• Tidak ada hasil yang ditemukan

139 PENGARUH REMEDIAL TEACHING METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SANGGAU Vivian Ardilah Dewi , Dedeh Kurniasih dan Fitriani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "139 PENGARUH REMEDIAL TEACHING METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI STRUKTUR ATOM KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SANGGAU Vivian Ardilah Dewi , Dedeh Kurniasih dan Fitriani"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

139

PENGARUH REMEDIAL TEACHING METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI

STRUKTUR ATOM KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 SANGGAU

Vivian Ardilah Dewi*, Dedeh Kurniasih dan Fitriani

Prodi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Muhammadiyah Pontianak Jalan Ahmad Yani No. 111 Pontianak Kalimantan Barat

*Email: ump.arrazi@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan remedial teaching metode tutor sebaya dengan siswa yang diajar menggunakan remedial teaching metode ceramah terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau dan untuk mengetahui besarnya pengaruh remedial teaching metode tutor sebaya terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau. Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Eksperimen Semu (Quasy Eksperimental Research) dengan rancangan penelitian Nonequivalent Control Group Design. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPA 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpul data yang digunakan adalah teknik pengukuran, observasi, wawancara dan teknik dokumentasi. Alat pengumpul data yang digunakan adalah tes berbentuk essay berupa ulangan harian struktur atom dan remedialtest. Hasil analisis data remedialtest menggunakan uji U Mann Whitney dengan software SPSS 17.0 for windows diperoleh taraf  sebesar 5% diperoleh angka probabilitas, yaitu Pvalue (0,043) <  (0,05), sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Perhitungan Effect Size (ES) diperoleh ES sebesar 0,66 yang tergolong dalam kategori sedang dan jika dilihat dari Tabel Z memberikan pengaruh sebesar 24,54% terhadap hasil belajar.

Kata Kunci: Remedial Teaching, Metode Tutor Sebaya, Hasil Belajar

ABSTRACT

This study aimed at finding out not only the difference of students’ learning outcomes taught by

using peer tutor remedial teaching method and lecturing remedial teaching method on Atomic Structure class at grade XI IPA SMA Negeri I Sanggau but also the influence of the peer tutor remedial teaching methodon Atomic Structure class. Using quasi experimental and Nonequivalent Control Group Designs, this study employed 2 classes as the samples; grade XI IPA 2 class as the experiment group and grade XI IPA I class as the control group. The data collection technique used were measurement, observation, interview, and documentation. While the instruments used were Atomic Structure essay test and remedial test. The results of U Mann Whitneydata analysis obtained  level of 5%, and probability score of Pvalue (0,043) < (0,05), so that the Ho was rejected dan and the Ha was accepted. In other words, there were significant differences of experiment and control groups. It could be seen from the Effect Size (ES) count of 0,66which

considered in average category and Z table which indicated the significant effect to the students’

learning achievement (24,54%) terhadap hasil belajar.

(2)

140 PENDAHULUAN

Ilmu kimia merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam; khususnya yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, transformasi, dinamika dan energetika zat (Pusat Kurikulum, 2003: 7).

Karakteristik ilmu kimia yang berisi konsep-konsep abstrak dan perhitungan menyebabkan banyak siswa yang menganggap kimia itu sulit. Arifiani (2012: 130) mengatakan beberapa kesulitan yang dialami siswa karena sifat ilmu kimia berisi konsep yang dipelajari sangat banyak, dan konsep yang satu merupakan prasyarat bagi konsep berikutnya. Nauli (2007: 15) menyatakan bahwa mata pelajaran kimia merupakan mata pelajaran yang sangat sulit, sehingga tidak jarang siswa sudah terlebih dahulu merasa tidak mampu mempelajarinya.

Mukaromah, Sugiharto dan Sulistyo (2013: 41) mengatakan bahwa dalam kimia, apabila siswa tidak menguasai konsep dasar, maka siswa sulit untuk menguasai materi selanjutnya. Kesulitan dalam mempelajari konsep dasar ini dibuktikan persentase ketuntasan ulangan harian semester ganjil kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau tahun ajaran 2014/2015. Hasil data nilai memperlihatkan bahwa siswa memiliki persentase ketuntasan paling rendah pada materi Struktur atom yaitu hanya 35% pada kelas XI IPA 1 dan 40% pada kelas XI IPA 2. Struktur atom merupakan materi dasar dalam mempelajari materi selanjutnya seperti Sistem Periodik Unsur dan Ikatan Kimia. Metode pengajaran

yang guru gunakan juga masih sederhana yaitu dengan metode ceramah sehingga siswa menjadi kurang aktif dalam belajar karena yang menjadi pusat belajar adalah guru.

Kesulitan belajar yang dialami siswa menyebabkan banyak siswa tidak mampu mencapai ketuntasan belajar. Oleh karena itu diperlukan metode pembelajaran yang dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar tesebut. Remedial teaching dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajarnya karena hakikat dari pembelajaran remedial merupakan pemberian layanan pendidikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajarnya sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan (Amri dan Ahmadi, 2010: 81).

Remedial teaching atau pengajaran perbaikan adalah suatu bentuk pengajaran yang bersifat menyembuhkan, membetulkan atau dengan singkat pengajaran yang membuat menjadi lebih baik (Ahmadi dan Supriyono, 2004: 152). Remedial teaching menjadi suatu bentuk pengajaran yang dapat memperbaiki hasil belajar.

Untuk mencapai hasil kegiatan remedial yang maksimal, maka guru harus memahami, menguasai dan mengimplementasikan langkah-langkah kegiatan remedial. Suciati (2007: 61) menggunakan langkah-langkah yang harus dilakukan guru dalam melakukan kegiatan remedial adalah sebagai berikut : (1) analisis hasil diagnosis kesulitan belajar, (2) menemukan penyebab kesulitan, (3) menyusun rencana kegiatan

remedial, (4) melaksanakan kegiatan

remedial dan (5) menilai kegiatan

(3)

141 Pembelajaran remedial agar dapat berlangsung aktif, efektif, dan menyenangkan maka dilakukan pendekatan dengan metode tutor sebaya. Dossuwanda (2008: 14) menyatakan bahwa metode tutor sebaya adalah pemberian bantuan belajar yang dilakukan oleh siswa seangkatan yang ditunjuk oleh guru. Siswa yang memiliki kemampuan lebih cepat menyerap materi pelajaran dan memiliki kemampuan komunikasi yang bagus serta mampu menerangkan, membantu siswa yang kurang cepat menyerap materi pelajaran. Melalui tutor sebaya siswa bukan hanya dijadikan sebagai objek pembelajaran tetapi menjadi subjek pembelajaran, yaitu siswa diajak untuk menjadi tutor atau sumber belajar dan tempat bertanya bagi temannya.

Rusmansyah (2003: 42) menyatakan bahwa siswa akan lebih mudah menemukan dan memahami konsep-konsep yang sulit apabila siswa saling mendiskusikan konsep-konsep tersebut dengan teman sebayanya. Mengkaji permasalahan di atas maka penulis

mencoba untuk menerapkan

pembelajaran remedial metode tutor sebaya pada materi struktur atom di SMA Negeri 1 Sanggau. Pembelajaran remedial dengan menggunakan metode tutor sebaya diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom.

METODE PENELITIAN Bentuk dan Jenis Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Jenis penelitian yang

digunakan adalah eksperimen semu (Quasy Eksperimental). Pada penelitian ini, kelas kontrol diberikan perlakuan

remedial teaching dengan metode

ceramah, sedangkan kelas eksperimen diberikan perlakuan remedial teaching dengan metode tutor sebaya. Akibat dari kedua perlakuan ini akan dilakukan perbandingan terhadap hasil belajar siswa pada kedua kelas tersebut.

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel Bebas : Remedial teaching

metode tutor sebaya pada materi struktur atom dan Remedial teaching metode ceramah pada materi struktur atom.

2. Variabel Terikat : Hasil belajar siswa pada materi struktur atom dengan menggunakan remedial teaching metode tutor sebaya dan hasil belajar siswa pada materi struktur atom dengan menggunakan remedial teaching metode ceramah.

3. Variable Kontrol : Guru dan waktu pelaksanaan pembelajaran.

Populasi, Sampel dan Subjek Penelitian

(4)

142 siswa dan kelas eksperimen 19 orang siswa.

Prosedur Penelitian

1. Tahap awal : wawancara, observasi, pengumpulan data nilai dan analisis ulangan harian siswa.

2. Tahap persiapan : membuaat perangkat pembelajaran, instrument penelitian, melakukan validasi, merivisi perangkat pembelajaran, uji coba soal, menentukan reliabilitas dan menentukan kelas eksperimen dan kontrol.

3. Tahap pelaksnaan : mengadakan ulangan harian, perlakuan, remedial test dan wawancara.

4. Tahap akhir : menganalisis data, membahas dan menyusun laporan.

Teknik dan Alat Pengumpul Data 1. Teknik Pengumpul Data

a. Pengukuran

Pengukuran dalam penelitian ini adalah tes struktur atom sebelum

dan setelah dilakukan

pembelajaran. b. Observasi

Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi sistematis, dengan menggunakan instrumen pengamatan.

c. Wawancara

Wawancara yang dilakukan adalah wawancara langsung yang dilakukan terhadap siswa setelah dilakukan penelitian.

d. Teknik Dokumentasi

Analisis data tentang data nilai ulangan harian siswa pada materi struktur atom kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau tahun ajaran 2015/2016.

2. Alat pengumpulan Data

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes hasil belajar, lembar observasi, wawancara langsung dan dokumentasi.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tahap Persiapan

Pembuatan instrumen penelitian berupa RPP dan tes hasil belajar siswa. Sebelum digunakan sebagai instrumen penelitian, RPP dan tes hasil belajar divalidasi terlebih dahulu. Setelah dinyatakan valid, tes hasil belajar dilakukan uji coba pada siswa kelas XII IPA SMA Negeri 1 Sanggau. Uji coba dilakukan dikelas XII IPA yang telah mempelajari materi struktur atom. Hasil uji coba dikelas XII IPA dihitung reliabilitasnya dengan siswa yang terdiri dari 24 siswa, hasil perhitunganya reliabilitas yang diperoleh sebesar 0,646 dengan kriteria tinggi.

Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan terdiri atas 4 tahap yaitu melakukan ulangan harian struktur atom oleh guru kimia SMA Negeri 1 Sanggau, memberikan perlakuan yaitu pembelajaran remedial teaching, remedial test dan wawancara oleh peneliti.

1. Ulangan harian struktur atom

(5)

143 eksperimen 19 orang siswa tidak tuntas. Siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian struktur atom digunakan sebagai subjek dalam pelaksanaan remedial teaching. eksperimen dan kelas kontrol kemudian dilakukan uji

Kolmogrov-Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov

berfungsi untuk mengetahui normalitas data dengan nilai α (0,05). Hasil uji kolmogrov menunjukkan bahwa nilai ulangan harian struktur atom kelas kontrol adalah 0,004 nilai ini lebih kecil dari

nilai α maka data tidak terdistribusi

normal. Nilai signifikan ulangan harian struktur atom pada kelas eksperimen adalah 0,000 nilai tersebut lebih kecil dari nilai α maka data dikatakan tidak terdistribusi normal.

Oleh karena kedua data tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik nonparametrik yaitu uji U Mann-Whitney. Berdasarkan uji U Mann-Whitney, diperoleh hasil 0,430 nilai ini lebih

besar dari nilai signifikan α artinya

tidak ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2. Remedial teaching

Perlakuan yang diberikan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan remedial teaching metode tutor sebaya pada kelas eksperimen

dan metode ceramah pada kelas tuntas pada ulangan harian struktur atom. Kelas kontol menerapkan pembelajaran remedial dengan metode ceramah. Proses penelitian dilakukan pada tanggal 10 September 2015. Siswa yang tuntas pada ulangan harian struktur atom kelas kontrol tetap mengikuti kegiatan remedial teaching untuk

memperdalam pemahaman

materinya. Namun siswa yang tuntas dan tidak tuntas dipisahkan dalam kelompok yang berbeda pada saat kegiatan remedial teaching berlangsung. Akhir kegiatan siswa tuntas diberikan tugas pengayaan sedangkan siswa tidak tuntas diberikan remedial test.

Data ulangan harian struktur atom kelas kontrol yang dianalisis yaitu 24 lembar ulangan harian dari 32 lembar ulangan harian dikarenakan sebagian dari lembar ulangan harian telah hilang. Analisis ini dapat digunakan karena data yang dianalisis lebih dari 70% dari jumlah data sebenarnya.

(6)

144 benar. Pada soal nomor 2 dengan sub materi konfigurasi elektron, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 91,67%. Artinya 22 siswa dari 24 siswa berhasil menjawab soal dengan benar.

Soal nomor 3 dengan sub materi nomor atom, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 83,33%. Artinya 20 siswa dari 24 siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Soal nomor 4 dengan sub materi bilangan kuantum, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 37,50%. Artinya hanya 9 siswa dari 24 siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar. Sedangkan pada soal nomor 5 dengan sub materi bilangan kuantum, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 20,83%. Artinya hanya 5 siswa dari 24 siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar.

Persentase keberhasilan menjawab soal paling rendah terlihat pada soal nomor 4 dan soal nomor 5 yaitu pada sub materi bilangan kuantum. Berdasarkan hasil diagnosis kesulitan belajar siswa melalui lembar jawaban ulangan harian siswa, diketahui banyak siswa mengalami kesulitan pada sub materi bilangan kuantum.

Kesulitan yang dialami siswa dikarenakan siswa kurang memahami cara menentukan bilangan kuantum suatu unsur berdasarkan jumlah elektron suatu atom dan menentukan nomor atom suatu unsur berdasarkan bilangan kuantumnya, sehingga pada remedial

teaching sub materi yang dipilih untuk dipelajari lebih mendalam adalah pada sub materi bilangan kuantum.

Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru kemudian memberikan apersepsi dengan memberikan pertanyaan kepada siswa tentang materi yang dipelajari sebelumnya untuk membuat siswa termotivasi mempelajari kembali materi struktur atom.

Tahap berikutnya kegiatan inti, dimana guru menjelaskan materi dengan metode ceramah. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan pengertian bilangan kuantum dan jenis-jenis bilangan kuantum serta memberikan contoh bagaimana menyelesaikan soal perhitungan.

Guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya selama 10 menit dan memberikan soal untuk siswa kerjakan. Guru berkeliling sambil mengawasi dan membimbing siswa mengerjakan soal latihan. Setelah selesai mengerjakan soal, guru meminta siswa untuk menuliskan jawabannya di papan tulis dan membahasnya bersama-sama.

(7)

145 b. Kelas eksperimen

Kelas eksperimen dalam penelitian ini adalah kelas XI IPA 2 yang berjumlah 32 siswa dengan 13 siswa tuntas dan 19 siswa tidak tuntas pada ulangan harian struktur atom. Proses penelitian dilakukan pada tanggal 14 September 2015. Kelas eksperimen menerapkan pembelajaran remedial dengan metode tutor sebaya. Siswa yang tuntas pada ulangan harian struktur atom kelas eksperimen digunakan sebagai tutor atau asisten guru untuk membantu temannya yang belum tuntas dalam belajar.

Data ulangan harian struktur atom kelas eksperimen yang dianalisis yaitu 22 lembar ulangan harian dari 32 lembar ulangan harian dikarenakan sebagian dari lembar ulangan harian telah hilang. Analisis ini dapat digunakan karena data yang dianalisis lebih dari 70% dari jumlah data sebenarnya.

Hasil analisis ulangan harian struktur atom kelas kontrol menunjukkan bahwa pada soal nomor 1 dengan sub materi teori atom Niels Bohr dan teori atom modern diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 100%. Artinya 22 siswa dari 22 siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Pada soal nomor 2 dengan sub materi konfigurasi elektron, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 86,36. Artinya 19 siswa dari 22 siswa berhasil menjawab soal dengan benar.

Soal nomor 3 dengan sub materi nomor atom, diperoleh

persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 100%. Artinya 22 siswa dari 22 siswa berhasil menjawab soal dengan benar. Soal nomor 4 dengan sub materi bilangan kuantum, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 45,45%. Artinya hanya 10 siswa dari 22 siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar. Sedangkan pada soal nomor 5 dengan sub materi bilangan kuantum, diperoleh persentase keberhasilan menjawab soal sebesar 27,27%. Artinya hanya 6 siswa dari 22 siswa yang berhasil menjawab soal dengan benar.

Persentase keberhasilan menjawab soal paling rendah terlihat pada soal nomor 4 dan soal nomor 5 yaitu pada sub materi bilangan kuantum. Berdasarkan hasil diagnosis kesulitan belajar siswa melalui lembar jawaban ulangan harian siswa, diketahui banyak siswa yang mengalami kesulitan pada sub materi bilangan kuantum.

Kesulitan yang dialami siswa dikarenakan siswa kurang memahami cara menentukan bilangan kuantum suatu unsur berdasarkan jumlah elektron suatu atom dan menentukan nomor atom suatu unsur berdasarkan bilangan kuantumnya, sehingga pada remedial teaching sub materi yang dipilih untuk dipelajari lebih mendalam adalah pada sub materi bilangan kuantum.

(8)

146 siswa tentang materi yang dipelajari sebelumnya untuk membuat siswa termotivasi mempelajari kembali materi struktur atom.

Tahap berikutnya kegiatan inti, pada tahap ini guru menjelaskan secara singkat pengertian bilangan kuantum dan jenis-jenis bilangan kuantum serta memberikan contoh bagaimana menyelesaikan soal perhitungan. Selanjutnya guru mengorganisasikan siswa ke dalam 6 kelompok. 5 kelompok belajar berjumlah 3 siswa dengan dipimpin 2 tutor dan 1 kelompok belajar berjumlah 4 siswa dengan dipimpin 1 tutor. Guru menugaskan siswa untuk mengerjakan latihan yang terdapat dalam LKS secara berkelompok dengan bantuan tutor masing-masing. Guru memantau kegiatan diskusi dengan berkeliling dan membantu jika tutor mengalami kesulitan. Selanjutnya guru meminta siswa mengumpulkan hasil pekerjaan kelompoknya dan membahasnya secara bersama-sama.

Proses berikutnya guru memberikan soal remedial test untuk siswa yang tidak tuntas pada ulangan harian struktur atom. Selesai melaksanakan tes soal, guru memberikan penguatan konsep berdasarkan jawaban siswa dan

memberikan kesimpulan

pembelajaran lalu guru menutup pelajaran dengan salam.

3. Remedial test

Pelaksanaan remedial test dilaksanakan setelah siswa mempelajari materi struktur atom dengan menerapkan remedial teaching metode ceramah di kelas

kontrol dan remedial teaching metode tutor sebaya di kelas eksperimen. Hasil remedial test menunjukkan bahwa nilai rata-rata kelas kontrol adalah 82,50 sedangkan rata-rata remedial test kelas eksperimen adalah 87,73.

Nilai remedial test antara kelas eksperimen dan kelas kontrol kemudian dilakukan uji

Kolmogrov-Smirnov. Uji Kolmogrov-Smirnov

berfungsi untuk mengetahui normalitas data dengan nilai α (0,05). Hasil uji tersebut menunjukkan bahwa nilai signifikan remedial test kelas eksperimen adalah 0,012 nilai

ini lebih kecil dari nilai α maka data

tidak terdistribusi normal. Namun nilai signifikan remedial test pada kelas kontrol adalah 0,068 karena nilai tersebut lebih besar dari nilai α maka data dikatakan terdistribusi normal.

Oleh karena salah satu tidak terdistribusi normal maka dilanjutkan dengan uji statistik nonparametrik yaitu uji U Mann-Whitney. Hasil uji yang diperoleh 0,043, nilai ini lebih kecil dari nilai signifikan α artinya ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil nilai remedial test yang dilakukan di kelas

eksperimen lebih tinggi

dibandingkan kelas kontrol. 4. Wawancara

(9)

147 siswa dengan ketuntasan tinggi di kelas kontrol mengatakan bahwa pembelajaran remedial metode ceramah tidak ada bedanya dengan pembelajaran biasa karena guru hanya menjelaskan materi kemudian memberikan tugas.

Sedangkan hasil wawancara 2 siswa dengan ketuntasan sedang di kelas kontrol mengatakan bahwa pembelajaran remedial metode ceramah kurang menjadikan siswa aktif karena guru masih menjadi fokus pembelajaran. Remedial teaching metode ceramah dianggap tidak menarik, karena siswa belajar sendiri memahami materi yang guru ajarkan meskipun ada kesempatan bertanya yang diberikan oleh guru.

Hasil wawancara 2 siswa dengan ketuntasan tinggi di kelas eksperimen mengatakan bahwa pembelajaran remedial metode tutor sebaya, berbeda dari pembelajaran remedial yang pernah dilakukan oleh guru. Pembelajaran remedial metode tutor sebaya memanfaatkan siswa yang lebih memahami materi pembelajaran untuk dapat membantu siswa lainya yang belum memahami materi pembelajaran tersebut sehingga pembelajaran lebih aktif. Pembelajaran remedial metode tutor sebaya membantu siswa memahami lebih mendalam materi pelajaran.

Hasil wawancara 2 siswa dengan ketuntasan sedang di kelas eksperimen juga mengatakan bahwa pelajaran yang ditempuh dengan pembelajaran remedial metode tutor sebaya terasa berbeda dengan metode yang biasanya hanya ceramah. Dalam pembelajaran ini teman sebaya bertindak

sebagai guru dalam diskusi sehingga siswa tidak merasa segan dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Kegiatan remedial dengan mengunakan metode tutor sebaya menjadikan diskusi yang dilakukan lebih asik dan menyenangkan.

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Berdasarkan hasil ulangan harian struktur atom dan remedial test pada kelas kontrol diperoleh perbedaan hasil belajar. Nilai rata-rata hasil ulangan harian struktur atom pada kelas kontrol adalah 56,05 dan nilai rata-rata hasil remedial test adalah 82,50. Peningkatan hasil belajar diketahui dari nilai selisih antara nilai ulangan harian struktur atom

dan remedial test sebesar 26,45.

Sebanyak 18 siswa kelas kontrol yang mengikuti remedial semuanya mengalami peningkatan hasil belajar setelah diberikan perlakuan.

(10)

148 Gambar 1. Grafik Perbandingan Ulangan Harian Struktur Atom-Remedial Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Gambar 1. menunjukkan bahwa nilai remedial test kelas eksperimen lebih tinggi yaitu 87,73 dibandingkan kelas kontrol 82,50. Perbandingan hasil belajar antar kelas kontrol dan kelas eksperimen ini meningkat secara signifikan yaitu sebesar 5,23.

Pengaruh Remedial Teaching Metode Tutor Sebaya

Effect Size dihitung untuk mengetahui besarnya pengaruh remedial teaching metode tutor sebaya pada materi struktur atom. Perhitungan effect size menggunakan data remedial test, dikarenakan hasil ulangan harian struktur atom kelas kontrol dan eksperimen yang telah dianalisis secara statistik menggunakan SPSS 17,0 for windows diperoleh hasil yang tidak sama (tidak terdapat perbedaan kemampuan awal siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen). Nilai rata-rata remedial test kelas kontrol sebesar 82,50 sedangkan nilai rata-rata kelas eksperimen sebesar 87,73 dengan standar deviasi kelas kontrol sebesar 7,821.

Hasil perhitungan Effect size diklasifikasikan sedang yaitu 0,66. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran remedial dengan menggunakan metode tutor sebaya memberikan pengaruh yang sedang terhadap peningkatan hasil belajar siswa. Dengan demikian persentase peningkatan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Sanggau dengan metode tutor sebaya pada materi struktur atom sebesar 24,54% dilihat dari Tabel Z. Miharty dan Armiyus (2009) dalam penelitiannya yang berjudul pembelajaran remedial metode tutor sebaya pada mata pelajaran kimia pokok bahasan hidrolisis garam, menyatakan dari hasil analisa data ditemukan bahwa pembelajaran remedial metode tutor sebaya dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan besarnya pengaruh 22,7% jika dibandingkan dengan pengajaran biasa pada materi hidrolisis garam.

Berdasarkan hasil nilai remedial test, hasil wawancara dan penelitian pendukung di atas membuktikan bahwa pembelajaran remedial menggunakan metode tutor sebaya lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran remedial metode ceramah. Pembelajaran

remedial metode tutor sebaya dapat

membuat siswa menjadi lebih aktif dan antusias dalam belajar. Siswa tidak lagi merasa segan untuk bertanya karena yang bertindak sebagai guru dalam kelompoknya adalah teman sebayanya.

KESIMPULAN

1. Terdapat perbedaan antara hasil belajar siswa yang diajarkan

remedial teaching metode tutor

(11)

149 belajar siswa pada materi struktur atom kelas XI SMA Negeri 1 Sanggau.

2. Remedial teaching metode tutor

sebaya memberikan pengaruh

sebesar 24,54% dengan klasifikasi yang sedang terhadap hasil belajar siswa pada materi struktur atom kelas XI SMA Negeri 1 Sanggau.

DAFTAR PUSTAKA

Arifiani, R. (2012). Pengaruh Pembelajaran Kolaborasi Guided Discovery-Experiential Learning Berbantuan Lembar Kerja Siswa. Jurnal Chemistry in Education. Vol 1 No 2. (Online). (Journal.unnes.ac.id).

Ahmadi, H. A., dan Supriyono, W. (2004). Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Amri, S., dan Ahmadi, L. K. (2010).

Konstruksi Pengembangan

Pembelajaran: Pengaruhnya

Terhadap Mekanisme dan Praktik

Kurikulum. Jakarta: Prestasi

Pustaka.

Dossuwanda. (2008). Penggunaan

Metode Tutor Sebaya

Meningkatkan Kemampuan dan Kreatifitas Siswa dalam Belajar Microsoft Excel di Kelas VIII SMP Negeri 1 Rangkasbitung.

Jurnal Pendidikan dan

Komunikasi. (Online).

(Repository.unri.ac.id).

Miharty, T., dan Armiyus, S. (2009). Pembelajaran Remedial Metode Tutor Sebaya Pada Mata Pelajaran Kimia Pokok Bahasan Hidrolisis Garam. Jurnal Repository. ISBN : 978-9832267. (Online).

Mukaromah, Sugiharto, dan Sulistyo, S. (2013). Efektivitas Pemberian

Problem Posing pada

Pembelajaran (TGT) Teams Games Tournament Terhadap Hasil Belajar Kimia pada Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI Semester 2 SMA Negeri 4 Surakarta. Jurnal Pendidikan Kimia. Vol. 3, No,4. (Online). (Fkip.uns.ac.id).

Nauli, R. ( 2007). Upaya Peningkatan Interaksi dan Hasil Belajar Siswa SMA melalui Belajar Kooperatif dengan Menggunakan Media Peta Konsep dan Alat Peraga. Jurnal

Pendidikan Matematika dan

Sains. ISSN: 1907-7157. (Online). (Isjd.pdii.lipi.go.id).

Pusat Kurikulum. (2003). Standar

Kompetensi Mata Pelajaran

Kimia SMA dan MA. Jakarta: Balitbang Depdiknas.

Rusmansyah. (2003). Implementasi

Model Student Teams

(12)

150 Suciati, D. (2007). Belajar dan

Pembelajaran 2. Jakarta:

Gambar

Gambar 1. Grafik Perbandingan Ulangan Harian Struktur Atom-Remedial Test Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara asupan protein nabati dan hewani dengan kadar ureum dan kreatinin pada penderita gagal ginjal kronik dengan hemodialisis

Berdasarkan data diketahui ibu yang mempunyai pengetahuan baik 1 (1%) orang dan memiliki sikap unfavorable, ibu yang memiliki pengetahuan cukup 6 orang (13 %)

Hasil penelitian analisa finansial dan ekonomi produksi tembakau White Burley di Kabupaten Jember, adalah; (a) Produktivitas usahatani “dibawah rata- rata”, yaitu

Hasil penelitian yang peneliti lakukan yaitu tentang partisipasi masyarakat dalam perencaaan pembangunan daerah tahun 2008 di Bappeda Kabupaten Sorong yang meliputi: pertama,

Upaya widyaiswara dalam meningkatkan kinerja PLKB melalui pelatihan refreshing di bali pelatihan pengembangan BKKBN JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia |

pendidikan agama Islam adalah intensitas pelaksanaan kemampuan, Fungsi, peran dan tanggung jawab dalam membentuk kepribadian dan akhlaq peserta didik

Kedudukan dan fungsi Pancasila jika dikaji secara ilmiah memiliki pengertian yang luas, baik dalam kedudukannya sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa,

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/BM-08/POKJA/2015 tanggal 19 Juni 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pengangkatan Jembatan