• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMUNIKASI PENDIDIKAN DALAM PROSES PEMBE (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMUNIKASI PENDIDIKAN DALAM PROSES PEMBE (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

KOMUNIKASI

PENDIDIKAN

DALAM PROSES PEMBELAJARAN

Oleh Kelompok IV:

Masjoko

:

( 1815145757 )

Nuria Gultom

( 1815145758 )

Gracia Emmanuella

( 1815145757 )

Oktaviana Nurhidayah

( 1815145757 )

Lukas Loghe Kaka

( 1815145756 )

Milatul Husna

( 1815145757 )

Tugas Makalah Dikumpulkan Sebagai Tugas Akhir Untuk Memenuhi Persyaratan Perkuliahan Struktur Bahasa Indonesia

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan sukur kami haturkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, karena kasih dan rahmat-Nyalah kami dapat menyusun makalah dengan judul Komunikasi Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran.

Kami ucapkan terimakasih kepada Dra. Sehati Kaban, M. Pd. Selaku dosen matakuliah Keterampilan Komunikasi yang Mendidik yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Kami juga berterimakasih kepada orang tua, kakak, dan adik, serta teman-teman yang telah memotivasi kami dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, semoga kita semua mendapat berkat dan rahmat Tuhan dengan berlimpah-limpah.

Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan Keterampilan Komunikasi yang Mendidik. Secara umum makalah ini membahas sejauh mana komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kelemahan dan kekurangan baik dari segi pembahasan maupun sistematika penulisan. Untuk perbaikan dan pengembangan makalah ini kedepannya kami sangat mengharapkan keritik dan saran dari pembaca. Semoga makalah ini memberi manfaat bagi kita semua, terimakasih.

Jakarta, 9 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...1

DAFTAR ISI...2

BAB I: PENDAHULUAN...3

A. Latar Belakang...3

B. Rumusan Masalah...3

C. Tujun Penulisan...4

BAB II: PEMBAHASAN...5

A. Hakikat Komunikasi Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran...5

B. Komunikasi dan Relasi Antara Guru dan Siswa...5

C. Peranan Guru Dalam Mewujudkan Komunikasi Yang Efektif...7

1. Guru Sebagai Penceramah...7

2. Guru Sebagai Moderator...8

3. Guru Sebagai Pembimbing...9

4. Guru Sebagai Manejer...9

5. Guru Sebagai Koordinator dan Inovator...9

D. Pesan Komunikasi...10

1. Mengkomunikasikan Ekspektasi Positif...10

2. Mengkomunikasikan Tujuan dan Hasil Belajar...11

3. Mengkomunikasikan Umpan balik dan Evaluasi...11

BAB III: PENUTUP...13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Komunikasi dapat terjadi dimana-mana dan menyentuh segala aspek kehidupan. Di rumah, di kampus, di sekolah, di pasar dan lainnya. Komunikasi merupakan suatu hal yang penting yang perlu dipelajari. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan dengan maksud dan tujuan tertentu. Sebagai contoh, seorang bapak berkata kepada anaknya, “nak, tolong jaga diri di sekolah baik-baik ya”, dalam hal demikian seorang bapak adalah komunikator dan anaknya adalah komunikan. Sedangkan pesan komunikasi tersebut adalah “tolong jaga diri di sekolah baik-baik”. Pentingnya kita mempelajari komunikasi adalah untuk memudahkan kita menyampaikan isi hati kita kepada orang lain supaya orang lain dengan mudah memahaminya.

Di kelas, komunikasi sering dilakukan oleh guru dan siswa-siswanya. Saat mengajar misalnya, seorang guru menjelaskan isi materi pelajaran dan mendiskusikannya dengan siswa-siswanya. Perlu diketahui bahwa tidak semua orang bisa berkomunikasi dengan baik. Begitu juga dengan guru-guru yang mengajar di kelas. Jika guru tidak dapat berkomunikasi dengan baik maka siswa-siswanya akan sulit mengerti pelajaran yang dijelaskan oleh gurunya. Guru yang baik diharapkan mendidik siswa-siswinya dengan baik pula, tetapi jika guru tersebut tidak terampil berkomunikasi maka bisa jadi komunikasi yang terjadi di kelas justru malah membuat siswa sakit pusing.

(5)

pendidikan. Dengan berbagai permasalahan yang muncul di kelas akibat kurangnya kemampuan guru maka kami berinisiatif membuat makalah dengan judul Komunikasi Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran. Semoga makalah kami memberi manfaat bagi kita semua dan bisa menjawab kelemahan guru ketika berkomunikasi di dalam kelas.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penulisan di atas, maka diuraikan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa sebenarnya hakikat komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran? 2. Bagaimana komunikasi dan relaksi antara guru dan siswa di dalam kelas? 3. Apa peranan guru dalam mewujudkan komunikasi yang efektif?

4. Apa pesan komunikasi yang terjadi antara guru dan siswa?

C. Tujun Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui hakikat komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran, 2. Untuk menggetahui bagaimana komunikasi dan relaksi antara guru dan siswa di

dalam kelas,

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Komunikasi Pendidikan Dalam Proses Pembelajaran

Jika dilihat dari kata pembentuknya, komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran tersusun dari kata komunikasi, pendidikan, dalam, proses dan pembelajaran. Kata tersebut sebenarnya mengandung dua komponen dasar saja yaitu komunikasi pendidikan dan proses pembelajaran. Komunikasi pendidikan adalah suatu tindakan yang memberikan kontribusi yang sangat penting dalam pemahaman dan praktik interaksi serta tindakan seluruh individu yang terlibat dalam dunia pendidikan.1

Proses Pembelajaran merupakan suatu kegiatan belajar mengajar menyangkut kegiatan tenaga pendidik, kegiatan peserta didik, pola dan proses interaksi tenaga pendidik dan peserta didik dan sumber belajar dalam suatu lingkungan belajar dalam kerangka keterlaksanaan program pendidikan.2 Dengan menambah kata “Dalam” diantara duka

komponen dasar dari kata-kata tersebut maka dapat dimaknai bahwa komunikasi Pendidikan tersebut terjadi didalam proses pembelajaran. Dengan kata lain bahwa komunikasi pendidikan dalam proses pembelajaran adalah suatu tindakan yang terjadi antara pengajar dan pelajar dalam interaksinya memberi pemahaman yang terjadi di dalam proses belajar mengajar.

B. Komunikasi dan Relasi Antara Guru dan Siswa

Adanya komunikasi antara guru dan siswa merupakan syarat terjadinya komunikasi yang mendidik. komunikasi yang mendidik tersebut terjadi di dalam proses pembelajaran, baik di dalam kelas maupun tempat lain. Dimana proses pembelajaran sedang berlangsung disitu juga terjadi relaksi antara guru dan siswa.

Komunikasi yang dilakukan oleh guru dan siswa bukan hanya untuk menyampaikan atau saling bertukar pesan atau informasi, melainkan ada tujuan untuk membangun dam memilihara relaksi. Dalam praktik pembelajaran pun, komunikasi 1 http://bloghenique.blogspot.com/2012/02/komunikasi-pendidikan.html

(7)

yang dilakukan guru dan siswa bukan hanya proses pertukaran dan penyampaian materi pembelajaran, melainkan ada dimensi relaksi guru dan siswa.3 Didalam proses

pembelajaran, baiknya relaksi guru dan siswa menjadi syarat utama terjadinya proses pembelajaran yang efektif. Dengan demikian, relaksi yang terjadi antara guru dan siswa merupakan aspek yang penting bagi terwujudnya komunikasi yang mendidik.

Relaksi yang baik antara guru dan siswa berpengaruh terrhadap akademik siswa (Bergin &Bergin, 2009), juga berpengaruh terhadap prestasi dan motivasi belajar siswa (Dais et.al, 2003), serta mengembangkan kemampuan siswa dalam melakukan penyesuaian sosial dan emosional (Pianta, Nimetz, & Bennett, 1997: Resnick et.al.,1997).4 Artinya bahwa relaksi yang baik antara guru dan siswa didalam kelas

wajib dibangun dalam rangka mencapai tujuan komunikasi yang diharapkan. Guru perlu membangun relaksi yang baik dengan siswa melalui berbagai metode belajar dan bantuan media yang ada, sehingga relaksi yang baik dapat menciptakan proses belajar yang kondusif.

Efektifitas pembelajaran sedikit banyak bergantung juga pada efektifitas komunikasi.5 Oleh sebab itu, seorang guru harus memiliki keterampilan berkomunikasi.

Keterampilan berkomunikasi yang diharapkan tidak hanya untuk mentransfer pesan, atau materi pembelajaran tetapi juga untuk memilihara relakis antara guru dan siswa. Dengan terpiliharanya relaksi yang baik antara guru dan siswa, komunikasipun terasa mudah dilakukan dan efektifitas pembelajaranpun meningakat.

Komunikasi dan relaksi yang terjadi di dalam proses pembelajaran sangat bergantung pada guru dan siswa. Oleh karena itu, kedua belah pihak harus menyadari arti penting menjaga komunikasi relaksi. Jika relaksi terjaga maka komunikasipun terjaga pula. Terjaganya relaksi dan komunikasi inilah yang mendorong efektifitas pembelajaran, prestasi dan motivasi belajar siswa, sehingga dengan adanya komunikasi

3 Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, Komunikasi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset, 2013), h. 72

(8)

dan relaksi yang baik, tujuan komunikasi pendidikan dalam proses pembelajajaran dapat dicapai.

C. Peranan Guru Dalam Mewujudkan Komunikasi Yang Efektif

Komunikasi yang efektif adalah syarat terwujudnya interaksi edukatif. Interaksi edukatif adalah interaksi yang dengan sadar meletakkan tujuan untuk mengubah tingkah laku dan perbuatan seseorang.6 Untuk mewujudkan semua ini dibutuhkan seorang guru

yang terampil berkomunikasi. Dalam hal ini, seorang guru harus menghindari gaya mengajar yang berpusat pada guru ( Teacher Center). Untuk menghindari gaya mengajar yang demikian guru harus terlebih dahulu tahu apa perananya didalam kelas. Berikut ini beberapa peranan guru dalam kelas terkait peranan guru dalam mewujudkan komunikasi yang efektif.

1. Guru Sebagai Penceramah

Ceramah sering dilakukan oleh guru di dalam kelas. Ceramah adalah pidato oleh seseorang dihadapan banyak pendengar, mengenai suatu hal, pengetahuan, dsb.7 Di

dalam proses belajar, ceramah disamakan dengan berbicara mengenai materi yang diajarkan. Ceramah dipandang sebagai metode belajar yang baik karena dengan ceramah guru dapat memberikan informasi yang cukup banyak. Namun, ceramah dipandang sebagai metode pembelajaran yang kurang efektif karena siswa diposisikan pasif, hanya menyimak dan kurang mendorong kegiatan tahap pembelajaran tingkat tinggi seperti aplikasi, analisis, sintesis atau evaluasi.8 Dengan demikian, metode

ceramah perlu dikomparasikan dengan metode belajar lain agar proses pembelajaran bisa berjalan dengan efektif. Selain itu, guru juga perlu terampil berbicara, antusias dan memiliki rasa humor.

Richmond dalam Yosal Iriantara dan Usep Syaripudin, memberikan saran untuk meningkatkan efektivitas komunikasi seperti berikut ini:

6 http://edukasi.kompasiana.com/2014/09/03/relasi-guru-dengan-peserta-didik-interaksi-edukatif-671522.html

7 KBBI edisi ke- 4, h. 261

(9)

a. Mengalokasikan sebagian waktu yang tersedia untuk menyampaikan materi utama, dan sebagian mengulang materi dengan cara berbeda seperti Tanya-jawab, memberikan contoh, dan bila perlu juga menyisipkan humor.

b. Membantu siswa memahami dan mencatat materi pembelajaran dengan menyajiakan uraian materi yang mudah dipahami dan dicatat umpamanya dengan menggunakan table, butir-butir penting, gambar dan bagan.

c. Menyampaikan ceramah dalam suasana yang akrab. Menyapa siswa dengan menyebut nama, bertanya-jawab dengan siswa, menggunakan kata yang menunjukan kekitaan seperti “kelas kita’ atau “pelajaran Kita”, senyum, santai, dan selingan humor menjadi contoh tindakan yang dapat meningakatkan efektivitas ceramah dalam pembelajaran.

2. Guru Sebagai Moderator

Salah satu ciri kelas yang efektif adalah adanya interaksi positif antara guru dan siswa serta di antara sesame siswa. Agar menjadi moderator yang efektif, Richmond dalam Yosral Iriantara dan Usep Syaripudin menyebutkan, ada keterampilan yang harus dimiliki oleh guru seperti berikut:

a. Dapat mengajukan pertanyaan pada siswa,

b. Mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran,

c. Mampu mengajukan pertanyaan yang mendorong siswa mendalami sendiri materi pembelajaran.

d. Menggunakan pertanyaan yang mendorong penalaran tingkat tinggi, e. Mampu memfasilitasi berbagai pertannyaan dan komentar siswa, f. Mampu menggunakan media komunikaso nonverbal secara efektif, dan g. Terampil dalam berbagai teknik interaksi guna mencegah kebosanan.9

(10)

3. Guru Sebagai Pembimbing

Dalam pembelajaran yang menekankan asfek psikomotor, guru berperan menjadi pembimbing.10 Sebagai pembimbing guru melatih siswa dengan komunikasi yang baik

dengan maksud untuk menguasai keterampilan yang diharapkan. Selain itu, guru juga harus membuat variasi-variasi latihan agar para murid tidak bosan mengikuti pelatihan yang diberikan.

4. Guru Sebagai Manejer

Sebagai manejer, guru berperan dalam membimbing kelompok belajar yang dibentuknya, baik diskusi, debat, ataupun, unjuk kerja lainnya. Ada dua peran guru dalam tugasnya sebagai manejer yaitu manejer sumber belajar dan manejer personal. Sebagai manejer sumber belajar, guru memutuskan komposisi tugas kelompok dan cara siswa dikelompokan. Sebagai manejer personal, guru menyediakan akses pada informasi yang dibutuhkan.11

5. Guru Sebagai Koordinator dan Inovator

Sebagai coordinator, guru berperan menyelaraskan informasi yang samar-samar dari tiap-tiap kelompok agar tidak terjadi salah pengertian antara siswa yang belajar. Sebagai inovator, guru berperan sebagai penggerak siswa untuk menyelidiki hal-hal baru, selain itu juga guru perlu mengembangkan model pembelajaran yang inovatif seperti memanfaatkan semua media pembelajaran yang ada di kelas guna meningkatkan efektivitas pembelajaran.

D. Pesan Komunikasi

Pesan merupakan komponen terpenting dalam proses komunikasi. Begitu juga dengan komunikasi didalam proses pembelajaran di kelas, apa yang disampaikan merupakan komponen penting komunikasi pembelajaran. Didalam proses pembelajaran, selain menyampaikan materi pembelajaran juga penting untuk

(11)

mengkomunikasikan (1) Ekspektasi positif, (2) tujuan dan hasil belajar, serta (3) umpan balik dan evaluasi.12

1. Mengkomunikasikan Ekspektasi Positif

Ekspektasi positif guru terhadap siswanya membawa guru pada perilaku dan sikaf yang menunjukan pada pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan demikian guru perlu bagi guru untuk mengkomunikasikan ekspektasi yang tinggi atas perilaku dan kemampuan akademik siswanya.13 Dengan adanya ekspektasi positif tersebut, siswa

merasa dihargai, diperhatikan, sehingga siswa terdorong untuk semangat belajar.

Ada beberapa tehnik yang dapat digunakan untuk bisa berkomunikasi dengan ekspektasi positif seperti yang dikemukakan oleh Boynton & Biynton dalam Yosal Iriantara dan Useps yaripudin berikut:

a. Bersikaf adail, seperti saat memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan siswa, atau saat siswa ,e,presentasikan tugasnya didepan kelas,

b. Memberi alokasi waktu yang sama bagi siswa dalam menjawab pertanyaan,

c. Memberi petunjuk atau isyarat yang membantu siswa menjawab pertanyaan,

d. Mengatakan kepada siswa, mereka memiliki kemampuan berkinerja baik,

e. Menyampaikan koreksi secara konstruktif.

2. Mengkomunikasikan Tujuan dan Hasil Belajar

Tujuan pembelajaran menyebutkan apa yang akan dikuasai oleh siswa setelah pembelajaran selesai.14 Tujuan pembelajaran penting bagi siswa karena tujuan tersebut

memberi arah apa yang harus siswa siapkan atau lakukan untuk mencapai tujuan

(12)

pembelajaran. Begitu juga dengan hasil belajar, siswa wajib mengetahui hasil belajar yang telah ia peroleh. Hasil belajar ini dapat digunakan sebagai alat ukur sejauh mana siswa tersebut menguasai pembelajaran, selain itu hasil belajar juga berguna sebagai feedback bagi siswa dalam memperbaiki dan meningkatkan hasil belajarnya di waktu berikutnya.

Banyak cara yang dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengkomunikasikan tujuan dan hasil belajar. Marzano dalam Yosal Iriantara dan Usep syaripudin mengidentifikasikan pendekatan yang efektif dan tak efektif dalam mengkomunikasikan tujuan belajar pada siswa seperti berikut :

a. Mengkomunikasikan tujuan belajar yang tak efektif:

1) Menuliskan tujuan belajar dipapan tulis dan mengharapkan dilihat siswa,

2) Tidak ada perbedaan pernyataan tujuan dan pernyataan kegiatan belajar,

3) Menuliskan tujuan yang terlalu umun dan luas.

b. Mengkomunikasikan tujuan belajar yang efektif:

1) Mendorong siswa menulis ulang dengan kalimat mereka sendiri tujuan belajar yang disampaikan guru,

2) Menuliskan tujuan pembelajaran secara berjenjang.15

3. Mengkomunikasikan Umpan balik dan Evaluasi

Dalam komunikasi, umpan balik merupakan komponen yang berharga untuk memperbaiki atau mengetahui keberhaisilan komunikasi yang kita lakukan.16 Umpan

balik umumnya dilakukan setelah evaluasi pembelajaran. Sedangkan evaluasi

(13)

pembelajaran digunakan oleh guru untuk mengukur dan menilai pencapaian hasil belajar siswa.

Wiggns dalam Yosal Iriantara dan Useps yaripudin mengidentifikasikan, umpan balik yang efektif itu merujuk pada tujuan, kongret dan jelas, bisa dilaksanakan, berorientasi pada siswa, tepat waktu, berkesinambungan dan konsisten.17 Dengan

adanya identifikasi tersebut, guru diharapkan bisa melaksanakannya dengan baik sehingga komunikasi yang mendidik dalam proses pembelajaranpun dapat berjalan dengan lancer.

(14)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

(15)

DAFTAR PUSTAKA

KBBI edisi ke-4

riantara, Yosal dan Syaripudin, Usep. 2013. Komunikasi Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya offiset.

http://bloghenique.blogspot.com/2012/02/komunikasi-pendidikan.html

http://eprints.uny.ac.id/8120/3/BAB%202-06208241034.pdf

Referensi

Dokumen terkait

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa dalam pondok terdapat banyak proses yang dilakukan di dalamnya, tetapi pondok pesantren tidak memiliki prosedur dan tingkat

Girdiği dükkânların birinden Hilton Oteli'ni arayarak, Vasil Tze-nev'den öğrendiği Nilgün'ün oda numarasını verip bağlantı kurmak istedi. Oda cevap vermiyordu; santral

Dari penegasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan Implikasi Metode Cantol Roudhoh terhadap Kemampuan Kegiatan Belajar Membaca Dan Menulis

Rias Busana dan Aksesories (Hari dan Tempat yang sama) a.. Rias Busana Pengantin Internasional untuk Resepsi

PDAM Tirtanadi telah banyak mengalami perubahan-perubahan kemajuan, diantaranya selain melayani kebutuhan air bersih dikota Medan dan sekitarnya, juga melakukan kerja sama operasi

Usia 7-9 tahun merupakan perkembangan awal anak untuk menerima edukasi mengenai keamanan makanan jajanan. Pada jarak usia tersebut kemampuan berfikir anak memiliki

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kesehatan hutan kota dengan mengetahui kondisi fisik mekanik dan tingkat kerusakan tegakan akibat hama penyakit di hutan kota

Penambahan konsentrasi chitosan 2% merupakan nilai terbaik pada uji aroma sehingga sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Muhammad