• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prakt 2016 REK LALU LINTAS Form Laporan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Prakt 2016 REK LALU LINTAS Form Laporan."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS RUAS JL.WENDIT BARAT

PAKIS KAB. MALANG

Disusun Oleh KELOMPOK 11

Pupud Ambar Rukmana 201410340311006

Hendar Purbaya 201410340311038

Sari Putri Amanda 201410340311042  Andika Dwi Permana 201410340311067  Ganang Sandy Nugroho 201410340311143  Hamdan Farouk 201410340311144

Inggied Victoriza P 201410340311172  Isti Asprilia Afhami 201410340311175  Eka Sadria Dwi Zulhaj 201410340311190  Anggi Prana Dhianti 201410340311192

Khoirin Nissa 201410340311236

Yudhistira Ramadhan 201410340311245

LABORATORIUM TEKNIK SIPIL

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA LALULINTAS RUAS JL. WENDIT BARAT – PAKIS KAB. MALANG

Disusun oleh: Kelompok 11

Pupud Ambar Rukmana 201410340311006

Hendar Purbaya 201410340311038

Sari Putri Amanda 201410340311042  Andika Dwi Permana 201410340311067  Ganang Sandy Nugroho 201410340311143  Hamdan Farouk 201410340311144

Inggied Victoriza P 201410340311172  Isti Asprilia Afhami 201410340311175  Eka Sadria Dwi Zulhaj 201410340311190  Anggi Prana Dhianti 201410340311192

Khoirin Nissa 201410340311236

Yudhistira Ramadhan 201410340311245

Laporan ini telah disusun sebagai salah satu syarat untuk kegiatan Praktek Kerja Nyata (PKN) di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Malang

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pada ………..

Mengetahui/mengesahkan,

(3)

Ir. Khoirul Abadi, MT. Ir. Andi S.A, MT. RUAS JALAN PERKOTAAN (URBAN ROAD) A. HASIL PENGUKURAN

1. Nama Ruas Jalan : Jl. Wendit Barat - Pakis Kab. Malang 2. Tipe ruas jalan* : (a) Tak terbagi

(Dikarenakan tidak ada pembatas jalan) 3. Kondisi Lingkungan : (a) Permukiman

4. Titik A (awal studi): STA A 0 + 000

5. Titik F (akhir studi) : STA F + 600 m 6. Panjang ruas jalan (yang ditinjau) : 600 Meter

(Gambar 1 Lay Out Ruas Jl. Wendit Barat – Pakis Kab.Malang)

7. Lebar ruas jalan ()

 STA C 0 + 200.00 : Lebar perkerasan 7.30 meter, lebar bahu/trotoar kiri 2.17 meter, lebar bahu/trotoar kanan 5.10 meter, Lebar jalur lalu lintas 7.30 meter. (Gambar 2.1 Penampan Melintang Jalan Wendhit Barat STA C 0+200)

 STA D 0 + 300.00 : Lebar perkerasan 7.70 meter, lebar bahu/trotoar kiri 1.8 meter, lebar bahu/trotoar kanan 3.30 meter, Lebar jalur lalu lintas 7.70 meter. (Gambar 2.2 Penampan Melintang Jalan Wendhit Barat STA D 0+ 300)

 STA F 0 + 600.00 : Lebar perkerasan 7.25 meter, lebar bahu/trotoar kiri 2.80 meter, lebar bahu/trotoar kanan 2.38 meter, Lebar jalur lalu lintas 7.25 meter. (Gambar 2.3 Penampan Melintang Jalan Wendhit Barat STA F 0+600)

8. Arus lalulintas* : Dua arah 9. Volume arus lalu lintas

(4)

pukul 11.00-12.00 WIB. Hasil pengukuran volume arus lalu lintas disajikan pada tabel 1.

Tabel 1 Volume Arus Lalu Lintas (kendaraan/15 menit)

Jam

10. Aktifias Samping

(5)

Tabel 2 Frekuensi Kejadian Komponen Hambatan Samping

11. Pergerakan kendaraan

Kecepatan sesaat (spot speed)

Jarak yang ditinjau = 50 Meter (STA 0 + 575.00 s.d. STA 0 + 625.00) Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3. Kecepatan berjalan (running speed)

(6)

Hasil pengukuran waktu pergerakan kendaraan disajikan pada tabel 3.

Tabel 3 Waktu (durasi) Pergerakan Kendaraan Berdasar Sesuai Jarak Tempuh

Spot-Speed Running-Speed Journey-Speed

Kend.

Jarak 50 meter Jarak 400 meter Jarak 600 meter Waktu Pergerakan

(detik)

Waktu Pergerakan (detik)

Waktu Pergerakan (detik)

Arah A – F Arah F – A Arah A - F Arah F - A Arah A – F Arah F - A

1 04.75 3.25 45.4 42.10 67.06 65.4

2 5.08 5.69 52.04 24.06 52.3 54.3

3 7.74 4.75 33.03 37.07 53.3 58.4

4 04.09 4.70 46.05 32.04 67.7 60.5

5 05.16 5.35 43.01 32.0 123 48.2

6 08.30 6.00 48.09 40.06 67.5 56.2

7 05.81 4.92 48.03 37.05 78.0 75.8

8 05.84 5.62 40.07 50.02 75.06 64.7

9 05.12 5.67 45.06 34.07 68.2 75.1

10 05.20 5.18 44.01 50.01 64.6 90

11 05.51 4.18 45.01 74.0 64.9 75.1

12 05.59 5.36 43.0 54.08 62.6 68.9

13 04.46 5.61 41.07 48.01 64.1 61.1

14 05.39 5.65 40.04 100.03 71.1 122.3

15 05.49 7.11 44.03 43.03 64.6 69.7

16 06.19 5.07 39.04 58.0 63.3 60

17 03.39 4.75 49.04 41.03 59.4 63

18 04.65 4.57 49.02 40.0 58.6 62.4

19 05.87 6.31 55.05 64 86.7 90

20 06.71 4.65 50.04 49.07 71.4 82.6

B. ANALISA

1. Menentukan Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak

Untuk mendapatkan volume arus lalu lintas maksimum/jam puncak, terlebih dahulu sistem satuan volume arus lalu lintas diseragamkan/dikonversikan. Satuan volume arus lalu lintas kendaraan persatuan waktu dikonversi menjadi satuan mobil penumpang (smp) persatuan waktu. Konversi dilakukan dengan cara mengalikan volume arus lalu lintas (kendaraan persatuan waktu) – tabel 1 dengan nilai ekivalen mobil penumpang (emp) - tabel 4.

(7)

1800 yaitu maka emp untuk kendaraan berat (HV) adalah 1.3 sedangkan emp untuk sepeda motor (MC) adalah 0.4

Tabel 4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)

Tipe Jalan

Dua Lajur satu arah (2/1) atau Empat lajur terbagi (4/2D) *)

0 Empat lajur tak terbagi (4/2 UD)

**)

Keterangan: *) Arus lalu lintas per jalur **) Arus lalu lintas total dua arah 1) Lebar jalur Lalu lintas Wc ≤ 6 m. 2) Lebar jalur Lalu lintas Wc > 6 m.

(8)

Hasil konversi sistem satuan volume arus lalu lintas menjadi smp persatuan waktu dikemukakan pada tabel 5.

Tabel 5 Volume Arus Lalu Lintas (smp/satuan waktu)

Jam

11.00 – 11.15 103 16.8 93.25 213.05 244 9.6 95.75 349.35 562.4

11.15 – 11.30 115 9.6 98 222.6 181 8.4 76 265.4 488

11.30 – 11.45 105 13.2 108.25 226.45 158 12 81.25 251.25 477.7

11.45 – 12.00 121 10.8 121.25 253.05 100 8.4 92.75 201.15 454.2 1982.3

12.00 – 12.15 103 25.2 99.5 227.7 122 6 92 220 447.7 1867.6

12.15 – 12.30 95 15.6 87.5 198.1 146 9.6 92.25 247.85 445.95 1825.55 12.30 – 12.45 103 13.2 95 211.2 180 16.8 84 280.8 492 1839.85 12.45 – 13.00 104 12 108 224 166 16.8 95.75 278.55 502.55 1888.2 13.00 – 13.15 107 9.6 96.5 213.1 165 9.6 85.75 260.35 473.45 1913.95 13.15 – 13.30 111 10.8 85.25 207.05 169 13.2 82.25 264.45 471.5 1939.5 13.30 – 13.45 86 8.4 97.75 192.15 113 10.8 90 213.8 405.95 1853.45 13.45 – 14.00 105 12 86.25 203.25 124 13.2 89.25 226.45 429.7 1780.6

Berdasar rincian tabel 5, diketahui volume arus lalulintas maksimum kedua arah 1982.3 smp/jam, terjadi pada pukul 11.45 – 12.00

(9)

2. Menentukan Kelas Hambatan Samping Pada Arus Lalu Lintas Maksimum – Jam Puncak

Untuk menentukan kelas hambatan samping suatu segmen/ruas jalan, terlebih dahulu frekuensi kejadian komponen hambatan samping (tabel 2) diberi pembobotan sebagaimana tabel 6. Frekuensi kejadian yang dikalikan dengan faktor bobot adalah frekuensi kejadian selama 1 jam pada saat arus lalu lintas maksimum/jam puncak. Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping disajikan pada tabel 7.

Tabel 6 Faktor Bobot Kejadian Hambatan Samping

Tipe Kejadian Hambatan Samping Simbol Faktor Bobot Pejalan kaki

Kendaraan berhenti

Kendaraan keluar + masuk Kendaraan lambat

PED PCV EEV SMV

0,5 1,0 0,7 0,4

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)

Tabel 7 Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping Tipe Kejadian Simbol Faktor

Bobot

Frekwensi kejadian

Frekwensi Berbobot kejadian

Pejalan kaki PED 0,5 41 20.5

Kendaraan parkir PSV 1,0 33 33

Kend keluar masuk EEV 0,7 71 49.7

Kendaraan lambat SMV 0,4 14 5.6

(10)

Tabel 8 Kelas Hambatan Samping Untuk Jalan Perkotaan Kelas Hambatan

Samping (SFC) Kode

Jumlah bobot kejadian per 200 m

per jam

Kondisi Khusus

Sangat Rendah VL < 100 Daerah Pemukiman Dengan jalan samping

Rendah L 100 – 299

Daerah pemukiman

beberapa kendaraan umum dsb.

Sedang M 300 – 499 Daerah komersial beberapa

toko disisi jalan

Tinggi H 500 – 899 Daerah komersil aktivitas sisi jalan tinggi

Sangat tinggi VH >900 Daerah komersial dengan aktifitas pasar disamping jalan

Sumber: Direktorat Jenderal Bina Marga (1997)

Berdasar Frekuensi Berbobot Kejadian Hambatan Samping (tabel 7), total 108.8 kejadian dan Kelas Hambatan Samping Jalan Perkotaan (tabel 8), maka ruas Jl. Wendhit Barat masuk dalam kelas hambatan samping (SFC) Rendah

2. Kecepatan Rata-Rata Arus Lalu Lintas a. Kecepatan sesaat (spot speed)

(11)

Tabel 9 Kecepatan Sesaat Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat

Kend.

Arah A – F

Kend.

Arah F – A Waktu

Pergerakan (detik)

Kecepatan (Km/jam)

Waktu Pergerakan (detik)

Kecepatan (Km/jam)

1 04.75 37.89 1 3.25 55.38

2 5.08 35.43 2 5.69 31.63

3 7.74 23.26 3 4.75 37.89

4 04.09 44.01 4 4.70 38.30

5 05.16 34.88 5 5.35 33.64

6 08.30 21.69 6 6.00 30.00

7 05.81 30.98 7 4.92 36.59

8 05.84 30.82 8 5.62 32.03

9 05.12 35.16 9 5.67 31.75

10 05.20 34.62 10 5.18 34.75

11 05.51 32.67 11 4.18 43.06

12 05.59 32.20 12 5.36 33.58

13 04.46 40.36 13 5.61 32.09

14 05.39 33.40 14 5.65 31.86

15 05.49 32.79 15 7.11 25.32

16 06.19 29.08 16 5.07 35.50

17 03.39 53.10 17 4.75 37.89

18 04.65 38.71 18 4.57 39.39

19 05.87 30.66 19 6.31 28.53

20 06.71 26.83 20 4.65 38.71

(12)

Dengan demikian diketahui, kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas arah A - F: 33.93 Km/jam, sedangkan arah F - A: 35.39 Km/jam. Adapun kecepatan sesaat (spot speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah 34.66 Km/jam.

b. Kecepatan berjalan (running speed)

Berdasar waktu (durasi) pergerakan kendaraan ringan (Tabel 3) dengan panjang/jarak (yang ditinjau) 400 m, maka kecepatan pergerakan (setiap) kendaraan (kecepatan berjalan - running speed) dihitung dengan membagi panjang/jarak (yang ditinjau) dengan waktu (durasi) pergerakan dalam satuan Km/jam, disajikan pada tabel 10 kolom 3 dan kolom 7.

Tabel 10 Kecepatan Berjalan Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat

Kend.

Arah A – F

Kend.

Arah F – A Waktu Pergerakan

(detik)

Kecepatan (Km/jam)

Waktu Pergerakan (detik)

Kecepatan (Km/jam)

1 45.4 31.72 1 42.1 34.20

2 52.04 27.67 2 24.06 59.85

3 33.03 43.60 3 37.07 38.85

4 46.05 31.27 4 32.04 44.94

5 43.01 33.48 5 32 45.00

6 48.09 29.94 6 40.06 35.95

7 48.03 29.98 7 37.05 38.87

8 40.07 35.94 8 50.02 28.79

9 45.06 31.96 9 34.07 42.27

10 44.01 32.72 10 50.01 28.79

11 45.01 31.99 11 74 19.46

12 43 33.49 12 54.08 26.63

(13)

14 40.04 35.96 14 100.03 14.40

15 44.03 32.70 15 43.03 33.47

16 39.04 36.89 16 58 24.83

17 49.04 29.36 17 41.03 35.10

18 49.02 29.38 18 40 36.00

19 55.05 26.16 19 64 22.50

20 50.04 28.78 20 49.07 29.35

Kecepatan rata-rata 32.4 Kecepatan rata-rata 33.46 Kecepatan rata-rata (kedua arah) 32.93 Km/jam

Dengan demikian diketahui, Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu lintas arah A – F: 32.4 Km/jam, sedangkan arah F - A: 33.46 Km/jam. Adapun Kecepatan berjalan (running speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah 32.93 Km/jam.

c. Kecepatan tempuh (journey speed)

(14)

Tabel 11 Kecepatan Tempuh Kendaraan Ringan Pada Ruas Jl. Wendhit Barat

Kend.

Arah A – F

Kend.

Arah F – A Waktu

Pergerakan (detik)

Kecepatan (Km/jam)

Waktu Pergerakan

(detik)

Kecepatan (Km/jam)

1 67.06 32.21 1 65.4 33.03

2 52.3 41.30 2 54.3 39.78

3 53.3 40.53 3 58.4 36.99

4 67.7 31.91 4 60.5 35.70

5 123 17.56 5 48.2 44.81

6 67.5 32.00 6 56.2 38.43

7 78 27.69 7 75.8 28.50

8 75.06 28.78 8 64.7 33.38

9 68.2 31.67 9 75.1 28.76

10 64.6 33.44 10 90 24.00

11 64.9 33.28 11 75.1 28.76

12 62.6 34.50 12 68.9 31.35

13 64.1 33.70 13 61.1 35.35

14 71.1 30.38 14 122.3 17.66

15 64.6 33.44 15 69.7 30.99

16 63.3 34.12 16 60 36.00

17 59.4 36.36 17 63 34.29

18 58.6 36.86 18 62.4 34.62

19 86.7 24.91 19 90 24.00

20 71.4 30.25 20 82.6 26.15

Kecepatan rata-rata 32.24 Kecepatan rata-rata 32.13 Kecepatan rata-rata (kedua arah) 32.19 Km/jam

(15)

kecepatan tempuh (journey speed) rata-rata arus lalu lintas kedua arah adalah 32.19 Km/jam.

3. Kinerja Ruas Jalan a. Kecepatan arus bebas

Kecepatan arus bebas kendaraan dihitung dengan persamaan, FV = (FV0 + FVW) × FFVSF × FFVCS

Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan mengacu jenis kendaraan ringan, serta berdasar tabel 12 maka kecepatan arus bebas dasar (FV0) adalah 44 km/jam

Tabel 12 Kecepatan Arus Bebas Dasar Untuk Jalan Perkotaan (FVo)

Tipe Jalan

Kecepatan Arus Kendaraan

Ringan (LV)

Kendaraan Berat (HV)

Sepeda Motor

(MC)

Semua Kendaraan (Rata – rata) Empat Lajur Terbagi

(4/2 D) atau Dua Lajur Satu Arah (2/1 D)

57 50 47 55

Empat Lajur Tak

Terbagi (4/2 UD) 53 46 43 51

Enam-lajur terbagi (6/2D) atau Tiga-lajur satu-arah(3/1)

61 52 48 57

Dua-lajur tak-terbagi

(2/2 UD) 44 40 40 42

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dan mengacu lebar jalur lalu lintas efektif 7.25 m, serta berdasar tabel 13 maka penyesuaian kecepatan arus bebas untuk lebar jalur lalu lintas (FVw) adalah 0.

(16)

Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah

Per lajur

Empat lajur tak terbagi

Per lajur

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Tipe ruas Jl.Wendhit Barat. adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD) dengan kelas hambatan samping yang termasuh Rendah, dan lebar bahu efektif rata-rata 2.59 m, mengacu berdasar tabel 14, maka Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFVSF) adalah 1

Tabel 14 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Hambatan Samping (FFVSF) Jalan Dengan Bahu (Kerb)

Tipe Jalan

Kelas hambatan

samping

Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu Lebar bahu efektif rata rata Ws (m)

(17)

Empat lajur terbagi 4/2

Empat lajur tak terbagi 4/2 UD

atau Jalan satu-arah

Sangat Rendah

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Diketahui bahwa penduduk Kota Malang pada tahun 2010 sampai dengan 2012 (sumber:BPS Kabupaten Malang) sebagai berikut:

Laju pertumbuh penduduk Kabupaten Malang adalah 0.055 dengan jumal penduduk pada tahun 2012 adalah 2,473,612 jiwa. Sehingga, jumlah penduduk Kabupaten Malang pada tahun 2016 adalah 2,479,060 jiwa

. Mengacu tabel 15,

maka faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk ukuran kota (FFVcs) adalah 1

Tabel 15 Faktor Penyesuaian Kecepatan Arus Bebas Untuk Ukuran Kota (FFVcs)

(18)

0,5 – 1,0 0,95

1,0 – 3,0 1,00

> 3,0 1,03

Sumber : Direktorat Jenderal Bina Marga : 1997

Dengan demikian kecepatan arus bebas (FV) adalah FV = ( Fvo + FVw ) × FFVsf × FFVcs

FV = (44 +0 ) x 1 x 1 = 44

b. Kapasitas Jalan

Kapasitas ruas jalan dihitung dengan persamaan, C = Co × FCw × FCsp x FCsf × FCcs

(19)

Tabel 16 Kapasitas Dasar (Co) Untuk Jalan Perkotaan

Tipe Jalan Kapasitas

Dasar

Catatan

Empat lajur terbagi atau jalan satu arah 1650 Per lajur

Empat Lajur tak terbagi 1500 Per lajur

Dua-lajur tak-terbagi 2900 Total dua arah

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), sedangkan lebar jalur lalu lintas efektif (Wc) 7.25 m berdasar tabel 17 maka Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu – Lintas (FCw) adalah 1.00

Tabel 17 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Lebar Jalur Lalu - Lintas( FCw) Tipe Jalan Lebar Jalur Lalu lintas

efektif (Wc) (m) FCw

Empat lajur terbagi atau jalan satu arah

Per lajur

3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

0,92 0,96 1,00 1,04 1,08

Empat lajur tak terbagi

Per lajur

3,00 3,25 3,50 3,75 4,00

0,91 0,95 1,00 1,05 1,09 Dua-lajur tak-terbagi Total dua arah

(20)

8 9 10

11

1,14 1,25 1,29 1,34

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), Berdasar tabel 5, volume arus lalulintas arah A – F : 915.15 kend/jam sedangkan arah F – A : 1067.15 kend/jam, maka perbandingan volume arus lalulintas kedua arah adalah 46% Dengan demikian berdasar tabel 18 faktor penyesuaian kapasitas untuk pemisah arah (FCsp) adalah 0.97

Tabel 18 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Pemisah Arah (FCsp)

Pemisah arah SP % - % 50 – 50 55 – 45 60 – 40

FCsp Empat lajur 4/2 1.00 0.985 0.97

Dua lajur 2/2 1.00 0.97 0.94

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Berdasarkan table (5), didapatkan : Q1 = 915.15 smp/j

Q2 = 1067.14 smp/j

Q = Q1+Q2 = 915.15+1067.14 = 1982.3 smp/j

(21)

Tipe ruas Jl. Wendhit Barat adalah dua-lajur tak-terbagi (2/2 UD), dengan kelas hambatan samping LOW serta lebar bahu efektif (Ws) 2.59 m (dianggap 2m), berdasar tabel 19 maka faktor penyesuaian kapasitas untuk hambatan samping (FCsf) adalah 1

Tabel 19 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Hambatan Samping (FCsf) Jalan Dengan Bahu (Kerb)

Tipe jalan

Kelas hambatan

samping

Faktor penyesuaian hambatan samping dan lebar bahu FCsf

Lebar bahu efektif Ws

0,5 1,0 1,5 2,0

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

(22)

Tabel 20 Faktor Penyesuaian Kapasitas Untuk Ukuran Kota (FCcs) Ukuran Kota (Juta

Penduduk)

Faktor Penyesuaian untuk ukuran kota FCcs

<0,1 0,1-0,5 0,5-1,0 1,0-3,0 >3,0

0,86 0,90 0,94 1,00 1,04

Sumber : Direktorat Jendral Bina Marga (1997)

Berdasar faktor-faktor yang telah ditetapkan, dengan demikian kapasitas ruas jalan (C), adalah:

C = 2900 × 1 × 0.97 × 1 × 1 = 2813 smp/jam.

c. Derajat Kejenuhan

Derajat kejenuhan dihitung dengan persamaan, DS = Q/C.

(23)

d. Kecepatan sesungguhnya & waktu tempuh

Kecepatan rata-rata kendaraan ringan (sesungguhnya) didapat dari hubungan antara nilai derajat kejenuhan (DS) dengan kecepatan arus bebas (FV), sebagaimana gambar 5 (gambar 6) hubungan, yaitu 34 km/jam.

Sedangkan waktu tempuh dihitung dengan persamaan,TT = L/V.

Telah diketahui: kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam, panjang ruas jalan (L) = 1200 m, maka waktu tempuh kendaraan ringan (TT) = 139.35 detik. TT = L/V

TT = (1200/1000)/34 = 0.0353 jam = 127.06 detik

Gambar 5 Kecepatan Sebagai Fungsi Dari DS Untuk Jalan

(24)

C. PEMBAHASAN

Dari surfei yang telah dilakukan, dapat digambarkan bahwa Jl. Wendhit Barat merupakan tipe jalan Dua Lajur Tak Terbagi (2/2 UD) dan termasuk jalan kolektor sekunder. Hal tersebut didukung dengan kondisi lingkungan disekitar jalan yang berupa kawasan pelayanan umum dan pemukiman. Kondisi jalan yang terlihat pada pukul 11.00-14.00 WIB hari Sabtu, 14 Mei 2016 sepanjang 1200 m adalah memiliki lebar perkerasan rata-rata 7.25 m dan lebar bahu jalan 2.59 m.

Dari analisa yang diperoleh untuk aktifitas samping yang terjadi termasuk kedalam kategori kelas hambatan rendah (L=Low) dengan volume arus lalu lintas maksimum 1982.3 kend/jam, kapasitas (C) = 2813 smp/jam, dan derajat kejenuhan (Ds) = 0.705 dengan arus kecepatan bebas (FV) = 44 km/jam, sehingga kecepatan sesungguhnya (V) = 34 km/jam yang diperoleh dari grafik mengenai hubungan Ds dengan FV, dengan waktu tempuh kendaraan ringan TT sebesar 127.06 detik

Berdasar surfei yang telah dilakukan, kecepatan setempat (spot speed) rata-rata arus kedua lalu lintas adalah 34.66 km/jam, kecepatan berjalan (running

speed) = 32.93 km/jam, kecepatan tempuh (journey speed) = 32.19 km/jam.

Sehingga cenderung mendekati kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam

D. KESIMPULAN & SARAN

1. Jam puncak (peak hour) arus lalu lintas Jl. Wendhit Barat pada pukul 11.45-12.00 WIB dengan volume arus lalu lintas sebesar 1982.3 kend/jam dengan kelas hambatan samping Rendah (L) dan kapasitas ( C) adalah 2813 smp/jam dengan derajat kejenuhan (Ds) 0.705 serta kecepatan sesungguhnya 34 km/jam.

2. Kecepatan sesungguhnya yakni 34 km/jam cenderung mendekati kecepatan spot speed yaitu 34.66 km/jam.

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia.

Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum RI.

Hobbs, FD, 1979. Perencanaan dan Teknik Lalu Lintas. Edisi Kedua. Terjemahan Ir. Suprapto TM, Msc, dan Ir. Waldijono, 1995. Jogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Morlok, Edward K, 1978. Perencanaan Teknik dan Perencanaan Transportasi.

Gambar

Tabel 1 Volume Arus Lalu Lintas (kendaraan/15 menit)
Tabel 3 Waktu (durasi) Pergerakan Kendaraan Berdasar Sesuai Jarak Tempuh
Tabel 4 Nilai Ekivalen Mobil Penumpang (emp)
Tabel 5 Volume Arus Lalu Lintas (smp/satuan waktu)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Derivasi possible fuzzy rules dari fuzzy incomplete upper approximation pada setiap subset B, d engan nilai perhitungan ulang plausibility untuk objek yang. diperkirakan dan

Manusia Sistem Owner Memelihara server dan jaringan yang merupakan komponen utama kaskus dan Memberi hak akses seseorang sesuai tingkatan di forum tersebut. Keyboard

Memberi kesempatan untuk tanya jawab tentang materi perkuliahan.. Mahasiswa berlatih

Pengaturan dilakukan dengan cara melihat melalui lensa okuler (apakah lapang pandang sudah terang/ jelas?). Ingat bahwa: beberapa mikroskop telah dilengkapi lampu, sehingga

c. Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan-ungkapan yang berhubungan dengan hal-hal keagamaan, kitab suci, nama Tuhan, termasuk kata

penyiapan bahan dan penyusunan kebijakan teknis, penyusunan rencana strategis · bisnis, rencana bisnis dan anggaran tahunan, rencana kerja dan anggaran satuan

smash dengan mengayunkan raket, perkenaannyan tegak lurus antara daun raket dengan datangnya shuttle cock, sehingga pukulan ini dilakukan secara penuh. Pada umumnya

Menimbang, bahwa Pemohon mengajukan surat permohonan cerai talak pada tanggal 21 Agustus 2014 yang telah di daftar di Kepaniteraan Pengadilan Agama Pasuruan, dengan Nomor