• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Efektivitas Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga Semester II Tahun 2014/2015"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian eksperimen

yang bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat, dengan cara

mengidentifkasi dan mengamati satu atau lebih kelompok eksperimental dan

satu atau lebih kondisi eksperimen. Penelitian eksperimen pada prinsipnya

didefinisikan sebagai metode sistematis guna membangun hubungan yang

mengandung fenomena sebab akibat (causal-effect relationship) (Sukardi, 2011:179). Selanjutnya, metode eksperimen adalah metode penelitian yang

digunakan utuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain

dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2011:72). Dari pengertian

tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa penelitian eksperimen bertujuan

untuk membandingkan hasil yang telah didentifikasi dengan satu atau lebih

kelompok yang dikenai dengan perlakuan lain.

3.1.2 Desain Penelitian

Menurut Sugiyono (2011:73) terdapat beberapa bentuk desain

eksperimen, yaitu: (1) pre-experimental (nondesign), yang meliputi: one-shot case studi, one group pretest-posttest, intec-group comparison; (2) true-experimental, meliputi: posttest only control design, pretest-control group design; (3) factorial experimental; dan (4) Quasi experimental, meliputi: time series design dan nonequivalent control group design. Desain

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pre-eksperimen

dengan jenis intec-group comparison. Menurut Sugiyono (2011:75) desain

jenis intec-group comparison terdapat satu kelompok yang digunakan untuk

penelitian, tetapi dibagi menjadi dua, yaitu setengah untuk kelompok

(2)

(yang tidak diberi perlakuan). Sehingga dalam menentukan kedua group/

kelompok harus dibagi secara acak/ heterogen.

Desain penelitian pre experimental dengan rancangan intec-group comparison dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3 Pre-experimental intec-group comparison

Keterangan:

O1 : hasil pengukuran satu grup yang diberi perlakuan.

O2 : hasil pengukuran satu grup yang tidak diberi

perlakuan.

Pengaruh perlakuan: O1 – O2.

3.2 Subjek Penelitian

Penelitian eksperimen ini dilaksanakan di SDN Ledok 05 Salatiga

yang beralamat di Jalan Argobudoyo 14 Ledok Kecamatan Argomulyo Kota

Salatiga. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SDN Ledok

05 Salatiga yang berjumlah 44 siswa, terdiri dari 26 siswa laki-laki dan 18

siswa perempuan. Seluruh siswa kelas IV tersebut nantinya dibagi menjadi

2 sama banyak, yaitu 22 siswa untuk kelompok eksperimen, dan 22 siswa

untuk kelompok kontrol.

3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.3.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2011:2).

Penelitian ini terdapat tiga macam variabel, yaitu satu variabel bebas

(variabel pengaruh) dan dua variabel terikat.

1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono,

X O1

(3)

2011:4). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining.

X : Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining

2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011:4). Variabel

terikat dalam penelitian ini adalah keaktifan dan hasil belajar IPA.

Y1 : Keaktifan

Y2 : Hasil belajar IPA

3.3.2 Definisi Operasional

Menurut Sugiyono (2011:31), “definisi operasional adalah penentuan

konstrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang

dapat diukur”. Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang

digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan konstrak, sehingga

memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi

pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran

konstrak yang lebih baik. Dalam penelitian ini, definisi operasional yaitu

model pembelajaran Student Facilitator and Explaining, keaktifan, dan hasil

belajar.

Model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (murid sebagai fasilitas dan penjelas) yang didefinisikan sebagai model

pembelajaran menggunakan kelompok-kelompok kecil berjumlah anggota

tiap kelompok 4-5 siswa untuk dapat memberikan kesempatan kepada

siswa/ peserta dalam mempresentasikan ide/ pendapat pada rekan peserta

lainnya dengan menekankan pembelajaran yang mengaktifkan siswa melalui

penyajian materi yang dilakukan, sehingga siswa dapat menghubungkan

materi dengan kegiatan sehari-hari di lingkungan siswa.

Keaktifan adalah siswa yang terlibat secara fisik, psikis, intelektual,

dan emosional secara terus menerus untuk memproses dan mengolah

perolehan belajarnya dengan harapan mampu menjalankan kegiatan dengan

(4)

baik dibandingkan dengan siswa yang hanya rutin mengikuti kegiatan

sekolah.

Hasil belajar adalah bukti usaha yang dicapai siswa berupa

pengetahuan, keterampilan, sikap dalam memahami serta menyelesaikan

permasalahan dan juga kemampuan yang dimiliki seseorang setelah

menerima pengalaman belajaranya, dengan ketentuan harus valid (sahih),

objektif, transparan. Hasil belajar ini didapat dari skor perolehan siswa

setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran melalui tes hasil belajar IPA

yang dilaksanakan setelah siswa diberikan treatment berupa pembelajaran dengan model Student Facilitator and Explaining dan pembelajaran konvensional.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini pengumpulan data dengan menggunakan alat

pengumpulan data yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Dalam

penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah teknik observasi dan tes.

Teknik observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan yang dilakukan

guru dalam menerapkan pembelajaran di kelas sesuai sintak pembelajaran

dan mengamati keaktifan siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Pengamatan dilakukan dengan membuat lembar pengamatan/ lembar

observasi. Dalam lembar pengamatan ini dicantumkan indikator-indikator

yang dapat dijadikan acuan untuk mengamati kemampuan guru dalam

mengajar dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar-mengajar

berlangsung. Selain itu lembar observasi juga digunakan untuk mengamati

pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan guru, apakah sesuai dengan

langkah-langkah RPP yang telah ditulis atau tidak. Sehingga dapat diketahui

bahwa observasi ini bertujuan untuk mengamati tindakan guru dan respon

keaktifan siswa pada waktu kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

Teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes. Tes digunakan

(5)

sesudah tindakan dengan menggunakan model Student Facilitator and Explaining dan pembelajaran konvensional. Tes ini diberikan pada kedua kelompok yang akan digunakan untuk penelitian. Soal yang diberikan

terlebih dahulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Bentuk soal tes yang

diberikan berupa soal pilihan ganda berjumlah 25 soal. Instrumen yang

digunakan adalah soal tes yang telah diuji validitas di kelas V SDN Ledok

05 Salatiga. Tes ini dipergunakan untuk mengukur hasil belajar IPA siswa

baik kelompok yang diajar dengan menggunakan model Student Facilitator

and Explaining maupun kelompok yang diajar dengan pembelajaran konvensional.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dengan lembar observasi yang berisi kisi-kisi tindakan guru dan

indikator keaktifan siswa. Lembar observasi ini tujuannya untuk mengamati

tindakan guru dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.

Selain lembar observasi, instrumen pengumpulan data pada penelitian ini

juga menggunakan soal tes evaluasi berbentuk pilihan ganda. Soal tes

evaluasi digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA.

1. Lembar Observasi

Lembar obeservasi digunakan untuk mengamati tindakan guru dan

keaktifan siswa pada saat pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan

dengan pembuatan lembar observasi berdasarkan kisi-kisi tindakan guru

dalam melaksanakan sintak pembelajaran dan respon keaktifan siswa selama

proses pembelajaran berlangsung. Berikut adalah kisi-kisi lembar

pengamatan tindakan guru pada kelompok eksperimen menggunakan model

(6)

dengan menggunakan pembelajaran konvensional dapat dilihat pada Tabel

3, dan kisi-kisi lembar keaktifan siswa pada Tabel 4.

Tabel 2

Kisi-kisi Tindakan Guru dengan Model Student Facilitator and Explaining untuk Kelompok Eksperimen

(7)
(8)

Konfirmasi 8. Guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya

mengenai hal-hal yang belum dipahami. 9. Guru

menanyakan teknik mengajar dan perasaan siswa selama mengikuti pembelajaran.

3. Penutup Guru

menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.

Penutup

1. Guru membuat kesimpulan mengenai materi yang telah

dipelajari tentang perubahan

kenampakkan permukaan bumi dan meminta siswa untuk mencatat kesimpulan. 2. guru memberikan

ungkapan motivasi kepada siswa.

(9)

Tabel 3

(10)

Konfirmasi Guru dan

Kisi-kisi Lembar Observasi Keaktifan Siswa

No Aspek yang Diamati Indikator Banyak Siswa 4 3 2 1

1. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

Siswa ikut serta dalam proses pembelajaran

Semua siswa turut aktif dalam menyelesaikan masalah pada saat guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi.

3. Bertanya kepada siswa lain/ kepada guru apabila tidak

(11)

memahami persoalan 4. Berusaha mencari

berbagai informasi

5. Melaksanakan diskusi kelompok.

(12)

Jumlah Item : 8 Item

Skor/Item : 4

Skor Maksimal : 32

Skor Minimal : 8

Jarak interval : skor tertingi − skor terendah

jumlah kelas interval

32−8

4

=

24

4

= 6

Interpretasi mengenai kriteria keaktifan siswa dalam penelitian ini

mengacu pada skala likert dengan respon skala 4 yaitu sangat aktif, aktif,

tidak aktif, dan sangat tidak aktif. Menurut Widoyoko (2012:106) pilihan

respon skala empat mempunyai variabilitas respon lebih baik atau lebih

lengkap dibandingkan dengan skala tiga, sehingga mampu mengungkap

lebih maksimal perbedaan sikap responden. Kriteria keaktifan siswa dapat

dilihat berdasarkan jumlah skor keaktifan yang disesuaikan dengan keriteria

keaktifan yang telah ditetapkan. Jumlah skor dan kriteria tersebut dapat

dilihat melalui Tabel 5 sebagai berikut:

Tabel 5

Kriteria Keaktifan Siswa

Jumlah Skor Keaktifan Kriteria Keaktifan

27 – 32 Sangat Aktif

21 – 26 Aktif

15 – 20 Kurang Aktif

8 – 14 Sangat Tidak Aktif

2. Lembar Soal Tes

Tes yang dilakukan digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA

siswa. Bentuk soal tes yang digunakan berupa pilihan ganda dengan jumlah

25 soal. Untuk menjamin bahwa instrumen tes yang akan digunakan

merupakan instrumen yang baik, maka instrumen tes disusun mengikuti

(13)

tersebut yaitu: menyusun kisi-kisi soal, uji coba instrumen, uji validitas dan

reliabilitas. Berikut adalah kisi-kisi soal tes evaluasi yang dapat dilihat

pada Tabel 6.

Tabel 6

Kisi-kisi Soal Evaluasi Sebelum Validitas

SK :10. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan.

KD : 10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

No Indikator Jenis

1 Mengidentifikasi macam-macam perubahan fisik yang terjadi di

2 Menceritakan kembali perubahan lingkungan fisik pada permukaan bumi.

ditimbulkan dari perubahan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).

instrumen tes yang belum divalidasi. Untuk melakukan uji validasi

instrumen berdasarkan kisi-kisi tersebut, terlebih dahulu instrumen diuji

cobakan pada kelas atas yang telah menerima materi perubahan

kenampakkan permukaan bumi. Uji validitas dan reliabilitas instrumen

dalam penelitian ini digunakan untuk menguji setiap item soal yang

nantinya akan diujikan pada kelas yang menjadi subjek penelitian. Uji

(14)

yang tidak menjadi subjek penelitian yaitu di kelas V SD N Ledok 05

Kota Salatiga.

3.4.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan suatu instrumen. Sebuah instrumen

dinyatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat

mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Suatu tes dikatakan

valid apabila tes tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur, sebuah

item (butir soal) dikatan valid apabila mempunyai dukungan yang besar

terhadap skor total, skor pada item menyebabkan skor total menjadi tinggi

atau rendah.

Validasi butir soal dalam penelitian ini dilakukan dengan aplikasi

program SPSS for windows versi 22.0. Adapun langkah-langkah dalam menghitung validasi butir soal dengan SPSS versi 22.0 yaitu: membuka SPSS 22 – file new data – data view – memasukkan data pada tabel data view variable view - analyze – correlate - bivariate – bivarriate correlation – memasukkan semua variabel ke dalam variables ok. Hasil validitas pada butir soal dapat dilihat pada output SPSS.

Kriteria kevalidan soal adalah jika rhitung > rtabel maka koefisien item

soal tersebut valid dan jika rhitung negatif dan rhitung ≤ rtabel maka koefisien

item soal tidak valid, rtabel diperoleh pada taraf kepercayaan 95% (ɑ = 0,05)

dengan derajat kebebasan (dk) = n-2 (Sugiyono, 2011:373).

Interpretasi mengenai besarnya koefisien korelasi yang menunjukkan

(15)

Tabel 7

Kriteria Validitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas 0,800-1,00

0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89)

Instrumen soal tes yang akan diberikan pada kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol dilakukan uji coba terlebih dahulu. Instrumen

diujikan di kelas V SDN Ledok 05 Salatiga. Dalam uji coba soal tes ini,

jumlah data siswa kelas V sebanyak 23 siswa sehingga dapat diperoleh

(N=23). Untuk N=23 dan taraf signifikan 5%, nilai rtabel adalah 0,413.

Sehingga butir soal dapat dikatakan valid jika r hasil perhitungan > 0,413.

Instrumen soal tes yang dujikan dalam penelitian ini berjumlah 25 soal

pilihan ganda. Berdasarkan perhitungan validitas menggunakan bantuan

SPSS for windows versi 22.0 dari 25 soal yang diujikan 22 soal dinyatakan

valid karena rhitung > 0,413, dan 3 soal dinyatakan tidak valid, karena rhitung <

0,413.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi

jika tes tersebut dapat memberikan hasil tes yang tetap. Maka pengertian

reliabilitas tes berhubungan dengan masalah hasil tes atau jika hasil tes

berubah-ubah, perubahan yang dikatakan tidak berarti (Arikunto, 2012:100).

Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Analisis reliabilitas tes pada penelitian ini

diukur dengan menggunakan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0.

Langkah-langkah dalam menghitung/ mengetahui reliabilitas butir soal

(16)

ke dalam items, item yang gugur diabaikan statistics – scale if item deleted – continue – ok.

Nilai r yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga r product moment

pada tabel dengan taraf signifikan 5% . Jika rhitung > rtabel maka item tes yang

diujicobakan tersebut adalah reliabel. Penelitian ini rtabel adalah 0,413,

dikarenakan jumlah N=23. Cronbach’s Alpha dalam penelitian ini sebesar

0, 956 (terlampir) dan dapat dikatakan bahwa reliabilitas untuk soal sangat

tinggi. Adapun interpretasi derajat reliabilitas instrumen ditunjukkan oleh

Tabel 8 sebagai berikut:

Tabel 8

Kriteria Reliabilitas Soal

Koefisien Korelasi Kriteria Reliabilitas 0,800-1,00

0,600-0,800 0,400-0,600 0,200-0,400 0,00-0,200

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah (Arikunto, 2012:89

3.4.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Suatu tes hasil belajar yang baik memiliki butir soal dengan tingkat

kesukaran yang seimbang, artinya berdistribusi secara normal. Menurut

Arikunto (2012:222) soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah

dan tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa

untuk usaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan

menyebabkan siswa menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat

untuk mencoba lagi karena diluar jangkauannya.

Besarnya indeks kesukaran soal (difficulty index) pada soal evaluasi berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,0. Artinya soal dengan indeks

kesukaran 0,0 menujukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya jika

(17)

semakin mudah soal evaluasi yang diberikan, maka semakin besar pula

indeksnya. Menurut Arikunto (2012:223) rumus untuk mencari tingkat

kesukaran soal/ indeks kesukaran adalah sebagai berikut:

𝑃= 𝐵

𝐽𝑆

Keterangan:

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes.

Indeks kesukaran soal dapat diklasifikasikan berdasarkan Tabel 9

sebagai berikut:

Tabel 9

Indeks Kesukaran Soal

P-P Klasifikasi

0,00 – 0,30 Soal Sukar

0,31 – 0,70 Soal Sedang

0,71 – 1,00 Soal Mudah

(Arikunto, 2012:225)

Berdasarkan instrumen soal yang telah dibuat, soal-soal tersebut dapat

diklasifikasikan berdasarkan indeks kesukaran soal. Klasifikasi tingkat

kesukaran soal dapat dilihat padada Tabel 10 sebagai berikut:

Tabel 10

Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal

No P-P Klasifikasi Nomor Item Soal

1. 0,00 – 0,30 Soal Sukar -

2. 0,31 – 0,70 Soal Sedang 1, 2, 5, 6, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 19,

23. 3. 0,71 – 1,00 Soal Mudah 3, 4, 7, 10, 14, 17,

18, 20, 21, 22, 24, 25.

Pada Tabel 10 terlihat bahwa indeks kesukaran soal dengan jumlah

(18)

dengan klasifikasi sedang berjumlah 13 butir, sedangkan soal dengan

klasifikasi mudah berjumlah 12 butir. Kemudian untuk klasifikasi soal sukar

tidak ada, artinya dari 25 item soal tersebut tidak terdapat soal yang sangat

sulit sehingga dapat dikerjakan oleh siswa.

3.4.5 Uji Homogenitas

Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah variansi data

yang akan dianalisis homogen atau tidak. Pada pra penelitian data yang

diambil adalah data dari nilai tes mata pelajaran IPA siswa kelas IV

semester 1. Data nilai tes IPA siswa semester 1 ini selanjutnya di buat uji

kesetaraan/ uji homogenitas menggunakan bantuan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0 yaitu dengan tabel F test (Levenes Test) pada uji komparasi independent t test. Langkah-langkah dalam menghitung yaitu: memasukkan nilai tes IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 semester 1 pada

data view kolom variabel 2, sedangkan kelompok pada kolom variabel 1 variable view - analyze – compare means – independent sample t test – memasukkan variabel 2 pada test variables – variabel 1 pada grouping variables – define groups isi 1 dan 2 – continue - ok.

Kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua

kelompok berasal dari kelompok yang homogen atau tidak adalah jika

signifikansi hasil perhitungan > 0,05 maka data kedua kelompok berasal

dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan

< 0,05 maka data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak

homogen. Berikut ini disajikan hasil uji homogenitas pra-penelitian

(19)

Tabel 11

Hasil Uji Homogenitas Pra Penelitian Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol SDN Ledok 05 Salatiga

Group Statistics

VAR00001 N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

VAR00002 K. eksperimen 22 74.5000 6.71707 1.43208

K. kontrol 22 77.4545 4.82777 1.02928

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t Df bahwa antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berasal dari

kelompok yang homogen. Hal ini dapat dibuktikan berdasarkan kriteria

pengujian untuk nilai F sebesar 2,915 dengan nilai signifikansinya 0,095.

Karena sig > 0,05 maka dapat diambil kesimpulan bahwa kedua kelompok

berasal dari kelompok yang homogen.

3.4.6 Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya

distribusi data yang akan dianalisis. Pada penelitian ini, uji normalitas

menggunakan aplikasi program SPSS for windows versi 22.0 yaitu menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Adapun langkah-langkah dalam menghitung adalah: memasukkan nilai tes IPA siswa kelas IV SDN Ledok

05 Salatiga pada data view (kelompok eksperimen variabel 1 dan kelompok

(20)

sample K-S – memasukkan semua variabel ke kotak test variable list – ok. Kriteria dari uji normalitas adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05

berarti data berdistribusi normal sebaliknya jika signifikansi hasil

perhitungan < 0,05 berarti data berdistribusi tidak normal. Hasil uji

normalitas pra penelitian ditunjukkan pada Tabel 12 sebagai berikut:

Tabel 12

Hasil Uji Normalitas Pra Penelitian SDN Ledok 05 Salatiga (Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

K. Eksperimen K. Kontrol

N 22 22

Normal Parametersa,b Mean 74.5000 77.4545

Std. Deviation 6.71707 4.82777

Most Extreme Differences Absolute .166 .182

Positive .166 .182

Negative -.132 -.169

Test Statistic .166 .182

Asymp. Sig. (2-tailed) .118c .055c

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan Tabel 12 diperoleh hasil bahwa data normalitas

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang didapat berdistribusi

normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil signifikansi > 0,05 yaitu kelompok

eksperimen sebesar 0,118 dan kelompok kontrol sebesar 0,055. Jadi dari

output tabel hasil uji normalitas dapat diambil kesimpulan bahwa data tersebut dinyatakan berdistribusi normal.

3.5 Teknik Analisis Data

Menguji signifikansi perbedaan mean antar kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol analisis data yang digunakan adalah dengan

menggunakan uji t-test. Uji t-test digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan mean antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Data yang terkumpul dari hasil tes evaluasi pada kelompok

(21)

perbedaan rata-rata. Untuk menguji perbedaan rata-rata digunakan uji t (t-test) yang dilakukan dengan bantuan SPSS for windows versi 22.0. Uji t (t-test) digunakan untuk menguji perbedaan hasil belajar IPA antara siswa yang pembelajaran menggunakan model pembelajaran Student Facilitator and Explaining (kelompok eksperimen) dengan siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Setelah mengetahui

perbedaan rata-rata siswa, selanjutnya mebuktikan hipotesis.

Menurut Riduwan dan Akdon (2010:222) untuk membuktikan

hipotesis dapat menggunakan dua cara. Cara 1 ada hubungannya dengan

thitung dan ttabel menggunakan tabel t dengan taraf signifikansi:  = 0,05,

selanjutnya mencari nilai ttabel menggunakan tabel t untuk uji dua pihak

dengan rumus: df = N-1.

Kaidah keputusan sebagai berikut:

1. Jika t hitung ≥ t tabel, maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan

keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV

SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan

dengan pembelajaran konvensional.

2. Jika t hitung  t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Berarti model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining tidak efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA

siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015

dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

Cara 2 ini lebih praktis dapat dilakukan dengan melihat

signifikansinya atau problabilitas Sig.(2-tailed) dengan  = 0,05.

Kaidah keputusan sebagai berikut.

1. Jika  = 0, 05  Sig.(2-tailed), maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(22)

IPA siswa kelas IV SDN Ledok 05 Salatiga semester II tahun

2014/2015 dibandingkan dengan pembelajaran konvensional..

2. Jika = 0,05 ≥ Sig.(2-tailed), maka Ha diterima Ho ditolak. Berarti model

pembelajaran Student Facilitator and Explaining efektif meningkakan keaktifan dan hasil belajar pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SDN

Ledok 05 Salatiga semester II tahun 2014/2015 dibandingkan dengan

Gambar

Gambar  3 Pre-experimental intec-group comparison
Tabel  2, kisi-kisi lembar pengamatan tindakan guru pada kelompok kontrol
Tabel 2
gambar macam-
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang lebih spesifik pada gangguan autisme berat, sehingga sistem dapat lebih. mudah membedakan antara gangguan autisme berat dengan autisme

Tujuan dari penulisan ilmiah ini adalah untuk mengetahui penentuan harga jual yang ditetapkan oleh perusahaan dan mengetahui penentuan harga jual dengan metode Cost Plus Pricing

Dimana penjualan sebelumnya masih banyak mengalami kendala hal ini disebabkan karena masih menggunakan prosedur secara manual, sehingga penulis mencoba membuat aplikasi untuk

Razia Gabun gan PELANGGA RAN LALU PENINDAKAN OLEH PIHAK KEPOLISIAN PERINGA TAN/ TEGURA PENILAN GAN PENULISAN PADA BLANKO PENANDATANGA NAN BLANKO TILANG OLEH TIDAK BERSEDIA

Dan kajian ini merupakan studi ma’anil hadis karena secara langsung, kajian Miss Universe merupakan pemaknaan yang implisit dari sebuah hadis tentang wanita yang

Profitabilitas merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

TANGGUNGJAWAB ANGGOTA DPRD PROVINSI SECARA POLITIS KEPADA KONSTITUEN DI DAERAH PEMILIHANNYA.. Diajukan oleh :

Hasil analisa Kandungan unsur hara menunjukkan Pemberian tingkat starbio tidak memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap kandungan NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa, ADL