PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP EARNING MANAGEMENT
(Pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI)
Disusun oleh:
Arjuna Mahameru F.S.S
142100197
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ”VETERAN” YOGYAKARTA
1. Latar belakang penellitian
terdeteksi adanya manipulasi (Gideon, 2005).Skandal dan kecurangan yang terjadi diyakini karena adanya sistem pengelolaan (corporate governance) yang masih lemah pada badan usaha. Corporate governanace merupakan salah satu elemen kunci dalam meningkatkan efesiensi ekonomis, yang meliputi serangkaian hubungan antara manajemen perusahaan, dewan komisaris, para pemegang saham dan stakeholders lainnya. Corporate governance juga memberikan suatu struktur yang memfasilitasi penentuan sasaran-sasaran dari suatu perusahaan, dan sebagai sarana untuk menentukan teknik monitoring kinerja (Deni, Khomsiyah dan Rika, 2004).
oleh principal dengan pengendalian oleh agent dalam sebuah organisasi cenderung menimbulkan konflik keagenan diantara principal dengan agen.
Teori keagenan dari Michael C. Jensen dan William H. Meckling (1976) menyatakan hubungan keagenan atau agency relationship muncul ketika satu atau lebih individu (principal) menggaji individu lain (karyawan atau agen) untuk bertindak atas namanya, mendelegasikan kekuasaan untuk membuat keputusan kepada agen atau karyawannya. Pemisahan yang terjadi antara kepemilikan dan pengelolaan perusahaan akan menimbulkan suatu konflik yang disebut dengan agency conflic (Ahmad dan Septriani, 2008). Biasanya ada tiga jenis konflik keagenan yang sering terjadi, yaitu: (1) Konflik antara pemegang saham dengan manajemen, (2) Konflik antara pemegang saham dengan pemegang hutang, dan (3) Konflik antara pemegang saham mayoritas dengan minoritas (Purwantini, 2011).
Manajemen laba merupakan masalah keagenan yang seringkali dipicu oleh adanya pemisahan peran atau perbedaan kepentingan antara pemegang saham dengan manajemen perusahaan (Iqbal, 2007). Kedua pihak tersebut berupaya untuk lebih mengutamakan kepentingannya masing-masing daripada kepentingan perusahaan. Sebagai agen, manajer bertanggung jawab untuk mengoptimalkan laba para pemilik (prinsipal). Namun dilain pihak, manajer juga mempunyai kepentingan untuk memaksimumkan kesejahteraan mereka.
perusahaan, baik informasi internal maupun prospek perusahaan di masa yang akan datang bila dibandingkan dengan pemegang saham. Oleh karena itu, manajer berkewajiban untuk menyampaikan kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Akan tetapi, informasi yang disampaikan terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya. Kondisi ini sering disebut sebagai informasi yang tidak simetris atau asimetri informasi (information asymetric). Asimetri informasi dapat terjadi karena manajer lebih mengetahui informasi perusahaan dibandingkan dengan pemilik atau pemegang saham, sehingga manajemen akan berusaha memanipulasi kinerja perusahaan yang dilaporkan untuk kepentingannya sendiri (Herawaty, 2008).
perusahaan maupun eksternal perusahaan akan menggunakan informasi tersebut sebagai dasar dalam pengambilan keputusan yang menyangkut perusahaan.