• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Askep Keluarga FORMAT PENGKAJIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh Askep Keluarga FORMAT PENGKAJIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

Contoh Askep Keluarga

FORMAT PENGKAJIAN PADA KELUARGA

Tempat Praktek : POSYANDU DESA KEPANJEN, JOMBANG Nama Mahasiswa : KELOMPOK IV

NIM :

Tanggal pengkajian : 29 oktober 2010

PENGKAJIAN

1. Data Umum

1. Kepala keluarga (KK) : Bapak Ismu

2. Alamat dan telepon : RT/ 02,RW/ III Dusun Jatipelem,Desa Jatipelem 3. Pekerjaan KK : Pedagang kain keliling

4. Pendidikan KK : SD 5. Komposisi Keluarga :

NO .

Nam a

Jenis Kelami

n

Hub. Kel.

KK

Umu r

Pendi Dika

n

Status Imunisasi Ket.

BC G

Polio DPT Hepatiti

s

Campa k

1. Ny. S PR Istri 35 th SMP Sehat

2. An.

A

PR Ana

k

16 th SMP Sehat

3. An.

B

PR Ana

k

11 th SD Sehat

4. An.

Z

LK Ana

k

3 th - √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ Kuran

(2)

GENOGRAM

6. Tipe keluarga : Nuclear 7. Suku bangsa : Jawa

8. Agama : Islam

9. Status ekonomi keluarga:Penghasilan keluarga kurang lebih Rp.1.500.000,- per bulan yang diperoleh dari hasil jualan kain keliling.

10. Aktivitas rekreasi keluarga : Menonton televisi

II. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga.

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :

Anak tertua berusia 16 tahun,saat ini sekolah di SMP.Jadi keluarga berada pada tahap keluaraga dengan usi remaja,dengan tugas perkembangan pengembangan terhadap remaja,memelihara komunikasi terbuka,memelihara hubungan intim dalam keluarga,mempersiapkan perubahan sistem peran.

2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:

Tidak ada tahap perkembangan keluarga sampai saat ini yang belum terpenuhi.Namun,tugas keluarga yang belum dicapai saat ini adalah kurangnya pemeliharaan komunikasi yang terbuka,hubungan intim dalam keluarga dan kurangnya persiapan perubahan sistem peran. 3. Riwayat kesehatan keluarga inti

(3)

serius.Tapi anak ”A” sedang mengalami nyeri perut karena menstruasi.Dan anak yang

kedua,anak ”B” keadaanya juga sehat dan tidak pernah mengalami sakit serius.Sedangkan anak yang ketiga,yaitu anak ”Z” saat ini menderita kurang gizi,status imunisasi saat balita lengkap semua dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan posyandu yang ada didesanya.

4. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

 Riwayat keluarga dari pihak bapak ”I” : Bapak dari bapak ”I” sudah meninggal 2 tahun yang

lalu karena menderita DM.Ibu bapak ”I” sehat dan sekarang tinggal bersama kakak perempuan bapak ”I” di desa lain.

 Riwayat keluarga dari pihak ibu ”S” : Bapak dari ibu ”S” sudah meninggal 7 tahun yang lalu

secara mendadak akibat serangan jantung (kata masyarakat sekitar rumah adiknya).Sedangkan ibunya ibu ”S” menderita hipertensi dan terkena stroke sejak 5 bulan yang lalu,tinggal bersama adik ibu ”S”.

III. Data Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Status rumah yang ditempati adalah rumah milik sendiri

Denah Rumah

Keterangan denah : 1. Ruang tamu

2. Kamar anak ”A”

3. Kamar anak ”B”

4. Kamar bapak ”I”,Ibu ”S” dan anak ”Z”

5. Dapur

6. Ruang makan

7. Kamar mandi

8. Tempat penjemuran pakaian

9. Tempat Televisi

(4)

Tetangga sebelah kanan dan kiri rumah bapak ”I” kuranng begitu akrab dengan keluarga bapak ”I”,karena bapak ”I” jarang dirumah (menjual kain keliling) dan ibu”S” jarang keluar

rumah,keluar rumah jika berbelanja saja. 3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga ini tidak pernah pindah tempat tinggal sejak menikah (1993),menetap di

Jatipelem.Bapak ”I” bekerja menjual kain keliling sehingga jarang dirumah.Ibu ”S” sehari-hari bekerja sebagai ibu rumah tangga,mengasuh ke 3 anaknya dengan dibantu anak ”A”mengerjakan pekerjaan rumah tangga yaitu menyetrika baju dan memberi mamelihara ayam.Anak”B” masih sekolah SD,berangkat pagi hari dan pulangnya sore hari.Sedangkan anak ”Z”,anak sulung ibu ”S” belum sekolah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.

Keluarga bapak ”I” tidak pernah mengikuti kegiatan sosialisasi dilingkungan sekitarnya. 5. Sistem pendukung keluarga

Saat ini anggota keluarga ada yang tidak sehat,anak ”Z”mengalami kurang gizi,ibu ”S” berusaha untuk memenuhi kebutuhan gizi anak ”Z” selain itu juga mendapat bantuan dari program posyandu (PMT)

IV. Srtuktur Keluarga

1. Struktur peran

Peran kepala keluarga mencari nafkah,tugas istri merawat anak,pendidikan anakdilakukan bersama.Model peranyang dianut lebih dominan di ibu dan terjadi sedikit konflik peran karena jarangnya berkomunikasi antar anggota keluarga terutama anak ”A” dan Ibu”S”.

2. Nilai atau norma keluarga

Nilai dan norma yang berlaku dikeluarga menyesuaikan dengan nilai agama yang dianut dan norma yang berlaku di lingkungannya.Norma keluarga yang berkaitan dengan kesehatan adalah bila ada keluarga yang sakit hanya dibelikan obat diwarung/toko terdekat.Sedangkan anak yang paling kecil dibawa ke posyandu.Dalam setiap hari keluarga menjalani hidup dengan tuntunan agama islam.

3. Pola komunikasi keluarga

(5)

”S” jarang berkomunikasi dikarenakan ibu ”S” selalu mengatakan tidak boleh,tidak baik dsb.Sedangkan ayahnya jarang dirumah karena berjualan kain keliling dan kalau pulang sudah kelihatan capek.

4. Struktur kekuatan keluarga

Pengendali keluarga adalah bapak ”I” sebagai kepala keluarga,keputusan diambil seharusnya oleh kepala keluarga.akan tetapi karena kesibukan bapak ”I” maka pengambilan keputusan yang mendesak diambil alih oleh ibu ”S”.

V. Fungsi keluarga

1. Fungsi ekonomi

Keluarga kurang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari,dibuktikan dengan adanya salah satu anggota keluarga yang menderita kurang gizi yaitu anak ”Z”.

2. Fungsi mendapatkan status sosial

Keluarga tidak mempermasalahkan status sosialnya dimasyarakat,dengan kondisi yang seperti itu.

3. Fungsi pendidikan

Orang tua hanya mampu menyekolahkan anak pertama sampai tingkat SMP saja. 4. Fungsi sosialisasi

Interaksi antar anggota dalam keluarga jarang dilakukan karena kesibukan masing-masing anggota keluarga.Begitu juga dengan masyarakat sekitarnya.Dan anak ”A” juga jarang bergaul dengan teman-teman sekitarnya.

5. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan kesehatan)

a. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga mengenal masalah kesehatan yang dialami anak ”A” (kurang gizi) setelah anak dibawah ke posyandu untuk pemeriksaan rutin.

b. Mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan

Untuk masalah kesehatan anak ”Z” yang mengalami kurang gizi,ibu merasa takut dengankondisi tersebutsehingga ibu tidak mau lagi untuk membawa ke posyandu.karena ibu merasa anaknya sudah diimunisasi lengkap tapi masi saja terkena gizi buruk.

c. Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

(6)

Kemampuan keluarga memelihara/memodifikasi lingkungan yang sehat

Keluarga beranggapan bahwa dengan hanya menyapu saja rumah sudah dianggap bersih dan sehat.Kamar mandi dibersihkan 1 kali seminggu sudah dianggap bersih dan terbebas dari jentik-jentik nyamuk yang bisa menyebabkan penyakit DBD.

Kemampuan menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan

Keluarga tidak mau membawa anggota keluarga yang sakit ketempat pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (puskesma/rumah sakit)karena jaraknya yang terlalu jauh.

6. Fungsi Religius

Kelurga biasa berdoa untuk meminta kesehatan dan lain-lain setelah selesai menjalankan ibadah sholat.

7. Fungsi Rekreasi

Keluarga jarang melakukan rekreasi di dalam maupun luar kota tempat tinggalnya secara bersama-sama, mereka pergi ke luar kota hanya pada saat lebaran. Sehari-hari hanya menonton Televisi bersama.

8. Fungsi Reproduksi

Keluarga mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi. Tetapi ibu “S” tidak mengikuti KB. Jumlah anak 3 orang, 2 wanita dan 1 laki-laki, jarak anak pertama dan kedua 5 tahun, jarak anak kedua dan ketiga 8 tahun.

9. Fungsi Afeksi

Keluarga mengajarkan agar anak tertua memperhatikan adik-adiknya yang masih sekolah untuk membantu keluarga. Sikap saling menghormati antar anggota keluarga masih tetap diajarkan.

VI. Stres dan Koping Keluarga

1. Stresor jangka pendek dan panjang

Ibu “S” mengatakan masalah yang membebaninya sekarang adalah keadaan anak “Z” yang mengalami kurang gizi.

2. Kemampuan keluarga berespon terhadap stressor

Keluarga hanya mengatasi dengan memenuhi kebutuhan gizi semampunya dengan kondisi ekonomi yang minimal.

3. Strategi koping yang digunakan

(7)

4. Strategi adaptasi disfungsional

Bila anak “B” sulit untuk dinasehati ibu “S” kadang-kadang langsung masuk kamar dan bila ada masalah berat ibu “S” sering sakit kepala dan kadang-kadang menangis tetapi bila masalah sudah dibicarakan bersama, biasanya ibu “S” tenang kembali.

VII. Pemeriksaan Kesehatan Tiap Individu Anggota Keluarga

 Ayah “I”

: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

: Tidak ada pembesaran vena jugularis.

: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan kotor.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki kotor, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah.

: Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

 Ibu “S”

: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

: Tidak ada pembesaran vena jugularis.

: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah. : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system

pencernaan.

Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

(8)

: Rambut kotor, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

: Tidak ada pembesaran vena jugularis.

: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah. : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system

pencernaan.

Alat vital : Bersih, mengalami disminorhea pada waktu menstruasi.

 Anak “B”

: Rambut bersih, mata simetris, hidung simetris dan bersih, mulut ( lidah,gigi ) bersih, telinga bersih dan simetris.

: Tidak ada pembesaran vena jugularis.

: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

Ekstremitas bawah : Jari-jari tidak sianosis, kuku kaki bersih, tidak ada riwayat penyakit pada ekstremitas bawah. : Simetris, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system

pencernaan.

Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

 Anak “Z”

: Rambut merah, mata simetris, mata cowong, hidung bersih, mulut bersih. : Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis.

: Bentuk simetris, jantung ( tidak mengalami riwayat penyakit jantung ), paru-paru ( tidak mengalami riwayat penyakit paru-paru ).

Ekstremitas atas : Jari-jari tidak sianosis, kuku tangan bersih.

(9)

: Simetris, tampak buncit, tidak ada kelainan dalam system pencernaan, tidak ada riwayat penyakit system pencernaan.

Alat vital : Bersih, tidak ada riwayat penyakit pada alat reproduksi.

VIII. Harapan Keluarga

Anak “Z” ketika dibawa ke posyandu di katakana menderita kurang gizi dan keluarga berharap petugas dapat membantu mengatasi masalah anak “S”.

LAPORAN HASIL TUTORIAL KEPERAWATAN KELUARGA

SKENARIO I

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK TUTORIAL III 6A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN 6A

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ‘AISYIYAH YOGYAKARTA 2013

SKENARIO 1

Pada saat kunjungan keluarga, perawat T melakukan pengkajian keluarga didapatkan data sebagai berikut; sebuah kelurga yang terdiri dari Bpk Y (36 tahun) tinggal bersama anggota keluarga yang terdiri dari istrinya Ibu N (30 tahun) dan anaknya An.I (11 tahun) dan anak R (1,5 tahun). Ibu N adalah ibu rumah tangga dan berpendidikan terakhir SLTP. Bpk Y seorang pekerja pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam perhari. Berdasarkan pengakuan ibu N anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan dengan lebih dari 3 minggu. Dari hasil kunjungan rumah perawat melihat badan anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum bisa berjalan, anak R terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain. Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya, sehingga ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya terlebih dahulu kemudian baru dimasukkan ke mulut kepada anak R. Berat badan anak R 8,5 kg, rambutnya tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut. Ibu N kelihatan cemas karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan.

(10)

Perawat melakukan asuhan keperawatan kepada keluarga Bpk Y secara teratur melalui kunjungan yang terencana setiap hari. Susunlah asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan oleh perawat berdasarkan kasus diatas.

Rumusan Masalah

- Askep pda keluarga dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang pada anak

- Askep pada keluarga Bp.Y dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang pda anak Data Senjang

- Ibu N mengatakan Anak R sering mengalami batuk pilek kambuh-kambuhan dengan lebih dari

3 minggu. (DS)

- Perawat melihat badan anak R kelihatan lemas, masa ototnya kecil dan belum bisa berjalan,

anak R terlihat duduk di lantai dan hanya sambil bermain.(DO)

- Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya saat ibunya menyuapinya (DS)

- BB 8;5 kg, rambutnya tumbuh tidak merata dan jarang, dan mudah dicabut (DO)

- Ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya terlebih dahulu kemudian baru

dimasukkan ke mulut kepada anak R (DO)

- Ibu N bertanya kepada perawat tentang masalah kesehatan yang dialami oleh ananknya (DO)

- Ibu N kelihatan cemas karena anaknya yang kedua belum bisa berjalan. (DO)

- Bpk Y seorang pekerja pabrik konveksi yang selalu bekerja dengan sift 12 jam perhari.(DO)

- Ibu N seabagai ibu rumah tangga dan pendidikan terahir SLTP (DO) Analisa data

No Data Diagnosa keperawatan

1 DO:

Anak R kelihatan lemas, masa ototnya blm bisa

berjalan

Anak R susah makan dan sering menutup mulutnya

ketika di suapi

Ibu sering mwngunyahkan nasi untuk anaknya

Rambut tidak tumbuh merata dan jarang dan mudah di

cabut

BB 8,5 kg

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp Y khususnya pada anak R

2 DS:

Ibu bertanya pada perawat tentang masalah kesehatan

anaknya

Selama ini Ibu N sudah berusaha menyelesaikan

masalah dengan pergi ke puskesmas tapi tdk ada perubahan

DO:

Ibu N sering mengunyahkan nasi, sayuran dan lauknya

terlebih dahulu kemudian baru dimasukkan ke mulut kepada anak R

Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pda keluarga bpk y khususnya pda ibu dn bpk

3 DO:

Badan anak R kelihatan lemas

Masa otot kecil, dan blm bsa berjalan

Anak R terlihat duduk di lantai dan hanya bisa bermain BB8,5 kg

(11)

Diagnosa Keperawatan yang Muncul

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp Y khususnya pada

anak R

2. Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pda keluarga bpk y khususnya pda ibu

dn bpk

3. Keterlambatan pertumbuhan d perkembangan pd bp Y khususnya pada anak R

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp Y khususnya pada anak R

Kriteria Bobot Skore Justifikasi

Sifat masalah

Aktual 1 3/3x1=1 Masalahketidakseimbangan

nutrisi pada keluarga Bp Y khususnya anak R sudah terjadi,

gejala yang

mendukung adalah anak R susah makan dan sering menutup

mulutnya ketika

disuapi, dan belum bisa berjalan, jika tidak ditangani segra

akan terjadi

komplikasi yang bisa membahayakan anak R.

Kemungkinanmasala h dapat di pecah Mudah

2 1/2x2=1 masalah dapat diubah

dengan tindakan

keperawatan, dan mengubah prilaku ibu

tentang cara

penberian makanan, penyuluhan tentang cara menyediakan menu seimbang dan keluarga kooperatif untuk menyediakan

serta didukung

(12)

Potensi masalah untuk dicegah

Rendah

1 1/3x1=1/3 Masalah

ketidakseimbangan nutrisi sudah terjadi dan membutuhkan banyak waktu untuk menyeimbangkannya . Serta keluarga dalam memberikan makan anak R dengan

mengunyahnya terlebih dahulu. Menonjolnya masalah

Segera di atasi 1 2/2x1=1 Keluarga mengatakansudah berusaha ke

puskesmas untuk mengobati anak R tetapi tidak ada perubahan.

Jumlah 3 1/3

Diagnosa Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Bp. Y khususnya pada ibu dan bpk

Kriteria Bobot Skore Justifikasi

Sifat masalah Aktual

1 3/3x1=1 Masalah pada

keluarga Bp.Y

merupakan masalah

actual dalam

manajemen regimen terapeutik karena Bp. Y yang bekerja sebagai konveksi dan tidak memilki waktu untuk keluarga. Kemungkinanmasala

h dapat di pecah Mudah

2 1/2x2=1 Masalah dapat di

ubah dengan adanya waktu Bp.Y untuk berkomunikasi dengan keluarga melihat pertumbuhan dan perkembangan anaknya.

Potensi masalah

untuk dicegah Cukup

1 2/3x1=2/3 Masalah dapat di

cegah dengan saling menjaga komunikasi

dalam anggota

(13)

meluangkan waktu untuk keluarga. Menonjolnya masalah

Tidak segera diatasi 1 1/2x1=1/2 Tidak ada perhatiandan komunikasi yang

baik dalam keluarga sehingga masalah tidak dapat di

rasakan oleh

keluarga.

Jumlah 3 1/6

Diagnosa Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y khususnya pada anak R

Kriteria Bobot Skore Justifikasi

Sifat masalah Aktual

1 3/3x1=1 Masalah

keterlambatan

pertumbuhan dan perkembangan telah terjadi yaitu keluhan anak R belum bisa berjalan, kejadian ini sudah berlangsung lama.

Kemungkinan

masalah dapat di pecah

Sebagian

2 1/2x2=1 Keluhan batuk pilek

sering

kambuh-kambuh, anak terlihat lemah, masa ototnya kecil dan belum bisa berjalan sudah terjadi lama, dan ibu N serta Bp Y sudah berusaha ke puskesmas untuk memeriksa anaknya,

sehingga perlu

memberikan

pemahaman pada keluarga Bp Y dan Ibu N untuk membawa anak R ke RS

Potensi masalah

untuk dicegah Rendah

1 1/3x1= 1/3 Keluhan anak tidak

bisa berjalan sudh terjadi lama dan memerlukan waktu

(14)

mengembalikan pertumbuhan yang

optimal dan

perkembangannya. Menonjolnya

masalah Segera di atasi

1 2/2x1=1 Maslah pada

keluarga Bp.Y segera di atasi karena bapa dan ibu sudah membawa anaknya ke posyandu untuk melihat pertumbuhan dan

perkembangannya.

Jumlah 3 1/3

Prioritas diagnosa

1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada keluarga Bp. Y khususnya pada

anak R

2. Keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan pada Bp. Y khususnya pada anak R

3. Ketidakefektifan menejemen regimen terapeutik keluarga pada keluarga Bp. Y khususnya pada

ibu dan bapak

WOC ASUHAN KEPERAWATA KELUARGA Pohon masalah

Keterlambatan tumbang

Kurang nutrisi

Prilaku yang salah (mengunyahkan nasi untuk anaknya)

Tidak ada dukungan dari keluarga ketidakefektifan manejemen regimen

kurang pengetahuan tentang nutrisi

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

(15)

Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar lemak, mineral, vitamin, dan air

mengandung zat besi seperti sayur, susu.

- Ibu dapat

memasak sayur

dengan tidak

terlalu matang.

- Ibu dapat

memilih makanan

yang banyak

mengandung makanan yang sehat dan bergizi seperti sayuran, buah, dan susu.

- Ibu mampu

melakukan hal

yang dapet

memilih makanan yang mengandung

-

Ketidakseimbanga

n nutrisi

merupakan

keadaan tidak cukupnya asupan protein dan kalori yang dibutuhkan oleh tubuh.

- Pemilihan

makanan yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air.

kekuatan pada tulang.

- Mengolah nutrisi

tidak terlalu lama dan terlalu matang agar kandungan vitamin tidak larut

kesehatan tentang ketidak seimbangan nutrisi

- jelaskan kepada orang tua

tentang pilihan makanan yang diperlukan oleh anak

- jelaskan pada orang tua

tentang cara pemberian protein vit.c dengan tepat

- jelaskan pada orang tua

untuk memonitor catatan pemasukan nutrisi dan kalori

- anjurkan kepada keluarga

untuk meningkatkan asupan makanan yang mengandung zat besi

- berikan informasi yang

tepat kepada keluarga dan bagaimana cara mengolah nutrisi tersebut

- jelaskan pada keluarga

tentang diet hidup sehat pada anak

- anjurkan keluarga untuk

meningkatkan BB anak yang tepat

- berikan pengertian kepada

(16)

nutrisi. dengan pertumbuhan.

- Nutrisi adalah

makanan yang mengandung empat komponen yaitu karbohidrat, lemak, protein, vitamin. sesuai dengan usia.

kesehatan dan modifikasi

motifasi pada keluarga:3

anaknya mampu melakukan

gerakan motorik kasar.

- Keluarga mampu

menemani anak

ketika anak

sedang makan di meja makan

- Keluarga mampu

membawa anak keposyandu atau tenaga kesehatan untuk mengetahui perkembangan anak

- Keluarga mampu

memberi stimulasi

anak dengan

bermain dengan anak.

- Keluarga mampu

memberikan anak stimulasi dengan mendengarkan musik, sentuhan dan gerakan seprti

meliputi gerak

anak, prilaku

anak.

- Penghargaan

yang realistik merupakan suatu pujian kepada anak meliputi

ucapan yang menemani anak makan.

- Rencana

pertumbuhan merupakan suatu strategi untuk melihat seberapa jauh

perkembangan anak.

- Stimulasi anak

yaitu memberi rangsangan

kepada anak agar

anak mampu

melakukan hal yang distimulasi oleh orang tua.

- Stimulasi anak

ajarkan orang tua

bagaimana menghibur

anaknya dengan prilaku teknik peredaan seperti menpuk tangan (motorik kasar)

ajarkan orang tua untuk

memberikan penghargaan yang realistik untuk prilaku dan perkembangan anak

ajarkan kepada orang tua

untuk berpartisipasi pada saat makan

memonitor stimulasi anak di dalam lingkungan

Ajarkan orang tua untuk

memberikan stimulasi

(17)

- strategi untuk lingkungan yang

nyaman dan

bersih saat anak makan.

yaitu memberi rangsangan

kepada anak agar

anak mampu

melakukan hal yang distimulasi oleh orang tua.

- Lingkungan yang

nyaman yaitu lingkungan yang tidak bising, tidak terdapat

keramaian dan

bersih agar

perhatian anak tidak teralihakan.

terapeutik dan mampu dalam diskusi

- Kedua orang tua

mampu membina hubungan saling percaya dengan anaknya.

- Keluarga Bpk Y

mampu bertahan dan masalah dengan cara musyawarah - Keluarga

membuat jadwal untuk rekreasi bersama keluarga - Orang tua mampu

membagi waktu untuk menemani anaknya.

- Keluarga inti

dapat membangun hubungan saling percaya antara suami dan istri, orang tua dan anak-anak, serta sesama

anak-Individu lebih mampu bertahan dan antara keluarga

dan saling

menghargai, menghormati di setiap anggota

- Anjurkan anggota keluarga

untuk membina hubungan saling percaya

- Dampingi keluarga untuk

membangun mekanisme koping adaptif untuk

mencapai kesepakatan

sebagai orang tua

- Edukasi orang tua tentang

potensial anggota keluarga yang berkomplik

- Anjurkan keluarga untuk

menghabiskan waktu

bersama sebagai sepasang orang tua untuk memelihara sesuatu yang memuaskan dalam hubungan keluarga - Dampingi orang tua untuk

(18)

keluarga :3

strategi untuk mengolah konplik dalam keluarga:3

keluarga, saling membantu.

- Rekreasi

merupakan cara untuk

menghabiskan

waktu untuk

keluarga dan cara untuk mempererat

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Diagnosa

keperawatan

Tgl dan waktu Implementasi Evaluasi Paraf

Ketidakseimbanga n nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh pada

keluarga Bp Y khususnya pada anak R

19 April 2013 Memberikan

penjelasan pada keluarga Bp. Y tentang

ketidakseimbanga n nutrisi dan mengajarkan cara menyajikan, memilih makan yang memenuhi kebutuhan nutrisi anak.

S: keluarga

mengatakan

mengerti tentang ketidakseimbanga n nutrisi

O: kelurga terlihat kooperatif dalam pemberian materi tentang kebutuhan nutrisi.

A: tindakan

keperawatan keluarga tercapai sebagian

28 April 2013 Mengajarkan

kepada keluarga Bp. Y tentang

S: keluarga

mengatakan

(19)

bp Y khususnya

pada anak R pertumbuhan danperkembangan

anak, meliputi motorik kasar dan menjaga

lingkungan yang kondusif

memberikan stimulus motorik kasar

O: keluarga Bp. Y kooperatif

mendengarkan perawat dan yang diajarkan perawat

A: tindakan

keperawatan keluarga tercapai sebagian

P: lanjutkan

intervensi. Ketidakefektifan

menejemen

regimen terapeutik

keluarga pda

keluarga bpk y khususnya pda ibu dn bpk

7 mei 2013 Mengajarkan

anggota keluarga untuk membina hubungan saling percaya dengan anggota keluarga yang lain seperti anak dan anggota keluarga yang lainnya

S: Keluarga Bp. Y mengatakan sudah paham tentang cara membina hubungan saling percaya.

O : keluarga Bp Y kooperatif

mendengarkan dan mempraktikkan cara membina hubungan saling percaya

A : tindakan keperawatan keluarga Bp Y tercapai sebagian P : lanjutkan intervensi.

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi ibu akan mempengaruhi perilaku ibu untuk membawa balita ke posyandu, sehingga status gizi balita (TB/U) akan terpantau.Mengetahui hubungan persepsi ibu

Dari permasalahan diatas, peneliti merasa tertarik untuk menggali lebih dalam lagi tentang bagaimana coping ibu terhadap kematian anaknya, bagaimana cara atau strategi coping

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari hubungan keaktifan kader dan dukungan keluarga dengan perilaku ibu membawa anak balita ke Posyandu di Desa

Hampir semua orang, khususnya ibu rumah tangga merasa kesulitan mengatur keuangan. Apalagi jika sumbernya hanya pas untuk kebutuhan rutin bulanan. Terlebih lagi salah

Masyarakat Desa Suak Pandan sangat antusias dalam kegiatan posyandu terutama ibu-ibu rumah tangga yang sangat ingin membawa anak-anaknya untuk dilakukan penimbangan dan

Ibu yang mempunyai kurang (25%) tapi tepat membawa bayinya untuk diimunisasi campak, disebabkan oleh kesadaran ibu untuk menjaga kesehatan anaknya dengan

Begitu sebaliknya jika ibu memiliki pengetahuan yang baik tentang imunisasi campak maka ibu akan datang ke Posyandu untuk mengimunisasi anaknya karena ibu telah tahu bahwa isu yang yang