• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM 8 FIX. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM 8 FIX. docx"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM EKOLOGI TUMBUHAN

PEMETAAN DALAM SURVEI PENDAHULUAN COVER

Oleh kelompok 3

Lia Rahmawati 140210103004

Sindy Febriyanti 140210103010

Nurul Hidayah 140210103015

Buyami 140210103020

Erika Arifiana 140210103025

Chuck Nuris A. 140210103029

Aditya Tanjung Yulitasari 140210103031

Kelas A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

DAFTAR ISI

3.3.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah...7

3.3.2 Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan...8

3.4 Prosedur Percobaan...8

3.4.1 TahapPersiapan...8

3.4.2 Tahap Koleksi...8

3.5 Skema Alur Percobaan...9

3.5.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah...9

3.5.2 Pemetaan Berdasarkan Dua Titik Konstan...10

BAB IV. HASIL PENGAMATAN...11

(3)

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Ekologi merupakan cabang dari ilmu biologi. Pemetaan salah satu yang dipelajari dalam ekologi. Banyaknya vegetasi pada suatu wilayah membuat pembelajaran dan pemahaman vegetasi baik berupa persebarannya maupun komunitas yang terbentuk didalamnya menjadi sulit. Untuk mempermudah pembejaran dan pengamatan di sebuah daerah tertentu dapat digunakan teknik pemetaan. Pemetaan dilakukan untuk membantu dalam mempelajari penyebaran vegetasi atau jenis tumbuhan disuatu wilayah. Selain itu juga dapat untuk mempelajari komunitas tumbuhan (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016 : 31).

Suatu daerah dapat di gambarkan dengan peta. Hal ini dapat mempermudah praktikan dalam mengamati bentuk daerah tersebut. Menurut Suprapto (2004) peta merupakan gambaran suatu tempat dengan panjang skala tertentu. Sedangkan pemetaan adalah proses pembuatan peta dengan metode yang telah ditentukan.

Salah satu metode yang sederhana dilakukan adalah pemetaan dengan metode pengukuran jarak dan arah dan metode berdasarkan dua titik konstan. Kedua metode ini mudah dilakukan sehingga sangat tepat untuk praktikan pemula. Selain itu alat yang digunakan juga mudah didapatkan dan sedikit, waktu yang diperlukan tidak panjang dan tidak memerlukan tenaga dan pikiran yang besar.

1.2 Rumusan Masalah

a. Bagaimana cara membuat pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah? b. Bagaimana cara membuat pemetaan berdasarkan dua titik konstan?

1.3 Tujuan

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Komunitas dan lingkungan nir-hidup, atau lingkungan ragawi, bersama-sama berfungsi sebagai sistem ekologi yang dinamakan ekosistem. Ekosistem terdiri dari gabungan komunitas jasad bersama-sama dengan lingungannya yang berinteraksi dengannya. Ekosistem di anggap sebagai satuan dasar ekologi dan mencakup setiap tingkat organisasi (Ewusie, 1990 : 6-7).

Sedangkan menurut Sudarmamadji (2005 : 13) ekoistem terdiri dari 2 kata yaitu eko dan sistem. Kata “ eko” menunjukkan ligkungan, dan kata sistem menunjukkan suatu sistem yang kompleks dari unit-unit koordinasi. Suatu sistem tersusun atas berbagai komponen yang saling berinteraksi dan sangat bergantung satu dengan yang lainnya untuk menyusun satu kesatuan. Keteraturan ini terjadi karena adanya arus materi dan energi yang dikendalikan oleh arus informasi antara komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem tersebut.

Salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari lingkungan alam dan potensi sumber daya adalah survei. Survei sendiri merupakan rangkaian kegiatan yang saling berkaitan untuk mencapai sasaran tertentu. Survei dan pemetaan tanah merupakan suatu kesatuan yang saling melengkapi dan saling memberi manfaat bagi pengguaannya. Kegiatansurvei dan pemetaan tanah menghasilkan laporan dan peta. Laporan survei berisi uraian tentang tujuan survei, keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, kalsifikasi dan interpretasi kemampuan lahan serta saran/rekomendasi (Pangaribuan et al., 2013).

Dalam mempelajari suatu kmunitas tumbuhan sering diperlukan suatu gambaran dari wilayah dimana pengamatan dlakukan. Untuk tujuan tersebut diperlukan keterampilan dalam pembuatan peta. Keterampilan dalam pemetaan ini sangat membantu dalam penyebaran vegetasi atau jenis tumbuhan tertentu disuatu area/wilayah. Berbagai metode dalam pemetaan telah banyak dikembangkan (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016 : 31).

(5)

proyeksi tertentu (secara sistematis) (Kharistiani, 2013). Sedangkan menurut Suprapto (2004) peta adalah gambaran/proyelksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu. Dengan kemajuan dibidang informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian sumber informasi termasuk pta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian informasi spasial dari unsur-unsur di muka bumi atau di bawah muka bumi ( Jakob Rais, dalam Suprapto, 2004).

Secara umum peta terdiri dari dua jenis jika dilihat dari maksud dan tujuannya yaitu :

1. Peta dasar adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu yang dilengkapi dengan informasi kenampakan alami dan buatan. Contoh peta dasar : peta situasi, peta topografi.

2. Peta tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contohnya adalah peta jenis tanah dan peta kesesuaian lahan.

Distribusi jenis tumbuhan di alam dapat disusun dalam tiga pola dasar, yaitu acak, teratur dan mengelompok.

1. Pola penyebaran secara acak (randomdistribution) yaitu pola penyebaran dimana individu-individu menyebar pada beberapa tempat dan mengelompok pada tempat tertentu. Pada tumbuan pola penyebaran acak ini dapat terjadi karena penghamburan benih oleh angin.

(6)

3. Pola penyebaran mengelompok (slumpeddispertion) yaitu pola penyebaran dimana individu-individu selalu ada dalam kelompok-kelompok dan sangat jarang terlihat terpisah atau sendiri. Pengelompokan terjadi karena pola reproduksi vegetatif, susunan benih lokal dan fenimena lain di mana benih-benihcenderung tersusun mengelompok (Sofiah, 2013).

Pada pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah, diguanakn titik pada daerah yang hendak dibuat petanya, sehingga susunan-susunan tersebut akan menggambarkan bentuk dari daerah tersebut. Jarak antara titik-titik tersebut di hitung jaraknya antara titik yang satu ke titik yang lain yang berdekatan dan untuk mencari kedudukan/arah titik-titik tersebut dilakukan dengan menggunakan kompas (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016).

(7)

BAB 3. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada hari Selasa, 11 Oktober 2016 di halaman belakang Balai Penelitian Universitas Jember

3.2 Alat dan Bahan

1. Kompas lapangan dengan derajat 0°-360° (dalam hal ini, 0°= utara, 90°= timur, 180°= selatan, 270°= barat)

2. Meteran (panjang 30m - 50m)

3.3 Desain Percobaan

3.3.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah

(8)

3.3.2 Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan

3.4 Prosedur Percobaan 3.4.1 Tahap Persiapan

1. Menentukan lokasi yang akan dilakukan pemetaan

2. Menyiapkan peralatan yang akan digunakan selama proses pemetaan

3.4.2 Tahap Koleksi

3.4.2.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah

1. Menyebarkan titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya, sehingga susunan titik-titik tersebut menggambarkan bentuk dari daerah tersebut

(9)

3.4.2.2 Pemetaan berdasarkan Dua Titik Konstan

1. Menentukan dua titik (menggunakan pohon) sebagai dua titik konstan yang letaknya sedemikian rupa sehingga daerah yang hendak dipetakan dapat terlihat

2. Menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan sedemikian rupa

3. Menentukan kedudukan titik-titik tersebut terhadap dua titik konstan tadi

4. Memasukkan data dari pengamatan yang telah dilakukan kedalam sebuah tabel

3.5 Skema Alur Percobaan

3.5.1 Pemetaan dengan Pengukuran Jarak dan Arah

Menyebarkan titik-titik pada daerah yang hendak dibuat petanya, sehingga susunan titik-titik tersebut menggambarkan bentuk dari daerah tersebut

Menghitung jarak dari satu titik ke titik lain yang berdekatan menggunakan meteran dan menghitung pula kedudukan/arah titik-titik tersebut

menggunakan kompas

Langkah diatas dilakukan secara berurutan hingga kembali ke titik awal pengukuran

(10)

3.5.2 Pemetaan Berdasarkan Dua Titik Konstan

Menentukan dua titik (menggunakan pohon) sebagai dua titik konstan yang letaknya sedemikian rupa sehingga daerah yang hendak dipetakan dapat

terlihat

Menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan sedemikian rupa

Menentukan kedudukan titik-titik tersebut terhadap dua titik konstan tadi

(11)

BAB 4. HASIL PENGAMATAN

Tabel hasil pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah

Titik-Titik Jarak (m) Arah

Pohon A – PohonAngsana 6,8 60°

PohonAngsana – PohonKamelina 6,4 60°

PohonKamelina – PohonMahoni 8,9 70°

Pohon Mahoni – Pohon Angsana 5,4 70°

Pohon Angsana – Pohon A 19,2 260°

Tabel hasil pemetaan berdasarkan dua titik konstan

Titik/ Tempat Kedudukan terhadap Titik Konstan

A → 1 5,9 m 90°

B → 1 9,3 m 30°

A → 2 18 m 100°

B → 2 18 m 80°

A → 3 18 m 110°

(12)

BAB 5. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini adalah mengenai pemetaan dalam survey pendahuluan. Praktikum ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mempelajari pemetaan dengan pengukuran jarak da arah serta mempelajari pemetaan berdasarkan dua titik konstan.

Pada umumnya peta adalah sarana guna memperoleh gambaran data ilmiah yang terdapat di atas permukaan bumi dengan cara menggambarkan berbagai tandatanda dan keteranganketerangan, sehingga mudah dibaca dan dimengerti (Longdong, 2012). Penggunaan peta ini bertujuan untuk mempelajari suatu komunitas tumbuhan. Sebuah gambaran suatu wilayah yang diamati disebut dengan peta.

Pemetaan merupakan suatu metode sederhana yang dilakukan untuk mengetahui jumlah persebaran suatu vegerasi. Selain itu pemetaan biasanya digunakan sebagai metode awal untuk penelitian lingkungan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Michael (2000) yang menyatakan bahwa penelitian lingkungan macam apapun seyogyanya dimulai dengan sebuah survey mengenai apa yang ada, sebelum usaha dilakukan untuk mempelajari keterkaian yang ada antara organisme dalam kelompok tersebut.

Manfaat pemetaan itu sendiri adalah melakukan pengelompokan tumbuhan atau yang lainnya ke dalah satuan peta tanah ke dalam satuan-satuan peta tanah yang masing-masing mempunyai sifat yang sama. Menentukan posisi sembarang bentuk yang berbeda diatas permukaan bumi. Mengetahui letak ketinggian (elevasi) segala sesuatu yang berbeda diatas atau dibawah suatu bidang yang berpedoman pada permukaan air laut rata-rata, bentuk atau relief permukaan tanah beserta benda-benda yang ada dipermukaan tanah tersebut, panjang, arah/sudt dan koordinat suatu titik (posisi) dari titik lain yang terdapat pada permukaan bumi, dan menghitung luas daerah yang telah dibatasi suatu areal tertentu (Luqman, 2011).

(13)

1. Pemetaan dengan merekam titik koordinat GPS

Yaitu dengan cara menganalisis data dengan pengolahan data koordinat dan data pengamatan karakter populasi suatu tanaman ke dalam peta dasar melalui GIS. Pemetaannya dilakukan dengan wawancara dan kuisioner yang dihitung dengan skala likert kemudian dipetakan sebaran spasialnya dengan aplikasi GIS. Untuk penentuan karakter populasi tanaman dilakukan dengan mengamati morfologi suatu tanaman tersebut yang terkait dengan vitalitas dan perioditas yang mengacu pada metode Braun-Blanquet dan disesuaikna dengan kondisi tanamannya. Analisis datanya dilakukan dengan mengolah data koordinat dan data pengamatan karakter populasi suatu tanaman ke dalam peta dasar melalui aplikasi Quantum GIS. Kemudian dihitung skala Likert dan dan data ditabulasi dengan rekaman titik koordinat GPS dan dipetakan sebaran spasialnya dengan aplikasi Quantum GIS (Zakiyah, 2013).

2. Pemetaan dengan pola penyebaran (Distribusi)

Yaitu dengan cara mendistribusikan semua tumbuhan di alam yang dibagikan dalam tiga bentuk pola besar, yiatu acak., teratur, dan mengelompok. Pola distribusi demikian erat hubungannya dengan kondisi lingkungan. Organisme pada suatu tempat bersifar saling bergantung, sehingga tidak terikat berdasarkan kesempatan semata =, dan bila terjadi gangguan pada suatu organisme atau sebagian faktor lingkungan akan berpengaruh terhadap keseluruhan komunitas (Sofiyah, 2013).

(14)

menentukan titik-titik selanjutnya sebagai batasan luar daerah yang kemudian ditentukan kedudukan titik-titik ini terhadap titik konstan.

Dalam praktikum ini dilakukan dua metode pemetaan yaitu metode arah dan jarak, serta metode dua titik konstan. Kemudian diperoleh data seperti yang tertera pada hasil pengamatan. Pada metode yang pertama yaitu berdasarkan arah dan jarak, dipilih lima pohon yang berbeda letak dan jaraknya sehingga membentuk pola tertentu seperti yang telah tertera pada hasil pengamatan dan lembar lampiran. Adapun titik – titik tersebut adalah sebagai berikut :

1. Pohon A terhadap pohon Angsana memiliki jarak 6,8 m dengan arah sebesar 60°.

2. Pohon Angsana terhadap pohon Kamelina berjarak 6,4 m dengan arah sebesar 60°.

3. Pohon Kamelina terhadap pohon Mahoni memiliki jarak 8,9 m dengan arah sebesar 70°.

4. Pohon Mahoni terhadap pohon Angsana memiliki jarak 5,4 m dengan arah sebesar 70°.

5. Pohon Angsana terhadap ponon A memiliki jarak 19,2 m dengan arah sebesar 260°.

Berdasarkan hasil pengamatan tersebut menunjukkan bahwa pola penyebaran tumbuhan di wilayah tersebut termasuk kategori acak (random distribution). Dikatakan tersebar acak karena jarak antar tumbuhan dalam wilayah tersebut berbeda – beda satu dengan yang lain. Tetapi sebenarnya untuk menentukan pola penyebaran suatu jenis tumbuhan diperlukan luasan area sampel yang lebih luas misalnya hutan, karena dengan luas sampel yang kita gunakan tidak dapat kita simpulkan pola penyebaran yang sebenarnya.

(15)

1. Titik A terhadap pohon 1 memiliki jarak 5,9 m dengan arah sebesar 90°. 2. Titik B terhadap pohon 1 memiliki jarak 9,3 m dengan arah sebesar 30°. 3. Titik A terhadap pohon 2 memiliki 18 m dengan arah sebesar 80°. 4. Titik B terhadap pohon 2 memiliki jarak 18 m dengan arah sebesar 100°. 5. Titik A terhadap pohon 3 memiliki 18 m dengan arah sebesar 110°.

6. Titik B terhadap pohon 3 memiliki jarak 18,9 m dengan arah sebesar 100°. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa penyebaran tumbuhan adalah memencar karena jarak antar tumbuhan relatife tidak sama. Metode pemetaan dua titik konstan ini memudahkan kita untuk melihat posisi dan pola penyebaran sampel-sampel tumbuhan dari arah tepi atau horisontal area. Dari kedua data yang diperoleh pada praktikum ini, dapat diketahui bahwa penyebaran vegetasi pada lahan praktikum terjadi secara acak.

Penyebaran vegetasi pada daerah tersebut (lahan praktikum) tidak dikatakan penyebaran kelompok karena jenis penyebarannya hanya terjadi akibat reproduksi vegetative dan individunya selalu ditemukan secara berkelompok, sedangkan pada hasil pengamatan vegetasi jenis tumbuhan ditemukan sendiri -sendiri secara terpisah.

Sebelum membahas lebih dalam mengenai pola penyebaran vegetasi dalam metode pemetaan dan metode jarak dan arah. Terlebih dahulu kita bahas mengenai vegetasi, vegetasi adalah komunitas tumbuhan, yang biasanya merupakan komponen ekosistem yang paling mudah dikenali dan sering digunakan untuk mengidentifikasi dan mendefinisikan batas – batas ekosistem (Kartawinata, 2013).

Pola vegetasi tumbuhan di berdasar beberapa pola. Pola adalah distribusi menurut ruang. Data pola penyebaran tumbuhan dapat memberi nilai tambah pada data densitas dari suatu spesies tumbuhan. Pola penyebaran tumbuhan dalam suatu wilayah dapat dikelompokan menjadi tiga yaitu:

a) Penyebaran secara acak

(16)

organisme tersebut. Dalam tumbuhan ada bentuk-bentuk organ tertentu yang menunjang untuk terjadinya pengelompokan tumbuhan. b) Mengelompok

Pola penyebaran mengelompok (Agregated atau undispersed), menunjukan bahwa hadirnya suatu tumbuhan akan memberikan indikasi untuk menemukan tumbuhan yang sejenis.

c) Teratur

Pola penyebaran teratur jika secara reguler dapat ditemui pada perkebunan, agrikultur yng lebih diutamakan efektifitas dan efisiensi lahan. Penyebaran secara merata, penyebaran ini umumnya terdapat pada tumbuhan. Penyebaran semacam ini terjadi apabila da persaingan yang kuat antara individu-individu dalam populasi tersebut. Pada tumbuhan misalnya persaingan untuk mendapatkan informasi yang banyak mengenai hubungan antara spesies. Jenis penyebaran mempengaruhi rencana pengambilan sampel dan cara analisis data. Perubahan dalam penyebaran harus selalu diperhatikan bersamaan dengan ukuran populasi. Sebagai contoh, ukuran, persaingan, kematian, dan sebagainya dapat mengurangi ukuran populasi dan mengubah pola dari satu agregasi ke pola acak.

(17)

ringan sehingga mudah diterbangkan angin dan membuat persebarannya menjadi merata (acak).

Pola persebaran menggunakan metode jarak dan arah pada praktikum ini menunjukkan bahwa persebaran di wilayah yang telah ditetapkan memiliki penggunaan dua titik konstan serta metode pengukuran jarak dan arah. Dengan menggunakan metode dua titik konstan awalnya membuat atau menentukan dua titik yang akan dijadikan patokan sepanjang manakah luasan daerah yang akan dipetakan sehingga dapat terlihat dengan jelas. Dua titik yang digunakan pada awalnya tadi ditentukan akan menjadi titik konstan darimana kedudukan atau arah dari tempat-tempat dari daerah yang dipetakan akan ditentukan. Dua titik konstan yang telah dibuat diawal sebagai patokan dilanjutkan dengan menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan sedemikian rupa sehingga titik-titik ini memberikan gambaran dari seluruh daerah tersebut, dilanjutkan dengan menentukan kedudukan titik luar ini terhadap dua titik konstan diawal tadi (Tim Pembina Ekologi Tumbuhan, 2016).

(18)
(19)

BAB 6. PENUTUP

6.1 Kesimpulan

6.1.1 Pada pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah digunakan titik-titik yang menggambarkan daerah yang akan dibuat peta. Lalu menghitung jarak dan kedudukan/arah antara titik satu dengan lainnya.

6.1.2 Sedangkan pada pengukuran menggunakan dua titik konstan yaitu dengan menentukan dua titik sebagai acuan lalu menentukan titik-titik pada batas luar daerah yang dipetakan selanjutnya diproyeksikan terhadap titik konstan.

6.2 Saran

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Ewusie J.Y, 1990. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung : ITB

Kartawinata, Kuswata. 2013. Diversitas Ekosistem Alami Indonesia : Ungkapan singkat dengan sajian foto dan gambar Kuswata Kartawinata. Jakarta : Lipi Press

Kharistiani E dan Aribowo E, 2013.Sistem Informasi Geografis Pemetaan Potensi SMA/SMK Berbasis Web (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen). Jurnal Sarjana Teknik Informatika : Vol 1 (1)

Luqman, Nuskha A. 2011. Keberadaan Jenis dan Kultivar serta Pemetaan Persebaran Tanaman Pisan (Musa sp) pada Ketinggian yang Berbeda di Pegunungan Kapur Kecamatan Ayah Kabupaten Kebumen. Jurnal penelitian

Longdong, Jefferson. 2012. Studi Pemetaan Peta Kota (Studi Kasus Kota Manado). Jurnal Ilmiah MEDIA ENGINEERING Vol. 2, No. 1.

Michael. 2000. Metode Ekologi Untuk Penyelidikan Ladang dan Laboratorium. Jakarta: UIP

Pangaribuan et al.2013. Pemetaan Status Hara K, Ca, Mg Tanah Pada Kebun Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di Perkebunanrakyat Kecamatan Hutabayu Raja Kabupaten Simalungun. Jurnal Online Agroekoteknologi : Vol 1 (4)

Sofiah siti et al, 2013. Pola Penyebaran, Kelimpahan Dan Asosiasi Bambu Pada Komunitas Tumbuhan Di Taman Wisata Alam Gunung Baung Jawa Timur*[Distribution pattern, assosiation and abundance of bamboo in plants communitiy in Mount Baung Natural Tourism Park East ava]. Jurnal Berita Biologi : Vol 12(2)

Sudarmadji. 2005. Ekologi Ekosistem. Jember : Universitas Jember

Suprapto A, 2004. Catatan Kuliah Peta dan Kegunaannya di Bidang Teknik Pertanian. Yogyakarta

Tim Pembina Ekologi Tumbuhan.2016.Petunjuk Praktikum Ekologi Tumbuhan. Jember : Universitas Jember

(21)

LAMPIRAN GAMBAR

1. Pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah Pohon 1 ( Pohon A) Pohon 2

(PohonAngsana)

Pohon 3 (PohonKamelina)

Pohon 4 (Pohon Mahoni)

Pohon 5 (PohonAngsana)

(22)

Pohon A Pohon B Pohon 1

(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)

Gambar

Gambar a. Pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah
Tabel hasil pemetaan dengan pengukuran jarak dan arah

Referensi

Dokumen terkait

Variabel activity memiliki koefisien regresi sebesar 0,089, koefisien regresi yang bernilai positif tetapi tidak signifikan ini menunjukkan bahwa variabel activity

(4 debit kepada hasil perkhidmatan sebanyak RMl8,500. @> debit kepada hasil perkhidmatan sebanyak RM 16,500. cc> kredit kepada hasil perkhidmatan sebanyak RM 16,500. W

Salah satu dampak yang paling mendasar adalah biaya pendidikan semakin mahal yang menyebabkan tidak semua masyarakat bisa mengakses pendidikan, sehingga akan

Jika Modal Besar dari pemegang saham bisa dipastikan kegiatan pemegang saham bisa dipastikan kegiatan bisnis yang berlangsung akan besar karena mampu untuk membuat bisnis besar

Adakah saran medis atau bedah, perawatan atau perhatian yang dilakukan pada Anda selama lima tahun terakhir, berikan tanggal, jenus cidera badan atau sakit yang diderita dan nama

Cr   yang berwarna jingga menjadi Cr 3+ yang berwarna

1) Satuan Penerima dana Bantuan Operasional PAUD yang dinilai pihak Pusat tidak menggunakan dana sesuai dengan pengajuan sehingga berakibat menghambat pelaksanaan

Semua bukti pengeluaran dibuat rangkap 3 (tiga), yaitu lembar pertama (asli) untuk arsip lembaga dan lembar kedua (foto copy) dilampirkan dalam laporan