Siswa dapat menyelesaikan tugas untuk mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan jenis makanannya. Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Selanjutnya peneliti menyiapkan media gambar dan video yang akan digunakan pada pelaksanaan pembelajarannya. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti daftar presensi siswa, lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, lembar diskusi dan penilaian.

kegiatan ini dimaksudkan untuk mengetahui sikap siswa serta peningkatan hasil belajar PKn setelah dilaksanakannya pembelajaran menggunakan model VCT. Soal yang diujikan pada siklus I berjumlah 20 soal berbentuk pilihan ganda dan lembar pernyataan sikap sebanyak 30 butir. Sebelum pelaksanaan kegiatan pembelajaran, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 12 siswa, serta ruang atau lokasi yang akan digunakan untuk pelaksanaan tes evaluasi siklus I yaitu di ruang kelas 4 SDN Jimbaran 01.

4.1.2.3 Pelaksanaan Tindakan Siklus I

(8)

pertemuan.Pelaksanaan tindakan siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus I sebagai berikut:

(1) Pertemuan Pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan pertama dilaksanakan.pada hari Kamis tanggal 08 September 2016 mulai pukul 07.00 WIB . Guru yang diminta sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Ika Aryanti, S.Pd.Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya dan doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru menggali materi prasyarat dengan memberi pertanyaan yang berhubungan dengan materi dalam kehidupan sehari-hari. Anak – anak, siapa diantara kalian yang pernah diajak ibu berbelanja ke supermarket?”Apa yang dibeli

ibu kalian ketika berbelanja?”.” Menurut kalian lebih nyaman belanja di pasar apa belanja

di supermarket? Kenapa?” Dari berbagai jawaban siswa,guru mampu mengetahui apa saja yang diketahui oleh siswa selama ini, kemudian dijadikan sebagai langkah dalam mengidentifikasi masalah. Setelah itu guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai dan menuliskan Kompetensi Dasar (KD) 4.1. Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkunganya.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi melalui gambar yang disajikan. Guru meminta siswa untuk memperhatikan dan mencatat hal-hal yang penting dari materi yang disampaikan guru. Guru menggali pengetahuan siswa tentang gambar yang diberikan yaitu mengenai makanan cepat saji dan makanan tradisional.

(9)

secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi mereka Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang materi rangka manusia dengan bertanya jawab bersama siswa.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil membuat media kreatif dan mampu menyampaikan presentasi dengan baik. Dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang jenis penyakit pada rangka manusia. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam.

(2) Pertemuan Kedua

Pelaksanaan tindakan pada siklus I pertemuan kedua dilaksanakan.pada hari Sabtu tanggal 10 September mulai pukul 07.00 WIB .Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Ika Aryanti, S.Pd. Pertemuan kedua pada siklus I ini merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru menyampaikan apersepsi untuk menggali materi prasyarat dengan mengajukan pertanyaan “Anak – anak siapa diantara kalian yang

memiliki saudara yang tinggal di tempat jauh?”. “Bagaimana kalian dapat mengetahui kabarnya?”. “Kita dapat mengetahui kabar saudara kita yang tinggal di tempat jauh salah

satunya adalah dengan menggunakan alat komunikasi”. Dari berbagai jawaban siswa kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai yaitu menyebutkan contoh alat transportasi tradisional dan alat transportasi modern serta menyebutkan alat komunikasi.

(10)

siswa diminta memperhatikan gambar alat-alat transportasi dan alat-alat komunikasi yang ditampilkan guru.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi ini guru membentuk siswa menjadi 6 kelompok yang terdiri atas dua orang siswa pada masing-masing kelompok. Kemudian tiap-tiap kelompok berdiskusi tentang materi yang sudah dibagikan oleh guru ke tiap kelompok masing-masing. dan yang lain yang belum dijelaskan oleh guru. Guru memberikan waktu 15 menit untuk diskusi. Perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang alat – alat transportasi dan komunikasi, serta dampak yang ditimbulkan globalisasi pada system transportasi dan komunikasi.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mengerjakan tes evaluasi siklus I, lembar skala sikap, dan lembar respon siswa terhadap pembelajaran model VCT. Siswa mengerjakan soal tes evaluasi dengan tertib dan lancar. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya. Guru menutup kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran.

4.1.2.4 Pelaksanaan Observasi

Pada pelaksanaan observasi, akan menjelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dengan menerapkan model cooperatif learning tipe jigsaw berbantuan media power point yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut:

1) Pertemuan Pertama

(11)

16 indikator aktivitas guru dan 14 indikator aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik. Kemudian skor akan dijumlahkan dan diinterpretasikan berdasarkan kriteria penilaian. Kriteria penilaian pada lembar observasi yaitu untuk total skor pada persentase 1%-20% berada pada kriteria sangat kurang, persentase 21%-40% berada pada kriteria kurang, persentase 41%-60% termasuk ke dalam kriteria cukup baik, persentase skor 61%-80% termasuk ke dalam kriteria baik, dan persentase skor 81%-100% pada kriteria sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut:

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus 1

No

(12)

baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan I

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.4 berikut:

Tabel 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

No Sintak VCT Tindakan Observasi 1 2 3 4 Jumlah Skor

1 Penentuan stimulus 1 2

2 Penyajian stimulus 2 3

3 Penentuan posisi/pendapat/pilihan 3 2

4 Menguji alas an / argument 4 3

5 Penyimpulan dan pengarahan 5 3

6 Tindak lanjut 6 2

Jumlah 8 6 14

Hasil observasi aktivitas siswa terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model VCT . Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 14 atau dalam persentase

0 2 4 6 8 10 12 14

1 2 3 4 5 6

skor perolehan

(13)

58%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.4

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I

Hasil observasi diskusi kelompok pada siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada table 4.5 berikut.

Tabel 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 1

No Nama

Kelompok

Aspek yang dinilai/ Skor tiap aspek

(14)

Dari table 4.5 di atas dapat dijelaskan bahwa aktivitas diskusi kelompok pada siklus I pertemuan pertama belum terlihat sikap dan antusias siswa dalam lima aspek yang ditentukan. Rata-rata skor yang diperoleh adalah 7 dengan persentase sebesar 47%. Hal ini masih jauh dari kriteria persentase skor yang ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar ≥ 70%. Untuk lebih jelasnya hasil observasi diskusi kelompok siklus I pertemuan 1 dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.5

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 1

2) Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2

No

keompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6

(15)

Jumlah 2 42 4 48

Hasil observasi aktivitas guru terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran VCT. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 48 atau dalam persentase 75%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan dua dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.6 berikut:

TAbel 4.7

(16)

Hasil observasi aktivitas siswa terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model VCT . Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 16 atau dalam persentase 67%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.7

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1

Hasil observasi diskusi kelompok pada siklus I pertemuan 2 dapat dilihat pada table 4.8 berikut.

Tabel 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 2

No Nama

Kelompok

(17)

5 Kelompok siklus I pertemuan kedua masih belum terlihat sikap dan antusias siswa dalam lima aspek yang ditentukan. Rata-rata skor yang diperoleh adalah 8 dengan persentase sebesar 53%. Hal ini masih jauh dari kriteria persentase skor yang ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar

≥ 70%. Untuk lebih jelasnya hasil observasi diskusi kelompok siklus I pertemuan 2 dapat

dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.8

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus I Pertemuan 2

4.1.2.5 Pelaksanaan Evaluasi SiklusI

(18)

Hasil belajar mata pelajaran PKn siswa kelas 4 di SDN Jimbaran 01 diperoleh melalui pelaksanaan tes evaluasi diakhir siklus I yaitu pada pertemuan kedua siklus I. Berikut disajikan tabel distribusi frekuensi nilai PKn siklus I siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 Tahun Pelajaran 2016/2017 sebagai berikut.

Tabel 4.9

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran PKn Siklus I

No Rentang Frekuensi Frekuensi Persentase Nilai

Rata-rata Tertinggi Terendah

1 50 – 60 1 8,3%

78 90 60

2 61 – 70 1 8,3%

3 71 – 80 7 58%

4 82 – 90 3 25%

5 91 - 100 - -

Jumlah Siswa 12 100%

Berdasarkan tabel di atas destribusi frekuensi nilai PKn siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari kondisi awal, dapat diketahui adanya peningkatan nilai rata-rata siswa yang pada kondisi awal 76 menjadi 78 pada siklus I. Berdasarkan tabel 4.9 dapat dinyatakan dalam diagram 4.9 yaitu sebagai berikut.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

50-60 61-70 71-80 81-90 91-100

frekuensi

(19)

Gambar 4.9

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran PKn Siklus I

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai

siklus I dapat disajikan dalam bentuk tabel 4.10 berikut.

Tabel 4.10

Ketuntasan Belajar Siklus I

No Ketuntasan Belajar

Nilai Jumlah Siswa

Frekuensi Presentase (%)

1 Tuntas ≥ 70 2 17%

2 Belum Tuntas < 70 10 83%

Jumlah 100%

Dari tabel 4.10 ketuntasan belajar siswa pada siklus I dapat dijelaskan bahwa

siswa yang memperoleh nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70)

(20)

Gambar 4.10

Diagram Ketuntasan Belajar Siklus 1

Sedangkan hasil skala sikap pada mata pelajaran PKn tema globalisasi di kelas 4 SDN Jimbaran 01 dapat digambarkan dalam table 4.11 berikut.

Tabel 4.11

Destribusi Frekuensi Skala Sikap Siklus 1

No Rentang Frekuensi

Frekuensi Persentase Skor

Rata-rata Tertinggi Terendah

1 49 – 72 4 33%

77 92 56

2 73 – 96 8 67%

3 97 - 120 - -

Jumlah Siswa 12 100%

Dari tabel di atas menunjukan rata – rata skor yang diperoleh adalah 77, yang berarti dalam rentang skor kategori baik,namun secara keseluruhan masih belum memenuhi standar karena frekuensi yang memperoleh skor kategori baik hanya sebesar 67%, dimana kriteria minimal standar yang ditentukan adalah sebesar sebesar 80%. Berdasarkan table 4.11 dapat dinyatakan dalam bentuk diagram 4.11 berikut.

83% 17%

KKM

(21)

Gambar 4.11

Diagram Persentase Hasil Skala Sikap Siklus 1

4.1.2.6 Refleksi Siklus I

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus I dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus I. Hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilaksanakan pada siklus I. Refleksi ini digunakan sebagai bahan perbaikan dengan membandingkan hasil tindakan selama proses pembelajaran dengan indikator aktivitas yang telah ditetapkan. Kegiatan refleksi diadakan dalam bentuk diskusi, diskusi ini dilakukan oleh peneliti, guru observer dan perwakilan dari beberapa siswa kelas 4.Kegiatan diskusi tersebut berisi tentang evaluasi pelaksanaan pembelajaran PKn dengan menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video. Dari diskusi yang dilakukan diketahui bahwa dengan melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video, guru dapat memperoleh pengalaman dan wawasan yang baru di dalam pembelajaran, selain itu guru juga merasa lebih mudah dalam mengajar khususnya di dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Sementara itu bagi siswa dengan pembelajaran dengan model VCT,siswa merasa suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan lagi, siswa tidak harus selalu mendengarkan penjelasan guru dengan ceramah. Materi pelajaran dapat

67% 33%

Skala Sikap

(22)

dipahami dengan mudah oleh siswa menggunakan media pembelajaran berupa gambar dan videoserta diskusi.

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas guru pada siklus I pertemuan pertama dan kedua. Hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item, hasil persentase aktivitas guru pertemuan pertama sebesar 69 %, selanjutnya pada pertemuan kedua mengalami peningkatan hingga persentase 75%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.12 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus I pertemuan pertama sampai dengan pertemuan kedua sebagai berikut.

Gambar 4.12

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Observasi Guru Siklus 1 Pertemuan Pertama dan Kedua

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh melalui hasil observasi aktivitas siswa pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua. Hasil observasi pada pertemuan

pertama dengan indikator penilaian aktivitas siswa sebanyak 6 item, hasil persentase aktivitas siswa pertemuan pertama sebesar 58 %, selanjutnya pada pertemuan kedua mengalami peningkatan hingga persentase 67%.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.14 peningkatan persentase hasil observasi aktivitas siswa siklus I pertemuan pertama dan kedua sebagai berikut.

(23)

Gambar 4.13

Diagram Peningkatan Persentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus 1 Pertemuan Pertama dan Kedua

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) pada pelaksanaan tindakan siklus I mencapai 75% siswa tuntas.KKM ini merupakan kriteria minimal yang harus diperoleh siswa sebagai evaluasi hasil belajar dari aspek pengetahuan dengan kategori yang harus dicapai minimal B. Meskipun hasil evaluasi pada siklus pertama sudah memenuhi Kriteria Ketuntasan Maksimal (KKM) secara klasikal yaitu sebesar ≥ 75% namun,hasil tersebut belum memenuhi indikator keberhasilan yang peneliti tentukan yaitu sebesar 90%, karena masih ada 2 siswa yang perolehan nilainya berada di bawah KKM 70. Namun demikian, setelah pelaksanan siklus I, nilai rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 sudah mengalami peningkatan dari kondisi awal 76 menjadi 78, dengan persentase ketuntasan belajar siswa naik dari kondisi awal 75% menjadi 83 %.

Skala sikap sebagai prioritas utama untuk mengukur sikap siswa selama proses pembelajaran menunjukan hasil yang cukup baik yaitu dengan hasil sebesar 67%. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pengukuran sikap menggunakan instrumen skala sikap menunjukan hasil yang baik meskipun belum memenuhi indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu sebesar 90%.

Dari hasil observasi yang dilakukan pada pelaksanaan tindakan siklus I dapat diketahui beberapa kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan tindakan pembelajaran menggunakan model VCTberbantuan media gambar dan video.Kekurangan yang ditemui

(24)

selama tindakan pembelajaran menjadikan pembelajaran kurang maksimal. Kelebihan dan kekurangan tersebut diantaranya:

1) Kelebihan

a. Rancangan pembelajaran sudah tersusun dengan baik. Siswa mampu memahami materi yang disampaikan meskipun kurang maksimal.

b. Antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran lebih terlihat,sehingga proses pembelajaran tidak membosankan

c. Kondisi pembelajaran yang terbentuk lebih baik, guru tidak mendominasi dalam kegiatan pembelajaran. Siswa lebih kreatif dan sikap siswa pada KD 4.1 Memberikan contoh sederhana pengaruh globalisasi di lingkunganya sudah mulai tampak.

2) Kekurangan

a. Siswa belum terbiasa dengan pembelajaran dengan menerapkan model VCT sehingga masih Nampak canggung baik dalam menyampaikan pendapat dan memberikan argument.

b. Kegiatan diskusi belu beerjalan maksimal, masih banyak siswa yang bermain dan mengobrol sendiri.

c. Alokasi waktu melibihi batas yang direncanakan.

Dari berbagai kekurangan yang ditemui, maka peneliti melakukan analisis dan berkonsultasi dengan guru kelas 4 tentang kondisi siswa serta pelaksanaan tindakan pembelajaran yang telah berlangsung, untuk menyusun rencana perbaikan dari kekurangan tersebut yang selanjutnya akan diterapkan pada siklus II, sebagai berikut. 1. Sebelum melaksanakan tindakan pembelajaran, peneliti akan melakukan pengarahan

dan diskusi bersama guru teman sejawat mengenai langkah-langkah dari pembelajaran model VCT sehingga antara rencana dan pelaksanaan dapat berjalan selaras.

2. Guru harus memberikan instruksi dan peraturan yang jelas di dalam kegiatan pembelajaran agar pelaksanaan kegiatan tersebut dapat berlangsung sesuai dengan perencanaan yang telah disusun.

(25)

4. Guru membimbing dan memberikan pengarahan agar dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran semua siswa dapat ikut berpartisipasi dan bekerja sama dengan baik. 5. Guru harus selalu memberikan motivasi kepada siswa agar siswa berani dalam

menyampaikan setiap gagasan. Salah satu contoh pemberian motivasi bisa dilakukan guru adalah dengan memberikan penghargaan dan semangat kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pada deskripsi siklus II ini, akan menjelaskan tentang tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pelaksanaan observasi, hasil tindakan dan refleksi pada siklus II. Kegiatan pembelajaran pada siklus II dibagi menjadi dua kali pertemuan, Kompetensi Dasar : 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indoesia yang pernah ditampilkan dalam misi kebudayaan internasional.

4.1.3.1 Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan akan dijelaskan tentang perencanaan yang dilakukan peneliti bersama dengan teman sejawat sebelum pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan model VCT berbantuan media gambar dan video yang meliputi kegiatan penyusunan RPP, perlengkapan berupa media pembelajaran, perencanaan tes evaluasi, lembar skala sikap dan lembar respon siswa yang akan diberikan pada pertemuan terakhir disetiap siklusnya. Tindakan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan dalam dua kali

pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua dengan evaluasi. Tindakan pada tiap pertemuan akan dijelaskan dengan rincian sebagai berikut.

1) Pertemuan Pertama

(26)

(4.2.1) Menjelaskan globalisasi kebudayaan (4.2.2) Menyebutkan contoh kebudayaan Indonesia (tarian tradisional dan asing).

Setelah indikator dirumuskan kemudian peneliti bersama dengan teman sejawat menyusun tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pertemuan pertama. Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai pada pembelajaran pertemuan pertama dengan menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video adalah : (1) Setelah melihat gambar – gambar yang ditampilkan, siswa dapat menjelaskan pengertian budaya. (2) Setelah mengamati video tentang tarian daerah dan tarian luar negeri, siswa dapat menyebutkan jenis – jenis budaya di Indonesia. Selain itu peneliti juga mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti lembar observasi aktivitas guru, lembar observasi aktivitas siswa, dan lembar penilaian. Selanjutnya peneliti dan teman sejawat mempelajari materi yang akan diajarkan pada kelas 4 agar pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. (Dapat dilihat di RPP siklus II pada lampiran)

2) Pertemuan Kedua

Perencanaan pertemuan kedua merupakan tindak lanjut dari pertemuan pertama. Pada pembelajaran pertemuan kedua ini peneliti menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video dengan Kompetensi Dasar 4.3 Menentukan sikap terhadap globalisasi. Penyusunan RPP didiskusikan terlebih dahulu guru kelas 4 dan sebagai teman sejawat dalam pelaksanaan tindakan penelitian. Diskusi dilakukan untuk membahas tentang penentuan waktu penelitian, penyusunan indikator dan tujuan pembelajaran serta media yang akan digunakan di dalam proses pembelajaran. Indikator pada pertemuan kedua antara lain (4.2.3) Menyebutkan dampak positif dan negative budaya asing yang masuk ke Indonesia (4.2.4) Menunjukan sikap dan perilaku yang sesuai dengan kepribadian bangsa.

(27)

tampil dalam misi kebudayaan internasional. (2) Setelah mengamati video, siswa menjadi ingin tahu tentang budaya daerah di Indonesia serta tumbuh rasa cinta tanah air.

Selanjutnya peneliti menyiapkan materi pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan didiskusikan bersama dengan teman sejawat. Setelah pembelajaran, kemudian peneliti mengadakan evaluasi siklus II. Perencanaan yang dilakukan oleh peneliti untuk evaluasi siklus II. Penyusunan soal dilakukan sebelum evaluasi siklus II. Penyusunan soal yang akan dipakai untuk tes evaluasi siklus II juga didiskusikan bersama dengan guru kolaborator. Sebelum kegiatan tes evaluasi berlangsung, peneliti menyiapkan hal-hal yang diperlukan untuk proses pembelajaran, diantaranya Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar soal evaluasi yang terdiri dari 20 soal berbentuk pilihan ganda untuk 12 siswa di kelas 4. Sebelum mengadakan tes evaluasi, guru mengulang materi yang telah dipelajari pada pertemuan pertama sampai pertemuan terakhir. Siswa juga diminta untuk mengerjakan lembar skala sikap dan lembar respon siswa yang diberikan setiap akhir siklus.

4.1.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II

Pada tahap pelaksanaan tindakan mendeskripsikan tentang pelaksanaan tindakan pembelajaran siklus II dari awal hingga akhir pembelajaran pada setiap pertemuan.Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Rincian pelaksanaan tindakan siklus II sebagai berikut.

1) Pertemuan pertama

Pelaksanaan tindakan pada siklus II pertemuan pertama dilaksanakan. pada hari Kamis tanggal 15 September 2016 mulai pukul 07.35 WIB. Guru yang di tunjuk sebagai observer untuk mengamati berlangsungnya kegiatan pembelajaran meliputi pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa ialah Ibu Ika Aryanti, S.Pd. Kegiatan awal pembelajaran pada pertemuan pertama diawali dengan mengucapkan salam, ketua kelas memimpin menyanyikan lagu Indonesia Raya kemudian doa, dilanjutkan presensi oleh guru. Sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung guru melakukan kegiatan apersepsi dan motivasi dengan melakukan tanya jawab. Guru memberikan apersepsi dengan menyanyikan lagu

“Rasa Sayange” kemudian memberikan pertanyaan yang berhubungan dengan lagu

(28)

diketahui sejauh mana pengetahuannya tentang lagu daerah. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai diantaranya adalah siswa mampu menyebutkan jenis-jenis budaya daerah di Indonesia, dengan Kompetensi Dasar (KD) 4.2 Mengidentifikasi jenis budaya Indonesia yang pernah tampil dalam misi kebudayaan internasional.

Setelah kegiatan awal selesai disampaikan, dilanjutkan dengan kegiatan inti yang terdiri dari kegiatan eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi.Pada kegiatan eksplorasi, siswa melakukan eksplorasi sumber bacaan (buku siswa) tentang materi contoh budaya Indonesia.

Selanjutnya pada kegiatan elaborasi guru membentuk siswa menjadi kelompok-kelompok sesuai sintak pembelajaran VCT. Jumlah siswa yang hanya 12 orang maka, guru membagi kelompok yang masiing-masing beranggotakan dua orang. Kemudian tiap kelompok berdiskusi tentang materi yang diberikan oleh guru. Guru memberikan waktu 15 menit untuk diskusi. Setelah siswa selesai berdiskusi kelompok, perwakilan masing-masing kelompok secara bergantian maju mempresentasikan hasil diskusi kelompok. Disaat perwakilan kelompok ada yang presentasi, kelompok yang lain dapat menyimak dan mencatat hal-hal penting untuk menanggapi presentasi kelompok yang sedang menyampaikan pendapat. Setelah semua kelompok sudah menyampaikan hasil diskusinya, kemudian guru mengajak siswa untuk membuat simpulan tentang materi yang telah dipelajari.

Pada kegiatan akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang telah berhasil menyampaikan presentasi dengan baik. Dilanjutkan dengan kegiatan refleksi yang dilakukan oleh guru bersama dengan siswa. Setelah itu guru menyampaikan materi yang akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya yaitu tentang (4.3) Menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkunganya. Guru mengakhiri pembelajaran dengan salam

2) Pertemuan Kedua

(29)

siswa diminta untuk mengerjakan tes evaluasi, lembar skala sikap, dan lembar respon siswa terhadap pembelajaran model VCT. Kegiatan pembelajaran pada pertemuan ketiga diawali dengan berdoa, presensi, dan dilanjutkan dengan kegiatan tanya jawab oleh guru dan siswa untuk mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya .Selanjutnya guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami, kemudian mengerjakan lembar evaluasi yang telah dibagikan. Setelah selesai mengerjakan siswa bergiliran mengumpulkan lembar jawab berserta dengan soal dan kembali ke tempat duduk. Kemudian guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan mengucapkan salam penutup.

4.1.3.3 Pelaksanaan Observasi Siklus II

Pada pelaksanaan observasi, akan dijelaskan mengenai analisis data hasil observasi aktivitas guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus II dengan menerapkan model VCT berbantuan media gambar dan video yang terdiri dari analisis hasil observasi pada setiap pertemuan yaitu pertemuan pertama dan pertemuan kedua sebagai berikut.

1. Pertemuan Pertama

Kegiatan observasi dilakukan oleh guru observer untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun aktivitas siswa. Hasil pengamatan proses pembelajaran diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari 16 item aktivitas guru dan 6 item aktivitas siswa. Masing-masing indikator dalam lembar observasi tersebut diberi skor 1-4. Skor 1 berarti kurang, skor 2 berarti cukup, skor 3 berarti baik, dan skor 4 berarti sangat baik.

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan pertama dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut.

(30)

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 1

5 Penyimpulan dan pengarahan 12,13,14,15 12

6 Tindak lanjut 16 3

Jumlah 36 16 52

Hasil observasi aktivitas guru terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan sintak model VCT. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 52 atau dalam persentase 81%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.14

(31)

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.13 berikut.

Tabel 4.13

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

No Sintak VCT

Tindakan Observasi

Jumlah Skor

3 4

1 Penentuan stimulus 3 3

2 Penyajian stimulus 4 4

3 Penentuan posisi/ pendapat/ pilihan 3 3

4 Menguji alas an / argument 3 3

5 Penyimpulan dan pengarahan 4 4

6 Tindak lanjut 3 3

Jumlah 12 8 20

(32)

Gambar 4.15

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan Pertama dapat dilihat pada table 4.14 berikut.

Tabel 4.14

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 1

No Nama

Kelompok

Aspek yang dinilai/ Skor tiap aspek

(33)

Dari tabel 4.14 di atas dapat dijelaskan bahwa aktivitas diskusi kelompok pada siklus II pertemuan pertama sudah mengalami peningkatan dari siklus I. Rata-rata skor yang diperoleh dari lima aspek yang ditentukan adalah 8 dengan persentase sebesar 67% dan sudah mendekati kriteria persentase skor yang ditentukan oleh peneliti yaitu sebesar

≥ 70%. Untuk lebih jelasnya hasil observasi diskusi kelompok siklus II pertemuan 1 dapat dilihat pada diagram berikut.

Gambar 4.16

Diagram Hasil Observasi Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 1

2. Pertemuan Kedua

Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II pertemuan kedua dijelaskan dalam beberapa aspek, aspek tersebut dapat dilihat pada tabel 4.15 berikut.

Tabel 4.15

Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2 No

keompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6

(34)

TOTAL 36 16 55

Hasil observasi aktivitas guru terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan sintak model pembelajaran VCT. Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas guru adalah 55 atau dalam persentase 81%.Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas guru termasuk dalam kriteria

baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.17

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Pertemuan 2

Selanjutnya hasil observasi aktivitas siswa diperoleh dari lembar observasi yang dapat dijelaskan dalam beberapa aspek pada tabel 4.16 berikut.

Tabel 4.16

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

No Sintak VCT

3 Penentuan posisi/ pendapat/ pilihan 3 3

(35)

5 Penyimpulan dan pengarahan 4 4

6 Tindak lanjut 4 4

TOTAL 6 20 22

Hasil observasi aktivitas siswa terdapat enam aspek yang diamati, masing-masing aspek merupakan kegiatan yang didasarkan pada sintak model VCT . Jumlah keseluruhan skor yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas siswa adalah 20 atau dalam persentase 92%. Dari jumlah skor tersebut menunjukkan bahwa aktivitas siswa termasuk dalam kriteria sangat baik. Untuk lebih jelasnya hasil observasi aktivitas siswa siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada diagram berikut ini.

Gambar 4.18

Diagram Hasi Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2

Selanjutnya hasil observasi aktivitas diskusi kelompok pada siklus II pertemuan kedua dapat dilihat pada table 4.17 berikut.

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5

1 2 3 4 5 6

SKOR PEROLEHAN

(36)

Tabel 4.17

Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 2

No Nama

Kelompok

Aspek yang dinilai/ Skor tiap aspek

Jumlah Skor Akhir (%)

A B C D E

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 Kelompok 1 √ √ √ √ √

12 80%

2 Kelompok 2 √ √ √ √ √ 12

80%

3 Kelompok 3 √ √ √ √ √ 13

87%

4 Kelompok 4 √ √ √ √ √ 13

87%

5 Kelompok 5 √ √ √ √ √ 14

93%

6 Kelompok 6 √ √ √ √ √ 11

73%

Rata – rata Skor 12.5 83%

(37)

Gambar 4.19

Diagram Hasil Observasi Aktivitas Diskusi Kelompok Siklus II Pertemuan 2

4.1.3.4 Pelaksanaan Evaluasi Siklus II

Hasil belajar PKn siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 dapat dilihat pada tabel destribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn siklus II sebagai berikut.

Tabel 4.18

Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran PKn Siklus II

No Rentang Nilai Frekuensi Persentase Nilai

Rata-rata Tertinggi Terendah

1 71 – 80 1 58%

86 100 75

2 82 – 90 9 25%

3 91 - 100 2 17%

Jumlah Siswa 12 100%

Berdasarkan tabel 4.18 destribusi frekuensi nilai mata pelajaran PKn, dapat dikatakan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas 4 mengalami peningkatan dari hasil belajar pada siklus I, ditandai dengan meningkatnya perolehan nilai rata-rata siswa dari 78 pada

0%

keompok 1 kelompok 2 kelompok 3 kelompok 4 kelompok 5 kelompok 6

(38)

siklus I menjadi 86 pada siklus II. Berdasarkan tabel 4.19 dapat dinyatakan dalam diagram 4.20 yaitu sebagai berikut.

Gambar 4.20

Diagram Destribusi Frekuensi Nilai Mata Pelajaran PKn Siklus II

Berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70) data hasil perolehan nilai

siklus II diperoleh hasil yang signifikan dengan ketuntasan belajar mencapai 100% tuntas. Sedangkan hasil skala sikap pada mata pelajaran PKn tema globalisasi di kelas 4 SDN Jimbaran 01 dapat digambarkan dalam table 4.20 berikut.

Tabel 4.19

Destribusi Frekuensi Skala Sikap Siklus II

No Rentang Skor Frekuensi Persentase Skor

Rata-rata Tertinggi Terendah

1 73 – 96 8 67%

89 118 89

2 97 - 120 4 33%

Jumlah 12 100%

Dari tabel di atas menunjukan rata – rata skor yang diperoleh adalah 89, yang berarti dalam rentang skor kategori baik dan telah memenuhi standar karena persentase rata-rata yang diperoleh adalah dalam kategori baik dan sangat baik yaitu sebesar 100%,

(39)

dimana kriteria minimal standar yang ditentukan adalah sebesar sebesar 80%. Berdasarkan table 4.21 dapat dinyatakan dalam bentuk diagram 4.21 berikut.

Gambar 4.21

Diagram Persentase Hasil Skala Sikap Siklus II

4.1.3.5 Refleksi Siklus II

Setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran pada siklus II dari pertemuan pertama dan kedua maka selanjutnya diadakan refleksi atas kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan refleksi dilakukan dalam bentuk diskusi untuk mengevaluasi berlangsungnya kegiatan pembelajaran selama pelaksanaan tindakan siklus II. Diskusi ini dilakukan oleh guru teman sejawat, guru observer, peneliti, dan beberapa perwakilan siswa kelas 4. Pada pelaksanaan tindakan siklus II guru teman sejawat telah melakukan berbagai upaya perbaikan tindakan yang telah direncanakan disesuaikan dengan hasil refleksi pada siklus I.

Dari refleksi yang telah dilakukan diketahui bahwa guru teman sejawat yaitu guru kelas 4 sudah dapat menerapkan model VCTberbantuan media gambar dan video dalam kegiatan pembelajarannya. Bagi siswa, penerapan model VCT mampu meningkatkan antusias siswa dalam mengikuti pembelajaran, siswa lebih aktif, mau menghargai pendapat teman-temanya dan mampu memilih nilai-nilai sesuai dengan pilihanya.

67% 33%

Skala Sikap

(40)

Dari hasil observasi pada pertemuan pertama dengan indikator penilaian aktivitas guru sebanyak 16 item, hasil aktivitas guru pada pertemuan pertama memperoleh persentase sebesar 81%, pertemuan kedua meningkat menjadi 86%. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pertemuan pertama dan kedua meningkat 5%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram peningkatan persentase hasil observasi aktivitas guru siklus II pertemuan pertama, kedua dan ketiga sebagai berikut.

G

Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

(41)

Gambar 4.23

Diagram Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan Pertama dan Kedua

Hasil evaluasi yang diperoleh siswa dengan ketuntasan belajar pada Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 70), maka pada siklus II semua siswa tuntas.Dari hasil evaluasi siswa pada siklus II ketuntasan siswa telah mencapai 100%.Artinya jika dilihat dari indikator keberhasilan yang ditentukan, hasil evaluasi tertulis siswa telah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti.

Selanjutnya dari persentase skor pengukuran skala sikap pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Persentase skala sikap pada siklus I adalah sebesar 67% dan pada siklus II adalah sebesar 100%. Peningkatan persentase dari siklus I ke siklus II adalah sebanyak 33%. Untuk lebih jelasnya peningkatan persentase skala sikap siswa tiap siklus dapat digambarkan dalam diagram 4.24 berikut.

(42)

Gambar 4.24

Diagram Peningkatan Persentase Skala Sikap Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan dari observer pada siklus II secara keseluruhan hasil refleksi yang diperoleh pada proses pembelajaran siklus II sebagai berikut.

1. Pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Guru berhasil melakukan perbaikan tindakan pembelajaran pada pelaksanaan siklus II sesuai dengan rencana perbaikan yang telah disusun pada kegiatan refleksi siklus I, yang dapat diketahui dari adanya peningkatan skor hasil observasi guru.

2. Siswa lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model VCT berbantuan media gambar dan video terlihat dari sikap siswa dalam menanggapi pertanyaan dari guru, maupun pada waktu kegiatan berdiskusi.

3. Siswa dapat bekerjasama, mampu menyelesaikan persoalan baik secara individu maupun kelompok,mampu menghargai pendapat teman-temanya, menyampaikan

pendapat dengan baik dan berdiskusi secara kondusif di dalam proses pembelajaran.

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

SIKLUS I SIKLUS II

PE

RSE

N

T

ASE

(43)

4.2 Analisis Komparatif Pelaksanaan dan Hasil Tindakan

Pada sub analisis komparatif ini, akan menguraikan tentang perbandingan proses dan hasil belajar PKn siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II sehingga dapat diketahui peningkatan proses dan hasil belajar PKn yang diperoleh siswa kondisi awal/sebelum pelaksanaan tindakan dan setelah pelaksanaan tindakan yaitu pada siklus I dan siklus II ditunjukkan pada tabel 4.21 berikut.

Tabel 4.20

Perbandingan Ketuntasan Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I dan Siklus II

No Ketuntasan

Belajar Nilai

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Jumlah % Jumlah % Jumlah %

1 Tuntas ≥ 70 9 75% 8 83% 0 100%

2 Belum Tuntas

< 70

3 25% 2 17% 12 0%

Jumlah 12 100% 12 100% 12 100%

Nilai Rata-rata 76 78 86

(44)

Gambar 4.25

Diagram Perbandingan Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran PKn Kondisi Awal,Siklus I, dan Siklus II

Untuk memperjelas peningkatan rata-rata hasil belajar PKn dapat dilihat pada diagram 4.26 berikut ini.

Gambar 4.26

Diagram Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar PKn Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Tuntas 9 10 12

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

(45)

Sedangkan perbandingan skor hasil skala sikap siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada table 4.22 berikut.

Tabel 4.21

Perbandingan Skor Skala Sikap Siklus I dan Siklus II

No Perolehan Skor

Nilai

Skala Sikap Persentase

1 Siklus I 76,92 67%

2 Siklus II 96,75 100%

Rata-rata

Siklus (%) 83%

Peningkatan skor hasil skala sikap siswa untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram 4.27 berikut.

Gambar 4.27

Diagram perbandingan Skor Hasil Skala Sikap Siswa Siklus I dan Siklus II

67%

100%

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

Skala Sikap

(46)

4.3 Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh peneliti di kelas 4 SDN Jimbaran 01, diketahui bahwa sebelum tindakan penelitian dilaksanakan pembelajaran yang diterapkan oleh guru masih menggunakan metode ceramah dan kurang memanfaatkan media yang dapat memunculkan minat belajar siswa. Guru menilai pembelajaran menggunakan metode ceramah lebih praktis daripada menggunakan model pembelajaran inovatif yang memerlukan banyak persiapan lebih di dalam pelaksanaannya. Proses pembelajaran yang diterapkan oleh guru kelas 4 di SDN Jimbaran 01 tersebut menyebabkan siswa kelas 4 pasif di dalam proses pembelajaran, aktivitas belajar mengajar kurang bermakna bagi siswa untuk membangun sebuah konsep materi, kegiatan dalam pembelajaran masih didominasi oleh guru sehingga dalam pelaksanaan pembelajaran terkesan monoton dan tidak menyenangkan. Hal tersebut merupakan faktor yang mempengaruhi lemahnya sikap siswa dalam memahami nilai-nilai terkait materi pembelajaran dan menerapkan di dalam lingkungan sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Berdasarkan kondisi yang demikian maka perlu adanya tindakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya pembentukan sikap siswa yang diiringi dengan hasil belajar PKn siswa kelas 4 dengan menerapkan model pembelajaran inovatif yaitu model VCT berbantuan media gambar dan video.

Berikut ini tabel 4.23 perbandingan hasil analisis observasi aktivitas guru dan siswa pada pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II.

Tabel 4.22

Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah

(rata-rata)

Skor % Skor %

skor %

Aktivitas Guru 46 72% 53,5 83,5% 49,75 77,75%

(47)

Berdasarkan tabel 4.23 tentang perbandingan analisis rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa diketahui terjadi peningkatan aktivitas guru dan siswa dari siklus I dan siklus II dengan penerapan model VCT pendekatan analisis nilai. Setelah pelaksanaan tindakan siklus I rata-rata skor aktivitas guru mencapai 46 dengan persentase 72 %. Pada siklus II rata-rata skor aktivitas guru mengalami peningkatan menjadi 53,5 dengan persentase 83,5 %. Dengan adanya peningkatan aktivitas guru, rata-rata skor aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Siklus I rata-rata skor aktivitas siswa sebesar 15 dengan persentase 62,5 %, kemudian pada siklus II rata-rata skor meningkat menjadi 21 dengan persentase 87,5%. Agar lebih mudah digambarkan perbandingan rata-rata hasil analisis skor observasi aktivitas guru dan siswa pada siklus I dan siklus II dapat diketahui pada diagram 4.31 sebagai berikut.

Gambar 4.28

Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Guru dan Siswa Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan diagram 4.28 tentang peningkatan rata-rata skor observasi aktivitas guru dan siswa terlihat bahwa pada setiap siklusnya baik aktivitas guru maupun aktivitas siswa mengalami peningkatan. Peningkatan rata-rata skor observasi guru dan siswa selama pelaksanaan tindakan siklus I dan II dengan menerapkan model VCT berbantuan media gambar dan video berdampak pada peningkatan hasil belajar serta berkembangnya

(48)

kesadaran akan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila pada mata pelajaran PKn siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01. Diketahui bahwa setelah pelaksanaan tindakan pembelajaran dengan menerapkan model VCT, hasil belajar PKn yang diperoleh semakin

baik dan mencapai KKM ≥ 70. Kondisi ini terbukti dari nilai hasil tes evaluasi dari masing-masing siklus, baik siklus I maupun siklus II. Peningkatan rata-rata hasil belajar PKn siswa kelas 4 SDN Jimbaran 01 setelah pelaksanaan tindakan siklus I dan siklus II dapat diketahui dalam tabel 4.24 sebagai berikut.

Tabel 4.23

Perbandingan Rata-rata Hasil Belajar PKn Siklus I dan Siklus II

Hasil Tindakan Siklus I Siklus II

Hasil Belajar PKn 78 86

Pada pelaksanaan tindakan siklus I nilai rata-rata siswa mencapai 78 mengalami peningkatan dari kondisi awal nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 67 dengan pencapaian ketuntasan belajar mata pelajaran PKn siswa mencapai 75%. Dari perolehan data hasil tindakan penelitian tersebut dapat dinyatakan bahwa tindakan pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I sudah menunjukkan peningkatan hasil belajar mata pelajaran PKn, tetapi hasil yang diperoleh tersebut masih belum maksimal, maka dari itu masih diperlukan perbaikan pada siklus II.

(49)

Gambar 4.29

Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan pengamatan selama pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus I dan siklus II, antusias dan keaktifan siswa lebih terlihat. Dalam proses pembelajaran, siswa terlihat lebih berani di dalam menyampaikan pendapat dan tidak canggung lagi melakukan kegiatan tanya jawab bersama guru (diskusi), dengan penerapan model VCT berbantuan media gambar dan video pembelajaran yang berlangsung menjadi lebih menarik dan berkesan bagi siswa, proses pembelajaran tidak hanya terpusat pada guru melainkan siswa juga ikut terlibat dalam proses pembelajarannya. Sikap siswa mengenai isu-isu global yang terdapat pada PKn sudah tercermin sesuai indikator yang ditentukan. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor yang diperoleh dari pengukuran skala sikap siswa. (Gambar 4.27)

Penerapan model VCT berbantuan media gambar dan video memberikan banyak pengalaman positif bagi siswa, dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan hasil belajar

(50)

69,23% dan meningkat pada siklus II menjadi 100%. Penelitin serupa juga dilakukan oleh Fairizah Haris, di SDN Semambung Sidoarjo pada tahun 2013/2014.

Gambar

Gambar 4.4
Gambar 4.5
Gambar 4.6  Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I Pertemuan 2
Gambar 4.7  Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan

Pada saat kalibrasi alat ukur laju alir yang digunakan pada percobaan kali ini ialah orifice didapat hubungan semakin besar beda tekan maka laju alir fluida semakin besar juga

yang dibutuhkan oleh UMKM dalam mendapatkan layanan kredit perbankan. dan merumuskan strategi yang tepat dalam memberikan layanan

- MOV AL,177 merupakan register AL yang diisi kode ASCII karakter yang akan dicetak yaitu mencetak karakter kotak dengan ketebalan sedang. - MOV BX,2*80 merupakan kode yang

Faktor kompetensi karyawan merupakan manfaat utama yang diharapkan nasabah usaha kecil ketika mendapatkan layanan kredit dalam jangka waktu tertentu, diwujudkan dalam

Kesesuaian hasil penelitian dengan teori ini karena secara teoritis apabila terjadi peningkatan pada BOPO maka akan terjadi peningkatan terhadap biaya operasional

Proses metamorfose sendiri adalah proses perubahan mineral, tekstur atau struktur batuan dalam keadaan padat akibat perubahan tekanan (P) dan suhu yang tinggi

Jika bangunan kaku (fixed) terhadap tanah (dan tidak dapat tergeser) gaya inersia yang menahan percepatan tanah akan bekerja pada tiap-tiap elemen struktur