• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kualitas Pelayanan Publik Di Pt. Pegadaian (Persero) (Studi Pada Kantor Pt. Pegadaian (Persero) Upc Padangmatinggi, Kota Padangsidimpuan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah - Kualitas Pelayanan Publik Di Pt. Pegadaian (Persero) (Studi Pada Kantor Pt. Pegadaian (Persero) Upc Padangmatinggi, Kota Padangsidimpuan)"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Pelayanan publik yang menjadi fokus studi Ilmu Administrasi Publik di

Indonesia, masih menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan

penyelesaian komprehensif. Pada dasarnya setiap manusia membutuhkan pelayanan,

bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan

dengan kehidupan manusia. Gagasan pelayanan yang diberikan oleh pemerintah

kepada masyarakat terus mengalami pembaruan baik dari sisi paradigma maupun

format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan

perkembangan di dalam pemerintahan itu sendiri. Meskipun demikian, pembaruan

dari kedua sisi tersebut sampai saat ini masih tetap belum memuaskan dalam arti

posisi negara, masyarakat dan pemerintah masih tetap belum menguntungkan di

pihak masyarakat, sebagai pihak yang lemah dan termarjinalisasi dalam kerangka

pelayanan.

Oleh karena itu, dibutuhkan semacam pembaruan makna, bahwa pemerintah

dibentuk bukan untuk melayani dirinya sendiri ataupun dilayani oleh masyarakat,

melainkan untuk melayani kebutuhan masyarakat. Seperti hadirnya PT Pegadaian

(Persero) sebagai sebuah lembaga keuangan formal di Indonesia, yang berusaha

(2)

pembiayaan dengan bentuk pemberian uang pinjaman kepada masyarakat yang

membutuhkan berdasarkan hukum gadai merupakan suatu hal yang perlu disambut

positif.

PT.Pegadaian (Persero) menyadari tantangan ke depan semakin berat,

sehingga perusahaan harus fokus untuk memenuhi hak-hak nasabah dengan

memberikan pelayanan yang terbaik. Dengan persaingan yang begitu ketat saat ini,

kualitas jasa mempunyai peranan yang sangat berpengaruh dalam pengembangan jasa

pegadaian. Mempertahankan konsumen menjadi hal yang sangat penting bagi

perusahaan jasa khususnya PT.Pegadaian (Persero). Kunci sukses di pasar persaingan

perbankan bukan terletak pada bunga atau harga, akan tetapi terletak pada pemberian

pelayanan untuk menciptakan nasabah yang loyal. Membuat nasabah tetap loyal

adalah senjata utama yang harus dilakukan oleh suatu PT.Pegadaian (Persero) dan

harus bisa menciptakan loyalty tidak cukup hanya kepuasan (satisfaction), karena

kepuasan bukanlah tujuan akhir. Perusahaan sebaiknya tidak boleh berhenti apabila

telah memberikan kepuasan kepada nasabahnya, tetapi terus berupaya bagaimana

menciptakan agar nasabah tersebut tidak berpindah ke perusahaan lain dan nasabah

menjadi semakin loyal.

Pelayanan yang berkualitas akan dapat memahami kebutuhan dan tuntutan

pelanggan, serta memuaskan para pelanggan sehingga dapat berdampak positif

terhadap keloyalan nasabah jasa gadai. Faktor kepuasan pelanggan menjadi sebab

keunggulan daya saing perusahaan yang mengakibatkan optimalisasi keuntungan atau

(3)

bergerak dibidang jasa, sehingga kinerja perusahaan harus diukur pada aspek non

finansial, seperti perilaku karyawan, kemampuan karyawan dan kepuasan pelanggan.

Dalam menghadapi persaingan, pegadaian harus mengetahui keinginan masyarakat

dalam menentukan pilihannya menggunakan pelayanan jasa pegadaian. Selanjutnya

melakukan tindakan lebih lanjut dengan meningkatkan mutu pelayanan kepada

pelanggan, sehingga tercipta kepuasan antara kedua belah pihak. Dengan

menggunakan beberapa pengambilan keputusan yang di dapatkan dari masing-masing

pelanggan atau konsumen dapat diketahui apa yang menjadi prioritas utama

masyarakat dalam memilih pegadaian tersebut, sehingga dapat ditentukan langkah-

langkah perbaikan dan peningkatan kualitas pelayanan pegadaian.

PT.Pegadaian (Persero) mempunyai peranan penting dalam penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum gadai kepada masyarakat. Oleh karena itu, dalam rangka

upaya peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan pengembangan usaha

diperlukan dana yang cukup besar. Sumber dana yang selama ini dipergunakan untuk

keperluan penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai berasal dari dana intern

perusahaan dan pinjaman dari lembaga keuangan masih belum mencukupi, maka

diperlukan dana dari sumber lain yang sah.

PT.Pegadaian (Persero) sebagai Badan Usaha Milik Negara yang

melaksanakan tugas pelayanan kepada masyarakat di bidang penyaluran uang

pinjaman atas dasar hukum gadai, perlu didukung dengan partisipasi masyarakat

berupa keikutsertaan dalam pendanaan. Kegiatan pinjam meminjam berupa uang

telah lama beredar dan di kenal di Indonesia. Sebelum lembaga pegadaian dikenal,

(4)

darat/rentenir dengan memberikan jaminan yang mereka miliki serta membayar

bunga melampaui batas kewajaran, sehingga tujuan mereka yang utama untuk

mengatasi keuangan yang sedang dihadapi telah menjadi masalah baru karena

disamping membayar uang pokok pinjaman mereka di wajibkan membayar uang

bunga yang sangat tinggi. Oleh karena pemberian terhadap masyarakat ekonomi

lemah belum dapat terpenuhi, maka pemerintah membentuk lembaga pengkajian

yang dapat memberikan pinjaman modal masyarakat ekonomi lemah dengan

pegadaian dengan sistem gadai. Hal ini tertuang dalam semboyan PT.Pegadaian

(Persero) yaitu ”mengatasi masalah tanpa masalah”, mengoptimalkan taksiran,

meningkatkan sumber dana dengan menerbitkan obligasi dan didukung oleh

pelayanan yang memuaskan di setiap cabang. Ini dilakukan agar masyarakat yang

membutuhkan dapat memanfaatkan pelayanan yang ditawarkan.

Banyak faktor yang menyebabkan masyarakat mau memanfaatkan produk

barang/jasa suatu perusahaan, misalnya : pelayanan yang memuaskan seperti

prosedur untuk memperoleh dana pinjaman bagi masyarakat yang membutuhkan

sangat sederhana dan cepat serta tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan

sebagaimana halnya dalam perbankan. Pegadaian dipilih oleh masyarakat karena

pada kenyataannya Bank sebagai Lembaga Keuangan belum dapat dijadikan

alternatif pertama untuk memenuhi kebutuhan data. Bank ternyata belum dapat

semaksimal mungkin dalam menghimpun dan menyalurkan dana kepada masyarakat.

Dalam kenyataannya hanya sebagian masyarakat saja yang dapat menikmati jasa

perbankan ini. Selain harus memiliki agunan atau barang jaminan, pemberian

(5)

untuk dipenuhi oleh masyarakat terutama masyarakat dengan ekonomi menengah

kebawah. Sehingga pegadaian dipilih oleh banyak masyarakat sebagai alternatif

untuk mendapatkan dana. Namun, dalam pelayanan umum yang diberikan

PT.Pegadaian (Persero) masih belum dapat sepenuhnya di rasakan oleh masyarakat

luas. Apalagi masyarakat rumahtangga ekonomi kecil yang pada dasarnya mereka

yang sangat membutuhkan dana cepat.

Seperti halnya di Kantor PT. Pegadaian (Persero) Unit Pelayanan Cabang

Padangmatinggi, Kota Padangsidimpuan dimana letaknya yang cukup strategis yaitu

di lingkungan pasar, para pedagang yang notabene membutuhkan suntikan modal

untuk berdagang setiap harinya, memakai jasa Pegadaian ini untuk menggadaikan

perhiasan atau benda berharga lainnya untuk mendapatkan pinjaman dana yang

cukup. Karena perannya yang penting bagi keberlangsungan kegiatan ekonomi

masyarakat di sekitar pasar Inpres Padangmatinggi dan karena letaknya yang strategis

mengakibatkan banyaknya masyarakat menjadikan pegadaian ini menjadi sumber

modal, maka kualitas pelayanan mulai dari keramah-tamahan petugas, waktu

pelayanan, prosedur pelayanannya, sarana-prasarana, dan fasilitas informasi yang

mendukung pelayanan menjadi faktor penting untuk menjaga kepercayaan

masyarakat terhadap lembaga ini. Berdasarkan fenomena di atas, penulis merasa

tertarik untuk melakukan penelitian yang diberi judul sebagai berikut “Kualitas

Pelayanan Publik di PT. Pegadaian (Persero) (Studi Pada Kantor PT. Pegadaian (Persero) UPC Padangmatinggi, Kota Padangsidimpuan)”

(6)

Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka penulis membuat perumusan

masalah sebagai berikut : “Bagaimana kualitas pelayanan publik pada PT.Pegadaian

(Persero) UPC Padangmatinggi?”

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kualitas pelayanan publik

pada PT.Pegadaian (Persero) Cabang Padangsidimpuan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan mampu melatih peneliti dalam menerapkan

teori-teori yang telah di dapat dan meningkatkan kemampuan berpikir dalam

penulisan karya ilmiah.

2. Bagi PT.Pegadaian (Persero), diharapkan menjadi masukan dan bahan

pemikiran dalam meningkatkan jasa pelayanan.

3. Sebagai bahan masukan bagi pelengkap referensi maupun bahan pembanding

bagi pihak-pihak yang memerlukan dan berguna bagi pengembangan ilmu

pengetahuan pada umumnya.

1.5 Kerangka Teori

Singarimbun (1989:3) menyebutkan bahwa teori adalah serangkaian asumsi,

konsep, defenisi, dan proposisi untuk mengembangkan suatu fenomena sosial secara

(7)

merupakan landasan teori yang berguna sebagai pendukung pemecahan masalah.

Untuk itu perlu disusun suatu kerangka teori yang memuat pokok-pokok pikiran,

menggambarkan dari sudut mana masalah penelitian akan disoroti. Adapun yang

menjadi kerangka teori dalam penelitian adalah sebagai berikut.

1.5.1 Pelayanan Publik

1.5.1.1 Defenisi Pelayanan Publik

Menurut Kurniawan (2005 : 4) pelayanan publik dapat diartikan sebagai

pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai

kepentingan pada suatu organisasi sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang

telah ditetapkan.Menurut Undang Undang No.25 Tahun 2009 tentang pelayan publik,

yang dimaksud dengan pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan

dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang dan jasa, dan atau

pelayanan administrasi yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Menurut Ainur (2008 : 3) pelayanan publik (public service) adalah suatu pelayanan

atau pemberian terhadap masyarakat yang berupa penggunaan fasilitas-fasilitas

umum, baik jasa maupun non jasa yang dilakukan oleh organisasi publik.

Secara umum pelayanan dapat diartikan dengan melakukan perbuatan yang

hasilnya ditujukan untuk kepentingan orang lain, baik perorangan, kelompok atau

(8)

fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat di samping sebagai abdi negara.

Tantangan birokrasi sebagai pelayanan publik mengalami suatu perkembangan yang

sangat dinamis seiring dengan meningkatnya tingkat kehidupan rakyat yang semakin

baik. Secara teoritis sedikitnya ada tiga fungsi utama yang harus dijalankan oleh

pemerintah tanpa memandang tingkatannya, yaitu fungsi pelayan masyarakat (public

service function), fungsi pembangunan (development function), dan fungsi

perlindungan (protection function).

Pemberian pelayanan publik oleh aparatur pemerintah kepada rakyat

merupakan implikasi dari fungsi aparat negara sebagai pelayan rakyat. Arti pelayanan

publik (public service) tidak terlepas dari masalah kepentingan umum yang menjadi

asal usul timbulnya istilah pelayanan publik. Pelayanan publik timbul karena adanya

kewajiban sebagai suatu proses penyelenggara kegiatan organisasi. ( Kurniawan,

2005: 4-7). Dalam kegiatan pelayanan ini, PT.Pegadaian (Persero) dituntut untuk

dapat memberikan pelayanan yang terbaik dan memuaskan dengan disiplin dan

tanggung jawab yang tinggi kepada masyarakat.

1.5.1.2 Bentuk-bentuk Pelayanan Publik

Menurut Moenir (1992 : 190-196) bentuk pelayanan ada tiga macam yaitu :

1. Pelayanan dengan lisan

Pelayanan dengan lisan dilakukan oleh petugas-petugas di bidang Hubungan

Masyarakat (HUMAS), bidang layanan informasi dan bidang-bidang lain yang

tugasnya memberikan penjelasan atau keterangan kepada siapapun yang memerlukan.

Supaya pelayanan lisan dapat berhasil sesuai dengan yang diharapkan, ada

(9)

a. Memahami benar masalah-masalah yang termasuk dalam bidang

tugasnya.

b. Mampu memberikan penjelasan apa yang perlu dengan lancar, singkat

tetapi cukup jelas sehingga memuaskan bagi mereka yang ingin

memperoleh kejelasan mengenai sesuatu.

c. Bertingkah laku sopan dan ramah tamah.

2. Pelayanan melalui tulisan

Pelayanan melalui tulisan merupakan bentuk layanan yang paling menonjol

dalam pelaksanaan tugas, tidak hanya dari segi jumlah tetapi juga dari segi

peranannya. Pada dasarnya pelayanan dengan tulisan cukup efesien terutama bagi

layanan jarak jauh karena faktor biaya. Agar pelayanan dalam bentuk tulisan dapat

memuaskan pihak yang dilayani. Pelayanan dengan tulisan terdiri atas dua golongan

yaitu:

a. Pelayanan berupa petunjuk, yaitu informasi dan yang sejenis ditujukan

pada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam

berurusan dengan instansi atau lembaga.

b. Pelayanan berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan,

pemberian atau penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya.

3. Pelayanan bentuk perbuatan

Pada umumnya layanan dalam bentuk perbuatan 70-80 % dilakukan oleh

petugas-petugas tingkat menengah dan bawah. Karena itu faktor keahlian dan

keterampilan petugas tersebut sangat menentukan terhadap hasil perbuatan atau

(10)

bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan sekedar kesanggupan dan penjelasan

secara lisan. Berbicara tentang pelayanan yang diberikan pemerintah kepada

masyarakat tentunya tidak terlepas dari pelayanan pemerintah, karena pada umumnya

pelayanan yang diberikan pemerintah itu adalah dalam hal bidang /sektor yang

menyangkut kepentingan umum.

1.5.1.3 Asas – Asas Pelayanan Publik

Hakekat pelayanan publik adalah pemberian pelayanan prima kepada

masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

masyarakat. Oleh karena itu, dalam penyelenggaraan pelayanan publik, perlu

diterapkan asas – asas yang menjadi pedoman dalam pelayanan publik.

Asas Pelayanan Publik (dalam Dadang Juliantara, 2005 : 11), terdiri dari :

a. Transparan, artinya Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua

pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah

dimengerti.

b. Akuntabilitas, artinya Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang – undangan.

c. Kondisional, artinya Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan

penerima pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektivitas.

d. Partisipatif, artinya Mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

(11)

e. Kesamaan Hak, artinya Tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, ras, agama, golongan, gender dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, artinya Pemberi dan penerima pelayan

publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing – masing pihak.

1.5.1.4 Prinsip-prinsip Pelayanan Publik

. Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63 tahun 2003 tentang penyelenggaraan pelayanan publik, setidaknya harus

memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1. Kesederhanaan, dalam arti prosedur/tata cara pelayanan diselenggarakan

secara cepat, tidak berbelit-belit, mudah dipahami dan mudah dilaksanakan.

2. Kejelasan, yang mencakup :

a. Rincian biaya/tarif pelayanan publik

b. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab dalam

memberikan

c. pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/ sengketa dalam

pelaksanaan publik.Prosedur tata cara umum, baik tertulis maupun

administratif.

3. Kepastian waktu, yaitu pelaksanaan pelayanan publik harus dapat disesuaikan

dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi, yaitu pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan syah.

5. Keamanan, yaitu proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

(12)

6. Tanggung jawab, yaitu pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat

yang ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik.

7. Kelengkapan sarana dan prasarana, yaitu tersedianya sarana dan prasarana

kerja, peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk

penyediaan sarana tekhnologi, telekomunikasi dan informatika (telematika).

8. Kemudahan akses, yaitu tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang

memadai, mudah dijangkau masyarakat dan dapat memanfaatkan tekhnologi,

telekomunikasi dan informatika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan, yaitu pemberi pelayanan harus

bersifat disiplin, sopan dan santun, ramah tamah serta memberikan pelayanan

dengan ikhlas.

10. Kenyamanan, yaitu lingkungan pelayanan harus tertib, teratur, disediakan

ruang tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat

serta dilengkapi fasilitas pendukung pelayanan seperti parker, toilet, tempat

ibadah dan lain-lain.

Pelayanan publik yang bermutu sangat diperlukan untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat. Hal ini dapat tercapai dengan kebijakan-kebijakan

pemerintah yang tidak merugikan masyarakat.

1.5.1.5 Standar Pelayanan Publik

Setiap penyelenggaraan pelayanan publik harus memiliki standar pelayanan

dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi penerima layanan. Standar

(13)

publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan. Berdasarkan

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik, disebutkan bahwa standar

pelayanan, sekurang – kurangnya meliputi :

1. Prosedur Pelayanan

Prosedur pelayanan yang dibakukan bagi pemberi dan penerima pelayanan

termasuk pengaduan.

2. Waktu Penyelesaian

Waktu penyelesaian yang ditetapkan sejak saat pengajuan permohonan

sampai dengan penyelesaian permohonan termasuk pengaduan.

3. Biaya Pelayanan

Biaya/tarif pelayanan termasuk rinciannya yang ditetapkan dalam proses

pemberian layanan.

4. Produk Layanan

Hasil pelayanan yang akan diterima sesuai dengan ketentuan yang telah

ditetapkan

5. Sarana dan Prasarana

Penyediaan sarana dan prasarana pelayanan yang memadai oleh

penyelenggara pelayanan publik.

6. Kompetensi petugas pemberi pelayanan

Kompetensi petugas pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat

berdasarkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, sikap, dan perilaku yang

(14)

1.5.1.6 Fungsi Pelayanan Publik

Fungsi pelayanan publik adalah salah satu fungsi fundamental yang harus

diemban pemerintah baik di tingkat pusat maupun di daerah. Fungsi ini juga diemban

oleh BUMN/BUMD dalam memberikan dan menyediakan layanan jasa atau barang

publik. Dalam konsep pelayanan dikenal dua jenis pelaku pelayanan, yaitu penyedia

layanan dan penerima layanan. Penyedia layanan atau service provider adalah pihak

yang dapat memberikan suatu layanan tertentu kepada konsumen, baik berupa

layanan dalam bentuk penyediaan da penyerahan barang (goods) atau jasa-jasa

(services). Penerima layanan atau service receiver adalah pelanggan (customer) atau

konsumen (consumen) yang menerima layanan dari para penyedia layanan.

1.5.2 Kualitas Pelayanan Publik

Tujuan dari pelayanan publik adalah memuaskan dan atau sesuai dengan

keinginan masyarakat/pelanggan pada umumnya. Untuk mencapai hal ini diperlukan

kualitas pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan mansyarakat.

Kualitas atau mutu pelayanan adalah kesesuaian antara harapan dan keinginan dengan

kenyataan. Menurut Tangkilisan (2005 : 223), ada beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kualitas suatu pelayanan, yaitu sebagi berikut :

1. Faktor internal antara lain kewenangan direksi, sikap yang berorientasi

terhadap perubahan, budaya organisasi, etika organisasi, system internship

maupun semangat kerja sama.

2. Faktor eksternal antara lain budaya politik, dinamika dan perkembangan

(15)

dilakukan oleh masyarakat serta organisasi Lembaga Swadaya Masyarakat

atau LSM.

Menurut Parasuraman (dalam Paimin Napitupulu, 2007 : 172), Ada lima

dimensi pokok yang berkaitan dengan kualitas pelayanan publik, yaitu :

a. Bukti langsung (tangibels), yaitu kualitas pelayanan berupa sarana fisik

perkantoran, komputerisasi administrasi, ruang tunggu dan tempat

informasi;

b. Keandalan (reliability), yaitu kemampuan dan keandalan menyediakan

pelayanan yang terpercaya;

c. Daya tanggap (responsiveness), yaitu kesanggupan membantu dan

menyediakan pelayanan secara cepat, tepat serta tanggap terhadap

keinginan konsumen;

d. Jaminan (assurance), yaitu kemampuan dan keramahan serta sopan santun

aparat dalam meyakinkan kepercayaan konsumen.

e. Empati (emphaty), yaitu sikap tegas tetapi penuh perhatian dari aparat

terhadap konsumen.

Sedangkan Nugroho menjelaskan secara lengkap 10 kriteria pemilihan

kualitas yang selalu digunakan konsumen, yaitu :

1. Credibility; dapat dipercaya dan jujur.

2. Security; bebas dari bahaya dan keraguan.

3. Accessibility; mudah dihubungi dan didatangi.

4. Communications; mendengarkan konsumen dan dapat memberikan

(16)

5. Understanding the customer; kemampuan memahami dan menangani

kebutuhan konsumen.

6. Tangibels; penampilan fisik, peralatan, karyawan dan alat – alat.

7. Reability; kemampuan menghasilkan jasa sesuai janji, teliti dan dapat

diandalkan.

8. Responsiveness; kesediaan dan kemampuan membantu konsumen dan

menghasilkan jasa dengan cepat, tepat dan tanggap.

9. Competence; memiliki keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk

menghasilkan jasa.

10.Sopan, ramah, penuh perhatian dan bersahabat.

Kualitas pelayanan berhasil dilaksanakan apabila pelayanan yang diberikan kepada

pelanggan atau masyarakat mendapat pengakuan dari pihak-pihak yang dilayani.

Mereka akan senang untuk kembali ke tempat itu. Pelayanan yang berkualitas dan

memuaskan adalah hak dasar dari setiap manusia yang monodualis yang harus

dihormati keberadaannya. Pelayanan yang diperoleh oleh masyarakat atau pelanggan

terhadap kinerja pemberi layanan atau kualitas pelayanan yang diterima pelanggan

dapat memberikan kepuasan kapada mereka.

1.5.3 PT.Pegadaian (Persero)

Pengertian Gadai menurut Susilo dalam (Hadi, 2002 : 16) adalah suatu hak

yang diperoleh oleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak.

Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang

yang mempunyai hutang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai

(17)

berpiutang untuk menggunakan barang bergerak yang telah diserahkan untuk

melunasi hutang apabila pihak yang berhutang tidak dapat melunasi kewajibannya

pada saat jatuh tempo.

Gadai menurut Undang-Undang Hukum Perdata Buku II Bab XX pasal 1150

adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang

diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh orang lain atas namanya, dan

yang memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan

dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya,

dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah

dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang itu digadaikan, biaya-biaya

mana harus didahulukan.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang

diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan

oleh orang yang berhutang sebagai jaminan hutangnya dan barang tersebut dapat

dijual (dilelang) oleh yang berpiutang bila yang berhutang tidak dapat melunasi

kewajibannya pada saat jatuh tempo.

PT.Pegadaian (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang jasa keuangan dengan kegiatan menyalurkan kredit kepada masyarakat

berdasarkan hukum gadai. Dalam hal ini pemberian kredit yang diberikan tersebut

mempunyai peranan penting untuk membantu masyarakat dalam memenuhi

kebutuhan akan dana yang mendesak yang bersifat produktif serta berusaha untuk

(18)

Misi pegadaian adalah sebagai suatu lembaga yang ikut meningkatkan

perekonomian dengan cara memberikan uang pinjaman berdasarkan hukum gadai

kepada masyrakat kecil, agar terhindar dari praktek pinjaman uang dengan bunga

yang tidak wajar ditegaskan dalam Keputusan Menteri Keuangan No.

Kep-39/MK/6/1/1971 tanggal 20 Januari 1970 dengan tugas pokok sebagai berikut :

1. Membina perekonomian rakyat kecil dengan menyalurkan kredit atas dasar

hukum gadai kepada petani, nelayan, pedagang kecil yang bersifat

kaum/buruh.

2. Ikut serta mencegah adanya pemberian pinjaman yang tidak wajar, pegadaian

gelap, dan praktek riba lainnya.

3. Membina pola perkreditan supaya benar-benar terarah dan bermanfaat dan bila

perlu memperluas daerah operasinya.

4. Disamping menyalurkan kredit, maupun usaha-usaha lainnya yang bermanfaat

terutama bagi pemerintah dan masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat kita simpulkan bahwa PT.Pegadaian

(Persero) mempunyai tujuan untuk memberantas lintah darat, dan pinjaman tidak

wajar lainnya, serta penyediaan dana dengan prosedur yang sederhana kepada

masyarakat luas terutama pada kalangan menengah ke bawah.

1.5.3.1 Tugas, Tujuan dan Fungsi PT.Pegadaian (Persero)

Menurut Undang-undang Hukum Perdata Buku II Bab XX pasal 1150, PT

Pegadaian (Persero) adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang resmi

(19)

dalam bentuk penyaluran dana kepada masyarakat atas dasar hukum gadai. Menurut

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Buku II Bab XX pasal 1150 tujuan pegadaian

adalah:

a. Turut melaksanakan dan menunjang pelaksanaan kebijaksanaan dan program

pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya

melalui penyaluran pinjaman uang pinjaman atas dasar hukum gadai.

b. Pencegahan praktek ijon, pegadaian gelap, riba dan pinjaman tidak wajar

lainnya.

Menurut Usman dalam (Hadi 2002 : 20) sebagai lembaga keuangan non bank

milik pemerintah yang berhak memberikan pinjaman kredit kepada masyarakat atas

dasar hukum gadai yang bertujuan agar masyarakat tidak dirugikan oleh lembaga

keuangan non formal yang cenderung memanfaatkan kebutuhan dana mendesak dari

masyarakat, maka pada dasarnya lembaga pegadaian tersebut mempunyai tugas,

tujuan serta fungsi pokok sebagai berikut

1. Tugas Pokok

Tugas pokok pegadaian yaitu menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai

dan usaha-usaha lain yang berhubungan dengan tujuan pegadaian atas dasar materi.

2. Tujuan Pokok

Sifat usaha pegadaian pada prinsipnya menyediakan pelayanan bagi kemanfaatan

umum sekaligus memupuk keuntungan berdasarkan prinsip pengelola. Oleh karena

(20)

a. Turut melaksanakan program pemerintah di bedang ekonomi dan pembangunan

nasional pada umumnya melalui penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum

dagai.

b. Mencegah praktek pegadaian gelap dan pinjaman tidak wajar.

3. Fungsi Pokok

Fungsi pokok pegadaian adalah sebagai berikut :

a. Mengelolah penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai dengan cara

mudah, cepat, aman, dan hemat.

b. Menciptakan dan mengembangkan usaha-usaha lain yang menguntungkan bagi

pegadaian maupunn masyarakat.

c. Mengelola keuangan, perlengkapan, kepegawaian. pendidikan dan pelatihan.

d. Mengelola organisasi, tata kerja dan tata laksana pegadaian.

e. Melakukan penelitian dan pengembangan serta mengawasi pengelolaan

pegadaian.

PT.Pegadaian (Persero) yang memiliki motto mengatasi masalah tanpa

masalah ini memang berupaya mendekatkan diri kepada nasabah dan calon nasabah.

Dengan persyaratan yang mudah, setiap orang dapat menggunakan jasa PT Pegadaian

(Persero).

1.6 Defenisi Konsep

Menurut Singarimbun (1989 : 33), konsep merupakan istilah dan defenisi

yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok,

atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Melalui konsep, peneliti

(21)

untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan lainnya. Berdasarkan kerangka

teori yang ada, maka konsep yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pelayanan publik adalah pelayanan yang disediakan secara umum dan

merupakan tanggung jawab pemerintah yang ditujukan untuk melayani

kebutuhan dan kepentingan orang lain, baik individu, kelompok atau

masyarakat sesuai dengan aturan-aturan dan tata cara yang telah ditetapkan.

2. Kualitas Pelayanan Publik adalah hal yang dituntut dari penyelenggara

pelayanan publik, yang tercermin dari penyediaan pelayanan sesuai dengan

standar pelayanan yang telah ditetapkan demi kepentingan publik. Standar

pelayanan merupakan ukuran yang dibakukan dalam penyelenggaraan

pelayanan publik yang wajib ditaati oleh pemberi dan atau penerima layanan,

yang meliputi prosedur pelayanan, waktu penyelesaian, biaya pelayanan,

produk layanan, kompetensi petugas pemberi pelayanan, sarana dan

prasarana, dan kompetensi petugas pemberi pelayanan.Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan dimensi kualitas pelayanan publik yang dirumuskan

oleh Parasuraman, yang meliputi :

a. Bukti langsung (tangibels)

b. Keandalan (reliability)

c. Daya tanggap (responsiveness)

d. Jaminan (assurance)

(22)

3. PT.Pegadaian (Persero) adalah Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di

bidang jasa keuangan dengan kegiatan menyalurkan kredit kepada masyarakat

berdasarkan hukum gadai.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, defenisi konsep,

defenisi operasional, dan sistematika penulisan.

BAB II : METODE PENELITIAN

Bab ini memuat bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan

penelitian, tekhnik pengumpulan data dan teknik analisis data.

BAB III : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Bab ini menguraikan tentang gambaran atau karakteristik lokasi

penelitian berupa sejarah singkat, visi dan misi danstruktur organisasi.

BAB IV : PENYAJIAN DATA

Bab ini menguraikan hasil data dari kajian dan analisa data yang

diperoleh dari lapangan dan penyajiannya.

BAB V : ANALISA DATA

Bab ini berisikan analisa data dari setiap data yang disajikan yang

diperoleh setelah melakukan penelitian dilapangan.

Referensi

Dokumen terkait

”Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya,

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain

“Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berhutang atau oleh seorang lain atas namanya,

Gadai adalah suatu hak yang diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seseorang yang berutang atau oleh seseorang lain

Gadai menurut Pasal 1150 adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau oleh seorang lain atas namanya, dan

Pengertian Gadai Gadai adalah 7suatu hak yajg diperoleh seseorang yang berpiutang atas suatu barang yang bergerak, yang diserahkan oleh seseorang yang berutang atau oleh seseorang yang

berbunyi : Gadai adalah suatu hak yang diperbolehkan seseorang yang berpiutang atas suatu barang yang bergerak, yang diserahkan padanya oleh seseorang yang berhutang atau oleh orang