• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTESIS) SISWA SD KELAS I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE SAS (STRUKTURAL ANALITIK SINTESIS) SISWA SD KELAS I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN FLASH CARD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN DENGAN METODE SAS

(STRUKTURAL ANALITIK SINTESIS) SISWA SD KELAS I

Wahyu Nuning Budiarti

Universitas Nahdlatul Ulama Al Ghazali Cilacap wahyununing.pgsd@unugha.ac.id

Abstract

This study aims to produce a learning media product in the form of Flash Card to improve the initial reading skill with SAS method of first grade students. This development research uses a step developed by Borg & Gall. The development model is grouped into: (1) conducting preliminary research and gathering information, (2) planning, (3) developing the initial product, (4) conducting initial field trials, (5) revising the initial product to compose the main product, (6) conducting major tests, (7) revising the main product to compose the operational product, (8) conducting operational field tests, (9) revising the final product, (10) desemination. The subjects of field test in the experimental class were 27 students and the control class were 27 students. The results showed that (1) Flash Card media suitable for learning. According to material experts and Flash Card product learning experts categorized "good". (2) there is an increase of pretest value on posttest of Indonesian learning motivation and reading comprehension skill between control class and experiment class. Overall test and research results show that the Flash Card media positively and significantly influence to the improvement of reading skill of beginning of SAS method of student.

Keywords: flash card, reading skill beginning, SAS (Structural Analytic Synthesis) method

Abstrak

(2)

menyusun produk utama, (6) melakukan uji coba utama, (7) melakukan revisi produk utama untuk menyusun produk operasional, (8) melakukan uji lapangan operasional, (9) melakukan revisi produk akhir, (10) deseminasi. Subjek uji pelaksanaan lapangan pada kelas eksperimen sebanyak 26 siswa dan pada kelas kontrol sebanyak 26 siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) media Flash Card layak digunakan dalam pembelajaran. Menurut ahli materi dan ahli media pembelajaran produk Flash Card berkategori “baik”. (2) terdapat peningkatan nilai pretest terhadap posttest motivasi belajar bahasa Indonesia dan keterampilan membaca pemahaman antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Keseluruhan uji dan hasil penelitian menunjukan bahwa media Flash Card berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap peningkatan keterampilan membaca permulaan metode SAS siswa.

Kata Kunci: flash card, keterampilam membaca permulaan, metode SAS

Pendahuluan

Manusia berinteraksi dengan manusia lain melalui kegiatan komunikasi, komunikasi dapat terjadi dengan menggunakan bahasa sebagai alat. Penggunaan bahasa menjadi efektif sejak seorang individu memerlukan berbicara dengan orang lain. Keterampilan berbahasa terdiri dari empat macam yaitu, menyimak, membaca, menulis, dan berbicara. Keberhasilan siswa dalam pembelajaran di sekolah sangat perlu dukungan dari empat keterampilan berbahasa tersebut, karena memiliki fungsi yang saling mendukung satu sama lain.

Pembelajaran bahasa yang dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD) di kelas awal salah satunya adalah membaca permulaan. Membaca permulaan harus dilakuakan secara bertahap, yaitu tahap pramembaca dan membaca. Pada tahap pramembaca anak akan diajarkan sebagai berikut; a) sikap yang baik pada waktu membaca, seperti sikap duduk yang benar, b) cara anak meletakkan buku di meja, c) cara anak memegang buku, d) cara anak dalam membuka dan membalikan buku, e) cara anak melihat dan memperhatikan tulisan. (Darmiyanti Z dan Budiasih, 1996, p.50).

(3)

201). Lima langkah dalam membaca permulaan yaitu mengenal unsur kalimat, mengenal unsur kata, mengenal huruf, merangkai huruf menjadi suku kata, merangkai suku kata menjadi kata. (Ritawati, dkk, 2007, p. 51). Dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran membaca permulaan ada beberapa metode yang digunakan, salah satunya adalah metode SAS (Struktural Analitik Sintesis).

Metode SAS dalam pelaksanaannya dibagi menjadi dua tahap, yaitu tanpa buku dan menggunakan buku. Pada tahap tanpa buku, pembelajarannya dilaksanakan dengan cara; 1) merekam bahasa anak, 2) menampilkan gambar sambil bercerita, 3) membaca gambar, 4) membaca gambar dengan kartu kalimat, 5) membaca kalimat struktural, 6) proses analitik, dan 6) proses sintetik. Dalam penelitian ini menggunakan metode SAS dengan cara membaca gambar dengan kartu kalimat (flash card)

Pembelajaran bahasa di kelas awal perlu menggunakan variasi dalam melakukan pembelajaran, tahap perkembangan usia SD kelas awal merupakan tahap operasional konkret, dimana pembelajaran dapat lebih mudah dipahami apabila menggunakan hal-hal yang konkret ke dalam kelas. Untuk pembelajaran membaca permulaan dapat dibantu menggunakan media pembelajaran yang disesuiaikan dengan kebutuhan pembelajaran siswa. Siswa kelas 1 masih lebih menyukai permainan dan media dibandingkan hanya menggunakan tulisan sederhana di papan tulis.

Tujuan penelitian pengembangan ini adalah (1) menghasilkan flash card yang layak untuk kelas I SD (2) mengetahui efektifitas flash card dalam peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan metode SAS

(4)

menarik (c) menambah pengetahuan bagi guru tentang fungsi media flash card (3) bagi sekolah dapat digunakan sebagi suatu alternatif media pembelajaran bagi pihak sekolah untuk memberikan motivasi bagi guru-guru agar bersikap lebih professional, aktif, kreatif, dan inovatif dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya di sekolah dalam proses pembelajaran terhadap para siswa.

Metode Penelitian

Model Pengembangan

Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan model pengembangan Borg & Gall (1983, pp. 775-786). Penelitian dan pengembangan atau research and development (R & D) terdapat sepuluh langkah. Langkah-langkah tersebut adalah sebagai berikut: (1) melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi (research & information collecting), (2) melakukan perencanaan (planning), (3) mengembangkan produk awal (develop preliminary form of product), (4) melakukan uji coba lapangan awal (preliminary

field testing), (5) melakukan revisi produk awal untuk menyusun produk utama

(main product revision), (6) uji coba lapangan utama (main field testing), (7) revisi produk utama untuk menyusun produk operasional (operational product revision), (8) uji lapangan operasional (Operational field revision), (9) revisi

produk terakhir (Final product revision), (10) melakukan sosialisasi dan penyebaran produk yang dikembangkan. (dissemination and implementation).

Desain Uji Coba

Uji coba produk hasil pengembangan berupa flash card dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu: (a) uji lapangan awal, (b) uji lapangan utama, (c) uji lapangan operasional.

Subjek Coba

(5)

jumlah subjek coba adalah 18 orang. Pada uji lapangan operasional jumlah subjek coba adalah 54 orang.

Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu untuk mengumpulkan data-data untuk mengetahui kelayakan dan keefektivan produk. Instrumen-instrumen yang digunakan adalah sebagai berikut. (1) Angket yang terdiri dari (a) Angket penilaian kelayakan produk untuk ahli materi, (b) Angket penilaian kelayakan produk untuk ahli media, Angket respon pengguna. Kemudian (2) Tes keterampilan membaca pemahaman.

Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini data dianalisa untuk mendapatkan media pembelajaran berupa media yang layak. Adapun langkah-langkah yang dilakukan adalah data berupa skor dari para ahli diperoleh melalui lembar penilaian kelayakan produk. Total skor aktual yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi data kuantitatif skala lima. Menurut Sukardjo (2005, p. 55) skor yang diperoleh kemudian dikonversikan menjadi nilai pada skala 5, dengan acuan tabel sebagai berikut:

Tabel 1.

Konversi Skor Aktual Menjadi Skor Skala Lima Berdasarkan Simpangan Baku

Nilai Interval skor Kategori

A X > Xi + 1,8 Sbi Sangat Baik

B Xi + 0,6 SBi < X ≤ Xi + 1,8 Sbi Baik

C Xi– 0,6 SBi < X ≤ Xi + 0,6 Sbi Cukup Baik D Xi– 1,8 SBi < X ≤ Xi– 0,6 Sbi Kurang Baik

(6)

Keterangan :

X = skor yang diperoleh Xi = rata-rata ideal

= (skor maksimal + skor minimal ) SBi = simpangan baku ideal

= (skor maksimal – skor minimal)

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil penelitian dimulai dengan penjelasan mengenai prosedur yang

pertama yaitu, hasil penelitian awal yang berupa hasil penelitian pendahuluan dan

pengumpulan informasi dan hasil perencanaan. Hasil penelitian pendahuluan dan

pengumpulan informasi terdiri dari hasil studi putaka, hasil analisis model

pembelajaran membaca permulaan yang biasanya dilakukan dan hasil wawancara

terhadap siswa dan guru untuk menganalisis kebutuhan.

Dilanjutkan dengan perencanaan, yaitu penyusunan instrumen. Prosedur

kedua yaitu hasil pengembangan produk awal, penyusunan produk awal, setelah

itu produk divalidasi oleh ahli materi dan ahli media. Penilaian kelayakan produk

dari segi materi dan segi media adalah jika skor rata-rata berkategori “Baik” maka

produk sudah dikatakan layak.

Hasil rata-rata akhir penilaian kelayakan dari ahli materi dan ahli media adalah “Baik”, jadi produk sudah layak digunakan untuk proses uji coba. Adapun saran dari ahli materi dan ahli media antara lain (1) beberapa gambar kurang jelas,

(2) beberapa penggunaan tandaa baca masih kurang tepat, (3) materi pengetahuan

masih perlu ditambahkan, (4) judul dibuat lebih singkat dan lebih menarik, (5)

warna gambar dirubah menjadi lebih hidup dan menarik, (6) media pembelajaran

flash card dibuat lebih menarik dan disesuaikan dengan warna dasar.

Data hasil penilaian kelayakan produk disajikan dalam tabel 2 dan 3

sebagaimana tebel berikut.

Tabel 2.

(7)

Flash Card oleh Ahli Materi

Pembelajaran Nilai Rata-rata Kategori

1 76 Baik

2 77 Baik

3 82 Baik

Tabel 3.

Hasil Penilaian Kelayakan Media Pembelajaran Flash Card oleh Ahli Materi

Pembelajaran Nilai Rata-rata Kategori

1 98 Baik

2 101 Baik

3 105 Baik

Tahap selanjutnya adalah uji coba lapangan awal diberikan pada siswa

kelas I. Data yang diperoleh berupa hasil perhitungan angket motivasi belajar

bahasa Indonesia, tes keterampilan membaca permulaan dengan metode SAS dan

angket respon siswa, akan dijelaskan pada tabel berikut.

Tabel 4. Hasil Perhitungan Tes Keterampilan Membaca Permulaan dengan menggunakan metode SAS

Perlakuan Rata-rata skor

Pretest 72.01

Postest 93.54

(8)

Hasil perhitungan tes keterampilan membaca pemahaman, mengalami

peningkatan dari hasil pretest yang sebelumnya adalah 72.01 menjadi 93.54 dan

memiliki perbedaan nilai sebesar 21.53.

Perhitungan rata-rata angket respon siswa pada uji coba lapangan utama

adalah % memilih jawaban ya 95% dan 5% persen merupakan jawaban tidak.

Dilihat dari hal tersebut, maka dikatakan respon siswa adalah sangat baik.

Setelah uji coba lapangan awal dilakukan, kemudian dilakukan revisi

produk uji lapangan awal untuk menyiapka produk lapangan utama. Beberapa

revisi atau perbaikan yang dilakukan adalah. (1) warna huruf dibuat lebih jelas,

(2) beberapa gambar diberi keterangan, (3) pemberian halaman.

Setelah revisi dilakukan, kemudia diteruskan dengan melakukan uji

lapangan utama. Hasil dari perhitungan uji lapangan utam adalah sebagai berikut.

Tabel 5. Hasil Perhitungan Tes Keterampilan Membaca Permulaan dengan metode SAS pada uji coba lapangan Utama

Perlakuan Rata-rata skor

Pretest 61.23

Postest 82.40

Beda 21.17

Hasil perhitungan tes keterampilan membaca pemahaman, mengalami

peningkatan dari hasil pretest yang sebelumnya adalah 61.23 menjadi 82.40 dan

memiliki perbedaan nilai sebesar 21.17. Perhitungan rata-rata angket respon siswa

pada uji coba lapangan awal adalah 93.33% memilih jawaban ya dan 6.67%

(9)

siswa adalah sangat baik. Tidak ada revisi yang dilakukan pada tahap ini. Setelah

itu akan dilakukan uji lapangan operasional dengan hasil sebagai berikut

Tabel 6. Hasil Perhitungan tes kemampuan keterampilan membaca permulaan dengan metode SAS

Perlakuan T Df Sig Ket

Pretest 0.73 40.03

5

0.942 Tidak

berbeda

Posttest 8.177 46.70

1

0.000 Berbeda

Tabel 6. menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pretest menunjukan

> 0.05 berbarti bahwa kemampuan awal siswa antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol tidak menunjukan adanya perbedaan. Sedangkan untuk posttest, nilai

signifikansi yang diperoleh adalah < 0.05 berarti bahwa terdapat perbedaan

rata-rata kemampuan akhir kelas control dan kelas eksperimen. Sehingga, dapat

disimpulkan bahwa flash card memberikan pengeruh yang positif dan signifikan

terhadap keterampilan membaca pemahaman

Tabel 7. Hasil Perhitungan pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

Perlakuan

Kelas

Kontrol

Kelas

Eksperimen

Beda

Pretest 54.25 54. .38 0.18

Posttest 64.65 80.24 15.59

(10)

tersebut membuktikan bahwa rata-rata posttest berbeda antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Nilai rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas kontrol lebih tinggi dari kelas kontrol.

Hasil analisis tersebut membuktikan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata hasil posttest kelas eksperimen dan rata-rata skor posttest kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan hasil posttest kelas kontrol pada taraf signifikansi 0,05 (berpengaruh secara positif dan signifikan).

Hasil penelitian menunjukan bahwa flash card berpengaruh positif dan signifikan terhadap keterampilan membaca permulaan dengan metode SAS di SD Negeri Mertasinga 4 Cilacap.

Hal ini senada dengan hasil penelitian Titik Umiyati dan Ulhaq Zuhdi (2014, p.5) bahwa penggunaan flash card dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada Tema Lingkungan siswa kelas II SDN Sugeng Mojokerto. Keaktifan siswa di kelas juga terlihat dari banyaknya pertanyaan yang dilontarkan siswa dan presentasi siswa di dalam pembelajaran dan proses membaca dan menulis di kelas juga menjadi lebih baik. Siswa yang biasanya ramai Guru juga dapat lebih kreatif dalam membuat media pembelajaran yang menarik bagi siswa guna meningkatkan hasil belajar.

Flash card dapat meningkatkan keterampilan membaca. Pemahaman ini

senada dengan pernyataan Bowkett & Hitcman (2012, pp.1-2) bahwa “the basic assumptions, or rather assertions, of using comic art book are follows:(a) Images

contain a great deal of information;(b) Visual material can be immediately

(11)

Pernyataan tersebuat berarti bahwa (a) dalam sebuah gambar terdapat banyak arti dan informasi, (b) merangsang pembaca untuk lebih menggali sisi intelektualnya dengan cara yang mudah karena bacaan komik adalah bacaan yang menarik, (c) anak-anak dapat mengumpulkan berbagai informasi yang terdapat di dalam gambar. Gambar dimanfaatkan sebagai analog visual untuk narasi dalam membantu anak-anak supaya dapat menghasilkan, mengatur, mengembangkan dan memperbaiki ide anak-anak supaya lebih terarah. Dengan demikian, media gambar dapat mengembangkan berbagai keterampilan khususnya membaca.

Media gambar adalah media yang paling umum dipakai dan paling mudah dimengerti, anak usia SD di kelas awal juga akan dapat lebih mudah untuk memahami dan lebih cepat menguasai pembelajaran membaca permulaan dengan metode SAS.

Penggunaan media gambar melalui flash card dapat memperjelas dan membuat pembelajaran menjadi konkret. Manfaat dari flash card menurut Sudjana&Rivai, (2013, p. 68) yaitu: 1) mudah dibawa, praktis, 2) mudah disimpan karena ukurannya tidak memerlukan tempat besar, 3) pokok-pokok pembicaraan mudah diingat karena disajikan dalam bentuk gambar yang dirangkai berurutan, 4) cocok digunakan dalam kelompok kecil (tidak lebih dari 30 orang).

Simpulan dan Saran

Simpulan

(12)

secara positif dan signifikan terhadap motivasi belajar bahasa Indonesia dan keterampilan membaca pemahaman siswa.

Saran

Saran Pemanfaatan produk antara lain (1) media pembelajaran flash card hasil pengembangan diharapkan dapat digunakan oleh guru dengan tujuan membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. (2) media pembelajaran flash card untuk pembelajaran yang telah dikembangkan dalam penelitian ini dapat dijadikan salah satu sarana bagi guru-guru di sekolah dasar dalam melaksanakan pembelajaran membaca permulaan menggunakan metode SAS. (3) media flash card untuk pembelajaran dapat digunakan dalam setiap metode pembelajaran membaca permulaan.

Daftar Pustaka

Abdurrahman, M. (2002). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Arsyad. (2011). MediaPpengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Brog, W.R. & Gall, M.D. (1983). Educational research: an introduction (4th ed). New York & London: Longman Inc.

Bowkett. S & Hitchman. T (2012). Using comic art to improve speaking, reading and writing. New York.USA: Routledge.

Darmiyati Zuchdi, dan Budiasih. 1996/1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah. Jakarta: Depdikbud.

Harrison, C. (2004). Understanding Reading Development. London. England: Sage Publications, Ltd.

Indaryati, I., & Jailani, J. (2015). Pengembangan flash card matematika meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas v. Jurnal Prima

Edukasia, 3(1), 84-96. Retrieved from

http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/4067/3521

(13)

Prima Edukasia.2(2), 129, Retrieved from http://journal.uny.ac.id/index.php/jpe/article/view/2650/2204

Ritawati, Mahyuddin dan Yetti Ariani. (2007). Hand Out Metodologi Penelitian Tindakan Kelas. Padang: Universitas Negeri Padang

Sudjana, N & Rivai, A. (2013). Media pengajaran (penggunaan dan pembuatannya) .Bandung: Sinar Baru Algensindo offset.

Sukardjo (2005). Kimia Fisika. Jakarta: Bineka Cipta

Slavin, R.E (2011). Psikologi pendidikan teori dan praktek, edisi kesembilan. Jakarta: Indeks

Suharsimi, A. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 1.
Tabel 4. Hasil Perhitungan Tes Keterampilan Membaca Permulaan dengan
Tabel 6.  menunjukkan bahwa nilai signifikansi untuk pretest menunjukan

Referensi

Dokumen terkait

The result of above analysis showed that combination treatment between centrifugation and purification using adsorbent could reduce the level of free fatty acid which was ranged

a) Penelitian mengenai efektivitas pengajaran menggunakan TQM dilakukan oleh Linder dan Nieto tahun 1998 di Ohio State University Extension (OSU Extension). Penelitian

(Study Pada Desa Tajau Pecah Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan).

Set Up Alert Æ ditujukan untuk membantu user dengan memberitahukan artikel-artikel yang baru mengenai keyword yang telah ditentukan oleh user dengan menunjukkan email address

Berdasarkan Hasil Evaluasi Penawaran dan Evaluasi Kualifikasi yang dilakukan oleh Pokja Pengadaan Barang Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Simalungun

Berdasarkan hasil uji statistik, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini skor MoCA pada subjek lansia hipertensi dengan DM lebih rendah daripada skor MoCA pada subjek

Pada metode ini, solusi crisp diperoleh dengan cara mengambil nilai pada domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan setengah dari jumlah total nilai keanggotaan

EFEKTIVITAS TEKNIK CLUSTERING (PENGELOMPOKAN) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu