• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI HIDROLISIS GARAM"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

September 2018, Volume 7, Nomor 1, Hal 34 - 45

ISSN Online 2541-2264 ISSN Cetak 2089-3027

DOI: 10.2940.pena2018.71.223

34

PENGARUH PRAKTIKUM BERBASIS INKUIRI TERBIMBING

TERHADAP SIKAP ILMIAH DAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA MATERI HIDROLISIS GARAM

Supiawati*, Rizmahardian Ashari Kurniawan, dan Tuti Kurniati

Prodi Pendidikan Kimia, UM Pontianak

Jalan Ahmad Yani Nomor 111, Pontianak, Kalimantan Barat

*Email korespondensi: supiafadli@gmail.com

Sikap ilmiah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan dan besarnya pengaruh metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi-eksperimental dengan rancangan

nonequivalent control group design untuk mengetahui hasil belajar siswa dan one-shot case study untuk observasi sikap ilmiah siswa. Teknik sampling yang digunakan adalah

cluster random sampling, diperoleh kelas XI IPA 1 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 3 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, teknik pengukuran, dan teknik komunikasi langsung. Alat pengumpul data yang digunakan adalah lembar observasi, catatan lapangan, tes hasil belajar, dan pedoman wawancara. Berdasarkan analisis data menggunakan uji non-parametrik U-Mann Whitney menunjukan terdapat perbedaan sikap ilmiah yaitu 0,00 < 0,05 dan hasil belajar yaitu 0,00 < 0,05. Hal ini menunjukan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen berbeda dengan kelas kontrol. Effect size yang diperoleh untuk sikap ilmiah dan hasil belajar siswa adalah 2,47 dan 1,99 yang termasuk dalam kriteria tinggi. Pembelajaran menggunakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing berpengaruh terhadap sikap ilmiah siswa sebesar 99,32% dan hasil belajar siswa sebesar 97,67%.

Kata Kunci: Hidrolisis Garam, Praktikum, Inkuiri Terbimbing, Sikap Ilmiah

PENDAHULUAN

(2)

diri seseorang untuk bertingkah laku atau berbuat sesuatu pada suatu objek dengan berpedoman pada prosedur pemecahan masalah (Dewi dkk, 2014). Siswa yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, kritis terhadap suatu permasalahan, jujur, selalu mendahulukan bukti, kreatif, dan terbuka merupakan ciri siswa yang selalu berpikir dan bertindak secara ilmiah, terstruktur, dan mandiri. Sikap-sikap tersebut sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pencapaian hasil belajar siswa (Astawa dkk, 2015). Realita yang terjadi di SMAN 2 Sungai Raya, proses pembelajaran kimia yang diajarkan guru masih mendominasi metode ceramah, sesekali guru juga menerapkan diskusi kelompok, namun guru tidak pernah melakukan kegiatan praktikum dikarenakan laboratorium yang ada di sekolah kurang memadai. Kegiatan pembelajaran yang berpusat pada guru tersebut menyebabkan sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran kimia masih sangat rendah. Hal ini dapat terlihat dari kondisi siswa ketika pembelajaran berlangsung. Siswa terlihat pasif ketika guru memberikan kesempatan untuk bertanya. Begitu juga ketika siswa melakukan diskusi kelompok, siswa lebih berdiam diri dan tidak saling bekerjasama. Sikap saling menghargai pendapat juga tidak tercerminkan ketika siswa melakukan diskusi kelompok. Sikap ilmiah siswa yang rendah berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Hasil ulangan harian siswa pada semester genap tahun ajaran 2013/2014 dan 2014/2015 menunjukkan bahwa persentase ketuntasan siswa pada sebagian materi pelajaran tidak mencapai 70% diperlihatkan pada Tabel 1.

(3)

praktikum berbasis inkuiri terbimbing dapat dijadikan solusi untuk meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa di SMAN 2 Sungai Raya. Metode praktikum dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa dalam menemukan dan memahami suatu konsep yang sedang dipelajari, serta dapat meningkatkan keaktifan siswa secara fisik dan mental (Mawarsari, 2013). Penelitian lain mengenai metode praktikum inkuiri menyimpulkan bahwa sikap ilmiah siswa akan mempengaruhi hasil belajar siswa. Siswa yang diajarkan dengan metode praktikum inkuiri memiliki keterampilan proses sains dan hasil belajar yang lebih baik (Meli dkk, 2013). Antara sikap ilmiah dan hasil belajar yang diperoleh siswa memiliki hubungan yang saling berkaitan, semakin tinggi sikap ilmiah siswa maka semakin tinggi pula hasil belajar yang dicapai siswa (Dewi dkk, 2014). Proses pembelajaran praktikum berbasis inkuri terbimbing yang dilakukan diharapkan dapat meningkatkan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Karena melalui praktikum berbasis inkuiri terbimbing siswa dapat memahami konsep materi yang dipelajari siswa melalui masalah yang berkaitan dengan pengalaman yang siswa lakukan sehingga proses pembelajaran menjadi lebih bermakna (Wulandari dkk, 2013). Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui perbedaan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan metode praktikum berbasis konvensional dengan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing serta untuk mengetahui pengaruh metode praktikum berbasis inkuiri terbimbingterhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam di SMAN 2 Sungai Raya.

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi eksperimen. Dalam penelitian ini terdapat dua kelas yang digunakan sebagai kelas kontrol dan kelas eksperimen, kelas kontrol merupakan kelas yang tanpa menggunakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing, sedangkan kelas eksperimen adalah kelas dengan menggunakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing yang diberi simbol X. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran kimia pada materi hidrolisis garam di kelas XI IPA SMAN 2 Sungai Raya. Desain penelitian dalam penelitian ini adalah

(4)

sampel diambil melalui teknik Cluster Random Sampling. Instrumen yang digunaka dalam penelitian, berupa soal tes tertulis 5 soal, lembar observasi, dan catatan lapangan. Implementasi pembelajaran ini dimulai dengan pemberian tes pretest yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. Siswa kemudian diberi perlakuan berupa penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing, selama proses pembelajaran sikap ilmiah siswa diamati melalui lembar observasi. Kemudian dilakukan postest untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Terbimbing

Orientasi

Pada tahap ini siswa diajak untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya melalui pertanyaan, sehingga dapat mengarahkan siswa pada materi yang akan dipelajari. Guru kemudian memberikan pertanyaan mengenai materi hidrolisis garam untuk memotivasi siswa agar semangat belajar serta menjelaskan tujuan dari pembelajaran yang akan dilakukan, sehingga siswa mendapat gambaran terhadap apa yang akan dipelajari dan apa yang akan dilakukan.

Merumuskan Masalah

Tahap ini diawali oleh guru dengan mengemukakan suatu wacana yang terdapat pada LKS mengenai hidrolisis garam. Berdasarkan wacana tersebut, siswa diminta untuk merumuskan masalah atau pertanyaan. Pada awalnya siswa merasa kesulitan dalam merumuskan pertanyaan karena siswa tidak terbiasa melakukan hal tersebut. Namun, setelah diberikan bimbingan sebagian siswa mampu membuat pertanyaan yang diharapkan. Siswa terlihat antusias ingin menuliskan pertanyaan pada kolom yang terdapat dalam LKS. Pada tahap ini siswa terlibat secara langsung dalam merumuskan masalah yang akan dikaji sehingga membuat siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.

Merumuskan Hipotesis

(5)

bahwa hipotesis yang dibuat harus dibuktikan. Tahap merumuskan hipotesis ini, siswa dibimbing dan diarahkan untuk memprediksi jawaban atas pertanyaan yang dibuat.

Mengumpulkan Data

Tahap selanjutnya dalam proses inkuiri adalah mengumpulkan data. Proses pengumpulan data ini dilakukan melalui percobaan/praktikum. Praktikum yang dilakukan

adalah “Uji Larutan Garam dalam Air”. Sebelum melakukan praktikum, siswa harus merencanakan percobaan sesuai dengan arahan pertanyaan dalam LKS serta dibimbing oleh guru. Tahapan ini dilakukan untuk membuktikan hipotesis yang dibuat oleh siswa serta untuk menemukan konsep yang benar melalui percobaan yang dilakukan. Kegiatan yang dilakukan siswa pada tahap ini adalah, merancang kegiatan praktikum sesuai dengan perintah yang terdapat pada LKS.

Menguji Hipotesis

Tahap ini diawali dengan siswa berdiskusi melakukan analisis data dari hasil pengamatan yang diperoleh dengan cara menjawab pertanyaan yang ada didalam LKS pada bagian analisis data. Siswa diharapkan mampu menghubungkan data yang diperoleh dari hasil pengamatan, sehingga siswa menemukan suatu pola tertentu, yaitu hubungan perubahan warna kertas lakmus dengan sifat larutan garam, pH larutan garam serta menghitung pH larutan garam. Setelah siswa melakukan analisis data, dilanjutkan dengan tahap menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara siswa melaporkan hasil diskusi ke depan kelas setelah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan dan hasil analisis data. Siswa yang lain diberi kesempatan untuk menanggapi hasil diskusi yang disampaikan temannya di depan kelas, sehingga membuat suasana kelas menjadi lebih aktif dan mengajarkan siswa untuk saling menghargai pendapat orang lain. Terlihat masih ada siswa yang ragu-ragu dengan keputusannya mengenai hipotesis yang diambil, sehingga diakhir proses melaporkan hasil diskusi, guru memberikan penguatan terhadap keputusan yang diambil siswa.

Menarik Kesimpulan

(6)

untuk menghubungakan data hasil pengamatan dengan teori yang ada di buku atau internet. Setelah siswa selesai menuliskan kesimpulan, guru meminta salah satu siswa untuk mengkomunikasikan kesimpulan yang dibuat serta guru memberikan penguatan kembali untuk menguatkan konsep yang didapat siswa ketika praktikum.

Deskripsi Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Berdasarkan

Aspek Penilaian

Sikap ilmiah yang diamati dalam penelitian ini meliputi 6 aspek yaitu, rasa ingin tahu, menghargai data/fakta, berpikir kritis, berpikir terbuka dan bekerjasama, ketekunan, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Sikap ilmiah dapat diketahui setelah melakukan observasi terhadap 31 siswa dikelas kontrol dan 30 siswa di kelas eksperimen yang diamati oleh 4 orang observer. Penilaian sikap ilmiah siswa dilakukan menggunakan lembar observasi sikap ilmiah. Berikut hasil observasi sikap ilmiah dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1: Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil observasi pada Gambar 1. menunjukkan bahwa terdapat perbedaan sikap ilmiah kelas kontrol dan kelas eksperimen. Sikap ilmiah siswa kelas kontrol memiliki rata-rata sebesar 60,75 dengan rentang nilai dari 25,27 hingga 82,26. Sikap ilmiah siswa kelas eksperimen memiliki rata-rata sebesar 86,01 lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol dengan rentang nilai 67,22 hingga 95,55. Dari Gambar 1. Dapat dilihat bahwa rata-rata sikap ilmiah berdasarkan aspek penilaian terdapat perbedaan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Rata-rata sikap ilmiah yang pertama yaitu rasa ingin tahu di kelas kontrol sebesar 25,27 sedangkan di kelas eksperimen sebesar 73,33. Perbedaan ini dikarenakan metode pembelajaran yang diterapkan di

60.76

25.27

80.12

28.5

82.26

73.12 75.27 86.02

73.33

90

67.22

(7)

kelas eksperimen yaitu, metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing memiliki kelebihan dalam penyajian masalah yang terdapat dalam wacana Lembar Kerja Siswa (LKS), dengan adanya penyajian masalah tersebut akan memotivasi siswa untuk belajar dan ingin terus mencari jawaban dari pertanyaan atau rasa keingin tahuannya.

Rata-rata sikap ilmiah pada aspek menghargai data/fakta di kelas kontrol sebesar 80,12 dan kelas eksperimen sebesar 90. Di kelas kontrol dan kelas eksperimen sama-sama dilakukan kegiatan praktikum, sehingga perbedaan rata-rata yang dimiliki siswa tidak jauh berbeda. Namun di kelas eksperimen digunakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing, dalam pelaksanaan praktikum siswa dibiasakan memecahkan masalah dan merancang percobaan secara mandiri, sedangkan di kelas kontrol siswa hanya menerima arahan dari guru dalam melakukan percobaan, sehingga dalam menghargai data/fakta siswa kelas eksperimen lebih unggul dibandingkan dengan siswa kelas kontrol. Rata-rata sikap ilmiah pada aspek berpikir kritis kelas kontrol sebesar 25,50 dan kelas eksperimen sebesar 67,22. Penerapan metodepraktikum berbasis inkuiri terbimbing pada kelas eksperimen membiasakan siswauntuk berpikir kritis dalam membuat hipotesis dalam memecahkan masalah merancang kegiatan praktikum, menemukan konsep, dan menghubungkan konsepdengan kehidupan sehari-hari. Selain itu setiap proses pembelajaran siswa selalu dituntutuntuk aktif berpikir, hal ini berbeda pada kelas kontrol yang siswanya bersifatpasif, sehingga peningkatan sikap berpikir kritis akan lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Rata-rata sikap ilmiah pada aspek berpikir terbuka dan bekerja sama pada kelas kontrol sebesar 82,26 dan kelas eksperimen sebesar 94,45 lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal inidikarenakan walaupun kelas eksperimen proses pembelajaran menggunakanmetode praktikum berbasis inkuiri terbimbing dan pada kelas kontrol menggunakanmetode eksperimen tanpa inkuiri terbimbing, namum kedua kelas di lakukan kegiatan diskusikelompok. Kegiatan diskusi kelompok yang dilengkapi dengan presentasi hasildiskusi akan membuat sikap terbuka dalam menerima pendapat di kedua kelasmeningkat dan bahkan kelas kontrol yang memiliki peningkatan sedikit lebihbesar daripada kelas eksperimen.

Sikap ilmiah pada aspek ketekunan didapat rata-rata kelas kontrol sebesar 73,12 dan kelas eksperimen sebesar 95,56. Dan rata-rata sikap ilmiah peduli terhadap lingkungan sekitar pada kelas kontrol sebesar 75,27 dan kelas eksperimen sebesar 95,56. Kedua aspek sikap ilmiah ini memiliki rata-rata yang tidak jauh berbeda antara kedua kelas. Keduanya saling berkaitan.

(8)

guru dalam membimbing siswa. Hal ini melatih ketekunanyang dimiliki siswa ketika belajar serta membuat siswa saling mengetahui dampak dan saling mengingatkan temannya untuk membersihkan lingkungan belajarnya. Sedangkan dikelas kontrol tahap pembelajaran yang kurang sistematis, membuat siswa cenderung terburu-buru dalam menyelesaikan pembelajaran. Siswa menjadi kurang peduli terhadap lingkungan sekitar, sehingga membuat guru cenderung menegur siswa.

Perbedaan Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Secara

Statistik

Perbedaan sikap ilmiah siswa melalui beberapa uji dapat dilihat seperti pada Tabel 4.Sikap ilmiah siswa dianalisis menggunakan uji statistik, dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4. hasil uji statistik sikap ilmiah, menunjukkan bahwa sikap ilmiah siswa kelas kontrol terdistribusi normal, hal ini dapat disimpulkan dari nilai signifikansi Uji

Kolmogorov Smirnov yaitu 0,20. Hasil tersebut menunjukkan bahwa signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05. Sikap ilmiah siswa kelas eksperimen memiliki nilai signifikansi uji

(9)

Deskripsi Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Gambar 2: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen diukur dengan memberikan

pretest dan postest yang dilakukan diluar jam pembelajaran. Nilai pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Gambar 2. Berdasarkan data pada Gambar 2. nilai rata-rata pretest siswa kelas kontrol sebesar 38,09 sedangkan di kelas eksperimen sebesar 11,73. Berdasarkan keterangan guru mata pelajaran, ternyata siswa di kelas kontrol telah dijelaskan tentang pengenalan materi hidrolisis garam, sehingga ketika dilakukan pretest siswa dapat menjawab pertanyaan nomor 1 tentang pengertian hidrolisis garam. Selain itu, di kelas kontrol terdapat 2 orang siswa yang mengikuti bimbingan belajar di luar jam sekolahnya. Berbeda dengan siswa kelas kontrol, siswa kelas eksperimen belum pernah mendapatkan penjelasan materi tersebut. Siswa kelas eksperimen adalah siswa yang lebih lama mendapatkan penjelasan materi dibandingkan kelas kontrol dan kelas yang lain. Secara keseluruhan hasil

posttest menunjukkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol sebesar 58,25 dan kelas eksperimen sebesar 89,6 (Gambar 5.). Merujuk pada Gambar 5., diketahui bahwa hasil postest kelas kontrol dan kelas eksperimen mengalami peningkatan dari hasil pretest yang telah dilakukan. Hampir seluruh siswa dapat menjawab butir soal nomor 1 dengan benar baik dikelas kontrol maupun kelas eksperimen. Siswa masih kesulitan dalam menjawab soal nomor 2 mengenai penentuan larutan garam yang dapat terhidrolisis dan soal nomor 3 yang berkaitan dengan penentuan sifat larutan garam. Hal ini dikarenakan siswa tidak hafal dan kesulitan dalam membedakan senyawa

Pretest Postest Selisih

38.1

58.26

20.16 11.73

89.6

77.87

(10)

asam-basa beserta sifatnya. Padahal, ketika pelaksanaan praktikum guru banyak menjelaskan kepada siswa mengenai senyawa asam-basa dan sifat senyawa tersebut. Butir soal nomor 4 dan 5 mengenai perhitungan, hampir seluruh siswa kelas eksperimen dapat menjawab soal dengan benar, karena ketika proses pelaksanaan diskusi praktikum membuat siswa mampu menemukan permasalahan, salah satunya adalah rumus yang digunakan berbeda dengan rumus pada materi sebelumnya, sehingga siswa meminta guru untuk membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian soal perhitungan. Melalui bimbingan dan pengarahan oleh guru membuat siswa lebih mudah dalam mengerjakan soal perhitungan.

Perbedaan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen Secara

Statistik

Perbedaan hasil belajar siswa melalui beberapa uji dapat dilihat seperti pada Tabel 5. Berdasarkan hasil Uji Kolgomorov Smirnov pada nilai pretest kelas kontrol diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,15. Hasil uji dinyatakan bahwa data terdistribusi normal karena nilai signifikasi yang diperoleh lebih besar dari 0,05. Analisis Kolgomorov Smirnov juga dilakukan terhadap nilai pretest kelas eksperimen, dan diperoleh signifikansi sebesar 0,00. Nilai signifikansi yang diperoleh menunjukkan bahwa data tidak terdistribusi normal, karena kurang dari 0,05. Salah satu data tidak terdistribusi normal, maka dilakukan Uji U Mann Whitney

terhadap nilai pretest kelas kontrol dan kelas eksperimen. Signifikansi yang diperoleh sebesar 0,00, hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan awal hasil belajar siswa kelas kontrol dan eksperimen.

Analisis dilanjutkan terhadap selisih nilai pretest dan postest pada kelas kontrol dan eksperimen karena terdapat perbedaan kemampuan awal siswa. Selisih nilai pretest dan postest

dapat dilihat pada Gambar 5. Selisih hasil belajar siswa dianalisis menggunakan Uji

(11)

Pengaruh Metode Pratikum Berbasis Inkuiri Terbimbing Terhadap Sikap Ilmiah

dan Hasil Belajar Siswa

Pengaruh metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa pada materi hidrolisis garam diketahui menggunakan perhitungan Effect Size. Perhitungan Effect Size terhadap sikap ilmiah siswa diperoleh sebesar 2,47. Perhitungan Effect Size terhadap hasil belajar siswa diperoleh sebesar 1,99. Nilai effect sizeyang diperoleh kemudian disesuaikan dengan tabel Z dan didapat pengaruh metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap sikap ilmiah siswa sebesar 99,32% dan hasil belajar sebesar 97,67%. Kedua hasil dinyatakan dengan kategori tinggi. Secara keseluruhan setiap tahapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing dari proses orientasi hingga menarik kesimpulan, semuanya sangat berpengaruh terhadap pengembangan sikap ilmiah dan hasil belajar siswa. Karena setiap tahap yang dilakukan siswa semuanya saling berkaitan dan saling memberikan kelebihan tersendiri dalam melatih fisik dan mental siswa. Pembelajaran di kelas eksperimen melatih siswa untuk aktif dan kreatif dalam berpikir, seperti pada tahap merumuskan masalah dan mengajukan hipotesis, siswa harus tanggap dalam memahami wacana yang disajikan pada LKS agar siswa dapat merumuskan masalah dan mengajukan hipotesis sesuai dengan wacana tersebut. Selain itu pada tahap pelaksanaan praktikum, memberikan keleluasaan kepada siswa untuk melakukan praktikum sendiri dalam menyelesaikan masalah dengan bimbingan guru, menemukan konsep sendiri dari hasil praktikum yang dilakukan, sehingga memotivasi dan mendorong siswa secara aktif menggali pengetahuannya sendiri menjadi pribadi yang aktif, mandiri, dan terampil dalam memecahkan masalah serta memiliki pemahaman konsep yang lebih. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Mawarsari, 2013), yang menyatakan bahwa metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing meningkatkan sikap ilmiah sebesar 91,35% dan pemahaman konsep siswa sebesar 88,65%. Siswa mendapatkan pembelajaran yang lebih optimal dengan penerapan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing. Partisipasi siswa saat pembelajaran dalam hal mengajukan pertanyaan, menyusun hipotesis, mengumpulkan data dan menganalisis data merupakan kegiatan yang berkaitan erat dengan kegiatan inkuiri sehingga dari segala aktivitas yang berhubungan dengan kegiatan inkuiri akan membantu siswa membangun pengetahuan dan sikap ilmahnya.

KESIMPULAN

(12)

yang diajarkan menggunakan metode praktikum berbasis konvensional dengan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing pada materi hidrolisis garam. Pembelajaran menggunakan metode praktikum berbasis inkuiri terbimbing memberikan pengaruh yang tinggi terhadap sikap ilmiah dan hasil belajar siswa dengan nilai effect size, sebesar 2,47 dengan persentase 99,32%, dan 1,99 dengan persentase 97,67%.

DAFTAR PUSTAKA

Dewi, I.G.A.W.K., Agung, A.A.G, dan Rati, N.W. (2014). Hubungan Sikap Ilmiah Dan Motivasi Berprestasi Dengan Hasil Belajar Ipa Pada Siswa Kelas V Sd Di Gugus Ii Laksamana Kabupaten Jembrana Tahun Pelajaran 2013/2014. MIMB

Astawa, I.M.W., Sadia, I.W., dan Suastra, I.W. (2015). Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek Terhadap Sikap Ilmiah dan Konsep Diri Siswa SMP. Jurnal Pendidikan IPA 5 (1): 1-10.

Wardani, D.K. (2012). Analisis Penerapan Metode Praktikum Pada Pembelajaran Kimia Materi Pokok Hidrolisis Garam Kelas XI Di MAN 1 Semarang 2012-2013. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang.

Mawarsari, A.A. (2013). Penerapan Metode Eksperimen Berpendekatan Inkuiri Pada Materi Larutan Penyangga Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Dan Sikap Ilmiah Siswa. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Meli, S.B., Kurnia, dan Yayan, S. (2013). Peningkatan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA Melalui Pembelajaran Praktikum Berbasis Inkuiri Pada Materi Laju Reaksi. Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia. 1 (1): 69-75.

Gambar

Gambar 1:  Sikap Ilmiah Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Gambar 2: Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Kombinasi Macam Zpt Dengan Lama Perendaman YangBerbeda Terhadap Keberhasilan Pembibitan Sirih.. Merah ( Piper Crocatum Ruiz &amp; Pav )

yang sesuai dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE,. yang akan dilaksanakan

Peningkatan Perilaku Disiplin Siswa melalui Pemberian Reward dan Punishment dalam Pembelajaran Penjasorkes pada Siswa Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 1 Lamongan..

dengan daftar isian dokumen kualifikasi perusahaan saudara pada aplikasi SPSE, yang akan. dilaksanakan

11.Untuk Pengambilan Buku Rekening tanggal 19 Januari 2016 wajib membawa Form PIP-01C (Data Nama nama penerima pada lampiran SK) Dan kelengkapan laporan BSM

Dampak Erupsi Gunung Sinabung Terhadap Jumlah Sayur Mayur yang Ditawarkan (Kentang, Bunga Kol, Sawi) di Desa Jeraya, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo.. Universitas

1) Pikeun pihak pamaréntah, utamana Dinas Pendidikan Jawa Barat kudu mikaweruh kana kapamalian-kapamalian anu masih kénéh tumuwuh sarta dipaké kénéh ku masarakat, ulah

Sahabat MQ/ pengolahan karbondioksida atau CO2/ merupakan area bisnis yang menjanjikan// Hal tersebut disampaikan Dosen FMIPA Kimia Universitas Gadjah Mada