• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah KASUS Indomie di Taiwan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Makalah KASUS Indomie di Taiwan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LATAR BELAKANG

Akhir-akhir ini makin banyak dibicarakan perlunya pengaturan tentang perilaku bisnis terutama menjelang mekanisme pasar bebas. Dalam mekanisme pasar bebas diberi kebebasan luas kepada pelaku bisnis untuk melakukan kegiatan dan mengembangkan diri dalam pembangunan ekonomi. Disini pula pelaku bisnis dibiarkan bersaing untuk berkembang mengikuti mekanisme pasar.

Dalam persaingan antar perusahaan terutama perusahaan besar dalam memperoleh keuntungan sering kali terjadi pelanggaran etika berbisnis, bahkan melanggar peraturan yang berlaku. Apalagi persaingan yang akan dibahas adalah persaingan produk impor dari Indonesia yang ada di Taiwan. Karena harga yang lebih murah serta kualitas yang tidak kalah dari produk-produk lainnya.

Sejarah Indomie

Indomie adalah merek produk mi instan dari Indonesia. Di Indonesia, Indomie diproduksi oleh PT. Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. Produk dari perusahaan milik Sudono Salim ini mulai dibuat pertama kali pada tanggal 9 September 1970 dan dipasarkan ke konsumen sejak tahun 1972, dahulu diproduksi oleh PT. Sanmaru Food Manufacturing Co. Ltd., dan pertama kali hadir dengan rasa Ayam dan Udang. Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat, Australia, berbagai negara Asia dan Afrikaserta negara-negara Eropa; hal ini menjadikan Indomie sebagai salah satu produk Indonesia yang mampu menembus pasar internasional . Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

(2)

besi, natrium, dan berbagai vitamin seperti vitamin A, B1, B6, dan B12. Meskipun begitu, konsumsi Indomie yang terlalu sering tidak dianjurkan, sebab Indomie mengandung pewarna tartrazine yang tidak baik bagi kesehatan apabila dikonsumsi dalam jangka panjang.

Selain dipasarkan di Indonesia, Indomie juga dipasarkan secara cukup luas di manca negara, antara lain di Amerika Serikat , Australia , berbagai negara Asia dan Afrika serta negara-negara Eropa , menjadikan Indomie sebagai salah satu dari segelintir produk asliIndonesia yang mampu menempus pasar internasional. Di Indonesia sendiri, sebutan “Indomie” sudah umum dijadikan istilah generik yang merujuk kepada mi instan.

Harga Indomie yang ekonomis dan cita rasanya yang telah disesuaikan dengan selera Indonesia membuat produk mi instan ini sangat digemari oleh masyarakat. Bahkan, tidak jarang warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia. Kepraktisan dalam penyajiannya dan mudahnya pendistribusian membuat Indomie menjadi andalan warga Indonesia saat terjadi tragedi bencana alam untuk mengatasi masalah keterbatasan dan kelangkaan bahan pangan di lokasi dengan segera.

Visi dan Misi Visi

“To Become a Total Food Solutions Company”

Visi Indofood adalah visi yang jelas dimana PT Indofood berusaha untuk selalu total dalam operasinya dan memberikan solusi dari kebutuhan yang ada.

Misi

1. Untuk terus meningkatkan rakyat kami, proses dan teknologi kami

2. Untuk menghasilkan kualitas tinggi, inovatif, dan produk terjangkau yang disukai oleh pelanggan

(3)

4. Untuk memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas hidup orang Indonesia dengan penekanan pada gizi

5. Untuk terus meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan

Strategi 3A

Begitu kuatnya citra Indomie di pasar sehingga sebagian masyarakat menganggap seolah setiap mie instan itu adalah Indomie (Indomie menjadi Top of Mind mie instan). Dalam Top Brand Index (TBI) periode 2006-2008, Indomie menduduki posisi pertama dengan TBI berturut-turut 65,8% , 66,5% , dan 71,4% pada tahun 2006, 2007, dan 2008 (David, S.S., 2008, Majalah Marketing-Edisi Khusus TOP BRAND). Meskipun sempat turun di tahun 2006 karena serangan mie Sedaap, kemudian terus memperlihatkan keperkasaannya. Bahkan di tahun 2012 ini, indeksnya mencapai 77,9 Keberhasilan Indomie terus bercokol di urutan teratas Top Brand adalah berkat konsistensi Indomie dalam menjalankan strategi kunci 3A:

a) Acceptability, yaitu rasa Indomie yang sudah bisa diterima di lidah konsumen (Product)

b) Avalaibility, produk Indomie mudah diperoleh dimana saja (Place)

c) Affordability, tercermin dari harga eceran Indomie yag terjangkau (Price)

Marketing MixProduct

(4)

mie yang berkualitas kepada konsumennya, dengan juga terus melakukan inovasi untuk menghasilkan cita rasa mie yang sesuai dengan selera konsumen.

Price (Harga)

Indomie selain dapat dibeli perbungkus, dapat juga dibeli dengan paket 5 bungkus atau paket 1 kardus berisi 30 atau 40 indomie. Harga Indomie juga sangat murah dan terjangkau bagi semua kalangan masyarakat, di Indonesia, perbungkus indomie dihargai hanya sekitar Rp. 1700,- .

Place

Group Distribusi Indofood memiliki jaringan distribusi terluas di Indonesia, menembus sampai hampir ke setiap sudut kepualuan. Jumlah titik stok (gudang) semakin diperbanyak secara agresif sejak tahun 2005, sehingga mampu menyediakan penetrasi yang lebih luas melalui rantai suplai dan penghantaran. Gudang stok ditempatkan pada area-area yang memiliki outlet retail yang banyak, termasuk pasar tradisional, sehingga setiap gudang dapat melayani masing-masing area geografis dalam waktu yang sesingkat mungkin (www.indofood.com ). Di Yogyakarta agen-agen Indofood juga bekerjasama dalam menyediakan Indomie dengan warung-warung seperti Burjo (warung yang menyediakan bubur kacang hijau dan mie instan/mie goreng sebagai menu utama)

Promotion

1. Tagline: Indomie Seleraku

2. Iklan : billboard, iklan TV, sponsor acara

3. Event : Indomie menggelar ajang membuat lagu ”jingle” untuk pelajar SMA, acara tersebut berjudul Jingle Dare, yang berlangsung pada 24 April 2008.

4. Pembuatan Shop Sign (Spanduk Nama Burjo dengan tema Indomie untuk setiap Burjo di Yogyakarta).

(5)

1. Geografis : wilayah seluruh Indonesia, dari kepadatan tinggi sampai rendah.

2. Demografis : jenis kelamin (semua), agama (semua), pekerjaan (semua), pendidikan (tidak ada batasan), ras (tidak ada batasan).

3. Psikografis : gaya hidup konsumtif, praktis dan hemat.

4. Perilaku : tingkat pemakaian tinggi hingga rendah, loyalitas konsumen, tujuan penggunaan.

 Targeting

Target pasarnya dalah semua umur kecuali balita.

 Positioning

1. Menanamkan di benak konsumen bahwa indomie adalah mie-nya orang Indonesia, dengan cita rasa Nusantara dari berbagai daerah, sehingga sesuai dengan taglinenya “Indomie Seleraku”.

2. Mie instant yang praktis dan nikmat untuk dikonsumsi, dapat dihidangkan dengan lauk pauk lainnya.

Kompetisi Pasar

(6)

mengerahkan seluruh brand-nya untuk bertahan dan mengembalikan market shareyang direbut kompetitor.

Indofood sebetulnya pernah bereaksi atas serangan Mie Sedaap dengan meluncurkan Indomie Kriuk, varian baru Supermi Sedaaap, dan gimmick ”Beli 5 Gratis 1” dalam rentang waktu yang cukup panjang. Reaksi Indofood yang cenderung impulsif ini dinilai para pengamat kurang strategis, terlalu pragmatis, ”terjebak permainan challenger”–kesalahan yang sering dilakukan oleh big brands. Tidak mau tersandung di batu yang sama untuk kedua kalinya, tahun ini Indofood meluncurkan strategi marketing yang lebih komprehensif yang lebih menunjukkan jati diri Indofood sebagaimarket leader. Hampir semua brand dalam portfolio-nya disegarkan kembali dengan kampanye baru maupun peluncuran produk baru. Indomie disegarkan dengan kampanye ”Selera Nusantara” yang lebih modern. Sarimi lebih difokuskan untuk membendung produk unggulan Mie Sedaap Soto Ayam—dengan meluncurkan produk Sarimi Soto Koya yang di-endorse oleh Luna Maya.

Sementara Supermi disegarkan dengan meluncurkan produk baru: mie goreng rasa soto (GoSo), rasa bawang (GoBang), dan rasa kari (GoKar). Indofood juga menggunakan Slank untuk meng-endorse Supermi—Supermi tampaknya akan dijadikan brand unggulan kedua Indofood setelah Indomie yang menyumbang hampir separuh omset divisi noodle Indofood. Akan halnya Pop Mie, meskipun saat ini bisa dibilang melenggang sendiri tanpa head on competitor, Indofood sudah mengantisipasinya dengan upaya building brand melalui kampanye dan promosi di kalangan remaja.

Indomie juga turut mengusung tema “bergizi” seperti halnya yang dilakukan oleh competitor utamanya yaitu mie sedaap. Kelemahannya adalah kurangnya maintain dalam program tersebut. Kemiripan target market produk Indofood group yakni Supermi, Pop Mie menyebabkan terjadinya kanibalisme atau ”perang saudara” antara sesama brand Indofood.

(7)

tahun 2012 Indomie kembali menguat dengan posisi market share 77,9 %. Mie Sedaap terus gencar melakukan promosi yang tidak hanya di above the line tetapi juga intense dalam tataran trade marketing. Strategi Mie Sedaap antara lain dengan mengakuisisi warung-warung/ retailer Indomie.

Analisis SWOT Produk IndomieStrength ( Kekuatan )

1. Keahlian dalam cita rasa Indonesia 2. Produksi rendah biaya

3. Jangkauan distribusi luas

4. Kecepatan dalam menjangkau konsumen 5. Brand yang sudah terkenal

Weakness (Kelemahan)

1. Terlalu banyak Brand yang dikeluarkan

2. Terlalu banyak inovasi rasa yang dibuat oleh Indofood 3. Permintaan pasar yang belum terpenuhi

4. Mengandung zat yang berbahaya bagi tubuh seperti MSG

Threat (Ancaman)

1. Ketatnya persaingan yang dilakukan pesaing dalam hal iklan maupun inovasi 2. Tidak fokus terhadap satu jenis produk

3. Penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli gizi mengeni kandungan zat yang ada di Indomieterhadap produk lain

4. Menciptakan mie dengan bahan-bahan yang lebih sehat seperti bahan-bahan organik

Opportunity (peluang)

1. Melakukan ekspansi ke luar negeri

(8)

3. Melakukan diversifikasi terhadap produk lain

Political.

1. Pemerintah yang menaikan harga bahan baku, dampaknya harga produk indomie akan naik atau juga ukurannya menjadi lebih kecil dengan harga tetap. (-)

2. Pemerintah yang menaikan harga bahan bakar atau BBM akan berdampak pada peningkatan ongkos produksi, maka biaya ongkos produksinya meningkat. (-)

Economy.

Ketika gejala inflasi sedanng melanda, penjualan indomie bias dikatakan stabil karena harganya yang terjangkau bagi semua kalangan masyarakat. (+)

Social.

1. Gaya hidup masyarakat yang ingin praktis, maka kesempatan indomie untuk memasarkan produknya lebih luas dengan varian terbaru. (+)

2. Orang zaman sekarang yang lebih suka makanan herbal (tidak mengandung bahan kimia) akan berfikir ulang untuk membeli indomie yang mengandung MSG. (-)

Technology

1. Fokus pemerintah yang sangat mendukung kemajuan teknologi sangat berpengaruh karena indomie bias diproduksi lebih banyak lagi tiap harinya. (+)

2. Dengan kemajuan teknologi kita dapat mempromosikan indomie varian – varian terbaru memanfaatkan teknologi internet. (+)

Keunggulan Indomie Dibanding Merk Mie Instant Lain (Value Preposition)

1. Indomie menawarkan berbagai cita rasa selera nusantara dari Sabang sampai Merauke. 2. Mie Indomie terbuat dari tepung bogasari yang dikenal bermutu tinggi

(9)

- Sebutan Indomie dijadikan istilah generic yang merujuk kepada semua merek mie instant di Indonesia.

- Banyak orang membawa Indomie saat bepergian ke luar negeri, bila makanan di luar negeri tidak cocok.

- Saat terjadi bencana alam, orang Indonesia sering menyumbang mie instant seperti Indomie.

- Untuk beberapa orang, Indomie menjadi makanan pokok dan dimakan dengan nasi putih sebagai lauk.

- Ekuitas Pelanggan Indomie yang Tinggi

- Indomie memiliki harga yang terjangkau bagi konsumen, tanpa mengurangi standard kualitasnya.

- Indomie telah memiliki brand image dan barand awareness yang sudah melekat di pikiran konsumen mie instant di Indonesia.

Pesaing Dalam Negeri

Mi Sedaap dengan gigih mencoba mendapatkan posisi kuat dalam pasar mie instan yang sudah lebih dulu dirajai Indomie. Dengan mereknya, Mi Sedaap seakan menanamkan image mie yang memang sedap dan harus dicoba oleh masyarakat, sesuai dengan tagline-nya “Puas Sedapnya!”. Selain itu, Mi Sedaap juga gencar beriklan pada berbagai media. Mereka mencoba menggencarkan promosi secepat mungkin untuk meningkatkan awareness pasar.

(10)

Jika dilihat dari Top Brand Index (TBI) 2014, kedua merek ini terpaut cukup jauh, yaitu Indomie meraih indeks 75,9% dan Mie Sedaap 14,4%. Dilihat dari lima tahun ke belakang pun, Indomie terlihat masih memimpin pasar mie instan di Indonesia dari tahun 2010 sampai 2014 ini. Indeks yang diraih Indomie pun terbilang cukup dominan sekitar 70%.

Dari semua merek pesaing, Mi Sedaap yang paling mungkin menggoyang posisi market leader Indomie di pasar. Terbukti memang Mi Sedaap-lah yang diam-diam sedikit menggerogoti pangsa pasar Indomie. Ini benar terutama pada awal Mi Sedaap muncul di pasaran dan konsumen banyak yang tertarik untuk menjajal mie instan baru ini. Tetapi, dari data Top Brand Index mulai tahun 2010 sampai sekarang, terlihat posisi Indomie memang sulit disaingi.

(11)

Mengkonsumsi mie instan selama ini dan ditentukan juga beberapa spesifikasi segmen pasar: 1. Segmentasi

 Geografi

Kebanyakan produk-produk mie instan khususnya indomie cocok untuk seluruh daerah di Indonesia.,Warga Indonesia yang melakukan perjalanan ke luar negeri membawa Indomie untuk mengatasi masalah ketersediaan makanan yang praktis dan sesuai dengan selera Indonesia.karena mie instant sesuai untuk daerah dataran tinggi maupun rendah. Bahkan ada beberapa produk indomie yang sudah memiliki pasar di luar negri, artinya produk mie tersebut cocok bagi segala keadaan geografi, dan banyak dikomsumsi semua kalangan baik dikalangan bawah dan menengah dengan selogan “IDOMIE SELERAKU”

Demografis

Produk ini lebih cocok dikonsumsi oleh orang dewasa kecuali balita yang membutuhkan kepraktisan dalam memasak .Produk indomie sangat sesuai dengan kebutuhan rumah tangga maupun yang belum berumah tangga (anak-anak kos).tidak memiliki ciri khusus ditujukan bagi masyarakat yang memiliki gaya hidup praktis.

2. Targeting

Target pasar dari indomie adalah lebih kepada anak, remaja dan keluarga. pada industri mie instan di pasar. Target mereka pada umumnya adalah masyarakat menegah dan bawah.

3. Positioning

(12)

PERMASALAH

Kasus Indomie yang mendapat larangan untuk beredar di Taiwan karena disebut mengandung bahan pengawet yang berbahaya bagi manusia dan ditarik dari peredaran. Zat yang terkandung dalam Indomie adalah methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat). Kedua zat tersebut biasanya hanya boleh digunakan untuk membuat kosmetik, dan pada Jumat (08/10/2010) pihak Taiwan telah memutuskan untuk menarik semua jenis produk Indomie dari peredaran. Di Hongkong, dua supermarket terkenal juga untuk sementara waktu tidak memasarkan produk dari Indomie.

Kasus Indomie kini mendapat perhatian Anggota DPR dan Komisi IX akan segera memanggil Kepala BPOM Kustantinah. "Kita akan mengundang BPOM untuk menjelaskan masalah terkait produk Indomie itu, secepatnya kalau bisa hari Kamis ini," kata Ketua Komisi IX DPR, Ribka Tjiptaning, di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Komisi IX DPR akan meminta keterangan tentang kasus Indomie ini bisa terjadai, apalagi pihak negara luar yang mengetahui terlebih dahulu akan adanya zat berbahaya yang terkandung di dalam produk Indomie.

Dessy Ratnaningtyas, seorang praktisi kosmetik menjelaskan, dua zat yang terkandung di dalam Indomie yaitu methyl parahydroxybenzoate dan benzoic acid (asam benzoat) adalah bahan pengawet yang membuat produk tidak cepat membusuk dan tahan lama. Zat berbahaya ini umumnya dikenal dengan nama nipagin. Dalam pemakaian untuk produk kosmetik sendiripemakaian nipagin ini dibatasi maksimal 0,15%.Ketua BPOM Kustantinah juga membenarkan tentang adanya zat berbahaya bagi manusia dalam kasus Indomie ini. Kustantinah menjelaskan bahwa benar Indomie mengandung nipagin, yang juga berada di dalam kecap dalam kemasam mie instan tersebut. tetapi kadar kimia yang ada dalam Indomie masih dalam batas wajar dan aman untuk dikonsumsi, lanjut Kustantinah.

(13)

Menurut Kustantinah, Indonesia yang merupakan anggota Codex Alimentarius Commision, produk Indomie sudah mengacu kepada persyaratan Internasional tentang regulasi mutu, gizi dan kemanan produk pangan. Sedangkan Taiwan bukan merupakan anggota Codec. Produk Indomie yang dipasarkan di Taiwan seharusnya untuk dikonsumsi di Indonesia. Dan karena standar di antara kedua negara berbeda maka timbulah kasus Indomie ini.

PEMBAHASAN MASALAH

Indofood merupakan salah satu perusahaan global asal indonesia yang produk-produknya banyak di ekspor ke negara-negara lain. Salah satunya adalah produk mi instan Indomie. Di Taiwan sendiri, persaingan bisnis mi instant sangatlah ketat, disamping produk-produk mi instant dari negara lain, produk mi instant asal Taiwan pun banyak membanjiri pasar dalam negeri Taiwan. Harga yang ditwarkan oleh Indomie sekitar Rp1500, tidak jauh berbeda dari harga indomie di Indonesia, sedangkan mi instan asal Taiwan dijual dengan harga mencapai Rp 5000 per bungkusnya. Disamping harga yang murah, indomie juga memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan produk mi instan asal Taiwan, yaitu memiliki berbagai varian rasa yang ditawarkan kepada konsumen. Dan juga banyak TKI/W asal Indonesia yang menjadi konsumen favorit dari produk Indomie selain karena harganya yang murah juga mereka sudah familiar dengan produk Indomie.

Tentu saja hal itu menjadi batu sandungan bagi produk mi instan asal Taiwan, produk mereka menjadi kurang diminati karena harganya yang mahal. Sehingga disinyalir pihak perindustrian Taiwan mengklain telah melakukan penelitian terhadap produk Indomie, dan menyatakan bahwa produk tersebut tidak layak konsumsi karena mengandung beberapa bahan kimia yang dapat membahayakan bagi kesehatan.

(14)

standarisasi tersendiri terhadap penggunaan bahan kimia dalam makanan, indomie dinyatakan lulus uji kelayakan untuk dikonsumsi.

Dari fakta tersebut, disinyalir penarikan produk Indomie dari pasar dalam negeri Taiwan disinyalir karena persaingan bisnis semata, yang mereka anggap merugikan produsen lokal. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa tidak sedari dulu produk indomie dibahas oleh pemerintah Taiwan, atau pemerintah melarang produk Indomie masuk pasar Taiwan?. Melainkan mengklaim produk Indomie berbahaya untuk dikonsumsi pada saat produk tersebut sudah menjadi produk yang diminati di Taiwan. Dari kasus tersebut dapat dilihat bahwa ada persainag bisnis yang telah melanggar etika dalam berbisnis.

KESIMPULAN

Dari kasus indomie di Taiwan dapat dilihat sebagai contoh kasus dalam etika bisnis. Dimana terjadi kasus yang merugikan pihak perindustrian Taiwan yang produknya kalah bersaing dengan produk dari negara lain, salah satunya adalah Indomie yang berasal dari Indonesia. Taiwan berusaha menghentikan pergerakan produk Indomie di Taiwan, tetapi dengan cara yang berdampak buruk bagi perdagangan Global.

SARAN

(15)

KESIMPULAN:

menurut kelompok kami pemilik atau pemimpin perusahaan ”INDOMIE” harus mengetahui dengan benar dan pasti komposisi kandungan zat-zat yang ada dalam produk indomie tersebut. Agar tidak menimbulkan masalah kesehatan khusus nya dapat menimbulkan penyakit kanker. Tidak hanya untuk produk eksport saja, tetapi produk indomie yang beredar didalam negri harus dites dahulu kadar zat-zat yang menguntungkan maupun merugikan bagi tubuh sang konsumen. Kalau produk indomie yang dipasarkan di dalam negri sudah baik dan layak dikonsumsi oleh masyarakatbarulah produk tersebut boleh di pasarkan ke luar negri.

Daftar Pustaka

https://novrygunawan.wordpress.com/2010/11/28/contoh-kasus-etika-bisnis-kasus-di-tolaknya-indomie-di-taiwan-tugas-etika-bisnis-ke-2/

http://www.marketing.co.id/duel-seru-mie-instan-si-seleraku-vs-si-sedap/

Referensi

Dokumen terkait

Konsep penataan dilakukan dengan menetapkan sebagian selatan Taman Ekspresi sebagai area taman lansia dan membaginya berdasarkan zona kelompok umurmeningkatkan

Individu yang memiliki anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa memiliki kecenderungan lebih tinggi dibanding dengan orang yang tidak memiliki faktor herediter.. Individu

Bagi pihak perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan seharusnya PT Bank Syariah Mandiri kantor cabang kota Banda Aceh menerapkan komunikasi yang lebih efektif

Pemakaian aluminium diperkirakan pada masa mendatang masih terbuka luas baik sebagai material utama maupun material pendukung dengan ketersediaan biji aluminium di bumi yang

Dalam penelitian yang telah dilakukan, peneliti juga telah menemukan beberapa pengaruh negatif yang timbul dari remaja di SMPN 3 Samudera yang menonton

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan ( Research and Development/R & D ). Hasil penelitian menggambarkan bahwa

Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi dan dapat memberikan tambahan referensi terkait konstruksi jawaban soal

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji bagaimana kondisi kecukupan hunian, kepuasan penghuni dan kemampuan penghuni Rusun di Tambora serta bagaimana