• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Make A Match Berbantuan Media PowerPoint Siswa Kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Melalui Model Make A Match Berbantuan Media PowerPoint Siswa Kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semar"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

36

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1Pelaksanaan 4.1.1 Kondisi Awal

Sebelum dilaksanakan tahap pelaksanaan siklus I dan II, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi terhadap berlangsungnya kegaiatan belajar mengajar yang dilakukan siswa kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang pada Semester II tahun ajaran 2014/2015. Berdasarkan hasil data yang diperoleh peneliti di kelas 5 SDN Butuh 1 menunjukan hasil yang masih kurang memuaskan, hasil belajar yang diperoleh oleh siswa masih rendah, itu dapat dilihat dari hasil nilai ulangan harian siswa kelas 5 semester II tahun ajaran 2014/2015 diperoleh data pada tabel 4.1

Tabel 4.1

Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Butuh 1 Rentang Jumlah Siswa Persentase Keterangan

60 – 69 13 65 % Belum Tuntas

70 – 79 5 25 % Tuntas

80 – 89 2 10 % Tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 68,8

Nilai tertinggi 85

Nilai terendah 60

Berdasarkan tabel 4.1 mengenai hasil belajar prasiklus IPA Kelas 5 SDN Butuh 1 semester II tahun ajaran 2014/2015, tingkat ketuntasan dapat dilihat pada tabel ketuntasan hasil belajar IPA sebelum tindakan (prasiklus).

(2)

di atas KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA kelas 5 SDN Butuh 1 adalah 70.

Dilihat dari persentase nilai hasil ulangan harian siswa kelas 5 SDN Butuh 1 masih sangat rendah yaitu 35%. Ini diakibatkan oleh guru yang salah dalam pemilihan model pembelajaran yang diterapkan guru saat mengajar, guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah. Ini berakibat siswa kurang tertarik dalam mengkuti pembelajaran dan mengakibatkan hasil belajar siswa rendah.

Berdasarkan dari hasil observasi yang sudah dilakukan, menunjukan bahwa hasil belajar siswa yang masih rendah dan minat belajar siswa yang kurang, maka peneliti akan melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian ini akan menggunakan model pembelajaran Make a Match dan guru akan menggunakan media Power Point sebagai media untuk membantu guru dalam menjelaskan materi pembelajaran agar hasil beajar siswa bisa meningkat.

4.1.2 Deskripsi Siklus 1

Pada pelaksanaan siklus I ini akan dilakukan 3 kali pertemuan yang terdiri dar 2 kali pertemuan tatap muka dan 1 kali pertemuan yang dilakukan untuk evaluasi. Dengan KD “Proses Terbentuknya Tanah”.

4.1.2.1Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan ini peneliti merencanakan apa saja yang akan dilaksanakan pada siklus I. Pada tahap pertama peneliti merancang rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus pertama ini RPP dirancang dalam 3 pertemuan, lalu mennentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, menentukan indikator, dan menentukan tujuan pembelajaran.

(3)

menjelaskan materi menggunakan model pembelajaran Make a Match. Dan yang terakhir adalah lembar evaluasi bagi siswa, lembar observasi guru dan siswa yang nantinya digunakan untuk observer yang mengamati jalannya proses kegiatan belajar mengajar.

Setelah semua dipersiapkan, peneliti berkonsultasi dengan guru kelas 5 SDN Butuh 1 mengenai RPP dan menjelaskan bagaimana mekanisme jalanmya pembelajaran menggunakan model pembelajara Make a Match berbantuan dengan media Power Point.

4.1.2.2Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I dilaksanakan pada bulan April 2015 Di SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Tahun ajaran 2014/2015. Jumlah seluruh siswa kelas 5 SDN Butuh 1 20 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Pada pembelajaran ini guru mengajarkan. Proses pembelajaran keseluruhan dilakukan oleh guru kelas 5

Pelaksanaan pembelajaran IPA dengan materi Proses Terbentukya Tanah menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point akan dilakukan selama 3 pertemuan.

1) Pelaksanaan Siklus I Pertemuan I

Pertemuan pertama dalam siklus I dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 18 April 2015 dengan materi Jenis-jenis batuan. Sebelum memulai pembelajaran, guru sudah mempersiapkan alat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Diawal pembelajaran terlebih dahulu guru mengajak siswa berdoa, lalu guru mengabsen kehadiran siswa. Guru juga menjelaskan mengenai materi yang akan dipelajari pada hari itu dan menjelaskan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model Make a Match. Sebelum menjelaskan materi pembelajaran guru terlebih dahulu memberkan apresepsi kepada siswa berupa gambar tebing yang mengalami pengikisan. Dengan menggunakan apresepsi tersebut guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu.

(4)

mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan mengajak siswa bertanya jawab mengenai jenis-jenis batuan dan nama-nama batuan tersebut hingga siswa mengerti. Siswa diminta menyebutkan jenis-jenis batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan. Setelah semua di lakukan guru mempersiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match, pertama-tama guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match guru juga memberikan kesepakatan kepada siswa jika tidak bisa menemukan pasangan sesuai waktu yang diputuskan, siswa yang tidak menemukan pasangan diminta untuk menyanyi didepan kelas. Siswa diminta untuk mencocokan kartu soal yang berisi gambar batu dengan kartu jawaban yang berisi nama batuan. Setelah siswa mencocokan soal dengan jawaban siswa diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban yang mereka cocokan, siswa yang tidak maju mengoreksi jawaban siswa yang maju. Kegiatan ini dilakukan selama bebrapa kali hingga siswa mengerti tentang materi yang diajarkan hari itu.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti, lalu guru mengajak. Siswa me review mengenai materi yang sudah diajarkan dalam pertemuan tersebut. Sebuk digunakan dalam pertemuan selanjutnya. Sebagai kegiatan tindak lanjut siswa diminta untuk membawa batuan dari rumah masing-masing untuk digunakan pertemuan selanjutnya.

2) Pelaksanaan Siklus I Pertemuan II

(5)

apresepsi tersebut guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan pada pertemuan kali ini.

Guru meminta siswa untuk memperhatikan gambar-gambar batu yang disajikan dalam media Power Point, guru memberikan gambar berupa bentuk batuan beserta cara terbentuknya, guru mengajak siswa untuk bertanya jawab mengenai cara terbentuknya batuan tersebut. Kegiatan selanjutnya guru menunjukan ciri-ciri batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan, guru menjelaskan mengenai ciri-ciri batuan satu persatu dari jenis batuan beku, batuan endapan, dan batuan malihan. Setelah semua materi dijelaskan menggunakan media Power Point guru mengajak siswa untuk bermain mencocokan kartu soal denga kartu jawaban dalam model pembelajaran Make a Match. Sebelum memulai mencocokan, guru menjelaskan cara bermain dan memberikan aturan-atuaran dalam mencocokan kartu soal dan jawaban. Dalam mencari jawaban siswa diberi waktu selama 2 menit, setelah siswa menemukan pasangannya siswa diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban yang mereka cocokan. siswa yang lain mengoreksi hasil jawaban siswa yanga maju didepan kelas. Jika dalam 2 menit tersebut siswa tidak dapat menemukan jawaban maka siswa akan dihukum bernyanyi didepan kelas bersama pasangan yang tidak dapat menemukan jawaban. Kegiatan mencocokan kartu soal dan jawaban dilakukan selama 3 kali putaran. Setelah kegiatan tersebut selesai guru mengajak siswa untuk merangkum materi yang diajarkan pada pertemuan ke II.

Kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dimengerti. Guru memberikan sedikit penjelasan mengenai materi yang diajarkan pada pertemuan sebelumnya dan pertemuan hari ini. Pada akhir pembelajaran guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi mengenai materi yang sudah diajarkan pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua.

3) Pelaksanaan Siklus I Pertemuan III

(6)

waktu 1 jam pelajaran atau 35 menit. Dalam evaluasi ini siswa diminta untuk mengerjakan soal pilihan ganda yang keseluruhan berjumlah 20 butir soal. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru membeahas beberapa soal yang dianggap siswa sukar untuk dikerjakan.

4.1.2.3Observasi

Pada tahap ini yang menjadi observer yaitu teman sejawat dari peneliti yang melakukan penilaian terhadap kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung, seperti aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, kegiatan siswa saat mengikuti jalannya pembelajaran.dan aktivitas pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point.

1) Hasil Observasi Guru Siklus I

Observasi ini dilakukan oleh observer yang ditujukan untuk mengamati berlangsungnya proses belajar mengajar yang terjadi di kelas 5 SDN Butuh 1. Yang diamati observer adalah bagaimana guru menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam lembar observasi tersebut terdapat 20 indikator penilaian yang dari 20 indikator penilaian tersebut nantinya akan dinilai dari 1-5.

Hasil observasi yang dilakukan observer dalam pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point dapat dilihat pada tabel 4.2

Tabel 4.2

Hasil Observasi Guru Siklus I

No Aspek yang dinilai Jumlah skor

(7)

Dapat dilihat dari tabel hasil observasi guru dalam pembelajaran IPA siklus I, terdapat 3 kegiatan yang dinilai yaitu kegiatn awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal terdapat 4 indikator penilaian yang dinilai yaitu mempersiapkan ruang, melakukan apresepsi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. dari 4 indikator tersebut didapatkan skor 11. Dalam mempersiapkan ruang dalan alat-alat sebelum pembelajaran dimulai sudah cukup baik. Namun dalam kegiatan awal ini guru belum menjalaskan pembelajaran menggunakan model Make a Match.

Aspek selanjtnya yang dinilai adalah kegiatan inti, dalam kegiatan ini terdapat 13 indikator penilaian. Dalam kegiatan inti ini dari 13 indikator penilaian didapatkan skor 43. Aspek yang dinilai dalam kegiatan inti ini adalah mengenai penguasaan materi, mengaitkan materi pebelajaran dengan kehidupan sehari-hari, menggunakan media pebelajaran dengan efektif , melibatkan siswa dalam pennyampaian materi, menyampaiakan materi kepada siswa dengan jelas, membimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model Make a Match. Dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa menggunakan media Power Point guru masih kurang efektif, guru dalam menjelaskan masih fokus pada buku. Dalam melaksanakan pembelajaaran menggunakan model Make a Match siswa masih kurang mengerti dikarenakan guru tidak menjelaskan bagaimana pembelajaran menggunakan model Make a Match.

Aspek selanjutnya yang dinilai adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan ini terdapat 3 indikator penilaian. Dalam kegiatan penutup ini dari 3 indikator penilaian didaptkan skor 9. Aspek yang dinilai dalam kegiatan penutup ini antara lain, melakukan refleksi setelah melaksanakan pembelajaran, membuat rangkuman dan simpulan, memberikan tindak lanjut. Dalam kegiatan ini guru masih kurang melibatkan siswa dalam membuat kesimpulan dan guru tidak memberikan tindak lanjut.

(8)

2) Hasil Observasi Siswa Siklus I

Hasil observasi aktivitas siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan media Power Point pada siklus I dapat dilihat dalam tabel 4.3

Tabel 4.3

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

No Aspek yang dinilai Jumlah skor

1. Kegiatan Awal 7 dalam kategori aktif. Dalam tabel aktivits siswa dalam mengikuti pembelejaran terdapat 3 aspek yang dinilai dan dari 3 aspek tersebut terdiri dari 14 indikator penilaian. Aspek yang dinilai pertama kali adalah kegiatan awal terdapat 2 indikator penilaian yaitu siswa menunjukan kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dan menjawab pertanyaan dari guru dalam mengawali pembelajaran. Dalam mengawali pembelajaran siswa mempersiapkan buku dan alat tulis dengan baik, namun masih ada beberapa siswa yang bermain dengan teman sebangku, banyak siswa yang belum merespon apresepsi dari guru.

(9)

sehingga saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut mereka tidak menjawab. Keaktifan siswa belum terlihat selama pembelajaran berlangsung. Saat pembentukan kelompok beberapa siswa ada yang langsung mematuhi perintah dari guru namun ada beberapa siswa yang ingin membentuk kelompok sesuai dengan kemauan mereka sendiri. Saat siswa diminta untuk mencari pasangan ada beberapa siswa malah mengganggu kelompok lain. Ini menunjukan bahwa siswa masih belum bisa menghormati guru dan teman.

Aspek yang ketiga adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup terdapat 2 indikator. Yang dinilai dalam aspek ini adalah keaktifan siswa menyampaikan rangkuman dikahir pembelajaran dan membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang sudah berlangsung. Dari kedua indikator tersebut hanya bebrapa siswa saja yang melaksanakannya, banyak siswa yang tidak.

3) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Butuh 1 pada mata pelajaran IPA diperoleh dari Tes evaluasi yang diberikan saat pertemuan ketiga siklus I. Berikut adalah hasil nilai tes Evaluasi siswa kelas 5 SDN Butuh 1, yang akan diajikan pada Tabel 4.4

Tabel 4.4

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I

Rentang Nilai Frekuensi Peresentase Keterangan

50 – 59 2 10 % Belum Tuntas

60 – 69 6 30 % Belum Tuntas

70 – 79 8 40 % Tuntas

80 – 89 4 20 % Tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 73,25

Nilai Terendah 50

Nilai Tertinggi 80

(10)

siswa, siswa yang mendapat nilai dari rentang 70 – 79 terdapat 8 siswa, dan yang mendapat nilai dari rentang 80 – 89 terdapat 4 siswa. Dalam nilai evaluasi sisklus I ini didapatkan rata-rata nilai 73,25. Dari keseluruhan nilai nilai tertinggi 80 dan nilai terendah 50. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 8 siswa sedangkan yang mendapatkan nilai diatas KKM adalah sebanyak 12 siswa.

Persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 siklus I dapat dilihat pada diagram 4.1

Gambar 4.1 DiagramKetuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I

Dalam diagram presntase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 siklus I dapat dilihat, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 60%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pra siklus yaitu 35%. Walaupun presentase hasil belajar siswa kelas 5 meningkat, namun ini belum memenuhi target ketuntasan yang ditentukan oleh peneliti yaitu 80%.

4.1.2.4Tahap Refleksi

Setelah melaksanakan pembelajaran pada siklus I, peneliti mendapatkan hasil peningkatan hasil belajar IPA pada siklus I. Masih terdapat 40% siswa yang belum mencapai nilai diatas KKM.. Pada tahap pra siklus terdapat 13 siswa atau 65% yang bmendapatkan nilai dibawah KKM dan 7 siswa atau 35% siswa yang

60%

40%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70%

Tuntas Tidak Tuntas

(11)

mendapatkan nilai diatas KKM. Sedangkan dalam siklus I siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM menurun menjadi 8 siswa atau 40%, sedangkan yang mendapatkan nilai diatas KKM meningkat menjadi 12 siswa atau 60%, rata-rata nilai keselurhan 75,25 dengan nilai tertinggi 80 sedangkan nilai terendah 50 Dalam pelaksanan siklus I ini masih ada beberapa siswa yang tidak mendengarkan saat guru menjelaskan materi pembelajaran. Guru saat awal pembelajaran tidak menjelaskan langkah-langkah pembelejaran menggunakan model Make a Match, sehingga saat siswa melakukan permainan menjodohkan kartu soal dan jawaban masih kurang mengerti. Dari hasil pelaksanaan siklus I ini terdapat bebeapa kekurangan dan kelebihan yang nantinya akan dikembangkan dan diperbaiki pada siklus yang ke II.

Pada pembelajaran siklus I yang perlu untuk diperbaiaki antara lain : guru harus dapat memotivasi siswa untuk lebih berani dalam berpendapat, guru lebih mengaktifkan siswa saat pembelajaran berlangsung, mengajak siswa untuk lebih percaya diri saat presentasu di depan kelas. Kelebihan yang terdapat dalam pembelajaran siklus I antara lain : minat siswa dalam belajar mulai meningkat karena guru memanfaatkan media pembelajaran Power Point, siswa senang mengikuti pembelajaran karena ditengah pembelajaran diselingi dengan permainan menjodohkan kartu soal dan jawaban.

4.1.3 Deskripsi Siklus II

Pembelajaran pada siklus ke II ini masih sama dengan pembelajaran yang dilakukan pada siklus ke I. Yang terdiri dari tiga kali pertemuan. Pertemun perama dan kedua dilakukan untu pertemuan tatap muka dan pertemuan ke tiga digunakan untuk tes evasluasi siklus II. Pelaksanan siklus ke II ini dilakukan untuk meningkatka hasil belajar siswa.

4.1.3.1Tahap Perencanaan

(12)

rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dalam siklus II ini RPP dirancang dalam 3 pertemuan, lalu mennentukan standar kompetensi, kompetensi dasar, menentukan indikator, dan menentukan tujuan pembelajaran.

Peneliti mempersiapkan media dan alat alat yang akan digunakan oleh guru dalam menjelaskan materi pembelajaran menggunakan model pembelajara Make a Match. Dalam penelitian ini peneliti mempersiapkan Power Point yang berfungsi sebagai media yang dimanfaatkan oleh guru dalam menjelaskan materi pembelajaran IPA mengena, Laptop, LCD Proyektor, kartu soal dan kartu jawaban yang nantinya akan digunakan guru dalam menjelaskan materi menggunakan model pembelajaran Make a Match. Dan selanjutnya adalah lembar evaluasi bagi siswa, lembar observasi guru dan lembar observasi siswa yang nantinya digunakan observer untuk mengamati jalannya proses kegiatan belajar mengajar di kelas 5.

Setelah semua dipersiapkan, peneliti berkonsultasi dengan guru kelas 5 SDN Butuh 1 mengenai RPP dan menjelaskan bagaimana mekanisme jalanmya pembelajaran menggunakan model pembelajara Make a Match berbantuan dengan media Power Point. Sehingga nantinya pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar.

4.1.3.2Tahap Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pembelajaran siklus ke II dilakukan pada bulan april. Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 25 April 2015, pertemuan ke dua dilaksanakan pada tanggal 27 April 2015, dan pertemuan terakhir dilaksanakan pada tanggal 29 April 2015.

1) Pelaksanaan Siklus II Pertemuan I

(13)

menjelaskan materi pembelajaran guru terlebih dahulu memberikan apresepsi kepada siswa berupa gambar karang yang terkena ombak. Dengan menggunakan apresepsi tersebut guru menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dalam pembelajaran hari itu.

Pada kegiatan inti, guru menunjukan gambar peta konsep mengenai proses terbentuknya tanah, lalu guru menunjukan gambar batuan yang mengalami pelapukan secara fisika dan biologi. Guru mengajak siswa untuk berperan aktif dalam pembelajaran dengan mengajak siswa bertanya jawab mengenai jenis-jenis pelapukan hingga siswa mengerti. Siswa diminta menyebutkan jenis-jenis batuan yang mengalami pelapukan secara fisika dan biolagi di sekitar lingkungan ruamh mereka. Setelah semua di lakukan guru mempersiapkan kartu soal dan kartu jawaban yang akan digunakan dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran Make a Match, pertama-tama guru menjelaskan langkah-langkah Make a Match guru juga memberikan kesepakatan kepada siswa jika tidak bisa menemukan pasangan sesuai waktu yang diputuskan, siswa yang tidak menemukan pasangan diminta untuk menyanyi didepan kelas. Siswa diminta untuk mencocokan kartu soal yang berisi gambar batu dengan kartu jawaban yang berisi nama batuan. Setelah siswa mencocokan soal dengan jawaban siswa diminta untuk mempresentasikan hasil jawaban yang mereka cocokan, siswa yang tidak maju mengoreksi jawaban siswa yang maju. Kegiatan ini dilakukan selama bebrapa kali hingga siswa mengerti tentang materi yang diajarkan hari itu.

Dalam kegiatan akhir guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang kurang dimengerti, lalu guru mengajak. Siswa mengulang mengenai materi yang sudah diajarkan dalam pertemuan tersebut. Agar siswa lebih berani dalam berpendapat guru menunjuk siswa secara acak untuk menyebutkan kesimpulan yang sudah mereka buat. sebagai kegiatan tindak lanjut siswa diminta untuk membaca mengenai susunan-susunan tanah.

2) Pelaksanan Siklus II pertemuan II

(14)

digunakan untuk menjelaskan materi pembelajaran mengenai susunan-susunan tanah. Guru mempersiapkan laptop, LCD proyektor, kartu soal dan jawaban. Sebelum memulai pembelajaran siswa diajak berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa guru mengabsen kehadiran siswa kelas 5. Untuk mengecek kesiapan siswa dalam mengikti pembelajaran guru menanyakan tentang apa yang sudah mereka pelajari tadi malam, lalu guru bertanya jawab mengenai materi yang akan mereka pelajari. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan model pembelajaran Make a Match.

Pada kegiatan inti guru meminta siswa untuk memperhatikan Power Point didepan kelas, guru menyajikan penjelasan mengenai lapisan-lapisan tanah, dari lapisan tanah, lapisan tanah bawah dan lapisan induk tanah. Guru dalam menjelaskan materi menggunakan menggunakan media Power Point sudah sangat efisien sehingga siswa dalam mengikuti pembelajaran sangat antusias. Saat guru mengajak siswa bertanya jawab banyak siswa yang aktif menjawab dan memaparkan pendapatnya, ini menunjukan peningkatan dibandingkan dengan keaktifan siswa pada siklus I yang masih sangat pasif dalam menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Saat siswa diminta membentuk kelompok sudah dapat membentuk dengan intruksi yang diberikan oleh guru tidak seperti pada pembelajaran siklus I, siswa masih gaduh saat dibentuk kelompok dan siswa dalam mebentuk kelompok masih semaunya sendiri. Sebelum memulai permainan mencocokan kartu soal dan jawaban guru menjelaskan dahulu peraturan-peraturan dalam permaian. Siswa diberikan waktu 3 menit untuk memnemukan pasangan dari kartu yang mereka dapatkan. Jika ada siswa yang tidak dapat menemukan pasangan dalam waktu 3 menit maka siswa akan mendapatkan hukuman sesuai dengan kesepakatan mereka. Setelah siswa menemukan pasangan mereka masing-masing mereka diminta untuk mempresentasikan mengenai hasil yang mereka cocokan. siswa yang lain menanggapi mengenai hasil presentasi teman yang maju kedepan kelas.

(15)

diminta untuk membuat rangkuman mengenai pelajaran yang sudah dipelajari. Guru meminta siswa untuk menyampaikan kesimpulan dari pembelajaran yang sudah dipelajari, dan banyak siswa yang menyampaikan pendapat sesuai dengan jawaban yang mereka buat.

3) Pelaksanaan Siklus II Pertemuan III

Pertemuan ke III dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 29 April 2015. Pada pertemuan ini dilaksanakan untuk evaluasi, pelaksanaan evaluasi dengan alokasi waktu 1 jam pelajaran atau 35 menit. Dalam evaluasi ini siswa diminta untuk mengerjakan soal pilihan ganda yang keseluruhan berjumlah 20 butir soal. Setelah semua siswa selesai mengerjakan soal evaluasi, guru membahas beberapa soal yang dianggap siswa sukar untuk dikerjakan.

4.1.3.3Observasi

Pada tahap ini yang menjadi observer yaitu teman sejawat dari peneliti yang melakukan penilaian terhadap kegiatan yang terjadi dalam pembelajaran yang berlangsung, seperti aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran di kelas, kegiatan siswa saat mengikuti jalannya pembelajaran.dan aktivitas pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point.

1) Hasil Observasi Guru Siklus I

observasi ini dilaksanakan untuk mengamati dan menilai mengenai berkangsunya proses belajar mengajar yang terjadi di kelas 5 SDN Butuh 1. Yang diamati oleh observer adalah bagaimana guru dalam menyampiakan materi pembelajaran kepada siswa. Dalam lembar observasi aktivitas guru ini terdapat 3 aspek kegiatan dan terdapat 20 indikator penilaian, dari 20 indikator penilaian tersebut nantinya akan dinilai dari skor 1 – 5.

(16)

Tabel 4.5

Hasil Observasi Guru Siklus II

No Aspek yang dinilai Jumlah skor

1. Kegiatan Awal 19

2. Kegiatan Inti 54

3. Kegiatan Penutup 13

Jumlah 86

Nilai : Jumlah total skor Kategori

81 – 100 : sangat baik 61 – 80 : baik

41 – 60 : cukup 21 – 40 : tidak baik

≤ 20 : sangat tidak baik

Pada tabel 4.5 Observasi aktivitas guru dalam pembelajaran IPA siklus II, terdapat 3 kegiatan yang dinilai yaitu kegiatan awal, keiatan inti, dan kegiatan penutup. Pada kegiatan awal terdapat 4 indikator yang penilaian yaitu mempersiapkan ruang, memberikan apresepsi seblum pembelajaran dimulai, menyampaikan tujan pembelajaran, dan menjelaskan mekanisme pembelajaran meggunakan model Make a Match. Dari 4 indikator penilaian didapatkan skor 19. Dalam mempersiapkan ruang dalan alat-alat untuk menunjang kelancaran jalanya pembelajaran guru sangat baik. Dalam memulai pembelajaran guru juga memberikan apresepsi kepada siswa sehingga siswa sejak awal pembelajaran sudah mengerti apa yang nantinya akan mereka pelajari. Sebleum memulai pembelajaran guru juga menjelaskan mekanisme model pembelajaran menggunakan model Make a Match.

(17)

dengan efektif, melibatkan siswa dalam menjelaskan mater, menyampaikan materi kepada siswa dengan jelas, memimbing siswa dalam melaksanakan pembelajaran kepada siswa meggunakan model pembelajaran Make a Match. Guru sangat menguasai materi yangdiajarkan kepada siswa, guru sudah mempersiapkan sejak awal sehingga materi yang disampaikan sangat jelas. Dalam menggunakan media pembelajaran guru sagat efisien, saat menjelaskan tidak terlalu lama sehingga siswa sangat antusias mendengarkan penjelasan dari guru. Dalam pembelajaran menggunakan model Make a Match saat siswa mengalami kesulitan guru membimbing siswa dalam mencari jawaban yang tepat. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran Make a Match dengan jelas kepada siswa sehingga saat kegiatan mencocokan kartu soal dan jawaban berjalan dengan lancar.

Aspek yang ke tiga adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup ini terdapt 3 indikator penilaaian. Dalam kegiatan penutup ini dari 3 indikator penilaian didapatkan skor 13. Aspek yang dinilai dalam kegiatan penutup ini antara lain, guru memberikan refleksi setelah pembelajaran, membuat rangkuman dan kesimpulan dan yang terakhir memberikan tidak lanjut. Pada akhir pembelajaran guru sudah meminta siswa untuk membuat kesimpuan dan siswa diminta untuk memaparkan kesimpulan tersebut, banyak siswa yang berpendapat dalam kegiatan penutup ini.

Keseluruhan skor nilai yang didapat dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup adalah 86. Dengan skor yang didapat dalam observasi guru ini termasuk dalam kategori sangat baik.

2) Hasil Observasi Siswa Siklus II

(18)

Tabel 4.6

Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II

No Aspek yang dinilai Jumlah skor

1. Kegiatan Awal 10

2. Kegiatan Inti 42

3. Kegiatan Penutup 8

Jumlah 60

Persentase 85,7%

Nilai : 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎 ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 X 100% Kategori

81% – 100% : sangat baik 61% – 80% : baik

41% – 60% : cukup 21% – 40% : tidak baik

≤ 20% : sangat tidak baik

Pada tabel 4.6 hasil observasi siswa dalam pembelajaran IPA siklus II terdapat 3 aspek yang dinilai yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, kegiatan penutup. Aspek yang dinilai pertama kali adalah kegiatan awal, dalam kegiatan awal terdapat 2 indikator penilaian yaitu siswa menunjukan kesiapan dalam mengikuti pembelajaran dan menjawab pertanyaan dari guru saat mengawali pembelajaran. Dalam mengawali pembelajaran siswa sudah duduk tenang di tempat duduk mereka masing-masing, setiap siswa sudah mempersiapkan buku dan alat tulis. Saat guru memulai pembelajaran dengan memberikan apresepsi banyak siswa yang menjawab pertanyaan dari guru, ini menunjukan hal yang positif.

(19)

yang masih bermain saat guru menjelaskan materi. Siswa mulai aktif dalam mengikuti pembelajaran, saat guru memberikan pertanyaan kepada siswa banyak yang tunjuk jari ingin menjawab, ini menunjukan peningkatan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran. dalam membentuk kelompok siswa langsung menempatkan diri ke anggota masing-masing. Saat mencocokan kartu soal dan kartu jawaban banyak siswa yang antusias. Kepercayaan diri siswa meningkat, ini terbukti saat siswa diminta mempresentasikan hasil mencocokan kartu soal dan jawaban banyak siswa yang ingin maju.

Aspek yang ketiga adalah kegiatan penutup, dalam kegiatan penutup terdapat 2 indikator. Yang dinilai dalam aspek ini adalah keaktifan siswa menyampaikan rangkuman dikahir pembelajaran dan membuat kesimpulan mengenai pembelajaran yang sudah berlangsung. Di akhir pembelajaran siswa membuat rangkuman mengenai proses pembelajaran yang sudah mereka ikuti, dalam menyampaikan kesimpulan banyak siswa yang berpendapat.

Hasil skor aktivitas siswa kelas 5 dalam siklus ke II yang dapat dilihat pada tabel 4.8 di persentasekan sebesar 85,7%. Aktivasi siswa dalam siklus ke II ini termasuk dalam kategori sangat aktif.

3) Hasil Belajar

Hasil belajar siswa kela 5 SDN Butuh 1 pada mata pelajaran IPA diperoleh dari Tes evaluasi yang diberikan saat pertemuan ketiga siklus II. Berikut adalah hasil nilai tes evaluasi siswa yang disajikan pada tabel 4.7

Tabel 4.7

Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus II

Rentang Nilai Frekuensi Persentase Keterangan

50 – 59 1 5% Belum Tuntas

60 – 69 3 15% Belum Tuntas

70 – 79 10 50% Tuntas

80 – 89 4 20% Tuntas

90-100 2 10% Tuntas

Jumlah 20 100%

Rata-rata 75,25

Nilai Terendah 50

(20)

Pada tabel 4.9 dapat dilihat bahwa siswa yang mendapat nilai dari rentang 50 – 59 sebayak 1 siswa, siswa yang mendapat nilai dari rentang 60 – 69 terdapat 3 siswa, siswa yang mendapat nilai dari rentang 70 – 79 sebanyak 10 siswa, dan siswa yang mendapat nilai dari rentang 90 – 100 sebanyak 2 siswa. dalam hasil nilai evaluasi siklus II ini didapatkan rata-rata nilai 75,25. Nilai tertinggi dari tes evaluasi siklus II adalah 90 dan nilai terendah 50. Siswa yang mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebanyak 4 siswa sedangkan yang mendapatkan nilai diatas KKM adalah sebanyak 16 siswa.

Persentase ketuntasan hasil belajar IPA kelas 5 siklus I dapat dilihat pada diagram 4.2

Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II

Dalam diagram presntase ketuntasan hasil belajar siswa kelas 5 siklus II dapat dilihat, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM 80%. Hasil ini mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil pra siklus yaitu 20%. Hasil belajar siswa kelas 5 SDN Butuh 1 pada setiap siklus mengalami peningkatan. Dalam siklus ke II ini tingkat ketuntasan mencapai 80% jadi dapat disimpulkan bahwa indikator ketuntasan siswa yang ditentukan oleh peneliti tercapai.

4.1.3.4Tahap Refleksi

80%

20%

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90%

Tuntas Tidak Tuntas

(21)

Setelah pelaksanaan siklus II dilaksanakan oleh guru, peneliti mendapatkan hasil belajar siswa kelas 5 SDN Butuh 1 meningkat. Model pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam melaksanakan pembelajaran sangat memuaskan, dengan memanfaatkan media pembelajaran guru sangat terbantu dalam menjelaskan materi pembelajaran kepada siswa. dengan menggunakan media pembelajaran ini juga siswa juga makin antusias dalam mengikuti pembelajaran. siswa saat mengikuti pembelajaran mulai aktif, siswa tidak lagi bermain saat guru sedang menjelaskan materi. Dengan menggunakan media Power Point siswa dapat melihat secara langsung bagaiamana proses-proses terbentuknya tanah, siswa tidak perlu melihat langsung namun siswa hanya melihat dari gambar yang disajikan oleh guru melaui media Power Point.

Pertemuan siklus I mash terdapat beberapa kekurangan namun dengan adanya siklus ke I, kekurangan yang ada di siklus I dapat diperbaiki pada pertemuan siklus II. Tidak hanya kekurangan yang dapat diperbaiki, namun hasil belajar ketuntasan dan hasil belajar siswa siklus ke II meningkat dan sesuai dengan indikator kinerja yang ditetapkan oleh peneliti.

4.2Analisis Deskriptif Komparatif

(22)

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Kelas 5 SDN Butuh 1 Semester II Tahun Ajaran 2014/2015

Ketuntasan belajar

Pra Siklus Siklus I Siklus II

f (%) F (%) f (%)

Tuntas 7 35 12 60 16 80

Tidak tuntas 13 65 8 40 4 20

Jumlah 20 100 20 100 20 100

Nilai Tertinggi 85 80 90

Nilai Terendah 60 50 50

Rata-rata 68,8 73,25 75,25

(23)

Gambar 4.3 Diagram Ditribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Pra siklus, Siklus I, dan Siklus II

Berdasarkan gambar diagram 4.3 dapat dijelaskan bahwa banyaknya siswa yang mencapai ketuntasan mnegalami peningkatan dari pra siklus, siklus I, sampai dengan siklus II. Peningkatan pada saat pra siklus ke siklus I besarnya peningkatan 25%, siklus I sebanyak 35% pada siklus I menjadi 60%, dari siklus I ke siklus II besarnya peningatan 20%, siklus I sebanyak 60% pada siklus II sebanyak 80%. Sedangkan jumlah siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM jumlahnya dalam setiap siklus dari pra siklus, siklus I, dan Siklus II jumlahnya menurun. Pada pra siklus jumlahnya 65% yang belum tuntas, siklus II 40%, siklus II menurun menjadi 20%.

4.3Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam kegatan pembelajaran di kelas 5 SDN Butuh 1, guru dalam menjelaskan materi pembelajaran masih menggunakan model ceramah, ini dpilih oleh guru karena lebih mudah dan tidak perlu banyak melakukan persiapan-persiapan sebelum melaksanakan pembelajaran. Dari proses kegiatan pembelajaran yang terjadi di

(24)

kelas 5 ini mengakibatkan kegiatan belajar siswa tidak efekti, siswa kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran dan siswa cenderung pasif. Siswa hanya mendengarkan guru dalam menjelaskan materi. Pemblajaran ini keseluruhan didominasi oleh guru, sehingga siswa menjadi bosan dan ini membuat siswa mencari kegiatan yang membuat mereka tidak bosan yaitu bermain dan bercerita dengan teman sebangku mereka. Hal itu adalah beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas 5 SDN Butuh 1 yang masih rendah. Dalam kegiatan pra siklus dapat dilihat dari 20 siswa keseluruhan yang mendapat nilai diatas KKM terdapat 7 siswa atau 35%, sedangkan yang mendapat nilai di bawah KKM lebih banyak yaitu 13 siswa atau 65%. Dengan demikian peneliti perlu melakukan perbaikan terhadap pembelajaran di kelas 5 SDN Butuh 1 dengan menggunakan model pembelajaran dan memanfaatkan media pembelajaran yang ada di sekolah. Penelti menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point. Keberhasilan dari penerapan model Make a Match berbantuan dengan media Power Point dapat dilihat dalam tabel 4.9

Tabel 4.9

Perbandingan Analisis Observasi Siklus I dan Siklus II

Tindakan Siklus I Siklus II

X % X %

Aktivitas Guru

67 67% 86 86%

Aktivitas Siswa

52 74,2 60 85,7%

(25)

mengalami peningkatan menjadi 86 dengan persentase 86%. Dalm pembelajaran ini yang mengalami peningkatan bukan hanya dari observasi aktivitas guru saja namun dari aktivitas siswa juga. Pada pelaksanaan siklus I skor yang diperoleh dari aktivitas siswa adalah 52 dengan presentase 74,2%. Pada pelaksanaan siklus II skor yang diperoleh dari observasi siswa mengalami peningkatan menjadi 60 dengan presentase 85,7%. Untuk mengetahui perbandingan skor observasi guru dan siswa pada pelaksanaan siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tebel 4.4

Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Analisis Rata-rata Observasi Siklus I dan II

Berdasarkan diagram 4.4 dapat dilihat perbandingan rata-rata skor observasi akivitas guru dan siswa dalam setiap pelaksanaan siklus mengalami peningkatan. Peningkatan ini terjadi setelah guru dalampembelajaran IPA menggunakan model Make a Match berbantuan dengan media Power Point. Peningkatan ini juga berdampak pada hasil belajar siswa kelas 5 SDN Butuh 1.

(26)

yang didapat 50. Pada siklus I masih banyak siswa yang bermain saat guru menyampaikan materi pembelajaran, sehingga ketuntasan yang didapat dari siklus I belum mencapai indikator keberhasilan.

Pembelajaran siklus I belum mencapai indikator pencapaian sehingga peneliti perlu memberikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM berjumlah 16 siswa (80%), ini tepat pada indikator keberhasilan yang ditentukan oleh peneliti, berarti pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Make a Match berbantuan dengan media Power Point dapat meningkatkan hasil belajar siswa. namun dalam siklus II masih terdapat 4 siswa yang mendapatkan nilai dibawah KKM. Dari ke empat siswa yang belum tuntas tersebut saat mengikuti pembelajaran tidak bisa serius sehingga dalam pembelajaran setiap harinya juga sama seperti yang dilihat.

Dalam penelitian ini terbukti bahwa pembelajaran IPA dengan menerapkan model Make a Match berbantuan dengan media Power Point pada siswa kelas 5 SDN Butuh 1 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.1
Tabel 4.2
Tabel 4.3
Tabel 4.4 Distribusi Nilai Hasil Belajar IPA Siklus I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diharapkan perusahaan selaku pemain dalam sektor ini dapat mengetahui lebih baik akan pengaruh dari kesadaran merek, asosiasi merek,

yang mempengaruhi keputusan wali siswa dalam memilih SD YPPK St.. 1.4

Seperti juga metodologi penelitian berlandaskan positivisme,metodologi penelitian berlandaskan rasionalisme juga mengejar diperolehnya generalisasi atau hukum-hukum baru,

Dapat dilihat bahwa, berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan melakukan pembelajaran menggunakan metode Snowball Throwing pada kelas XI IPA SMA

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi dan disahkan pada.. tanggal 13 Agustus 2003 oleh Presiden Republik Indonesia saat itu, yakni Megawati

Berdasarkan tabel 4.10 dari hasil analisis dengan uji Kendal Tau, Hubungan Sikap Orangtua tentang autis dengan Tingkat Stress Orangtua yang memiliki anak Autis di SLB Khusus

The purpose of this study was to determine the effect of rice straw and compost application on the community structure of bacteria associated with five kinds of

meskipun demikian perbankan syariah di Pakistan lebih unggul di bandingkan perbankan syariah di Indonesia berdasarkan analisis pada rasio kinerja maqasid syariah index